Anda di halaman 1dari 46

DIMENSI SAINTIFIK DALAM TAFSIR ASY-SYA’RAWI

(STUDI ANALISIS TERHADAP AYAT-AYAT KAUNIYAH)


Tesis
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Agama
(M. Ag) Dalam Bidang Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Oleh:

Aryati
NIM: 216410650

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


PASCASARJANA MAGISTER (S2)
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
2018 M/ 1439 H
DIMENSI SAINTIFIK DALAM TAFSIR ASY-SYA’RAWI
(STUDI ANALISIS TERHADAP AYAT-AYAT KAUNIYAH)
Tesis
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Agama
(M. Ag) Dalam Bidang Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Oleh:
Aryati
NIM: 216410650

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


PASCASARJANA MAGISTER (S2)
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
2018 M/ 1439 H
DIMENSI SAINTIFIK DALAM TAFSIR ASY-SYA’RAWI
(STUDI ANALISIS TERHADAP AYAT-AYAT KAUNIYAH)
Tesis
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Agama
(M. Ag) Dalam Bidang Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Oleh:
Aryati
NIM: 216410650

Pembimbing:
Prof. Dr. KH. Said Agil Husein Al-Munawar, MA
Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


PASCASARJANA MAGISTER (S2)
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
2018 M/ 1439 H
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tesis dengan judul “Dimensi Saintifik dalam Tafsir asy-Sya’rawi (Studi


Analisis Terhadap Ayat-Ayat Kosmologi)” yang disusun oleh Aryati
dengan Nomor Induk Mahasiswa: 216410650 telah melalui proses bimbingan
dengan baik dan dinilai oleh pembimbing telah memenuhi syarat ilmiah
untuk diujikan di sidang Munaqasyah.

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof . Dr. KH. Said Agil Husein al- Dr. Muhammad Azizan Fitriana, MA
Munawar, MA
PERNYATAAN PENULIS

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Aryati
NIM : 216410650
Tempat/Tanggal Lahir : Lampung Utara, 10 Januari 1994

menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis dengan judul Dimensi Saintifik


dalam Tafsir asy-Sya’rawi (Studi Analisis Terhadap Ayat-Ayat Kauniyah)
adalah benar-benar asli karya saya, kecuali kutipan-kutipan yang disebutkan
sumbernya. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 04 Agustus 2016


14 Dzulqaidah 1339 H

Aryati

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Tesis dengan judul “Dimensi Saintifik dalam Tafsir asy-Sya’rawi (Studi


Analisis Terhadap Ayat-Ayat Kauniyah)” oleh Aryati dengan NIM
216410650 telah diujikan di sidang Munaqasyah Program Pascasarjana
Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ Jakarta) pada tanggal 18 Agustus 2018. Tesis
tersebut telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister
Agama (M.Ag) dalam bidang Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.

Dr. KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA (....................................)


Ketua Sidang

Prof. Dr. H. Hamdani Anwar, MA (....................................)


Penguji I

Dr. KH. Abdul Muhaimin Zen, M. Ag (....................................)


Penguji II

Prof. Dr. KH. Said Agil Husein Al- (....................................)


Munawar, MA
Pembimbing I

Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA (....................................)


Pembimbing II

Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA (....................................)


Sekretaris

iii
‫بسم اهلل الرمحن الرحيم‬
KATA PENGANTAR

Subhanallah, sungguh tiada satu pun bentuk kata indah yang sanggup
mewakili segala pesona-Nya, menggambarkan setiap keindahan-Nya.
Alhamdulillah ‘Alâ Kulli Hâl wa Ni’mah, syukur alhamdulillah penulis
haturkan ke hadirat Allah Swt., yang dengan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Allahumma Shalli ‘Alâ
Sayyidina Muhammadin wa ‘Alâ Ali Muhammad shalawat serta salam
senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw beserta
keluarga dan para sahabatnya hingga akhir zaman.
Dari hati yang paling dalam penulis menyadari sepenuhnya bahwa
tesis ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa pertolongan dan kuasa Allah
Swt. sehingga penulis mampu berfikir, menuangkan ide-idenya dalam masa
penyusunan tesis ini. Dan juga adanya dukungan, bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak kepada penulis baik dari segi materil, moril maupun doa.
Untuk itu dengan segala hormat dan ta’zhim penulis sampaikan rasa terima
kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA selaku Direktur
Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta.
2. Bapak Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA selaku Kaprodi Ilmu Al-
Qur’an dan Tafsir Pascasarjana IIQ Jakarta.
3. Bapak Prof. Dr. KH. Said Agil Husein Al-Munawar, MA. sebagai dosen
pembimbing 1 dan Bapak Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA
sebagai dosen pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, arahan,
dan kritik demi terselesainya tesis ini.
4. Seluruh Dosen Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta yang telah
membagikan ilmunya dan juga telah memberi motivasi semangat dalam
belajar sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas-tugas sebagai
mahasiswa.
5. Seluruh Staff, yang telah banyak memotivasi penulis untuk menyelesaikan
tesis ini.
6. Pustakawan IIQ Jakarta, Pimpinan dan Karyawan Perpustakawan Umum
UIN Jakarta, Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Islam Iman Jama
serta pimpinan dan karyawan Pusat Studi Al-Qur’an yang telah
memberikan fasilitas dan kesempatan kepada penulis untuk membaca dan
melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan tesis ini.
7. Ayahanda dan ibunda tercinta, Bapak Aslah dan Ibu Juminah. Tiada kata
yang dapat penulis sampaikan selain ucapan terimakasih yang sedalam-
dalamnya atas segala kasih sayang, do’a, nasehat, dukungan, bimbingan,
pengorbanan, dan dorongan semangat yang tak pernah henti yang kalian

iv
berikan dengan ikhlas dan kesabaran tak terhingga. Hanya do’a yang tak
pernah putus yang dapat penulis persembahkan untuk keduanya.
Allahummaghfil lî wa liwâlidayya warhamhumâ kamâ rabbayânî
shaghîrâ.
8. Kakak-kakak tercinta, Mas Jackwin, Mbak Iin Indrawati, Mbak Ellyyati,
Mas Edi Triono, Mbak Yunita, dan Mas Romi Saputra yang senantiasa
memberikan suntikan semangat dalam penyelesaian tesis ini.
9. Teman-teman Pascasarjana IIQ Jakarta angkatan 2016 khususnya Program
Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir yang senasib dan seperjuangan.
10. Ucapan ribuan terimakasih kepada seluruh pihak yang ikut terlibat baik
secara langsung maupun secara tidak langsung yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, semoga Allah yang akan membalas segala kebaikan
yang mereka berikan kepada penulis.
Dalam penulisan tesis ini berbagai upaya telah penulis lakukan untuk
memaksimalkan tesis ini menjadi karya ilmiah yang baik. Namun, karena
keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, maka tesis ini tentunya masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati,
penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif dari para pembaca demi
karya yang lebih baik lagi.
Akhirnya, semoga jerih payah penulis ini dapat menjadi buah karya
yang bermanfaat dan menjadi amal shalih yang mendapatkan ridla dari Allah
SWT di akhirat kelak. Amin.

Jakarta, 25 Juli 2018 M


12 Dzulqaidah 1439 H

Penulis

v
PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad


yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan tesis dan disertasi di
Program Pascasarjana IIQ, transliterasi Arab-Latin mengacu pada
berikut ini:
1. Konsonan
‫أ‬ a ‫ط‬ th

‫ب‬ b ‫ظ‬ zh

‫ت‬ t ‫ع‬ „

‫ث‬ ts ‫غ‬ gh

‫ج‬ j ‫ؼ‬ f

‫ح‬ h ‫ؽ‬ q

‫خ‬ kh ‫ؾ‬ k

‫د‬ d ‫ؿ‬ l

‫ذ‬ dz ‫ـ‬ m

‫ر‬ r ‫ف‬ n

‫ز‬ z ‫ك‬ w

‫س‬ s ‫ق‬ h

‫ش‬ sy ‫ء‬ ‟

‫ص‬ sh ‫ي‬ y

‫ض‬ dh

vi
2. Vokal
Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap

Fathah :a ‫ أ‬:â ْ‫ي‬...:


َ ai

Kasrah :i ‫ ي‬:î ْ‫ك‬.َ.: au

Dhammah : u ‫ ْك‬: û

3. Kata sandang

a. Kata sandang yang diikuti alif lam (‫ ) أل‬qamariyah. Kata


sandang yang diikuti oleh alif lam (‫ )أل‬qamariyah
ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh: ‫البقرة‬:
al-Baqarah ‫المدينة‬: al-Madînah.
b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (‫ )أل‬syamsiah. Kata
sandang yang diikuti oleh alif lam (‫ )ال‬syamsyiah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di
depan dan sesuai dengan bunyinya. Contoh:

‫الرجْل‬
ْ : ar-rajul ‫السْيْ َْدة‬: as-Syayyidah

‫الشْمْس‬ : asy-syams ‫الدْ ْارمْي‬: ad-Dârimî

4. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat


a. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan
lambang ( ّْ ) sedangkan untuk alih aksara ini
dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan cara mengadakan
huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini berlaku secara umum,
baik tasydîd yang berada di tengah kata, di akhir kata ataupun
yang terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh
huruf-huruf syamsyiyah. Contoh:

*‫أ َمناْباْهلل‬ : Âmannâ billâhi

* ْ‫ْالس َفهاَء‬
ُّ ‫أ ََم َن‬ : Âmana as-Sufahâ’u

vii
* ْ‫إفْالذي َن‬ : Inna al-ladzîna

* ْ‫ْالركع‬
ُّ ‫َك‬ : wa ar-rukka’I

b. Ta Marbûthah (‫)ة‬
Ta Marbuthah (‫ )ة‬apabila berdiri sendiri, waqaf atau
diikuti oleh kata sifat (na‟at) maka huruf tersebut
dialihaksarakan menjadi huruf “h”. Contoh:

‫اَْلَفئ َدة‬ : al-Af’idah

‫ال َجام َعةْاَْلس ََلمية‬ : al-Jâmi’ah al-Islâmiyyah

Sedangkan ta‟ marbuthah (‫ )ة‬yang diikuti atau disambungkan


(di-washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan
menjadi huruf “t”. Contoh:

ْ‫َعاملَةْناصبَة‬ : „Âmilatun Nâshibah

‫اْلَي َةْالكبػ َري‬


ْ : al-Âyat al-Kubrâ

c. Huruf Kapital Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal


huruf Kapital, apabila telah dialih aksarakan maka berlaku
ketentuan Ejaan yang disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia,
seperti awal penulisan kalimat, huruf awal, nama tempat, nama
bulan, nama diri, dan lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada
EYD berlaku pada alih aksara ini, seperti cetak miring (italic)
atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun untuk
nama diri yang diawali dengan kata sandang, maka huruf yang
ditulis kapital adalah awal nama diri, bukan kata sandangnya.
Contoh: „Alî Hasan al-‟Âridh, al-‟Asqâllani, al-Farmawî dan
seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Alqur‟an dan
nama-nama surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh:
Al-Qur‟an, Al-Baqarah, Al-Fâtihah dan seterusnya.

viii
DAFTAR ISI

Lembar Pernyataan Penulis .......................................................................... ii


Lembar Pengesahan...................................................................................... iii
Kata Pengantar ............................................................................................. iv
Pedoman Transliterasi .................................................................................. vi
Daftar Isi ....................................................................................................... ix
Abstraksi....................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Permasalahan .................................................................................... 10
1. Identifikasi Masalah ................................................................... 10
2. Pembatasan Masalah .................................................................. 10
3. Perumusan Masalah.................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 11
D. Kegunaan Penelitian ......................................................................... 11
E. Kajian Pustaka .................................................................................. 11
F. Metodologi Penelitian ...................................................................... 15
1. Jenis Penelitian ........................................................................... 15
2. Sumber Data ............................................................................... 16
3. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 16
4. Metode Analisis Data ................................................................. 16
G. Tehnik & Sistematika Penulisan ...................................................... 17

