Anda di halaman 1dari 34

BAB II

PERENCANAAN JARINGAN AKSES PELANGGAN


Pendahuluan

2.1 Umum
Untuk suatu perencanaan yang mendekati keakuratan seusai dengan
kebutuhan/demand telepon disuatu dearah, suatu hal yang harus dipahami oleh
seorang perencana adalah memahi secara benar prinsip-prinsip metode peramalan
demand dan sprsifikasinya serta standard perencanaan yang telah ditetapkan.
Pada kenyataan suatu peramalan umumnya didasarkan pada suatu asumsi
dengan tujuan bahwa peramalan tersebut bertujuan yang diperlukan untuk
memerlukan suatu perencanaan. Hasil peramalan demand akan diharapkan bahwa
dimasa yang akan datang sumber daya yang digunakan benar-benar berguna
secara efektif dan efisien sesuai dengan perencanaan.
Dalam modul ini akan dibahas tentang prinsip-prinsip metode peramalan
demand pelanggan secara peramalan demand, interkasi pihak-pihak yang terkait
dengan bidang perencanaan serta data-data yang diperlukan untuk suatu
perencanaan. Ketidak beresan dalam peramalan demand pelanggan saat ini dapat
menimbulkan masalah dalam perencanaan yang serius dimasa yang akan datang.
Suatu perencanaan yang akurat merupakan bahan yang sangat penting untuk
menentukan kebujaksanaan dan menyusun strategidalam perencanaan selanjutnya.
Pada akhirnya terdapat kesesuaian pada kebutuhan telepon dengan penyediaan
sarana telekomunikasi termasuk di dalamnya kepentingan operasional.

2.2 TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini secara umum siswa akan dapat memahami
prinsip-prinsip medtode peramalan demand pelanggan dan secara khusus peserta
diharapkan mampu menjelaskan prinsip-prinsip. Pengertian dan dapat melakukan
peramalan demand sesuai dengan metode peramalan yang ada.

2.3 RUANG LINGKUP


Secara Luas, pada peramalan demand telepon tidak hanya mencakup
peramalan jumlah demand, akan tetapi juga bagaimana mengatur dan
mengumpulkan data serta manajemen jumlah demand. Ketiga kategori ini
mempunyai hubungan yang sangat erat. Merupakan data dasar terhadap
manajemen jumlah demand dan peramalan jumlah demand.

:1
2.4 METODE PENGUMPULAN
2.4.1 SUMBER DATA
Data adalah semua informasi dbaik dalan bentuk tulis ataupun lisan yang
bersumber dari instansi pemerintah yang resmi ataupun hasil dari kumpulan
survey lapangan yang dibutuhkan untuk kepentingan peramalan demand. Data-
data yang sangat diperlukan dalam proses permalan dapat diperoleh dari pihak-
pihak terkait sebagai berikut :
Dari pihak Ekstern
Data- data dari pihak ekstern dapat diperoleh dari :
A) Rencana induk kota (RIK) yang terdiri data, analisa dan rencana
pengembangan kota.
B) Statistik kota dalam angka peta kota
C) Rencana umum tata ruang kota
D) Rencana umum tata ruang (RUTR)
E) Rencana developer mengenai program pemebangunan perumahan,
perkantoran, pertokoan, dan rencana lainnya. Data tersebut yang
mencakup informasi-informnasi antar lain :

- nama dan alamat gedung

- jumlah lantai gedung

- jumlah dan jenis layanan yang di inginkan

- kebutuhan masa depan bila memiliki rencana untuk


pembangunan dan perluasan gedung

- rencana gedung atau desainnya bila sedang di kerjakan.

Dari pihak intern

Data –data dari pihak intern dapat diperoleh dari :

A) Jumlah satuan sambungan terpasang ( segmentasi)


B) Jumlah calon pelanggan potensial
C) Tariff

:2
Contoh penggunaan data-data tersebut diatas:
A) Peta kota sebagai dasar menentukan batas-batas daerah
pelanyanan, penentuan copper center dan sebagainya.
B) RIK sebagai dasar menentukan strategi rencana
pembangunan (perkembangan bangunan).
C) Data statistic antara lain dipergunakan untuk menentukan
kecenderungan produk domestic regional bruto, densty
telepon dan lainnya.
D) Segmentasi untuk plotting pelanggan di lokasi sehingga
diketahui tipe bangunannya ( data alamt maupun jenis
usahanya)
E) Jumlah sambungan dan daftar demand pada awal permalan.

2.4.2 ANALISA KOTA DAN EVALUASI DATA


Data setiap tahun sering tidak dapat diperoleh, disamping itu data
yang dapat sering berbedfa pada tahun yang sama. Dengan demikian diperlukan
kecermatan untuk memilih d an menentukan data sebagai bahan masukan.
Kecenderungan kota perlu diketahui dengan pendekatan –pendekatan yang
dilakukan berdasarkan :
- Perencanaan PEMDA/BAPPEDA seusai dengan RIK dan evaluasi
RIK
- Kebijaksanaan pemerintah dalam pengembangan suatu daerah dsperti
untuk kawasan industry, perdagangan, bisnis, wisata, pertanian serta
perumahan.
- Fakta di lapangan untuk lebih menjadi memeperkuat pikiran.

2.5 METODE PERAMALAN DEMAND MIKROSKOPIK


2.5.1 DASAR FORMULASI
Formula untuk permalan demand adalah : demand = factor penetrasi x
jumlah bangunan demand adalah jumlah kebutuhan telepon sesuai periode yang
diinginkan factor penetrai adalah suatu nilai yang menunjukan perbandingan
antara jumlah satuan sambungan induk dengan jumlah gedung setiap klasifikasi
pelanggan dalam suatu daerah. Jumlah bangunan adalah jumlah gedung dari setiap
jenis dari fungsi gedung tersebut ( klasifikasi pelanggan) penentuan factor
penetrasi gaktor penetrasi (FP) ketentuan dengan cara :

:3
1) Keadaan 0 tahun
a) Diambil sampel grid sebanyak +/- 20% dari jumlah grid tiap
lokasi
b) Sampel grid pengambilannya secara acak dan perlehannya
tersebut dianggap uddah mewakili untuk setiap lokasi yang
bersangkutan
c) Berdasarkan setiap sample grid dihitung:
 Jumlah bangunan tiap klasifikasi
 Jumlah sambungan telepon induk tersambung
 Jumlah daftar tunggu (sesuai kondisi)
d) Jumlah suppressed demand ( tergantung sarana exsisting yang
berakibat pada kondisi lapangan). Supperessed demand = 5% x
( jumlah sambungan telepon induk sambungan telepon induk
tersambung + daftar tunggu)
e) Berdasarkan data hasil hitungan sampel grid diperoleh factor
penetrasi untuk tuap klasifikasi dengan formula yaitu :

∑ Pelanggan = jumlah pelanggan exsisting. ∑


bangunan=jumlah bangunan. Jadi FP dipergunakan untuk
mengetahui jumlah telepon rata-rata atau untuk mengestimasi
jumlah telepon dimasa mendatang. Hasil FP diperoleh
dbeberapa nilai, selanjutnya dihitung atau dutentukan sebagai
nilai maksimum dan minimumnya.

