Anda di halaman 1dari 20

Hukum Pidana Khusus

Click or drag image here

Ikama Dewi Setia Triana


NIDN. 0603047602
trianadewi007@gmail.com
FH UNWIKU_Ganjil 2021/2022
Pengertian
HUKUM PIDANA KHUSUS
Hk Pidana Umum :
 Hukum pidana yang berlaku secara umum yang
pengaturannya berada di dalam KUHP
 Atau perundng-undangan pidana yg berlaku
umum yg tercantm dlm KUHP serta per UU an
yg merubah dan menambah KUHP

Hk Pidana Khusus (Bijzondere Straaf-recht):


 Hukum pidana yang berlaku bagi perbuatan
tertentu atau golongan tertentu yang
pengaturannya diletakan di luar KUHP
Definisi menurut para ahli :

Menurut SOEDARTO Hukum Pidana Khusus Adalah:


 o  Peraturan UU pidana dalam arti sesungguhnya
yaitu UU yang menurut tujuannya bermaksud
mengatur hak memberi pidana dari negara /jaminan
dari ketertiban hukum.
 o  Peraturan – peraturan hukum pidana dalam suatu
UU tersendiri yaitu peraturan- peraturan yang hanya
dimaksudkan untuk memberikan sanksi pidana
terhadap aturan- aturan salah satu bidang yang
terletak diluar hukum pidana.
HJA NOLTE
 Dalam Disertasinya yg berjudul”Het straafrecht in de
Afzobderlijke Wetten
 Menyebutkan HPK adalah khm pidana di dlm UU
tersendiri
DR. Andi Hamzah : Keseluruhan ketentuan-ketentuan
aturan Pidana (perundang-undangan Pidana) yg
tercantum di luar KUHP dan disebut UU tersendiri atau
Hukum Pidana di Luar kodifikasi
RAHMAT SOEMITRO
 TPK sebagai TP yg diatur tersendiri dalam UU Khusus
yg memberikan peraturan khusus tentang tata cara
penyidikan, penuntutan, pemeriksaan maupun
sanksinya yg menyimpang dari ketentuan yg di muat
dalam kUHP
Prof. Pompe :
Menyebutkan 2 kriteria yg menunjuk pada Pelaku Khusus
dan Obyek/perbuatan Khusus.
 Pelaku Khusus artinya tidak semua orang dapat
melakukan tindak pidananya.
 Obyek yg Khusus artinya perbuatan yg diatur adalah
perbuatan-perbuatan yg tidak diatur dalam aturan
pidana umum tetapi dalam peraturan pidana khusus.
Pompe juga menunjuk ketentuan pasal 103 KUHP, yaitu
Jika ketent. UU diluar KUHP banyak menyimpang dr
ketentuan umum hkm pidana (Bab I-VIII, maka itu
merupakan HPK
Hal tsb senada dg adagium “lex specialis deroget legi
generalis”
 Hukum Pidana Khusus :
Aturan hk yg menyimpang dari TP umum
sehubungan dg perbuatan-perbuatan tertentu
dan golongan tertentu yg pengaturannya
diletakan di luar KUHP

 Tujuan di pelajari :
Untuk mengetahui/mempelajari penyimpangan
yg di lakukan oleh Ketentuan di luar KUHP
terhadap HP Umum (KUHP).

Letak kekhususannya :
Terdapatnya ketentuan-ketentuan yang menyimpang
dari HP Umum yg menyangkut kelompok orang dan
perbuatan tertentu.
Tujuan Pengaturan :
Tujuan pengaturan terhadap tindak-tindak pidana yang
bersifat khusus adalah :
 Kenyataan bahwa kriminalitas brkembang bgt luar biasa
seiring dg perkmb budaya dan tekhnologi dsb
 Kedudukan HPK dlm Sistem HP adh sbg pelengkap dr HP
yg dikodifikasikan dlm KUHP
 Kenyataan bhw betapapun sempurnanya sebuah
kodifikasi hk Pid pd suatunsaat akan sulit memenuhi
kebuthan hkm dr masy.
 untuk mengisi kekurangan atau kekosongan hukum yang
tidak tercakup pengaturannya dalam KUHP,
Mengapa dlm Sistem HP di Indonesia dpt
Timbul pengaturan HP Khusus :
 Krn KUHP sndiri menyatakan tentang kemungkinan
adanya UU di luar KUHP itu sbgmana disebutkan dlm Ps
103 KUHP
 Sepanjang pengaturan itu masih tetap dan berada dalam
batas-batas yang diperkenankan oleh hukum pidana
formil dan materiil.
 Dengan kata lain penerapan ketentuan pidana khusus
dimungkinkan berdasarkan azas lex specialis derogate
legi generali yang mengisyaratkan bahwa ketentuan yang
bersifat khusus akan lebih diutamakan daripada ketentuan
yang bersifat umum.
Latar Belakang munculnya HP Khusus
 Prinsip kodifikasi yg ada dalam KUHP, tidak ada
ketentuan hkm lain selain KUHP
 Hukum terikat oleh dimensi ruang dan waktu
 Ketentuan hkm yg ada dlm KUHP mengalami kesulitan
dlm mengatasi TP yg ada dlm masy.
 Dalam kenyataan sehari – hari banyak ditemukan delik –
delik yang tidak diatur dalam KUHP.
 Adanya delik yg pidananya relatif ringan, sedangkan
delik itu pada waktu sekarang mempunyai dampak yang
besar.
  Psl 103 KUHP memberikan peluang munculnya
ketentuan hukum lain di luar kodifikasi.
PERNYATAAN WANTJIK SALEH
 Apa yg tercantum dlm KUHP pasti tidak dapat
mengikuti perkembangan zaman, selalu timbul
perbuatan yang tidak disebut oeh KUHP sebagai
suatu perbuatan yg merugikan masyarakat dan
melawan hukum,
 Maka pemerintah dpt mengeluarkan suatu perat
yg menyatakan bhw suatu perbuatan tsb sbg TP
 Berhubung TP tsb tdk ada dlm KUHP maka
disebut sbg TP khusus
KUHP Hk Pidana Umum