BAB II KAJIAN TENTANG TAFSIR SAINTIFIK DAN DISKURSUS


TENTANG AYAT-AYAT KAUNIYAH
A. Tafsir Saintifik ................................................................................. 21
1. Pengertian Tafsir Saintifik ......................................................... 21
2. Sejarah Perkembangan Tafsir Saintifik ..................................... 33
3. Kitab-Kitab Tafsir Saintifik....................................................... 40
4. Sikap Para Ulama Terhadap Tafsir Saintifik ............................. 42
5. Metode Tafsir Saintifik ............................................................. 49
B. Diskursus Tentang Ayat-Ayat Kauniyah ....................................... 64
1. Pengertian Ayat-Ayat Kauniyah ............................................... 64
2. Ayat-Ayat Kauniyah dalam Al-Qur’an ..................................... 68

ix
BAB III MENENAL KITAB TAFSIR ASY-SYA’RAWI
A. Biografi Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi ................................ 75
1. Masa Kelahiran .......................................................................... 75
2. Pendidikan asy-Sya’rawi ........................................................... 76
3. Karir asy-Sya’rawi ..................................................................... 76
4. Latar Belakang Pemikiran asy-Sya’rawi ................................... 78
5. Karya-Karya asy-Sya’rawi ........................................................ 80
6. Pandangan Ulama Terhadap asy-Sya’rawi ................................ 82
B. Profil Kitab Tafsir asy-Sya’rawi ...................................................... 83
1. Identifikasi Fisiologis ................................................................ 83
2. Identifikasi Metodologis ............................................................ 85
a. Latar Belakang Penulisan .................................................... 85
b. Corak dan Sumber Penafsiran.............................................. 87
c. Metode dan Sistematika Penulisan ...................................... 94
3. Identifikasi Ideologis ................................................................. 96

BAB IV DIMENSI SAINTIFIK DALAM TAFSIR ASY-SYA’RAWI


A. Penafsiran asy-Sya’rawi Terhadap Ayat-Ayat Kauniyah
1. Penciptaan Langit dan Bumi ................................................... 101
a. Penciptaan Langit dan Bumi dalam Enam Masa ............... 101
b. Penciptaan Langit Tanpa Tiang ......................................... 104
2. Gugusan Bintang ..................................................................... 105
3. Gunung .................................................................................... 110
4. Laut .......................................................................................... 116
5. Air Hujan ................................................................................. 123
B. Analisis Penafsiran asy-Sya’rawi Terhadap Ayat-Ayat Kosmologi
1. Penciptaan Langit dan Bumi ................................................... 126
a. Penciptaan Langit dan Bumi dalam Enam Masa ............... 126
b. Penciptaan Langit Tanpa Tiang ......................................... 132
2. Gugusan Bintang ..................................................................... 133
3. Gunung .................................................................................... 136
4. Laut .......................................................................................... 140
5. Air Hujan ................................................................................. 145
C. Relevansi Penafsiran Saintifik asy-Sya’rawi Terhadap Ilmu
Pengetahuan Modern.................................................................... 151

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 157
B. Saran............................................................................................. 158

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 159

x
xi
Abstraksi

Aryati (216410651), Dimensi Saintifik dalam Tafsir asy-Sya’rawi (Studi


Analisis Terhadap Ayat-Ayat Kauniyah).
. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dimensi saintifik dalam
tafsir asy-Sya’rawi. Asy-Sya’rawi merupakan seorang mufasir yang memiliki
ketertarikan menafsirkan Al-Qur’an dengan penafsiran ilmiah (saintifik).
Tema pokok yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah ayat-ayat
kauniyah. asy-Sya’rawi dalam menafsirkan ayat-ayat kauniyah sering
mengkorelasikannya dengan realitas ilmiah.
Penelitian berbeda dengan tesis Imroatus Sholihah yang berjudul
Konsep Kebahagiaan dalam Al-Qur’an Perspektif Tafsir Mutawalli Sya’rawi
dan Psikologi Positif. Tesis tersebut membahas kajian tafsir tematik tentang
konsep kebahagiaan menurut asy-Sya’rawi kemudian menghubungkannya
dengan konsep psikologi positif, sedangkan penelitian ini membahas tentang
dimensi saintifik dalam tafsir asy-Sya’rawi terutama pada ayat-ayat
kosmologi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah library research,
yaitu suatu rangkaian kegiatan yang berkenaan dengan pengumpulan data
pustaka, dengan mengumpulkan tema dan penafsiran asy-Sya’rawi terhadap
tema tersebut. Penelitian ini juga menggunakan metode analisis konten
dengan menelusuri berbagai tafsir saintifik lain yang dijadikan pembanding.
Penelitian ini menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa penafsiran
asy-Sya’rawi terhadap ayat-ayat kauniyah lebih menekankan pada penafsiran
saintifik dan terdapat kesesuaian antara penafsiran asy-Sya’rawi dengan ilmu
pengetahuan modern. Namun demikian, asy-Sya’rawi tidak mau mengaitkan
penafsiran dengan teori-teori ilmiah yang belum mapan. Ia tetap
berkeyakinan bahwa Al-Qur’an bukanlah kitab ilmu pengetahuan, tetapi ia
merupakan kitab yang berisi petunjuk-petunjuk Ilahi untuk beribadah kepada-
Nya.

xi
‫صُ‬
‫لمل َخ ُ‬
‫اُ‬
‫ُدراسةٌ ُتَحلِيلِيَّةٌ ِ‬
‫ِ‬ ‫ب ُال ِْعل ِْمي ُفِي ُتَ ْف ِس ْي ِر َّ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُفيُ‬ ‫عرا ِوي‪ْ ْ َ َ :‬‬‫ُالش َ‬ ‫ُالجان ُ‬
‫أ َْريَاتي ُ(‪َ ،)12012612‬‬
‫اتُالْ َك ْونِيَّ ِة‪ُ ُ.‬‬
‫ْاْلي ِ‬
‫َ‬
‫ِ‬ ‫اْلانِ ِ ِ ِ‬ ‫ى ِذ ِه الدِّراسةُ تَه ِد ُ ِ ِ ِ‬
‫َّعَرا ِوي‪َ ،‬وُى َو أ َ‬
‫َح ُد‬ ‫ب الْع ْلمي ِِف تَ ْفس ِْْي الش ْ‬ ‫ف إ ََل إ ْْيَاد َْ‬ ‫ََ ْ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َساسي الَّذي يَ ُك ْو ُن‬ ‫ض ْوعُ ْاْل َ‬ ‫الْ ُم َف ِّس ِريْ َن الَّذ ْي لَوُ ْاىت َم ٌام ِِف تَ ْفس ِْْي الْ ُق ْرآن بِالنَّظْ ِريَّة الْع ْلميَّة‪ .‬الْ َم ْو ُ‬
‫ات‬‫مبحثا ِِف ى ِذ ِه الدِّراس ِة ِىي ْاْليات الْمت علَّ َقةُ باِلْ َكو ِن‪ ،‬طَ ِري َقةُ تَ ْف ِس ِْي الشَّعرا ِوي ِِف ْاْلي ِ‬
‫َ‬ ‫َْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ َ َ ُ َُ َ‬ ‫َ‬ ‫َْ َ ً‬
‫الْ َك ْونِيِّ ِة َوَربْطُ َها باِلْ َوقَائِ ِع الْعِْل ِميَّ ِة‪.‬‬

‫آن ِم ْن‬ ‫ى ِذ ِه الدِّراسةُ ََتْتَلِف عن ِرسالَِة امرأة الصاحلة بِعْن و ِان نَظْ ِريَِّة الْ َف ََل ِح ِِف الْ ُقر ِ‬
‫ْ‬ ‫َُ‬ ‫ُ َْ َ‬ ‫ََ‬ ‫َ‬
‫ض ْو ِعي َع ْن‬ ‫ِ‬
‫ث َع ْن تَ ْفس ِْْي َم ْو ُ‬ ‫الر َسالَةُ تَْب َح ُ‬ ‫ك ِّ‬ ‫س ا ِإل ْْيَ ِاِب‪ .‬تِْل َ‬ ‫َّعَرا ِوي َو ِع ْل ِم النَّ ْف ِ‬ ‫تَ ْفس ِْْي ُمتَ َوِِّّل الش ْ‬
‫ِ‬
‫ث‬ ‫س ا ِإل ْْيَ ِاِب‪ ،‬بَْي نَ َما َى ِذ ِه ِّ‬
‫الر َسالَةُ تَْب َح ُ‬ ‫َّعَرا ِوي َو َع ََلقَتِ َها بِنَظْ ِريَِّة ِع ْل ِم النَّ ْف ِ‬ ‫ِ‬
‫نَظْ ِريَّة الْ َف ََل ِح عْن َد الش ْ‬
‫ِ‬
‫ات الْ َك ْونِيَّ ِة‪.‬‬‫اصةً ِِف ْاْلي ِ‬ ‫ِ‬ ‫اْلانِ ِ ِ ِ‬
‫َ‬ ‫َّعَرا ِوي َخ َّ‬ ‫ب الْع ْلمي ِِف تَ ْفس ِْْي الش ْ‬ ‫َع ِن َْ‬
‫ِ‬ ‫والْمْن هج الْمستَخ ِدم ِِف ى ِذ ِه الدِّر ِ‬
‫ات َع ْن َجَْ ِع‬ ‫اسة ُى َو الْ َمْن َه ُج الْ َمكْتَِِب‪َ ،‬وُى َو َع َمليَّ ٌ‬ ‫ََ‬ ‫َ ََُ ُْ ْ ُ َ‬
‫اس ِة‬ ‫ات الشَّعرا ِوي ِِف َذلِك‪َ .‬كما أ َّ ِ ِ‬ ‫ات الْمكْتبِيَّ ِة حو َل الْموضوِع وتَ ْف ِسي ر ِ‬ ‫الْمعلُوم ِ‬
‫ِّر َ‬
‫َن َىذه الد َ‬ ‫َ َ‬ ‫َْ‬ ‫َ َ َ ْ َ ْ ُْ َ َْ‬ ‫َ ْ َْ‬
‫ُخَرى َكالْ ُم َق َارنَِة‪.‬‬ ‫ِ ِ ِ ِ‬ ‫تَستخ ِدم الْمْن هج الت ِ ِ‬
‫َّحلْيلي بِبَ ْحث عدَّة التَّ َفاس ِْْي ْاْل ْ‬ ‫َْ ْ ُ َ َ ُ ْ‬
‫ب‬ ‫ات الْ َكونِيَّ ِة تَه تِم َكثِي را ْ ِ‬ ‫الش عرا ِوي ِِف ْاْلي ِ‬ ‫ونَتِيجةُ ى ِذهِ الدِّراس ِة ِى ي أ َّ ِ‬
‫اْلَان َ‬ ‫ْ ْ ًْ‬ ‫َ‬ ‫َن تَ ْفس ْي َر َّ ْ َ‬ ‫ََ َ‬ ‫َ َْ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ك‪،‬‬ ‫احلَديْثَ ِة‪َ .‬وَم َع ذَل َ‬ ‫الش ْعَرا ِوي َواْلعُلُ ْوم ْ‬ ‫ن تَ ْف ِس ِْْي َّ‬
‫اسبَةٌ بَ ْ َ‬
‫ِ ِ ِِِ ِ‬
‫الْع ْلمي َوَربْطَ َها بالْ َوقَائ ِع الْع ْلميَّة‪ .‬فْيو ُمنَ َ‬
‫ِِ‬
‫س كِتَابًا‬ ‫ِ َّ‬ ‫ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِِ‬ ‫َن َّ ِ‬ ‫أ َّ‬
‫الش ْعَراوي َمْ يَ ْربَ ْ تَ ْفس ْي َرهُ بالنَّظْريَّات الْع ْلميَّ ة َغ ْْي الثَّابتَ ة‪َ .‬وُى َو يَ ْعتَق ُد أَن الْ ُق ْرآ َن لَ ْي َ‬
‫اب فِْي ِو ِى َدايَةٌ إِ ََلِيَّةٌ لِْلعِبَ َادةِ إِلَْي ِو‪.‬‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِِ‬
‫ع ْلميًّا‪َ ،‬ولَكنَّوُ كتَ ٌ‬

‫‪xii‬‬
Abstract

Aryati (216410651), The Scientific Dimension in Tafsir asy-Sya'rawi


(Analysis Study of the Cosmological Verses).
This study aims to find the scientific dimension in Tafsir asy-Sya'rawi.
Asy-Sya'rawi is an exegete who has an interest in interpreting the Qur'an by
scientific interpretation. The main theme as an object of this study is the
verses of cosmology. In interpreting the verses of cosmology, asy-Sya'rawi
often correlated it with scientific reality.
This research is different from Imroatus Sholihah’s thesis entitled The
Happiness concept in Al-Qur'an Perspective Tafsir Mutawalli Sya'rawi and
Positive Psychology. The thesis discusses thematic interpretation of the
happiness concept according to asy-Sya'rawi, then connected it with the
concept of positive psychology, while this thesis discusses the scientific
dimension in Tafsir asy-Sya'rawi especially on the verses of cosmology.
The method that is used in this research is library research, which is a
series of activities related to the collection of literature data, by collecting
themes and asy-Sya’rawi’s interpretations to the theme. Besides that, this
research also uses content analysis method by tracing the other scientific
interpretations that are used as a comparison.
The conclusion of this thesis is that asy-Sya'rawi’s interpretation to the
cosmological verses emphasizes more on scientific interpretation by
correlating it to scientific reality. There is a conformity between asy-
Sya'rawi’s interpretation and modern science. However, asy-Sya'rawi refuses
to associate interpretation with unfinished scientific theories. He believes that
the Qur'an is not merely a scientific book, but it is a holy book that contains
divine instructions to worship God.

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Segi lain dari kemukjizatan Al-Qur‟an adalah banyaknya isyarat
ilmiah yang dikemukakan di dalamnya, yang kesemuanya belum
diketahui manusia kecuali pada abad-abad bahkan pada tahun-tahun
terakhir ini. Seseorang yang mempelajari secara khusus ilmu-ilmu Al-
Qur‟an tidak akan ragu untuk menyatakan bahwa di dalam Al-Qur‟an
terdapat kandungan isyarat-isyarat ilmiah, bahkan fakta-fakta ilmiah
yang bersifat i‟jaz.1
Kemukjizatan Al-Qur‟an tersebut bisa dilihat dari banyaknya ajaran
yang mendorong umat manusia untuk berpikir dan menggunakan akal,
yang merupakan modal dasar pengembangan ilmu pengetahuan.2 Dalam
hal ini Manna‟ al-Qaththan (w. 1420 M/ 1999 H) menegaskan,
kemukjizatan ilmiah Al-Qur‟an bukan terletak pada pencakupannya akan
teori-teori ilmiah yang selalu baru dan berubah serta merupakan hasil
usaha manusia dalam penelitian dan pengamatan, tetapi kemukjizatan itu
terletak pada dorongannya untuk berpikir dan menggunakan akal. Al-
Qur‟an mendorong manusia agar memperhatikan dan memikirkan alam.3
Kemukjizatan ilmiah Al-Qur‟an adalah pemberitaan Al-Qur‟an
sebagai kitab suci tentang hakikat sesuatu yang dapat dibuktikan oleh
ilmu eksperimental yang pada saat itu belum tercapai oleh manusia
karena keterbatasan sarana. Hal ini merupakan bukti yang menjelaskan
kebenaran Nabi Muhammad SAW sebagai seorang Rasul tentang apa
yang diwahyukan Allah SWT. 4 Kemukjizatan ilmiah Al-Qur‟an juga
mengandung makna bahwa sumber ajaran agama tersebut telah
mengabarkan kepada kita tentang fakta-fakta ilmiah yang kelak

1
Yusuf Qardhawi, Al-„Aqlu wa al-„Ilmu fi Al-Qur‟an al-Karim, terj. Abdul Hayyie al-
Kattani, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), hlm. 319
2
Kusmana & Syamsuri, Pengantar Kajian Al-Qur‟an: Tema Pokok, Sejarah, dan
Wacana Kajian, (Jakarta: Pustaka Al Husna Baru, 2004), hlm. 86
3
Manna‟ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur‟an, (Bogor: Pustaka Lintera
AntarNusa, 2009), hlm. 386
4
Abdul Majid al-Zindani, Mukjizat Al-Qur‟an dan as-Sunnah tentang IPTEK, (Jakarta:
Gema Insani Press, 1997), Jilid 2, hlm. 19

1
2

ditemukan dan dibuktikan oleh eksperimen sains umat manusia, dan


terbukti tidak dapat dicapai atau diketahui dengan sarana kehidupan yang
ada pada zaman Rasulullah SAW.5
Menurut Zaglul an-Najjar, kemukjizatan ilmiah Al-Qur‟an adalah
menunjukkan isyarat tentang hakikat kauniyah dan keagungannya yang
mana pemahaman penemuan ini belum sampai pada zaman dahulu dan
baru diungkap setelah proses sekarang ini sebagai tanda kemuliaan dan
keagungan penciptaan Allah SWT, dan juga sebagai bukti kebenaran
mukjizat kenabian Nabi Muhammad SAW sebagai nabi akhir zaman.6
Menurut Muhammad Mutawalli Sya‟rawi (w. 1419 H) dalam
bukunya, Mukjizat Al-Qur‟an, menyatakan bahwasanya Al-Qur‟an
senantiasa memberikan pengertian yang baru mengenai
kemukjizatannya, ia memberikan kepada setiap generasi berbagai
pengertian atau kemukjizatan baru yang sesuai dengan pemahaman
mereka, juga kepada setiap pribadi sebagai ilmu pengetahuan, yang
kemudian disampaikan kepada generasinya yang akan datang dengan
pemahaman lain dari yang diberikannya pada generasi-generasi
sebelumnya. Untuk kemudian setelah beberapa tahun dan abad, hakikat-
hakikat ilmiah yang baru mengenai alam ini. Dengan demikian, telah
nyata bahwa Al-Qur‟an itu tetap memberikan pengertian dan
pemahaman yang baru di setiap berlangsungnya masa. 7
Dalam Al-Qur‟an terdapat penjelasan tentang alam semesta dan
berbagai fenomenanya secara eksplisit tidak kurang dari 750 ayat. Secara
umum, ayat-ayat tersebut memerintahkan manusia untuk
memperhatikan, mempelajari, dan meneliti alam semesta. Dalam artian,
Al-Qur‟an bukanlah ensiklopedi kealaman. Salah satu tujuannya secara
eksplisit adalah agar manusia menyadari bahwa di balik ciptaan alam ini
ada zat yang Maha Besar, yaitu Allah SWT.8

5
Ahmad Fuad Pasya, Dimensi Sains Al-Qur‟an:Menggali Kandungan Ilmu
Pengetahuan dari Al-Qur‟an, (Solo: Tiga Serangkai, 2006) , hlm. 23
6
Zaglul an-Najjar, Al-Ardhu fi Al-Qur‟an al-Karim, (Beirut: Maktabah al-Ma‟rifah, tt-
), hlm 69, Maktabah Syamilah.
7
Muhammad Mutawalli Sya‟rawi, Mu‟jizatul Qur‟an, Terj Muhammad Ali &
Abdullah, (Semarang: CV. Morodadi, 1995), hlm. 106
8
Hasan Baharun, Akmal Mundiri, dkk, Metodologi Studi Islam: Percikan Pemikiran
Tokoh dalam Membumikan Agama, (Jogjakarta: ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 53
3

Al-Qur‟an mendorong manusia agar memperhatikan dan


memikirkan alam. Semesta raya yang sedemikian luas ini adalah ciptaan
Allah SWT, dan Al-Qur‟an mengajak manusia untuk menyelidikinya,
mengungkap keajaiban dan rahasia-rahasianya, serta memerintahkan
manusia untuk memanfaatkan kekayaan alam yang melimpah it u untuk
kesejahteraan hidupnya.9 Menurut Al-Qur‟an manusia memiliki potensi
untuk meraih ilmu dan mengembangkannya dengan seizin Allah. Karena
itu, dalam Al-Qur‟an banyak ayat yang memerintahkan manusia
menempuh berbagai cara untuk mewujudkan hal tersebut. Berkali-kali
pula Al-Qur‟an menunjukkan betapa tinggi kedudukan orang-orang yang
berpengetahuan.10 Pada wahyu pertama telah tersirat dengan jelas bahwa
akan terjadinya perkembangan dan kemajuan dunia ilmu pengetahuan di
kemudian hari, sebagaimana ayat berikut ini:

            

           

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia


telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. (QS. Al-Alaq [96]: 1-5)
Menurut Ali Ash-Shabuni dalam tafsirnya, bahwa turunnya ayat di
atas mengandung perintah untuk membaca, menulis dan menuntut ilmu,
sebab ketiganya merupakan syi‟ar agama Islam. Maknanya, bacalah hai
Muhammad dimulai dengan nama Tuhanmu yang menciptakan segala
makhluk dan seluruh alam semesta. Kemudian Allah menjelaskan
masalah penciptaan untuk memuliakan manusia. 11
Ayat tersebut mengandung perintah untuk membaca. Membaca

9
Afzalur Rahman, Ensiklopediana Ilmu dalam Al-Qur‟an: Rujukan Terlengkap
Isyarat-Isyarat Ilmiah dalam Al-Qur‟an, (Bandung: Penerbit Mizania, 2007), hlm. 27
10
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur‟an: Tafsir Maudhu‟i Atas Berbagai Persoalan
Umat, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2005), hlm. 435
11
Muhammad Ali Ash-Shabuni, Shafwatut Tafasir, (Beirut: Darul Fikr, 2001), hlm. 768
4

merupakan salah satu perantara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.


Ilmu dalam pandangan Islam, merupakan salah satu perantara untuk
memantapkan dan menguatkan iman. Iman hanya akan bertambah dan
menguat jika disertai ilmu pengetahuan.12 Dalam ayat lain Allah SWT
juga mengisyaratkan agar manusia mempunyai wawasan yang luas dan
tidak terbatas mengenai ciptaan-Nya, sebagai contoh dalam firman-Nya:

             

         

Tidakkah kamu melihat bahwasannya Allah menurunkan hujan dari


langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka
macam jenisnya. dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih
dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam
pekat. (QS. Fathir [35]: 27)
Melalui ayat tersebut, dapat diketahui bahwa Allah SWT telah
memberikan karunia-Nya kepada manusia sedemikian banyak.
Diantaranya yaitu Dia telah menundukkan gunung-gunung dan lautan
demi kepentingan manusia. Dia juga telah menunjukkan matahari, bulan,
dan bintang gemintang untuk kemaslahatan hidup manusia. Melalui
karunia-Nya tersebut, dimaksudkan supaya manusia mampu menguasai
makhluk-makhluk-Nya itu lewat-lewat penemuan baru terhadap berbagai
hukum dan peraturan alam yang ditetapkan oleh Allah SWT.13
Al-Qur‟ an sendiri bukan merupakan suatu kitab atau buku yang
menerangkan hukum-hukum alam, tetapi mengandung tujuan keagamaan
yang pokok. Ajakannya kepada umat manusia agar menggunakan akal
pikiran untuk selalu melihat kejadian alam semesta dan hal-ha1 lain
dalam rangka memberi penerangan tentang kekuasaan Allah. Hal ini
disertai penunjukan fakta-fakta yang dapat disaksikan dan aturan-aturan
yang telah ditetapkan untuk mengatur alam. Sebagian fakta-fakta

12
Abdul Halim Mahmud, Bacalah dengan Nama Tuhanmu: Mengungkap Kandungan
Ayat Pertama Al-Qur‟an, (Jakarta: Lentera, 1997), hlm. 12
13
Abdul Halim Mahmud, Bacalah dengan Nama Tuhanmu: Mengungkap Kandungan
Ayat Pertama Al-Qur‟an, hlm. 14
5

tersebut ada yang mudah dipahami, tetapi sebagian lainnya tidak dapat
dipahami tanpa bantuan penemuan-penemuan ilmiah yang datang
kemudian. Wajar jika manusia pada abad-abad dahulu kurang tepat
dalam memahami sebagian dari fakta-fakta atau bukti-bukti yang tersirat
dalam berbagai ungkapan atau isyarat Al-Qur‟an karena kekurangan
pengetahuan pada masa itu.14
Pada abad modern ini dunia ilmu pengetahuan makin maju dengan
pesat. Berbagai hal yang dahulu masih samar-samar dalam memahami
dan menafsirkan ayat-ayat Al-Qur‟an, sekarang sudah menjadi jelas.
Penemuan-penemuan ilmiah tersebut sangat membantu dalam
memberikan penjelasan tentang berbagai masalah penciptaan alam yang
terdapat dalam Al-Qur‟an, tak ada satu pun teori ilmiah tersebut
bertentangan dengan Al-Qur‟an. Al-Qur‟an telah menyebutkan berbagai
hakikat ilmiah yang detail dan akurat sehingga ditemukanlah ilmu-ilmu
baru yang sebelumnya tidak diketahui manusia.15
Dalam peradaban umat manusia yang telah mencapai tingkat
kemajuan yang tinggi, Al-Qur‟an tetap eksis dapat memberikan jawaban-
jawaban konkret sejak berabad-abad yang lalu dengan tepat dan akurat
sebelum manusia menemukan fakta-fakta yang membuktikan kebenaran
sinyalemen Al-Qur‟an. Hal tersebut karena Al-Qur‟an adalah wahyu
yang datang dari Allah Sang Pencipta sehingga terdapat hubungan
harmonis antara Al-Qur‟an dan sains, bukan perselisihan yang terjadi
antara keduanya.16
Sains dan peradaban Islam tidak mungkin lahir tanpa Al-Qur‟an
sebagai sumber motivasi dan inspirasinya. Karena itu, Al-Qur‟an
menempati posisi sentral dalam perkembangan dan kemajuan sains serta
peradaban Islam. Para ilmuwan Muslim pada saat itu sangat bersemangat
mengadakan investigasi ilmiah ke berbagai kawasan dunia sehingga
melahirkan berbagai cabang ilmu.17

14
M. Djamaluddin Dimjati, Menyingkap Kebenaran Al-Qur‟an, hlm. 4
15
Nadiah Thayyarah, Mausu‟ah al-I‟jaz al-Qur‟ani, Terj. M. Zaenal Arifin, dkk,
(Jakarta: Penerbit Zaman, 2014), hlm. 8
16
M. Djamaluddin Dimjati, Menyingkap Kebenaran Al-Qur‟an, (Solo: Tiga Serangkai,
2008), hlm. 10
17
T. H. Thalhas & Hasan Bashri, Spektrum Saintifika Al-Qur‟an, (Jakarta: Bale Kajian
Tafsir Al-Qur‟an Pase, 2001), hlm. 48
6

Selain itu, dalam hadis Nabi pun banyak dijelaskan mengenai


isyarat-isyarat ilmiah. Al-Quran dan sunah Nabi sama-sama memberikan
perhatian mendasar pada pilar-pilar agama, yang terdiri dari akidah,
ibadah, akhlak, dan mu‟amalat. Al-Quran dan sunah Nabi adalah sama-
sama mukjizat dalam hal retorika dan komposisinya, mukjizat dalam hal
perundang-undangan dan keilmiahannya, mukjizat dalam komunikasinya
dengan jiwa manusia dan kemampuannya untuk mengaturnya, juga
mukjizat dalam hal kedetailan akidah yang diserukannya, ibadah yang
diperintahkannya, akhlak yang ditegaskan kemuliaannya, dan mu‟amalat
yang telah dirumuskan aturan mainnya dengan landasan keadilan dan
toleransi. Keduanya juga sama-sama sarat kemukjizatan dalam
menarasikan kisah umat terdahulu dan kejadian masa lalu, dan
memberikan prediksi tentang masalah futuristik yang sebagian di
antaranya telah terbukti secara riil dan sebagian lagi masih terus
terealisasi seiring dengan perjalanan waktu. Kisah umat terdahulu yang
dilansir di dalam Al-Quran dan sabda-sabda Nabi jelas merupakan unsur
penegas fakta kebenaran kemukjizatan pada keduanya. Dan isyarat-
isyarat ilmiah yang ada dalam keduanya lebih menguatkan lagi dengan
pendekatan dan bahasa kontemporer.18
Kajian tafsir ayat-ayat sains merupakan studi tafsir ilmu
pengetahuan terhadap teks Al-Qur‟an, para ulama memberikan apresiasi
berbeda tentang praktik ayat-ayat sains, ada yang bermuara kepada
fungsi tabyîn, yakni menjelaskan teks Al-Qur‟an dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dimiliki oleh sang mufassirnya, juga
ada yang cenderung kepada fungsi i‟jâz yakni pembuktian atas
kebenaran teks Al-Qur‟an menurut ilmu pengetahuan mutakhir yang
selanjutnya dapat memberikan stimulan bagi umat Islam dan para
ilmuwan dalam meneliti ilmu pengetahuan lewat teks Al-Qur‟an.19
Menurut Muhammad Ali Iyyazi dalam kitabnya Al-Mufassirûn
Hayâtuhum wa Manhajuhum bahwa Al-Qur‟an mengandung segala ilmu
dan pengetahuan, menjelaskan fenomena alam untuk mengarahkan
pandangan tentang adanya keagungan Allah. Selanjutnya Ali Iyyazi

18
Zaghlul An-Najjar, Al-I‟jaz Al-„Ilmy fi As-Sunnah An-Nabawwiyah, Terj. Zainal
Abidin, dkk, (Jakarta: Amzah, 2006), hlm. 21
19
Andi Rosadisastra, Metode Tafsir Ayat-Ayat Sains dan Sosial, (Jakarta: Amza, 2007),
hlm. 24
7

berpendapat bahwa tafsir ayat-ayat sains terhadap Al-Qur‟an dalam


perjalanan waktunya seringkali ditandai dengan munculnya para
pembahas yang mengkaitkan ayat-ayat Al-Qur‟an dengan teori ilmiah
yang berubah-ubah, dan mereka mengambil faedah dalam keterasingan
mereka terhadap tafsir ayat Al-Qur‟an dengan pembahasan ilmiahnya
secara umum. Maksudnya yaitu mengambil faedah dari perkembangan
ilmu pengetahuan guna memahami berbagai ayat tentang alam yang
terdapat dalam Al-Qur‟an, lalu berusaha untuk menyingkap petunjuk
ayat yang dimaksud dengan hakikat ilmu dan teori ilmiah yang
membatasi para ahli.20 Dari pendapatnya tersebut, tampaknya Ali Iyyazi
menerima lahirnya sebuah teori ilmiah dari hasil penafsiran suatu ayat
dengan catatan bahwa hal itu merupakan sebatas penafsiran yang
dibatasi oleh terbatasnya teori ilmiah.
Selanjutnya menurut Adz-Dzahabi (w. 1999 M), bahwa tafsir „ilmi
bermakna tafsir yang menetapkan istilah-istilah ilmiah ke dalam
ungkapan-ungkapan Al-Qur‟an dan berusaha untuk mengeluarkan
berbagai ilmu dan ide atau pendapat filsafat dari ungkapan teks Al-
Qur‟an. Dari makna tersebut, adz-Dzahabi menetapkan fungsi at-tabyin
dan istikhraj al-„ilm dari tafsir „ilmi, sedang fungsi i‟jaznya secara
tersirat dapat diperoleh dengan disebutkannya kedua fungsi tersebut,
karena fungsi i‟jaz merupakan proses antara at-tabyin menuju istikhraj
al-„ilm.21
Terlepas dari definisi yang diungkapkannya, adz-Dzahabi sendiri
agak keberatan dengan praktik tafsir „ilmi, ia menyatakan bahwa kita
akan terjatuh pada dilema untuk menerima dengan ikhlas makna baru
(tafsir „ilmi) sebagai bagian dari makna lafal Al-Qur‟an. Karena jika Al-
Qur‟an menerima begitu saja makna baru dalam tafsir maka Al-Qur‟an
dianggap tidak memperhatikan kondisi mukhatab pada waktu turunnya.
Ini merupakan hal negatif bagi karakteristik Al-Qur‟an.22
Berbeda dengan Abu Hamid Al-Ghazali (w. 505 H) yang
berpendapat bahwa semua tentang Al-Qur‟an yang terbentuk atas dasar

20
Muhammad Ali Iyyazi, Al-Mufassirun: Hayatuhum wa Manhajuhum, (Teheran:
Wizarat Tsaqafah wa Al-Irsyad al-Islami, tt-), hlm. 93
21
Husein adz-Dzahabi, Tafsir al-Mufassirun, (Kairo: Maktabah Wahdah, 2000), hlm.
474
22
Husein adz-Dzahabi, Tafsir al-Mufassirun, hlm. 492
8

analisis atau nalar yang terdiri atas berbagai teori tentang alam, dan hasil
pemikiran merupakan rumus dan petunjuk dari Al-Qur‟an yang hanya
dapat diperoleh oleh para ilmuwan yang ingin memahami rahasia-Nya.23
Oleh karena itu, menurut Al-Ghazali pemahaman sebatas pengertian
lahir saja tidak akan mengantarkan kepada pengertian Al-Qur‟an yang
sesungguhnya, kecuali melalui pemahaman oleh berbagai pakar. Karena
di dalam Al-Qur‟an terdapat ciptaan-ciptaan, teori-teori, dan objek-objek
penelitian teori-teori dan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur‟an
hanya dapat dimengerti oleh mereka yang ahli dalam bidangnya. 24
Maurice Bucaille dalam bukunya La Bible La Qur‟an et la Science
menyatakan bahwa proses penafsiran secara saintifik dalam Al-Qur‟an
adalah menerima campur tangan sains dalam menilai kitab Al-Qur‟an
dengan memberikan perhatian pada fakta yang ditunjukkan oleh ayat Al-
Qur‟an tidak pada teori yang diungkap oleh para ilmuan. Ia melakukan
penafsirannya dengan menentukan tema besar dan sub dari tema yang
terkait dengan ilmu pengetahuan dan tema tersebut didapat ungkapannya
dalam ayat Al-Qur‟an, lalu menganalisis ayat yang relevan dengan
menggunakan pendekatan makna literal ayat terlebih dahulu, kemudian
dikaitkan dengan ilmu pengetahuan yang diketahuinya. 25
Salah satu mufassir yang juga memiliki ketertarikan menafsirkan Al-
Qur‟an secara saintifik adalah asy-Sya‟rawi. Dalam pendahuluan kitab
tafsirnya, Asy-Sya‟rawi telah sedikit menyinggung mengenai
kemukjizatan ilmiah, misalnya pada QS. Fushshilat [41]: 53 26.
Menurutnya, dalam ayat tersebut Allah menjelaskan bahwa ada dua
bentuk mukjizat Al-Qur‟an. Pertama, ayat atau bukti kebesaran yang
terdapat pada alam raya. Kedua, pada sistem jaringan tubuh manusia.

23
Imam Abu Hamid Al-Ghazali, Ihya‟ Ulum ad-Din, (Mesir: Dar Mishri, 1998), juz IV,
hlm. 369
24
Imam Abu Hamid Al-Ghazali, Ihya‟ Ulum ad-Din, hlm. 369
25
Maurice Bucaille, Bibel, Qur‟an, dan Sains Modern, (Jakarta: Bulan Bintang, 2000),
hlm. 146-147
26
Artinya: Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami
di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al
Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas
segala sesuatu? (Lihat QS. Fushshilat [41]: 53)
9

Kedua hal tersebut membuktikan bahwa Al-Qur‟an itu benar.27


Lebih lanjut asy-Sya‟rawi menjelaskan bahwa Al-Qur‟an
mengandung berbagai hakikat alam seluruhnya dan diterangkannya
dalam kalimat-kalimat yang sesuai dengan kemampuan pemikiran akal
yang tumbuh ketika ia diturunkan, kemudian ia dapat disesuaikan dengan
kemampuan pemikiran generasi mendatang saat ini. 28
Asy-Sya‟rawi merupakan penafsir yang mementingkan dan
memperhatikan konsep korelasi antar ayat-ayat Al-Qur‟an dengan
realitas ilmiah. Menurutnya, kemukjizatan ilmiah Al-Qur‟an adalah
mu‟jizat yang paling menonjol untuk orang-orang yang hidup di era
teknologi.29 Asy-Sya‟rawi juga menjelaskan pada ayat (wa fî anfusihim,
dan pada jaringan tubuh mereka) telah membuktikan fase pembentukan
janin dalam rahim wanita dan jaringan urat syaraf tubuh manusia.
Keserasian tubuh manusia hanya dapat diciptakan oleh Allah SWT.
Analisa ilmiyah ini tidak bertentangan dengan perkembangan teknologi
kedokteran yang begitu pesat.30
Tema pokok yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah ayat-
ayat kauniyah. Hal tersebut berdasarkan penjelasan asy-Sya‟rawi bahwa
hakikat-hakikat alamiah yang telah diterangkan oleh Allah dalam Al-
Qur‟an banyak membahas peraturan alam yang luas ini. Allah
menurunkan dalam kitab-Nya lebih dari seribu ayat yang berbicara
tentang langit, bumi, dan apa yang ada di antara keduanya, tentang unsur,
fenomena, dan beragam penciptaan di dalamnya. 31
Dari latar belakang di atas, penulis ingin melihat bagaimana
penafsiran asy-Sya‟rawi terhadap ayat-ayat sains terutama pada ayat-ayat
kauniyah. Untuk itu, penulis akan mengajukan penelitian dalam bentuk
tesis dengan judul, “Dimensi Saintifik dalam Tafsir asy-Sya’rawi
(Studi Analisis Terhadap Ayat-Ayat Kauniyah)