2) Trend FP future didasarkan pada FP (0)


Data- data pertumbuhan kotadapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

PDRB

Waktu (t)

:4
Rumus yang digunakan untuk mencari FP future :

FP (T) = Rp(0)(1+Tr)

Dimana:

FP (T) =factor penetrasi di tahun ke- n

Untuk pemeilihan hasil perhitungan FP future perlu di perhatikan batasan-batasan


yang berlaku :

 FP future hasil perhitungan lbih kecil dari FP


maksimum ( FP maks), maka untuk perhitungan
denmand selanjut nya digunakan FP hasil perhitungan
(FPnya dapat diterima).
 FP future perhitungan lebih besar dari FP maksimum
(FP mask), maka perhitungan selanjut nya digunakan
FP maksimum.

C. FP future yang didasarkan pada nilai ultimit (k)


Nilai ultimin (K) merupakan neilai batas dfaktor penetrasi suaru jenis
bangunan yang maksimum yang mungkin terjadi pada suatu lokasi. Nilai ultimit
ini diperoleh dari hasil survey dengan memperhatikan segala jenis factor- faktor
yang mempengaruhi tingkat kebutuhan telepon di daerah tersebut serta
pertumbuhan daerah tersebut dimasa mendatang. Faktor-faktor yang
memepengaruhi tersebut antara lain : jenis aktifitas yang berlangsung sekarang
dan masa mendatang, tingkat pertumbuhan ekonomi daerah, karakteristik
penduduk yang mendiami daerah tersebut dan lain sebagainya.
Sesuai dengan penjelasan diatas nilai ultimit ini sama dengan faktor
penetrasi (FP) maksimum, dengan menggunakan formula kurva logistic sebagai
berikut :

:5
(T) = faktor penetrasi pada tahun ke-T

PDRB

FP (t) = FP (0) (1+Tr)t

Batas maksimum harga Faktor Penetrasi

Konstanta

Untuk mencari Konstanta a dan m adalah sebagai berikut :

Nilai maksimum Faktor Penetrasi dapat diberikan contoh dibawah :

:6
Tabel 2.1. Nilai maksimum Faktor Penetrasi

Klasifikaasi Area Pola Faktor Keterangan


Lokasi Penetrasi
Umum

Daerah Perumahan R1 2,5

R2 2

R3 1

A 0,3

Kantor bisnis OH Perlu Survey


diteliti
O1
20
O2
8

Komersil S1 8

S2 5

S3 2

Industri I1 15 Untuk industry besar di area


permukiman perlu diteliti
I2 3

Area fasilitas umum HTL 20 Untuk universitas perlu diteliti

SU 2

HPL 100 Survey khusus

AP 2

ARP Perlu
diteliti
SCR
2

:7
Memperhintungkan tingkat pertumbuhan telepon didasarkan data dari
tahun-tahun sebelumnya. Pertumbuhan telepon dihitung berdasarkan laju
kenaikan potensi telepon tahun-tahun sebelumnya yang diproyeksikan secara
linier, hal ini mengingat kepadatan telepon masih relative rendah (diambil rata-
rata FP).
Berdasarkan data-data tersebut di atas dapat ditentukan FP Future yang
diinginkan, dan untuk perhitungan factor penetrasi lokasi STO baru berpedoman
pada data hasil analisis dari lokasi STO terdekat yang mempunyai kondisi
senjenis.

Penentuan pertumbuhan bangunan


Untuk menghitung pertumbuhan bangunan dapat diberikan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut : mengingat faktorbangunan perumahan memberikan
pengaruh yang cukup besar pada perhitungan demand telepon, maka tingkat
kenaikan bangunan perumahan perlu di hitung. Untuk klasifikasi bangunan
lainnya dalam perhitungan demand diasumsikan konstan (diasumsikan sudah
tercober dari kenaikan FP) kecuali untuk klasifikasi bangunan perumahan
dihitung berdasarkan tingkat kenaikan pembangunan perumahan sesuai data
statistic daerah yang bersangkutan dan kemampuan lahan tiap daerah yang
bersangkutan. Berdasarkan data-data tersebut diatas dapat ditentukan trend
bangunan sebagai berikut :
E bangunan future = E bangunan x trend bangunan.

2.5.2 POLA PERAMALAN


Dalam peramalan demand telepon dengan mendekatkan secata mikro perlu
adanya pola demand (demand pattern) dari wilayah/area yang akan
ditesti/diestimasi yang disusun menurut jenis daerahnya.
Penyusun jenis daetah yang dikelompokan menurut hasil survey pada
umumnya terdiri atas :
A) Daerah bisnis yang terdiri dari pertokoan,perkantoran, dan
perdangan.
B) Daerah industry
C) Daerah wisata
D) Daerah perumahan
E) Daerah fasilitas umum seperti rumah sakit, rumah ibadah,
sekolah,dan sebagainnya.
F) Derah kosong ( non demand )

Setelah diperoleh data tersebut diatas, selanjutnya dilakukan perhitungan


kebutuhan dan jenis layanan sesuai dengan pola klasifikasi daerah
pelanggan pada daerah yang direncanakan

:8
Table 2.2Contoh pola klasifikasi daerah diperhatikan padatabel dibawah
(disesuaikan kondisi di lapanga)
Klasifikasi Pola Karakteristik
Area Lokasi
Daerah R1 Perumahan yang terletak di sisi jalan, lokasi high
Perumahan class, 1-2 tingkat,lebih dari 150 m2, 3-4 kamar tidur
dengan garasi untuk 2 mobil.
R2 Perumahan yang terletak di sisi jalan luas antara 75
s/d 150 m2 dengan maksimum 3 kamar tidur.
R3 Yang termasuk dalam klasifikasi ini adalah :
1) Rumah sekitar 40-73m2 dengan 1-3 kamar
tidur. Rumah dibangun sangat berdekatan
atau bergabung, tanpa halaman atau dengan
halaman sempit tanpa garasi, berlokasi
dipinggir jalan dengan lebar 4 m.
2) Rumah bertingkat yang dibangun oleh
pemerintah, biasanya 4 tingkat dengan ukuran
standar.
3) Perumahan yan g dibangun diatas took.
Usuran setiap unit umumnya lebar 5 m dan
panjang 16 m. Biasanya digunakan sebagai
toko, tetapi dapat juga digunakan sebagai
tempat tinggal.
4) Perumahan yang dibangun untuk karyawan
pemerintah, karyawan pelayanan umum,
biasanya 2-3 tingkat.
A Rumah-rumah di daerah perkampungan. Rumah
berlokasi di jalan yang sempit yang tidak dapat
dilalui oleh mobil. Rumah dibangun dengan kayu
atau batu. Jumlah harus dinyatakan dalam peta.
Kantor Bisnis OH Yang termasuk pada klasifikasi ini adalah :
1) Bangunan kantor yang besar, lebih dari 4
tingkat dan lebih dari 4 tingkat dan lebih dari
3000 m2 atau gedung kantor dengan multi
fungsi.
2)
O1 Yang termasuk pada klasifikasi ini adalah :
1) Gedung kantor yang besar, untuk satu atau
beberapa aktifitas 1-3 lantai, kurang dari
3000 m2.

:9
2) Gedung kantor pemerintahan kecil, kurang
dari 500 m2 atau gedung pemukiman yang
diubah menjadi kantor
O2 Ukuran standar 5m x 16m, biasanya teletak diatas
tempat pernelanjaan. Digunakan sebagai kantor.
Kadang sebagai kantor dari pertokoan atau kantor
yang terpisah.
Komersial S1 Pusat perbelanjaan, restoran, menempati lebih dari
satu lantai, seperti super market, department store,
shopping plaza, dll
S2 Tokoyang menempati 5m x 16m seperti super
market, show room, restoran, agen perjalanan.
S3 Yangtermasuk dalam klasifikasi ini adalah :
1) Satu unit toko diatas 5m x 16m pada populasi
wilayah yang pada, dimana rumah tipe R3
berlokasi atau pada lokasi blok pertokoan
berlokasi modern dengan tipe-tipe toko
sebagai beriku :
a) Satu lantai terpisah atau bergabung
b) Basement pada blok perbelanjaan
Dikota atau area perbelanjaan yang besar
termasuk pada klasifikasi ini adalah :
 Toko di area perbelanjaan yang besar
 Agen pelayanan jasa
Contoh :
 Satu unit toko kecil
 Toko stasionary, toko buah, dll.
2) Standar unit untuk toko adalah 5m x 16m.
Industri I1 Industri manufacturing besar seperti perakitan
mobil. Klasifikasi dibuat untuk setiap bangunan.
I2 Gedung kecil lebih dari 300 m2. Gedung kecil
biasanya berlokasi di area pertokoan, atau industri
kecil di kampung atau pemukiman yang padat atau
gedung di daerah penduduk padat.
Area fasilitas HTL Hotel
Umum SU Sekolah
HPL Rumah Sakit
AP Angkatan Bersenjata dan Kepolisian
ARC Bandar Udara
SCR Pusat Olah Raga

:10
Demand telepon untuk daerah tersebut diatas diperkirakan untuk
setiap grid/blok (permbuatan grid dijelaskan pada topic selanjutnya).
Untuk daerah-daerahyang saat disurvey masih merupakan kosong, sedang
data untuk daerah tersebut tidak ada maka besarnya demand diperkirakan
berdasarkan sifar dari daerah tersebut dan laju perkembangan daerah
sekelilingnya.
2.6 Survey lapangan
Pada suvey lapangan ini, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
adalah :
A) Persiapan survey, informasi tentang batas pelayanan
sentral, batas pelayanan kotak pembagi (KP) yang
dicantumkan pada peta survey berskala 1 :1000, baik
daerah lama maupun daerah baru. Pedoman untuk
menentukan klasifikasi bangunan tergantung pada
variasi bangunan dan aktifitas penduduk pada daerah
tersebut.
B) Survey lapangan, aktifiras yang dilaksanakan disini
adalah memplot diatas peta survey semua keadaan
bangunan yang terdapat di lapangan baik klasifikasinya
maupun jumlahnya. Selain itu juga dilakikan perbaikan
atau penyesuaian peta suvey apabila terdapat perubahan
pada jalan atau jembatan misalnya bila terdapat jalan
atau jembatan baru dsb. Bangunan yang mempunyai
klasifikasi khusus seperti gedung-gedung perkantoran
besar, airport, stasiun kereta api dan gedung besar
lainnya agar diadakan wawancara khusus. Disini juga
harus diperhatikan tingkat kecenderungan pertumbuhan
bangunan untuk masa yang akan dating.
C) Mengakumulasikan hasil survey semua bangunan
dijumlahkan sesuai dengan klasifikasinya untuk setiap
grid yang disurvey. Total bangunan diakumulasi ke
dalam daerah pelayanan sentral dan digunakan sebagai
dasar untuk membandungkan hasil survey dengan data
statistik tentang jumlah penduduk dan jumlah
bangunan. Jumlah penduduk = total rumah x jumlah
penghuni tiap rumah untuk menentukan jumlah
penghuni tiap rumah dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :

:11
i. Untuk tahun dasar ( pada saat survey)
digunakan data jumlah penduduk dibagi
dengan jumlah rumah.
ii. Untuj tahun perhitungan, permalan
demand diambil dengan cara suatu
asumsi, misalnya diasumsikan 5 orang
disetiap rumah.

Survey factor penetrasi


A) Survey factor penetrasi untuk melaksanakan survey FP (0) sesuai
ketentuan yang telah dijelaskan harus diambil sampel minimum 10 %
dari jumalh grid yang ada, dengan data yang tercatat maupun hasil
wawancara. Sebagai contoh menghitung

FP (0) untuk
klasifikasi bangunan R2

Nomor Gird 7 11 24 32 50 60

Pelanggan exs / Σ Pel 7 24 5 8 4 12

Daftar tunggu 6 8 4 6 6 4

Jumlah R2 0,65 0,8 0,58 0,70 0,78 0,8

Sehingga dari table diatas diperolehnya :


FP maksimum untuk R2 = FP R2 max = 0,8
FP minimum untuk R2 = FP R2 min = 0,56
FP rata-rata untuk R2 = FP R2 =

:12
B) Survey keadaan FP masa mendatang. Pada meramalkan FP dimasa
mendatang setelah dilakukan penelitian, maka dilakukan pemilihan
pertumbuhan kondisi daerah secara linier atau berkembang secara
pesat. Sebaik contoh kondisi daerah pertumbuhan yang pesat. Suatu
daerah setelah disuvey dan diestimasi diambil K-2,5 untuk jenis
bangunan R1/ FP saat disurvey FP (0) =1.05 tingakt PDRB=10,27 %
dari data-data diatas, maka dapat dihitung factor penetrasi u. untuk
penetrasi untuk 5 tahun mendatang yaitu :

FP (0) untuk
klasifikasi bangunan R2

Nomor Gird 7 11 24 32 50 60

Pelanggan exs / Σ Pel 7 24 5 8 4 12

Daftar tunggu 6 8 4 6 6 4

Jumlah R2 0,65 0,8 0,58 0,70 0,78 0,8

Sehingga dari table diatas diperolehnya :


FP maksimum untuk R2 = FP R2 max = 0,8
FP minimum untuk R2 = FP R2 min = 0,56
FP rata-rata untuk R2 = FP R2 =

Jadi factor penetrasi untuk tahun ke 5 adalah 1,17.

:13
2.7 Perhitungan pertambahan bangunan
A) daerah bgnunan perumahan maksimum luasdaerah perumahan untuk
tiap klasifikasi agar mempertimbangkan keadaan awal dan rencana-
rencana pembangunan dan peruntukan sesuai RIK.
B) luas bangunan perumahan ditentukan berdasarkan hasil survey dan data
statistic.
C) memproyeksokan banguynan perumahan pada semua klasifikasi
bangunan di gitung pertumbuhannya karena pada kenyataannnya
bangunan perumahan akan berkembang dari klasifikasi lainnya yang lebih
tinggi sesuai dengan tingkat pertumbuhan PDRB. Tingkat pertumbuhan
bangunan ini dapat dilihat dari data-data sebelumnya dan diproyeksikan
ke masa mendatang dengan pendekatan secaara linier.
D) akumulasi bangunan perumahan proyeksi jumlah perumahan dimana
mendatang selesai dilakukan, maka jumlah yang diperoleh harus
dibandungkan terhadap luas lahan yang tersedia untuk perumahan serta
jumlah penduduk pada tahun peramalan untuk setuiap klasifikasinya yang
diproyeksikan harus di-adjust kembali sesuai dengan luas lahan yang ada.
E)menghitung pertumbuhan bangunan lainnya seperti telah dikemukakan
sebelumnya, maka untuk bangunan bangunan besar dan fasilitas umum
diadakan wawancara dan tingkat kebutuhan telepon pada tiap jenis
bangunan tersebut. Hal ini dikarenakan tingkat kebutuhan telepon pada
jenis bangunan tersebut sangat dipengaruhi oleh aktifitas yang
berlangsung didalam bangunan tersebut/ disini secara uum akan diberikan
contoh perhitungan untuk gedung bertingkat yang eksisting dan yang
direncanakan
Gedungan bertingkat yang eksisting
 Luas gedung = luas lantai x jumlah lantai x 0.7 dimana 0,7 luas
efektif bangunan terhadap kebutuhan telpon
 Kebutuhan telpon awal sesuai dengan hasil wawancara
 Nilai K (batas maksimum penetrasi) dapat diestimasikan dari hasil
wawancara dan tingkat pertumbuhan aktivitas dalam gedung
tersebut sehingga didapat K untuk persatuan luas gedung

