Anda di halaman 1dari 28

HUKUM KEWARISAN ISLAM

HUKUM WARIS
PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN
FHUI
DOSEN

§ Dr. Yeni Salma Barlinti, SH, SHum, MH


§ Neng Djubaedah, SH, MH, Ph.D
§ Milly Karmila Sareal, SH, MKn.
§ Dr. Winanto Wiryomartani, SH, M.Hum
POKOK BAHASAN
HUKUM KEWARISAN ISLAM
SESSI POKOK BAHASAN

1 Pembukaan
Sistem kewarisan Islam, Golongan Ahli Waris, Kelompok Keutamaan Ahli Waris -
Hazairin, Kelompok Derajat Ahli Waris MA, Garis-garis Hukum Kewarisan Islam:
bagian warisan anak, orang tua, duda, janda, mawali, saudara.
2 Bagian warisan bagi anak, orang tua, duda, janda, radd, awl

3 Bagian warisan bagi cucu, dzawil-arham, ahli waris pengganti

4 Bagian warisan bagi saudara

5 Bagian warisan bagi kakek dan nenek


SESSI POKOK BAHASAN

6 Harta Warisan dan Kebendaan Lainnya dalam Aspek Kenotariatan

7 Hukum Kewarisan Islam dalam Hubungannya dengan Hukum Perkawinan Islam dalam
Aspek Kenotariatan
KOMPONEN PENILAIAN

1. Kehadiran 10%
2. Hukum Kewarisan Islam 45%:
1. Tugas 20% dan
2. Ujian 25%
3. Hukum Waris Barat 45%
LITERATUR

Hukum Kewarisan Islam di Indonesia (Sayuti Thalib)


Hukum Kewarisan Bilateral menurut Qur’an dan Hadith (Hazairin)
Hukum Kewarisan Islam di Indonesia (Yati N Soelistijono dan Neng
Djubaedah)
Kompilasi Hukum Islam
Pedoman Mahkamah Agung RI Pelaksanaan Tugas dan Administrasi
Peradilan Agama
SISTEM KEWARISAN ISLAM DI INDONESIA

SISTEM KEWARISAN ISLAM


BILATERAL Hazairin

Abu Abdullah Muhammad


PATRILINEAL
bin Idris Asy-Syafi’i

KOMPILASI HUKUM Ijtihad Jama’i Indonesia -


ISLAM Mahkamah Agung
HUKUM KEWARISAN ISLAM

HUKUM KEWARISAN adalah hukum yang mengatur tentang


pemindahan hak pemilikan harta peninggalan (tirkah) pewaris,
menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli waris dan
berapa bagiannya masing-masing. (Pasal 171 KHI)
Pewaris

• Islam

RUKUN DAN Ahli waris

SYARAT • Islam
• Memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan (suami
KEWARISAN atau isteri) dengan pewaris
ISLAM • Tidak terhalang menjadi ahli waris à lihat Pasal 173 KHI

Harta warisan

• Dimiliki oleh pewaris


GOLONGAN AHLI WARIS
HAZAIRIN SYAFI’I KHI
1. Zawil Furud 1. Zawil Furud 1. Zawil Furud
ahli waris yang mendapat bagian tertentu ahli waris yang mendapat bagian tertentu ahli waris yang mendapat bagian tertentu
dalam keadaan tertentu dalam keadaan tertentu dalam keadaan tertentu
2. Zul Qarabat 2. ‘Ashabah 2. ‘Ashabah
ahli waris yang mendapat bagian warisan ‘ashabah adalah harus satu ‘usbah dengan KHI tidak mengatur ‘ASHABAH
tidak tertentu atau memperoleh bagian Pewaris dalam garis keturunan lelaki MAAL-GHAIRI:
terbuka atau bagian sisa atau PATRILINEAL:
a. ‘Ashabah binafsihi
b. ‘Ashabah bil-ghairi
c. ‘Ashabah maal-ghairi