27
Muhammad Mutawalli Sya‟rawi, Tafsir Asy-Sya‟rawi, (Kairo: Akhbarul Yaum,
1991), hlm. 6
28
Muhammad Mutawalli Sya‟rawi, Mu‟jizatul Qur‟an, hlm. 37
29
Muhammad Ali Iyyazi, Al-Mufassirun: Hayatuhum wa Manhajuhum, hlm
30
Muhammad Mutawalli Sya‟rawi, Tafsir Asy-Sya‟rawi, hlm. 6
31
Muhammad Mutawalli Sya‟rawi, Mu‟jizatul Qur‟an, hlm. 110
10

B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis
merasa perlu memberikan batasan dan rumusan masalah yang menjadi
pokok permasalahan dalam penelitian ini.
1. Identifikasi Masalah
Dari judul yang telah dipaparkan oleh penulis dapat ditemukan
beberapa masalah yang patut dibahas, yaitu:
a. Kajian tentang tafsir saintifik dan sejarah perkembangannya.
b. Diskurusus tentang ayat-ayat kauniyah dalam Al-Qur‟an.
c. Mengenal kitab Tafsir asy-Sya‟rawi, metode dan karakteristik
penafsirannya
d. Dimensi saintifik dalam tafsir asy-Sya‟rawi.
e. Analisis penafsiran asy-Sya‟rawi terhadap ayat-ayat kauniyah.
f. Analisis relevansi penafsiran saintifik asy-Sya‟rawi terhadap
disiplin ilmu pengetahuan modern.
2. Pembatasan Masalah
Judul penelitian ini adalah Dimensi Saintifik dalam Tafsir asy-
Sya‟rawi (Studi Analisis Terhadap Ayat-Ayat Kauniyah). Ayat-ayat
kauniyah jumlahnya sangat banyak, mencakup berbagai fenomena
yang ada di alam ini seperti langit, bumi, gunung, binatang, tumbuh-
tumbuhan, manusia dan berbagai fenomena lainnya termasuk
fenomena sosial yang terjadi di dalamnya. Mengingat jumlah ayat
kauniyah begitu banyak, maka pada penelitian ini, penulis mengambil
sampel dengan membatasi kajian pada ayat-ayat Al-Qur‟an tentang
penciptaan langit dan bumi, gugusan bintang-bintang, gunung, lautan,
dan air hujan untuk mengidentifikasi dimensi saintifik dalam tafsir
asy-Sya‟rawi. Pembatasan kajian pada ayat-ayat tersebut berangkat
dari pernyataan asy-Sya‟rawi bahwa hakikat-hakikat alamiah yang
telah diterangkan oleh Allah dalam Al-Qur‟an banyak membahas
peraturan alam yang luas ini.
3. Perumusan Masalah
Untuk membuat masalah menjadi lebih spesifik dan sesuai dengan
titik tekan kajian, maka harus ada rumusan masalah yang benar-benar
fokus. Hal tersebut dimaksudkan agar pembahasan dalam penelitian
tidak melebar dari apa yang dikehendaki. Dari latar belakang yang
telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah yang dapat
dikemukakan adalah:
11

a. Bagaimana penafsiran asy-Sya‟rawi terhadap ayat-ayat kauniyah?


b. Bagaimana relevansi penafsiran saintifik asy-Sya‟rawi terhadap
disiplin ilmu pengetahuan modern?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan tesis yang akan dilakukan penulis
dimaksudkan untuk mengetahui dimensi penafsiran ilmiah dalam tafsir
asy-Sya‟rawi. Tujuannya yaitu:
1. Untuk mengetahui penafsiran asy-Sya‟rawi terhadap ayat-ayat
kauniyah.
2. Untuk mengetahui relevansi penafsiran saintifik asy-Sya‟rawi
terhadap disiplin ilmu pengetahuan modern.
D. Kegunaan Penelitian
Dengan akan ditulisnya penelitian ini, diharapkan dapat
memberikan manfaat yang bersifat teoritis dan praktis dalam rangka
menambah khazanah keilmuan terutama pemahaman terhadap i‟jaz ilmi
dalam Al-Qur‟an.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya
khazanah pemikiran Islam, khususnya di bidang Al-Qur‟an.
2. Penelitian ini sedikit banyak diharapkan akan memberikan
kontribusi bagi pengembangan pengetahuan ilmiah di bidang Al-
Qur‟an.
3. Dapat memberikan pandangan baru mengenai dimensi saintifik
dalam tafsir asy-Sya‟rawi.

E. Kajian Pustaka
Penelitian maupun karya tulis mengenai kajian dimensi saintifik
dalam Tafsir asy-Sya‟rawi sejauh pengamatan penulis masih belum
ditemukan. Adapun penelitian-penelitian yang berkaitan adalah sebagai
berikut:
1. Disertasi dengan judul “Penafsiran Ayat-Ayat Kawniyyah (Kajian
Terhadap Penafsiran al-Razi Terhadap Ayat-Ayat Tentang Binatang
dalam Mafatih al-Ghayb)” yang ditulis oleh Taufikurrahman tahun
2012, mahasiswa program pascasarjana Institut Agama Islam Negeri
Sunan Ampel (IAIN) Surabaya program studi Tafsir Hadits. Disertasi
tersebut menjelaskan tentang penafsiran al-Razi terhadap ayat-ayat
kauniyah terutama tentang binatang. Menurut al-Razi ayat-ayat
kauniyah adalah ayat-ayat yang mengungkapkan tentang hikmah dan
12

kekuasaan Allah lewat keberadaan alam semesta ini.32 Disertasi ini


memberikan kontribusi pada penulis dalam menjelaskan diskursus
tentang ayat-ayat kauniyah. Disertasi yang ditulis oleh
Taufikurrahman ini dan kajian yang akan dibahas oleh penulis
memiliki persamaan, yaitu sama-sama membahas tentang ayat-ayat
kauniyah (tafsir saintifik). Namun perbedaannya terletak pada kitab
tafsir yang dikaji. Disertasi ini membahas tentang penafsiran ayat-ayat
kauniyah menurut al-Razi, sedang penulis akan menkaji penafsiran
ayat-ayat kauniyah menurut asy-Sya‟rawi.
2. Tesis dengan judul “Studi Tafsir „Ilmi Thanthawi Jawhari (1287-
1357/1870-1940)” yang ditulis oleh Atiyah Ulfah Suriani tahun 2013,
mahasiswa pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta konsentrasi
Ulum Al-Qur‟an dan Ulum Al-Hadits. Tesis tersebut menjelaskan
tentang Manhaj Tafsir „Ilmi yang dikembangkan oleh Thanthawi
Jawhari. Menurutnya, bahwa Al-Qur‟an mencakup seluruh ilmu
pengetahuan karena Al-Qur‟an telah menyampaikan isyarat pada
segala persoalannya dan memberikan petunjuk tentang
keilmiahannya, yang keilmiahan tersebut sesuai dan berlaku dengan
ilmu pengetahuan yang ada di masa sekarang.33 Tesis ini memberikan
kontribusi dalam membantu penulis untuk memberikan penjelasan
mengenai manhaj tafsir saintifik yang dikembangkan oleh asy-
Sya‟rawi dan apa relevansinya terhadap disiplin ilmu pengetahuan
modern. Tesis yang ditulis oleh Atiyah ini dengan penelitian yang
penulis bahas sama-sama membahas tafsir „ilmi, hanya saja penulis
lebih menitikberatkan pada kajian dimensi saintifik dalam tafsir asy-
Sya‟rawi, terutama pada ayat-ayat kauniyah.
3. Tesis dengan judul “Kajian Tafsir „Ilmi (Studi Kritis Terhadap
Pendapat Ulama)” yang ditulis oleh A.Mufakhir tahun 2002,
mahasiswa pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta konsentrasi
Ulum Al-Qur‟an dan Ulum Al-Hadits. Tesis tersebut menjelaskan

32
Taufikurrahman, Penafsiran Ayat-Ayat Kawniyyah (Kajian Terhadap Penafsiran al-
Razi Terhadap Ayat-Ayat Tentang Binatang dalam Mafatih al-Ghayb), disertasi, Program
Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel (IAIN) Surabaya, 2012, tidak
diterbitkan.
33
Atiyah Ulfah Suriani, Studi Tafsir „Ilmi Thanthawi Jawhari (1287-1357/1870-1940),
tesis, Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta, 2016, tidak diterbitkan.
13

tentang pandangan para ulama terhadap keberadaan tafsir „ilmi.


Terdapat dua pandangan para ulama terhadap tafsir „ilmi, ulama yang
menyetujui mengatakan bahwa Al-Qur‟an mencakup seluruh bentuk
ilmu pengetahuan, dengan demikian ia mencakup unsur-unsur dasar
seluruh ilmu ke alaman. Dan bagi ulama yang tidak menyetujui
beranggapan bahwa Al-Qur‟an itu semata-mata kitab petunjuk dan di
dalamnya tidak ada tempat bagi ilmu ke alaman.34 Tesis ini
memberikan pandangan tentang perbedaan ulama terhadap
keberadaan tafsir saintifik, dan syarat-syarat bisa diterimanya
penafsiran corak saintifik. Tesis yang ditulis oleh A. Mufakhir ini dan
kajian yang akan dibahas oleh penulis memiliki persamaan, yaitu
sama-sama membahas tafsir „ilmi. Hanya saja penulis lebih
menekankan pada kajian dimensi saintifik dalam tafsir asy-Sya‟rawi.
4. Tesis dengan judul “Pemikiran Tafsir „Ilmi Fathullah Gulen Dalam
Kitab Adwa‟ Qur‟aniyyah Fi Sama Al-Wijdan” yang ditulis oleh
Ahmad Khamid tahun 2016, mahasiswa pascasarjana UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta program studi Agama dan Filsafat konsentrasi
Studi Qur‟an dan Hadis. Tesis tersebut menjelaskan pandangan
Fathullah Gulen terhadap tafsir „ilmi. Menurutnya, tafsir „ilmi yaitu
memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk menafsirkan Al-Qur‟an
dengan tujuan membuktikan kebenaran Al-Qur‟an. Adapun fungsi
dari tafsir „ilmi yaitu menambah keimanan, membuktikan kebenaran
Al-Qur‟an, dan menetapkan i‟jaz „ilmi dalam Al-Qur‟an.35 Tesis ini
memberikan kontribusi dalam membantu penulis untuk memberikan
penjelasan mengenai pandangan asy-Sya‟rawi terhadap tafsir saintifik
dan apa relevansi penafsirannya terhadap disiplin ilmu pengetahuan
modern.Tesis yang ditulis oleh Atiyah ini dengan penelitian yang
penulis bahas sama-sama membahas tafsir „ilmi, hanya saja penulis
lebih menitikberatkan pada kajian dimensi saintifik dalam tafsir asy-
Sya‟rawi.

34
A. Mufakhir, Kajian Tafsir „Ilmi (Studi Kritis Terhadap Pendapat Ulama), tesis,
Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta, 2002, tidak diterbitkan.
35
Ahmad Khamid, Pemikiran Tafsir „Ilmi Fathullah Gulen Dalam Kitab Adwa‟
Qur‟aniyyah Fi Sama Al-Wijdan, tesis, Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2016, tidak diterbitkan.
14

5. Tesis dengan judul “Konsep Kebahagiaan Dalam Al-Qur‟an


Perspektif Tafsir Mutawalli Sya‟rawi dan Psikologi Positif” yang
ditulis oleh Imroatus Sholihah tahun 2016, mahasiswa pascasarjana
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang program studi Ilmu Agama
Islam. Tesis tersebut dengan penelitian yang akan penulis lakukan
sama-sama membahas tafsir Sya‟rawi, namun perbedaannya terletak
pada kajian pembahasannya. Kajian tesis yang ditulis oleh Imroatus
membahas kajian tafsir tematik tentang konsep kebahagiaan menurut
asy-Sya‟rawi kemudian menghubungkannya dengan konsep psikologi
positif.36 Sedangkan penulis akan membahas mengenai dimensi
saintifik dalam tafsir asy-Sya‟rawi terutama pada ayat-ayat kauniyah.
Tesis yang ditulis Imroatus tersebut memberikan kontribusi dalam
membantu penulis untuk memberikan penjelaskan mengenai tokoh
asy-Sya‟rawi, dan latar belakang serta karakteristik penafsiran asy-
Sya‟rawi.
6. Tesis dengan judul “Konsep Wasatiyyah Dalam Tafsir Al-Sya‟rawi”
yang ditulis oleh Nasrul Hidayat tahun 2016, mahasiswa pascasarjana
UIN Alauddin Makassar program studi Theologi Islam. Tesis tersebut
dengan penelitian yang akan penulis lakukan sama-sama membahas
tafsir Sya‟rawi, namun perbedaannya terletak pada kajian
pembahasannya. Tesis yang ditulis oleh Nasrul tersebut menjelaskan
tentang pemikiran asy-Sya‟rawi mengenai konsep wasatiyyah dengan
iman dan aqidah. Asy-Sya‟rawi mengisyaratkan bahwa umat Islam
harus paham dengan agamanya yang moderat tanpa taklid buta
dengan mengikuti kelompok yang ajarannya tidak seperti yang
diinginkan oleh agama.37 Sedangkan penulis akan membahas
mengenai dimensi saintifik dalam tafsir asy-Sya‟rawi terutama pada
ayat-ayat kauniyah. Tesis yang ditulis oleh Nasrul tersebut
memberikan pandangan mengenai sosok asy-Sya‟rawi, dan
bagaimana metode dan karakteristik penafsirannya.