Gedung baru dibangun dan direncanakan


 Untuk gedung baru dibangun yang sudah diketahui luasnya dan
aktivitas yang akan berlangsung dalam gedung sudah dapat
diperkirakan, maka perhitungannya adalah dengan membandingkan

:14
FP per satuan luas gedung eksisting yang ada yang mempunyai
aktivitas yang sama atau hampir sama dengan gedung yang baru
dibangun tersebut
 Untuk gedung yang baru direncanakan FP juga dengan
membandingkannya terhadap gedung eksisting yang kegiatannya
sama atau hamper sama, akan tetapi disini ada sedikit perbedaan
mengenai luas gedung yang akan diperhitungkan, dimana luas
gedung adalah : luas gedung = luas lahan x 0,6 x jumlah lantai x
0,7

2.8 PERHITUNGAN KEBUTUHAN TELEPON


Blok/Grid yang disurvey
Setelah FP dan jumlah bangunan untuk tiap klasifikasi diketahui, maka
dapat dihitung jumlah demand setiap klasifikasi dengan formula : demand = factor
penetrasi x jumlah bangunan. Setelah demand tiap klasifikasi diketahui, kemudian
besaran ini dijumlahkan untuk semua klasifikasi sehingga diperoleh demand
untuk 1 grid. Dengan rumus yang sama untuk mengetahui demand pada tahun
mendatang adalah : demand (T) = FP (T) x jumlah bangunan (T) kemudian harga
besaran yang diperoleh dimasukkan ke grid-grid yang disurvei.
Blok/Grid yang tidak disurvey
Gedungan bertingkat yang eksisting
 Luas gedung = luas lantai x jumlah lantai x 0.7 dimana 0,7 luas
efektif bangunan terhadap kebutuhan telpon
 Kebutuhan telpon awal sesuai dengan hasil wawancara
 Nilai K (batas maksimum penetrasi) dapat diestimasikan dari hasil
wawancara dan tingkat pertumbuhan aktivitas dalam gedung
tersebut sehingga didapat K untuk persatuan luas gedung
Gedung baru dibangun dan direncanakan
 Untuk gedung baru dibangun yang sudah diketahui luasnya dan
aktivitas yang akan berlangsung dalam gedung sudah dapat
diperkirakan, maka perhitungannya adalah dengan membandingkan
FP per satuan luas gedung eksisting yang ada yang mempunyai
aktivitas yang sama atau hampir sama dengan gedung yang baru
dibangun tersebut
 Untuk gedung yang baru direncanakan FP juga dengan
membandingkannya terhadap gedung eksisting yang kegiatannya
sama atau hamper sama, akan tetapi disini ada sedikit perbedaan
mengenai luas gedung yang akan diperhitungkan, dimana luas
gedung adalah : luas gedung = luas lahan x 0,6 x jumlah lantai x
0,7

:15
2.9 PERHITUNGAN KEBUTUHAN TELEPON
Blok/Grid yang disurvey
Setelah FP dan jumlah bangunan untuk tiap klasifikasi diketahui, maka
dapat dihitung jumlah demand setiap klasifikasi dengan formula : demand = factor
penetrasi x jumlah bangunan. Setelah demand tiap klasifikasi diketahui, kemudian
besaran ini dijumlahkan untuk semua klasifikasi sehingga diperoleh demand
untuk 1 grid. Dengan rumus yang sama untuk mengetahui demand pada tahun
mendatang adalah : demand (T) = FP (T) x jumlah bangunan (T) kemudian harga
besaran yang diperoleh dimasukkan ke grid-grid yang disurvei.

Blok/Grid yang tidak disurvey


Jumlah demand pada blok ini diasumsi sama dengan blok yang
karakteristiknya sama atau hampir sama blok yang disurvey. Dengan cara seperti
ini, maka keseluruhan grid yang ada dapat diketahui jumlah kebutuhannya
sehingga kebutuhan telpon untuk daerah 1 pelayanan sentral dapat diketahui
dengan menjumlahkan demand pada sebuah blok/grid.

Wawancara
Wawancara diperlukan untuk mengetahui data yang belum jelas dan akan
diperjelas perhitungan kebutuhan telpon. Sebelum melaksanakan wawancara,
terlebih dahulu kita mempersiapkan blanko wawancara yang memuat kolom-
kolom sehingga didapat data yang diperlukan. Data-data tersebut meliputi
 Nama dan alamat bangunan
 Jumlah ruang bangunan
 Ukuran luas lantai dan tanah gedung
 Klasifikasi peruntukan setiap ruang (kantor,toko,dsb)
 Jumlah satuan sambungan eksisting dan jumlah kebutuhan sebenarnya
 Data lainnya ( informasi terkait)
Dalam hal ini blanko didesain agar mudah dimengerti oleh orang yang
akan mengisi apakah surveyor sendiri atau diserahkan kepada pelanggan.
Hasil yang terbaik adalah apabila data-data diatas langsung ditanyakan
surveyor ke pihak penanggung jawab gedung/bangunan dan di isi sendiri
oleh surveyor

:16
2.10 MENENTUKAN BATAS PELAYANAN DAN LETAK SENTRAL
Batas pelayanan sentral
Yang dimaksud dengan batas pelayanan sentral adalah daerah yang dapat
dicatu oleh sebuah sentral telepon. Dalam menentukan batas pelayanan sentral
perlu diperhatikan kriteria sebagai berikut :
 Kebutuhan telepon untuk masa 20 tahun mendatang
 Syarat batas transmisi yang terdiri dari : redaman dan resistansi loop
saluran yang diperbolehkan
 Batas administrasi dari kota dimana sentral ditempatkan
 Sejauh mungkin dipergunakan batas alamiah seperti jalan, sungai dan rel
KA, kanal, dsb.

