HUKUM WARIS
PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN
FHUI
DOSEN
1 Pembukaan
Sistem kewarisan Islam, Golongan Ahli Waris, Kelompok Keutamaan Ahli Waris -
Hazairin, Kelompok Derajat Ahli Waris MA, Garis-garis Hukum Kewarisan Islam:
bagian warisan anak, orang tua, duda, janda, mawali, saudara.
2 Bagian warisan bagi anak, orang tua, duda, janda, radd, awl
7 Hukum Kewarisan Islam dalam Hubungannya dengan Hukum Perkawinan Islam dalam
Aspek Kenotariatan
KOMPONEN PENILAIAN
1. Kehadiran 10%
2. Hukum Kewarisan Islam 45%:
1. Tugas 20% dan
2. Ujian 25%
3. Hukum Waris Barat 45%
LITERATUR
• Islam
SYARAT • Islam
• Memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan (suami
KEWARISAN atau isteri) dengan pewaris
ISLAM • Tidak terhalang menjadi ahli waris à lihat Pasal 173 KHI
Harta warisan
Syarat sebagai
‘ashabah adalah
Ashabah: harus satu ‘usbah
golongan ahli dengan Pewaris,
Zawil- waris yang yaitu kelompok
keluarga yang
Furud mendapat mempunyai garis
bagian keturunan lelaki
atau garis
terbuka. keturunan
patrilineal.
‘Ashabah Binafsihi
Zawil-Arham (zul-arham)
Zul-Arham dapat tampil sebagai
• secara terminologi berarti ahli waris jika Pewaris TIDAK
mempunyai hubungan darah dengan MENINGGALKAN AHLI WARIS
zul-fara’id (karena HUBUNGAN
Pewaris. Dalam pengertian Hukum
DARAH) dan ‘ASHABAH, terkecuali
Kewarisan Islam, zul-arham ialah
dengan AHLI WARIS zul-fara’id
orang yang mempunyai hubungan karena HUBUNGAN SEMENDA
darah melalui perempuan saja. (JANDA, DUDA).
GOLONGAN AHLI WARIS
MENURUT KHI • KHI tidak menentukan secara tegas bagian warisan
bagi ‘ashabah maal-gairi (lihat garis-garis hukum
warisan bagi saudara, tafsiran Neng Djubaedah atas
Pasal 182 KHI, dalam buku yang ditulis Neng
Djubaedah dan Yati N. Soelistijono, Hukum
‘Ashabah Kewarisan Islam di Indonesia, Badan Penerbit FHUI,
2008, hlm. 116-177);
KLP. KEUTAMAAN AHLI WARIS: HAZAIRIN KLP. DERAJAT AW: MAHKAMAH AGUNG
1. Kel. Keutamaan Ke-1: (i) Anak dan mawalinya 1. Kel. Derajat Ke-1: (i) Anak dan Keturunannya; (ii)
(Q.4:11 jo. 33); (ii) Ayah dan Ibu (Q.4:11); (iii) Janda/Duda Duda/Janda; (iii) Ayah dan Ibu
(Q.4:12)
2. Kel. Keutamaan Ke-2: (i) Saudara dan Mawalinya 2. Kel. Derajat Ke-2: (i) Anak dan Keturunannya;
(Q.4:12, 176 jo. 33b); (ii) Ayah (Q.4:11); (iii) Ibu (Q.4:11); (ii) Duda/Janda; (iii) Kakek Nenek pihak Ayah dan Kakek
(iv) Janda/Duda (Q.4:12) Nenek pihak Ibu
3. Kel. Keutamaan Ke-3: (i) Ayah (Q.4:11); (ii) Ibu 3. Kel. Derajat Ke-3: (i) Duda/Janda; (ii) Kakek
(Q.4:11); (iii) Janda/Duda (Q.4:12). Nenek pihak Ayah dan Kakek Nenek pihak Ibu; (iii)
Saudara (Sekandung, Seayah, Seibu) dan/atau
keturunannya
4. Kel. Keutamaan Ke-4: (i) Janda/Duda (Q.4:12): (ii) 4. Kel. Derajat Ke-4: (i) Duda/Janda; (ii) Paman/Bibi
Mawali Ayah (Q.4:11e): (iii) Mawali Ibu (Q.4:11e). dan/atau keturunannya
KELOMPOK KEUTAMAAN AHLI WARIS MENURUT
HAZAIRIN
Keutamaan Pertama:
• Anak-anak, lelaki dan perempuan, sebagai zawil-furud atau
zul-qarabat, beserta mawalinya (Q.4:11a, b, c, jo. Q.4:33);
• Ibu, ayah sebagai zawil-furud (Q.4:11d);
• Janda/duda sebagai zawil-furud (Q.4:12)
Keutamaan Kedua:
• Saudara lelaki dan perempuan sebagai zawil-furud atau zul-
qarabat, beserta mawalinya (Q.4:12, 176 jo. 33);
• Ibu sebagai zawil-furud (Q.4:11f jo. 12, 176;
• Ayah sebagai zul-qarabat dalam hal kalalah (Q.4:12g, 12h);
• Janda/duda sebagai zawil-furud ((Q.4:12).
KELOMPOK KEUTAMAAN AHLI WARIS MENURUT
HAZAIRIN
Keutamaan Ketiga:
1. Ibu sebagai zawil-furud Keutamaan Keempat:
(Q.4:11e); 1. Janda/duda sebagai zawil-furud
2. Ayah sebagai zul-qarabat ((Q.4:12);
(Q.4:11e); 2. Mawali untuk Ibu (Q.4:11e);
3. Janda/duda sebagai zawil-furud 3. Mawali untuk Ayah (Q.4:11e).
((Q.4:12).
KELOMPOK AHLI WARIS MENURUT KHI
2. PASAL 177 jo. SEMA No. 2/1994: 6. PASAL 181: SAUDARA SEIBU (MA-RI: SEKANDUNG,
Ayah bersama Anak = 1/6 SEAYAH, SEIBU bersama IBU):
Ayah bersama Suami dan Ibu = 1/3 SEORANG SAUDARA LELAKI / PEREMPUAN = 1/6;
Ayah = asabah, tidak dItentukan KHI 2 SAUDARA LELAKI DAN/ATAU PEREMPUAN atau
LEBIH = 1/3 BAGI RATA (BERSYARIKAH)