Anda di halaman 1dari 2

DOA BUKAN LAMPU ALADIN

Buku ini diawali dengan sebuah kisah seorang penceramah yang kecewa, kecewa pada pemerintah
yang tidak memperdulikan anak yatim, pada jamaah yang tidak lagi megidolakannya, dan pada organisasinya
yang telah mencabut keanggotaannya karena sekarang ia mengalami sakit parah. Ia kecewa pada agamanya
yang tidak membantunya, dan pada akhirnya ia kecewa pada Tuhan. Orang ini mengidap penyakit selama
bertahun-tahun dan dia telah berdoa kepada tuhan agar disembuhkan dari penyakit. namun telah berpuluh
tahun dia berdoa, doanya tidak dijawab oleh Tuhan. Dia pun mengira bahwa doanya tidak didengar oleh
tuhan lantaran dosanya yang banyak. Akhrnya ia pun putus asa dan berhenti berdoa.
Kita semua pernah mengalami kekecewaan, orang miskin yang diperlakukan tidak adil oleh orang
lain, mahasiswa cerdas yang dijatuhkan oleh dosen yang iri karena kecerdasannya, perempuan berhijab yang
dihianati oleh suaminya yang terkesan alim dan saleh, mereka pun berkesimpulan bahwa berdoa itu tidak
perlu. Ada dua alasan mereka berhenti berdoa, yang pertama karena mereka berfikir bahwa kesulitan hidup
tidak pernah selesai dengan doa, dan yang kedua mereka berfikir bahwa semua orang punya dosa, dan
bahwa doa orang yang berdosa tidak akan dikabulkan
Mereka yang berkesimpulan seperti itu adalah orang2 yang tidak meahami konsep doa Doa
bukanlah lampu aladin dan Jin yang ada di dalam lampu itu adalah Tuhan, yang akan mengabulkan
permintaan apapun Ketika kita berdoa, Tuhan harus keluar dan bersimpuh di hadapan kita dan berkata
"Tuan, katakan kehendak Tuan". dan jika tuhan tidak memenuhi kehendak kita, kita akan marah dan kecewa
pada Tuhan dan segera membuang lampu aladin itu. Kebanyakan manusia hanya berdoa pada tuhan jika
mereka perlu, seperti yang dikatakan oleh Erich Fromm "I love you because I need you"
Jika sebuah doa tidak dikabulkan, kita sering bertanya-tanya dan protes kepada Tuhan dan biasanya
kita akan berkesimpulan "ah saya kan punya banyak dosa, makanya doaku tidak dikabulkan". Nah kalau
begitu untuk apa kita berdoa, kan semua orang punya dosa.
Ada sbuah kisah dari Nabi Zakaria yang telah berdoa sejak lama untuk memiliki anak. Dia telah
berdoa sejak usianya 20 tahun, meski sudah berdoa hingga umurnya 80 tahun ia tidak pernah kecewa dan
tidak pernah berhenti berdoa agar dapat memiliki anak.
Seorang nabi saja doanya ditangguhkan, apalagi kita yang bukan nabi. Maka hal yang paling baik
yang seorang muslim lakukan adalah tidak berhenti berdoa pada Allah, tetap bersabar sambil berdoa dan
tidak protes jika doa belum dikabulkan. Terserah kamu saja ya Allah kapan kamu ingin mengabulkan doa itu,
saya tidak akan berhenti berdoa. "Jika engkau menyukai rintihan doaku, tidak apa apa kau menangguhkan
doaku."
Maka, seorang muslim yang jika doanya tidak dikabulkan hendaknya sering bermuhasabah atau
mengoreksi diri setiap hari, dan waktu yang paling baik adalah saat sebelum tidur ketika satu hari telah
selesai. Ketika seluruh kegiatan kita telah selesai, waktu di mana kita menyadari bahwa satu hari telah
berlalu dan boleh jadi esok kita tidak akan diberikan sekempatan oleh TUhan untuk hidup sehari lagi.
Ada Hadis Nabi yang mengatakan, siapa saja berumur 40 tahun namun kebaikannya tidak melebihi
kejelekannya maka setan akan mencium di antara kedua dahinya.
Hal kedua yang harus dilakukan adalah muraqabah, perasaan bahwa kita selalu diawasi oleh Allah.
Persoalannya adalah kita jarang merasa bahwa kita sedang diawasi oleh Allah. Kita menganggap bahwa kita
diawasi oleh Allah hanya pada saat melakukan shalat, dan tidak diawasi setelah shalat. sehingga pemikiran
seperti inilah yang membawa seseorang kepada kesalahan, yaitu kembali melakukan maksiat meski telah
melakukan shalat. Allah berfirman "Wa kaanallahu alaa kulli syai in raqiibaa". Allah mengawasi segala
sesuatu. Seharusnya kita merasa malu bukan pada saat ada orang saja, namun juga malu pada saat sendirian
hal selanjutnya adalah mengetahui adab-adab berdao
1. Berdoa kepada tuhan menggunakan kalimat perintah. Ya Allah sembuhkanlah aku, ampunnilah aku.
2. Meminta hal-hal yang sangat spesifik sehingga terkesan mendikte tuhan dan merasa
pasti bahwa doa itulah yang paling baik untuk kita. YA Allah luluskan saya PNS, beasiswa, dst

Fudhul al kalam: memanjangkan pembicaraan namun isinya sedikit. Jangan memperpanjang


pembicaraan yang tidak memuat dzikrullah di dalamnya.

Perintah yang beradab adalah tidak menggunakan fiil amr


namun menggunakan bahasa yang lain dan lembut. ini perlu dilatih.

Anda mungkin juga menyukai