PRINSIP
PERENCANAAN JARLOKAT
1. TUJUAN PELATIHAN.
Setelah mengikuti Pelatihan, Siswa :
a.Mengetahui Faktor- faktor yang mempengaruhi permintaan Sambungan Telekomunikasi.
b.Memahami kegunaan Peramalan Demand (kebutuhan).
c.Memahami metode Peramalan dengan berbagai pendekatan.
d.Memahami metode dan langkah PERENCANAAN JARKAB
2. DEFINISI PERENCANAAN.
Langkah pertama proses managemen, untuk mengarahkan suatu potensi atau suatu kelompok
orang dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan / sasaran yang telah ditetapkan secara efektif
dan effisien.
b. JARINGAN PENGHUBUNG.
1) Jaringan Kabel Penghubung Metalik.
2) Jaringan Kabel Penghubung PCM.
3) Jaringan Kabel Penghubung Fiber Optik.
4) Jaringan Penghubung Radio / Digital Micro wave.
1. Peramalan
Perkiraan tentang sesuatu yang akan terjadi pada waktu yang akan datang yang didasarkan pada
data yang ada pada waktu sekarang dan waktu lampau (historical data)
Tujuan Peramalan
Memberikan informasi dasar yang diperlukan untuk perencanaan
Perencanaan
1. Langkah pertama proses managemen, untuk mengarahkan suatu potensi atau suatu kelompok
orang dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan / sasaran yang telah ditetapkan secara
efektif dan effisien.
2. Tindakan pemilihan fakta dan usaha menghubungkannya serta pembuatan dan penggunaan
asumsi-asumsi mengenai waktu yang akan datang, dalam hal menggambarkan serta
memformulasikan sktifitas-aktifitas yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil
yang diinginkan.
¨ Trend Kuadratik
Y’ = a +bX + c X2
Untuk mencari nilai konstanta a, b dan c
menggunakan persamaan sebagai berikut :
an + b å X + c å X2= å Y
a å X + b å X2+ c å X3 = å XY
a å X2+ b å X3+ c å X4 = å X2Y
dimana : Y = Data yang akan diramalkan
X = Periode waktu ( untuk n ganjil : -x,-1,0,1,x dan n genap : -x,-3,-1,1,3,x )
n = Banyaknya waktu pengamatan .
¨ Trend Eksponensial
Trend eksponensial dipergunakan untuk
meramalkan pola data yang kenaikannya/
penurunannya sangat cepat (konstan secara
logaritmis).
Bentuk persamaan trend eksponensial ini adalah :
Y= a.bx
dimana a dan b adalah konstanta
¨ Kurva Logistik
K
Y’ =
1 + me-bt
dimana : m>0 , b>0
a =å Yi / n ; b = å Xi.Yi / å Xi
Y’ = K - a . bX
dimana : a>0 , 1>b>0
a =å Yi / n ; b = å Xi.Yi / å Xi
b. Metode Regresi
¨ Faktor = hubungan sebab akibat dengan satu atau lebih variabel bebas
¨ Tujuan = Untuk mendapatkan bentuk hubungan antara variabel bebas dan variabel tak bebas
(variabel yang akan diramal).
Pada metode regresi ini terdapat dua trend regresi yaitu :
¨ Regresi Linier
- Sederhana
- Berganda
¨ Regresi non linier
- Sederhana
- Berganda
Rumus r adalah :
2) Regresi Linier
Penerapan garis regresi linier diterapkan melalui titik-titik koordinat diagram pencar
a) Sederhana (terdapat 1 var. bebas)
Y’ = a + b X
Y’ = Variabel tak bebas misal Jumlah permintaan telepon
X = Variabel bebas misal PDRB, Jumlah penduduk dll
a&b = Konstanta
4). Hubungan Kurva Positip 5) Hubungan Kurva negatif 6). Ada Hubungan Kurva.
Gambar . 7 . Contoh hubunggan Kepadatan Telepon dan National income dari 58 negara.
