Anda di halaman 1dari 2

Nama : Elfando Julius Kurniawan

Nim/Kelas : 5211181035/A
Mata kuliah : Etika profesi dan kode etik akuntansi

Kronologi Kasus Mulyana Versi BPK


Jakarta - Kasus penangkapan anggota KPU Mulyana W Kusuma memunculkan kontroversi
di BPK.Ketua BPK Anwar Nasution sempat marah-marah, dan bersuara sinis, meski setelah
banyak tekanan dari masyarakat, ia melunak. Bagaimana kronologis kasus Mulyana versi
BPK. Berikut penjelasan Ketua BPK Anwar Nasution dalam siaran pers yang dibagikan
kepada wartawan usai rapat kosultasi dengan Presiden SBY di Istana Kepresidenan, Jalan
Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu (20/4/2005). Audit pengelolaan dan
pertanggungjawaban dana operasional pemilu tahun 2004 dilakukan BPK atas pemintaan
Ketua DPR Akbar Tandjung. Permintaan dilayangkan Akbar sejak bulan Juni 2004 kepada
Ketua BPK saat itu SB Judono.Audit langsung dipimpin oleh Djapitan Nainggolan ,
sedangkan Khairiansyah Salman bertugas meminpin sub tim pemeriksaan investigatif
pengadaan dan distribusi kotak suara.Tim audit KPU berada di bawah pengawasan auditor
utama III Harijanto sebagai penanggungjawab. Sedangkan supervisi berada di bawah
Angbintama III Hasan Bisri.Konsep pelaporan audit BPK disampaikan dalam sidang badan
BPK tanggal 13 Desember 2004. Audit keuangan berkaitan dengan pengadaan logistik
pemilu yang mendapat perhatian masyarakat. Yakni kotak suara, surat suara, amplop suara,
tinta dan teknologi informasi.Namun badan dan ketua BPK meminta dilakukan
penyempurnaan laporan. Konsep audit KPU kedua disampaikan dalam sidang ketiga Maret
2004. Mutu laporan dianggap jauh lebih baik, kecuali bagian teknologi informasi. Untuk itu,
BPK sepakat menunda laporan hingga satu bulan.Sebulan telah berlalu, namun audit KPU tak
kunjung rampung. Tim menyatakan laporan audit tidak bisa diselesaikan karena belum
dibahas KPU selaku auditing. "Untuk menentukan jadwal pertemuan audit dengan KPU ,
ketua KPU, di gedang ke BPK pada tanggal 30 Maret 2005," aku Anwar.Dalam pertemuan
tersebut, yang berlangsung di kantor BPK Nazarudin Sjamsuddin diterima ketua BPK, wakil
ketua BPK dan auditor utama III. Dalam pertemuan itu, Anwar meminta ketua KPU agar
melakukan pembahasan dengan tim audit KPU agar pembahasan dilakukan besok saat Anwar
berkunjung ke Praha. Belakangan dilaporkan pertemuan audit BPK dengan KPU diadakan
tanggal 5 April 2005. Dalam pertemuan tersebut, BPK meminta KPU agar menyampaikan
tanggapan akhir pada hari Senin, 11 April 2005.Ternyata, disaat Anwar transit di Singapura,
Minggu 10 April 2005, Wakil Ketua BPK Abdullah Zaini menelpon dan memberitahu Anwar
perihal penangkapan Mulyana W Kusuma. Mulyana ditangkap terkait dengan rencana
penyuapan kepada anggota tim auditor BPK Khairiansyah Salman.Penangkapan dilaksanakan
berdasarkan oprasi intelijen KPK dengan auditror BPK sebagai pembantu pelaksana.
Menurut versi Khairiansyah ia bekerja sama dengan KPK memerangkap upaya penyuapan
oleh saudara Mulyana dengan menggunakan alat perekam gambar pada dua kali pertemuan
mereka.Pertemuan pertama dilakukan di restoran jepang di Hotel Borobudir tanggal 10 Maret
2005 sekitar pukul 1 siang. Selanjutnya pertemuan kedua, dilakukan di kamar 609 di Hotel
Ibis, 8 April 2005 sekitar pukul 20.00 Wib. Mulyana ditangkap pada pertemuan kedua
dengan jumlah uang Rp 150 juta.Anwar mengatakan saat itu BPK tidak pernah memberikan
ijin. Anwar menanyakan kepada Zaini apakah BPK memberikan ijin sewaktu ia tengah
berada di luar negeri. Wakil ketua menjelaskan, berdasarkan pengakuan yang bersangkutan,
Hasan Bisri, Angbintama III yang mengetahui masalah ini dan memberikan ijin secara lisan
kepada Khairiansyah.Walapun sudah mengetahui 3 bulan lalu, yang bersangkutan tidak
melaporkan kepada Badan, Ketua, wakil ketua, maupun anggota BPK lainnya, tim audit
KPU. Setelah peristiwa tersebut, 11 April 2005 BPK menggelar sidang. Sidang berpendapat
bahwa apa yang dilakukan Hasan Bisri dan Khairiansyah bukanlah mandat dan wewenang
BPK. Anwar juga memberikan peringatan agar peristiwa seperti ini tidak terulang lagi.
Karena bertentangan dengan semangat keterbukaan BPK.Selanjutnya BPK melakukan
pemeriksaan internal. Menurut Anwar, operasi yang dilakukan KPK dengan bantuan
Khairiansyah tidak ada kontribusinya dengan laporan audit BPK. Namun pemeriksaan
internal meninggalkan sejumlah pertanyaan diantaranya mengapa Khairiansyah tidak
melaporkan tindakannya kepada kedua atasannya. Kenapa Khairiansyah melaporkan kepada
Hasan Bisri. Apakah dia mencurigai kedua atasannya itu. Ketiga Angbitama 3 tidak
memberitahu dan minta keputusan dari Badan, ketua BPK maupun wakil ketua BPK.
https://news.detik.com/berita/d-346216/kronologi-kasus-mulyana-versi-bpk

Analisis kasus Mulyana W Kusuma


Pada kasus ini Mulyana sebagai anggota KPU di duga telah menyuap anggota audit BPK
yakni Khairiansyah Salman. Pada pertemuan pertama dilakukan direstoran jepang, di hotel
Borobudur tanggal 10 Maret 2005 sekitar pukul 1 siang. Selanjutnya pertemuan kedua,
dilakukan di kamar 609 di Hotel Ibis, 8 April 2005 sekitar pukul 20.00 Wib. Pada saat
pertemuan kedua itu mulyana ditangkap dengan membawa bukti berupa sejumlah uang
senilai 150 juta

Anda mungkin juga menyukai