Anda di halaman 1dari 159

ANEKA

BUDAYA TIONGHOA

MANG UCUP
NIO TJOE SIANG
梁子祥

PENERBIT
HARIAN ONLINE KABARINDONESIA
ANEKA BUDAYA TIONGHOA
Penulis
Mang Ucup – Nio Tjoe Siang Nio - 梁 子 祥

Editor
Hari Rusli

Desain Sampul & Tata Letak


Budianto

Penerbit
Harian Online KabarIndonesia

ISBN :
PENGANTAR PENULIS
Aneka Budaya Tionghoa ini ditulis, karena saya merasa

terpanggil untuk berbagi pengetahuan mengenai Budaya


Tionghoa.
Terutama bagi mereka yang memiliki leluhur orang Tionghoa,
namun sudah jadi OCBC = Orang Cina Bukan Cina.
Boro-boro mengenal Budaya Tionghoa nama sendiri saja
sudah dilupakan, karena telah merubah nama menjadi nama
Indonesia.
Saya dilahirkan pada tanggal 19 Juli 1942 di Bandung.
Kami sekeluarga bermukim di Jalan Kelenteng.
Tepatnya bersebrangan langsung dengan Vihara Satya Budhi
Saya bermukim di sana sampai saya hijrah ke Jerman pada
usia 18 tahun.
Saya sendiri tidak pernah mengecap Pendidikan Tionghoa
entah sekolah ataupun berkomunikasi dalam Bahasa
Tionghoa, jadi dalam hal ini saya benar-benar buta aksara
Mandarin entah secara lisan maupun tulisan.
Namun saya banyak belajar dan mengetahui mengenai
budaya Tionghoa dari pergaulan di lingkungan tempat
dimana saya bermukim sejak kecil maupun dari ratusan buku
yang pernah saya baca sebelumnnya.
Selamat membaca & banyak terima kasih !
Jakarta: 21 Januari 2021
Mang Ucup – Nio Tjoe Siang
DAFTAR ISI
Aneka Budaya Tionghoa

pengantar penulis ............................................................................. 3

DAFTAR ISI ............................................................................................... 1


Aneka Budaya Tionghoa...................................................................... 1

Bab 1 ...................................................................................................... 4
CINA OCBC (Orang Cina Bukan Cina) = CINA BANANA .... 4
Bab 2 .................................................................................................... 11
SEJARAH ORANG TIONGHOA DI INDONESIA...................... 11
Bab 3 .................................................................................................... 15
ASAL MUASAL KATA OWE, AMOI & AKEW .......................... 15
Bab 4 .................................................................................................... 21
MASAYARAKAT TIONGHOA YANG PERCAYA RAMALAN 21
Bab 5 .................................................................................................... 26
ASAL USUL HOKI & KISAH TIGA DEWA FU LU SHOU ....... 26
Bab 6 .................................................................................................... 34
AGAMA MASYARAKAT TIONGHOA ......................................... 34
Bab 7 .................................................................................................... 40
SENI BELA DIRI TIONGHOA ......................................................... 40
Bab 8 .................................................................................................... 47

-1-
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

PROSESI PENIKAHAN ADAT TIONGHOA ............................... 47


Bab 9 .................................................................................................... 56
BAO ZHENG HAKIM YANG JUJUr.............................................. 56
Bab 10.................................................................................................. 62
PENGOBATAN TRADISIONAL CHINA ...................................... 62
Bab 11.................................................................................................. 67
TRADISI MAKANAN TIONGHOA ............................................... 67
Bab 12.................................................................................................. 73
SEJARAH PENCIPTAAN AKSARA TIONGHOA (HANZI) ...... 73
Bab 13.................................................................................................. 79
CARA SOJA DAN FILSAFAT DARI SOJA ................................... 79
Bab 14.................................................................................................. 84
HAO = DOKTRIN UTAMA DARI BUDAYA TIONGHOA ...... 84
Bab 15.................................................................................................. 89
KELETENG RUMAH IBADAH ORANG TIONGHOA ............... 89
Bab 16.................................................................................................. 93
PROSES PEMILIHAN SELIR UNTUK SANG KAISER ............... 94
Bab 17.................................................................................................. 99
SEJARAH DEWA PERANG KWAN KONG (GUAN YU) ...... 100
Bab 18............................................................................................... 106
KELENTENG TERTUA DI BANDOENG .................................... 106
Bab 19............................................................................................... 111
HUANGDI SANG KAISER KUNING PERTAMA .................... 112
Bab 20............................................................................................... 116
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

KRISTEN BODOR vs TAHUN BARU IMLEK............................116


Bab 21................................................................................................124
sepuluh PANTANGAN & LARANGAN MENJELANG IMLEK
.............................................................................................................125
Bab 22................................................................................................130
ARTIKEL IMLEK AGAR KITA MELEK .........................................131
Bab 23................................................................................................136
TRADISI DAN MAKNA DARI ANGPAUW ..............................136
Bab 24................................................................................................143
NOSTALGI PENGALAMAN IMLEK DI MASA KECIl .............143
Bab 25................................................................................................149
ASAL USUL CAP GO MEH...........................................................149
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

BAB 1

CINA OCBC (ORANG CINA BUKAN CINA) = CINA BANANA

Oleh: Mang Ucup – Nio Tjoe Siang - 梁 子 祥

Perkenalkan nama saya Nana Kasna, tapi kalo di kampung


saya lebih dikenal dengan nama Bah Nana, maklum saya
sudah tidak memiliki nama Tionghoa lagi, begitu juga dengan
anak-anak saya.

Satu-satunya yang mungkin masih berbau Tionghoa adalah


nama keluarga saya Kasna yang berarti „beKAS chiNA“.

Dari segi penampilan jelas tidak mungkin bagi saya untuk


bisa mengakui sebagai pribumi asli, sehingga dengan setiap
orang juga tahu bahwa saya ini adalah peranakan Tionghoa.

Namun kalau saya jujur, itu hanya dari segi penampilan kulit
luarnya saja, dimana saya layak disebut Tionghoa, selebihnya
dari itu tidak ada!

Sehingga dengan mana bukan namanya saja „Bah Nana“,


melainkan perasaan saya pun sudah seperti Banana alias
pisang tulen, dimana hanya kulit luarnya saja yang kuning,
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

tetapi dalamnya putih atau kosong tidak memiliki identitas


maupun pengetahuan tentang bahasa maupun budaya
Tionghoa.

Memang harus diakui bahwa saya ini keturunan Tionghoa,


sayangnya hanya sebagai bangsa „China Banana“ saja.

Saya tidak mengerti bahasa Tionghoa, boro-boro nulis,


ngomong saja tidak bisa.

Beberapa kata yang saya ketahui itupun saya pelajari dari


buku cersilnya Kho Ping Hoo.

Tokoh-tokoh Tionghoa yang saya kenalpun hanya sebatas


Jacky Chan dan Bruce Lee saja.

Memang saya pengagum berat budaya Tionghoa, tetapi


hanya sebatas pencinta film-film cersil saja. Jadi tokoh seperti
Yoko atau Siauw Liong Lie bagi saya tidaklah asing.

Begitu juga dengan jenis makanan Tionghoa, seperti Ku Lu


Yuk maupun Puyonghai.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Begitu juga dengan hari raya penting yang tak pernah


terlupakan seperti Imlek dan Capgome, berikut tradisi
angpao dan kue keranjangnya.

Mungkin banyak yang menilai bahwa tokoh fiktif saya ini,


Babah Nana itu sih „Wong Kam Pung“ tulen yang tidak
berpendidikan.

Jadi wajarlah kalau pengetahuannya jongkok, tetapi


bagaimana dengan diri anda sendiri, berapa banyak yang
anda ketahui tentang tradisi maupun budaya Tionghoa.

Mang Ucup sendiri menguasai bermacam-macam bahasa


asing mulai dari Inggris, Belanda sampai dengan Jerman.
Bahkan pernah mempelajari bahasa Ibrani maupun Yunani,
tetapi sayangnya bahasa Mandarin atau bahasa leluhur
sendiri tidak pernah saya pelajari, walaupun nama saya
sebenarnya adalah Nio Tjoe Siang.

Jadi keturunan Tionghoa tulen bahkan putera-putera


maupun cucu-cucu saya semuanya memakai nama Tionghoa.

Kita mengenal banyak sekali pujangga Barat mulai William


Shakespeare sampai dengan Victor Hugo. Bahkan para
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

pemenang Nobel Sastra mulai dari Ernest Miller Hemingway


sampai dengan Guenter Grass

Namun kalau ditanya tentang pujangga atau penulis


Tionghoa jarang ada yang tahu, mungkin hanya sebatas
Khong Hu Chu atau Lao Tze saja, sedangkan bagi mereka
yang tinggal di negara barat mungkin juga pernah membaca
buku karangannya dari Amy Tan (Tan En Mei).

Pernahkan anda membaca buku „Soul Mountain“ karangan


dari Guo Xingjian, sastrawan Tionghoa yang telah
memenangkah
Hadiah Sastra Nobel di tahun 2.000 dan juga mendapatkan
penghargaan „Chevalier de l'Ordre des Arts et des Lettres”
dari pemerintah Perancis?

Atau buku „The Family“ karangan dari almarhum Ba Jin salah


satu pujangga Tionghoa yang bukunya banyak sekali dibaca,
bahkan ia juga adalah pengarang buku anak-anak seperti
„The Immortality Pagoda“.

Tetapi kebalikannya, saya yakin banyak dari kita sudah


pernah membaca hasil karyanya atau minimum melihat
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

filmnya dari Chin Yung seperti Sin Tiauw Hiap Lu (Memanah


Burung Rajawali) atau To Liong To (Golok Pembunuh Naga).

Begitu juga kita mengenal banyak sekali pelukis maupun hasil


karyanya, mulai dari Basuki Abdullah, Rembrandt, Dalli
sampai dengan Piccaso, tetapi sayangnya tidak tidak ada
yang pernah mengenal pelukis Tionghoa seperti Qí Báishí
(1864-1957) = The Picaso Of China.

Lukisan van Gogh pernah memecahkan rekor sebagai lukisan


termahal, karena laku senilai 53,9 juta AS Dollar.

Namun lukisan dari Qí Báishí pernah dilelang seharga 65,5


juta AS Dollar (sumber Wikipedia).

Orang Tionghoa itu harus seperti jeruk; kulitnya kuning,


isinyapun seharusnya tetap kuning juga.

Bahkan jeruk merupakan lambang kekayaan sebagai emas,


dimana pada setiap hari raya Tahun Baru Imlek orang saling
memberikan jeruk, dan kalau bisa yang masih ada daunnya
dengan mengharapkan hokie dan rejeki di tahun mendatang
akan tumbuh.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Dan “Kuning” adalah warna simbolik juga bagi bangsa


Tionghoa, karena mereka mendiami tanah air Huang Tu Di =
tanah kuning seluas hampir 10.000 km.

Kaisar negara Tiongkok pertama lebih dikenal dengan nama


Huang Di = Kaiser Kuning menurut para sejarawan,
karena ia berasal dari tanah kuning tersebut.

Bagi orang awam yang tidak mendalami Sinologi, penjiwaan


budaya “tanah kuning” masih jelas tampak pada istilah-istilah
bahasa Mandarin, yang memadukan “kuning” untuk
mempertegas arti kata seperti tanah kuning, sungai kuning,
kulit kuning, beras kuning, kacang kuning, jubah kuning
(jubah kebesaran kerajaan), istana kuning bahkan alam
bakapun disebut sebagai “alam kuning”.

Maka tidaklah salah kalau saya mengharapkan bangsa


Tionghoa
dimanapun ia berada agar tetap seperti jeruk, dimana
kulitnya kuning dan isinyapun tetap kuning dan tidak
berubah menjadi buah pisang, kulitnya kuning, tetapi isinya
telah berubah menjadi putih semuanya menjadi bangsa
China Banana! Termasuk owe sendiri adalah China Banana !
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

MANG UCUP, ARE LIKE BANANA: YELLOW OUTSIDE,


BUT WHITE INSIDE !

By Race I am Chinese and By Grace I am Christian


Nio Tjoe Siang - 梁 子 祥
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

BAB 2
SEJARAH ORANG TIONGHOA DI INDONESIA

Oleh: Mang Ucup – Nio Tjoe Siang - 梁 子 祥

Orang Tionghoa Indonesia terkadang disebut CHINDO


Mereka menamakan diri merela dengan istilah TENGLANG
(bhs Hokian) atau TANGREN (bhs Mandarin 唐人 - Orang
Tang)
Sedang kata TIONGHOA itu diserap dari bhs Hokian
ZHONGHUA yaitu bangsa yang berasal dari negeri
TIONGKOK (bhs Hokian)

Sejak ekspedisi Cheng Ho pada abad ke 15 para pedagang


Tionghoa Muslim mulai menghuni kota-kota di Indonesia
Harian Sin Po koran Melayu Tionghoa.

Harian inilah yang pada tahun 1920 mempelopori


penggantian kata belanda INLANDER bagi penduduk
Indonesia menjadi BUMIPUTERA.

Sebagai imbalan sejak saat itu Media LokaL mengganti kata


TJINA menjadi TIONGHOA, maka dari itu suku Tionghoa
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

merasa lebih nyaman dengan sebutan TIONGHOA daripada


TJINA.

Jumlah etnis Tionghoa di Indonesia lebih dari 7,5 juta dan ini
merupakan jumlah penduduk terbesar di daratan Tiongkok
(Sumber BPS)

Kenapa kebanyakan orang Tionghoa menjadi PENGUSAHA?


Hal ini sebenarnya disebabkan oleh kebijakan pemerintah
kolonial Belanda yang tidak mengizinkan orang-oang
Tionghoa untuk memiliki tanah, serta menjadi pegawai
birokrasi pemerintah atau pegawai negeri.

Sehingga orang-orang Tionghoa memfokuskan diri mereka


menjadi pedagang, bidang usaha yang memang mereka
diizinkan untuk itu.

Mereka tidak bisa menjadi pemilik perkebunan atau


pertanian karena tidak diizinkan memiliki tanah.

Mereka juga tidak bisa menjadi pegawai negeri karena


jabatan ini hanya diberikan kepada golongan Eropa dan
bangsawan pribumi.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Apa bedanya etnis CINA TOTOK & CINA PERANAKAN?


Penjelasannya sederhana, yang dimaksud dengan Cina Totok
adalah kelompok orang-orang yang lahir di negeri Cina
kemudian datang serta menetap di Indonesia.

Sementara itu, yang dimaksud dengan Cina peranakan


adalah orang-orang keturunan Cina yang lahir di Indonesia.
Dan beberapa dari Cina peranakan biasanya juga memiliki ibu
yang merupakan warga pribumi.

Pada saat itu Perempuan Tionghoa dilarang keluar dari


daratan Tiongkok oleh sebab itulah ketika mereka hijrah ke
Indonesia, mereka menikah dengan perempuan pribumi.

Kebanyakan sebagai ISTRI KEDUA maklum sebelumnya


mereka hijrah ke Indonesia, mereka sudah punya istri di
Tiongkok yang tidak mungkin diajak untuk turut hijrah ke
Indonesia, karena adanya larangan tersebut.

Sejumlah sejarawan juga menunjukkan bahwa Raden Patah


pendiri kesultanan Demak adalah Cina Peranakan
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Kelompok KASNA atau BEKAS CINA.

Berdasakan KEPRES 1967 Orde Baru dimana orang Tionghoa


dianjurkan untuk ganti nama menjadi nama yang tidak
berbau Tionghoa lagi.

Kebanyakan dari mereka yang telah mengganti nama


Tionghoa dengan nama Indonesia, akhirnya menjadi OCBC
(Orang Cina Bukan Cina) lagi, karena mereka merasa sudah
tidak ada berkaitannya lagi dengan Cina, walaupun kulitnya
masih tetap kuning. Maklum ganti nama mudah; namun ganti
kulit mustahil terkecuali dibeset seperti Michal Jackson.

By Race I am Chinese and By Grace I am Christian


Nio Tjoe Siang - 梁 子 祥
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

BAB 3
ASAL MUASAL KATA OWE, AMOI & AKEW

Oleh: Mang Ucup – Nio Tjoe Siang - 梁 子 祥

OWE itu bisa diartikan dengan kata SAYA atau Wo dalam


bahasa Mandarin atau Gua (Hokkian), Ngai (Hakka/Kheh),
Ngou (Konghu) dan Wa (Tiociu).

Kata Owe sebagai pengganti kata saya hanya berlaku bagi


kaum pria, sedangkan bagi kaum wanita tetap digunakan
kata saya.
Yang menggunakan kata Owe pada umumnya hanya kaum
Peranakan Hokian, orang totok sendiri tidak pernah
menggunakan kata Owe.

Kata Owe juga bisa diartikan YA atau BAIKLAH sebagai


jawaban panggilan seseorang atau perintah yang diberikan.

Ya / Baiklah = Hao dalam dialek Hokian jadi Ho sering


diucapkan sebgai "ho e" huruf e = Lah, jadi kata "ho e" bisa
diterjemahkan menjadi BAIKLAH dari sinilah kata OWE
diserap.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Kata Gwa juga berarti saya dalam bahasa Hokian, tetapi


hanya digunakan bagi orang yang sebaya, bahkan terkesan
kasar.
Kata Gwa berkembang jadi Gue dalam bahasa Betawi.

Ada juga yang berpendapat bahwa kata Owe diserap dari


bahasa Mandarin Wei (Hokian = We) yang berarti Hallo

CINA SENGKEK (Sengke)

Kata Cina Singkek ini berlaku hanya untuk orang Tionghoa


Totok bukannya dari kaum peranakan.

Kata Singkek sering dilontarkan sebagai hinaan, terutama


terhadap orang Tionghoa seperti di TV = Babah Ho Liang
yang licik, bahkan disini kata Owe juga digunakan sebagai ciri
khas kaum Tionghoa.

Kata Singkek sebenarnya berupa gabungan dari dua kata Sin


Khe; Sin = Baru & Khe = Tamu yang bisa diartikan sebagai
para pedatang (tamu) yang baru datang dari Tiongkok atau
keturunan Totok tulen!
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Orang Tionghoa (Pranakan) yang telah turun menurun


tinggal di Indonesia inilah yang pada awalnya memberikan
mereka julukan kata Singkek.

Kaum Singkek tidak menguasai bahasa daerah/Indonesia.


Disamping itu mereka juga harus hidup prihatin, karena tidak
punya uang maupun pekerjaan.

Hidup hemat inilah yang terkesan bahwa mereka itu sebagai


Cina Pelit/Kikir, padahal keadaanlah yang mengharuskan
mereka hidup hemat!

Apakah ini salah? Mungkin dari sini pulalah asal muasalnya


sifat orang Tionghoa yang pinter berhemat.

PRANAKAN

Kata Pranakan = Keturunan (Hua Yi), sebenarnya berlaku bagi


semua etnis entah itu Belanda, Arab ataupun Tionghoa.
Istilah ini muncul sekitar abad 18 yang digunakan oleh
kolonial Belanda untuk membedakan keturunan imigran
Tionghoa yang sudah berasimilasi dengan wanita lokal.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Maklum dahulu sedikit sekali wanita Tionghoa yang


berimigrasi ke Nan Yang (Asia Tenggara).

Sedang kata Tionghoa TOTOK (Hua Chiao) hanya berlaku


bagi mereka yang benar-benar keturunan Tionghoa tulen
yang datang dari Tiongkok.

