Anda di halaman 1dari 6

ANALIS ISU

LINGKUNGAN INSTANSI KERJA

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2022

Angkatan/Kelompok : XII / 4

Nama Mata Pelatihan : Analisis Isu Kontemporer

Nama Peserta : Haszni Khania Agustina, S.I.P

Unit Kerja : Inspektorat

Instansi : Pemerintah Kab. Pangandaran

Jabatan : Ahli Pertama Pengawas Penyelenggaraan

Urusan Pemerintahan di Daerah

I. PENDAHULUAN
Inspektorat Daerah Kabupaten Pangandaran adalah SKPD
yang menjalankan Fungsi Pengawasan pada Pemerintah Kabupaten
Pangandaran dan memiliki tanggung jawab langsung atas pelaporan
hasil pengawasan kepada Bupati Pangandaran.
Dalam melaksanakan tugas sebagai lembaga pengawas Inspektorat
menjalankan peran Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP)
Daerah.
Tugas utama APIP Daerah adalah memberikan jaminan
kualitas (Quality Assurance) dan memberikan layanan konsultasi
(Cosulting).
a. Kegiatan penjaminan kualitas (quality assurance), terdiri dari:
1) Audit:
2) Evaluasi
3) Reviu
4) Pemantauan/Monitoring

b. Kegiatan pengawasan lainnya yang tidak memberikan penjaminan


kualitas (kegiatan consulting), antara lain konsultansi, sosialisasi,
dan asistensi.
Penjaminan Kualitas (Anssurance) dan Jasa Konsultasi (Consulting
Activity) yang dilakukan oleh APIP Daerah meliputi pengawasan
pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan pada
Pemerintahan Desa

I. ANALISIS ISU INSTANSI

Isu Instansi merupakan setiap peristiwa atau wacana yang


mampu menyita perhatian masyarakat, bagaimana masyarakat
merespon isu tersebut salah satunya ditentukan oleh kuatnya pengaruh
yang ditimbulkan dari isu tersebut. Begitu juga yang terjadi di
Inspektorat Kabupaten Pangandaran. Berikut ini adalah beberapa
Isu Instansi pada Inspektorat Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa
Barat.

1. Kurang tepatnya waktu pelaksanaan tugas dengan waktu yang


ditetapkan di SPT.
2. Belum optimalnya upaya tindak lanjut hasil pemeriksaan di
Inspektorat Kabupaten Pangandaran.
3. Terbatasnya jumlah fasilitas printer sehingga menghambat
penyelesaian pembuatan Laporan Hasil

II. TEKNIK ANALISIS ISU


Teknik analisis isu yang digunakan pada adalah teknik tapisan
isu USG. Analisis USG mempertimbangkan tingkat kepentingan,
keseriusan, dan perkembangan setiap variabel dengan rentang skor
1-5.
1. Urgency
Seberapa mendesakisu tersebut harus dibahas dan dikaitkan
dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu
tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat
yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-
masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan.
Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama suatu masalah
yang dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila
dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri.
3. Growth
Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab isu akan semakin memburuk
kalau dibiarkan.

Tabel 1

Kriteria Penerapan Uji USG dengan Skala Likert

Metode USG Skala Indikator

Urgency 1 Sangat Rendah

2 Rendah

3 Sedang

4 Tinggi

5 Sangat Tinggi

Seriousness 1 Tidak serius

2 Kurang serius

3 Cukup serius

4 Serius

5 Sangat serius

Growth 1 Tidak berkembang

2 Kurang berkembang

3 Cukup berkembang

4 Berkembang

5 Sangat berkembang

Dengan berpedoman pada rubrik uji USG, hasil uji USG yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut:
Menapis Isu dengan Tehknik Analisis USG

Matriks USG

Total Priorita
U S G
No. ISU Nilai s
1. Kurang tepatnya waktu
pelaksanaan tugas dengan
5 4 4 13 II
waktu yang ditetapkan di SPT
2. Belum optimalnya upaya tindak
lanjut hasil pemeriksaan di
5 5 5 15 I
Inspektorat Kabupaten
3. Pangandaranjumlah fasilitas
Terbatasnya
printer sehingga menghambat
4 3 3 10 III
penyelesaian pembuatan
Laporan Hasil Pemeriksaan dan

Berdasarkan hasil uji USG, telah didapatkan 1 isu prioritas yang akan di
bahas penulis yaitu:

“Belum optimalnya upaya tindak lanjut hasil pemeriksaan di Inspektorat


Pangandaran”.

III. Analisis Isu Dengan FishBone


Fishbone diagram (diagram tulang ikan ) sering juga disebut Cause-and-
Effect Diagram atau Ishikawa Diagram diperkenalkan oleh Dr. Kaoru
Ishikawa, seorang ahli pengendalian kualitas dari Jepang, sebagai satu
dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic quality tools). Fishbone diagram
digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab
masalah dan terutama ketika sebuah team cenderung jatuh berpikir
pada rutinitas (Tague, 2005, p. 247). Dengan menggunakan metode
Fishbone Diagram kita dapat mengidentifikasi akar dari suatu isu untuk
dapat dicarikan solusi penyelesaian atas inti dari isu tersebut. Analisis
Fishbone Diagram dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
IV. PENYEBAB TERJADINYA PERMASALAHAN ISU
Latar Belakang atau Penyebab terjadinya Permasalahan tentang Belum
optimalnya upaya tindak lanjut hasil pemeriksaan di Inspektorat
Kabupaten Pangandaran adalah:
1. Kondisi geografis kabupaten Pangandaran yang belum merata
sepenuhnya dalam akses prasarana jalan, banyak menghambat akses
untuk mengantarkan dokumen ke kantor Inspektorat maupun
sebaliknya.
2. Kurang siapnya pihak SKPD dalam memberikan data/dokumen
yang diperlukan dalam pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan.
3. Kurangnya koordinasi intern pihak SKPD dalam menyelesaikan
rekomendasi hasil pemeriksaan.
4. Kurangnya anggaran operasional akibat refocusing anggaran.

V. DAMPAK DARI PERMASALAHAN ISU


Dampak dari permasalahan isu “Belum optimalnya upaya tindak
lanjut hasil pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Pangandaran” adalah
:
1. Buruknya penilaian kinerja SKPD yang bersangkutan.
2. Terjadi indikasi bahwa pejabat yang berwenang di SKPD
tersebut belum sepenuhnya berkomitmen dalam melaksanakan
rekomendasi tindak lanjut yang diberikan oleh pemeriksa.
3. Kurang optimalnya fungsi pengawasan

VI. REKOMENDASI ISU ALTERNATIF PENYELESAIAN ISU


Alternatif Penyelesaian Isu tentang belum optimalnya upaya tindak lanjut
hasil pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Pangandaran antara lain:
1. Mendatangi langsung pihak SKPD yang terjangkau untuk
meminta data/dokumen yang diperlukan.
2. Meminta pihak SKPD menggunakan teknologi messenger seperti
Whatsapp atau email untuk mengirim data bagi SKPD yang terhalang
kondisi geografis.
3. Melakukan sosialisasi kepada pihak SKPD tentang pentingnya
pelaporan tindak lanjut hasil pemeriksaan.

Anda mungkin juga menyukai