3. Mawali 3. Zawil Arham 3. Ahli Waris Pengganti


Ahli waris yang menggantikan ahli waris Ahli waris dari keturunan perempuan. Ahli waris yang menggantikan ahli waris
asal Orang ini tampil menjadi ahli waris jika asal
tidak ada ahli waris zawil furud hubungan
darah dan asabah
ZAWIL-FURUD: ahli waris yang mendapat
bagian warisan tertentu dalam keadaan
tertentu

GOLONGAN Ahli waris yang termasuk zawil furud:


AHLI WARIS • anak perempuan yang tidak didampingi anak lelaki;
MENURUT • ibu;
• ayah dalam hal pewaris mempunyai anak;
HAZAIRIN • duda;
• janda;
• saudara lelaki dan saudara perempuan bersyarikah ketika Pewaris kalalah
jika AYAH MASIH HIDUP;
• saudara perempuan dalam hal kalalah.
Anak lelaki;
HAZAIRIN:
ZUL-QARABAT Anak Perempuan didampingi anak lelaki;
Zul-Qarabat: ahli
waris yang Ayah;
mendapat
bagian warisan Saudara lelaki dalam hal kalalah;
yang tidak
tertentu Saudara perempuan didampingi saudara lelaki
jumlahnya atau
disebut juga
Zul-Qarabat dalam hubungan dengan Pewaris: orang yang
memperoleh
mempunyai hubungan kekeluargaan dengan pewaris baik melalui
bagian terbuka
garis lelaki dan garis perempuan secara serentak, tidak terpisah
atau
(bilateral), yaitu bentuk hubungan garis keturunan lain jika
memperoleh
dibandingkan dengan garis hubungan secara unilateral, baik
bagian sisa
patrilineal maupun matrilineal.
HAZAIRIN: MAWALI

ahli waris yang


menggantikan
seseorang untuk
memperoleh
bagian warisan
Mawali ialah Ahli yang akan
Waris Pengganti diperoleh oleh
orang yang
digantikan, yang
meninggal terlebih
dahulu dari
Pewaris.
GOLONGAN AHLI WARIS MENURUT SYAFI’I

Syarat sebagai
‘ashabah adalah
Ashabah: harus satu ‘usbah
golongan ahli dengan Pewaris,
Zawil- waris yang yaitu kelompok
keluarga yang
Furud mendapat mempunyai garis
bagian keturunan lelaki
atau garis
terbuka. keturunan
patrilineal.
‘Ashabah Binafsihi

• orang yang menjadi ‘ashabah karena dirinya sendiri: (i) anak


lelaki, (ii) ayah, (iii) saudara lelaki.

‘Ashabah bil-Ghairi ‘ASHABAH


• seorang perempuan yang menjadi ‘ashabah (mendapat ADA 3
bagian terbuka) karena ditarik oleh seorang lelaki.
• Jadi, pada asalnya ia (orang perempuan) itu bukan ‘ashabah, MACAM:
tetapi ia sebagai zul-fara’id/zawil-furud, kemudian ia ditarik
oleh lelaki yang berkedudukan sebagai saudara dari
perempuan tersebut yang satu ‘usbah dengannya: (i) anak
perempuan yang didampingi anak lelaki; (ii) saudara
perempuan yang didampingi saudara lelaki.
• ‘Ashabah Ma’al Ghair
• Saudara Perempuan Sekandung atau Seayah yang mewaris bersama Anak Perempuan atau Keturunan
Perempuan melalui anak laki-laki Pewaris
• Saudara Perempuan Sekandung atau Seayah yang semula adalah zul fara’id (QS An Nisa : 176) berubah
menjadi ashabah karena adanya ahli waris anak perempuan atau keturunan perempuan melalui anak laki-
laki pewaris
SYAFI’I: ZAWIL-ARHAM

