Tugas
Ardi
-INFLASI
-CPI
Resi
-MASALAH PENGAMGGURAN
-STRUKTUR APBN
Yulio
-EKSPOR IMPOR
-KEBIJAKAN PEMERINTAH
Ninda
-ANALISIS TERHADAP PEREKONOMIAN
- Penutup
INDIA
. Ekonomi India adalah terbesar ketiga di dunia dalam GDP india memiliki ekonomi yang berada
dalam urutan ke-10 dalam konversi mata uang, dan ke-4 terbesar dalam PPP. Dikarenakan
populasinya yang besar Dia memiliki rekor ekonomi dengan pertumbuhan tercepat sekitar 8%
pada 2003. Perekonomian India dulunya banyak tergantung dari pertanian, . pertambangan,
petroleum, pengasahan berlian, film, tekstil, teknologi informasi, dan kerajinan tangan.
Tahun-tahun belakangan ini, India telah muncul sebagai salah satu pemain terbesar dalam
perangkat lunak, dan business process outsourcing, dengan pendapatan sekitar AS$17,2
miliar pada 2004–2005. begitu juga pariwisata secara data India hanya menerima sekitar tiga
juta pengunjung asing setiap tahun, pariwisata tetap penting bagi Ekonomi india dengan
menyumbangkan 5,3 persen dari GDP India
Sektor-Sektor Ekonomi
1. Sektor pertanian
India menempati urutan kedua di seluruh dunia dalam hal hasil pertanian. Per 2018,
pertanian mempekerjakan lebih dari 50% tenaga kerja India dan berkontribusi 17-18%
terhadap PDB negara. [2]
Pada tahun 2016, pertanian dan sektor terkait seperti peternakan , kehutanan dan
perikanan menyumbang 15,4% dari PDB (produk domestik bruto) dengan sekitar 41,49%
tenaga kerja pada tahun 2020.
Namun Kontribusi ekonomi pertanian terhadap PDB India terus menurun seiring dengan
pertumbuhan ekonomi berbasis luas negara itu. Namun, pertanian secara demografis
merupakan sektor ekonomi terluas dan memainkan peran penting dalam tatanan sosial
ekonomi India secara keseluruhan .
2. Pertambangan
Industri pertambangan di India merupakan kegiatan ekonomi utama yang
memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian India . kontribusi PDB industri
pertambangan bervariasi dari 2,2% menjadi 2,5% saja, tetapi PDB dari total sektor industri
itu menyumbang sekitar 10% sampai 11%. penambangan yang dilakukan dalam skala kecil
menyumbang 6% dari seluruh biaya produksi mineral. Industri pertambangan India
memberikan kesempatan kerja bagi sekitar 700.000 individu.
Pertambangan di India telah menonjol sejak zaman kuno. Bidang ini terkenal karena
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian bangsa.
Gross Domestic Product (GDP) juga disebut dengan Produk Domestik Bruto (PDB)
merupakan sa lah satu indikator penting untuk mengukur kondisi perekonomian suatu
negara.
Consumer Price Index (CPI) adalah alat ukur untuk menilai perubahan rata-rata atas
suatu harga barang dan jasa yang dinilai sangat penting. CPI dihitung dengan melakukan
pemantauan perubahan harga pada setiap barang.
Di India, CPI (gabungan) dinyatakan sebagai standar baru untuk mengukur inflasi
(April 2014).[1] Angka CPI biasanya diukur setiap bulan, dan dengan jeda yang signifikan,
membuatnya tidak sesuai untuk penggunaan kebijakan. India menggunakan perubahan CPI
untuk mengukur tingkat inflasi.
Indeks Harga Konsumen Pertumbuhan CPI India dilaporkan sebesar 6.3 % pada 2021-05.
Rekor ini naik dibanding sebelumnya yaitu 4.2 % untuk 2021-04. Data Indeks Harga
Konsumen Pertumbuhan CPI India diperbarui bulanan, dengan rata-rata 6.7 % dari 1958-01
sampai 2021-05, dengan 761 observasi. Data ini mencapai angka tertinggi sebesar 34.6 %
pada 1974-09 dan rekor terendah sebesar -11.3 % pada 1976-06. Data Indeks Harga
Konsumen Pertumbuhan CPI India tetap berstatus aktif di CEIC dan dilaporkan oleh CEIC
Data. Data dikategorikan dalam Global Economic Monitor World Trend Plus
INFLASI DI INDIA
INFLASI India menunjukan kenaikan pesat, dari sebelumnya 5,03% menjadi 5,52%. Ekonomi
India yang diprediksikan melambat hingga semester I-2021 karena tekanan pandemi Covid-
19, ternyata mampu bangkit untuk melawan dengan naiknya konsumsi. Pilarmas Sekuritas
dalam riset hariannya, Selasa (13/4), menyebutkan, meskipun inflasi di India mengalami
kenaikan, Pilarmas menyakini Bank Sentral India masih akan tetap mengabaikan hal
tersebut, sebab kenaikan inflasi dinilai masih belum konsisten dan hanya bersifat
sementara. “Bank Sentral India masih akan terfokus kepada pemulihan ekonomi yang
konsisten hingga proses pemulihan tersebut benar benar terjadi. Inflasi yang terjadi di India
disebabkan oleh naiknya inflasi makanan dari sebelumnya 4,3% menjadi 5,2%,” jelas
Pilarmas Sekuritas.. Namun kenaikan inflasi ini juga masih belum konsisten, pasalnya
kenaikkan lonjakan kasus Covid-19 masih akan terus memberikan resiko terhadap inflasi.