Menentukan letak sentral


Agar didapat suatu jaringan yang ekonomis, maka peletakan sentral harus
berada pada suatu titik sedemikian rupa sehingga jaringan yang ditarik semurah
mungkin. Untuk memenuhi hal tersebut dalam menentukan letak sentral
dipergunakan metode CCITT, yang caranya adalah sebagai berikut :
 Peta daerah pelayanan sentral yang sudah dibagi dalam blok-blok,
dilengkapi jumlah demand pada tiap-tiap blok menurut hasil survey
berdasarkan pola demand peramalan mikro
 Jumlah demand dalam tiap blok dijumlahkan secara horizontal dan vertical
 Hasil penjumlahan individu secara horizontal dinamakan ∑H1, sedang
hasil penjumlahan akumulatif secara vertical dinamakan ∑H2
 Hasil penjumlahan individu secara vertical diberi nama ∑V1, sedang hasil
penjumlahan akumulatif secara vertical diberi nama ∑V2
 Jumlah ∑H2 = jumlah ∑V2
 Kemudian jumlah ∑H2 atau ∑V2 dibagi 2 ( dua)sesuai dengan nilai hasil
bagi tersebut dengan nilai yang terdapat pada kolom ∑H2 dan kolom ∑V2.
Dari nilai yang sama atau yang mendekati pada kolom ∑H2. Di tarik garis
lurus horizontal, demikian juga dari nilai yang sama atau yang mendekati
pada kolom ∑V2 ditarik garis lurus vertical
 Pertemuan dari kedua garis tersebut merupakan lokasi teoritis dari sentral
Dalam realisasinya lokasi teoritis ini masih perlu diteliti dan di
pertimbangkan umpamanya hal-hal yang menyangkut :
 Tersedianya tanah pada lokasi yang masih diperkirakan dan belum
definitive

:17
 Harga dari tanah tersebut peraturan daerah setempat mengenai gedung
perkantoran
 Kondisi dan situasi sebenarnya dari lokasi teoritis tersebut
Setelah lokasi teoritis ditentukan kemudian dicari tiga lokasi dengan radius
maksimal 500 meter dari lokasi teoritis; untuk sebagai alternative pemilihan.
Syarat-syarat tanah yang dapat dipilih adalah :
 Bebas banjir
 Tidak dipinggir sungai atau rel kereta api
 Kondisi tanah stabil, rata dan hindari tanah galian/urugan
 Bebas dari jaringan listrik tegangan tinggi
 Bebas polusi
Cara penggambaran peta dasar
a) Siapkan peralatan seperti meja gambar, pena rapido, mistar dan
sebagainya.
b) Pasang kertas kalkier ukuran AO pada meja gambar dan jepit dengan pita
besi sehingga kertas melekat pada meja gambar. Permukaan meja gambar
terdapat magnet dan bila diletakkan pita besi maka pita besi tersebut akan
melekat pada meja gambar
c) Buat format pada kertas AO sesuai dengan ketentuan yang telah dibahas
pada bagian depan buku ini
d) Siapkan peta umum PEMDA sebagai contoh, gunakan peta dasar dari
KANDATEL untuk daerah-daerah penambahan atau perluasan jaringan
kabel.
e) Buat kotak-kotak grid ukuran 100 x 100mm sehingga nantinya setiap grid
akan berukuran 500 x 500 mm di lapangan kareana skala adalah 1 : 5000.
Bila peta umum dari PEMDA berskala 1 : 10.000 maka gambar tersebut
harus diperbesar oleh peta dasar sehingga skala mulai menjadi 1 : 5000.
Selanjutnya buat penomoran grid mulai dari pojok kiri atas kekananm bila
habis nomor selanjutnya mulai lagi dari kiri
f) Pindahkan gambar yang ada pada peta umum ke kertas baru diantaranya :
 Semua jaringan jalan, jembatan-jembatan, rel kereta api, sungai,
taman, dll
 Letak posisi gedung-gedung penting, monument bersejarah, gedung
ibadah dan lain lain
g) Plot letak sentral berdasarkan hasil perhitungan copper center. Bila sentral
telah ada buat sesuai aslinya dan buat pula batas pelayanan central
tersebut.

:18
2.11. PETUNJUK PELAKSANAAN SURVEY DEMAND
PENGUMPULAN DATA
a) Peta dasar skala 1 : 5000 ( DINTEK)
b) Peta dasar skala 1 : 1000 ( DINTEK)
c) Peta langganan ( dinas pemasaran)
d) Daftar langganan dan daftar tunggu ( dinas pemasaran)
e) Data-data statistic yang meliputi :
 Jumlah penduduk ydan tingkat pertumbuhannya
 Income per kapita? GRDP
 Jumlah bangunan dan laju pertumbuhannya
 Prosentase penggunaan lahan
 Fundamental plan
 Mastel palan dari service area
f) Data dari REI ( site plan)
g) Data dari instansi lain

2.12. PERHITUNGAN DEMAND PER STO


Menghitung Demand pada FP (0)
a) Buat grid ukuran 500m x 500m pada area pelayanan sentral (daerah seluas
10m x 10m pada peta lokasi skala 1 : 5000)
b) Tentukan klasifikasi area setiap grid ( perumahan, pertokoan, perkantoran,
dll)
c) Tentukan grid sampling ( sekitar 10% dari jumlah seluruh grid) untuk
menentukan factor penetrasi setiap jenis bangunan. Grid sampling ini
harus mewakili seluruh klasifikasi area
d) Data seluruh klasifikasi bangunan pada setiap grid pelayanan sentral.
Hasilnya dimasukkan pada FORM 01
e) Data jumlah telepon eksisting dan daftar tunggu berdasrkan klasifikasi
bangunan hanya pada grid sampling. Hasilnya masukkan pada FORM -1
f) Hitung factor penetrasi tahun ke 0 (nol) tiap klasifikasi bangunan pada
grid sampling dengan rumus

Dimana :
FP = factor pentrasi setiap jenis bangunan
Teleks = telepon eksisting tiap jenis bangunan
DT = daftar tunggu tiap jenis bangunan
SP = calon pelanggan potensial adalah 5% (tel+DT)

:19
Hasil perhitungan FP suatu jenis bangunan grid sampling digunakan untuk
menghitung demand dengan ketentuan sbb:
a) FP suatu grid sampling hanya digunakan untuk grid yang mempunyai
klasifikasi yang sama
b) FP untuk grid sampling yang mempunyai klasifikasi yang sama diambil
rata-ratanya
c) Hitung demand pada T+0 untuk suatu jenis bangunan dengan rumus FP x
jumlah bangunan
d) Demand pada tahun T+0 untuk suatu grid adalah hasil penjumlahan
seluruh demand untuk suatu jenis bangunana pada grid tersebut
e) Demand T+0 untuk daerah pelayanan STO diperoleh dengan
menjumlahkan seluruh demand pada grid
Perhitungan demand pada T : 5,10,15,20
1. Factor penetrasi pada T dihitung dengan rumus : FTP = FRO (1+GPRD) T,
dimana : GPRD = Tingkat pertumbuhan income perkapita rata – rata
penduduk. Hasil perhitungan dimasukkan pada FORM-02.
2. Demand untuk suatu jenis bangunan pada T 5, 10 ,15 dihitung dengan
rumus : DT = FPr x jumlah bangunan
3. Tahap selanjutnya sama dengan menghitung demand pada T + 0. Hasil
perhitungan pada FORM – 03

Perbandingan dengan makro :

1) Perbandingan hasil demand T + 5 , 10, 15 per STO dengan hasil


perhitungan demand makro.
2) Bila selisih yang ada lebih kecil dari 10% maka hasil nya dianggap valid.
3) Bila ternyata diperoleh nilai lebih besar dari yang disarankan maka demand
di ambil secara propolsional yaitu dengan rumus : D=∑ demand suatu grid x
( 1 M1 /M2 )
d= demand pada T = 5 ,10, 15
M1 = demand survey
M2 = demand makro