Batasan :
Untuk pemilihan perhitungan FP Future (peramalan) perlu diperhatikan batasan- batasan
yang berlaku :
FP future hasil perhitungan lebih kecil dari FPmaksimum, maka untuk perhitungan demand
selanjutnya digunakan FP hasil perhitungan (FP nya dapat diterima )
FP future hasil perhitungan lebih besar dari FP maksimum, maka perhitungan
selanjutnya digunakan FP maksimum
RANCANGAN DASAR
Untuk menentukan lokasi teoritis Sentral Telepon langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
1). Peta suatu daerah Sentral Telepon dibagi kedalam Grid-grid lengkap dengan jumlah
dimasing-masing grid telah dihitung sebagai hasil survey yang mana didasari pola demand.
2). Jumlah individu horizontal å H1, jumlah akumulatif horizontal, Akumulatif horizontal å H2,
jumlah individu vertikal å V1 dan jumlah akumulatif Vertikal å V2. Jumlah Total å H2 - å
V2.
3). Kemudian jumlah å H2 atau å V2 dibagi 2
4). Garis Pertemuan horizontal dan vertikal adalah Lokasi sentral secara teoritis.
Didalam kenyataan lokasi sentral secara teori harus diadakan pemeriksaan lagi, dengan
mempertimbangkan pada hal-hal Sbb:
- Tersedianya tanah kosong didalam daerah perkiraan.
- Harga Tanah.
- Peraturan Pemerintah setempat.
3. RUMAH KABEL.
SPESIFIKASI TELKOM STEL-L-005 /R.1.A, B, C, D
a. Fungsi RK : - Menyambung Kabel Primer dan Kabel Sekunder.
- Berfungsi sebagai titik pengetesan
b. Persyaratan Rumah Kabel.
1). Mudah dipasang.
2). Bisa ditingkatkan pada kapasitas tertentu.
3). Mempunyai dimensi (ukuran) yang relatif kecil.
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
4). Kuat terhadap kerusakan mekanik.
5). Tahan Terhadap Cuaca.
6). Dapat dikunci.
c. KAPASITAS RK.
1). Untuk Demand 10 s/d 20 Tahun.
2). Kapasitas 2400 pasang (pair).
P : 800 s/d 1000 pair .( maksimum 1000 ss).
S : 1200 s/d 1400 pair
3). Kapasitas 1600 pasang (pair).
P : 300 s/d 600 pair . (maksimum 600 ss).
S : 500 s/d 800.pair.
4). Kapasitas 800 pasang (pair).
P : 300 pair (maksimum).
S : 400 pair
d. TERMINAL BLOK DAN KABEL EKOR
1) Kapasitas 100 pasang.
2) Dengan Tail cable atau tanpa tail kabel.
3) Jenis : Tekan Sisip, solder, slotted/plintir dsb.
e. TAIL CABLE.
1). Untuk kerapian Terminal Blok RK.
2). Kapasitas setiap Tail Kabel minimal 100 Pair.
3). Penyambungan Kabel dilakukan di Hand Hole.
1. DASAR RANCANGAN.
Dasar Rancangan pembuatan rancangan jaringan kabel telepon dilaksanakan berpedoman kepada
Rancangan Dasar yang telah disetujui oleh manajemen. Sehingga pembuatan Rancangan rinci adalah
penjabaran Rancangan dasar yang dibuat secermat mungkin, apabila perlu pada saat pembuatan
rancangan ini selalu mencari informasi dari PEMDA setempat agar arah pembangunan tidak banyak
berubah.
b. KONSTRUKSI.
1). Pengukuran :
Adalah mengukur semua jarak yang menyangkut.
a). Panjang kabel yang digunakan menurut jenis dan diameter uratnya.
b). Jenis Galian yang dilalui oleh rencana rute kabel tersebut.
c). Rute Duct Kabel dengan catatan bahwa pengukuran sedapat mungkin dilakukan berulang
kali untuk mendapatkan rancangan yang paling baik lengkap dengan levelling ketinggian
rute.
