Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS PERPUTARAN KAS DAN PERPUTARAN


PERSEDIAAN DALAM MENINGKATKAN MODAL KERJA
PADA TOKO BONE JAYA STORE KOTA PALOPO

MARHAENI
18.023.61.201.174

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDI DJEMMA
PALOPO
2022
ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Diterangkan bahwa proposal penelitian bagi mahasiswa:


Nama : Marhaeni
Nim : 1802361201174
Program Studi : Manajemen
Fakultas : Ekonomi
Judul Proposal : Analisis Perputaran Kas Dan Perputaran Persediaan
Dalam Meningkatkan Modal Kerja Pada Toko Bone Jaya
Store Kota Palopo

Telah diperiksa dan disetujui mengikuti seminar proposal.

Palopo, Maret 2022

Pembimbing I Pembimbing II

A.Meriam S,E.,Msi Charisma S,E.,M.Ak


NIDN. 0923038501 NIDN. 0908118401
ii

DAFTAR ISI

BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian...............................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................5
A. Penelitian Terdahulu............................................................................................5
B. Kas.........................................................................................................................6
1. Pengertian Kas.................................................................................................6
2. Sumber dan Penggunaan Kas.........................................................................8
3. Pengertian Perputaran Kas.............................................................................9
C. Persediaan...........................................................................................................10
1. Pengertian Persediaan....................................................................................10
2. Jenis-Jenis Persediaan...................................................................................10
3. Perputaran Persediaan..................................................................................12
D. Modal Kerja........................................................................................................13
1. Pengertian Modal Kerja................................................................................13
2. Arti Penting Modal Kerja..............................................................................13
3. Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja.........................................................14
4. Jenis-Jenis Modal Kerja....................................................................................16
5. Perputaran Modal Kerja...................................................................................17
E. Kerangka Pikir...................................................................................................17
F. Hipotetis..............................................................................................................18
BAB III...........................................................................................................................19
METODE PENELITIAN..............................................................................................19
A. Waktu Dan Tempat Penelitian..........................................................................19
B. Metode Pengumpulan Data...............................................................................19
iii

C. Jenis Dan Sumber Data.....................................................................................19


D. Teknik Analsisis Data........................................................................................20
E. Definisi Operasional...........................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................22
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan


pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses
pelaporan keuangan dimana biasanya sering dilakukan audit oleh lembaga
pemerintah, akuntan, firma, atau lembaga lainnya dengan tujuan untuk
memastikan akurasi dan untuk tujuan pajak, pembiayaan, atau investasi. Laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi Laporan posisi keuangan (Neraca),
Laporan laba rugi komprehensif, Laporan perubahan ekuitas, Laporan perubahan
posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau laporan arus
dana, yang terakhir adalah Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang
merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan.

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan


adalah aset, kewajiban, dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan
pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban.
Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba
rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca. Menurut Standar Akuntansi
Keuangan yang berlaku di Indonesia, laporan keuangan lengkap terdiri dari 5 jenis
laporan, yaitu laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan posisi
keuangan (neraca), laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Kas dan persediaan sangat aktif dalam operasi perusahaan dimana


persediaan ini secara terus menerus dibeli atau diproduksi maupun dijual. Didalam
perusahaan ini selalu dituntut untuk memberikan inovatif dan mampu melakukan
penyesuaian diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Salah satunya
kemampuan mengelolah kas dan persediaan agar selalu memenuhi kebutuhan
pelangganya. Karena dapat menjadi masalah yang sangat komlpeks apabila suatu
2

perusahaan mengalami kegagalan dalam dalam memenuhi kebutuhan


pelanggannya yang akan berdampak pada penurunan penjualan. Persoalan
persediaan yang diperlu dipecahkan adalah bagaimana perusahaan mampu
memprediksi dengan tepat kebutuhan akan bahan baku dan juga barang jadi,
bagaimana perusahaan dapat menyediakan persediaan tepat pada waktu sesuai
dengan jumlah yang diperlukan dan menyimpan persediaan akan dapat
meningkatkan resiko kerugian akibat penurunan harga, kerusakan atau perubahan
pola pembelian pelanggan.