Tionghoa Pranakan pada umumnya sudah melupakan tradisi


maupun budaya Tionghoa bahkan lebih dari 90% sudah tidak
bisa berbahasa Mandarin lagi termasuk mang Ucup!

Encim, Encek, Nyonya dan Babah

Panggilan Encim dahulu adalah panggilan terhormat seperti


juga Tante.

Kata Encim bukan diserap dari bahasa Mandarin melainkan


dari kata Hokian "Ng-Cim", sedangkan Encek berarti Oom.
Tapi pada umumnya mereka sekarang tidak senang disapa
dengan panggilan Encim ataupun Encek.

Mereka lebih senang dengan panggilan Nyonya yang jauh


lebih terhormat, maklum mirip panggilan dalam bahasa
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Londo. Namun kata Nyonya ini bukannya diserap dari bahasa


Belanda melainkan dari bahasa Hokkian Selatan = Nio-a.

Ada juga yang berpendapat bahwa kata Nyonya ini diserap


dari kata Donha = Wanita dalam bahasa Portugis.

Sedangkan bagi para nona-nona muda apabila di Italy jangan


mau dipanggil Nona sebab disana Nona = Nenek!

Kata Babah - Baba bisa disamakan seperti Bapak/Babe,


panggilan bagi pria Tionghoa Pranakan.

Diserap dari bahasa Persia yang sering digunakan bagi para


penjual India.

Amoy (阿妹) yang umumnya digunakan untuk memanggil


perempuan yang masih muda.

Kata Amoy tidak mengandung arti negatif namun seringkali


disalahgunakan dan juga karena sebagian orang selalu
mengingat hal-hal buruk yang berkaitan dengannya tanpa
mengerti arti yang sebenarnya.

A Kew adalah kata yang berasal dari Bahasa Hakka-Tionghoa.


ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Umumnya panggilan Akew adalah panggilan buat anak laki-


laki kecil, kalau orang Barat suka memanggil anaknya dengan
sebutan "Boy" kurang lebih seperti itu.

Dalam bahasa Khek, Kew artinya adalah Anjing. Namun


artiannya bukan dalam konotasi negatif untuk memaki, tetapi
dikarenakan wujud anak anjing biasanya lucu dan
menggemaskan, sehingga anak laki-laki manusia pun
dipanggil demikian karena lucu, jadi lebih berkesan sebagai
panggilan sayang.

Asal-usul penyebutan Akew, agow dll itu karena jaman


dahulu tingkat kematian bayi itu amat tinggi jadi orang-
orang Tionghoa jaman dulu beranggapan ada "Setan" yang
mau mencabut nyawa bayi.

Maka diberilah nama panggilan binatang agar si setan tidak


menyasar mengambil nyawa anak kecil itu. Biasanya setelah
masuk usia akil balig sebutan itu tidak dipakai lagi.

By Race I am Chinese and By Grace I am Christian


Nio Tjoe Siang - 梁 子 祥
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

BAB 4
MASAYARAKAT TIONGHOA YANG PERCAYA RAMALAN

Oleh: Mang Ucup – Nio Tjoe Siang - 梁 子 祥

Setiap pergantian tahun selalu akan marak dengan keinginan


tahu masa depan seseorang melalui RAMALAN NASIB dalam
bahasa Hokian KHUAMIA, sedang dalem bahasa Mandarin
KANMING 算命; terjemahan bebas berarti “meneropong
jiwa”

Dalam masyarakat Tionghoa, meramal adalah bagian yang


dihormati dan penting dari budaya sosial dan bisnis.

Dengan demikian, peramal sering mengambil peran yang


setara dengan konsultan manajemen dan psikoterapis di
masyarakat Barat.

Sebagai konsultan manajemen, mereka menasihati para


pebisnis tentang keputusan bisnis dan investasi. Banyak
keputusan bisnis utama melibatkan masukan dari peramal
ataupun juga menganalisa calon pasangan hidup.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Seorang peramal sebenarnya tidak boleh menjanjikan apa-


apa kepada yang diramal karena seorang peramal kategori
pertama hanyalah bertugas menghitung probability dari
faktor-faktor (waktu lahir, unsur-unsur yang mempengaruhi)
yang ada pada yang diramal.

Zaman dahulu, pada masa dinasti Shang maupun Zhou


menggunakan cara ini untuk merekrut pejabatnya.

Mereka menggunakan cara ini karena mereka percaya


karakter dan sifat manusia tergambar dari wajah mereka.

Mungkin terdengar konyol, tapi jangan lupa jaman sekarang


psikologi juga mulai menggali kearah sana.

Ramalan metode XIANG (相) berdasakan penampilan tubuh


manusia maupun hewan.

Ramalan wajah (面相) - Ini adalah interpretasi fitur wajah


hidung, mata, mulut, dan kriteria lain di dalam wajah
seseorang dan konversi kriteria tersebut menjadi prediksi
untuk masa depan.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Garis dan telapak tangan (手相) - Ini menganalisis posisi garis


telapak tangan untuk cinta, kepribadian, dan sifat lainnya.

Ramalan melalui Metode meramal Tionghoa yang paling


terkenal adalah berdasarkan SHIO.

Sejarah Astrologi Tionghoa sudah berusia 5.000 tahun dan


mungkin yang pertama di dunia.

Tahun Kerbau 2021 – 2022 Secara formal adalah tahun


Kerbau berunsur Yin Metal (辛丑). Tahun Kerbau Yin Metal

2021 – 2022 diistilahkan pula sebagai tahun “Kerbau Emas


(Golden Ox)”; dalam budaya Tiongkok, hewan kerbau
melambangkan ketekunan, kerajinan, kesederhanaan dan
kekayaan.

Bagi mereka yang memiliki shio Kerbau Emas - siap-siaplah


untuk kebanjiran Hoki di tahun ini !

Dengan ini Mang Ucup ingin membocorkan rahasia bagi


seseorang itu tidak mengerti sejarah munculnya Shio.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Asal muasal dari binatang Shio itu bukannya untuk meramal


melainkan hanya sekedar untuk menghitung waktu saja
seperti kalender githu.

Cobalah renungkan sendiri apakah nasib hidup saya harus


tergantung dari hewan SHIO saya; misalnya yang ber-shio
Kelinci artinya playboy. Rumah tangga bakal hancur.
Naga, artinya kesombongan.

Ular artinya licik. Tikus merusak, Kerbau bodoh, Macan sadis


atau buas, Kuda diperbudak atau ditunggangi orang.
Kambing, keras kepala, kebangetan atau "awban"

Shio pada awal mulanya diciptakan dengan tujuan utama


sebagai kalender atau alat untuk memudahkan ingatan tahun
jadi bukannya untuk ramalan.

Karena di zaman dulu, di Tiongkok sama sekali tidak ada


kalender tahun akumulasi.

Makanya ada shio untuk melambangkan setiap tahunnya,


sehingga seseorang dapat dengan mudah mengetahui
umurnya dengan mengingat Shio-nya itu.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Setelah 12 tahun (binatang) lewat maka akan direset jadi nol


kembali; misalnya usia mang ucup 78 tahun = 6,5 kali Shio
Kuda (12)

By Race I am Chinese and By Grace I am Christian


Nio Tjoe Siang - 梁 子 祥
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

BAB 5
ASAL USUL HOKI & KISAH TIGA DEWA FU LU SHOU

Oleh: Mang Ucup – Nio Tjoe Siang - 梁 子 祥

WAJIB KUDU DIBACA - BAGI MEREKA YANG INGIN DAPAT


HOKI DI TAHUN 2021

Menjelang Tahun Baru, banyak orang merenungkan dan


mencari jalan bagaimana mereka bisa memperbaiki nasib
mereka pada tahun yang akan datang ini, agar mereka bisa
mendapatkan lebih banyak hokie atau rezeki daripada tahun-
tahun sebelumnya.
Dari semua tradisi perayaan tahun baru di dunia, walaupun
tata caranya berlainan dan unik.

Namun mereka semua mempunyai suatu harapan yang sama,


yaitu harapan untuk bisa mendapatkan hoki yang jauh lebih
besar di tahun baru ini; maka tidaklah heran, apabila kata
yang paling sering ditulis dan diucapkan pada akhir dan awal
tahun ialah kata "HOKI" tentunya sesuai dengan bahasanya
masing- masing yang artinya "beruntung".
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Di Indonesia kata Hoki sering ditulis dengan Hokie pakai


huruf "e" mengikuti wong Londo dijaman VOC.

Sedangkan dalam bahasa Indonesia seharusnya ditulis HOKI!


Kata Hoki itu sendiri diserap dari bahasa dialeg Hokkian
sedangkan dalam bahasa Mandarin Fu (福).

Sama seperti juga dalam bahasa Inggris banyak orang pakai


nama Lucky, begitu juga bagi orang Tionghoa banyak yang
menggunakan nama Hok.

Banyak orang Tionghoa yang menempelkan Huruf Hoki


didepan pintu rumahnya dengan secara TERBALIK dengan
harapan agar Hoki nya dapat bergulir menggelinding terus
menerus dengan tiada hentinya.

Kata yang paling sering ditulis dan diucapkan pada akhir dan
awal tahun ialah kata "HOKI" tentunya sesuai dengan
bahasanya masing- masing yang artinya "beruntung".

Di Indonesia kata Hoki sering ditulis dengan Hokie pakai


huruf "e" mengikuti wong Londo dijaman VOC.

Sedangkan dalam bahasa Indonesia seharusnya ditulis HOKI!


ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Kata Hoki itu sendiri diserap dari bahasa dialeg Hokkian


sedangkan dalam bahasa Mandarin Fuqi.

Sama seperti juga dalam bahasa Inggris banyak orang pakai


nama Lucky, begitu juga bagi orang Tionghoa banyak yang
menggunakan nama Hok.

Hoki bisa disamakan juga dengan nasib, jadi ada orang yang
Hokinya baik maupun buruk dan berdasarkan horoskop ini
tergantung dari waktu dan tempat lahirnya seseorang.

Terjadinya Hoki itu pada umumnya apabila terjadi hal yang


luar biasa di dalam kehidupan sehari-hari kita, misalnya
apabila terjadi hal yang menyenangkan kita sebut ini Hoki
sedangkan kalau buruk bisa disebut Bo-Hoki (tidak
beruntung).

Bagi yang tidak sabaran mereka berusaha mencari jalan


pintas untuk bisa mendapatkan Hoki ini misalnya melalui judi
ataupun pergi ke Wong Pinter baca Dukun.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Hoki tidak harus berkaitan dengan materi saja, bisa saja


seorang merasa dapat Hoki karena lulus ujian, naik pangkat,
dapat jodoh, ataupun luput dari musibah.

Namun yang sudah pasti semua Hoki yang kita dapatkan


harus ada orang lain yang dijadikan tumbal bayaran untuk
Hoki kita ini.

Begitu juga pada saat anda dapat Hoki menang judi, pasti
anda harus mengorbankan orang lain yang kalah judi dimana
mereka harus bayar bukan hanya dengan uang saja tetapi
juga dengan air mata.

Anda dapat hoki bisa naik jabatan, pasti ada orang lain yang
harus dijadikan tumbal, karena tidak mendapatkan jabatan
yang diharapkannya.

Jadi rumusnya mudah ialah Hoki bagi anda tetapi pasti rugi
(Bo-Hoki) bagi yang lain.

Kita merasa dapat hoki, karena keinginan atau impian kita


terkabul.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Hoki itu sifatnya hanya sementara saja, tidak mungkin bisa


hoki terus-menerus tiada hentinya.

Banyak orang percaya bahwa nomor atau hari tertentu bisa


bawa hoki, maka dari itulah banyak sekali orang menjual
nomor cantik atau nomor hoki ataupun mencari hari Hoki
untuk hari perkawinannya.

John Stuart Mills (1806 - 1873) filsuf dari England adalah


tokoh filsuf Hoki. Menurut pendapat dia manusia hanya
mempunyai dua tujuan hidup utama: “Berusaha untuk
mengejar kebahagiaan semaksimal (maximmize happines)
mungkin dan penderitaan seminimal mungkin (minimize
suffering).”

Namun pada saat manusia mendapatkan Hoki baca bahagia,


pada umumnya ia tidak membutuhkan agama lagi, wong
sudah dapat Hoki; kenapa Gw masih butuh sang Pencipta.

Oleh sebab itulah : "Does God Want Us to be Happy ?" Jelas


NO!

Maka dari itulah Tuhan tidak ingin melengkapi manusia


dengan SIFAT BAHAGIA ABADI.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Namun yang menentukan Hoki atau tidak Hoki itu


sebenarnya otak dan perasaan kita sendiri, maka dari itu
menurut Sigmund Freud; Hoki itu adalah sekedar efek
plasebo saja atau perasaan yang dibuat dan ditentukan oleh
diri sendiri.

Misalnya orang yang sudah divonis mati, walaupun menang


lotto satu triliun sekalipun ia tidak akan merasa dapat hoki,
wong sudah mau koit, tapi ia merasa dapat hoki apabila bisa
sembuh dan sehat.

Sedangkan abang becak yang sehat waalfiat, merasa dapat


hoki kalau dapat uang Rp 100 ribu.

Jadi kesimpulannya Hoki itu adalah perasaan mensyukuri,


dimana kita merasa bersyukur dengan apa yang kita
dapatkan disitulah kita merasa dapat Hoki.

Jadi kesimpulannya mereka akan bisa mendapatkan HOKI


dimana kita bisa mensayaukurinya atas semua berkat yang
telah kita terima maupun dapatkan sehingga dengan
demikian anda akan merasa dapat HOKI. Oleh sebab itulah
bersuyukurlah kepada Tuhan atas segala berkat-Nya – Amin.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Apakah Anda tahu bahwa banyak masyarakat Tionghoa


percaya DEWA – THREE IN ONE

Maklum hampir setiap orang mendambakan


KEBERUNTUNGAN, KEKAYAAN & PANJANG UMUR Untuk ini
masyarakat Tionghoa memiliki TIGA DEWA KHUSUS = FU LU
SHOU SANXING - 福祿壽三星

Fu Lu Shou juga merupakan sebuah konsep Keberuntungan


(Fu), Kekayaan (Lu), dan Umur Panjang (Shou).

Konsep Taois ini diperkirakan berasal dari Dinasti Ming


Patung ketiga Dewa ini hampir bisa ditemui di semua tempat
yang memiliki komunitas Tionghoa.
Maklum pada Dinasti Shang & Zhou terdapat sebuah
pepatah kuno yang menyebutkan bahwa usia panjang umur
adalah keberuntungan yang paling utama.

Apabila aksara Fu dan Shou digabung sebagaimana


ungkapan: "Semoga kebahagiaanmu seluas laut timur.
Semoga hidupmu setinggi pegunungan selatan."
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

By Race I am Chinese and By Grace I am Christian


Nio Tjoe Siang - 梁 子 祥
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

BAB 6
AGAMA MASYARAKAT TIONGHOA

Oleh: Mang Ucup – Nio Tjoe Siang - 梁 子 祥

TIONGKOK adalah negara yang TIDAK PERNAH MENJAJAH


tidak seperti negara-negara barat lainnya.

Misalnya Laksamana Cheng Ho atau Zheng He (鄭和),


melakukan tujuh pelayaran dengan antara 41 hingga 317
kapal, dan antara 27,550 hingga 30,000 pelayar dengan
jumlah kapal maupun kelasi yang sedemikian banyaknya;
maka dengan mudah Cheng Ho bisa menjajah salah satu
negara di Asia yang dikunjunginya.

Namun hal itu tidak ia lakukan karena tujuan utamanya


adalah misi diplomasi perdagangan, kebudayaan,
penyebaran Islam dan hubungan antara bangsa.

Beda dengan Belanda yang datang hanya dengan empat


kapal saja dan 248 pelayar namun sudah ingin menjajah !

Orang Tionghoa menyebar di seluruh dunia namun


dimanapun mereka berada mereka memegang teguh prinsip
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

dari pepatah bijak menyebutkan: ‘DIMANA KAKI BERPIJAK, DI


SITU LANGIT DIJUNGJUNG”.

Pribahasa ini dapat dimaknai bahwa kita harus mengikuti


peraturan dimana kita berada.

Dalam peribahasa Jawa juga disebutkan: “DESO MACA CARA


NEGARA MAWA TATA”

Bagi orang Jawa tentu paham baik dengan peribahasa ini.

Walaupun untuk ini mereka harus BERKORBAN perasaan


budaya bahkan harga diri yang dinjak-injak secara semena-
mena

Misalnya dimana mereka disarankan (paksa secara halus)


untuk GANTI NAMA padahal bagi orang Tionghoa itu nama
marga itu benar-benar harus dan harus dijungung tinggi oleh
sebab itulah juga orang Tionghoa selalu mengharapkan
untuk bisa dapat keturunan seorang Putera agar bisa
meneruskan nama MARGA mereka.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Namun dimana mereka diharuskan ganti nama MEREKA


MANUT tanpa PROTES sepatah katapun juga hanya
BUNGKEM & SUNGKEM terus.

Orang Tionghoa yang vokal dan tidak mau ganti nama hanya
SOE HOK GIE dan YAP TIAM HIEN, namun tanyalah sendiri
apakah jiwa nasionalis maupun cinta Indonesia mereka perlu
diragukan?

Kakak perempuan dari ayah Mang Ucup adalah ibu


kandungnya dari Soe Hok Gie dan Soe Hok Djin (Arief
Budiman).

Orang Tionghoa dijarah bahkan diperkosa maupun dibunuh


sekalipun pada saat kerusuhan Tionghoa, apakah mereka
balik membalas ? Tidak !
Hal ini mereka lakukan karena ajaran agama yang mereka
anut ialah TRIDHARMA atau disebut SAMKAU dlm dialek
Hokkian (三教 San Jiao) secara harfiah TIGA AJARAN.

Tiga ajaran yang dimaksud adalah TAOISME, BUDDHISME


dan KONFUSIANISME
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Penganut TRIDHARMA tidak pernah memiliki keinginan


maupun hasrat untuk MERUBAH agama ataupun
kepercayaan seseorang.

Prinsip mereka daripada mengritik agama maupun


kepercayaan orang lain lebih baik membantu dan
memberikan teladan dalam kehidupan nyata sehari-hari.

Tridharma lebih tepat disebut sebagai salah satu bentuk


kepercayaan tradisional masyarakat Tionghoa, sebagai hasil
dari sinkretisme 4 ajaran (dan filsafat) yang mempengaruhi
kebudayaan Tionghoa dan sejarah Tiongkok sepanjang
±2500 tahun!

TAOISME berdasarkan ajaran dari LAO TZU - 老子 (570 – 470


SM) melalui hasil karyanya Tao Te Ching-nya, yang telah
menjadi sumber kebijakan selama lebih dari 2.500 tahun.

Tao Te Ching atau buku Tao ini mengajarkan Kepemimpinan


Tao, antara lain menyatakan, pemimpin bijak hendaknya
seperti air, membersihkan dan menyegarkan semua makhluk
tanpa pandang bulu.
Air bersifat cair dan responsif. Air mengikuti hukum secara
bebas.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Kepemimpinan yang benar menurut Lao Tzu selanjutnya,


adalah pelayan, bukan mementingkan diri sendiri serta
menempatkan kesejahteraan semua di atas kesejahteraan
sendiri.

KONFUSIANISME berdasarkan ajaran dari Khong Hu Cu - 孔


夫子 (551 – 479 SM).

Khong Hu Cu atau Konfusius dalam sejarah pernah


menjumpai Lao Tzu untuk belajar tentang kesopanan dan
kesantunan.

