Anda di halaman 1dari 8

PT.

KENCANA ADHI KARMA

PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA
Pada bagian ini menguraikan tentang pendekatan teknis dan metodologi yang akan
akan digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran. Selain itu juga menguraikan
tentang program kerja terkait dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan yang
disusun secara sistematis dan terarah guna mencapai tujuan dan sasaran. Serta
juga akan menguraikan tentang organisasi serta personil yang akan terlibat dalam
pelaksanaan pekerjaan baik tenaga inti maupun tenaga pendukung.

E.1

PENGERTIAN DAN SISTEM ATCS

ATCS adalah sebuah sistem pengaturan lalu lintas bersinyal terkoordinasi yang
diatur mencakup satu wilayah secara terpusat. Dengan ATCS maka dapat
dilakukan upaya manajemen rekayasa lalu lintas yang mengkoordinasikan semua
titik-titik persimpangan bersinyal melalui pusat kontrol ATCS, sehingga
diperoleh

suatu

kondisi

pergerakan

lalu

lintas

secara

efisien.

Dengan ATCS, penataan siklus lampu lalu lintas dilakukan berdasar input data
lalu lintas yang diperoleh secara real time melalui kamera CCTV pemantau lalu
lintas pada titik-titik persimpangan. Penentuan waktu siklus lampu persimpangan
dapat diubah berkali-kali dalam satu hari sesuai kebutuhan lalu lintas paling
efisien yang mencakup keseluruhan wilayah tersebut.

Untuk itu maka pengoperasian ATCS diatur dengan sebuah sistem kontrol
terpadu yang melibatkan beberapa komponen berupa :
1. Pengatur arus persimpangan berupa lampu lalu lintas
2. Penginput data lalu lintas berupa kamera CCTV pemantau
PENYUSUNAN DED (DETAIL ENNGGINERING DESIGN) ATCS TAHAP 1 DI KOTA
DENPASAR

E1

PT. KENCANA ADHI KARMA


3. Pengirim data berupa jaringan kabel data atau pemancar gelombang
4. Software sistem ATCS
5. Ruang kontrol (Central Control Room) ATCS plus operatornya

Beberapa penelitian berhasil membuktikan bahwa penerapan ATCS dapat


berpengaruh secara signifikan dalam memecahkan masalah-masalah lalu lintas di
perkotaan. Indikator perbaikan kinerja persimpangan dapat dilihat dengan
adanya penurunan waktu tundaan, panjang antrian, derajat kejenuhan dan waktu
tempuh perjalanan yang lebih singkat. Sekalipun demikian sistem ATCS tetap
memiliki kelemahan berupa biaya investasi, perawatan dan operasional yang
relatif mahal terlebih jika mengingat beberapa kebiasaan buruk kalangan
masyarakat kita yang kurang merawat bahkan suka menjahili perlengkapan
fasilitas-fasilitas umum.
Sistem ATCS yang dapat bekerja menentukan lama penyalaan lampu hijau secara
otomatis berdasarkan distribusi kepadatan. Sistem ini mengontrol lampu Lalu
Lintas otomatis dengan menggunakan kamera berbasis mikrokontroller.
Kamera

digunakan

sebagai

pengamat

kepadatan

kendaraan

pada

suatu

persimpangan. Hasil pengamatan diolah PC sehingga diperoleh persentase


kepadatan pada tiap-tiap jalur.
Mikrokontroller bekerja menyalakan lampu lalu lintas secara default kontrol
yaitu searah dengan arah jarum jam. Jika PC terkoneksi dengan mikrokontroller
maka mikrokontroller mengirimkan informasi jalur mana yang lampu hijaunya
akan menyala. Kemudian PC mengolah gambar persimpangan dan menentukan
besarnya persentase kepadatan serta lama penyalaan lampu hijau untuk jalur
yang telah ditentukan. Apabila tidak ada koneksi antara PC dan mikrokontroller
maka lama penyalaan lampu hijau adalah 6 detik.
PENYUSUNAN DED (DETAIL ENNGGINERING DESIGN) ATCS TAHAP 1 DI KOTA
DENPASAR

E-2

PT. KENCANA ADHI KARMA


Persentase kepadatan pada tiap-tiap jalur juga dipengaruhi dari persimpangan
sebelumnya yang terhubung pada tiap-tiap jalur secara simulasi. Sistem ini dapat
bekerja menentukan lama penyalaan lampu hijau dengan persentase keberhasilan
sebesar 100%.
Pada umumnya arah perpindahan lampu lalu lintas dapat diatur sesuai dengan
arah jarum jam (clockwise) atau berlawanan arah jarum jam (counter clockwise).
Lampu lalu lintas bekerja secara bergantian pada tiap jalur sesuai dengan waktu
yang sudah ditentukan dengan urutan menyala lampu hijau, lampu kuning dan
lampu merah.