:20
2.13. PERENCANAAN JARINGAN AKSES FIBER

 Kapasitas Jaringan
 Area Layanan
TUJUAN  Performansi Sistem
PRANJARLOK
 Kualitas Layanan
 Biyaya

2. peramalan Demand

PERAMALAN JENIS
LAYANAN :
-POST
-Leased Line (LL)
-ISDN, dll.
PERAMALAN
DEMAND
PERAMALAN JUMLAH
KEBUTUHAN SS :
-KEBUTUHAN TELEPON : -
Metode Microscopic -Metode
Macroscopic
-KEBUTUHAN JASA

:21
Table 16.2 jenis layanan klasifikasii pelanggan
layanan PORT PAY A DIG ISDN ISDN 2Mb/s N x CA
pelanggan PHO N LL BRA PRA 64 TV
NE LL Kb/s
Perumahan   - - - - - 
-
Perkantoran         -
Komersial/      -  -
bisnis
Industry      -  -
Hotel         
Pendidikan       - - -
Rumah Sakit       - 
-
Polisi / ABRI   - - - - - - -
Sport Center    - - - - - -
Terminal   - - - - - - -
Banadara    - - -  -

Table 2.3 Nilai maksimum factor penetrasi


klasifikasi Pola Factor Keterangan
Lokasi Penetrasi
Maksimum
Dasar R1 2,5
Perumahan R2 2
R3 1
A 0,3
Kantor Bisnis O – H Perlu diteliti Survey
O–1 20
O–2 8
Komersial S–1 8
S–2 5
S–3 2
industri I-1 15 Untuk industry besar diarea
permukiman perlu diteliti
Area Fasilitas HTL 20
Umum S–U 2
HPL 100

:22
A–P 2
ARC Perlu diteliti

Perhitungan demand
 Pengenlompokan calon pelanggan berdasarkan klasifikasi
pelanggan, atau berdasarkan kasifikasi pelanggan, atau menurut
blok-blok yang ditetapkan developer bertujuan :
 Sebagai boundary pelayanan teknologi yang digunakan ( DLC dan
PON )
 Untuk memudahkan penentuan jenis tekonologi yang berdasarkan
kebutuhan tiap blok atau tiap klasifikasi pelanggan
 Pada PON untuk menentukan wilayah catuan serta tempat
meletakkan perangkat OLT , ODN , ONU
 Pada DLC untuk menentukan batas wilayah catuan dan
menentukan letak remote terminal (RT)
 Untuk memudahkan penentuan rute duct yang berkaitan dengan
perencanaan kabel primer dan kabel sekunder
 Perhitungan demand dilakukan berdasarkan jumlah kebutuhan
POTS dikalikan dengan factor penetrasi. Diadakan 2 pendekatan :
 Untuk daerah perumahan (residential) , dihitung berdasarkan
jumlah rumah
 Untuk HRB/ bisnis area, dihitung berdasarkan permintaan
developer untuk peruntukan dan luas bangunan
 Sedangkan untuk layanan selain POTS dapar dilakukan dengan
mengacu pada kabel

Flow chart perhitungan demand digambarkan sebagai berikut :

MULAI

WAJAR

Pelanggan

Perhitungan Demand POTS


SELESAI

Perhitungan Demand Service lain

:23
Gambar 2.2 perhitungan demand
Penentuan jenis teknologi
Untuk daerah baru yang hanya diketahui luas tanah dan peruntukannya,
perhitungan demand kebutuhan POTS dapar dilakukan dengan table berikut :

Table.16.4. Penentuan jenis teknologi


Luas Area Untuk 1 Line Peruntukan
Telepon (m )
2

120 Daerah Perumahan


100 Komersial/Toko

Penentuan teknologi dan batas daerah JARLOKAF


Untuk mencapai optimis hasil perencanaan, penentuan jenis teknologi
harus dipertimbangakan factor –faktor sebagai berikut :
 Klasifikasi pelanggan
 Perumahan
 Bisnis
 Industry
 Komersial
 Fasilitas umum
 letak Geografis
 tersebar
 terkonsentrasi
 kebutuhan jumlah satuan satuan sambungan
 kebutuhan jenis service

Table.2.5 Penentuan Teknologi Berdasarkan letak Geografis

Distribusi Pelanggan Teknologi


Terbesar PON
Terkonsentrasi PON atau DLC

:24
Table.2.6.Perbandingan Service DLC dan PON

SERVICE PON DLC


BASIC PRIMARY
POTS   
Paypone   
Leased Line analog   
Leased line digital 64   
Kb/s
ISDN BRA   
ISDN PRA   
Leased line N x 64 Kb/s   
Leased line 2 Mb/s   
ISDN BRA   

Survey
Pelakasanaan pekerjaan survey dilakukan 3tahap yaitu :
1) persiapan survey
2) survey pendahuluan
3) survey lapangan

persiapan survey
yang perlu disiapkan sebelum dilakukan survey adalah sebagai berikut :
1) peta kota yang akan disurvey yang mencakup daerah layanan sentral yang
berskala 1 : 5000 peta ini dibagi dalam blok – blok sesuai dengan ukuran
“grid” yang telah ditentukan
2) semua informasi berupa data – data dan gambar –gambar yang mencakup
rencana pembangunan atau peluasan wilayah yang meliputi : rencana
pengembangan / pembanguan : industry , pertokoan dan perkantoran
perumahan pariwisata, dsb.
3) Kependudukan yang diperinci sebagai berikut : jumlah penduduk , laju
pertumbuhan penduduk pertahun, estimasi jumlah penduduk per tahun
4) Perkonomian diperinci sebai berikut :besarnya GDP perkapita,
pertumbuhan GDP perkapita/ tahun pelistrikan.

:25
Semua informasi mengenai jaringan telepon yang sudah ada yang berupa
data- data gambar dari :
1) Rangka pembagi utama
2) Jaringan kabel primer berikut RK yang ada
3) Jaringan kabel sekunder berikut titik pembagi nya
4) Jaringan kabel distribusi
5) Skema kabel duct dan okupasinya

Survey pendahuluan
Berupa pengenalan medan garing lapangan yang meliputi : Meneliti dan
mencocokan data – data yang diperoleh dalam bidan social dan ekonomi dengan
keadaan sebenarnya dilapangan serta mengandakan analisa dari hasilnya
mengadakan penelitian dan mencocokan data/ gambar yang telah diperoleh
mengenai jaringan kabel yang telah ada dilapangan dan membuat resume
mengenai
 Calon pelanggan yang terdaftar
 Sirkit lain yang ada pada jaringan tersebut
 Kondisi kabel primer dan sekunder berikut kapasitas dan jumlah
candangannya.

Survey lapangan
Pelaksanaan suvey lapangan :
 Dilakukan untuk setiap daerah pelayanan yang direncanakan akan
dibangun atau diperluas jaringan kabel nya
 Secermat mungkin, dari rumah kerumah, tiap jalan dan objek untuk
mendapatkan data sebanyak mungkin

Survey demand
Untuk mentukan jumlah keseluruhan demand yang telah ditentukan untuk
periode 0,5 , 15 tahun dilakukan survey sebagai berikut :
 Dengan peta daerah pelayanan yang berskala 1 : 5000 dibuat
penggolongan daerah menurut klasifikasi yang telah ditentukan
 Dari hasil survey lapangan dan data masukan dibuat analisa dan
dirumuskan pola demand.