Salah satu hal yang dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam


mendapatkan keuntungan atau profit yang baik dan maksimal yaitu manajemen
modal kerja. Modal kerja yang berlebihan atau sebaliknya terjadi kekurangan
modal, keduanya merupakan kondisi yang merugikan bagi perusahaan. Modal
kerja akan menunjang kegiatan operasional perusahaan dalam rangka mencapai
tujuannya. Dan modal yang digunakan untuk kegiatan usaha ini disebut sebagai
perputaran kas dan perputaran persediaan. Adapun laporan perputaran kas dan
persediaan pada Toko Bone Jaya Store Kota dalam 3 tahun terakhir sebagai
berikut:

Tabel 1 : Laporan Perputaran Kas Dan Persediaan Bone Jaya

Tahun Kas(Rp) Persediaan(Rp) Laba Bersih


(Rp)
2019 360.000.000 348.000.000 36.000.000
2020 396.000.000 372.000.000 48.000.000
2021 420.000.000 408.000.000 60.000.000
Jumlah 1.176.000.000 1.128.000.000 144.000.000
Sumber : Data diolah, 2022

Berdasarakan Laporan Perputaran kas dan persediaan Bone Jaya Store


Kota Palopo yang didapatkan penulis secara langsung melalui wawancara bahwa
pada tahun 2019 kas yang dimiliki Bone Jaya Store berjumlah Rp. 360.000.000
dengan jumlah persediaan Rp. 348.000.000 dan laba bersih yang diperoleh
3

sebesar Rp. 36.000.000, pada tahun 2020 perputaran kas dan pesediaan Bone Jaya
mengalami peningkatan dimana kas yang dimiliki berjumlah Rp. 396.000.000
dengan jumlah persediaan Rp. 372.000.000 dan laba bersih yang didapatkan
berjumlah Rp. 48.000.000 begitu juga dengan Tahun 2021 mengalami
peningkatan dimana kas yang dimiliki berjumlah Rp. 420.000.000 persediaan
berjumlah 408.000.000 dan laba bersih yang didapatkan Bone Jaya Store
berjumlah Rp.60.000.000.

Berdasarkan obeservasi awal yang dilakukan penulis diatas dapat


disimpulkan bahwa perputaran kas dan persediaan di Bone Jaya Store dikota
Palopo mengalami kenaikan setiap tahunnya dimana hal itu bisa diliat dari data
perputaran kas dan persedian Bone Jaya Store Setiap Tahunnya yang didapat
penulis. Namun menurut owner dari Bone Jaya Store Palopo menganggap bahwa
Laba bersih yang didapatkan atau diperoleh setiap tahunnya belum maksimal dan
sesuai yang diharapkan. Dalam hal ini mendorong peneliti untuk mengkaji lebih
jauh terkait dengan kondisi perputaran kas dan persediaan dalam meningkatkan
Modal kerja Bone Jaya Store Palopo.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas bahwa pentingnya perputaran kas


dan peputaran persediaan secara efektik dalam suatu perusahaan maka penulis
merasa perlu melakukan penelitian mengenai Analisis Perputaran Kas Dan
Perputaran Persediaan Dalam Meningkatkan Modal Kerja Pada Toko Bone Jaya
Store Palopo di Kota Palopo.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang yang telah di kemukakan, maka rumusan


masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Perputaran Kas dan Perputaran
Persediaan dalam meningkatkan Modal Kerja pada Toko Bone Jaya Store Kota
Palopo?
4

C. Tujuan Penelitian

Tujuan peneliti yang ingin dicapai dari penelitian ini untuk mengetahui
Perputaran Kas Dan Perputaran Persediaan Dalam Meningkatkan Modal Kerja Di
Toko Bone Jaya Store Kota Palopo.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan
teoritis terkait konsep Perputaran kas dan perputaran Persediaan
2. Manfaat Praktis, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi
atau pertimbangan bagi pimpinan perusahan untuk mengetahui Perputaran
Kas Dan Perputaran Persediaan Dalam Meningkatkan Modal Kerja dan
serta sebagai acuan dalam menghadpi masalah-masalah yang muncul
terkait dengan Perputaran Kas Dan Perputaran Persediaan Dalam
Meingkatkan Modal Kerja.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Dasena (2020) dalam penelitianya yang berjudul Pengaruh Perputaran
Kas, Perputaran Piutang Dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-
2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran kas, piutang
dan persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI untuk tahun 2015-2019. Profitabilitas perhitungan menggunakan ROA.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, memakai data sekunder yang diambil
dengan menggunakan metode dokumentasi pada website www.idx.co.id. Jenis
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dengan sampel sebanyak
24 perusahaan. Secara parsial, perputaran kas tidak berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas. Ini terjadi karena piutang tak tertagih dan batasan
konservatif pada nilai tunai rata-rata aset lancar lebih dari 30%. Perputaran
piutang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Ini terjadi karena
perusahaan tidak fokus pada peningkatan laba, tetapi menyeimbangkan kewajiban
lancar. Perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hal
ini terjadi karena persediaan disediakan dalam jumlah yang cukup. Secara
simultan memberikan hasil berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini
menunjukkan bahwa modal kerja dilakukan secara produktif.
Nurfitri (2019) dalam penelitianya yang berjudul Analisis Perputaran Kas
Dan Perputaran Persediaan Dalam Meningkatkan Profitabilitas Pada Toko
Hj.Hasni Pasar Sentral Palopo. Hasil penelitianya menunjukkan bahwa perputaran
kas dan persediaan pada Toko Hj. Hasni Pasar Sentral Palopo dikategorikan
belum efektif, efesien atau tidak baik. Hal tersebut terbukti setelah nilai
perputaran kas dan perputaran persediaan dibandingkan dengan standar
pengkurun industri dalam mengukur perputaran kas dan persediaan. Walaupun
demikian, tingkat perputaran kas dan persediaan tidak terlalu mempengaruhi
tingkat pendapatan atau profitabilitas yang diperoleh Toko Hj. Hasni Pasar Sentral
Palopo. Berdasarkan data yang diperoleh, telah terbukti bahwa tingkat perputaran
6