Dalam hal kerendahan hati, Khong Hu Cu memang jagonya.


Ia mengajarkan pada murid-muridnya, agar dengan rendah
hati sudi belajar entah dari siapa saja.

Ajaran dan falsafah utama dari Khong Hu Cu yang dikenal


sebagai KONFUSIANISME aliran pemikiran etika yang
menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan
lainnya.

BUDDHISME didirikan 2.500 tahun silam di India oleh


Siddharta Gautama - lebih dikenal sebagai Buddha - ajaran
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Buddha meluas ke seluruh Asia dan kini merupakan agama


terbesar keempat di dunia.

Ajaran utama dari Buddhisme ialah dimana kita menyadari


bahwa setiap orang saling terhubung dan saling bergantung.
Atas dasar ini kita mengembangkan kasih dan welas asih
terhadap semua makhluk secara setara.

By Race I am Chinese and By Grace I am Christian


LIANG ZI XIANG - 梁 子 祥
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

BAB 7
SENI BELA DIRI TIONGHOA

Oleh: Mang Ucup – Nio Tjoe Siang - 梁 子 祥

Ketika saya masih remaja saya sempat belajar SILAT atau


KUNTAU = dialek Hokkian atau KUNGFU atau GONGFU (拳)

Namun pada awalnya istilah seni bela diri ini lebih dikenal
dengan nama WUSHU (武術 ) Wu = Perang - Shu = seni.

Kata Kungfu menjadi populer secara internasional sejak Bruce


Lee yang akan saya kupas juga dalam artikel di bawah ini.

Wushu berasal dari Cina lebih dari 5.000 tahun yang lalu
munculnya bersamaan dengan aliran agama TAO.

Ilmu bela diri Kungfu pada mulanya berkembang dari


kebutuhan dan kemampuan manusia untuk bertahan hidup,
baik untuk membela diri dari berbagai jenis serangan
binatang buas,
berburu untuk mendapatkan makanan, maupun untuk
berperang.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Pada saat ini dipraktikkan oleh lebih dari 1,2 miliar orang di
seluruh dunia.

Para Pendekar Kungfu masa lampau yang terkenal telah


memberikan konstribusinya dalam dunia KUNGU di Tiongkok
antara lain

TAT MO CHOWSU atau Bodhidharma seorang pendeta Zen


Budha dari India yang turut mendirikn Kuil Shaolin

Oleh sebab itulah juga banyak orang yang berpraduga bawa


Kungfu ini berasal dari India.

Di tembok bekas gua tempat pertapaan Bodhidarma masih


terdapat bayangan lekuk tubuh badannya saat ia bermeditasi
dan tapa selama sembilan tahun.
Beliau yang menemukan Lima Jurus Hewan, Jari Sakti Zen dan
puluhan jurus-jurus lainnya.

Namun sayangna ilmu-ilmu tersebut sudah lenyap, terutama


setelah penghancuran Kuil Shaolin pada masa Disnasti Qing
(1644 – 1911).
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

THIO SAMHONG adalah salah satu murid Shaolin yang paling


berbakat. Beliau belajar mengembangkan ilmu Kungfu
sendiri setelah memperhatikan berbagai fenomena alam
menarik misalnya pertarungan antara burung bangau dan
ular.

Saat itu beliau diakui oleh seluruh kalangan persilatan saat itu
sebagai PENDEKAR TANPA TANDING dan setelah cukup
merantau ia naik ke Gunung Wudang (Butong) dan
mendirikan perguruan Wudang. Beliau diyakini sebagai
pencipta ilmu TAI CHI.

Sedang dalam dunia modern tokoh Kungfu yang terkenal


adalah BRUCE LEE.

Namun siapakah Bruce Lee itu? Ia itu anak indo jadi bukannya
murni keturunan darah totok Tionghoa.

Ibunya keturunan Jerman. Ia lahir dalam keadaan cacat;


dimana kakinya panjang sebelah. Bahkan pernah diramal
oleh orang pinter bahwa ia bakal mati dalam usia muda.

Oleh sebab itulah untuk menghindari bala ini; kupingnya


dilukai oleh ayahnya.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Sejak saat itu Bruce Lee selalu menutupi kupingnya dengan


rambut panjang.

Ia dilahirkan pada 27 November 1940 dengan nama Lee


Hsiao Lung (Naga Kecil) 李振藩, karena ia dilahirkan di tahun
Naga.

Sang Dokter yang menangani kelahirannya memberikan


nama yang lebih umum dalam bahasa Inggris ialah Bruce.

Banyak orang tidak mengetahui bahwa ia telah memilih


obyek studinya dalam bidang Filsafat.

Maka tidaklah heran apabila ia menciptakan seni bela diri


yang diberi nama JEET KUNE DO yang berarti CARA
MENAHAN SERANGAN sesuai dengan filosofi hidupnya ialah
FREE FLOW yang melambangkan air. Fisafat air ini ia serap
dari Fisafat Taoisme.

Bruce Lee mempopulerkan teknik pukulan ONE INCH PUNCH


yaitu pukulan dari jarak sayu inci. Pukulan yang sangat luar
biasa.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Hal ini terbuktikan pada saat turnamen dengan juara Judo


Jepang yang memiliki berat tubuh di atas 100 kg. Dipukul
oleh Bruce dari jarak satu inci. Tubuhnya pe-Judo yang
dipukul ini sampai terangkat kakinya dari lantai.
Pernah terpikirkan oleh saya apakah kungfu itu lebih baik
daripada tinju ataupun karate?

Kenyataannya tiga murid Bruce Lee yang belajar Kungfu dari


dia.
Pernah memenangkan kejuaraan World Karate Champion
yakni Chuck Norris, Mike Stone dan Joe Lewis.

Bruce Lee juga pernah meng-KO petinju Inggris Gary Elms di


ronde ketiga. Padahal ia adalah juara tinju yang telah dapat
mempertahan kejuaraannya selama tiga kali berturut-turut.
Disamping itu ia juga pernah meng-KO tiga orang petinju
lainnya hanya dalam ronde pertama.

Saya yakin pasti akan menarik apabila ada pertandingan


antara Muhammad Ali dan Bruce Lee?

Bruce menikah dengan Linda Emery yang dikarunia dua anak


ialah Brandon Lee dan Shanon Lee. Bruce Lee membintangi
empat setengah film.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Judul film The Big Boss, Fist of Fury, The Way of the Dragon
dan yang terakhir Game of DEATH yang belum rampung,
karena ia meninggal dunia lebih awal.

Apakah kata DEATH disini bisa dikaitkan dengan


kematiannya?
Berdasarkan kepercayaan Feng Shui apabila anda
menggantungkan cermin segi delapan PA KUA diatas pintu
rumah anda. Hal ini bisa menangkal energi Negatif (Sha Qi)
maupun roh jahat.
Konon sebelum Bruce Lee meninggal cermin Pa Kua
dirumahnya itu jatuh pecah.

Beberapa hari kemudian Bruce Lee meninggal dunia dalam


usia 32 tahun di Hongkong. Ia meninggal akibat terjadinya
pembengkakan Otak (Cerebal Edema).

Anehnya putera kandungnya Bruce Lee – BRANDON LEE juga


mengalami nasib yang sama ialah meninggal pada usia 28
tahun. Ia mati ketika sedang sayauting film The Crow.

Dalam adegan tersebut ia ditembak dengan peluru hampa.


Namun entah kenapa selongsong dari peluru hampa ini telah
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

melukai Brandon, sehingga akhirnya ia meninggal. Ia


dimakamkan disebelah ayahnya; di pemakaman Lake View –
Seattle.

Apakah ini berupa kutukan bagi keluarga Bruce Lee?

https://www.youtube.com/watch?v=f-IGalYJlTM

By Race I am Chinese and By Grace I am Christian


LIANG ZI XIANG - 梁 子 祥
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

BAB 8
PROSESI PENIKAHAN ADAT TIONGHOA

Oleh: Mang Ucup – Nio Tjoe Siang - 梁 子 祥

Perrnikahan tradisional Tionghoa hūnyīn (婚姻) adalah ritual


seremonial dalam masyarakat Tionghoa yang tidak hanya
melibatkan persatuan antara pasangan, tetapi juga persatuan
antara dua keluarga laki-laki dan perempuan,

Pesta pernikahan bukan hanya sebagai simbol sementara,


bahwa pasangan telah resmi dalam ikatan.

Namun bagi keluarga sesepuh yang sangat memperhatikan


adat istiadat, mereka menganggap bahwa pernikahan adat
China haruslah sakral.

Sebelum terjadinya pernikahan yang paling berperan penting


ialah makelar pernikahan, calo pernikahan atau Mak
Comblang atau "mei po" (媒婆).

Pada umumnya seorang perempuan lansia karena "Po" (婆) =


nenek yang telah mengalami asam hidup pernikahan.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Mak Comblang akan mengecek latar belakang calon


mempelai. Contohnya, apakah dari keluarga baik-baik,
keturunan yang sehat jasmani dan rohani, terlebih lagi dari
segi ramalan berdasarkan tanggal lahir?

Apakah ada unsur CIONG atau hal yang bertentangan / tidak


selaras !

Mereka menggunakan suan ming (meramal Cina) digunakan


untuk meramal masa depan calon pasangan tersebut.

Jika hasil suan ming-nya bagus, maka mereka akan


melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu mengajukan mas
kawin.

Seorang mak Comblang yang piawai akan bisa


menyelesaikan mission impossible umpamanya kakek Gaek
Ucup yang bisa menikah dengan gadis 25 tahun lebih muda.
Atau cowok kere bin miskin bisa diterima sebagai mantu dari
seorang konglomerat.

Biasanya pasangan yang sempurna harus memiliki kesamaan


status sosial, status ekonomi, dan usia.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Keluarga kaya akan mencari pengantin perempuan dengan


status sosial serupa yang dapat mengatur keuangan keluarga
dan yang terpenting, menghasilkan anak laki-laki untuk
mewarisi kekayaan keluarga.

Keluarga miskin, sebaliknya, tidak akan terlalu menuntut dan


hanya akan mencari pengantin yang mau bekerja keras di
ladang

“Sang jit-thau” dalam dialek Hokkian juga sering disebut


Sang Jit.

Sang jit secara harafiah berarti hari seserahan. Secara garis


besarnya, sangjit adalah proses lamaran dari pihak keluarga
calon mempelai pria dengan membawa seserahan awal yang
diberikan kepada pihak keluarga calon mempelai wanita.

Barang-barang seserahan sangjit berupa 12 nampan / baki


yang nantinya akan diserahkan ke pihak keluarga calon
mempelai wanita. Baki yang dibawa sebagai seserahan
umumnya berwarna merah, warna dominan yang biasa
digunakan dalam prosesi Sangjit secara keseluruhan.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Jumlah bawaan Sang jit harus berjumlah genap, meskipun


pada umumnya mengambil angka delapan. Namun, tidak
boleh membawa dengan jumlah empat, karena menurut
tradisi Tionghoa, angka empat merupakan angka yang sial,
karena mengandung unsur kematian.

Apa saja seserahan yang harus dibawa?


Seserahan tersebut berisikan uang angpao yang terdiri dari
dua jenis yakni uang susu dan uang pesta, perhiasan, satu stel
pakaian, perlengkapan kecantikan, buah dengan jumlah
genap, sepasang lilin merah bermotif naga atau phoenix,
sepasang kaki babi atau makanan kaleng, aneka macam kue,
serta anggur merah yang menjadi simbol arak pernikahan.

Keluarga juga harus mempersiapkan beberapa amplop uang


angpao yang siap dibagikan ke para pembawa nampan dari
pihak mempelai pria dengan jumlah nominal disesuaikan.
Yang unik dari pemberian seserahan tersebut adalah bahwa
pihak perempuan tidak akan menerima seluruh bawaan yang
diberikan.

Hal ini berkaitan dengan kepercayaan bahwa apabila


menerimanya akan membuat hubungan calon mempelai
wanita terputus dari keluarganya. Karena itu sebagian barang
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

seserahan HARUS dikembalikan kembali kepada calon


pengantin pria.

Tinghun (订婚;), Prosesi Tunangan (Wedding Engagement)

Nah, kalau Tingjing adalah acara LAMARAN, maka Tinghun


inilah yang dinamakan acara PERTUNANGAN versi Tionghoa
(lebih tepatnya orang-orang Hokkian).

Dalam prosesi Tinghun, calon mempelai wanita akan


dipakaikan kalung oleh Ibu dari calon mempelai pria.
Sementara dalam prosesi Tinghun, sama seperti layaknya
acara-acara pertunangan pada umumnya, calon mempelai
wanita dan pria akan saling bertukar cincin (sebagai tanda
pra-nikah).

Liauw Tiaa (Pesta Bujang)


Acara bachelor night atau malam bujang, dimana calon
mempelai pria dan wanita akan berpesta bersama dengan
teman-temannya, mengingat mereka sebentar lagi akan
melepas masa lajangnya.

Pemasangan Seprai
Proses ini dilakukan oleh pihak keluarga calon mempelai pria
di kediaman keluarga calon mempelai perempuan.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Pelaksana acara ini adalah pihak keluarga mempelai pria yang


berpasangan dan hidup bahagia sebagai ajang untuk
memperlihatkan contoh kehidupan berumah tangga yang
harmonis dari anggota keluarga mempelai pria.

Selain memasang seprai, diletakkan berbagai perangkat


hiasan untuk kamar serta peletakkan seperangkat mas kawin
di atas tempat tidur.

Proses Pernikahan di Hari H atau upacara Cia Tao.


Dalam masyarakat Cina, pesta pernikahan dikenal sebagai xǐ-
jǐu (喜酒 = anggur yang menyenangkan), dan terkadang jauh
lebih penting daripada pernikahan itu sendiri.

Tea Pai (Permohonan Restu)


Pada pagi hari Pernikahan, akan diadakan acara Tea Pai
(Morning Ceremony), yang dihadiri orang tua dan seluruh
keluarga besar yang “dituakan”.

Selain memberikan restu dan doa pernikahan, mereka juga


akan memberikan cinderamata, biasanya berupa perhiasan
atau angpau sebagai bentuk bekal dan tanda restu mereka
bagi kedua pasangan mempelai.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Pemberkatan Pernikahan
Ini merupakan momen puncak acara pernikahan! Acara
upacara pemberkatan pernikahan ini biasanya dilangsungkan
pada (pagi menjelang) siang hari, yang dilangsungkan dalam
tempat ibadah, berdasarkan agama dan kepercayaan kedua
mempelai.

Jika ada pasangan yang berbeda kepercayaan, biasanya yang


satu “ngalah” dulu, karena di Negara ini tidak diizinkan untuk
menikah beda Agama.

Perjamuan Pernikahan
Perjamuan pernikahan sangat rumit dan biasanya terdiri dari
5–10 hidangan, dengan bahan-bahan seperti sirip hiu,
abalone, lobster, squab, teripang, sarang burung walet atau
telur ikan dalam sup atau sebagai hiasan di atas hidangan
untuk melambangkan kesuburan, dan makanan lokal
makanan lezat.

Secara tradisional, ayah dari pengantin wanita bertanggung


jawab atas pesta pernikahan yang diselenggarakan di pihak
pengantin wanita dan alkohol yang dikonsumsi.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Ritual Pasca Pernikahan


Setelah pesta pernikahan, teman dekat dan kerabat pergi ke
kamar pengantin dan mempermainkan pengantin baru
sebagai cara untuk menyampaikan harapan baik.

Pasangan itu kemudian berbagi segelas anggur dan


mengajar secara tradisional memotong seikat rambut untuk
melambangkan bahwa mereka sekarang sehati.

Cia Kiangsay
Pada upacara menjamu mempelai pria (“Cia Kiangsay”)
intinya adalah memperkenalkan keluarga besar mempelai
pria di rumah mempelai wanita. Mempelai pria sudah boleh
tinggal bersama.

Cia Ce’em:
Upacara Cia Ce’em dilaksanakan di rumah mempelai pria.
Tujuan diadakan acara ini adalah memperkenalkan seluruh
anggota keluarga besar mempelai wanita.

Setelah acara ini, pasangan pengantin baru ini melakukan


kunjungan ke rumah-rumah famili yang masih ada orang
tuanya.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Film mengenai tata krama pernikahan tradisi Tionghoa


https://www.youtube.com/watch?v=jZ__zkd-Bvc
By Race I am Chinese and By Grace I am Christian
LIANG ZI XIANG - 梁 子 祥
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

BAB 9
BAO ZHENG HAKIM YANG JUJUR

Oleh: Mang Ucup – Nio Tjoe Siang - 梁 子 祥

Banyak kisah tokoh-tokoh besar dan kejadian-kejadian


menakjubkan dalam sejarah panjang Cina yang telah
diturunkan selama berabad-abad.

Mungkin salah satu kisah yang paling bertahan lama di mana


mitos dan fakta menjadi tak terpisahkan dan terjalin menjadi
satu adalah kisah tentang Bao Zheng (999-1062), yang lebih
dikenal sebagai Hakim Bao.

Hakim BAO Zheng (包拯), lebih dikenal dengan gelar bahasa


daerahnya "Lord Bao" atau "Justice Bao" adalah seorang
tokoh sejarah dan pejabat pemerintah yang hidup di Dinasti
Song Utara (960-1127).

Namun, karena kejujurannya yang tak tertandingi, kejujuran,


integritas, tak tertandingi, dan kebijaksanaannya.

Bao dikenang sampai hari ini; sebagai personifikasi keadilan


dan ikon dari semua pejabat yang jujur dan lurus.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Bao lahir dalam keluarga sarjana di Hefei sekarang, Provinsi


Anhui di Tiongkok timur.

Bao adalah anak yang berbakat dan dia belajar dengan


sangat giat.
Karena ayahnya adalah teman dekat hakim daerah setempat,
anak laki-laki itu menjadi tertarik untuk mengadili kasus dan
menunjukkan bakatnya dalam penalaran dan penilaian.

Pada tahun 1027, Bao lulus ujian kekaisaran tingkat tertinggi


dan memperoleh gelar Jinshi atau "sarjana yang disajikan",
yang membuatnya memenuhi syarat untuk menjadi pejabat
pemerintah.

Namun, untuk merawat orang tuanya yang sudah lanjut usia,


dia tidak memulai karirnya secara resmi sampai 10 tahun
kemudian,
setelah orang tuanya meninggal dan dia telah dengan benar
menjalankan semua ritual berkabung. Untuk ini, Bao
mendapatkan reputasi tinggi atas kesalehannya sebagai
anak.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Bao memegang sejumlah jabatan dalam karir legendarisnya,


yang kemudian didramatisasi dalam banyak novel, balada,
opera, dan kemudian film serta drama TV.

Beberapa episode yang paling populer dari tokoh sejarah ini


dapat ditemukan dalam novel detektif "Bao Gong An," yang
ditulis pada Dinasti Ming (1368-1644) dan novel "Tujuh
Pahlawan dan Lima Keberanian," yang diciptakan pada
Dinasti Qing ( 1644-1911).

Sebagian besar cerita ini menggambarkan Bao sebagai orang


yang jujur dan jujur.

Mereka juga fokus pada tekadnya untuk memerangi korupsi


pemerintah dan kebijaksanaan tak tertandingi dalam
menyelesaikan kasus-kasus rumit.

Banyak hal terjadi selama ia menjabat sebagai hakim di


Kaifeng, ibu kota Dinasti Song.

Menurut cerita, Bao diberikan tongkat emas dan pedang


kekaisaran oleh kaisar sebelumnya, yang memberinya
wewenang untuk menegur kaisar yang sedang menjabat dan
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

mengeksekusi para penjahat yang dihukum tanpa


persetujuan sebelumnya dari kaisar.

Dia juga telah diberi tiga pedang dari kaisar untuk


mengeksekusi penjahat: satu dihiasi dengan kepala Anjing (
狗頭鍘; Gǒutóu zhá) untuk rakyat jelata, satu dengan kepala
Macan (虎頭鍘; Hǔtóu zhá) untuk pejabat pemerintah dan
satu dengan kepala Naga (龍頭鍘; Lóngtóu zhá) untuk
bangsawan.

Suatu kali, Bao menggunakan pedang kepala naga untuk


mengeksekusi menantu kaisar.

Kasus yang terkenal adalah tentang seorang sarjana yang


awalnya miskin yang, setelah memenangkan tempat pertama
dalam ujian kekaisaran, menikahi salah satu putri dengan
menyembunyikan fakta bahwa dia telah meninggalkan
seorang istri dan dua anak di kampung halamannya.

Untuk mencegah rahasianya terbongkar, dia mengirim


seseorang untuk membunuh keluarganya sendiri. Bao
mengadili kasus tersebut dan akhirnya menghukum dan
mengeksekusi sarjana tersebut meskipun ada gangguan dan
tekanan dari keluarga kekaisaran.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Dalam kasus lain, Bao menggunakan pedang kepala anjing


untuk mengeksekusi keponakannya sendiri, satu-satunya
putra dari kakak iparnya, yang memperlakukannya sebagai
putranya sendiri ketika Bao masih kecil.

Setelah keponakannya, seorang hakim daerah, ditemukan


menerima suap dan bersalah atas perbuatan buruk lainnya,
Bao menjatuhkan hukuman mati.

Kemudian, dia berlutut di depan saudara iparnya untuk


meminta maaf dengan air mata dan meminta pengampunan.

Satu cerita tentang Bao, yang populer di kalangan anak-anak,


adalah interogasinya terhadap sebuah batu. Menurut cerita,
seorang anak laki-laki memperoleh sekitar 100 koin tembaga
setelah menjual adonan gorengnya di pasar.

Kemudian dia tidur siang di atas batu di pasar. Tetapi ketika


dia bangun, 100 koinnya hilang.

Anak laki-laki itu mulai menangis karena uang itu diperlukan


untuk membiayai pengobatan ibunya yang sakit.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Bao, sebagai pejabat lokal, kebetulan melewati pasar dan


setelah mengetahui kasus ini, memerintahkan semua orang
di pasar untuk memasukkan koin ke dalam baskom berisi air.

Ketika koin membuat minyak mekar di air, Bao menangkap


pria yang menjatuhkannya dan menuduhnya mencuri koin
bocah itu.

Dia kemudian menjelaskan bahwa dia telah mengetahui


bahwa bocah itu adalah satu-satunya yang menjual produk
berminyak di pasar dan koin orang yang tertangkap adalah
satu-satunya yang menghasilkan minyak di baskom.

Saat ini, wajah hitam Bao dengan tanda lahir berbentuk bulan
sabit putih di dahinya merupakan ikon yang dicintai oleh
semua orang biasa yang mendambakan pemerintahan yang
bersih, adil dan benar.

https://mail.google.com/mail/u/1/...

By Race I am Chinese and By Grace I am Christian


LIANG ZI XIANG - 梁 子 祥
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

BAB 10
PENGOBATAN TRADISIONAL CHINA

Oleh: Mang Ucup – Nio Tjoe Siang - 梁 子 祥

Pengobatan Tradisional China atau dalam bahasa Inggris =


Traditional Chinese Medicine (TCM) 中医学 Zhongyi xué
semakin hari semakin populer.

Bahkan di Hamburg sudah ada universitas TCM pertama di


Jerman. TCM banyak sekali digandrungi orang.

Pertama karena biayanya murah dan mereka percaya, bahwa


obat-obatan TCM tidak memiliki efek sampingan.

Pengobatan Tradisional China dan ilmu pengetahuannya


sudah ada sejak 3.000 tahun yang lampau.

Sedangkan buku pengobatan China tertua adalah buku


Huang Di Nei Jing 黄帝内经;.

Dalam buku itu dijelaskan prinsip dasar Taoist dalam seni


pengobatan China.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Buku tersebut adalah hasil kerjasama antara Kaisar Kuning


(Huang Ti) dengan penasehat medis Chin Po (Qibo).

Buku tersebut mulai disusun dalam bentuk tulisan antara


tahun 475-225 SM.

Sekolah kedokteran di China sudah ada sejak pemerintahan


dinasti Sui (589 - 618).

Buku Huang Di Nei Jing sudah diterjemahkan ke dalam


bahasa Inggris oleh prof. Paul Unschuld walaupun demikian
menurut beberapa pakar TCM tidak 100% akurat sebab ada
kata-kata yang sukar diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.

Konon pil Viagra saja kalah jauh kalau dibandingkan dengan


ramuan obat kuat dari China. Sebagai contoh pil Jinqiang
Budaowan atau "Pil Tombak Emas yang tak pernah Tumbang"
sehingga dengan mana seorang pria sanggup memenangkan
100 pertempuran dalam semalam.

Konon ada lagi obat Changyinfang yang dapat


memperpanjang maupun memperbesar ukuran tombak.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Maka tidaklah heran apabila kaisar Kuning - Huang Ti bisa


mencapai usia 111 tahun dan memuaskan 1.200 selirnya
melebih Raja Sulaiman yang hanya memiliki 800 selir saja.

Tabib Sun Ssu-mo (Su Simiao) 孙思邈; yang hidup di tahun


590-692 adalah Rajanya Obat Herbal (King Herbal).

Ia adalah orang pertama yang mengetahui tentang efek


sampingannya dari obat-obatan.

Oleh sebab itulah ia menganjurkan: "Langkah pertama dalam


pengobatan harus dicari di dalam makanan dahulu. Apabila
makanan tidak mampu menyembuhkan, baru minta bantuan
tabib untuk menuliskan resep obat".

Ia adalah seorang ahli nutrisi pertama yang menulis buku


tentang diet (Qian Yin Fang). Dan juga orang pertama yang
bisa mendiagnosa dengan tepat penyakit kurang gizi (beri-
beri).
TCM tidak bisa dipisahkan dari ajaran Tao.

Yin-Yang dan Lima Unsur (Air, Api, Tanah Logam dan Kayu)
adalah konsep dasarnya dari pengobatan China. Kesehatan
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

seseorang ditentukan oleh keselarasan lingkungan dalam


tubuhnya.

Yin-Yang membagi gejala alam maupun manusia ke dalam


dua unsur.

Kedua unsur itu selalu saling mengimbangi satu dengan yang


lain.Misalnya siang dan malam. Aktivitas di siang hari bisa
disamakan dengan Yang sedang tidur atau istirahat di malam
hari Yin.
Apabila orang kurang tidur otomatis bisa jadi sakit, karena
Yin dan Yang nya tidak seimbang lagi. Jadi orang sakit itu
adalah gejala dari kelebihan Yin atau Yang. Tugas utama dari
pengobatan China ialah mengembalikan kembali keselarasan
lingkungan dalam tubuhnya sang pasien.

Apabila Anda ingin ke Dr di Eropa kita harus minta date


terlebih dahulu. Setelah diperiksa kita mendapatkan resep
untuk beli obat di apothek.

Beda dengan TCM atau pengobatan dengan cara ALL IN


QUICK STOP.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Kita bisa langsung ke toko obat tradisional. Disitu sudah ada


shinshe/tabib yang siap membantu dan mendiagnosa Anda.

Disitu pula Anda bisa mendapatkan resep maupun obat


lengkap dengan penjelasan cara penggunaannya.
Shinshe pada umumnya melakukan pemeriksaan melalui
lidah, denyut nadi, wajah, suara dan kuping.

Yang terpenting adalah pemeriksaan lidah dan denyut nadi


diatas pergelangan tangan.

Dari keadaan lidah mulai dari warna, kekeringan, ketebalan


dan lapisan yang ada pada lidah bisa membantu
mendiagnosa penyakit seseorang.

Sedangkan kekuatan, kecepatan maupun sifatnya dari denyut


nadi bisa memberikan informasi juga mengenai
kesehatannya dari sang pasien.

By Race I am Chinese and By Grace I am Christian


LIANG ZI XIANG - 梁 子 祥
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

BAB 11
TRADISI MAKANAN TIONGHOA

Oleh: Mang Ucup – Nio Tjoe Siang - 梁 子 祥

Hampir di seluruh Negara di dunia ini mengenal masakan


China yang mudah diterima oleh lidah setiap orang.

Masakan China dikenal dengan bumbu yang sederhana


namun memiliki rasa yang khas.

Seni masak Tiongkok, konon memiliki lebih dari 40.000 jenis


variasi makanan dengan resep dan cara memasak yang
berbeda.

Pada saat malam tahun Baru banyak masyarakat Tionghoa


yang menyelenggarakan New Year’s Eve Dinner (年夜饭 /

Nián yèfàn) atau Reunion Dinner (团年饭 / tuán niánfàn).

Pesta ini sangat penting bagi orang Tionghoa. Semua


anggota keluarga wajib hadir, bahkan jika ada yang tidak bisa
hadir, maka akan tetap disediakan satu tempat kosong.

Namun pada saat pandemi Corona ini dibatalkan.


ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Makanan kekaisaran Tiongkok berasal dari sekitar Dinasti


Zhou (sekitar abad ke-11 - 476 SM). Kaisar menggunakan
kekuatan mereka untuk mengumpulkan masakan terbaik dan
koki terbaik dari seluruh negeri. Oleh karena itu, dari sudut
pandang orang Tionghoa, masakan kekaisaran mewakili
masakan terbaik.

Pesta Kerajaan Manchu – 满汉全席; mengacu pada

perjamuan besar yang diadakan sekitar di Dinasti Qing


Tiongkok (1644–1911).

Salah satu makanan termegah yang pernah


didokumentasikan dalam sejarah kuliner Tiongkok.

Makanan terdiri dari enam jamuan makan selama tiga hari


dengan lebih dari 300 hidangan.

Secara keseluruhan dikatakan ada 196 hidangan utama dan


124 hidangan makanan ringan, dengan total 320 hidangan
yang dicicipi selama tiga hari.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Misalnya ada "Delapan Makanan Gunung" mencakup


hidangan seperti punuk unta, cakar beruang, otak monyet,
bibir kera, janin macan tutul, ekor badak, dan urat rusa.

Sedangkan "Delapan Hidangan Darat" mencakup beberapa


unggas dan jamur berharga, dan "Delapan Hidangan Laut"
mencakup teripang kering, sirip hiu, sarang burung, dan lain-
lain.

Di zaman modern, istilah Cina "Manhan Quanxi" dapat


digunakan sebagai ungkapan idiomatik untuk mewakili pesta
apa pun dengan proporsi yang signifikan.

Bebek Peking 北京烤鸭; dibuat dengan terlebih dahulu bebek

pedaging khusus direndam pada cairan bumbu cabai yang


bernama gochujang selama 24 jam.

Setelah itu bebek ditiriskan dengan cara digantung pada


suhu ruangan selama 6 jam dan kemudian dipanggang
dengan suhu 180 derajat celsius selama 45 menit.

Bebek Peking dihidangkan dengan saus tiram, rasanya gurih


dan lezat. Yang khas dari Bebek Peking adalah penggunaan
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

daging bebek khusus, yaitu bebek yang diberi makan bubur


biji-bijian bergizi selama 20 hari sebelum dipotong.

Ayam Pengemis 叫化雞 berasal dari Changshu, provinsi


Jiangsu.
Beberapa pengungsi (disebut juga pengemis) mencuri
beberapa ayam dan menutupinya dengan lumpur dan
memanggangnya.

Saat lumpur dipanggang hingga kering, ayamnya juga


matang. Ini bukan hidangan yang elegan.

Dikatakan bahwa kaisar Qianlong mengenakan pakaian biasa


untuk mengunjungi wilayah selatan Sungai Yangtze dan
secara sembarangan menjelajahi alam liar.

Ada seorang pengemis yang merasa sangat kasihan padanya


dan menghidangkan “Ayam Pengemis” yang dirasa enak itu
sendiri.

Kaisar Qianlong dalam status kelaparan dan kesulitan, dan


secara alami merasa ayam ini sangat lezat.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Setelah memakannya, Kaisar Qianlong menanyakan nama


hidangan ini, dan pengemis itu dengan malu menjawab
"Ayam Pengemis", jadi berbicara dengan tidak bertanggung
jawab "Ayam Keberuntungan".

Banyak orang menduga minuman SEKOTENG itu minuman


wong Jowo yang merupakan singkatan dari “nyokot weteng”
yang berarti “menggigit perut”, namun kenyataannya kata
“sekoteng” ini berasal dari bahasa Hokkian, SU KO THUNG
atau si guo tang yang bermakna sup empat buah-buahan.

Di negeri asalnya, minuman ini terdiri atas empat buah yang


dikeringkan: Kacang amandel, buah jail, biji teratai, dan
kelengkeng.

Soto babat juga pertama kalinya diperkenalkan di Semarang.


Nama soto berasal dari bahasa Hokkian juga, SAOTO 草肚

Hidangan ini merupakan bagian dari caoto tang atau sup


babat.
Soto ini akhinya di modifikasi sesuai dengan selera penduduk
daerah masing-masing.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Bayangkan, Indonesia setidaknya memiliki 25 jenis macam


soto di setiap daerah.

Namanya pun turut terkena imbas juga; misalnya orang


Makassar menyebutnya Coto, dan orang Pekalongan
menyebutnya Tauto.

https://www.youtube.com/watch?v=af-Vm7ojxSw

By Race I am Chinese and By Grace I am Christian


LIANG ZI XIANG - 梁 子 祥
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

BAB 12
SEJARAH PENCIPTAAN AKSARA TIONGHOA (HANZI)

Oleh: Mang Ucup – Nio Tjoe Siang - 梁 子 祥

Ketika pertama kali saya berhasrat untuk belajar Bahasa


Tionghoa; saya merasa jeri takut terlebih dahulu; mengingat
begitu banyaknya aksara Tionghoa yang harus saya hafal.

Berdasarkan geografis di Tiongkok ada sekitar 200 dialek


bahasa, dimana sukar dimengerti oleh satu dengan yang lain.

Penduduk Tionghoa di Singapore banyak yang


berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Hokkien
sedangkan di Hongkong berbahasa Kanton

Walaupun sama-sama Tionghoa, namun beda bahasa yang


tidak dimengerti oleh satu dgn yang lain.

Oleh sebab itulah untuk bisa berkomunikasi satu-satunya


cara ialah melalui TULISAN karena tulisannya sama yang beda
hanya lafalnya saja!

Namun ribetnya walaupun dalam SATU bahasa Mandarin


kenyataannya ada dua macam jenis aksara ialah AKSARA
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

TRADISIONAL dan yang telah di sederhanakan AKSARA


SEDERHANA.

Misalnya aksara tradisional untuk kata awan adalah 雲 dan


setelah disederhanakan berubah menjadi 云.

Aksara Tionghoa atau aksara HANZI 汉字 jumlahnya sudah

mencapai puluhan ribu namun yang masih dipakai sekitar


empat ribu. Sedangkan Bahasa Jepang hanya mengenal
2.136 aksara saja yang diajarkan di sekolah.

Seorang sarjana sastra Tionghoa pada umumnya hanya


mampu menguasai tiga ribu aksara saja.

Aksara Han telah diadaptasi untuk menulis beberapa bahasa


lain termasuk Jepang yang dikenal sebagai KANJI sedang di
Korea dikenal sebagai HANJA sedang di Vietnam disebut chữ
Nôm.

Aksara Han merupakan sistem penulisan tertua di dunia yang


digunakan secara terus-menerus.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Konon Aksara Han ini diciptakan oleh seorang menteri


sejarah dari Kaisar Kuning / Huang Di yang bernama Cang Jie
仓颉

Cang Jie adalah seseorang yang hidup sekitar 4.000 tahun


yang silam.

Penelitian orang terhadap Hanzi, sudah dimulai pada jaman


proto-Qin.
Ketika jaman Dinasty Qin ada kitab karangan dari Li Si
mengenai asal muasal Hanzi berjudul Kitab Riwayat (爰厉篇

= yuanlipian)

Pada awalnya tulisan dipahat di batu atau tulang belulang


binatang dan tempurung kura-kura, tembikar maupun kayu.
Aksara Han ini berasal dari gambar atau simbol. Misalnya,
simbol matahari 日 (ri) artinya matahari.

Awalnya berupa gambar bulatan besar yang


menggambarkan matahari dan titik di tengah sebagai inti
matahari.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Sedangkan untuk menulis sawah maka hurufnya yaitu 田


(tian) artinya sawah. Bentuk huruf Han yang berarti sawah
terlihat mirip dengan petak – petak sawah.

Namun terkadang sulit untuk bisa dipastikan artinya sebab


memiliki dua makna misalnya aksara: 口 bisa diartikan
sebagai mulut namun juga sebagai jendela.

Satu aksara terkadang merupakan gabungan dari dua aksara


lainnya digabung menjadi satu aksara.

Nama merek: Coca-Cola diterjemahkan secara fonetik


sebagai
可口可乐 (Kěkǒu Kělè), tetapi karakter dipilih dengan cermat

sehingga memiliki arti tambahan "Lezat dan Menyenangkan".

Menurut penelitian tekstual, karakter primitif muncul di


pertengahan Zaman Batu Baru, dan membutuhkan waktu
sekitar 2.600 tahun untuk pada dasarnya membentuk sistem
aksara Han.

Pada jaman Dinasti Han Timur, Xu Shen ( 58 – 147 Masehi)


telah menyusun maha karya sepanjang masa, yakni kitab /
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

kamus / dictionary pertama yang berjudul Shuowenjiezi (说

文解字)

Aksara Tionghoa itu terkadang lucu tapi lugas dan juga jelas
misalnya: IBU adalah gabungan dari kata: wanita = 女 ni dan

⻢ ma = kuda

妈 ma = ibu (bisa diartikan sebagai wanita yang bekerja

bagaikan kuda)

木 mu (baca mu) = pohon


林 lin (baca lin) = hutan (banyaknya pohon menjadi hutan) =
gabungan 2 aksara pohon 森 sen (baca sen) = rimba
belantara, adanya banyaknya kumpulan pohon2 yang sgt
banyak. = gabungan dari TIGA aksara pohon

Yuk kita sama-sama belajar terus sesuai dengan Pepatah


Tiong Hoa : "Belajar itu tiada batasnya, hidup sampai tua,
belajar sampai tua".

xue hai wu ya huo dao lao xue dao lao (学海无涯,活到老,


学到老)
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

https://www.youtube.com/watch?v=GpUqqtE2qUo

By Race I am Chinese and By Grace I am Christian


LIANG ZI XIANG - 梁 子 祥
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

BAB 13
CARA SOJA DAN FILSAFAT DARI SOJA

Oleh: Mang Ucup – Nio Tjoe Siang - 梁 子 祥

Soja / bersoja / pai (拜 bài) itu merupakan salah satu Budaya


Tiongho berupa salam hormat atau salam hangat.

Fungsinya sama seperti kita menjabat tangan.

Kami melakukan soja bukan saja sekedar untuk salam hormat


saja, melainkan juga permohonan maaf, berdoa ataupun saat
melayat

Pada saat pandemie Corona ini cara SALAMAN yang terbaik


adalah dengan cara orang Tionghoa ialah dengan bersoja
TANPA MENYENTUH TUBUH. Jaga jarak dua meter pun bisa
!

Sebagai penggemar cersil; kita berasumsi orang Tionghoa


dahulu salaman tanpa menyentuh tubuh demi
keselamatannya masing-masing.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Kalau salaman ala barat bisa-bisa tangan kita jadi REMUK


diremas hancur oleh tangan musuh yang memiliki tenaga
dalem
Namun apakah Anda tahu bagaimana cara SOJA dengan
benar, sebab kalau posisi soja itu salah; ini bisa diartikan
NANTANG DUEL mo ngajak berantem.

POSISI TANGAN SAAT SOJA


Aturan posisi tangan juga menunjukkan tingkat derajat
kekebarabatan dan umur.

1. Posisi tangan dibawah ulu hati untuk ditujukan kepada


derajat yang lebih rendah misalkan ponakan, cucu.

2. Sedangkan posisi tangan sejajar untuk yang satu level,


seperti sepupu.

3. Posisi tangan sejajar mulut untuk ibu dan ayah, atau


posisi kekerabatan yang lebih tinggi seperti paman,
kakek dan seterusnya.

4. Posisi tangan sejajar dahi adalah pai untuk dewa atau


"Tuhan”
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Bentuk soja yang tepat adalah memberikan salam dengan


kedua tangan terkatub di depan dada / sebatas leher.

Posisi kedua tangannya harus membentuk Yang Bao Yin 陽


包 陰 (Yang memeluk Yin). Tangan kanan ditutupi tangan kiri.
Filsafat TANGAN KANAN MENUTUP TANGAN KIRI atau
dibalik sikap tangan tersebut; entuk ini mengandung makna
kultural dan filosofi tradisional Tiongkok, yang dipengaruhi
filosofi Konghucu yang pada intinya adalah memupuk sifat
yang baik.

Dimana tangan kanan adalah tangan yang sering berbuat


kesalahan, sehingga perlu ditutupi (oleh tangan kiri).

Sewaktu bersoja/pai, untuk memberi penekanan kepada rasa


hormat sekaligus meminta maaf atas kesalahan selama ini.

Salam soja cara lainnya ialah dimana dua tangan dikepal jadi
satu - DUA JEMPOL diatas delapan jari

Dua jempol melambangkan Ibu dan Ayah, lantas delapan jari


tangan itu mengingatkan delapam jenis karakter atau sifat
moral kebajikan yang berasal dari ajaran Confucius - Ba De (
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

八德 ) yang berarti Delapan Moral Kebajikan supaya manusia


dapat hidup makmur dan sejahtera.

Soja semacam ini biasa dilakukan oleh anak-anak saat Tahun


Baru Imlek.

Budaya soja lainnya ialah dalam upacara pernikahan yang


lazim disebut sebagau TEA PAY atau Gong cha: 貢茶, 贡茶;

orang Tionghoa di Indonesia sendiri diketahui sering


menggunakan istilah ini.
Namun sebenarnya istilah ini digunakan pada jaman dulu,
dimana teh yang berkualitas tinggi diantarkan oleh
pemerintah daerah ke istana kekaisaran sebagai UPETI.

Kebiasaan ini muncul selama periode Dinasti Jin 265 (266 –


420), dan terus berlanjut selama berabad-abad.

Yuk kita sama-sama belajar terus sesuai dengan Pepatah


Tiong Hoa : "Belajar itu tiada batasnya, hidup sampai tua,
belajar sampai tua".

Xue hai wu ya huo dao lao xue dao lao (学海无涯,活到老,


学到老)
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

By Race I am Chinese and By Grace I am Christian


LIANG ZI XIANG - 梁 子 祥
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

BAB 14
HAO = DOKTRIN UTAMA DARI BUDAYA TIONGHOA

Oleh: Mang Ucup – Nio Tjoe Siang - 梁 子 祥

Hukum paling utama dalam budaya Tionghoa ialah BERBAKTI


dan menghormati orang Tua maupun leluhur yang disebut
“HAO” dalam bahasa Hokkian atau XIAO 孝 dalam bahasa
Mandarin.

Berbakti dan menghormati orang tua ini dalam aksara


Tionghoa Xiao (孝).

Ini merupakan gabungan dari dua Aksara LAO (tua) (老) di


atas Aksara ZI (anak) (子).

Xiao adalah doktrin Konfusianisme yang diciptakan oleh


Konfusius.

Aksara Xiao ini seakan-akan mengilustrasikan seorang tua


yang sedang digendong oleh seorang anak.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Dari ratusan perbuatan bijak, Xiao (berbakti kepada orang


tua) lah yang harus paling diutamakan - 百善孝为先 (Bǎi shàn

xiào wéi xiān).

Percuma saja kita sembayang kepada Buddha / Dewi Kwan


Im; bahkan kepada Tuhan Yesus sekalipun apabila menyakiti
orang tuanya.

Berapa banyak orang setiap minggu rajin dan tak pernah


absen ke gereja dan selalu datang tepat waktu begitu juga
memberikan uang perpuluhan.

Namun di sisi lain TIDAK PUNYA waktu untuk mengunjungi


orang tuanya terkecuali NAPAS (Natal & Paskah) saja bahkan
bantuan berupa materi pun tidak pernah dan mau mereka
lakukan.

Bagi orang Tionghoa hari yang paling penting ialah


berkujung dan menghormati orang tua menjelang Hari
Tahun Baru Imlek.

Maka dari itu tidaklah heran menjelang Imlek; berapa miliar


umat manusia pulang mudik ke dusunnya masing-masing
untuk menunjukkan rasa hormat & bakti mereka.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Berbakti kepada Orang Tua berarti memastikan agar orang


tua merasa selalu nyaman dalam segala hal dan ini berlaku
bukan hanya pada saat orang tua masih hidup saja bahkan
setelah orang tua MENINGGAL.

Bagi yang mampu pemakaman orang Tionghoa pada


umumnya selalu super istimewa.

Mengenakan pakaian, dan berkabung (toa-ha) selama waktu


tertentu.

Sejak Dinasti Han praktik upacara berkabung dipandang


sebagai landasan kesalehan berbakti oleh sebab itu Pejabat
pemerintah dianjurkan untuk mengambil cuti berkabung
selama dua tahun setelah orang tua mereka meninggal.

Anak yang tidak berbakti bisa menerima hukuman penggal


kepala dari Kaiser.
Maka tidaklah heran apabila hampir semua Kaisar Han
memiliki aksara Xiào sebagai nama kuil mereka.

Bagi mereka yang masih menganut kepercayaan kepada


leluhur Tionghoa mereka membuat persembahan makanan
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

bagi arwah orang tua/leluhur ataupun membakar Jinzhi atau


Kim Coa yang dikenal sebagai UANG ARWAH atau Uang
Akherat yang berlaku hanya di alam baka.

Disamping itu agar semua kebutuhan leluhur di alam baka


terpenuhi mereka membakar berbagai macam miniatur
kesenian kertas (紙紮) zhǐzhā berupa pakaian, rumah-
rumahan, mobil-mobilan, perlengkapan sehari-hari bahkan
pembantu.

Lawan kata dari “HAO”adalah PUT HAO atau BU XIAO (不 孝)


sebutan atau panggilan PUT HAO ini bukan hanya sekedar
penghinaan berat saja bahkan bisa disamakan sebagai
KUTUKAN.

Maka dari itu walaupun betapa kesal maupu sewotnya orang


tua ia tidak akan menyebut anaknya sebagai PUT HAO.

Pada zaman dahulu apabila seorang sudah mendapat


predikat atau di cap sebagai PUT HAO ia akan dikucilkan oleh
masyarakat setempat. Tidak akan yang mau melakukan
transaksi bisnis ataupu usaha apapun juga dengan seorang
anak yang PUT HAO anak DURHAKA.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Begitu juga jangan harap ia akan bisa mendapatkan


pasangan hidup lagi dari masayaarkat di sekitarnya.

Lebih baik disebut sebagai pencuri daripada disebut sebagai


anak duhaka atau PUT HAO.

Yuk kita sama-sama belajar terus sesuai dengan Pepatah


Tiong Hoa: "Belajar itu tiada batasnya, hidup sampai tua,
belajar sampai tua".

Xue hai wu ya huo dao lao xue dao lao (学海无涯,活到老,


学到老)

By Race I am Chinese and By Grace I am Christian


LIANG ZI XIANG - 梁 子 祥
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

BAB 15
KELETENG RUMAH IBADAH ORANG TIONGHOA

Oleh: Mang Ucup – Nio Tjoe Siang - 梁 子 祥

Sejak Mang Ucup lahir sampai dengan usia 18 tahun saya


tinggal di jalan Keleteng di kota Bandung, maka tidaklah heran
kalau hampir setiap hari saya keluar masuk Keleteng.
Banyak yang menharamkan KELETENG sebagai RUMAH
BERHALA namun tanyalah sendiri selain Keleteng; ternyata
masih banyak rumah ibadah lainnya yang di penuhi dengan
segala macam PATUNG baca Berhala !

Keleteng dibangun pertama kali di Indonesia pada tahun 1650


oleh Letnan Kwee Hoen dan dinamakan Kwan Im Teng 觀音亭.

Keleteng ini dipersembahkan kepada dewi pewelas asih Kwam


Im
Dari kata “KWAN IM TENG” inilah orang Indonesia akhirnya
lebih mengenal kata Keleteng yang kemudian melafalkannya
sebagai KELETENG hingga saat ini.

Ketika Mang Ucup masih remaja di Keleteng belum ada


BUDDHA
Patung Buddha baru MASUK KELETENG untuk menghindari
tindakan RASIS dari Suharto.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Berdasarkan terbitnya larangan menggunakan bahasa CHINA


maupun kepercayaan CHINA yang dituangkan dalam Inpres No.
14/1967 tentang larangan agama, kepercayaan, dan adat
istiadat Cina.

Saat itu semua sekolah Tionghoa mulai dari Gedung maupun


tanahnya di sita dan diambil alih oleh pemerintah untuk
menghindari agar hal yang serupa tidak terjadi dengan
KELETENG; maka nama KELETENG dirubah menjadi VIHARA
atau rumah ibadah AGAMA BUDDHA, karena agama Buddha
adalah agama yang diakui oleh pemerintah Suharto dan tidak
dilarang !

Bahkan Keleteng akhirnya dijadikan pusat kepercayaan


TRIDHARMA (三教) atau SAMKAU dalam dialek Hokkian

Atau TIGA AJARAN Taoisme, Buddhisme dan Konufianisme


Sejak saat itu sebutan nama Kleteng secara resmi DIHAPUS dari
peredaran !

Namun setelah era Gus Dur sebutan nama KELETENG mulai


diperkenan lagi untuk dipakai.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

VIHARA dalam bahasa mandarin disebut SI (dibaca se) 寺, atau


si dalam dialek Hokkian. SI ini sebenarnya baru berarti vihara
atau kuil untuk Buddha sejak Dinasti Han. Sebelumnya, SI berarti
rumah tempat tinggal pejabat.

Adalah Kaisar Han Ming-di memerintahkan untuk mengambil


kitab suci Buddhis dari Tianzhu (sekarang India) dan
menyimpannya di sebuah rumah pejabat di Luoyang. Kemudian
rumah tersebut dipugar dan diganti namanya menjadi "Baima
Si" atau "Vihara Kuda Putih".

Ini vihara pertama di Tiongkok pada tahun 75 M. Vihara


tersebut menjadi pusat perkembangan agama Buddhis di
zaman Han dan mulailah penggunaan kata si sebagai vihara.
Namun SI ini juga digunakan sebagai kata umum untuk tempat
peribadatan dan tidak terbatas pada vihara saja. Misalnya
mesjid juga disebut sebagai Qingzhen Si.

Qingzhen adalah sebutan kuno bahasa mandarin untuk agama


Islam.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata


TOAPEKONG adalah gambar (patung) dewa yang dipuja dalam
Keleteng.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Toa-pekong merupakan pelafalan dialek Hokkien, untuk istilah


yang sama bagi Da-bo gong atau Fude zheng-sen. Sedangkan
menurut istilah Indonesia dilafalkan sebagai topekong.

Dewa Tua Pek Kong (Hanzi : 大伯公; pinyin : Dàbó Gōng) .


merupakan salah satu Dewa dalam kepercayaan masyarakat
Tionghoa perantauan di Malaysia dan Indonesia.

Namanya sendiri memiliki beragam sebutan. Orang Hakka


menyebutnya Thai phak kong, orang Hokkian memanggilnya
Tua peh kong, sementara orang Kanton mengejanya Daai baak
gung.

Di Indonesia sendiri, masyarakat Tionghoa sering disebutnya


sebagai Toa Pekong, Toapekong, atau Topekong, yang secara
harafiah berarti “Paman Agung”). Dalam dialek Hokkian,
Toa/Tua sendiri memiliki arti “yang paling besar, atau yang
tertua”.
Sementara Pek sendiri memiliki arti “paman, atau kakak“. Lalu
Gong sendiri memiliki arti “kakek”.

..Keleteng dalam bahasa Mandarin disebut MIAO (廟) atau diàn


(殿) dan dalam dialek Hokkian disebut BIO mengacu pada kuil
leluhur, kebanyakan mengabadikan dewa leluhur sebuah
keluarga atau klan.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Bio ini sejarahnya sudah sangat lama, hampir sepanjang umur


kebudayaan Tionghoa itu sendiri yang 5.000 tahun.

Jauh sebelum Konfusius lahir, kebudayaan Tionghoa sudah


mengenal penghormatan kepada leluhur, cuma sampai
zamannya Dinasti Zhou, Konfusius menjadikannya sebagai satu
konsep dalam ajarannya.

Bio yang dimiliki penguasa (Kaisar) namanya Tai Miao (Thai Bio).
Biasanya terdapat di dalam istana, juga untuk menghormati
leluhur.

Bio juga adalah sebagai perlambang status sosial seseorang di


zaman feodalisme dulu seperti di zaman Zhou, ada istilah
"Kaisar 7 bio, Bangsawan 5 bio, Pejabat besar 3 bio, Pejabat kecil
1 bio, orang biasa tidak punya".

Film Kelenteng Bandung disebrang tempat rumah Mang Ucup


dahulu tinggal:
https://www.youtube.com/watch?v=TPCZ_Nu-kGk
By Race I am Chinese and By Grace I am Christian
LIANG ZI XIANG - 梁 子 祥

BAB 16
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

PROSES PEMILIHAN SELIR UNTUK SANG KAISER

Oleh: Mang Ucup – Nio Tjoe Siang - 梁 子 祥

Di Tiongkok, pria sukses sering memiliki selir sampai praktik


tersebut dilarang ketika Partai Komunis Tiongkok berkuasa
pada tahun 1949.

Istilah standar Tiongkok yang diterjemahkan sebagai "selir"


adalah qiè 妾. Kata selir sejak zaman Kuno bisa diterjemahkan
sebagai HAMBA ANDA. Selir menyerupai pernikahan karena
selir diakui sebagai pasangan seksual seorang pria dan
diharapkan melahirkan anak untuknya.

Selir adalah istri tidak resmi berstatus lebih rendah, dan anak-
anak mereka dianggap tidak sah.

Sudah merupakan tradisi zaman dahulu dimana pria kaya


membeli selir dan menambahkannya ke rumah tangga selain
istri mereka. Pembelian selir mirip dengan pembelian budak,
namun selir memiliki status sosial yang lebih tinggi.

Seorang pria dapat memiliki selir sebanyak yang dia mampu


untuk beli dan memiliharanya.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Satus istri dinilai lebih tinggi sebab istri membawa mas kawin
ke suatu hubungan, tetapi selir tidak.

Anak dari seorang selir harus menunjukkan kewajiban


berbakti kepada dua wanita, ibu kandung dan ibu sah mereka
- istri dari ayah mereka.

Pada zaman dahulu sudah merupakan tradisi apabila suami


atau tuannya meninggal dunia maka selir diwajibkan dikubur
hidup-hidup untuk "menemani suaminya di akhirat".

Saat dinasti Song (960–1276), mempromosikan selir menjadi


istri dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap etika
sosial.

Para Selir kaisar dikurung di Kota Terlarang, dijaga oleh para


kasim untuk memastikan bahwa mereka tidak dapat dihamili
oleh siapa pun kecuali kaisar.

PROSEDUR PEMIILIHAN SELIR


Pada 1621, Kaisar Ming Tianqi mengirim para kasim ke
seluruh negeri untuk memilih calon selir.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Hari pertama 5.000 gadis muda berusia 13 hingga 16 tahun,


dari siapa ia akan memilih seorang istri.

Selama putaran pertama kompetisi, para gadis berdiri dan


diseleksi berdasarkan penampilan tubuh. Bagi mereka yang
terlalu tinggi, pendek, gemuk atau kurus akan dielimansi.
Di hari kedua, para kasim secara intensif memeriksa tubuh
perempuan dan mengevaluasi suara dan tingkah laku mereka
Sisanya menjalani pemeriksaan ginekologi, menyingkirkan
saingan-saingan lainnya.

50 kandidat teratas akan menjalani pemeriksaan dan


wawancara lebih lanjut tentang matematika, sastra dan seni,
dan diberi peringkat yang sesuai.

Hanya beberapa dari mereka yang berhasil melewati proses


tersebut akan diperhatikan oleh kaisar dan memenangkan
hatinya.

Kaisar Huangdi konon punya empat selir yang tak dipilih


berdasarkan kecantikan melainkan kompetensi. Selir
keduanya dikisahkan sebagai penemu masakan dan sumpit.
Lainnya dipercaya sebagai penemu sisir.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Selir ditempatkan di harem atau yang lebih dikenal sebagai


“Istana Belakang” (後宮; hòugōng).
- Permaisuri (皇后; huáng hòu)
- Selir (妃; "fei")
- Istri (夫人; fū rén)
- Selir Kekaisaran (嬪; pín)

Di dalam harem, hanya dua sosok yang kedudukannya jauh


lebih tinggi dari permaisuri: kaisar dan ibu suri. Sementara
lainnya wajib tunduk pada titahnya. Melanggar bisa berarti
mati.

Selama pemerintahan Kaisar Huan dan Kaisar Ling,


dikabarkan ada lebih dari 20.000 perempuan yang hidup di
Kota Terlarang.

Agar bisa memastikan bahwa setiap anak yang lahir di harem


adalah keturunan kaisar, pria dilarang keras memasuki
kompleks istri-istri sang penguasa. Satu-satu pengecualian
adalah para kasim yang telah dikebiri.

Selama Dinasti Ming (1368-1644), dikabarkan ada 100.000


kasim yang melayani kaisar dan haremnya. Mereka berebut
mendapatkan perhatian sang kaisar.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Tentu saja, posisi sebagai permaisuri jadi incaran. Bisa


melahirkan putra raja dianggap bonus terbesar.

Tak jarang, selir yang ambisius berkomplot dengan para


kasim untuk menyingkirkan lawan. Sebagai imbalan, para
kasim yang dianggap berjasa akan mendapatkan jabatan
penting.

Intrik harem seperti itu sering terjadi dalam sejarah China.


Misalnya, selama Dinasti Tang, salah satu selir resmi Kaisar
Gaozong adalah Wu Zetian.

