Anda di halaman 1dari 26

PENENTUAN LOKASI PABRIK

KULIAH 4
LOKASI PABRIK (PLANT LOCATION)
 Pemilihan lokasi pabrik yang akan didirikan sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor yang mana tepat tidaknya
penentuan lokasi ini menyangkut pula kesuksesan modal
yang ditanamkan untuk pendirian pabrik tersebut.
 Bagian yang paling sulit didalam analisis lokasi pabrik ini
adalah penentuan kriteria-kriteria yang dibutuhkan guna
menghasilkan alternatif yang terbaik.

2
PEMILIHAN TIPE BANGUNAN PABRIK
 Pada prinsipnya bangunan pabrik harus mampu
melindungi (baik dari segi keamanan maupun
keselamatan) segala fasilitas-fasilitas produksi yang ada
didalamnya.
 Suatu perencanaan tata letak pabrik yang baik adalah
dengan terlebih dahulu mengatur segala fasilitas-fasilitas
produksi yang akan dipakai, baru kemudian didirikan
bangunan pabrik disekitarnya.

3
Lokasi hal yang penting bagi suatu perusahaan karena akan
mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan
dan menentukan kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

Tujuan penentuan lokasi suatu perusahaan dengan tepat,


untuk dapat membantu perusahaan beroperasi atau
berproduksi dengan lancar, efektif dan efisien.
Penentuan Lokasi Yang Baik dapat menentukan :
Kemampuan melayani konsumen

1. Mendapatkan bahan mentah yang cukup dan


kontinyu dengan harga yang layak
2. Mendapatkan tenaga buruh yang cukup
3. Memungkinkan diadakannya perluasan pabrik
Lokasi pabrik yang baik pada suatu jangka waktu
tertentu belum tentu baik untuk waktu dikemudian
hari karena :

1. Berubahnya adat kebiasaan masyarakat.


2. Berpindahnya pusat-pusat penduduk dan
perdagangan.
3. Adanya jaringan komunikasi dan
pengangkutan yang lebih baik.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENENTUAN
LOKASI PABRIK :

1. Faktor utama (Primary Factors)


Faktor yang langsung mempengaruhi tujuan utama perusahaan
a. Letak dan Pasar, letak perusahaan dekat dengan pasar, pelayanan konsumen
akan lebih cepat
b. Letak dari sumber-sumber bahan mentah. Jika perusahaan didirikan dekat
dengan bahan mentah untuk menjamin tersedianya bahan baku secara
kontinyu
c. Terdapat fasilitas pengangkutan. Sarana pemindahan bahan baku dari
sumber-sumbernya ke pabrik atau perusahaan dan pemindahan barang jadi ke
pasar.
d. Supplay buruh dan tenaga kerja yang tersedia untuk menjamin tersedianya
tenaga kerja dan kualitas serta skill yang tinggi.
e. Terdapat pembangkit tenaga listrik

Suatu pabrik memerlukan tenaga listrik untuk keperluan menjalankan mesin


serta penerangan bagi pabrik secara keseluruhan.
2. Faktor Sekunder
a. Rencana pengembangan
b. Biaya, tanah dan gedung, terutama dalam hubungan dengan
rencana masa depan.
c. Kemungkinan perluasan.
d. Adanya fasilitas penunjang
e. Terdapatnya fasilitas pembelanjaan
f. Water Supply (persediaan air)
g. Tinggi rendahnya pajak dan undang-undang perpajakan.
h. Masyarakat di daerah itu (sikap, besar dan keamanan).
i. Iklim
j. Tanah
k. Perumahan yang ada dan fasilitas lainnya.
SUB URBAN AREA (Daerah pinggir kota)

Daerah pinggiran kota besar atau kota-kota kecil yang berada dekat dengan kota
besar.