:26
Survey teknik
Survey teknik dikerjakan bersamaan dengan survey demand.
Data yang terkumpul digunakan :
 Menentukan batas – batas daerah pelayanan
 Menetukan lokasi sentral , spliter dan ONU
 Menentukan jalannya kabel (cable – run ) dalam daerah pelayan
sentral baik kabel primer maupun sekunder.
 Menentukan pengelompokan pencatuan kabel baik kabel primer
maupun kabel skunder

PENAMAAN PERANGKAT JARLOKAF UNTUK TEKNOLOGI PON
X X XX X XX

2 digit nomer ONU


1 digit PS
2 digit nomor OLT
1 digit nomor ADM
1 digit nomor ring SDH

Gambar 16.3 penamaan perangkat jarlokaf

2.14 Perencanaan jaringan seluler


2.14.1 pendahuluan
1) Prediksi gross income (pendapatan kasar). Berbagai upaya dapat
dilakukan untuk meneliti gross income diantaranya adalah penelitian
populasi penduduk, rata- rata income , tipe-tipe bisnis yang
berkembang , dll.
2) Pengenalan competitor penting untuk diketahui situasi competitor yang
ada , untuk memastikan ada nya peluang. Dalam hal ini bias dilihat
cakupan dari competitor, performansi sistemnya , maupun jumlah
pelanggan untuk dibandingkan jumlah pelanggan potensial yang belum
terlayani.
3) Keputusan cakupan geografis pertanyaannya adalah : mana daerah
geografi yang dicakup system yang diinginkan serta layanan apa yang

:27
Start Traffic & Covera ge analysi
cocok untuk daerah tesebut ? pertayanaan tersebut harus di jawab
untuk kemudian diteruskan dibagian teknik

Nominal celi plan


System tuning

Implementation Surveys

System Design

Gambar 2.4 urutan perencanaan jaringan seluler

Apa sesungguhnya peranan seorang enginer ?


1) Memulai sketsa pada daerah pelayanan tujuan nya adalah
menghasilkan cakupan service pada daerah pelayanan dengan sedikit
mungkin pada sel, kapasitas sebesar mungkin untuk alokasi BW yang
diberikan , serta kualitas sebaik mungkin.
2) Menentukan jumlah kanal RF yang diperlukan untuk dilayani perdiksi
traffic pada jam sibuk sampai beberapa tahun kedepan
3) Studi problem interferensi cochannel interference ,adjacent channel
interference , maupun juga kemungkinan terjadinya inter modulasi dari
setiap sel. Selanjut nya mencari cara-cara untuk mengatasi hal itu
4) Studi mengenal probabilitas blocking pada tiap sel , serta mencari
langkah-langkah untuk meminimisasi hal tersebut
5) Perencenanaan teknologi untuk menyerap palanggan baru. Jumlah
kenaikan pelanggan baru akan tergantung pada biaya komunikasi ,
performansi system, serta juga kecenderungan bisnis.secara teknik
harus dipikirkan upgrading system , teknik-teknik pengenmbangan
kapasitas untuk BW yang terbatas pada layanan system komunikasi
bergerak

:28
Lalu sebelum merencanan kan system , seorang enginer harus memiliki
pengetahuan yang mendalam mengenai dasar-dasar teknologi seluler , yang
meliputi struktur sel, channel assignment , cell splitting , system
overlay ,pemrosesan panggilan , konsep propagasi radio , dan prinsip – prinsip
lainnya .
Seperti yang sudah dijelaskan dimuka, bahwa langkah pertama desain
jaringan telekomunikasi selalu berdasar tentang estimasi apa yang akan terjadi
pada masa datang terhadap jaringan yang hendak direncanakan.dalam hal ini
prediksi trafik telekomunikasi merupakan hal penting yang pertama kali akan
dilakukan.
Filosofi umum dari desain jaringan telekomunikasi adalah mendapatkan
performansi terbaik dengan minimal cost. Performansi radio meliputi kualitas
kanal fisik untuk control/ signaling dan juga kanal fisik suara. Dalam kaitan ini,
ukuran dari kualitas transmisi adalah S/(I+N) atau biasa disebut RF signal to
imprairement ratio.
Seorang RF enginer harus menganalisi 2 macam kondisi :
1) Pada kondisi yang terburuk , dan
2) Pada kondisi rata-rata yang dicapai oleh jaringan yang
3) Didesain. Dalam hal ini, kondisi performasi rata – rata akan
menunjukan ukuran perspsi pelanggan mengenal kualitas yang akhir
nya bermuara pada kepuasan pelanggan. Sedangkan analisis kondisi
terburuk adalah untuk mencegah berbagai kasus terburuk yang
mungkin akan terjadi.
Adalah cukup sulit untuk mencapai performansi yang diharapkan pada
lingkungan komunikasi mobile yang sangat kompleks. Karena itu diharapkan
seorang enginer memiliki berbagai pengetahuan untuk melakukan optimalisasi
system yang nantinya akan mmelibatkan berbagai solusi kompromi dari berbagai
kondisi trade off yang nantinya akan dihadapi. Berbagai metooda optimalisasi
jaringan komunikasi bergerak seluler ini deberikan pada bagian selanjutnya
`

:29
2.14.2 Grade of service (GOS)
 Informasi tentang intensitas trafol selama jam sibuk akan
menjadi dasar untuk mensioning system wireless pada nilai grade
of service yang ditentukan
 Grade of Service adalah probabilitas panggilan ditolak selama
jam sibuk dalam lingkungan wireless, targer desain GOS adalah 2
% atau 5% (BOU) wireless digunakan untuk melengkapi wireline
pada aplikasi bisnis seperti pada low tier PCS
 Tabel GOS diperlukan untuk mengetahui berapa kanal yang
dibutuhkan untuk minimum GOS yang dipersyaratkan jika system
tidak didimensioning untuk mendukung trafik, maka panggilan
akan sering ditolak (GOS)
Karakteristik mobile traffic
 Trafik mobile subscriber secara tradisonal umumnya adalah 25 –
35 merlang selama jam sibuk
 Jam sibuk secara tradisional adalah sekitar jam 10 pagi , dan
antara pk 13.00 sd. 15.00
 Pelanggan mobile sekarang memiliki karakteristik yang relati
berubah sedemikian : kata jam disni dalam konteks berarti adalah
periode, dan tidak berarti/ tidak selalu 60 menit
 Pelanggan sekarang tidak didominasi oleh para pekerja yang
memiliki mobilitas tinggai yang melakukan panggilan saat jam
kerja
 Jam sibuk sekarang cenderung bergeser ke pk .16.00 sd pk 19.00
( memerlukan penelitian lebih lanjut )
 Intensitas trafik tiap pelanggan sekarang cenderung meningkat.

Kapasitas jaringan traffic demand


Analisis statistic pertumbuhan pelanggan diperlukan untuk estimasi
jumlah pelanggan pelanggan pada wakut- waktu mendatang. Ukuran sel yang kita
racang, harus mampu melayani sejumlah user yang diprediksikan pada suatu
daerah ( traffic deman ) demand traffk selaludihitung samapi beberapa tahun
kedepan ( 5 tahun. 10 tahun, dsb) untuk mengamankan investasi dan tergantung
juga dari prospek bisnis, efisien berkaitan dengan laju perkembangan teknologi,
dsb. Uumnya untuk penentuan lokasi, dan jaringan fixed kabel (jika ada ) akan

:30
direncanakan untuk waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan jaringan
perangkat radionya. ATOT = jumlah estimasi user x trafik rata-rata per-user
Kapasitas jaringan akan tergantung kepada lebar pita (bandwith) yang
diberikan, serta pada efisien spktral komunikasi yang bersangkutan yang akan
diimplementasikan.