Zawil-Arham (zul-arham)
Zul-Arham dapat tampil sebagai
• secara terminologi berarti ahli waris jika Pewaris TIDAK
mempunyai hubungan darah dengan MENINGGALKAN AHLI WARIS
zul-fara’id (karena HUBUNGAN
Pewaris. Dalam pengertian Hukum
DARAH) dan ‘ASHABAH, terkecuali
Kewarisan Islam, zul-arham ialah
dengan AHLI WARIS zul-fara’id
orang yang mempunyai hubungan karena HUBUNGAN SEMENDA
darah melalui perempuan saja. (JANDA, DUDA).
GOLONGAN AHLI WARIS
MENURUT KHI • KHI tidak menentukan secara tegas bagian warisan
bagi ‘ashabah maal-gairi (lihat garis-garis hukum
warisan bagi saudara, tafsiran Neng Djubaedah atas
Pasal 182 KHI, dalam buku yang ditulis Neng
Djubaedah dan Yati N. Soelistijono, Hukum
‘Ashabah Kewarisan Islam di Indonesia, Badan Penerbit FHUI,
2008, hlm. 116-177);

Zawil • Pasal 185 KHI


Furudh • Ahli waris yang menggantikan kedudukan ahli
waris yang meninggal terlebih dahulu dari
Pewaris.
Ahli • Besar bagian Ahli Waris Pengganti tidak boleh
Waris melebihi bagian warisan yang diterima oleh
Pengganti Ahli Waris yang sederajat dengan yang
digantikan
AHLI WARIS: GOLONGAN AHLI WARIS: KHI JUNCTO PEDOMAN MA - RI
PELAKSANAAN TUGAS DAN ADMINISTRASI PERADILAN AGAMA, 2013
ZAWIL FURUD ‘ASHABAH AHLI WARIS PENGGANTI
1. Anak perempuan tidak didampingi 1. Anak lelaki (Ps. 176); Pasal 185:
anak lelaki (Ps. 176); 2. Anak Perempuan didampingi anak 1. Keturunan Anak lelaki dan anak
perempuan: mewarisi sebesar bagian yang
2. Ibu (Ps. 178); lelaki (Ps. 176); digantikan.
3. Ayah dalam hal pewaris 3. Ayah; (Ps. 177 jo. SEMA No. 2 2. Keturunan Saudara lelaki dan perempuan
mempunyai anak (Ps. 177 jo. Thn 1994) (sekandung, seayah, seibu) mewarisi
SEMA No. 2 Thn 1994); 4. Kalalah: Saudara lelaki (Ps. 182); sebesar bagian yang digantikan.
3. Kakek – Nenek pihak Ayah mewarisi
4. Duda (Ps. 179); Janda (Ps. 180); 5. Kalalah: Saudara perempuan bagian Ayah, masing-masing BERBAGI
5. Pewaris kalalah: Saudara didampingi saudara lelaki (Ps. SAMA.
lelaki & Saudara perempuan 182) 4. Kakek – Nenek pihak IBU mewarisi bagian
IBU, masing-masing BERBAGI SAMA.
(SEKANDUNG, SEAYAH, KHI: tidak menentukan ‘Ashabah
5. Paman dan Bibi dari pihak AYAH beserta
SEIBU) jika bersama IBU (Ps. maal-gairi keturunannya mewarisi bagian AYAH jika
181); KAKEK NENEK pihak Ayah TIDAK ADA
6. Pewaris kalalah: Saudara CATATAN: 6. Paman dan Bibi dari pihak IBU beserta
keturunannya mewarisi bagian IBU jika
perempuan (SEKANDUNG, Hazairin dan Syafi’i: KAKEK NENEK pihak IBU TIDAK ADA
SEAYAH, SEIBU) tidak didampingi IBU TIDAK BERPENGARUH
Saudara lelaki (P.s 182) . TERHADAP PENERAPAN An-Nisa:
12 (Ps. 181) dan ayat 176 (Ps. 182)
KELOMPOK KEUTAMAAN AHLI WARIS HAZAIRIN &
KELOMPOK DERAJAT AHLI WARIS MAHKAMAH AGUNG