Menurut legenda, Wu Zetian tega membunuh anaknya yang


baru lahir dan melemparkan kesalahan pada Permaisuri
Wang. Akhirnya, sang permaisuri di dicopot dari jabatannya
dan Wu Zetian kemudian menggantikannya.
Namun terbuktikan bahwa seorang selir sekalipun bisa
menjadi penguasa; misalnya Lady Yehenara, atau dikenal
sebagai Janda Permaisuri Cixi, bisa dibilang salah satu selir
paling sukses dalam sejarah Tiongkok.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Cixi pertama kali memasuki istana sebagai selir Kaisar


Xianfeng dan melahirkan putra satu-satunya yang masih
hidup, yang kemudian menjadi Kaisar Tongzhi.

Dia akhirnya menjadi penguasa de facto Qing Cina selama 47


tahun setelah kematian suaminya.

https://www.youtube.com/watch?v=RlCtb_7zGeg

By Race I am Chinese and By Grace I am Christian


LIANG ZI XIANG - 梁 子 祥

BAB 17
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

SEJARAH DEWA PERANG KWAN KONG (GUAN YU)

Oleh: Mang Ucup – Nio Tjoe Siang - 梁 子 祥

Tidak bisa dipungkiri bahwa KWAN KONG adalah Dewa yang


paling banyak dipuja sejak ribuan tahun oleh masyarakat
Tionghoa, Korea maupun Jepang

Guan Yu (关公) dalam Bahasa Hokkian: Kwan Kong) adalah


seorang jenderal perang kenamaan yang hidup pada jaman
tiga Kerajaan Sam Kok (三國; San Guo), pada rentang tahun
160 – 220 M.

Di Negara-negara barat, Dewa Guan Gong dikenal “Tao God


of War”.

Kwan Kong pun dipuja sebagai Boddistsatwa Pelindung


Buddha Dharma. Dan Asia Tenggara sebagai Dewa Kekayaan
ia dianggap memberkati orang yang lurus dan melindungi
mereka dari orang jahat.

Kwan Kong secara tradisional digambarkan mengenakan


jubah hijau
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Senjata Kwan Kong adalah Guan Dao (tombak golok) “Naga


Hijau Mengejar Rembulan” (靑龍偃月刀; Tombak Golok ini
memiliki berat 82 kati (sekitar 49,2 kg.

Riwayat Beliau selengkapnya telah ditulis dalam novel Sam


Kok yang terkenal itu.

Beliau dipuja karena kesetiaan dan kejujuran, sebagai


lambang/teladan sifat-sifat kesatria sejati yang selalu
menempati janji dan setia pada sumpahnya.

Lukisan Nya banyak terpasang di rumah pribadi, toko, bank,


kantor polisi, pengadilan, sampai di markas organisasi Triad
(Mafia China).

Beliau adalah satu-satunya Dewa yang dipuja, baik oleh


orang-orang golongan hitam maupun orang-orang
golongan putih.
Penampilan dari Kwan Kong.

Bentuk tubuhnya yang tinggi besar, berjenggot panjang dan


berwajah merah kehitaman.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Diceritakan pada suatu hari dalam pengembaraannya, Kwan


Kong berjumpa dengan seorang tua yang sedang menangis
sedih. Ternyata anak perempuan satu-satunya dengan siapa
hidupnya bergantung, dirampas oleh wedana setempat
untuk dijadikan gundik.

Kwan Kong yang berwatak budiman dan tidak suka


perbuatan semena-mena semacam ini, naik darah.
Dibunuhnya wedana yang jahat itu, dan sang gadis
dikembalikan kepada orang tuanya.

Namun dengan perbuatan ini menjadikan Kwan Kong


sebagai buronan. Dalam pelariannya, Ia sampai di Dong
Guan,
Ia lalu membasuh mukanya di sebuah sungai kecil yang
terdapat di pergunungan itu. Seketika rupanya berubah
menjadi merah, hingga tidak dapat dikenali lagi. Dengan
mudah, Ia menyelip diantara para petugas yang
diperintahkan untuk menangkapnya tanpa diketahui.

Begitu juga dikisahkan mengenai ketabahan maupun


kekuatan beliau pada saat perawatan luka dengan
menyekrap tulang.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Tatkala itu, ia berperang melawan pasukan Negara Wei


Kwan Kong terluka oleh panah beracun. Tabib Hua Tuo
menyembuhkan luka beracun tersebut dengan cara
menyekrap tulang.

Hua Tuo pun menggunakan pisau untuk menyekrap racun


yang sudah merasuk ke tulang, hingga mengeluarkan bunyi.
Kwan Kong tidak bergeming, dan terus makan dan minum
sambil bermain catur dengan muka senyum; sama sekali
tidak tersirat wajah yang menahan sakit.

Tabib sakti Hua Tuo memuji Beliau dengan berkata: “Jenderal


benar-benar seorang Dewa yang datang dari langit.”

Kekalahan dan Kematian Kwan Kong

Kwan Kong akhirnya berhasil dijebak dan ditawan, yang


kemudian dihukum mati karena menolak untuk menyerah.
Pada waktu itu, Kwan Kong ditangkap bersama Guan Ping,
anak tertuanya; dibawa ke tengah perkemahan Sun Quan.
Kwan Kong hanya tertawa saja ketika akan dibawa dan diadili
untuk dihukum mati.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Algojo yang akan memanggalnya menjadi ketakutan ketika


menatap Kwan Kong, dan dia tidak berani untuk
melaksanakan eksekusi itu.

Karena tidak ada prajurit biasa yang berani, akhirnya Jenderal


Pan Zhang (潘璋) pun maju, dan dengan menggunakan
Tombak Golok Naga Hijau (senjata Kwan Kong sendiri)
memenggal kepala Kwan Kong. Kwan Kong pun gugur pada
tahun 219 Masehi, dalam usianya 60 tahun.

Kita seringkali melihat patung maupun gambar dari Kwan


Kong sedang membaca; maklum beliau bukan saja ahli
perang melainkan juga ahlfi filsafat yang telah mengeluarkan
KITAB SUCI sendiri atau SUTRA DEWA KWAM SING DI CIN
(Kwan Seng Tee Kun)

Di berbagai macam Kelenteng di visualisasikan ketika Kwan


Kong membaca buku dengan putra angkatnya Guan Ping (關

) yang memegang cap kebesaran, dan Zhou Chang (周仓)

pengawalnya yang setia, bertampang hitam brewokan,


memegang tombak golok Guan Dao “Naga Hijau Mengejar
Rembulan)

https://www.youtube.com/watch?v=K6738jjXq1I
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

By Race I am Chinese and By Grace I am Christian


LIANG ZI XIANG - 梁 子 祥
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

BAB 18
KELENTENG TERTUA DI BANDOENG
Oleh: Mang Ucup – Nio Tjoe Siang - 梁 子 祥

Pada saat bersembayang di Keleteng pada umumnya


memakai dupa atau kerap disebut Xiang 香 = harum (HIO =
dalem bhs Hokkian) adalah salah satu unsur yang eksis dalam
kebudayaan Tionghoa selama ribuan tahun.

Dalam kepercayaan orang Tionghoa, Hio yang dibakar ketika


beribadah berjumlah dari 1 sampai 9 Hio.

Satu Hio berarti esa atau tunggal dikhusukan kepada Tuhan


Yang Maha Esa.

Dua Hio – berarti Yin dan Yang. Membakar dua Hio juga
disimbolkan sebagai peribadatan atau doa kepada kedua
orang tua.

Tiga Hio - Membakar tiga Hio dilambangkan sebagai ibadah


untuk alam semesta yang terdiri dari 3 unsur, yaitu bumi,
langit, dan manusia.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Dari sejak Mang Ucup lahir hingga usia 19 tahun, saya tinggal
di Jalan Kelenteng - Bandung yang berhadapan langsung
dengan Kelenteng. Nama jalan ini dahulunya ketika zaman
Belanda adalah Chinese Kerkweg.

Hanya di Indonesia saja Vihara disebut Kelenteng. Maklum


sebutan umum untuk kelenteng adalah Miao atau Bio, lafal
dalam bahasa Hokkian.

Kelenteng dibangun pertama kali di Indonesia pada tahun


1650 oleh Letnan Kwee Hoen dan dinamakan Kwan Im Teng
觀音亭.
Dari kata Kwan Im Teng inilah orang Indonesia akhirnya
melafalkannya sebagai Kelenteng hingga saat ini.

Sebutan lainnya untuk Kelenteng adalah 祠 "Ci" (rumah abu)


yaitu kelenteng yang dikhususkan hanya untuk leluhur abu
keluarga sendiri saja, jadi bukan untuk umum.

Pada saat ini, di Bandung ada 23 Vihara (kelenteng).


Sedangkan kelenteng pertama yang dibangun di Kota
Bandung didirikan pada tanggal 16 Juni 1855.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Hingga kini, kelenteng ini masih menjadi yang tertua dan


terbesar di Kota Bandung.

Sejarah kelenteng ini berawal dari etnis Tionghoa yang hijrah


ke Bandung usai Perang Diponegoro (1825-1830).

Selain menetap dan mencari nafkah, etnis Tionghoa merasa


memerlukan tempat berkumpul untuk menjalankan adat,
tradisi dan kepercayaan tradisional Tionghoa.

Seorang Luitennant der Chinesschen (pemimpin seluruh


kawasan etnis Tionghoa) Bandung saat itu, Tan Hay Long,
mempelopori Miao. Ia menghibahkan tanah bekas rumahnya
untuk pendirian kelenteng tersebut. Nama Tan Hay Long
sampai saat ini masih diabadikan di plakat kelenteng.

Dalam pembangunan kelenteng ini, tidak tanggung-


tanggung Tan Hay Long mendatangkan seorang arsitek dan
ahli teknik sipil langsung dari Tiongkok.

Mereka adalah Chui Tzu Tse dan Kung Chen Tse, yang
memang ahli dalam pembuatan kelenteng.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Tan Hay Long kemudian menamakan kelenteng ini Shend Di


Miao, yang berarti Istana Para Dewa. Nama ini diambil karena
kelenteng ini digunakan sebagai tempat ibadah bersama
etnis Tionghoa dari berbagai tempat dengan kepercayaannya
yang berbeda-beda.

Namun di tahun 1917, namanya diubah menjadi Xie Tian


Gong 谢天公庙 atau Hiap Thian Kong seiring dengan

dilakukannya renovasi pada kelenteng.

Nama tersebut di atas diambil dari Dewata Utama (tuan


rumah) kelenteng ini, yakni Guan Gong (Koan Kong).

Nama kecil beliau adalah Guan Yu alias Yunchang (In Tiang),


seorang tokoh sejarah dan pahlawan yang pernah hidup di
Tiongkok periode Tiga Negara (San Guo/Sam Kok, 220-280
SM).

Oleh kaisar-kaisar dari berbagai dinasti, beliau diperingati di


kelenteng yang dibangun khusus untuk beliau serta
dianugerahi berbagai gelar, antara lain Xietian Dadi (Hiap
Thian Tai Te). Nama Hiap Thian inilah yang diambil sebagai
nama Kelenteng di Bandung.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Mengingat semua nama maupun budaya yang berbau


Tionghoa pada tahun 1965 harus diganti namanya jadi nama
Indonesia.
Maka nama kelenteng inipun diubah menjadi Vihara Satya
Budhi.

Sebutan "vihara" juga digunakan sebagai pengganti sebutan


kelenteng karena kebijakan pemerintah pada saat itu yang
melarang agama lain bagi kaum Tionghoa selain agama
Budha.

Hasilnya, saat ini Vihara Satya Budhi digunakan secara


bersamaan oleh tiga penganut agama berbeda yaitu Budha,
Tao, dan Konghucu.

Di kedua sisi kelenteng Hiap Thian Kiong pun telah


ditambahkan dua vihara lainnya, yaitu Vihara Buddha Gaya di
sisi barat dan Vihara Samudra Bhakti (Hai Hui Tang) di sisi
timur.

Pada masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid,


etnis Tionghoa diberi kebebasan dalam menjalankan budaya,
tradisi dan kepercayaannya. Nama Kelenteng Xie Tian Gong
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

kembali muncul tanpa menghilangkan nama Vihara Satya


Budhi.

https://www.youtube.com/watch?v=BYangTSiE4sqs
By Race I am Chinese and By Grace I am Christian
LIANG ZI XIANG - 梁 子 祥

BAB 19
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

HUANGDI SANG KAISER KUNING PERTAMA

Oleh: Mang Ucup – Nio Tjoe Siang - 梁 子 祥

Setiap orang Tionghoa sudah seharusnya mengetahui tentang


QIN SHI HUANG 秦始皇 (Nopember 260 SM – 10 September
210 SM).

Beliau menciptakan gelar HUANGDI (皇帝) - secara


konvensional diterjemahkan sebagai "KAISER KUNING" - untuk
menyebut dirinya sendiri, karakter di 帝 tidak mengacu pada
penguasa duniawi tetapi untuk dewa tertinggi dari dinasti
Shang (c. 1600-1046 SM).

Saat itu warna kuning adalah warna yang suci. Rakyat tidak
boleh memakai baju berwarna kuning, warna ini khusus dipakai
untuk para raja-raja Tiongkok saja.

Walaupun hanya memerintah selama 35 tahun beliau telah


berhasil mewujudkan projek-projek pembinaan yang super
hebat dan ruar biasa.

Dinasti Qin terkenal sebagai dinasti yang pendek umurnya,


tetapi meletakkan dasar-dasar kekaisaran yang kemudian akan
diteruskan selama 2.000 tahun oleh dinasti-dinasti setelahnya.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Setelah kematian awal ayahnya, Ying Zheng beliau naik tahta


kerajaan pada usia 13 tahun.

Beliau yang menyatukan Tiongkok dari tujuh kerajaan


sebelumnya dengan jumlah penduduk 20 juta.

Karya abadi peninggalan beliau ialah Tembok Besar Tiongkok


萬里長城 (Wànlǐ Chángchéng = atau Tembok 10 000 Li)
sepanjang 21.196 km merupakan proyek yang paling
mengesankan sehingga bisa dilihat dari luar angkasa.

Sebagai perbandingan Mantan President Trump ingin


mengikuti jejaknya membangun tembok 700 km di Meksiko
namun biayanya terlalu mahal diperkirakan akan memakan
biaya US $ 31 miliar dan memperkerjakan 40 ribu orang lebih
dalam jangka waktu lima tahun lebih.

Di bidang ekonomi Sang Kaiser telah berhasil menyatukan


satuan panjang, satuan berat, dengan satu standar, dengan
demikian mendorong kemajuan ekonomi.

Dinasti Qin juga menyatukan mata uang. Pemerintahan Qin


menetapkan uang bundar dengan lubang persegi negara Qin
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

sebagai mata uang standar di seluruh negara. Ia juga telah


berhasil mempersatukan aksara yang telah diseragamkan.

Namun di sisi lain Qin Shi Huangdi memerintah dengan sangat


kejam untuk mewujudkan keinginannya.

Kekejaman kaisar Qin tidak bisa dilupakan oleh orang-orang


Tiongkok sampai sekarang, karena buku-buku ajaran Konghucu
dibakar dan membunuh semua pengikut atau pendeta yang
setia kepada ajaran Konghucu. Mereka ribuan orang dikubur
hidup-hidup.

Bagi kaum terpelajar ajaran Konghucu adalah inti atau dasar


kebudayaan, falsafah, etika, dan pandangan hidup.

Kebencian mereka diwujudkan dengan tidak menggunakan


nama Qin sebagai acuan kebudayaan, aksara, dan jati diri.
Dinasti Qin hanya berlangsung selama 25 tahun, tetapi orang
barat tetap menggunakan nama Qin sebagai acuan untuk
menyebutkan Negara China dengan sedikit variasi lafal dan
ejaannya.

Namun TIDAK ADA orang Tionghoa yang mau mengaku dirinya


sebagau keturunan orang Qin. Mereka memilih dinasti Han
sebagai acuan jati diri, kebudayaan maupun aksara.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Tidak bisa dipungkiri pencapaian Dinasti Qin adalah sebagai


peletak dasar Kekaisaran Cina, wilayahnya meliputi Cina dan
sebagaian Indo Cina, serta peninggalan budaya yang khas. Akhir
kekuasaan Dinasti Qin berawal dari kematian Qin Shi Huang Ti
tahun 210 SM.

Penganti Qin Shi Huang Ti tidak mampu menangani


pemberontakan yang terjadi di berbagai wilayah sehingga
Dinasti Qin hancur pada tahun 207 SM

Kaiser Qin menginginkan hidup abadi oleh sebab itu sejak ia


naik tahta sudah mulai dibangun tempat pemakamannya;
jadi mirip Firaun dari Mesir githu namun jauh lebih hebat lagi,

Proyek ini melibatkan lebih dari 700 RIBU orang pekerja


sebab selainnya makam yang dibangun; mereka juga
membangun PASUKAN TERAKOTA yang terdiri dai 8.077
patung terakota.berupa kumpulan tokoh prajurit, kuda maupun
kereta perang dengan ukuran asli dan sangat mirip sekali
dengan aslinya. Hebatnya setiap patung TIDAK ada satu pun
yang memiliki wajah yang sama. Tokoh prajurit terakota itu
ditemukan pada tahun 1974 di Litong oleh para petani.
https://www.youtube.com/watch?v=4c_ADqshdSA&t=9s
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

By Race I am Chinese and By Grace I am Christian


LIANG ZI XIANG - 梁 子 祥

BAB 20
KRISTEN BODOR VS TAHUN BARU IMLEK

Oleh: Mang Ucup – Nio Tjoe Siang - 梁 子 祥


ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Pada saat menjelang hari raya tahun Baru Imlek, banyak


bermunculan Kristen Bodor, yang men-Fatwa, bahwa turut
merayakan hari tahun Baru Imlek itu Haram bahkan Dosa!

Dan lucunya para Kristen Bodor tersebut datangnya dari


golongan etnis Tionghoa sendiri oleh sebab itulah mang Ucup
menilai, bahwa mereka ini memiliki berkepribadian ganda ato
kepribadian terpecah (split personality) ala "Dr Jekyl & Mr Hyde"
atau dalam bahasa Inggrisnya disebut Golongan “Christian Go-
Block!" Kenapa demikian?

Sejak brol lahir s/d masuk liang lahat sekalipun, mang Ucup
tetap azah keturunah Tiong Hoa, padahal sudah puluhan tahun
saya bermukim di Eropa dan jadi WN Jerman, tetapi tetap azah
anehnya tidak bisa berobah jadi bule, begitu juga dengan selera
dan perut yang menuntut harus ketemu nasi setiap hari.

Disamping itu, warna kulit maupun mata saya tidak pernah bisa
berobah walaupun di paspor udah dinyatakan jadi WN Jerman
tulen sejak 50 tahun.

Begitu juga dengan agama yang saya anut "Kristen", walaupun


-sudah di mandi celup dan di bilas berkali-kali, tetapi warna kulit
saya tidak pernah bisa berubah sedikit pun juga, begitu juga
dengan nama di paspor tetap azah sama Nio Tjoe Siang.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Padahal pak Pendeta saya udah menyatakan bahwa sebenarnya


saya ini udah lahir baru, tetapi sayangnya wajah maupun warna
kulit saya tidak pernah bisa berubah jadi mirip seperti Yudas
wong Yahudi, padahal ia adalah rasul idolanya mang Ucup tuh.

Apakah kalau saya sudah jadi Kristen, berarti saya diwajibkan


untuk menginkari leluhur saya? No Way!

Apakah karena saya sudah jadi orang Kristen


berarti saya diwajibkan untuk melupakan tradisi maupun
kebudayaan saya untuk diganti oleh Hari Tahun Baru Yahudi
"Rosh Hashanah"? Tidak!

Kalho tidak percaya, kudu baca tuh Alkitab; jangan hanya


sekedar dijadikan buat pengganjel lemari azah.

Hai Yudas, lho boleh dimandiin, dicelup & di bilas ribuan kali,
bahkan di masukin mesin cuci dengan rinso Anti Noda
sekalipun,
warna kulit lho, janga harap bisa berobah, terkecuali kalho kulit
lho mo dibeset seperti kodok bangkong suikeh eh maksud saya
seperti si Mikel Jekson.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Agama itu mirip pakaian, semua orang dilahirkan dalam


keadaan telanjang, tidak ada satu manusiapun yang dilahirkan
sebagai pemeluk agama tertentu.

Mang Ucup dilahirkan bukan sebagai Kristen, melainkan sebagai


seorang keturunan etnis Tiong Hoa, setelah lewat setengah
abad baru jadi penganut agama Kristen.

Dan agama apapun yang mereka anut, setiap saat apabila


kurang cocok bisa azah diganti seperti juga dengan pakaian,
tetapi warna kulit maupun orang tua kita tidak akan bisa diganti,
sampai kita modyaaa…..ar sekalipun, ini akan tetap sama terus.

Jeruk dalam bahasa Inggris maupun Jerman namanya Mandarin,


karena warna kulitnya kuning dan isinya pun kuning, begitu juga
kita tidak akan bisa mencari tomat yang warna kulit luarnya
putih, tetapi isi dalam nya merah, ora ono Mas!

Hanya bodornya, kok banyak jeruk eh Mandarin yang


mempunyai keinginan untuk jadi "Bah Nana" baca Pisang?

Yang kulitnya kuning tapi isinya putih, malu atuh euu..uy ama
leluhur kita, sehingga bisa-bisa kwalat lho pantatnya 'ntar
disamber Gledek baru tao lho!
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Tapi mang, kata Pdt Gw, kalho merayakan tahun baru Imlek, itu
sama azah seperti juga main mata ato berselingkuh dengan si
setan, sehingga nantinya bisa-bisa kita di kirim ke Giam Lo Ong
baca Neraka untuk dipanggang sampai gosong disana.

Itu namanya Munafik tingkat 12 alias udah 'nggak ketolongan


lagi Geblek-nya, renungkanlah dengan akal sehat Anda

Lebih dari 80% manusia di kolong langit ini merayakan pesta


tahun baru pada tgl. 01.01.2021, bahkan mereka telah
merayakan secara jor-joran tanpa pernah mo mikir pake
jidatnya, bahwa kalender Masehi itu adalah kalender umat
Kristen, sampai komplit di bubuhkan perkataan Masehi segala
macam!
Tahu kagak artinya Masehi itu apa?

Masehi itu diambil dari kata Mesias - "Yang diurapi/Juruselamat


ato Yesus" ato lebih kerennya lagi disebut kalender "Anno
Domini" yang artinya "Tahun Tuhan kita" ini dibuat oleh seorang
biarawan yang bernama Dionysius Exignus.

Tidak ada penganut agama di dunia ini yang meng-haramkan


atau merasa ketakutan umatnya menjadi Kristen, karena turut
merayakan tahun baru Masehi, entah mereka itu penganut
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

agama Hindu, Budha maupun Islam Fundamentalis sekalipun


juga, kok wong Kristen phobi - ketakutan bingit sih?

Apakah Allah –Nya umat Kristen kurang Pe-De ato kurang sakti
sehingga ketakutan umat-Nya digaet oleh aliran agama lain?
Apakah para sesepuh Kristen itu wong Paranoid semua yang
sudah saatnya dipindahkan ke RS Jiwa Grogol?

Kita jangan bicara juta lagi, sebab perkataan juta itu udah ora
laku lagi, terutama bagi para koruptor, kita bicara nilai M azah
ato Milyar, berapa milyar manusia di kolong langit ini yang turut
merayakan tahun baru Masehi tanpa ada rasa takut setetes pun
juga untuk di Kristianisasikan, karena turut merayakan pesta
tahun baru Masehi tersebut.

Tidak pernah tersirat sedikit pun juga di dalam benak mereka,


bahwa pada saat merayakan tahun baru tgl. 01.01.2021 ini ada
kaitannya dengan Yesus, termasuk orang Kristen nya sendiri!

Tetapi kok aneh begitu kita mau merayakan tahun baru Imlek
atau tahun kelahirannya Kong Hu Chu ini jadi satu polemik ato
permasalahan besar??
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Setelah kita lahir baru menjadi orang Kristen, apakah identitas


saya sebagai orang Tiong Hoa kudu turut dihapus, dilupakan
dan dikubur?

Apakah sebagai wong Kristen kita harus melupakan budaya


maupun leluhur kita?

Apakah sesudah menjadi orang Kristen saya harus menjadi


wong Londo yang berbudaya kebaratan ato menjadi wong
Yahudi untuk mengikuti budaya dan tradisi mereka, sehingga
semua yang berbau budaya Tiong Hoa seperti Imlek tidak boleh
dirayakan lagi, sebab sudah di cap haram, boro-boro merayakan
Imlek, makan Bacang dan ronde azah udah dinilai haram.

Aneh bin nyata banyak orang Kristen Tiong Hoa yang menilai
hari Raya Imlek itu haram, tetapi kenapa mereka mau turut
merayakan “Valentine-day”, "Tahunanksgiving Day" bahkan
"Halloween".

Mereka merasa untuk menjadi seorang Kristen yang baik


diwajibkan untuk melupakan budaya leluhurnya yang sudah
ribuan tahun turun temurun usianya.

Orang Tionghoa itu seperti jeruk, kulitnya kuning isinyapun


seharusnya tetap kuning.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Bahkan jeruk merupakan lambang kekayaan sebagai emas,


dimana pada tiap tahun baru Imlek orang saling memberikan
jeruk kalau bisa yang masih ada daunnya dengan mana
diharapkan hokie dan rejeki di tahun mendatang akan tumbuh.

Dan "Kuning" adalah warna simbolik juga bagi bangsa


Tionghoa, karena mereka mendiami tanah air Huang Tu Di =
tanah kuning seluas hampir 10.000 km.

Kaiser negara Tiongkok pertama lebih dikenal dengan nama


Huang Di = Kaiser Kuning menurut para sejarawan, karena ia
berasal dari tanah kuning tersebut.

Bagi orang awam yang tidak mendalami Sinologi, penjiwaan


budaya "tanah kuning" masih jelas tampak pada istilah-istilah
bahasa Mandarin, yang memadukan "kuning" untuk
mempertegas arti kata seperti tanah kuning, sungai kuning, kulit
kuning, beras kuning, kacang kuning, jubah kuning (jubah
kebesaran kerajaan), istana kuning bahkan alam bakapun
disebut sebagai "Alam kuning".
Maka tidaklah salah kalau saya mengharapkan bangsa Tionghoa
dimanapun ia berada agar tetap seperti jeruk, dimana kulitnya
kuning dan isinyapun tetap kuning dan tidak berubah menjadi
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

buah Pisang, kulitnya kuning, tetapi isinya udah berubah jadi


putih semuanya itu namanya pisang busuk!

Hitler telah berusaha untuk menghancurkan budaya dan etnis


Yahudi dengan membunuh lebih dari enam juta orang Yahudi.

Mungkin ada baiknya, bagi para Kristen bodor tersebut,


perkataan "Haleluyah" dirubah menjadi jadi "Heil Hitler" saja?
Dan daripada Elo pergi berziarah ke Yerusalem sebaiknya pergi
ke Auschwitz !

Renungkanlah: Apabila Anda tidak merasa malu untuk mengaku


sebagai keturunan Tiong Hoa, maka saya mohon di SHARE &
disebar luaskanlah artikel ini.

Oret-oretan ini ditulis setelah menegak habis satu botol arak


merek: "Confucius Family Spirit", yuuu..uk kita bersulang bagi
budaya maupun leluhur kita, gleee...ek, glek, glek, heiiii…iyah
lekernya!

Mang Ucup - The Drunken Priest


By Race I am Chinese and By Grace I am Christian
LIANG ZI XIANG - 梁 子 祥

BAB 21
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

SEPULUH PANTANGAN & LARANGAN MENJELANG IMLEK

Oleh: Mang Ucup – Nio Tjoe Siang - 梁 子 祥

Tahun Baru Imlek 2572 atau Imlek 2021 Masehi jatuh pada
Jumat, 12 FebruaIi 2021.

Ada sejumlah pantangan yang perlu dihindari oleh orang


Tionghoa saat Imlek menurut nasehat leluhur dulu. Dengan
menghindari hal-hal berikut, mereka percaya akan dijauhkan
dari penyakit atau nasib buruk selama setahun.

1. JANGAN MENCUCI PAKAIAN DAN KERAMAS


Orang tidak mencuci pakaian pada hari pertama dan kedua
setelah tahun baru, karena konon kedua hari ini dirayakan
sebagai hari ulang tahun Dewa Air (水神; Shuishen).

Rambut tidak boleh dikeramas pada hari pertama tahun baru.


Dalam Bahasa Mandarin, kata rambut (发; fā) memiliki

pengucapan dan karakter yang sama dengan kata facai (发财

), yang bermakna ‘menjadi kaya’.


ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Oleh sebab itu, ini dipandang sebagai hal yang tidak baik
“mencuci bersih keberuntungan seseorang” di awal tahun
baru.
Menurut sorotan China, dua hari pertama bulan lunar juga
dirayakan sebagai hari lahir Dewa Air (水 神, shǔi shén). Jadi,
betapapun berminyaknya rambut Anda selama hari pertama
tahun baru Imlek, tahan dan keramas keesokan harinya!

2. HINDARI MEMAKAI WARNA HITAM & PUTIH


Dalam budaya tradisional Tiongkok, warna hitam dan putih
diasosiasikan dengan berduka.

Orang biasanya memakai dua warna ini ke pemakaman, atau


ke rumah sakit. Oleh karena itu, sangat tidak beruntung jika
memakai warna hitam putih sepanjang bulan tahun baru
Imlek.
Namun, warna merah, oranye, kuning, dan ungu dengan
senang hati dipadukan selama IMLEK !

Ini karena warna-warna ini terkait dengan kemakmuran (旺,

wàng / Ang) dan kesuksesan luar biasa (大红大紫, dà hóng

dà zǐ / Merah besar dan ungu)!


ANEKA BUDAYA TIONGHOA

3. HINDARI MENYAPU LANTAI


Menyapu pada hari pertama tahun baru Imlek adalah hal
yang sangat dilarang.
Karena Dewa Keberuntungan (财神爷, cái shén yé) akan

mengunjungi rumah semua orang selama tahun baru Imlek,


sehingga menyapu lantai melambangkan bahwa Anda
sedang menyapu kekayaan yang dibawa oleh Dewa
Keberuntungan sendiri.

4. JANGAN MENANGIS / BERTENGKAR


Imlek melambangkan START hari Pertama.
Oleh karena itu, jangan menangis atau bertengkar dengan
siapa pun, karena hal itu akan membawa kesialan bagi Anda
selama sisa tahun ini. Jika Anda bertengkar dengan keluarga
pada hari pertama Imlek, diyakini bahwa rumah tidak akan
damai di tahun yang akan datang. Dan jika Anda menangis,
Anda akan menghabiskan sisa tahun ini dalam kesedihan.

5. HINDARI MEMBERI JAM ATAU SEPATU SEBAGAI HADIAH


Memberi seseorang jam atau jam tangan itu tidak baik, hal
ini karena istilah "memberi jam" (送 钟, sòng zhōng)

terdengar sama dengan "pengiriman yang baik" (送终, sòng

zhōng) dalam bahasa Mandarin.


ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Terlepas dari Imlek atau hanya hari biasa, memberikan hadiah


jam dan arloji kepada orang-orang sebagai hadiah bukanlah
sesuatu yang baik untuk dilakukan.

Dalam bahasa Cina, kata sepatu (鞋, xié) mirip dengan kata
jahat (邪, xié). Itu membawa nasib buruk, dan hubungan Anda
dengan orang yang Anda beri sepatu itu pada akhirnya akan
berakhir.

6. JANGAN MAKAN BUBUR


Secara tradisional, makan bubur atau bubur selama imlek
adalah simbol “miskin”.

Dulu, bubur dipandang sebagai makanan yang hanya


dikonsumsi oleh orang miskin. Oleh karena itu, sebaiknya
hindari makan bubur agar tidak memulai tahun dengan
“buruk”.

Selain itu, ada juga pepatah bahwa kita tidak boleh


mengonsumsi obat atau pil apapun selama IMLEK, kecuali
diperlukan. Dipercaya bahwa jika Anda melakukannya, tahun
mendatang Anda akan penuh dengan penyakit dan Anda
akan sangat sering sakit.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

7. HINDARI MEMECAH BENDA


Karena ketika barang pecah, itu melambangkan bahwa rejeki
anda “hancur” juga.

Jika Anda tidak sengaja memecahkan sesuatu selama Imlek,


ambil dengan kertas merah, atau ucapkan kata-kata
keberuntungan seperti SUI SUI PING AN = "aman dan sehat
setiap tahun" (岁岁 平安 / 碎 碎 平安)

8. BAGI ANAK PEREMPUAN HINDARI KUNJUNGAN KE


RUMAH ORANG TUA PADA HARI PERTAMA
Dipercaya bahwa jika anak perempuan kembali ke rumah
orang tuanya pada hari pertama Imlek, hal tersebut akan
membawa hambatan bagi orang tuanya, terutama secara
ekonomi. Anak perempuan biasanya kembali ke rumah orang
tua mereka pada hari kedua dan ketiga (初二, 初三, chū èr,
chū sān) tahun baru China.

9. DILARANG MENGUCAP KATA-KATA NEGATIV


Selama tahun baru Imlek, Anda perlu menghindari
penggunaan kata-kata makian dan kata-kata sial, seperti
kata-kata yang berhubungan dengan kematian atau kejadian
yang tidak menguntungkan. Biasanya kata-kata
keberuntungan digunakan untuk menyapa orang, seperti
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Gong Xi Fa Cai (berharap sejahtera) dan Xin Nian Kuai Le


(selamat tahun baru).

10. PANTANGAN MENAGIH HUTANG ATAU MEMBAYAR


HUTANG
Pada saat hari raya Imlek karena keberuntungan akan hilang
baik bagi sang penagih utang maupun peminjam sepanjang
tahun ini

By Race I am Chinese and By Grace I am Christian


LIANG ZI XIANG - 梁 子 祥

BAB 22
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

ARTIKEL IMLEK AGAR KITA MELEK

Oleh: Mang Ucup – Nio Tjoe Siang - 梁 子 祥

Tahun Baru IMLEK adalah lafal dalam Bahasa Hokkian sedang


dalam Bahasa Mandarin YIN LI 阴历 yang berarti KALENDER

BULAN.

Di Indonesia mereka merayakan Tahun Baru Imlek sebagai


perayaan hari lahirnya Kong Hu Chu yang lahir di tahun 551
SM,
sehingga dengan demikian penanggalan Imlek dan
penanggalan Masehi itu berselisih 551 tahun.

Jika tahun Masehi saat ini 2021, maka tahun Imleknya


menjadi 2021 + 551 = 2572.

Sesuai dengan namanya hanya pergantian tahun sama


seperti setiap tanggal 1 Januari tanpa ada kewajiban embel-
embel lainnya, maka dari itu saya merasa heran banyak orang
yang memberikan PATWA HARAM untuk Imlek. Bagi saya
mereka yang menilai seperti itu sudah LEBAI OVER DOSIS !
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Tahun Baru Imlek di Tiongkok lebih dikenal dengan sebutan


“Chunjie” [春节]” (perayaan musim semi”).

Perayaan tahun baru imlek dimulai pada hari pertama bulan


pertama di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap
Go Meh 十五暝 pada tanggal ke-15.

Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting bagi


orang Tionghoa.

Namun bagaimana dengan timbulnya berbagai macam


tradisi maupun kepercayaan di hari Tahun Baru Imlek ini?

Menurut legenda, dahulu kala ada seekor raksasa NIAN (年)


pemakan manusia dari pegunungan yang muncul di akhir
musim dingin untuk memakan hasil panen, ternak, dan
bahkan penduduk desa.

Untuk melindungi diri mereka, para penduduk menaruh


makanan di depan pintu mereka pada awal tahun.

Pada suatu waktu, penduduk melihat Nian lari ketakutan


setelah bertemu dengan seorang anak kecil yang
mengenakan pakaian berwarna merah.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Sejak saat itu, Nian tidak pernah datang kembali ke desa.


Penduduk kemudian percaya bahwa Nian takut akan warna
merah, maklum Nian takut api dan ia menilai warna merah itu
api sehingga setiap kali tahun baru akan datang, para
penduduk akan menggantungkan lentera dan gulungan
kertas merah di jendela dan pintu.

Mereka juga menggunakan kembang api maupun mercon


untuk menakuti Nian.

Adat-adat pengusiran Nian ini kemudian berkembang


menjadi perayaan tahun baru IMLEK seperti yang kita kenal
sekarang ini.
Maka dari itu GUO NIAN 過年 yang seharusnya bermakna
MENYAMBUT TAHUN BARU namum secara harafian berarti
MENGUSIR “NIAN”.

Berdasarkan keterangan dari penanggalan kalender Imlek


(tahun 2021 adalah tahun Kerbau (牛, Niu, beberapa orang
menyebutnya tahun Sapi) yang berunsur Logam (金, Jin).

Shio adalah dua belas hewan yang mewakili tahun, bulan, dan
jam tertentu dalam astrologi Tionghoa (China).
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Tiap hewan dalam shio mewakili tahun tertentu dan 12 hewan


shio membentuk satu periode yang selalu berulang 12 tahun
sekali.

Konon, pada zaman dahulu kala di China, Masyarakat saat itu


tidak mengetahui bagaimana caranya untuk menghitung
Tahun, bulan, hari dan Waktu. Oleh sebab itu, Masyarakat
saat itu memohon dan berdoa kepada Kaisar Langit (Yu
Huang Da Di [玉皇大帝]) untuk mengajarkan cara
perhitungan tersebut.

Kaisar Langit (Yu Huang Da Di) kemudian berpikir bahwa


Binatang dan Manusia mempunyai hubungan yang sangat
dekat.
Jika menggunakan Nama Binatang sebagai Nama Tahun,
maka
Manusia akan lebih mudah untuk mengingatkannya.

Pada saat Mang Ucup masih kecil di hari raya tahun baru
Imlek, kami saling mengucapkan “Sin Cun Kiong Hie” (Xin
Chun Gong Xi) yang berarti selamat menyambut musim semi
atau selamat tahun baru, tetapi ucapan demikian sekarang
udah kuno & tidak trendi lagi.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Sekarang telah diganti dengan “Gong Xi Fa Cai” atau (Kiong


Hie Hoat Cay) Gong Xi Fa Cai [恭喜发财] - yang berarti
semoga sukses selalu atau selamat jadi kaya, maklum
generasi sekarang lebih ke money oriented begitu.

Namun apabila ingin mengucapkan selamat tahun baru Imlek


yang komplit lengkap tulen sebagai berikut: “Gong Xi Fa Cai
- Wan Shi Ru Yi - Shen Ti Jian Kang” [恭喜发财] - [万事如意] -
[身体健康]

“Semoga anda Makmur di Tahun Baru ini; Semoga semua


cita-citamu tercapai; Semoga anda selalu sehat”

By Race I am Chinese and By Grace I am Christian


LIANG ZI XIANG - 梁 子 祥
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

BAB 23
TRADISI DAN MAKNA DARI ANGPAUW

Oleh: Mang Ucup – Nio Tjoe Siang - 梁 子 祥

Apabila orang ingat Imlek otomatis ingat Angpauw (Hokian)


atau Hong Bao 紅包 (Mandarin) yang artinya amplop merah
berisi uang.