Keuntungan penempatan pabrik di daerah Sub Urban mencakup keuntungan-


keuntungan penempatan pabrik di kota besar dan di kota kecil, terdiri dari :
1. Upah buruh relatif murah daripada di kota besar
2. Letaknya relatif dengan pasar daripada daerah luar kota
3. Harga tanah relatif lebih murah daripada di kota-kota besar dan tanah yang
luas banyak tersedia untuk kemungkinan perluasan.
4. Banyak mempunyai hubungan transportasi ke kota-kota besar sebagai pasar
untuk barang-barang yang akan dihasilkan.
5. Dekat dengan service industries yang umumnya banyak terdapat di kota-
kota besar.
6. Tidak perlu membangun atau mendirikan pembangkit tenaga listrik
(power-station) sendiri, karena listrik di kota besar biasanya dapat dengan
mudah mencapai daerah ini daripada daerah-daerah luar kota.
7. Pajak pada umumnya lebih rendah atau murah.
8. Biaya gedung/bangunan relatif lebih rendah atau murah.
9. Adanya persediaan tenaga kerja yang besar dibanding dengan daerah-
daerah yang jauh diluar kota.
10. Hanya sedikit waktu dan usaha yang dikeluarkan ke dan pulang dari
pekerjaan.
11. Sedikitnya pembolosan karena kesempatan kerja disini kurang.
12. Adanya hubungan kerja antar buruh yang lebih akrab.
Tahap-tahap dalam memilih lokasi suatu pabrik

Tahap pertama
Melihat kemungkinan daerah-daerah yang dapat ditentukan sebagai daerah-
daerah alternatif dengan melihat ketentuan dari pemerintah daerah
setempat mengenai daerah-daerah mana yang diperkenankan untuk
mendirikan pabrik tertentu.

Tahap kedua
Melihat pengalaman orang lain atau pengalaman kita sendiri dalam
menentukan lokasi suatu pabrik

Tahap ketiga
Mempertimbangkan nilai-nilai masyarakat dari daerah yang telah dipilih
pada tahap kedua.
Faktor Penentu Pemilihan Lokasi industri
 Ongkos Angkut
 Perbedaan Upah Antar Wilayah
 Keuntungan Aglomerasi (berdasarkan kedekatan
bahan baku (backward linckages) atau pasar
(forward linckages)
 Konsentrasi Permintaan
 Kompetisi Antar Wilayah
 Harga dan Sewa Tanah
 Penentuan Lokasi
 Pasar, transport, bahan mentah, tenaga kerja,
air, sumber daya, utilitas (bahan pembantu
misal : bahan bakar, pendingin, gas dll),
keadaan tanah, pembuangan limbah,
persyaratan gedung, aspek hukum dll
 Penentuan Lahan (Site)
 Kondisi lahan, fondasi, drainase, jenis
konstruksi, pengaturan udara, penerangan,
daya perlindungan terhadap kebakaran,
sanitasi, & ancaman bahaya.
 Metode Kualitatif
 Diperlukan orang untuk menilai faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap pemilihan lokasi yang
telah ditentukan  subyektif
 Diperlukan beberapa orang dengan kriteria yang
cukup ketat untuk mengeliminir subyektivitas
hasil keputusan/rekomendasi
Contoh :
Misalkan terpilih 3 lokasi yaitu: Padang, Pekan Baru, dan
Medan. Ketiga lokasi tsb perlu dinilai mengenai potensi bahan
baku, tenaga kerja, sarana transportasi shg dibuat Tabel sbb :

Alternatif Lokasi Faktor-Faktor yg diperhatikan Jumlah

(1) (2) (3)

Padang 5 4 2 11
Pekan Baru 3 5 2 10
Medan 5 5 3 13

Catatan :
(1) : Potensi Bahan Baku
(2) : Tenaga Kerja
(3) : Transportasi
Skor : Nilai 1-10
Dari data di atas disimpulkan alternatif lokasi yang dipilih
adalah Medan. Dengan asumsi ketiga faktor di atas punya nilai
penting yang sama/tidak sama. Bahan baku sangat penting
maka berbobot 40, tenaga kerja 30, transportasi 20 shg nilainya
berubah sbb:

Alternatif Lokasi Faktor-Faktor yg diperhatikan Jumlah

(1) (2) (3)

Padang 5x40=200 4x30=120 2x20=40 360


Pekan Baru 3x40=120 5x30=150 2x20=40 310
Medan 5x40=200 5x30=150 3x20=60 410

Catatan :
(1) : Potensi Bahan Baku
(2) : Tenaga Kerja
(3) : Transportasi
Skor : Nilai 1-10
Kuantitatif
Metode Analisis Biaya
 Filosofi: Berapa biaya (tetap dan variabel) yang diperlukan
untuk pemilihan alternatif lokasi.
 Biaya tetap: Biaya yang dikeluarkan sebelum dan selama
proyek berlangsung.
 Biaya variabel: Biaya operasional.