E.2 PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI


Kegiatan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dibatasi oleh parameter
waktu, personil, peralatan dan biaya untuk mencapai tujuan, dan sasaran
tertentu. Untuk itu sebelum melaksanakan rangkaian kegiatan tersebut perlu
direncanakan sistematika kegiatannya sehingga tujuan dan sasaran kegiatan
dapat tercapai dengan keterbatasan sumber daya yang disyaratkan.
Metodologi penanganan pekerjaan merupakan acuan yang berisi tahapan
pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan secara sistematis, agar tujuan
pekerjaan dapat dicapai sesuai dengan syarat teknis, tertib administrasi, sesuai
jadwal dan hemat sumber daya.
Acuan pokok untuk menyusun suatu Metodologi Penanganan Pekerjaan adalah
Kerangka Acuan Tugas (TOR) yang mana didalamnya mencakup ruang lingkup
tugas serta sasaran pekerjaan serta sumber daya yang harus disediakan oleh
konsultan, disamping juga dipadukan dengan pengalaman-pengalaman serta
referensi konsultan didalam menangani pekerjaan yang sejenis.

PENYUSUNAN DED (DETAIL ENNGGINERING DESIGN) ATCS TAHAP 1 DI KOTA


DENPASAR

E-3

PT. KENCANA ADHI KARMA


Sebelum memulai kegiatan pekerjaan, konsultan harus mengadakan konsultasi
terlebih dahulu dengan Pemimpin Kegiatan untuk mendapatkan data awal
mengenai Perencanaan yang akan dilakukan.Konsultan harus berusaha untuk
mendapatkan informasi umum mengenai kondisi wilayah yang akan disurvei,
sehingga dapat mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam Penyusunan DED
ATCS Tahap 1 di Kota Denpasar.

Secara garis besar, metodologi kerja yang akan dilaksanakan adalah meliputi
hal-hal sebagai berikut :
- Tahap Pra-rencana
a.

Survey dan Pengolahan data

b.

Penjelasan Pra Perencanaan

c.

Konsultasi Teknis

d.

Pembuatan Gambar Rencana

e.

Penyusunan Jadwal Kerja Pelaksanaan

- Tahap Pengembangan Rencana


a.

Perhitungan Konstruksi

b.

Perhitungan RAB

c.

Penyusunan RKS dan Dokumen Lelang

d.

Gambar-gambar (Draft)

- Tahap Pembuatan Gambar Kerja ( Final )


Dokumen Pelaksanaan dibuat 1 Exemplar ( Asli ) dan 4 (Empat) Exemplar
rekaman

yang

berisikan

Rencana

Kerja

dan

Syarat-syarat,

Gambar

Pelaksanaan dan Rencana Anggaran Biaya.


a). Penyusunan Rencana Program Kerja

PENYUSUNAN DED (DETAIL ENNGGINERING DESIGN) ATCS TAHAP 1 DI KOTA


DENPASAR

E-4

PT. KENCANA ADHI KARMA


Penyusunan

rencana

program

kerja

dalam

waktu

perencanaan

akan

disesuaikan dengan waktu yang tersedia. Dalam waktu tersebut akan dibuat
tahapan-tahapan pekerjaan meliputi :
-

Tahap persiapan perencanaan

Tahap penyusunan pra rencana (survey bahan dan pengumpulan informasiinformasi yang terkait dengan perencanaan)
Tahap penyusunan rencana pelaksanaan (pengelompokan bagian-bagian

pekerjaan)
-

Tahap rencana detail (gambar rencana, pembuatan pendetailan)

Tahap Penyusunan RAB dan

Tahap pembuatan dokumen pelelangan

b). Penyusunan Team Perencanaan


Team Perencanaan untuk melaksanakan kegiatan tersebut akan diatur
dengan susunan sebagai berikut :
a. Perencanaan umum yang meliputi bidang administrasi, keuangan dan
perencanaan teknik.
b. Team perencana masing-masing bagian

c). Kegiatan Team Perencana


A. Pekerjaan Survey dan pengumpulan data meliputi :

B.

a.

Survey lokasi

b.

Survey lalu lintas

c.

Survey persimpangan jalan

Membuat desain skematik


a. Membuat pola-pola masa bangunan yang ada kaitannya dengan
lingkungan serta bangunan yang telah ada

PENYUSUNAN DED (DETAIL ENNGGINERING DESIGN) ATCS TAHAP 1 DI KOTA


DENPASAR

E-5

PT. KENCANA ADHI KARMA


b. Membuat approval desain skematik dan konsep-konsep yang
menunjang perencanaan

C.