2). Menghitung peralatan yang diperlukan.
a). Kabel dan alat bantunya.
b). RK dan TP beserta alat bantunya.
c). Sistim Alarm dengan tekanan gas.
3). Pemilihan Kapasitas, Jenis dan diameter kabelnya.
a). Pemilihan Kapasitas kabelnya berdasarkan : Pengelompokan Catuan, Konfigurasi jarkab,
kemampuan produksi jaringan kabel.
b). Jenis Kabel ditentukan oleh penggunaannya.
- Malalui duct : menggunakan kabel duct (duct kabel).
- Ditanam langsung : menggunakan kabel tanam langsung.
- Dipasang didalam rumah : menggunakan kabel rumah / kabel PVC (indoor cable).
c). Diameter Urat Kabel.
Menghitung ukuran diammeter urat kabel yang akan dipergunakan harus berpedoman
pada:
- Syarat batas transmisi dan sinyal dari sistim jaringan lokal.
- Diameter urat kabel untuk kabel primer dan sekunder harus sama (homogen).
4. PENGHITUNGAN VOLUME.
a. UMUM.
Perhitungan volume material dan pekerjaan dilakukan setelah gambar rancangan
dasar (basic design) dan rancangan rinci (detail design) disetujui oleh pejabat yang
berwenang.
Perhitungan dilakukan berdasarkan gambar rancangan.
Hasil akhir dari proses perhitungan dimasukkan dalam model Plan unit.
b. PENGHITUNGAN VOLUME.
Perhitungan volume material maupun instalasi jaringan kabel lokal dibuat berdasarkan gambar -
gambar rancangan jaringan sebagai berikut :
1). Berdasarkan gambar skema kabel primer dapat dihitung material :
- Material Kabel primer.
- Alat sambung.
- Rumah Kabel lengkap dengan terminalnya.
2). Berdasarkan skema kabel sekunder dapat dihitung material :
- Material Kabel Sekunder.
- Alat Sambung .
- Kotak Pembagi lengkap dengan terminalnya.
- Tiang Telepon KP / Tiang rute beserta kelengkapannya
- Temberang sokong , tarik dan kelengkapannya.
- Sambungan pembagi atas / bawah tanah.
- Tanda rute tanda sambung.
3). Berdasarkan gambar skema duct dapat dihitung jumlah pipa, jarak dan type MH/HH.
4). Berdasarkan skema kabel primer dengan SATG dapat dihitung jumlah komponen SATG.
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
5). Berdasarkan lokasi kabel primer, sekunder dan duct dihitung jumlah galian dan komposinya,
6). Berdasarkan gambar konstruksi dihitung kebutuhan material untuk lintasan dengan konstruksi
yang diperlukan.
7). Berdasarkan gambar RPU, dihitung material rak yang diperlukan , terminal strip 100” untuk
MDF, perluasan MDF, Cable chamber dan cable vault dan pekerjaan lain yang berkaitan
dengan RPU.
8). Berdasarkna data kebutuhan material diturunkan volume pekerjaan untuk penggalian,
perbaikan kembali, penarikan kabel, pemasangan tiang dan kelengkapannya, pemasangan
temberang, RK , KP, sambungan pembagi atas/bawah tanah, pembuatan rangka pembagi
utama dan pekerjaan MDF lainnya, pemasangan / pembuatan duct kabel MH/HH dan
pekerjaan MDF lainnya, pemasangan/pembuatan duct kabel, MH/HH dan pekerjaan pekerjaan
sipil lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan pembangunan jarkab.