KLP. KEUTAMAAN AHLI WARIS: HAZAIRIN KLP. DERAJAT AW: MAHKAMAH AGUNG
1. Kel. Keutamaan Ke-1: (i) Anak dan mawalinya 1. Kel. Derajat Ke-1: (i) Anak dan Keturunannya; (ii)
(Q.4:11 jo. 33); (ii) Ayah dan Ibu (Q.4:11); (iii) Janda/Duda Duda/Janda; (iii) Ayah dan Ibu
(Q.4:12)
2. Kel. Keutamaan Ke-2: (i) Saudara dan Mawalinya 2. Kel. Derajat Ke-2: (i) Anak dan Keturunannya;
(Q.4:12, 176 jo. 33b); (ii) Ayah (Q.4:11); (iii) Ibu (Q.4:11); (ii) Duda/Janda; (iii) Kakek Nenek pihak Ayah dan Kakek
(iv) Janda/Duda (Q.4:12) Nenek pihak Ibu
3. Kel. Keutamaan Ke-3: (i) Ayah (Q.4:11); (ii) Ibu 3. Kel. Derajat Ke-3: (i) Duda/Janda; (ii) Kakek
(Q.4:11); (iii) Janda/Duda (Q.4:12). Nenek pihak Ayah dan Kakek Nenek pihak Ibu; (iii)
Saudara (Sekandung, Seayah, Seibu) dan/atau
keturunannya
4. Kel. Keutamaan Ke-4: (i) Janda/Duda (Q.4:12): (ii) 4. Kel. Derajat Ke-4: (i) Duda/Janda; (ii) Paman/Bibi
Mawali Ayah (Q.4:11e): (iii) Mawali Ibu (Q.4:11e). dan/atau keturunannya
KELOMPOK KEUTAMAAN AHLI WARIS MENURUT
HAZAIRIN
Keutamaan Pertama:
• Anak-anak, lelaki dan perempuan, sebagai zawil-furud atau
zul-qarabat, beserta mawalinya (Q.4:11a, b, c, jo. Q.4:33);
• Ibu, ayah sebagai zawil-furud (Q.4:11d);
• Janda/duda sebagai zawil-furud (Q.4:12)
Keutamaan Kedua:
• Saudara lelaki dan perempuan sebagai zawil-furud atau zul-
qarabat, beserta mawalinya (Q.4:12, 176 jo. 33);
• Ibu sebagai zawil-furud (Q.4:11f jo. 12, 176;
• Ayah sebagai zul-qarabat dalam hal kalalah (Q.4:12g, 12h);
• Janda/duda sebagai zawil-furud ((Q.4:12).
KELOMPOK KEUTAMAAN AHLI WARIS MENURUT
HAZAIRIN

Keutamaan Ketiga:
1. Ibu sebagai zawil-furud Keutamaan Keempat:
(Q.4:11e); 1. Janda/duda sebagai zawil-furud
2. Ayah sebagai zul-qarabat ((Q.4:12);
(Q.4:11e); 2. Mawali untuk Ibu (Q.4:11e);
3. Janda/duda sebagai zawil-furud 3. Mawali untuk Ayah (Q.4:11e).
((Q.4:12).
KELOMPOK AHLI WARIS MENURUT KHI

KHI Pasal 174:


(1) Kelompok-kelompok ahli waris terdiri dari:
a. Menurut hubungan darah:
- Golongan lelaki terdiri dari: ayah, anak lelaki, saudara lelaki, paman, dan kakek;
- Golongan perempuan terdiri dari: ibu, anak perempuan, saudara perempuan, dan nenek.
b. Menurut hubungan perkawinan terdiri dari: duda atau janda.
(2) Apabila semua ahli waris ada, maka yang berhak mendapat warisan hanya: anak, ayah, ibu, janda
atau duda.
WALI BAGI AHLI WARIS BELUM DEWASA

Pasal 184 KHI


“Bagi Ahli Waris yang Belum Dewasa atau Tidak
Mampu Melaksanakan Hak dan Kewajibannya, maka
baginya DIANGKAT WALI berdasarkan KEPUTUSAN
HAKIM atau USUL ANGGOTA KELUARGA”
PELAKSANA PEMBAGIAN HARTA
WARISAN
Pasal 187 KHI:
(1) Bilamana Pewaris meninggalkan HP, maka oleh Pewaris semasa hidupnya
atau oleh Para Ahli Waris dapat dibentuk beberapa orang sebagai
PELAKSANA PEMBAGIAN HARTA WARISAN dengan tugas:
a. Mencatat dalam suatu daftar HP, baik berupa benda bergerak maupun
tidak bergerak, yang kemudian DISAHKAN oleh para AW yang
bersangkutan, bila perlu dinilai harganya dengan UANG
b. Menghitung jumlah pengeluaran untuk KEPENTINGAN PEWARIS
sesuai dengan Pasal 175 ayat (1) huruf a, b, c.
(2) Sisa dari pengeluaran dimaksud ayat (1) adalah merupakan HW harus
dibagikan kepada AW yang berhak.
KEWAJIBAN AHLI WARIS (PASAL 175 KHI)

• Kewajiban AW terhadap Pewaris adalah:


• Mengurus dan menyelesaikan sampai pemakaman jenazah selesai.

1 • Menyelesaikan baik utang-piutang berupa pengobatan, perawatan termasuk


KEWAJIBAN PEWARIS maupun MENAGIH PIUTANG
• Menyelesaikan WASIAT PEWARIS.
• Membagi HW di antara AW yang berhak.

2 • TANGGUNG JAWAB AHLI WARIS terhadap UTANG atau KEWAJIBAN pewaris


TERBATAS pada JUMLAH atau NILAI HP-nya.
BESAR BAGIAN AHLI WARIS MENURUT KHI JUNCTO PEDOMAN
MAHKAMAH AGUNG 2013
1. PASAL 176: 5. PASAL 180:
ANAK LELAKI DAN ANAK PEREMPUAN = 2:1 JANDA=1/4 jika PEWARIS TIDAK ADA ANAK
2 ANAK PEREMPUAN / LEBIH = 2/3 JANDA = 1/8 jika PEWARIS ADA ANAK
1 ANAK PEREMPUAN = ½

2. PASAL 177 jo. SEMA No. 2/1994: 6. PASAL 181: SAUDARA SEIBU (MA-RI: SEKANDUNG,
Ayah bersama Anak = 1/6 SEAYAH, SEIBU bersama IBU):
Ayah bersama Suami dan Ibu = 1/3 SEORANG SAUDARA LELAKI / PEREMPUAN = 1/6;
Ayah = asabah, tidak dItentukan KHI 2 SAUDARA LELAKI DAN/ATAU PEREMPUAN atau
LEBIH = 1/3 BAGI RATA (BERSYARIKAH)

3. PASAL 178: 7. PASAL 182: SAUDARA (MA-RI: SEKANDUNG, SEAYAH,


Ibu bersama Anak atau 2 SAUDARA / LEBIH = 1/6. SEIBU) TANPA ANAK, AYAH:
IBU TIDAK BERSAMA ANAK, tapi bersama 1 saudara SEORANG SAUDAR PEREMPUAN = ½
= 1/3 SAUDARA LELAKI SAJA = SELURUH HARTA
IBU = 1/3 SISA setelah DIBAGIKAN KEPADA 2 SAUDARA PEREMPUAN / LEBIH = 2/3
JANDA/DUDA atau 1/3 SISA BAGI (jika AW: IBU, SAUDARA LELAKI DAN SAUDARA PEREMPUAN = 2:1
AYAH, JANDA/DUDA)
4. PASAL 179: 8. PASAL 185: AHLI WARIS PENGGANTI:
DUDA = 1/2 jika PEWARIS TIDAK ADA ANAK BAGIAN AHLI WARIS PENGGANTI TIDAK MELEBIHI
DUDA = ¼ jika PEWARIS ADA ANAK BAGIAN WARISAN YANG DITERIMA AHLI WARIS
YANG SEJAJAR DENGAN YANG DIGANTIKAN
Terima Kasih
Wassalam

Anda mungkin juga menyukai