Biaya

Total Biaya Lokasi C


Total Biaya Lokasi B

Total Biaya Lokasi A

Volume Produksi
0 Q1 Q2
1) Sangat ditentukan oleh sejauh mana “market
share” yang akan diraih.
2) Penentuan market share harus diikuti dengan
kegiatan survei, mengenai jumlah, jenis produk
yang telah ada, kualitas yang dikehendaki.
3) Contoh:
Produksi Permen Buah, pertanyaan yang harus
dijawab :
 Permen untuk konsumsi siapa?
 Apa di pasaran sudah ada?
 Bagaimana kualitas dan harganya?
Penentuan Lokasi Industri berdasarkan Nilai Lahan :
 Land-rent (sewa lahan/statis)
 Bid-rent (kemampuan membayar sewa/ dinamis/ditentukan oleh
kemampuan penyewa)

π = p Q – a Q – Q T (k) – R(k)

sehingga : π = Q (p– a) – Q T (k) – R(k)

Π = keuntungan
Q = jumlah produksi
p = harga produk/unit
a = biaya produksi/unit
T(k) = ongkos angkut
R(k) = sewa lahan (land-rent)
k = jarak ke pasar
 Keuntungan yang diperoleh mengakibatkan munculnya
industri baru sehingga keuntungan mengalami
penurunan
 Pada saat tertentu terjadi keseimbangan antara
penawaran dan permintaan, dalam kondisi ini berlaku
rumus berikut ini :
Q (p– a) – Q T (k) – R(k) = 0

Atau : R(k) = Q (p – a) – Q T(k)

Lahan layak dijadikan sebagai lokasi industri bila :


Bid-rent R*(k) > land-rent R(k)

Tidak layak bila :


Bid-rent R*(k) < land-rent R(k)
Penentuan Lokasi Industri (pertanian) Berdasarkan
Kelayakan Penggunaan Lahan

R*(k)

Kurva Bid-rent

R(k) E Kurva sewa tanah (land-rent)

0 k* B k
 AB adalah kurva bid-rent dengan kemiringan negatif
(ditentukan oleh daya beli industri)
 Kurva sewa tanah mendatar dan ditentukan berdasarkan
harga pasar
 E (equilibrium) merupakan titik keseimbangan R*(k)
dengan R(k)
 Daerah sebelah kiri titik E adalah Bid-rent R*(k) > land-rent
R(k), artinya daerah 0 s/d k* adalah layah untuk dijadikan lokasi
pabrik/industri
 Daerah sebelah kanan titik E, dimana Bid-rent R*(k) < land-rent R(k)
berarti tidak layak secara ekonomis
Penentuan Lokasi Industri (pertanian) Berdasarkan
Kelayakan Penggunaan Lahan untuk dua alternatif/produk
R*(k)

A Ri(k) = Qi (pi – ai) – Qi T(k), i =1,2

C Produk 1

Kurva Bid-rent
R(k)
E Kurva sewa tanah (land-rent)

Produk 2

0 k* B D k
Pilih komoditi yang bid-rent nya tertinggi,
R1*(k) > R2*(k) : pilih komoditi 1
R1*(k) < R2*(k) : pilih komoditi 2
Penentuan Lokasi Pabrik
Berdasarkan Lokasi Bahan Baku dan Pasar

B1

k1

Pr k2 Ps

k3

B2
Ps : Pasar/Lokasi Pemasaran
B1 : Bahan Baku 1
B2 : Bahan Baku 2
Pr : Lokasi Pabrik ( ? )
Pengaruh Daur Hidup Produk (Life Cycle Product)
Terhadap Lokasi Industri/Pabrik

Penjualan
Kurva Total Produk

Fase Fase Fase


Produk Baru Pertumbuhan Kematangan
Produk Produk

Lokasi
Lokasi di Negara Maju Lokasi di Negara Berkembang
TUGAS 1

ASPEK PENTING DALAM PENDIRIAN PABRIK

Anda mungkin juga menyukai