kas dan persediaan yang dimiliki oleh Toko Hj. Hasni dibawah industri, namun
rasio profitabilitas diatas industri. Hal tersebut mengindikasikan bahwa hipotetis
dalam penelitian ini diduga bahwa perputaran kas dan perputaran persediaan telah
efesien dalam menigkatkan profitabilitas ditolak.

Samsinar (2017) dalam penelitianya yang berjudul Analisis Perputaran


Persediaan Dalam Meningkatkan Modal Kerja Pada Ud. Pupuk Tani Cenning
Kecamatan Malangke Kab. Luwu Utara. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat efektivitas perputaran persediaan dalam meningkatkan modal
kerja pada UD. Pupuk tani cenning kecamatan malangke kabupaten luwu utara.
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dari UD.
Pupuk tani cenning dan untuk analisisnya digunakan 2 metode yaitu: Perputaran
Persediaan, Perputaran Modal Kerja. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa jumlah perputaran persediaan dalam meningkatkan modal kerja yang
diterapkan oleh Usaha UD. Pupuk Tani Cenning sudah baik karena perputaran
persediaanya diatas 5 kali.

B. Kas
1. Pengertian Kas
Kasmir (2013) kas merupakan uang tunai yang dimiliki perusahaan dan
dapat digunakan setiap saat. Kas merupakan komponen aktiva lancar paling
dibutuhkan guna membayar bebagai kebutuhan yang diperlukan. dalam neraca,
kas diletakkan paling atas ini dilakukan karena kas adalah yang paling likuid
diantara barang lainnya, dalam artian jika perusahaan sedang
membutuhkan/memerlukan uang maka dapat langsung diambil dari kas.
Munawir (2014:154) kas merupakan aktiva yang paling likuid atau
merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya, berarti
bawha semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan
semakin tinggi pula likuiditasnya. Jika likuiditas perusahaan tinggi karena adanya
jumlah kas yang besar maka tingkat perputaran kas tersebut rendah.
Herry (2014:113) berpendapat bahwa kas merupakan aktiva yang paling
likuid yang dimiliki perusahaan, kas akan diurut atau ditempatkan sebagai
7

