Tugas PHI 2
Npm : 213300516019
Pada prinsipnya memang pidana tambahan tidak dapat dijatuhkan secara berdiri
sendiri tanpa pidana pokok oleh karena sifatnya hanyalah merupakan tambahan
hukuman pokok, jadi tak mungkin dijatuhkan sendirian. Akan tetapi dalam
putusan dijatuhkan dan terdapat bukti yang kuat bahwa yang bersangkutan telah
melakukan tindak pidana korupsi, maka hakim atas tuntutan penuntut umum
narkoba untuk secara kemanusian saya sangat setuju pelaku tersebut dihukum
mati karena merugikan banyak manusia,dimasa yang akan datang menurut saya
pidana hukuman mati masih sangat ideal bagi hukum di indonesia. Karena hukum
itu mengikuti kebiasaan masyarakat ada kemungkinan pidana hukuman mati ini
PENJELASAN .
dibedakan menjadi dua, yaitu pidana pokok dan pidana tambahan. Pengaturan ini
a. pidana mati,
b. pidana penjara,
c. pidana kurungan,
d. pidana denda,
e. pidana tutupan.
1. perampasan barang bergerak yang berwujud atau yang tidak berwujud atau barang tidak
bergerak yang digunakan untuk atau yang diperoleh dari tindak pidana korupsi, termasuk
perusahaan milik terpidana di mana tindak pidana korupsi dilakukan, begitu pula dari barang
2. pembayaran uang pengganti yang besarnya sama dengan harta benda yang dikorupsi;
4. pencabutan seluruh atau sebagian hak-hak tertentu atau penghapusan seluruh atau
sebagian keuntungan tertentu, yang telah atau dapat diberikan oleh Pemerintah kepada
terpidana.
Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal (hal. 36) menjelaskan bahwa selain hukuman
pokok, maka dalam beberapa hal yang ditentukan dalam undang-undang dijatuhkan pula
(ditambah) dengan salah satu dari hukuman tambahan. Hukuman tambahan gunanya untuk
Pada prinsipnya memang pidana tambahan tidak dapat dijatuhkan secara berdiri sendiri tanpa
pidana pokok oleh karena sifatnya hanyalah merupakan tambahan dari sesuatu hal yang
pokok. Akan tetapi dalam beberapa hal atas prinsip tersebut terdapat pengecualian.
Penerapannya mengatakan dalam sistem KUHP ini pada dasarnya tidak dikenal kebolehan
penjatuhan pidana tambahan mandiri tanpa penjatuhan pidana pokok (hal 455), akan tetapi
dalam perkembangan penerapan hukum pidana dalam praktik sehari-hari untuk menjatuhkan
pidana tidak lagi semata-mata bertitik berat pada dapat dipidananya suatu tindakan, akan
tetapi sudah bergeser kepada meletakkan titik berat dapat dipidananya terdakwa (hal 456).