2.14.3 coverage
Salah satu tujuan perencanaan jaringan telekomunikasi bergerak
wireless adalah memberikan layanan komunikasi pada cakupan (coverage) yang
sudah ditentukan. Cakupan yang ditentukan tergantung kepada kapasitas yang
hendak dicapai, seperti yang sudah kita bahas pada bagian sebelumnya.
Pembahasan topic coverge akan dimulai dari pertanyaan : berapa daya
pancar yang diperlukan untuk menjangkau sisi terluar sel ? jawaban dari
pertanyaan ini akan dijawab dalam perhitungan link budget.
Perhitungan link budget mengharuskan seorang enginer untuk
mengetahui berbagai redaman, loss, margin, serta gain-gain sepanjang lintasan
daya untuk komunikasi uplink dan downlink.
Secara pinsipil, daya yang ada dipenerima harus selalu lebih besar
atausama dengan leveldaya ambang yang telah dipersyaratkan. Dan menjadi tugas
enginer adalah merencanakan
1) berapa daya yang diperencanakan
2) berapa margin yang diperlukan untuk mengakomodasi terjadinya
fading dan interferensi,dan
3) mengestimasi loss propagaso sejarak jari-jari sel.
Perhitungan yang semakin akurat akan semakin baik disebabkan karena
perhitungan link budget berkaitan dengan kelas- kelas daya dari perangkat
system yang kita rencanakan.

Kualitas jaringan
 kualitassistem seluler di tunjukan oleh parameter BER ( bit error
rate) availabilitas cakupan, dan juga oleh probabilitas blocking
 desain pertama jaringan selular adalah berdasarlan atas trafik yang
ingin dicapai, dalan hal ini mngacu pada probabilitas blocking.
 Untuk parameter kualitas berikutnya BER akan berkorelasi dengan
threshold, dan availability berkorelasi dengan margin fadling yang
diberikan.lihat kembali modul sebelumnya tentang fadling margin.

:31
 Pemilihan perangkat RF juga menempati posisi penting dalam hal
memeprbaiki kenirje system dengan jalan memperkecil Noise
Figure perangkatRF.

Planning Tool
 Contoh software planning tool yang sering digunakan adalah
planet (MSI) atau wizard (agilent) sangat menolong dalam melihat
hasil simulasi coverage perencanaan
 Dari software tersebut juga bias dilihat cochannel interference dan
adjacent channel interference , serta secara merencanakan
frekuensi dan kode setiap sel
 Dalam software,kita memasukkan parameter data lokasi site dan
informasi peta (kontur dan bangunan) dan segera bias melihar
hasilnya
 Pada prinsipnya, siftware palnning tool tersebut mengestimaso
dengan cukup akurat kuat sinyal pada bagian-bagian wilayan
perencanaan.

2.14.3 CDMA 2000 1x network planning


Pendahuluan
Basic network objective :

1) Coverage jumlah sel yang cukup untuk memberikan cakupan service


pada daerah implementasi
2) Building/vechile penentration : memberikan level sinyal yang cukup
untuk penetrasi gedung dan kendaraan
3) Memastikan dimensioning yang tepat untuk grade of service yang
diinginkan ( missal prosentase blocking )
4) Membangun jaringan dan mencapai implementasi komersial pada
waktu yang tepat untuk mencegah kerugian signifikan akbibat ptensial
costumer dari pada competitor.
5) Mendesain membangun ,dan mengatur jaringan untuk memberikan
service yang andal ( relative, bebas. Dari kesalahan pembangunan
hubungan, drop call, kualitas sinyal yang jelek, dsb)
6) Memberikan return on investment (ROI) yang cukup untuk
mendukung operasional dan kembalinya modal. Pertimbangan
ekonomi :
a. Mendukung operasional jaringan
b. Mendukung kemungkinan pertumbuhan (ekspansi) jaringan
c. Menutupi biaya depresiasi perangkat jaringan

:32
d. Network desain mempengaruhi semua objective tadi
e. Tigal hal yang pertama disebut, secata langsung menghasilkan
desain network yang baik. Sedangkan tigal hal berikutnya
konsekuensi logis dari suatu desain network yang baik
Analisi deman
Aspek – aspek perencanaan jaringan cdma 2000 1x
Dihitung demand trafik untuk masing-masing criteria daerah layan dan
dilakukan perhitungan kebutuhan sel/sector untuk masing- masing criteria daerah
tersebut

Aspek –aspek perencanaan jaringan cdma 2000 1x


 Persamaan reverse pole capacity diatas dapat diaplikasikan untuk
IS-95 atau IS -2000
 Bilai syarat parameter performansi Eb/(No+lo), bergantung pada
kecepatan, FER,diversitas, kesempurnaan dekoreiasi, dsb
 Untuk fixed system, E b ( No/lo) requirement lebih rendah 3,4 dB
tergantung situasi, sehingga kapasitas akan lebih besar
 Dalam desain, diasunsukan reverse pole capacity tidak akan
dicapai, umumnya perencanaan mengasumsikan kapasitas reverse
link adalah 75% dari reverse pole capacity ( 75%= loading factor )
 Untuk asumsi-asumsi yang diberikan, kapasitas pole reverse ~ 19
(untuk GOS 2% ! 12,3 erlang per-sektor)

Reverse link budget


 Penentuan system berbatas cakupan atau system berbatas cakupan
atau system berbatas kapasitas didasarkan pada besarnya pathloss
yang terjadi pada ujung sel.
 Perhitungan pathloss untuk daerah urban dan daerah suburban
menggunakan persamaan okumura-hatta.
 Hasil perhitungan pathloss untuk daerah urban adalah 1 35,92 dB
dan untuk daerah sub urban adalah 129,21 dB
 Dari hasil diatas didapatkan pathloss < maximum allowable
pathloss , sehingga system berbatas kapasitas

Forward link budget prosentase daya kana forward :


 Kanal pilot 14,83 % pcell = 31,711dBm
 Kanal sync 1,483% pcell = 21,711dBm
 Kanal paging 7% pcell =28,451 dBm
 Kanal trafik 76,69% pcell = 38,847 dBm
 Kanal tafik per user = 27,774 dBm

:33
Konsep optimasi
Optimasi pada system CDMA berkaitan dengan kerberhasilan penanganan
interferensi pada system.
 Factor interferensi (f)
o Implementasi single cell ( rural sel) mentebabkan f =0
sehingga kapasitas naik
o Antenna yang memiliki karakteristik backlobe minimum
akan berkontribusi terhadap pengurangan interferensi
sehingga kapasitas akan naik
o Kondisi daerah turut berkontribusi terhadap kapasitas,
sehingga probailitas bloacking juga merupakan fungsi dari
mean pathloss exponent

 Gain sektorisasi (Gs) implementasi sector yang semakin banyak


akan mampu menekan interferensi lebih baikm sehingga kapasitas
semakin beasr. Konsep optimasi ini dapat dimulai dari rumusan
kapasitas system CDMA yang merupakan fungsi dari parameter-
parameter yang bias berubah tergantung dari kondisi implementasi.

:34

Anda mungkin juga menyukai