komponen pertama dari aktiva lancar dalam neraca. Kas meliputi uang logam,
uang kertas, cek, wesel pos, dan deposito.
Rahman (2013:132) kas adalah pembayaran yang siap dan bebas
digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Dengan demikian kas
merupakan komponen modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya, berarti
bahwa semakin besar jumlah kas yang dimiliki perusahaan akan semakin tinggi
pula tingkat likuiditasnya.
Dari perngertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud kas
adalah komponen utama dari aktiva lancar dalam neraca yang paling likuiditasnya
yang dimiliki perusahaan. Oleh karena itu, kas harus direncanakan dan diawasi
dengan baik, baik penerimaanya maupun penggunaanya.
Keynes menyatakan bahwa ada tiga motif untuk memiliki kas yang dikutip
oleh Widiarti (2020:7) yaitu:
a. Motif Transaksi
Motif Transaksi berarti perusahaan menyediakan kas untuk membayar
berbagai transaksi bisnisnya. Baik transaksi yang regular maupun yang tidak
regular.
b. Motif Berjaga-jaga
Motif berjaga-jaga dimaksudkan untuk mempertahankan saldo kas guna
memenuhi permintaan kas yang sifatnya tidak terduga. Seandainya semua
pengeluaran dan pemasukan kas bisa diprediksi dengan sangat akurat, maka saldo
kas untuk maksud berjaga-jaga akan sangat rendah. Selain akurasi prediksi kas,
apabila perusahaan mempunyai akses kuat ke sumber dana eksternal, saldo kas ini
juga akan rendah. Motif berjaga-jaga ini nampak dalam kebijakan penentuan saldo
kas minimal dalam penyusunan anggaran kas.
c. Motif Spekulatif
Motif spekulatif dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan dari memiliki
atau menginvestasikan kas dalam bentuk investasi yang sangat likuid. Biasanya
jenis investasi yang dipilih adalah investasi pada sekuritas. Apabila tingkat bunga
diperkirakan turun, maka perusahaan akan merubah kas yang dimiliki menjadi
8

saham, dengan harapan saham akan naik apabila memang semua pemodal
berpendapat bahwa suku bunga akan (dan mungkin telah) turun”.
2. Sumber dan Penggunaan Kas
Munawir (2014:159) sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada
dasarnya dapat berasal dari:
1. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud
maupun yang tidak berwujud (intangible asset), atau adanya penurunan aktiva
tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.
2. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh
pemilik perusahaan dalam bentuk kas.
3. Pengeluaran surat tanda bukti hutang baik jangka pendek (wesel) maupun
hutang jangka panjang (hutang obligasi, hutang hipotik, atau hutang jangka
panjang yang lain) serta bertambahnya hutang yang diimbangi dengan
penerimaan kas.
4. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi
dengan adanya penerimaan kas. Misalnya adanya penurunan piutang karena
adanya penerimaan pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagang
karena adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga (efek)
karena adanya penjualan.
5. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga, atau dividen dari investasinya,
sumbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran
pajak pada periode-periode sebelumnya.
Sedangkan penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan adanya
transaksi-transaksi berikut:
1. Pembelian saham atau obligasi investasi jangka pendek maupun jangka
panjang, serta adanya pembelian aktiva tetap lainya.
2. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengembalian kas
perusahaan oleh pemilik perusahaan.
3. Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang jangka pendek maupun hutang
jangka panjang.
9

4. Pembelian dagangan secara tuani, adanya pembayaran biaya operasi yang


meliputi upah gaji, pembelian supplies kantor, pembayaran sewa, bunga,
premi asuransi dan adanya persekot-persekot biaya maupun persekot
pembelian.
5. Pengeluaran kas untuk pembayaran dividen (bentuk pembagian laba lainya
secara tunai), pembayaran pajak, denda-denda, dan lain sebagainya.
3. Pengertian Perputaran Kas
Kas merupakan aset paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal
kerja yang paling tinggi likuiditasnya (yang paling mudah diubah menjadi uang
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan), yang berarti bahwa
semakin besar jumlah kas yang dimiliki suatu perusahaan maka semakin tinggi
pula tingkat likuiditasnya. Ini berarti bahwa perusahaan mempunyai resiko yang
lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya, tetapi ini tidak
tidak berarti bahwa perusahaan harus mempertahankan persediaan kas yang
sangat besar, karena semakin besar kas akan menyebabkan banyaknya uang yang
menganngur sehingga akan memperkecil keuntungannya. Tetapi suatu perusahaan
yang hanya mengejar keuntungan tanpa memperhatikan likuiditasnya, maka
perusahaan tersebut akan dalam keadaan likuid jika sewaktu-sewaktu ada tagihan
(Bambang Riyanto, 2008:94).
Bambang (2013:87) perputaran kas adalah untuk mengetahui efesiensi
atau tidaknya penggunaan kas dalam perusahaan. Perbandingan antara sales
dengan jumlah kas rata-rata menggambarkan tingkat perputaran kas.
Menurut (Kasmir 2019:140) perputaran kas merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan
(utang) dan biayabiaya yang berkaitan dengan penjualan
Diana dan Santoso (2016:3) Perputaran kas (cash turnover) adalah berapa
kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu melalui penjualan”. Perputaran
kas yang semakin tinggi akan semakin baik, karena ini menunjukkan semakin
efisiensi dalam penggunaan kas. Perputaran kas yang berlebihan dengan modal
kerja yang terlalu kecil akan mengakibatkan kurang dapat memenuhi kebutuhan
perusahaan.
10

Semakin tinggi perputaran kas berarti semakin cepat kembalinya kas


masuk pada perusahaan. Dengan dengan kas akan dapat dipergunakan kembali
untuk membiayai kegiatan operasional sehingga tidak menganggu kondisi
keuangan perusahaan serta dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Perputaran kas dapat dihitung dengan rumus:

Penjualan
Perputaran Kas=
Rata−Rata Kas

C. Persediaan
1. Pengertian Persediaan
Persediaan merupakan aktiva yang tersedia buat dijual pada aktivitas usaha
normal; pada proses produksi serta dalam perjalanan atau dalam bentuk bagan
atau perlengkapan (supplies) yang digunakan pada proses produksi atau
pemberian jasa. (Mulyawan, 2015).
Menurut Baridwan (2014:149) persediaan adalah barang dipakai untuk
menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan
untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual.
Menurut Margaretha (2014:153) Persediaan adalah sejumlah barang yang
di sediakan oleh peusahaan berupa barang jadi, barang mentah, maupun barang
dalam proses yang disediakan untuk menjaga kelancaran operasi perusahaan guna
memenuhi permintaan konsumen setiap waktu. Ketiga macam persediaan dalam
satu periode akan mengalami perputaran yang berbeda-beda, dan tinggi rendahnya
tingkat perputaran persediaan akan mempunyai pengaruh yang langsung terhadap
besar kecilnya dana yang di tanamkan dalam persedian tersebut.
2. Jenis-Jenis Persediaan
Persediaan sebagai cadangan mentah yang dimiliki oleh perusahaan memiliki
beberapa macam karakteristik yang dibedakan berdasarkan fungsi dan
kegunaanya.
Diketahui bahwa persediaan dapat dibedakan menurut fungsinya, tetapi perlu
kita ketahui bahwa persediaan itu merupakan cadangan dan karena itu harus dapat
11

digunakan secara efisien. Disamping perbedaan menurut fungsi, persediaan dapat


dibedakan atau dikelompokkan menurut jenis dan posisi barang tersebut didalam
urutan pengerjaan produk, setiap jenis mempunyai karakteristik khusus tersendiri
dan cara pengelolaanya yang berbeda.
1. Persediaan Bahan Baku (materials inventory)
Bahan baku (materials inventor) merupakan bahan utama dalam proses
produksi yang digunakan pertama kali saat proses produksi untuk
menghasilkan barang setengah jadi atau barang jadi.
2. Barang dalam proses (goods in process inventory)
Barang dalam proses (goods in process inventory) merupakan hasil dari
proses bahan baku (materials inventory), ssehingga menjadi barag dalam
proses atau barang setengah jadi.
3. Barang jadi (vinished goods inventory)
Barang jadi (vinished goods invenory) merupakan barang hasil dari proses
barang dalam proses dan siap dijual ke pasar.
Menurut Kumalaningrum (2011) berdasarkan jenis barang dalam sistem
persediaan dapat dikelompokkan menjadi:
1. Persediaan bahan mentah (raw material), yuitu persediaan terhadap bahan
baku yang akan digunakan sebagai materi dasar produksi. Perusahaan
melakukan pembelian bahan baku kepada suplier tanpa harus memprosesnya
lebih lanjut.
2. Persediaan barang dalam proses (work-in-process), yaitu persediaan bahan
baku oleh perusahaan
3. Persediaan barang jadi (finished goods), yaitu persediaan terhadap barang-
barang yang sepenuhnya telah seleai dilakukan proses profuksi. Barang hanya
menunggu proses pengiriman, karena perusahapan akan mendistribusikan
kepada konsumen berdasarkan pesanan yang masuk.
Menurut T. Hani Handoko (2010), jenis persediaan dapat dibedakan
menjadi :
12

1) Persediaan bahan mentah (raw material), yaitu persediaan barang-barang


berujud sperti baja, kayu, dan komponen-komponen lainnya yang digunakan
dalam proses produksi.
2) Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased parts/components), yaitu
persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang
diperoleh dari perusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi
suatu produk.
3) Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu persediaan
barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak
merupakan bagian atau komponen barang jadi.
4) Persediaan barang dalam proses (work in process), yaitu persediaan barang-
barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi
atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih
lanjut menjadi barang jadi.
5) Persediaan barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barang-barang yang
telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau
dikirim kepada langganan.

3. Perputaran Persediaan
Kasmir (2014:180) Perputaran persediaan merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan
(inventory ini berputar dalam satu periode).
Rahayu and Susilowibowo (2014) perputaran persedian iaIah seberapa
seringkah produk terjuaI dan disediakan Iagi daIam satu masa tertentu. makin
besar tingkatan perpusaran persediaan maka makin bagus bagi perusahaan karna
standar waktu antara penanaman modal dan persediaan bergerak semakin singkat.
Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
seberapa banyak dana yang tertanam dalam persediaan yang berputar dalam satu
periode atau berapa hari rata-rata persediaan tersimpan di gudang hingga
akhirnya terjual. Semakin besar perputaran persediaan menunjukkan bahwa
modal kerja yang tersimpan dalam persediaan barang dagang semakin kecil dan
13

hal ini berarti semakin baik bagi perusahaan (Hery, 2017:308). Perputaran
piutang dapat diukur dengan menggunakan rumus berikut:
Penjualan Bersih
Perputaran Persediaan=
Rata−Rata Persediaan

D. Modal Kerja
1. Pengertian Modal Kerja
Menurut Khasmir (2018:250) modal kerja merupakan modal yang
digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Modal kerja diartikan sebagai
investasi jangka pendek yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka
pendek, seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan dan aktiva
lancar lainnya.
Menurut Ambarwati (2016:111) modal kerja atau working capital
merupakan suatu aktiva lancar yang digunakan dalam operasi perusahaan, yang
memerlukan pengelolaan dengan baik oleh manajer perusahaan. setiap manajer
harus merencanakan berapa besar aktiva lancar yang harus dimiliki perusahaan
setiap bulan bahkan tahun dan darimana aktiva lancar tersebut harus dibiayai.
Oleh karena itu manajer selalu mengelola modal kerja perusahaan agar
operasional perusahaan lebih optimal dan efisien.
Menurut Sawir (2018:129) modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar
yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus
tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. melalui
pengelolaan yang baik, diharapkan modal yang tertanam dalam bentuk modal
kerja tersebut dapat dimanfaatkan secara efisien dan efektif melalui aktivitas yang
dilakukan oleh perusahaan.
2. Arti Penting Modal Kerja
Menurut Munawir (2014) pentingnya modal kerja adalah sebagai berikut :
1. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai aktiva
lancar.
2. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban- kewajiban tepat pada
waktunya.
14

3. Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan


memungkinkan perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau
kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.
4. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk
melayani para konsumennya.
5. Memngkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat krdit yang lebih
menguntungkan kepada para pelanggan.
6. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien
kerena tidak ada kesulitan untuk memperolah barang atau jasa yang
dibutuhkan.
3. Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja
Menurut Kariyoto (2018:138) Sumber modal kerja adalah sebagai berikut:
a. Pendapatan bersih
b. Peningkatan kewajiban yang tidak lancar
c. Kenaikan para pemegang saham
d. Penurunan aktiva yang tidak lancar
Menurut Sujarweni (2019:164) Modal kerja dapat ditentukan dari
beberapa sumber yaitu sebagi berikut:
1. Hasil operasional perusahaan
Hasil operasional perusahaan merupakan jumlah laba bersih (net profit)
yang tercantum di laporan laba rugi dalam laporan keuangan perusahaan. Dengan
adanya laba, maka modal kerja di suatu perusahaan akan bertambah.
2. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga
Surat-surat berharga yang dimiliki perusahaan apabila dijual, maka akan
menambah modal kerja yang digunakan untuk mendanai aktivitas operasional
perusahaan serta mengembangkan perusahaan tersebut.
3. Penjualan aset tetap (fixed assets)
Hasil penjualan aset tetap berupa tanah, bangunan, mesin, kendaraan dan
sebagainya dapat menambah modal kerja bagi perusahaan.
4. Penjualan saham atau obligasi
15

