Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

TEKNIK BERTANYA

DISUSUN OLEH:
1.FEBRI ASYUNI
2.IDA SUZANNE KAPELO
3.YULIANA ROMBE T ( B.21.03.284)
4.NETY PALI RANTE
5.INDRIATI NONA MOLING ( B.21.03 269)
6.RYANTI SATTU ( B.21.03.150)
7.HERAWATI BULU ( B.21.03.265)
8.SULASRI SUWARNO ( B.21.03.080)
9.YUSTIKA YUSUF ( B. 21. 03.161)
10. ADRIANA TUMBA. M ( B.21.03.123)
11. SUJANRI P ( B.21.03.153)
12. BETTY B ( B.21.03.125)
13. SATRIANA ALLO L.( B. 21.03.151)

MATA KULIAH PEMBELAJARAN MIKRO


PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGA BUANA
PALOPO
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bertanya efektif itu untuk mendapatkan jawaban yang tepat sesuai dari klien atau pasien
maka bidan, maka konselor atau bidan harus memberikan pertanyaan yang efektif. Efektif disini
berarti mengungkapkan pikiran atau gagasan ( dalam hal ini pertanyaan ) yang di sampaikan
yang mudah dipahami ataudimengerti orang lain. Untuk lebih meningkatkan keberhasilandalam
usaha menjalin kerjasama dengan orang lain melaluikomunikasi , perlu diperhatikan teknik
bertanya, (questioning)merupakan teknik yang mendoromg klien untukmengungkapkan perasaan
dan pikirannya. Teknik berikutsering digunakan pada tahap orientasi. Dengan pertanyaan
yangterarah, maka kita dapat mengembangkan komunikasi yangefektif, yang pada gilirannya kita
akan memperoleh banyakinformasi penting.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian bertanya efektif ?

2. Bagaimana teknik bertanya efektif ?

3. Bagaimana keterampilan bertanya efektif ?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan pengertian bertanya efektif

2. Menjelaskan teknik bertanya efektif

3. Menjelaskan keterampilan bertanya efektif


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bertanya Efektif

Bertanya efektif adalah untuk mengetahui kebutuhan dan pengetahuan klien. Bertanya efektif
dapat dilakukan dengan memeberikan pertanyaan terbuka maupun tertutup. Pertayaan tertutup
sering kali hanya memerlukan jawaban yang singkat dan biasanya hanya satu atau dua kata,
misalnya “ya” atau “tidak”.

Apabila bidan menginginkan jawaban yang melibatkan perasaandan pendapat klien sebaiknya
menggunakan pertanyaan terbuka.

2.2 Teknik Bertanya Efektif

1. Ungkapkan pertanyaan dengan sopan dan tenang

Pertayaan yang dikemukakan dengan sopan dan tenangakan membuat kita lebih aman
dalam memulaikomunikasi patner komunikasi akan lebih senangmendengarkan pertayaan
yang disampaikan dengansopan, misalnya:

“Maaf, bolehkan saya tau nama lengkap ibu ?”

2. Ungkapkan pertanyaan dengan singkat dan jelasPertayaan yang disampaikan dengan


singkat dan jelasakan lebih mudah dipahami, jangan terlalu banyak basa basi.

3. Jangan merusak suasanaUsahakan untuk tidak bartanya sesuka hati karena pertanyaan
yang diajukan pada saat yang tidak tepat akandapat merusak suasana maupun konsentrasi
percakapan.

4. Jangan sungkan meminta maaf pada saat merasa bersalahKetika kita menyadari sudah
melakukan suatu kesalahandalam bertanya, maka sebaiknya kita meminta maaf,dengan
begitu maka sebenarnya kita menaruh hormat pada komunikan.

5. Ucapkan terima kasihPada akhir komunikasi Tanya jawab, sampaikanlah suatu


penghargaan pada patner komunikasi denganmengucapkan terima kasih, dengan
mengucapkan terimakasih tersebut menunjukkan ikhtikad kita untuksenantiasa menjaga
hubungan yang harmonis.

6. Bersiaplah mendengarkan jawaban secara positifSebaiknya jangan memonopoli


pembicaraan. Berikankesempatan kepada patner kita untuk menyampaikan pendapatnya
sebagai jawaban atas pertanyaan yang telahditerimanya setelah itu barulah kita
memberikan responsecara positif.

2.3 Keterampilan Bertanya Efektif

A. Tujuan mendengarkan dan bertanya efektif

1) Mendorong klien untuk berbicara

2) Menunjukkan minat dan perhatian kita terhadap klien

3) Meningkatklan kesadaran kita terhadap perasaan klien

4) Memperoleh informasi

5) Memberikan suatu arahan percakapan terhadap klien

B. Jenis pertanyaanSemua jenis pertanyaan dapat dikelompokkan menjadi pertayaan tertutup


dan terbuka

1) Pertanyaan tertutup

a. Menghasilkan jawaban ‘’ ya’’ atau ‘’ tidak’’yang berguna untuk


mengumpulkan informasiyang faktual (biasanya dilakukan pada awal awal
percakapan)

b. Bila menginginkan jawaban yang pendek dankhusus

c. Kegunaan untuk menanyakan riwayat kesehatan,data diri

Contoh:’’Apakah ibu senang dengan kehamilan anak ketiga ini?’’

‘’ Apakah suami ibu menerima kehamilan ibu yang ketiga ini?’’

‘’ Berapa jumlah anak ibu?”

‘’Apakah ibu pernah mengalami keguguran sebelumnya?’’

Kelemahannya pertanyaan tertutup:

a) Tidak menciptakan suasana yang nyaman dalam berkomunikasi dan proses


pengambilan keputusan

b) Bidan mengontrol jalannya percakapan, klien hanyamemberikan informasi


yang bersangkutan dengan pertanyaan saja
c) Tidak mendorong seseorang untuk berbicara bebas

d) Membatasi pilihan pilihan jawaban sesorang dan mengekangnya untuk


meperluas jawabannya dan berbicara jauh

2) Pertanyaan terbuka

a) Jenis pertanyaan biasanya memakai kata Tanya ‘’bagimana’’ atau ‘’apa’’

b) Kegunaan untuk mempelajari perasaan,kepercayaan, dan pengetahuan


klien

c) Memberi kebebasan atau kesempatan kepadaklien dalam menjawab yang


memungkinkan partisipasi aktif dalam percakapan.

d) Merupakan cara yang efektif untuk menggaliinformasi mengunakan


intonasi suara yangmenunjukkan minat dan perhatian

e) Mendorong untuk mengambangkan jawaban,melanjutkan pembicaraan,


dan mengarahkan pada masalah terpenting, sehingga dapat
munculinformasi informasi yang tidak diduga dari jawaban klien

Contoh:

’’ Bagaimana perasaan ibu dengan kehamilan anak ketiga ini?’’

‘’Bagaimana persaan dan pendapatsuami dengan kehamilan ibu yang


ketiga ini?’’

C. Bertanya efektif

Bertanya yang efektif kepada klien penting, karena :

1. Dapat menilai kebutuhan klien

2. Dapat menilai pemahaman dan pengalaman klien berkaitan dengan kahamilan dan
persalinan

3. Dapat menghemat waktu bidan dan klien dengan tidak mengulang informasi yang
sudah diketahui klien.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Komunikasi di dalam suatu organisasi maupun di masyarakatsangat penting untuk


digunakan. Karena komunikasi digunakan untukmenyalurkan suatu informasi dan suatu makna
melalui media tertentusesuai dengan situasi. Peranan komunikasi juga sangat berpengaruhdalam
dunia pendidikan karena tanpa komunikasi ilmu yang akandisampaikan tidak akan bisa diterima,
begitu juga komunikasi dalamlingkungan sosial, komunikasi dalam lingkungan keluarga. Dan
dapatdipastikan jika di dalam suatu keluarga tidak ada komunikasi yangterbuka tidak akan ada
keharmonisan, komunikasi dalam kelompok danorganisasi.Komunikasi merupakan suatu proses
yang mempunyai komponendasar sebagai berikut : pengirim pesan , penerima pesan dan
pesan.Semua fungsi manajer melibatkan proses komunikasi. Proseskomunikasi dimulai dengan
adanya pengirim pesan yang mempunyaiide untuk disampaikan kepada seseorang agar dapat
dipahami sesuaiapa yang ia sampaikan. Kemudian pesan (informasi) tersebutdisampaikan
melalui isyarat (simbol), baik verbal (kata-kata) maupunnon verbal (bahasa tubuh) melalui media
komunikasi langsung (tatapmuka), TV, Radio, internet, dll. Setelah pesan diterima melalui
indera,maka si penerima mengartikan, atau menterjemahkan agar dapatdipahami olehnya.
Setelah pesan tersebut dimengerti, maka adatanggapan atau isyarat yang berisi pesan dari
penerima agar pengirim pesan tahu dampak pesannya terhadap penerima pesan
(balikan).Disamping proses komunikasi diatas, juga ada gangguan yang menghalangi suatu
proses komunikasi yang akibatnya penerima salahmentafsirkan pesan/isyarat
tersebut.Keseluruhan faktor yang telah dibahas dalam hubungan dengankomunikasi antar pribadi
juga berlaku untuk komunikasi dalamorganisasi, yang juga mencakup penyampaian pesan secara
akurat darisatu orang kepada satu atau lebih orang lain.

3.2 Saran

Sebagai makhluk sosial, tentunya komunikasi merupakan halyang mutlak ada dalam
kehidupan kita. Tentunya kita tidak akan bisahidup tanpa berkumunikasi dengan orang lain.
Maka dari itu, penting bagi kita untuk memperhatikan faktor-faktor komunikasi verbal &
nonverbal untuk menciptakan suatu komunikasi yang baik dan bisadimengerti oleh si penerima.
Dengan adanya makalah ini, makadiharapkan kita dapat menciptakan suatu komunikasi yang
baik agartidak terjadi miss komunikasi

DAFTAR PUSTAKA
Rismalinda dan Catur Prasetyo. 2016. Komunikasi dan Konseling. Jakarta Timur. CV.Trans Info
Media

Romauli, Suryati. 2013. Komunikasi Kebidanan. DKI Jakarta. CV.Trans Info Media

Wulandari, Diah. 2009. Komunikasi dan Konseling dalam PraktikKebidanan. Yogyakarta.


Nuha_Media

Anda mungkin juga menyukai