36
Imroatus Shalihah, Konsep Kebahagiaan Dalam Al-Qur‟an Perspektif Tafsir
Mutawalli Sya‟rawi dan Psikologi Positif, tesis, Program Pascasarjana UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang, 2016, tidak diterbitkan.
37
Nasrul Hidayat, Konsep Wasatiyyah Dalam Tafsir Al-Sya‟rawi, tesis, Program
Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, 2016, tidak diterbitkan.
15

Dari hasil penelusuran yang dilakukan penulis, penulis tidak


menemukan kajian yang serupa dengan judul penelitian ini. Maka
menurut penulis, penelitian ini patut untuk dilakukan guna menambah
wawasan dan khazanah keilmuan, khususnya di bidang penafsiran Al-
Qur‟an.

F. Metodologi Penelitian
Dalam melakukan penelitian terhadap permasalah di atas, penulis
menggunakan metode penelitian sebagai berikut:
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan
(library research), yaitu suatu rangkaian kegiatan yang berkenaan
dengan pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta
mengkaji bahan penelitian.38 Penelitian telaah pustaka ini merupakan
penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti subjek yang bersifat alamiah, deskriptif, dinamis dan
berkembang.39 Dimana peneliti adalah sebuah instrument kunci, teknis
analisis data dilakukan secara induktif yang dimulai dengan melakukan
serangkaian observasi khusus, yang kemudian akan memunculkan
tema-tema dan pola-pola hubungan diantara tema-tema tersebut.
Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa
pendekatan penelitian. Pertama, pendekatan sains, yaitu dengan
mengungkapkan dan menjelaskan kemukjizatan atau isyarat penemuan
ilmiah tentang segala macam bentuk ilmu pengetahuan terkait dengan
ayat-ayat kisah yang akan penulis bahas.40 Kedua, penulis juga
menggunakan pendekatan studi tokoh, yaitu dengan mengkaji riwayat
hidup individu tokoh yang akan dibahas, megkaji pemikirannya,
metode dan pandangannya, serta kontribusinya bagi perkembangan
ilmu pengetahuan.41

38
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2008), cet.I, h. 3
39
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Erlangga, 2009),
h. 24
40
Andi Rosadisastra, Metode Tafsir Ayat-Ayat Sains dan Sosial, hlm. 60
41
Abdul Mustaqim, Model Penelitian Tokoh (Dalam Teori dan Aplikasi), Jurnal Studi
Ilmu-Ilmu Al-Qur‟an dan Hadis, Vol. 15, No. 2, 2014, hlm. 263
16

2. Sumber Data
Untuk menghasilkan suatu karya ilmiah yang bisa
dipertanggungjawabkan, penulis menggunakan sumber-sumber yang
relevan terkait penelitian ini. Sumber data tersebut terbagi dua, yaitu
sumber data primer dan sumber data sekunder. Yang merupakan
sumber data primer dari penulisan tesis ini adalah kitab Tafsir asy-
Sya‟rawi yang akan penulis teliti.
Sedangkan untuk menunjang penulisan ini, digunakan beberapa
sumber sekunder. Karena pembahasan dalam penulisan adalah tafsir
saintifik, maka penulis juga akan merujuk kepada kitab-kitab yang
bermuatan tafsir saintifik, seperti tafsir Mafâtih al-Ghaib karya
Fakhruddin ar-Razi, tafsir al-Jawâhir fî Tafsîr Al-Qur‟an karya
Thanthawi Jauhari, tafsir Mahâsin at-Ta‟ il karya Jamaluddin al-
Qasimi, dan sebagainya. Selain itu, digunakan juga buku-buku
ensiklopedi dan mu‟jam, seperti al-Mu‟jam al-Mufahras li Alfâzh Al-
Qur‟an karya Fu‟ad Abdul Baqi, Indeks Terjemah Al-Qur‟anul Karim
karya Hamid Hasan Qolay, Konkordansi Qur‟an Ali Audah, dan lain
sebagainya.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penulisan tesis ini menggunakan
metode yang disebut dengan metode dokumentasi yaitu mencari data
mengenai hal atau variabel yang berupa tulisan atau karya monumental
dari sesorang, transkip, jurnal, buku, surat kabar, dan lain sebagainya. 42
Teknik ini merupakan penelaahan dari referensi-referensi yang
berhubungan dengan permasalahan penelitian.
4. Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis isi (content
analysis). Analisis isi adalah teknik penelitian untuk membuat referensi
data yang valid dan dapat diulang ke konteks aslinya. Peneliti
mengidentifikasi struktur dan pola umum teks, kemudian
menyimpulkan berdasarkan pola umum tersebut.43 Metode analisis ini
merupakan suatu teknik sistematik untuk menganalisis data secara

42
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2014) h.329
43
Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar, (Jakarta: PT Indeks, 2012,
Cet. 1, hlm. 70
17

objektif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan oleh penulis dalam


materi suatu buku.44 Selain itu, penelitian ini menggunakan teknik
analisis deskripsi yang meliputi analisis data pada masing-masing
variabel dengan menggambarkan apa yang ada, pendapat yang sedang
tumbuh, prosedur yang ada yang sedang berlangsung. 45
Dalam membahas permasalahan, penelitian ini menggunakan teknis
analisis tematik (maudhui) dengan cara menghimpun ayat-ayat yang
memiliki suatu makna dan tujuan dalam suatu tema tertentu untuk
kemudian melakukan analisis terhadap isi kandungannya serta
menjelaskan makna-maknanya.46 Penulis mengumpulkan ayat-ayat
kauniyah dalam Al-Qur‟an, kemudian melakukan analisis penafsiran
asy-Sya‟rawi terhadap ayat-ayat tersebut.
5. Langkah-Langkah Penelitian
Adapun dalam melakukan penelitian, penulis menentukan langkah-
langkahnya secara teoritis sebagai berikut:
a. Menentukan sub topik pembahasan.
b. Memahami hakikat ilmu pengetahuan atau realitas atas sub topik
pembahasan.
c. Menentukan ayat-ayat yang relevan dengan sub topik pembahasan.
d. Membatasi ayat yang membahas sekitar masalah tersebut, lalu
mengumpulkannya serta meneliti periode turunnya.
e. Memilih metode analisis ayat atau tema yang akan ditafsirkan.
f. Analisis ayat dengan konteks dan hakikat ilmiah.
g. Mengumpulkan pendapat para mufassir terkait pembahasan,
terutama pendapat asy-Sya‟rawi sebagai kajian penulis.
G. Teknik dan Sistematika Penulisan
Mengenai teknik penulisan tesis, penulis mengacu pada buku
Pedoman Penulisan Proposal, Tesis, dan Disertasi yang dikeluarkan
oleh Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta tahun 2017.
Secara keseluruhan, tesis ini memuat lima bab yang saling
berkaitan dengan perincian dan sistematika sebagai berikut:

44
Bagong Suyanto, dkk, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan,
(Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2005), h.126
45
Sumarsih Anwar, Sikap Profesional Peneliti Agama, (Jakarta Timur: Balai
Penelitian dan Pengembangan Agama, 2008), h.76
46
Ahmad Izzan, Metodologi Ilmu Tafsir, (Bandung: Tafakur, 2011), hlm. 114
18

Bab I, penulis memuat pendahuluan. Pendahuluan tersebut berisi


latar belakang yang membahas sisi kemukjizatan Al-Qur‟an,terutama dari
segi kemukjizatan ilmiahnya, perdebatan para ulama terkait tafsir ilmi,
argumentasi alasan pemilihan judul serta alasan penulis memilih
penafsiran asy-Sya‟rawi sebagai pokok bahasan penulis. Setelah latar
belakang diuraikan, penulis menjelaskan identifikasi masalah, pembatasan
masalah, dan perumusan masalah agar penelitian tidak melebar kemana-
mana. Kemudian dipaparkan juga tujuan dan manfaat penelitian, kajian
pustaka, dan metodologi penelitian yang mencakup jenis dan pendekatan
penelitian, sumber penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis
data, dan langkah-langkah penelitian. Dan poin terakhir bab ini dipaparkan
tentang teknik dan sistematika penulisannya.
Bab II, dikemukakan beberapa poin penting yang akan menunjang
penulis dalam menyelesaikan bab selanjutnya yaitu kajian tentang tafsir
saintifik, definisi dari tafsir saintifik, sejarah perkembangannya, kitab-
kitabnya, sikap para ulama terhadap tafsir saintifik, dan metode tafsir
saintifik. Pada bab ini juga dikemukakan tentang diskursus ayat-ayat
kauniyah dalam Al-Qur‟an.
Bab III , menjelaskan mengenai gambaran umum kitab Tafsir
asy-Sya‟rawi, biografi asy-Sya‟rawi, sistematika penafsiran, metode dan
corak penafsiran kitab tafsir tersebut. Tujuan dari penulisan beberapa
bahasan tersebut adalah untuk membatasi agar kitab tafsir yang dibahas
lebih spesifik dan untuk memudahkan penulis dalam menyelesaikan bab
keempat.
Bab IV, menjelaskan dimensi penafsiran ilmiah dalam tafsir asy-
Sya‟rawi, menjelaskan penafsiran asy-Sya‟rawi terkait ayat-ayat
kosomologi. Pada bab ini juga penulis menganalisa penafsiran asy-
Sya‟rawi pada ayat-ayat tersebut. Selain itu, pada bab ini juga akan
diuraikan mengenai relevansi penafsiran saintifik asy-Sya‟rawi terhadap
disiplin ilmu pengetahuan modern.
Bab V, merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan.
Kesimpulan tersebut merupakan hasil akhir dari penelitian yang dilakukan
terhadap masalah-masalah yang telah diuraikan di bab sebelumnya. Selain
itu, ditulis juga saran-saran sebagai pijakan sementara untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dan mendalam terkait objek masalah yang dikaji. Di
akhir penulisan, dicantumkan pula daftar pustaka yang memuat referensi-
19

referensi yang penulis gunakan dalam melakukan penelitian sebagai bukti


kevalidan pembahasan yang dikaji.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tafsir asy-Sya’rawi merupakan tafsir yang berdimensi saintifik. asy-
Sya’rawi termasuk ulama tafsir yang sangat memberikan perhatian
terhadap mukjizat ilmiah. Beliau menganggap sangat penting untuk
mengaitkan penafsiran dengan penemuan-penemuan modern yang sudah
mapan. Ia juga beranggapan bahwa tafsir saintifik mengungguli sisi
mukjizat Al-Qur’an lainnya.
Penafsiran saintifik asy-Sya’rawi mengenai ayat-ayat kosmologi
dapat disimpulkan dalam beberapa point sebagai berikut:
1. Dalam menafsirkan ayat-ayat kosmologi, asy-Sya’rawi menafsirkan
secara saintifik dengan mengkorelasikannya pada realitas ilmiah seperti
dalam QS. al-Furqan [25]: 53 dan QS. Fathir [35]: 12 yang menjelaskan
tentang lautan. Asy-Sya’rawi menjelaskan bahwa air tawar dan air asin
dapat berjalan bersamaan tanpa tercampur satu dengan yang lainnya.
Air laut mengalir dan tidak memiliki bentuk desain yang teratur.
Bentuknya terkadang ziz-zag dan bergelombang. Contohnya yaitu air
laut di teluk Meksiko, ia berjalan tanpa teratur, terkadang berbentuk
persegi panjang dan segi empat atau lingkaran. asy-Sya’rawi juga
menjelaskan di antara hikmah Allah menciptakan laut dengan
permukaannya yang luas adalah untuk memudahkan penguapan air.
Penguapan air tersebut berubah menjadi butiran air hujan yang dibawa
oleh awan yang dihembuskan angin dan turun di tempat yang telah
ditetapkan-Nya pula.
2. Relevansi penafsiran saintifik asy-Sya’rawi terhadap ilmu pengetahuan
modern dapat dilihat dalam penafsirannya pada QS. al-A’raf [7]: 57
dan QS. an-Nur [24]: 43 yang berkenaan dengan air hujan. asy-
Sya’rawi menjelaskan bahwa angin dapat membantu pembentukan
butiran air hujan yang dapat menyuburkan tanah. Selain angin, awan
juga mempengaruhi proses turunnya hujan. Menurut asy-Sya’rawi
awan yang memproses pembentukan hujan terjadi dalam empat fase,
pertama, dikirimnya awan oleh angin dengan menggiringnya perlahan-
lahan. Kedua, penggabungan, yaitu menggabungkan sebagian dengan
sebagian yang lain. Sehingga ada udara di antara dua bagian tersebut
dan dapat menjadikan celah di antara keduanya, sehingga akan ada air
hujan turun. Ketiga, awan saling menindih (menimpa) satu dengan
yang lainnya. Keempat, barulah air hujan keluar dari celah-celah yang
memisahkan bagian dari awan. Penjelasan asy-Sya’rawi tersebut

157
158

ternyata memiliki keterkaitan dengan pendapat beberapa ahli sains


yang menjelaskan tahap pembentukan awan cumulonimbus (awan
pembentuk hujan) sebagai berikut: Pertama, digerakkan dengan tiupan
angin. Kedua, berkumpul, awan-awan yang kecil (awan kumulus) yang
digerakkan oleh angin berkumpul bersama, yang kemudian membentuk
gumpalan lebih besar. Ketiga, terhimpun (bertumpukan).