Apablia keaadaan keuangan perusahaan kurang stabil, perusahaan dapat


menjual saham yang dimilikinya kepada pihak lain beberapa persen. Hal ini
dilakukan agar perusahaan mendapatkan tambahan modal kerja yang dibutuhkan
untuk menstabilkan keadaan mendesak.
Berdasarkan teori menurut para ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa sumber modal kerja berasal dari hasil operasional berupa pendapatan atau
penjualan yang menghasilkan laba bersih bagi perusahaan, kenaikan kewajiban
tidak lancar atau hutang jangka panjang, penjualan surat-surat berharga seperti
obligasi dan sahamdan penjualan aset tetap berupa tanah, bangunan, mesin,
kendaraandan penurunan aktiva lancar untuk memperoleh dana agar dapat
membiayai modal kerja bagi perusahaan.
Menurut Sujarweni (2019:165) Modal kerja dapat digunakan perusahaan
untuk membiayai kegiatan perusahaan dalam hal sebagai berikut:
1. Pengeluaran untuk gaji, upah dan biaya operasi perusahaan lainnya.
2. Pengeluaran untuk pembelian bahan baku atau barang dagangan.
3. Menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga.
4. Pembentukan dana yang akan mengubah aset lancar menjadi aset tetap
merupakan pemisah aset lancar untuk tujuan jangka panjang seperti pembentukan
dana pensiundana ekspansi atau pelunasan obligasi.
5. Pembelian aset tetap seperti tanah, bangunan, mesin, kendaraan.
Menurut Arifin (2018:8) Penggunaan modal kerja adalah sebagai berikut:
1. Pembelian barang dagangan atau bahan-bahan baku secara tunai, sehingga
dapat mengeluarkan kas tetapi persediaan akan bertambah.
2. Adanya perubahan bentuk piutang ke bentuk yang lain yaitu dari piutang
dagang menjadi piutang wesel dan seterusnya. Dengan demikian, tetap
merupakan satu bagian dari modal kerja.
Berdasarkan teori menurut para ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa penggunaan modal kerja digunakan untuk membiayai operasional
perusahaan seperti pembelian barang dagang atau bahan baku, gaji karyawan,
upah, hutang, menutupi kerugian, pembelian aset tetap seperti tanah, bangunan,
16

mesindan kendaraan agar dapat melakukan ekspansi untuk tetap menjaga


kesinambungan perusahaan.
4. Jenis-Jenis Modal Kerja
Menurut Sujarweni (2019:160) Pada umumnya modal kerja terbagi
menjadi tiga jenis yaitu sebagai berikut:
1. Modal kerja bersih merupakan hasil dari aset lancar setelah dikurangi hutang
lancar.
2. Modal kerja kotor merupakan jumlah keseluruhan aset yang dimiliki
perusahaan tanpa dikurangi hutang.
3. Kekurangan modal kerja merupakan apabila aset lancar telah dikurangi hutang
lancar, namun hasilnya lebih besar hutang lancar dibandingkan aset lancar.
Menurut Taylor dalam Sawir (2018:132) menggolongkan modal kerja ke
dalam :
1. Modal Kerja Permanen
Modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat
menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja secara terus menerus
diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen dapat dibedakan lagi
dalam :
1) Modal kerja Primer
Modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin
kontinuitas usaha.
2) Modal Kerja Normal
Modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang
normal dalam arti yang dinamis.
2. Modal Kerja Variabel
Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan
keadaan. Modal kerja ini dibedakan antara :
1) Modal Kerja Musiman
Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi
musim.
2) Modal Kerja Siklis
17

Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi


konjungtur.
3) Modal Kerja Darurat
Modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena keadaan darurat yang
tidak diketahui sebelumnya.
5. Perputaran Modal Kerja
Menurut Hery (2016:184): Perputaran Modal Kerja merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur keefektifan modal kerja (asset lancar) yang dimiliki
perusahaan dalam menghasilkan penjualan.
Kasmir (2018:182) perputaran modal kerja atau working capital turn over
merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur atau menilai
keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. untuk mengukur
rasio ini, perlu membandingkan antara penjualan dengan modal kerja yang
merupakan jumlah dari aktiva lancar.

E. Kerangka Pikir
Bone Jaya Store di Kota Palopo memiliki kas dan persediaan yang baik
sehingga dapat meningkatkan modal kerja pada periode yang selanjutnya pada
Toko Bone Jaya Kota Palopo.
Perputaran persediaan merupakan berapa kali (secara rata-rata) persediaan
barang dijual dan diganti. Toko Bone Jaya Store Kota Palopo memiliki modal
kerja dan persediaan sehingga dapat meningkatkan modal kerja yang dapat
memberikan keuntungan pada Toko Bone Jaya Store Kota Palopo.
Modal kerja merupakan dana yang diperlukan dana yang diperlukan oleh
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasionel perusahaan sehari-hari,
seperti pembeliaan bahan baku, pembayaran upah karyawan, membayar hutang,
dan pembayaran lainnya. Adapun kerangka pikir dalam penelitian yang akan
dilakukan adalah sebagai berikut:
18

Toko Bone Jaya Store di


Kota Palopo

Perputaran kas

Perputaran persediaan

Peningkatan modal kerja

Efektivitas

Gambar 1. Kerangka Pikir

F. Hipotetis
Berdasarkan landasan teori serta kerangka pemikiran yang telah dijelaskan
diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah diduga bahwa perputaran kas dan
perputaran persediaan sudah efektif dalam meningkatkan modal kerja pada Toko
Bone Jaya Store Kota Palopo.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu Dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada Toko Bone Jaya Store Kota Palopo.
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan mulai dari Maret sampai Mei 2022.