Inflasi diperkirakan masih akan mengalami peningkatan yang didukung dengan
meningkatnya daya beli terhadap barang dan jasa yang mendorong jumlah uang beredar
mengalami kenaikkan.
Sektor formal perkotaan, yang mencakup tenaga kerja pabrik dan industri jasa
dengan gaji berkala dan cakupan sesuai undang-undang tenaga kerja India
Sektor informal perkotaan, yang mencakup wiraswasta dan pekerja berupah lepas
Sektor pedesaan dan informal pasar tenaga kerja India menyumbang 93% dari pekerjaan
pada tahun 2011, dan pekerjaan ini tidak tercakup oleh undang-undang tenaga kerja India
yang ada saat itu. Menurut laporan Bank Dunia 2010, "pekerjaan sektor informal bergaji
rendah, relatif tidak produktif, terus mendominasi pasar tenaga kerja [India]. "Sektor
informal mendominasi pasar tenaga kerja India dan akan terus melakukannya dalam jangka
menengah", kata Bank Dunia, dan bahkan jika definisi "sektor formal diperluas untuk
mencakup semua pekerja tetap dan bergaji, sekitar 335 juta pekerja dipekerjakan
di sektor informal pada tahun 2004–5"
New Delhi, Beritasatu.com- Dampak wabah corona di India telah mengakibatkan ledakan
angka pengangguran hingga 122 juta orang pada bulan April saja. Seperti
dilaporkan BBC, Kamis (7/5), menurut Pusat Pemantauan Ekonomi India (CMIE), tingkat
pengangguran India sekarang mencapai rekor tertinggi 27,1%,
Pengangguran mencapai 23,5% pada bulan April, lonjakan tajam dari 8,7% pada bulan
Maret. Hal ini dikaitkan dengan penguncian, yang menyebabkan sebagian besar kegiatan
ekonomi terhenti, kecuali layanan penting seperti rumah sakit, apotek dan persediaan
makanan.
- India mencatatkan defisit fiskal yang menyentuh rekor terbaru di posisi US$ 88,5 miliar (Rp
1.292,10 triliun) untuk periode April-Juni 2020. Jumlah ini sudah mencapai 83,2% dari target
defisit untuk tahun fiskal saat ini.
Menurut data pemerintah yang dirilis hari ini Jumat (31/7/2020), total penerimaan pajak
bersih sepanjang tiga bulan ini turun 46% year on year (YoY) menjadi 1,35 miliar rupee (US$
18,05 miliar, 263 triliun). Dibanding dengan 2,51 rupee di periode yang sama tahun lalu,
penurunan ini terjadi kendati pemerintah telah meningkatkan pajak atas bakar.
Total belanja pemerintah naik 13% YoY pada periode ini menjadi 8,16 triliun rupee dibanding
dengan 7,22 triliun rupee di tahun lalu. Kenaikan ini karena pemerintah meningkatkan
belanja untuk program pangan gratis dan pekerjaan di desa untuk jutaan pekerja migran.
Pemerintah India juga telah meningkatkan target pinjaman menjadi 12 triliun rupee untuk
tahun fiskal berjalan dari perkiraan sebelumnya 7,8 triliun rupee untuk pendanaan belanja
negara.
Menurut jajak pendapat Reuters, pada tahun fiskal ini diperkirakan ekonomi India akan
mengalami kontraksi 5,1% dan dalam skenario terburuk diperkirakan akan minus hingga
9,1%.
Ekspor utama India termasuk produk pertanian, tekstil, batu berharga, dan
perhiasan, jasa perangkat lunak, dan teknologi, hasil teknik, kimia, dan hasil kulit
sedangkan komoditas impornya adalah minyak mentah, mesin, batu berharga,
pupuk, kimia. Pada tahun 2004, total ekspor India berjumlah AS$69,18 miliar
sedangkan impor sekitar AS$89,33 miliar.