B. Saran
Penelitian ini tentunya masih memiliki banyak kekurangan
dikarenakan minimnya pengetahuan penulis sehingga perlu
dikembangkan kembali. Tesis ini diharapkan dapat memberikan inspirasi
bagi para penggiat tafsir untuk menulis lebih lanjut tentang tafsir asy-
Sya’rawi. Tema tesis ini hanya berkisar kepada dimensi saintifik yang
ada di dalam tafsir asy-Sya’rawi dan hanya memfokuskan kepada ayat-
ayat kosmologi. Masih banyak tema yang belum dibahas seperti dimensi
sosilal-politik dalam tafsir asy-Sya’rawi. Hal ini dikarenakan asy-
Sya’rawi merupakan ulama yang dikenal dekat dengan pemerintahan
Mesir sehingga perlu diketahui seberapa jauh pengaruh sosial-politik
Mesir pada saat itu terhadap penafsiran asy-Sya’rawi. Tesis ini juga
diharapkan dapat memberikan pandangan baru bagi para pecinta tafsir
dan sains mengenai penafsiran berdimensi saintifik karya asy-Sya’rawi.
Tentu banyak sekali ditemukan kekurangan dalam tesis ini karena
keterbatasan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran untuk kebaikan penulis di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

A. Mufakhir, Kajian Tafsir ‘Ilmi (Studi Kritis Terhadap Pendapat Ulama),


tesis, Program Pasca Sarjana Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta, 2002, tidak
diterbitkan.
Abduh, Muhammad, Tafsir Juz ‘Amma, Mesir: al-Jam’iyyah al-Khairiyyah,
t.th-.
Abdul Baqi, Muhammad Fuad, al-Mu jam al-Mufahras li alf zh al-Qur an,
Kairo: Darul Hadis, 2001.
Abdushshamad, Muhammad Kamil, Mukjizat Ilmiah dalam Al-Qur an,
Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003.
Abidu , Yunus Hasan, Tafsir Al-Qur an: Sejarah Tafsir dan Metode Para
Mufassir, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007.
Ali, Abdullah Yusuf, The Holy Qur an, Text, Translation and Commentari,
USA: Amana Corp Brentwood, 1989.
al-Alusi, Mahmud Syukri, Ma Dalli ‘Alaihi Al-Qur anu: Mimma Ya dhidu
al-Hai ata al-Jadidata al-Qawimatu al-Burhan , Terj. Kamran As’ad
Irsyadi, Jakarta: Pustaka Azzam, 2004.
al-Andalusi, Abu Hayyan, al-Bahr al-Muhith fi at-Tafsir, Beirut: Darul Fikr,
t.th. Jilid I.
Aneesuddin, Mir, Fatwa Al-Qur an tentang Alam Semesta, Jakarta: Serambi
Ilmu Semesta, 2000.
Anwar, Sumarsih, Sikap Profesional Peneliti Agama, Jakarta Timur: Balai
Penelitian dan Pengembangan Agama, 2008.
al-Ashfahani , Ar-Raghib, Mu jam Mufradat al-Fazh Al-Qur an, Beirut: Dar
al-Fikr, 2010.
Audah, Ali, Konkordansi Qur an : Panduan Kata Dalam Mencari Ayat Al-
Qur an, Bogor: Pustaka Lintera AntarNusa, 2003.
Baiquni, Achmad, Al-Qur an dan Ilmu Peng tahuan Kealaman, Yogyakarta:
Dana Bhakti Prima Yasa, 1997.
Bates, Robert L., The Dictionary of Geological Terms: Third Edition, USA:
The American Geological Institute, 1989.
Bucaille, Maurice, Bibel, Qur an, dan Sains Modern, Jakarta: Bulan Bintang,
2000.
Al-Bukhari, Muhammad bin Isma’il, Shahih Bukhari, Beirut: Dar Ibnu
Katsir, 1987.
ad-Daib, Ibrahim, Masyru uka ma Al-Qur an, Penj. NurIhsan & Yasir
Maqashid, Jakarta: Nakhlah Pustaka, 2007.
Departemen Agama, Al-Qur an Tematik, Jakarta: Lajnah Pentashihan
Mushaf Al-Qur’an, 2009.
Dimjati, M. Djamaluddin, Menyingkap Kebenaran Al-Qur an, Solo: Tiga

159
160

Serangkai, 2008, cet. 1.


Djamil , Agus S., Al-Qur an dan Lautan, Bandung: PT Mizan Pustaka, 2004.
adz-Dzahabi, Husein, Tafsir al-Mufassirun, Kairo: Maktabah Wahdah, 2000
, Muhammad Husein, Ensiklopedia Tafsir, Jakarta: Kalam
Mulia, 2009.
Fuad Mahbub Siraj, Kosmologi dalam Tinjauan Failasuf Islam, Jurnal Ilmu
Ushuluddin, Vol. 2, No. 2, Juli 2014.
Al-Ghazali, Imam Abu Hamid, Ihya Ulum ad-Din, Mesir: Dar Mishri, 1998
juz IV.
, Imam, Jawahir Al-Qurán, Kairo: Dar al-Hadis, 1998.
Ghofur, Saiful Amin, Profil Para Mufasir Al-Qur an, Yogyakarta: Pustaka
Insan Madani, 2008.
Goldziher, Ignaz, Mazhab Tafsir Dari Klasik Hingga Modern, Depok: Elsaq
Press, 2006.
Golshani, Mehdi, Filsafat-Sains dalam Al-Qur an, Bandung: Penerbit Mizan,
2003.
Hafidhuddin, Didin, Al-Qur an dalam Arus Globalisasi dan Modernitas:
Mencari Alternatif Pemikiran di Tengah Absurditas Modernisme,
Tangerang: LPSI, 2004.
Hakim IMZI, A. Husnul, Ensiklopedi Kitab-kitab Tafsir: Kumpulan
Kitabkitab Tafsir dari Masa Klasik sampai Masa Kontemporer,
Depok: Lingkar Studi Al-Qur’an, 2013.
Haque, M. Atiqul, 100 Pahlawan Muslim Yang Mengubah Dunia, Jogjakarta:
Didlossia, 2007.
Hijazi, Muhammad Mahmud, Kesatuan Tema Dalam Al-Qur an, Jakarta:
Gema Insani, 2010.
Hitti, Philip K., History Of The Arabs, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta,
2006.
Idrus, Muhammad, Metode Penelitian Ilmu Sosial, Yogyakarta: Erlangga,
2009.
al-‘Ik, Khalid Abd al-Rahman, Ushul al-Tafsir wa Qawaiduhu, Beirut: Dar
al-Nafais, 1994.
Indarto, Hidrologi: Dasar Teori dan Contoh Aplikasi Model Hidrologi,
Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
Iyyazi, Muhammad Ali, Al-Mufassirun: Hayatuhum wa Manhajuhum,
Teheran: Wizarat Tsaqafah wa Al-Irsyad al-Islami, tt-
Izzan, Ahmad, Metodologi Ilmu Tafsir, Bandung: Tafakur, 2011.
, Ahmad, Ulumul Qur an: Tela ah Tekstualitas dan Kontekstual Al-
Qur an, Bandung: Tafakur, 2013.
Jalaluddin, Filsafat Ilmu Pengetahuan: Filsafat, Ilmu Pengetahaun, dan
Peradaban, Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
161

Jauhari, Thanthawi, al-Jawahir fi Tafsir Al-Qur an al-Karim, Beirut: Dar al-


Fikr, tt-.
Jumin, Hasan Bashri, Sains dan Teknologi dalam Islam: Tinjauan Genetis
dan Ekologis, Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Kasiram, Moh., Metodologi Penelitian: Refleksi Pengembangan Pemahaman
dan Penguasaan Metodologi Penelitian, Malang: UIN-Malang Press,
2008.
Katsir, Ibnu, Tafsir Al-Qur an al-Azhim, Kairo: Dar al-Hadis, 2002.
Kattsoff , Louis A., Pengantar Filsafat, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya,
2004.
Khamid, Ahmad, Pemikiran Tafsir ‘Ilmi Fathullah Gulen Dalam Kitab
Adwa Qur aniyyah Fi Sama Al-Wijdan, tesis, Program Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016.
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Kisah Para Nabi Pra Ibrahim
Dalam Perspektif Al-Qur an dan Sains (Tafsir Ilmi), Jakarta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2012.
, Manfaat Benda-Benda Langit
dalam Perspektif Al-Qur an dan Sains, Jakarta: Lajnah Pentashihan
Mushaf Al-Qur’an, 2012.
, Penciptaan Jagat Raya dalam
Perspektif Al-Qur an dan Sains (Tafsir Ilmi), Jakarta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2010.
Latif, Mukhtar, Orientasi Ke Arah Pemahaman Filsafat Ilmu, Jakarta:
Kencana, 2014.
Limantara, Lily Montarcih, Hidrologi Praktis, Bandung: CV. Lubuk Agung,
2010.
Ludjito, Ahmad, dkk, Reformulasi Filsafat Pendidikan Islam, Semarang:
Pustaka Pelajar, 1996.
al-Mahalli, Jalaluddin, al-Suyuthi, Jalaluddin Abdurrahman, Tafsir al-
Jalalain, Semarang: Maktabah Usaha Keluarga, t.th.
al-Maraghi , Ahmad Mushtafa, Terjemah Tafsir al-Maraghi, Semarang: CV
Toha Putra, 1993.
al-Muhtasib, Abdul Majid Abdus Salam, Visi dan Paradigma Tafsir Al-
Qur an Kontemporer, Bangil: Al Izzah, 1997.
M. Echols, John, Shadily, Hasan, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: PT
Gramedia, 1993
Mahmud, Abdul Halim, Bacalah dengan Nama Tuhanmu: Mengungkap
Kandungan Ayat Pertama Al-Qur an, Jakarta: Lentera, 1997.
Manzhur, Ibnu , Lisanul Arab , (Kairo: Dar al-Ma’arif: tt-.
Marconi, Achmad, Bagaimana Alam Semesta Diciptakan: Pendekatan Al-
Qur an dan Sains Modern, Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 2003.
162

Masruri, M. Hadi, Rossidy, Imron, Filsafat Sains Dalam Al-Qur an:


Melacak Kerangka Dasar Integrasi Ilmu dan Agama, Malang: UIN
Malang Press, 2007.
Misriyadi, M. Ratim, Bumi dan Antariksa: Geografi Fisika, Bandung:
Angkasa, 1982.
Mohammad, Herry, Tokoh-Tokoh Islam Yang Berpengaruh Abad 20,
Jakarta: Gema Insani Press, 2006.
Mulyono, Agus, Abtokhi, Ahmad, Fisika dan Al-Qur an, Malang: UIN
Malang Press, 2006.
Mursi, Muhammad Sa’id, Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah,
Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2007.
Mustaqim, Abdul, Dinamika Sejarah Tafsir Al-Qur an, Studi Aliran-Aliran
Tafsir dari Periode Klasik, Pertengahan, Hingga Modern-
Kontemporer, Yogyakarta: Adab Press, 2014.
, Abdul, Epistemologi Tafsir Kontemporer, Yogyakarta: LKIS
Group, 2010.
Mustaqim, Abdul, Madzhibut Tafsir: Peta Metodologi Penafsiran Al-Qur an
Periode Klasik hingga Kontemporer, Yogyakarta: Nun Pustaka, 2003.
al-Najjar, Zaghlul Raghib, al-I jaz al-Ilmi fi al-Sunnah al-Nabawiyyah, Penj.
Yodi Indrayadi, Jakarta: Penerbit Zaman, 2010.
, Zaghlul, Selekta dari Tafsir Ayat-Ayat Kosmos dalam Al-Qur an Al-
Karim, Penj. Masri El-Mahsyar Bidin, dkk, Jakarta: Shorouk
International Bookshop, 2010.
, Zaghlul, Pembuktian Sains dalam Sunnah, Jakarta: Amzah, 2006.
Nasr, Seyyed Hossein, Leaman, Oliver, Eksiklopedi Tematis Filsafat Islam,
Bandung: Mizan Pustaka, 2003.
Paisak, Taufik, Revolusi IQ/EQ/SQ:Antara Neurosains dan Al-Qur an,
Bandung: Mizan , 2004.
Pasya, Ahmad Fuad, Dimensi Sains Al-Qur an: Menggali Kandungan Ilmu
Pengetahuan dari Al-Qur an, Solo: Tiga Serangkai, 2006.
Pranggono, Bambang, Percikan Sains dalam Al-Qur an, Jakarta: Khazanah
Intelektual, 2005.
Qardhawi, Yusuf, Al-‘Aqlu wal-‘Ilmu fil-Qur anil-Karim, Penj. Abdul
Hayyie al-Kattani, dkk, Jakarta: Gema Insani, 2004.
, Yusuf, Bagaimana Berinteraksi dengan Al-Qur an, Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar, 2000.
al-Qasimi, Muhammad Jamaluddin, Mahasin at-Takwil, Beirut: Dar al-Fikr,
1978.
al-Qattan, Manna’ Khalil, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur an, Bogor: Pustaka Lintera
AntarNusa, 2009.
163

Qolay, Hamid Hasan, Indeks Terjemah Al-Qur anul Karim, Jakarta: Yayasan
Halimatus Sa’diyah, 2000.
Quthb, Sayyid, Tafsir Fi Zhilalil Qur an, Beirut: Darusy –Syuruq, 1992.
Rahman, Afzalur, Al-Qur an Sumber Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Rineka
Cipta, 1992.
, Afzalur, Ensiklopediana Ilmu dalam Al-Qur an: Rujukan
Terlengkap Isyarat-Isyarat Ilmiah dalam Al-Qur an, Bandung: Penerbit
Mizania, 2007.
ar-Razi, Muhammad Fakhruddin, at-Tafsir al-Kabir wa Mafatih al-Gaib,
Beirut: Darul-Fikr, 1990.
Rosadisastra, Andi, Metode Tafsir Ayat-Ayat Sains dan Sosial, Jakarta: Amza,
2007.
Sahabuddin, ed., Ensiklopedi Al-Qur an: Kajian Kosakata, Jakarta: Lentera
Hati, 2007.
Sani, Ridwan Abdullah, Sains Berbasis Al-Qur an, Jakarta: Bumi Aksara,
2015.
Sarosa, Samiaji, Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar, Jakarta: PT Indeks,
2012. Cet. 1.
Semiawan, Conny R., dkk, Dimensi Kreatif dalam Filsafat Ilmu, Bandung:
Remadja Karya, 1988.
Serway, Raymond A., Jewett, John W., Fisika Modern Untuk Sains dan
Teknologi, Jakarta: Penerbit Salemba Teknika, 2004.
Shah, A. B., Metodologi Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 1986.
Shihab, M. Quraish, Kaidah Tafsir: Syarat, Ketentuan, dan Aturan dalam
Memahami Al-Qur an, Tangerang: Lentera Hati, 2015. cet. III.
, M. Quraish, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-
Qur an, Ciputat: Lentera Hati, 2012.
, M. Quraish, Tafsir Al-Qur an al-Karim: Tafsir atas Surat-Surat
Pendek Berdasarkan Urutan Turunnya Wahyu, Bandung: Mizan,
1997.
, M. Quraish, Wawasan Al-Qur an: Tafsir Maudhu i Atas Berbagai
Persoalan Umat, Bandung: PT Mizan Pustaka, 2005.
, M. Quraish, Membumikan Al-Qur an, Fungsi dan Peran Wahyu
dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung: PT Mizan Pustaka,1992.
Ash-Shabuni, Muhammad Ali, Shafwatut Tafasir, Beirut: Darul Fikr, 2001.
Shouwy, Ahmad AS, dkk, Mukjizat Al-Qur an dan as-Sunnah tentang Iptek,
Jakarta: Gema Insani Press, 1995. cet 1.
Sodiq, Akhmad, Prophetic Character Building: Tema Pokok Pendidikan
Akhlak Menurut Al-Ghazali, (Jakarta: Kencana, 2018), hlm. 47
164

Soleh, A. Khodori, Epistemologi Islam: Integrasi Agama, Filsafat, dan Sains


dalam Perspektif al-Farabi dan Ibnu Rusyd,Yogyakarta: ar-Ruzz
Media, 2018.
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D), Bandung: Alfabeta, 2014.
Suma, Muhammad Amin, Ulumul Qur an, Jakarta: Rajawali Pers, 2013.
Suriani, Atiyah Ulfah, Studi Tafsir ‘Ilmi Thanthawi Jawhari (1287-
1357/1870-1940), tesis, Program Pasca Sarjana Institut Ilmu Al-Qur’an
Jakarta, 2016, tidak diterbitkan.
Suriasumantri, Jujun S., Ilmu dalam Perspektif : Sebuah Kumpulan
Karangan Tentang Hakikat Ilmu, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2001.
Susanto, A., Filsafat Ilmu: Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis,
Epistemologis, dan Aksiologis, Jakarta: Bumi Aksara, 2013.
Suyanto, Bagong dkk, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif
Pendekatan, Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2005.
as-Suyuthi, Jalaluddin, al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur an, (Kairo: Dar al-Hadis,
2004
Sya’rawi, Muhammad Mutawalli, Mu jizatul Qur an, Terj Muhammad Ali &
Abdullah, Semarang: CV. Morodadi, 1995.
, Muhammad Mutawalli, Qashash Al-Qur an, Kairo: Al-Maktabah
At-Taufîqiyah, 2004.
, Muhammad Mutawalli, Tafsir Asy-Sya rawi, Mesir: Akhbarul
Yaum, 1991
Syamsuri, Kusmana, Pengantar Kajian Al-Qur an: Tema Pokok, Sejarah,
dan Wacana Kajian, Jakarta: Pustaka Al Husna Baru, 2004.
Syarif, Yudi Sirajuddin, Kamus Al-Qur an: Cara Mudah Mencari Makna
dalam Al-Qur an, Purwakarta: Pustaka Ancala, 2007.
asy-Syaukani, Muhammad bin Ali Muhammad, Fathul Qadir, Kairo: Darul-
Hadis, 1993.
Syibromalisi, Faizah Ali, Azizy, Jauhar, Membahas Kitab Tafsir Klasik
Modern, Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2011.
Taslaman, Caner, Miracle of The Quran: Keajaiban Al-Qur an Mengungkap
Penemuan-Penemuan Ilmiah Modern, Bandung: Penerbit Mizan,
2006.
Taufikurrahman, Penafsiran Ayat-Ayat Kawniyyah (Kajian Terhadap
Penafsiran al-Razi Terhadap Ayat-Ayat Tentang Binatang dalam
Mafatih al-Ghayb), disertasi, Program Pascasarjana Institut Agama
Islam Negeri Sunan Ampel (IAIN) Surabaya, 2012.
ath-Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir, Tafsir ath-Thabri, Jakarta:
Pustaka Azzam, 2009.
165

Thayyarah, Nadiah, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur an: Mengerti Mukjizat
Ilmiah Firman Allah, Jakarta: Zaman, 2013.
Tim Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Pelestarian Lingkungan Hidup
(TafsirAl-Qur an Tematik), Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-
Qur’an, 2009.
Tim Rebuklik Arab Mesir Al-Azhar, Al-Muntakhab (Selekta Dalam Tafsir
Al-Qur an al-Karim), Kairo: Republik Arab Mesir A-Azhar, 2001.
Tjasyono, Bayong, Ilmu Kebumian dan Antariksa, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013.
Umar, Efrizon, Buku Pintar Fisika, Jakarta: Media Pusindo, 2008.
Ushama, Thameem, Metodologi Tafsir Al-Qur an: Kajian Kritis, Objektif
dan Komprehensif, Jakarta: Riora Cipta, 2000.
Wan Daud, Wan Mohd Nor, Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed M.
Naquib al-Attas, Bandung: Penerbit Mizan, 2006.
Wiramihardja, Suhardja D., dkk, Astronomi, Jakarta: Trisula Adisakti, 2014.
Yahya, Harun, Keajaiban Al-Qur an, Bandung: Akar Publishing, 2008.
, Harun, Al-Qur an Mengungkap Teknologi & Ilmu Pengetahuan
Modern, Solo: Wacana Ilmiah Press, 2004.
Zaini, Hasan, Raudatul Hasanah, Ulumul Qur an, Batusangkar: STAIN
Batusangkar Press, 2010. cet.I.
Zar, Sirajuddin, Filsafat Islam: Filosof dan Filsafatnya, Jakarta: Rajawali
Pers, 2017.
, Sirajuddin, Konsep Penciptaan Alam dalam Pemikiran Islam, Sains dan
Al-Qur an, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 1994.
az-Zamakhsyari , Abi al-Qasim, al-Kasysyaf an Haq iqi at-Tanzil wa uy nil
Aq il f Wuj h at-Ta wil, Beirut: Darul-Fikr, tt-.
az-Zarkasyi, Badruddin, al-Burham fi Ulum al-Qur an, Beirut: Darul
Ma’rifah, 1957.
Zed, Mestika, Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008. cet.I.
al-Zindani, Abdul Majid, Mukjizat Al-Qur an dan As-Sunnah Tentang
IPTEK, Jakarta: Gema Insani Press, 1997.
Zuhaili, Wahbah, Al-Qur an dan Paradigma Peradaban, Yogyakarta:
Dinamika, 1996.

Jurnal:
A.M , Moh., Metodologi Tafsir asy-Sya rawi, Jurnal.
Armainingsih, Studi Tafsir Saintifik: Al-Jawahir fi Tafsir Al-Qur an al-
Karim, Jurnal at-Tibyan, Vol. I , No. I, Juni 2016.
Bahrum, Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi, Jurnal Sulesana, Vol. 8, No.
2, 2013.
166

Iqbal, Imam, Kosmologi, Sains, dan Teknologi: Pergeseran Paradigmatik


dan Implikasinya terhadap Studi Agama, Jurnal Studi Agama dan
Pemikiran Islam, Vol. 8, No. 1, Juni 2014.
Jamarudin, Ade, Konsep Alam Semesta Menurut Al-Qur an, Jurnal
Ushuluddin, Vol. XVI No. 2, Juli 2010.
Lubis, Agus Salim, Epistemologi Ilmu Pengetahuan dan Relevansinya dalam
Studi Al-Qur an, Jurnal Hermeunitik, Vol. 8, No. 1, Juni 2014.
Mustaqim, Abdul, Kontroversi tentang Corak Tafsir Ilmi, Jurnal Studi Ilmu-
Ilmu Al-Qur’an dan Hadis, Vol. 7, No. I, Januari 2006.
, Abdul, Model Penelitian Tokoh (Dalam Teori dan Aplikasi),
Jurnal Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an dan Hadis, Vol. 15, No. 2, 2014.
Nurjannah, Siti, Kosmologi dan Sains dalam Islam, Jurnal.
Pasya’, Hikmatiar, Studi Metodologi Tafsir Asy-Sya rawi, Jurnal Studi Qur
‘an, Vol. 1, No. 2, 2017.
Sakni, Ahmad Soleh, Model Pendekatan Tafsir Dalam Kajian Islam, Jurnal
Ilmu Al-Qur’an, No. 2, 2013.
Suteja, Hardiyansah, Kosmologi Baru Implikasinya dalam Religiusitas,
Jurnal, No. 9, November 2009, hlm.
Yuliarto, Udi, al-Tafsir al-Ilmi: Antara Pengakuan dan Penolakan, Journal
of Islamic Studies, Vol. 1, No. 1, Maret 2011.

Anda mungkin juga menyukai