B. Metode Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian yang dilakukan
peneliti, maka dilakukan pengumpulan data dengan metode yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab dengan pemilik Toko Bone Jaya Store Kota Palopo.
2. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data dengan mengamati langsung
lingkungan, pembukuan penjualan atau catatan bulanan profit Toko Bone
Jaya Store Kota Palopo, guna medapatkan atau memperoleh data yang
dibutuhkan dalam penelitian tersebut.

C. Jenis Dan Sumber Data


1. Jenis Data
Menurut Sugiyono (2015),Jenis data dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Data kualitatif, yaitu data yang berbentuk kata, skema,dan gambar. Data
kualitatif ini berupa nama dan alamat objek penelitian.
b. Struktur kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka yang dapat dihitung
atau data kualitatif yang diangkakan.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data Primer yaitu data yang diberikan langsung kepada pengumpul data
(sugioyono, 2015). Data primer dari penelitian ini adalah data yang
20

diperoleh dan dikumpulkan dari hasil observasi dan wawancara langsung


kepada karyawan Toko Bone Jaya Store Kota Palopo.
b. Data sekunder yaitu data yang diberikan secara tidak langsung kepada
pengumpul data (sugiyono, 2015). Data sekunder dalam penelitian
diperoleh dari dokumen-dokumen, jurnal dan yang berhubungan dengan
masalah yang dibahas.

D. Teknik Analsisis Data


Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan
perputaran kas, perputaran persediaan dan perputaran modal kerja).
1. Perputaran Kas
Kasmir (2015:140) perputaran kas merupakan perbandingan antara
penjualan dengan jumlah kas rata-rata, perputaran kas menujukkan
kemampuan kas dalam dalam menghasilkan pendapatan sehingga dapat dilihat
berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu. Cara mencari
perputaran kas adalah membandingkan antara penjualan dengan rata-rata kas
rumusnya adalah:
Penjualan
Perputaran Kas=
Rata−Rata Kas

2. Perputaran Persediaan
Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
seberapa banyak dana yang tertanam dalam persediaan yang berputar dalam
satu periode atau berapa hari rata-rata persediaan tersimpan di gudang hingga
akhirnya terjual. Semakin besar perputaran persediaan menunjukkan bahwa
modal kerja yang tersimpan dalam persediaan barang dagang semakin kecil dan
hal ini berarti semakin baik bagi perusahaan (Hery, 2017:308). Perputaran
piutang dapat diukur dengan menggunakan rumus berikut:
Penjualan Bersih
Perputaran Persediaan=
Rata−Rata Persediaan
3. Modal Kerja
21

Menurut Khasmir (2018:250) modal kerja merupakan modal yang digunakan


untuk kegiatan operasi perusahaan. Modal kerja diartikan sebagai investasi
jangka pendek yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek,
seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan dan aktiva lancar
lainnya.

E. Definisi Operasional
1. Perputaran kas adalah perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-
rata, perputaran kas menujukkan kemampuan kas dalam dalam menghasilkan
pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu
periode tertentu.
2. Perputaran Persediaan adalah perbandingan antara harga pokok penjualan dan
rata-rata penjualan yang menunjukkan berapa kali persediaan sebuah
perusahaan dijual dan digantikan dalam sebuah periode tertentu.
3. Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang jangka pendek.
22

DAFTAR PUSTAKA
Samsinar 2017. Analisis Perputaran Persediaan Dalam Meningkatkan Modal
Kerja Pada Ud. Pupuk Tani Cenning Kecamatan Malangke Kabupaten
Luwu Utara.
Rahma Nurfitri 2019. Analisis Perputaran Kas Dan Perputaran Persediaan Barang
Dagang Dalam Meningkatkan Profitabilitas Pada Toko Hj.Hasni Pasar
Sentral Palopo. (skripsi). Palopo: Universitas Andi Djemma Palopo.

Anda mungkin juga menyukai