Komoditas adalah barang dagangan utama/ dasar yang sesuai dengan standar perdagangan
internasional
India memiliki sejumlah komoditas ekspor terbesar. Apa sajakan komoditas ekspor terbesar
India? Berikut ini data Ekspor Komoditas India
Selain dari Indonesia, India juga mengimpor dari banyak negara di dunia, berikut ini
komoditas impor yang dikirim dari berbagai negara:
• Minyak bumi dan minyak yang diperoleh dari mineral bitumen, mentah (USD
114.508.179).
• Emas, termasuk. berlapis emas dengan platina, tidak ditempa, untuk tujuan non-
moneter (tidak termasuk emas dalam bentuk bubuk (USD 31.668.284).
• Batubara, dihaluskan maupun tidak, tidak diaglomerasi (tidak termasuk batubara
antrasit dan bituminus (USD 22.652.797).
• Intan non-industri yang tidak dikerjakan atau hanya digergaji, dibelah atau digerus
(tidak termasuk intan industri (USD 16.765.276) ).
Airport International
International Seaport
# Beberapa inisiatif dan perkembangan terkini yang dilakukan oleh Pemerintah India
PDB India diperkirakan akan mencapai US $ 5 triliun pada Fiscal Year 2025 (FY25) dan
mencapai status pendapatan menengah ke atas di belakang digitalisasi, globalisasi,
demografi yang menguntungkan, dan reformasi.
India juga berfokus pada sumber terbarukan untuk menghasilkan energi. Ia berencana untuk
mencapai 40 persen energinya dari sumber-sumber non-fosil pada 2030, yang saat ini 30
persen, dan memiliki rencana untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan dari menjadi
175 gigawatt (GW) pada tahun 2022.
India diperkirakan akan menjadi ekonomi konsumen terbesar ketiga karena konsumsinya
mungkin tiga kali lipat hingga US$4 triliun pada tahun 2025, karena pergeseran dalam
perilaku konsumen dan pola pengeluaran, menurut laporan Boston Consulting Group (BCG).
India diperkirakan akan melampaui AS untuk menjadi ekonomi terbesar kedua dalam hal
paritas daya beli (Purchasing Power Parity/PPP) pada tahun 2040 seperti yang dilaporkan
oleh PricewaterhouseCoopers.
Walaupun dalam masa Pandemi saat ini , India masih dapat mengatasi permasalahan-
Permasalahan Ekomomi nya seperti Inflasi maupun Resesi yang terjadi saat ini , dengan
peluang-peluang yang disebutkan sebelum ini dari PDB maupun daya konsumsi masyarakat
mereka yang memiliki lebih dari 1 milyar jiwa.
KESIMPULAN
Secara keseluruhan Ekonomi India saat ini sedang mengalami pertumbuhan yang sangat
pesat dan tengah mengalami saat terbaik dalam sejarahnya. Hampir semua indikator
perekonomian makronya mengalami pertumbuhan positif yang pesat dengan angka
pertumbuhan yang cukup tinggi (bahkan pernah mencapai angka 9,6 persen pada tahun
fiskal 2006-2007), semakin besarnya simpanan devisa, pasar kapital yang mengalami
booming, dan semakin derasnya arus masuk Foreign Direct Investment. India saat ini telah
muncul sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi terpesat kedua di dunia yang hanya
bisa disaingi oleh China.
Ditengah badai krisis ekonomi 2008-2009 India merupakan salah satu dari sedikit negara
yang berhasil bertahan menghadapi krisis dan mempertahankan tingkat pertumbuhan di
atas 6 persen.
Jumlah penduduk India yang telah mencapai hampir 1,2 milyar merupakan negara dengan
penduduk terbesar kedua di dunia setelah China. Menurut survei CSO (Central Statistic
Office India) terakhir populasi kelas menengah India telah mencapai lebih dari 300 juta jiwa
dengan populasi usia muda mencapai 75 persen. Hal ini merupakan pasar yang sangat besar
bagi pengusaha yang berniat melebarkan usahanya di India
World Population Review mengamati, liberalisasi ekonomi India dimulai pada awal 1990-an,
termasuk deregulasi industri serta pengurangan kontrol pada perdagangan dan investasi
asing, serta privatisasi perusahaan-perusahaan milik negara.
Hal serupa diungkapkan data World Economic Outlook IMF bulan Oktober 2019. India telah
menjadi kekuatan ekonomi terbesar kelima pada 2019. Jika berdasarkan peringkat PDB,
negara ini melompati Inggris dan Prancis.
Walaupun dalam keadaan Pandemi saat ini yang terjadi dengn permasalahan pengangguran
yang terjadi maupun resesi yang mereka alami , india masih diramalkan akan Pimpin
pemulihan Ekonomi Global Bersama Amerika dan China
PENUTUP
Sekian yang dapat kelompok kami presentasikan terkait informasi atau deskripsi dari
perekonomian india, mulai dari kita dapat mengenal sedikit latar belakang negara
tersebut hingga kita dapat mengetahui perekonomian negara india yang terupdate ,
semoga informasi ini bisa dapat menambah pengetahuan kita semua