Angpauw ini bukan hanya digemari oleh anak-anak saja


bahkan para pejabat jaman sekarang ini juga senang sekali
mendapatkan angpauw.

Di Dinasti Han, uang Tahun Baru di depan bertuliskan kata-


kata keberuntungan, seperti "Semoga Anda panjang umur
dan sukses selalu”

Namun, makna angpao sebenarnya bukan hanya sekedar


perayaan tahun baru Imlek semata sehingga bisa diberikan
dibeberapa perhelatan lainnya seperti pesta pernikahan, hari
ulang tahun, sayaukuran naik rumah baru dan lain-lain yang
bersifat suka cita.

Jumlah uang yang terkandung di dalam amplop biasanya


diakhiri dengan digit genap, sesuai dengan kepercayaan
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Tionghoa; hadiah uang bernomor ganjil secara tradisional


dikaitkan dengan pemakaman.

Pengecualiannya adalah angka 9 karena pengucapan


sembilan (China: 九)

Begitu juga dalam memberikan entah itu uang ataupun


barang maupun buah-buah sebaiknya dalam kelipatan dua,
jadi angka genap begitu, sebab terdapat sebuah pepatah
Tionghoa terkenal yang berbunyi "Hao Shi Cheng Shuang",
yang secara harafiah dapat diartikan "semua yang baik harus
datang secara berpasangan".

Terkecuali Angka “empat” ter-asosiasi dengan artian


ketidakberuntungan, karena pelafalan angka empat (shi, 四)
memiliki arti “mati” (shi wang, 死亡), maka jumlah uang dalam
amplop angpao tidak berisi/dihindari menggunakan angka
empat.

Walaupun demikian, angka delapan (8) terasosiasi untuk


keberuntungan. Pelafalan angka delapan (8) berarti
“kekayaan”.
Makanya jumlah uang dalam amplop angpao seringkali
merupakan kelipatan delapan (8).
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Kebalikannya pada saat kita memberikan uang LAYATAN


untuk orang meninggal harus GANJIL dan dibungkus dengan
kertas putih Pekpauw (Bei Bao).

Angpao pada tahun baru Imlek sendiri mempunyai istilah


khusus yaitu “Ya Sui“, yang artinya hadiah yang diberikan
untuk anak-anak berkaitan dengan pertambahan
umur/pergantian tahun.

Di zaman dulu, hadiah ini biasanya berupa manisan dan


makanan.

Tradisi memberikan uang sebagai hadiah Ya Sui ini muncul


sekitar jaman dinasti Ming dan dinasti Qing.

Dalam satu literatur mengenai Ya Sui Qian Ya Sui Qian 压岁


钱 dituliskan bahwa anak-anak menggunakan uang untuk
membeli petasan dan manisan. Tindakan ini juga
meningkatkan peredaran uang dan perputaran roda ekonomi
di Tiongkok di zaman tersebut.

Apa sebutan “Angpao” pada zaman dulu dan bagaimana


bentuknya ?
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Uang kertas pertama kali digunakan di Tiongkok pada zaman


Dinasti Song (960-1279), namun baru benar-benar resmi
digunakan secara luas di zaman Dinasti Ming (1368 – 1644).
Walaupun telah ada uang kertas, namun karena uang kertas
nominalnya biasanya sangat besar sehingga jarang
digunakan sebagai hadiah Ya Sui kepada anak-anak.

Di zaman dulu, karena nominal terkecil uang yang beredar di


Tiongkok adalah keping perunggu (wen atau tongbao).

Keping perunggu ini biasanya berlubang segi empat di


tengahnya. Bagian tengah ini diikatkan menjadi untaian uang
dengan tali merah. Keluarga kaya biasanya mengikatkan 100
keping perunggu buat Ya Sui orang tua mereka dengan
harapan mereka akan berumur panjang.

Jadi, dari sini dapat kita ketahui bahwa bungkusan kertas


merah (angpao) yang berisikan uang belum populer di zaman
dulu.

Apakah pemberian “Angpao” punya makna tersendiri ?


Orang Tionghoa menitik beratkan banyak masalah pada
simbol-simbol, demikian pula halnya dengan tradisi Ya Sui ini.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Sui dalam Ya Sui berarti umur, mempunyai lafal yang sama


dengan karakter Sui yang lain yang berarti bencana.

Jadi, Ya Sui bisa disimbolkan sebagai “mengusir atau


meminimalkan bencana” dengan harapan anak-anak yang
mendapat hadiah Ya Sui akan melewati satu tahun ke depan
yang aman tenteram tanpa halangan berarti.

Siapa yang wajib dalam memberikan “Angpao”, dan siapa


yang berhak menerimanya?

Di dalam tradisi Tionghoa, orang yang wajib dan berhak


memberikan angpao biasanya adalah orang yang telah
menikah,
karena pernikahan dianggap merupakan batas antara masa
kanak-kanak dan dewasa. Selain itu ada anggapan bahwa
orang yang telah menikah biasanya telah mapan secara
ekonomi.

Selain memberikan angpao kepada anak-anak, mereka juga


WAJIB memberikan angpao kepada yang dituakan.

Apakah Seorang Pegawai Negeri Sipil atau Pejabat Negara


Boleh Menerima Angpau?
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Seperti yang diketahui, seorang abdi sipil, pegawai atau


pejabat / penyelenggara Negara, termasuk polisi, TIDAK
DIPERBOLEHKAN menerima pemberian apapun dari orang
lain, karena dianggap sebagai GRATIFIKASI.

Lantas apakah benar tidak bisa menerima angpau?


Tentu bisa! Hanya dengan cara lain dimana dikeluarkan isinya
dahulu, lalu simpen kertas angpaunya, karena itu adalah
rezeki dan doa untuk Anda.

ANGPAUW ONLINE
Pemberian Angpauw secara online bisa dilakukan ALI PAY,
WeChat PAY
Analis memperkirakan bahwa lebih dari 200 miliar amplop
merah digital akan dikirim selama liburan Tahun Baru pada
2021 imlek ini.

PS: Ucapan Selamat Tahun Baru Imlek yang paling afdol


selainnya sekedar hanya mengucapkan "Gong Xi Fa Chai" (恭
喜發財) = Selamat dan Sejahtera ! sebaiknya ditambah
dengan ucapan
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

‘HONG BAO NA LAI”(紅包拿來) yang berarti jangan lupa


kasih angpau - (NAGIH ANGPAUW)

“GONG XI FA CHAI – HONG BAO NA LAI”

By Race I am Chinese and By Grace I am Christian


LIANG ZI XIANG - 梁 子 祥
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

BAB 24
NOSTALGI PENGALAMAN IMLEK DI MASA KECIL

Oleh: Mang Ucup – Nio Tjoe Siang - 梁 子 祥

Pada hari Imlek Ucup kecil bangun pagi sekali yang jarang
dilakukan. Begitu bangun langsung mandi.

Hal ini juga jarang dilakukan, sebab apabila mau sekolah


cukup dengan cuci muka saja, maklum males euuu..uy!

Hari Imlek ini adalah hari yang ditunggu-tunggu, sebab pada


hari tersebut, kita mendapat sepatu baru maupun pakaian
baru.

Bahkan kepala baru, sebab dua hari sebelumnya Ma Anie


(ibu) sudah memanggil tukang cukur ke rumah. Maklum
tukang cukur pada saat itu pergi berkeliling sambil membawa
koper kecil alat guntingnya atau mangkal/praktek di Bawah
Pohon (ODB - Onder de Boom).

Sebelum dicukur kepala kami di semprot dengan air terlebih


dahulu setelah selesai di bedakin.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Setelah mandi anak-anak diwajikan sembayang di depan


meja abu Engkong maklum Ema (nenek) masih hidup.

Berdasarkan ajaran Taoisme; manusia itu mempunyai Tiga


Nyawa. Pada saat ia meninggal, satu pulang ke Alam Maut,
satu berada di Kuburan dan satunya lagi di Meja Abu. Dan
roh/arwah Engkong ini dipercayai bisa memberikan
perlindungan pada anak cucunya.

Diatas meja abu (Hioto) ada tempat Hio (Hiolow) maupun


papan kayu (Lingwei) dengan nama engkong berikut sesajen
yang terdiri dari buah-buahan maupun kueh keranjang (Tie
Kue atau Nien Kao).

Kueh keranjang biasanya bersusun 3 s/d 9 dihiasi kertas


merah.
Nien = Tahun, Kao = Tinggi maknanya semakin tinggi kueh
tersebut semakin tinggi pula rejekinya di tahun ini.

Kueh keranjang dibungkus dengan daun pisang


melambangkan bahwa hidup ini hanya satu kali saja, seperti
juga pohon pisang yang berbuah hanya satu kali saja, oleh
sebab itu janganlah sia-siakan semasa waktu hidup ini.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Kami diberi dupa - HIO yang berarti HARUM. Kita anak-anak


hanya diberi satu batang hio yang berlaku bagi segala
keperluan.
Kalau dua batang hanya untuk arwah leluhur, sedangkan tiga
batang berarti untuk Tuhan.

Ada tiga jenis warna Hio warna Merah khusus untuk


memohon sesuatu atau di hari imlek. Warna Kuning untuk
sembahyang biasa dan warna Hijau hanya untuk
menghormati orang meninggal.

Bahkan ada pameo bagi penganut agama Buddha: Jangan


mengaku sebagai orang Tionghoa apabila belum pernah
memegang Hio.

Setelah itu kami pergi ke Kelenteng di depan rumah, maklum


rumah kami terletak di jalan Kelenteng Bandung.

Apabila mau masuk Kelenteng sebaiknya dilakukan dengan


kaki kiri terlebih dahulu dengan demikian rejekinya akan lebih
mulus.

Di Kelenteng sudah banyak sekali lilin-lilin jumbo. Ukurang


lilin dihitung dalam kati (600 gram) sedangkan untuk lilin
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

jumbo 1.000 kati dan juga 1.500 kati, harganya bisa mencapai
belasan juta Rupiah per lilin.

Semakin besar lilin yang disumbangkan ke Kelenteng


semakin besar pula Hoki-nya.

WARNING ! Kalau tahun ini kita menyumbang lilin 1.000 kati


lain tahun tidak boleh kurang dari dari 1.000 kati juga sebab
rejekinya akan turut tersunat pula.

Pelataran kelenteng pada saat ini seperti juga pasar malam


dimana banyak sekali pedagang makanan maupun pernak-
pernik lainnya. Bahkan ada juga judi Koprok (Dadu) atau
Unyeng (Roulet) bagi anak-anak.

Disamping itu banyak kuda yang disewakan bagi kami anak-


anak. Si Ucup kecil menghabiskan uang Angpauw untuk
balapan kuda atau taruhan biji manggis dengan menebak isi
bijinya ataupun nonton Bioskop.

Bagi kami anak-anak Imlek berarti banjir panen Angpauw


(Hong Bao) uang dalam sampul Merah sedangkan Pekpauw
(Bei Bao) adalah uang dalam sampul Putih adalah uang
layatan untuk orang meninggal.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Uang dalam Angpauw sebaiknya diberikan dalam angka


Genap (Yin) sedangkan Pekpauw dalam angka Ganjil (Yang).
Di hari Imlek yang paling diutamakan untuk dikunjugi oleh
Ucup kecil adalah Oom - Toapek maklum ia yang paling
banyak memberikan Angpauw – jadi sudah Business Oriented
sejak kecil!

Kami pergi soja (Pay-Ciah) sambil mengucapkan Sincun


Kiong Hie maklum kata Gong Chie Fat Coy belum dikenal
pada saat tersebut. Untuk hari imlek dahulu lebih dikenal
dengan sebutan nama Sin Cia.

Namun yang membuat perut kami jadi mual; apabila kami


disajikan kueh lapis legit, maklum apabila kita nolak; takut
tidak diberi Angpauw.

Harus diakui bahwa kalau sudah puluhan kali makan kueh


tersebut bisa keblenger owek juga.

Kepada para sahabat yang turut merayakan hari Tahun Baru


Imlek; Mang Ucup sambil membungkukan badannya & soja
rangkap tangan dua; mengucapkan:
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

"Gong Xi Fa Cai - Wan Shi Ru Yi - Shen Ti Jian Kang" yang


berarti "Semoga sukses selama-lamanya dan selalu dalam
keadaan sehat" dengan penuh kasih dan doa mohon jaga
kesehatan !

By Race I am Chinese and By Grace I am Christian


LIANG ZI XIANG - 梁 子 祥
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

BAB 25
ASAL USUL CAP GO MEH

Oleh: Mang Ucup – Nio Tjoe Siang - 梁 子 祥

Cap Go Meh (十 五 暝) merupakan istilah yang berasal dari


dialek Tiociu atau Hokkien. Secara harfiah, Cap Go diartikan
lima belas dan Meh berarti malam. Dengan demikian, Cap Go
Meh memiliki arti “malam kelimabelas”.

Sesuai dengan namanya, perayaan Cap Go Meh dirayakan


setiap hari ke-15 setelah perayaan tahun baru Imlek. Jika
disesuaikan dengan kalender Masehi, Imlek selalu
berlangsung antara 21 Januari sampai 19 Februari, Maka 15
hari setelahnya adalah hari perayaan Cap Go Meh.

Pada dahulu kala, perayaan Cap Go Meh di Cina


diselenggarakan secara khusus serta tertutup.

Cap Go Meh hanya dirayakan oleh keluarga istana dan


kalangan tertentu saja. Warga biasa tidak bisa melakukan
perayaan Cap Go Meh karena awalnya perayaan ini dilakukan
untuk menghormati Dewa Thai Yai, dewa tertinggi dalam
dinasti Han (206 SM-221M).
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Namun setelah pemerintahan Dinasti Han berakhir, perayaan


ini menjadi lebih terbuka bagi siapa pun.
Terlebih lagi saat Dinasti Tang (618-907 M), perayaan Cap Go
Meh malah menjadi pesta rakyat yang dikenal dengan nama
Festival Yuanxiao atau Festival Shangyuan.

Dalam perayaan Cap Go Meh, pertunjukan Barongsai


merupakan lambang dari kepercayaan masyarakat Tionghoa.
Barongsai diyakini sebagai pertanda kesuksesan,
keberuntungan dan pengusir hal-hal buruk.

Cap Go Meh identik dengan hal apapun yang warna merah


dalam imlek.

Selain itu juga, banyak tarian naga,barongsai dan banyak


wahana permainan lainnya.

Cap Go Meh dengan kembang apinya membuat perayaan ini


salah satu yang meriah setelah Imlek.

Apalagi saat festival Cap Go Meh, orang tionghoa


membagikan makanan khas Tiongkok dengan bahan baku
yang halal untuk tetap menghargai orang lainnya yang tidak
bisa memakan babi atau sejenisnya.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Kini, perayaan Cap Go Meh bukan lagi milik peranakan


Tionghoa saja, melainkan sudah menjadi bagian dari
kekayaan budaya bangsa Indonesia dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika.

TATUNG YANG SAKTI MADRAGUNA


Dengan kehadirannya para TATUNG (medium). MEDIUM
sakti yang madraguna kebal bacokan, tusukan ataupun api.

Para TATUNG selalu memakai kostum yang mirip dengan


kostum Dewa-dewi, Panglima Perang atau Raja dimana
mereka merasa ARWAH orang/Dewa itulah yang berada
dalam tubuhnya.

TATUNG atau TANGSIN, TANGKI, TIAO TANG / LOK TUNG /


KO TONG

Istilah TUNG atau TANG artinya adalah BOCAH yang masih


virgin atau perjaka. Maklum dalam; metafisika Tiongkok;
bocah perjaka ini masih memiliki energi YANG yang murni
dan belum tercemar.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Namun pada saat ini perempuan juga ada yang jadi Tatung
adalah mereka yang kerasukan roh dari Dewi!

Perlu diketahui bahwa pada awalnya acara TATUNG ini


adalah acara PENGUSIR BALA oleh sebab itulah harus banyak
DARAH mengalir.

Maka dari itu acara ritual TATUNG ini disebut juga sebagai
acara TOLAK BALA (TA CIAU)

Bagi orang Tionhoa; darah itu dipercaya mengandung unsur


YANG yang memiliki kekuatan QI yang luar biasa.
Memiliki energi penyembuhan atau energi penolak bala yang
luar biasa. Misalnya pada saat pembuatan kertas HU (kertas
doa penolak bala).

Mereka akan memotong lidahnya. Dan dari darah yang


mengalir mereka gunakan sebagai tinta untuk menulis di atas
kertas HU.

Seorang TATUNG harus memiliki kekebalan tubuh yang


kokoh sebagai DIAMOND sehingga tidak akan mempan di
potong ataupun ditusuk oleh senjata apapun juga.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Disamping itu juga sebagai EMAS, sehingga tahan uji


walaupun dibakar sampai gosong sekalipun. Tidak akan
menimbulkan rasa sakit sedikitpun juga.

Oleh sebab itu pada saat mereka mulai KERASUKAN arwah


sang Dewa. Harus diuji coba dahulu dengan cara DIBACOK
atau DITUSUK.

Disamping itu juga harus dibakar dengan dupa HIO yang


menyala penuh api. Apabila sang Tatung tidak meringis
kesakitan, berarti sudah OCE ! Karena langkah itu pula
mereka sering disebut TIAO TANG atau TIAO TUNG.

Kondisi saat mereka dalam trance atau hendak trance disebut


LUO TUNG atau LOK TANG

Menjadi Tatung bisa melalui sistem pembelajaran dari suatu


perguruan atau sebagai pilihan / panggilan sang Dewa.
Dengan masa kontrak yang jelas misalnya tiga tahun atau
lima tahun.

Sebelum upara dimulai; mereka harus berpuasa minimal


seminggu sebelum perayaan Cap Go Meh. Misalnya tidak
makan daging dan tidak berhubungan badan.
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

Habis parade, Tatung ini akan kembali ke Kelentengnya


masing-masing. Melakukan sembahyang untuk
mengembalikan roh-roh yang memasuki tubuh mereka dan
kembali ke semula.

Yang ajaibnya adalah mereka akan tersadar tanpa ada bekas


luka di tubuh mereka meski sudah ditusuk sedemikian
banyak benda tajam.

Para tatung ini biasanya akan sangat kelelahan dan tertidur


untuk waktu yang cukup lama

LONTONG CAP GO MEH


Pada saat Cap Go Meh banyak orang menyantap makanan
LONTONG CAP GO MEH ini merupakan akulturasi warga
Tionghoa dengan warga lokal di pulau Jawa.

Dengan mengadopsi makanan padat berupa lontong, yang


bentuknya panjang yang memaknai panjang umur.

Lontong disantap bersama telur yang melambangkan


keberuntungan, santan berwarna kuning karena pemakaian
ANEKA BUDAYA TIONGHOA

kunyit juga melambangkan kekayaan warnanya menyerupai


emas.

Lontong Cap Go Meh kini telah dilestarikan sebagai salah


satu menu pada perayaan Cap Go Meh khususnya bagi warga
Tionghoa di pulau Jawa agar mendatangkan keberuntungan
sepanjang tahun.

https://www.youtube.com/watch?v=HsaxyneNcdg

By Race I am Chinese and By Grace I am Christian


LIANG ZI XIANG - 梁 子 祥

Anda mungkin juga menyukai