Membuat Pra rencana


a. Gambar rencana tampak (Site plan)
b. Laporan Perencanaan
c. Perkiraan anggaran biaya

D. Pengembangan Rencana

E.

a.

Rencana Pelaksanaan

b.

Perhitungan Struktur

c.

Perkiraan anggaran biaya

Menyusun Dokumen Pelelangan (tender)


a. Gambar-gambar Detail
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
c. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

F. Pengesahan Hasil Kerja Perencanaan


a. Pengesahan dari Pemimpin Proyek
b. Pengesahan dari Dinas Pekerjaan umum

E.3 RENCANA KERJA


1. Melakukan survey
Survey akan dilakukan pada 6 (enam) lokasi simpang yang akan
diterapkan sistem ATCS yaitu :
a. Simpang 4 Gunung Agung- Wahidin
b. Simpang 4 Lapangan Buyung Gunung Agung
c. Simpang 4 Gunung Salak Teuku Umar Barat
d. Simpang 4 Teuku Umar - Imam Bonjol
e. Simpang 3 Batanta - Teuku Umar
f. Simpang 3 Soputan- Imam Bonjol
PENYUSUNAN DED (DETAIL ENNGGINERING DESIGN) ATCS TAHAP 1 DI KOTA
DENPASAR

E-6

PT. KENCANA ADHI KARMA

2. Melakukan survey jalur komunikasi data


Dari keenam simpang ke lokasi Pusat Kendali (control centre) sesuai
dengan koridor tersebut diatas .
3. Menyusun disain penerapan sistem ATCS
Disain penerapan system ATCS dilakukan pada seluruh lokasi simpang
yang telah disurvey, meliputi :
Desain peningkatan APILL
Desain jaringan komunikasi data
Desain Pusat kendali (CC room)
4. Menyusun rencana anggaran biaya untuk :
Pembangunan ATCS pada 6 simpang
Pengadaan perangkat kamera pantau di 8 simpang ( sp.A.Yani, sp
Cokroaminoto,

sp

Maruti,

sp

Pemecutan,

sp.Enam,

sp.Mahendradata- sp Teuku Umar, sp.Mahendradata - Perumnas,


sp.Mehandradata - Gn Resimuka)

E.4 ORGANISASI DAN PERSONIL


Setelah tersusun metoda penanganan pekerjaan, maka perlu juga dibuatkan
suatu system dan susunan organisasi konsultan secara rinci. Hal ini dilakukan
untuk menjamin adanya kemudahan bagi pemberi tugas untuk melakukan
monitoring dan evaluasi terhadap hasil pekerjaan yang dilaksanakan oleh
konsultan berdasarkan KAK yang telah disepakati.
Untuk memberikan hasil yang optimal dari suatu kegiatan, maka disusun team
work dalam suatu organisasi pelaksanaan pekerjaan. Dalam organisasi ini akan
disusun hierarki kewenangan, kerjasama, tanggung jawab dan instruksi
sehingga

semua

yang

berkaitan

dengan

pelaksanaan

pekerjaan

dapat

terakomodir.
1. Team Leader, akan berkoordinasi dengan direksi pekerjaan dan PPK untuk
pelaksanaan pekerjaan ini. Team Leader akan mengelola seluruh anggota
team untuk mengikuti setiap alur pelaksanaan pekerjaan.
2. Tenaga pendukung, memberikan layanan kepada seluruh anggota tim
pekerjaan.
PENYUSUNAN DED (DETAIL ENNGGINERING DESIGN) ATCS TAHAP 1 DI KOTA
DENPASAR

E-7

PT. KENCANA ADHI KARMA

Organisasi pelaksanaan pekerjaan ini disusun untuk dapat mengendalikan dan


mengatur pelaksanaan pekerjaan agar diperoleh hasil yang optimal yaitu selesai
tepat waktu, hasil pekerjaan yang bermutu, efisien, tepat sasaran serta sesuai
dengan maksud dan tujuan pekerjaan. Pada dasarnya fungsi organisasi
pelaksanaan pekerjaan tidak hanya sekedar untuk mengatur hubungan internal
tenaga ahli konsultan, tetapi juga untuk mengatur hubungan keluar antara
konsultan dengan pihak pemilik pekerjaan dan instansi terkait lainnya yang
dibutuhkan dalam penyelesaian pekerjaan. Organisasi pekerjaan ini dibuat
dalam bentuk Struktur Organisasi Pekerjaan yang mengacu kepada kebutuhan,
ketersediaan personil, kualifikasi dan penugasan personil sesuai arahan
Kerangka Acuan Kerja yang dapat dilihat pada gambar berikut ini :

PENYUSUNAN DED (DETAIL ENNGGINERING DESIGN) ATCS TAHAP 1 DI KOTA


DENPASAR

E-8

Anda mungkin juga menyukai