Diagram Batang
A2
A1
A3 A4
A4
Gbr : Ukuran kerta gambar
Ketebalan kertas kalkir
Ketebalan kertas kalkir adalah 80/85 gram. Khusus untuk gambar yang berukuran A0
dianjurkan dengan ketebalan 100/105 dengan maksud lebih kuat, tidak mudah sobek
dan kusut serta lebih mudah dan lancar digambar
Penggunaan kertas kalkir
Kertas kalkir ukuran A0 digunakan untuk :
Peta Umum dan Dasar
Skema Duct
Skema kabel primer
Skema SATG
Gambar lain yang dianggap perlu
Untuk mengetahui ukuran kertas dan ukuran gambar dapat dilihat seperti dibawah ini
10 mm
30 mm
Ada perbedaan ukuran gambar skema kabel sekunder dengan peta lokasi.
Pada peta lokasi harus disesuaikan dengan luas dari grid peta. Untuk jelasnya lihat gambar
dibawh ini
10 mm Garis Luar
tebal 0,3 mm
30 mm Frame
tebal
1,0 mm
10 mm Garis luar
Ruang tempat tebal 0,3 mm
gambar penampang
Format Grid jalan
Luas 500 mm x 500 mm
30 mm Frame
tebal
1,0 mm
Garis batas
Tebal
0,8 mm
Gbr.4 : Ukuran kertas A1 untuk peta lokasi duct / Kabel Primer dan Sekunder
120
MENYETUJUI
Nomor KABAGPRAN DIVRE- I
Grid
…………………..
NIK
60 60
130
MENGETAHUI MENYETUJUI
KABIDREN DIVRE- II KASUBIDREN DIVRE-II
50,0
……………………………….. ……………………………
NIK. NIK.
65 65
4 mm
4.1 KOTAK PEMBAGI
4.1.1KP TIANG
a. TANPA PELINDUNG
BARU 4 mm
LAMA 4 mm
b. DENGAN PELINDUNG
BARU
LAMA
RA 04 = NOMOR LAMA
RA 04
c. KP TIANG DIUBAH / DI- 4 mm RA 10 = NOMOR BARU
GANTI DENGAN TP BA-
5 mm
WAH TANAH RA 10
RA 06 = NOMOR LAMA
d. KP TIANG DIGANTI NO- RA 06
MOR RA 08 = NOMOR BARU
RA 08
LAMA
LAMA
4.1.3TERMINAL POST /
PILAR / TIANG
PEMBAGI
BARU
LAMA
P1
KT 600/0,6-120.0 KT = IDENTITAS UNTUK KABEL
b. KABEL TANAH P2 TANAH
KT400/0,6-120.0 600/0,6 , 400/0,6 = KAP KABEL
TANAH
KT 200/0,6-5.0
P1 (1-200) RA = NAMA RUMAH KABEL
5.2 DI RUMAH KABEL
1600 = KAPASITAS RK
(RK )
a. KABEL PRIMER
KT 100/0,6-5.0 300 = KAP KABEL PRIMER
P1 (201-300) YANG MASUK RK
500 = KAP KABEL SEKUNDER
RA 1600 YANG KELUAR RK
P1(1-200) = PAIR KABEL PRIMER
P1 DARI 1 S/D 100
P1(201-300) = PAIR KABEL
PRIMER P1DARI 201 S/D 300
KT 200/0,6-160.0
S2 (1 - 200) S2 (1-200) = PAIR KABEL SEKUN-
DER S2 DARI 1 S/D 200
RA 1600 KT 100/0,6-105.0
S3 (1 - 100)
S3 (1-100) = PAIR KABEL SEKUN-
300 / 500 DER S3 DARI 1 S/D 100
KT 100/0,6-85.0
P1 (1101-1200)
A03-100”
P3(1101-1200)
KT 100/0,6-65.0
S1 (41-50)
b. KP DINDING
JL. MAWAR MAWAR, PANCORAN 1 = NAMA
MK.TOKO JALAN YANG DILALUI KABEL
RA21-20”
S1(151-160)
RA20-20”
S1(161-180)
KT 100/0,6-65.0
S1 (41-50)
JL. PANCORAN 1