Bk. I Bk. II Bk. III


(Ketent.Umum) (Kejahatan) (Pelanggarann)
Ps. 1 - 103 Ps. 104 - 488 Ps. 489 - 569

Kodifikasi Hk pidana (suatu


Pasal 103 KUHP
ksatuan yg perlu diprtahankan

Perkembangan masalah yg hrs


diakomodasi oleh Hk Pidana

Hk Pidana Khusus UU di luar KUHP


Implikasi adanya HP Khusus :
• Memberi corak tentang hukum pidana kita yang terpecah
– pecah seakan – akan adanya hukum pidana dinegara kita
berbeda – beda,
• akibat hukum pidana terpecah – pecah terlihat diadakan
upaya penanggulangannya kalau hukum pidana umum dan
khusus yang menanggulanginya berbeda – beda dari
Hakim, Polisi/Penyidik dan Jaksa
• Dan hal ini membutuhkan biaya yang banyak 
• Polisi atau kejaksaan dalam penanggulangan kejahatan
juga akan berbeda – beda
•  Adanya pengertian hukum pidana khusus ini akan
berperan dalam penyusunan konsep KUHP kita yang baru
nanti.
Hubungan Hk Pidana Umum
dg Hk Pidana Khusus
Sbg Hk Umum & Khusus
(Lex Specialist deroget lex generalis)
Hk Pid Umum (KUHP), sbg bentuk Kodif. Hk pidana

KOD I F I KAS I ?
Pembukuan aturan2 dalam satu kitab UU menurut
suatu sistem tertentu yg sistematis lengkap & tuntas
Prinsip :
Tidak mengakui ketentun hukum lain selain kUHP,
namun Memberi peluang lahirnya hk pid.diluar KUHP
(Pasal 103 KUHP)
Jembatan/ Pertalian lahirnya Hk pidana
Khusus (Lex Specialist)

Pasal 103 KUHP

Ketentuan dalam Bab I s/d Bab VIII buku ini


juga berlaku bagi perbuatan-perbuatan
yang oleh ketentuan perundang-undangan
Lainnya diancam dengan pidana,
kecuali ditentukan lain
Fungsi Pasal 1 0 3 KUHP
 Sebagai dasar hukum berkembangnya UU di
luar KUHP (Dimungkinkkannya muncul
ketentuan lain di luar KUHP)

 Sebagai pasal jembatan/penghubung


ketentuan bab I s/d Bab VIII Buku I KUHP
dg ketentuan pidana di Luar KUHP

 Boleh disimpanginya KUHP


 Dasar hukum berkembangnya UU di
luar KUHP (Dimungkinkkannya muncul
ketentuan lain di luar KUHP)
berdsarkan PASAL 103 KUHP

 Prinsip Berlakuny UU di Luar KUHP


berdasarkan Pasal 63 ayat (2) KUHP
A. Nolte, 2 macam pengecualian
berlakunya pasal 103 KUHP :

 UU lain menentukan dengan tegas


pengecualian berlakunya pasal 103

 UU ini menentukan secara diam-diam


pengecualian seluruh/sebagian dari
pasal 103
Pasal 63 (2) KUHP

Jika suatu perbuatan, yang masuk dalam suatu


aturan pidana yang umum, diatur pula
dalam aturan pidana yang khusus,
maka hanya yang khusus itulah yg dikenakan.

Lex Specialist deroget lex generali


THANK YOU
& See You Next Session….

Please send comments and feedback


to Ikade_ikadew@yahoo.com
Trianadewi007@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai