Anda di halaman 1dari 12

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.

1, Februari 2018

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN


IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION

Ulul Azmi Purnamasari, Muhammad Arifuddin, Sri Hartini


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat
azmiulul995@gmail.com

Abstrak: Kurangnya antusias siswa dalam menyimak, menyampaikan pendapat, dan


rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran IPA melatarbelakangi dilakukannya
penelitian ini. Tujuan umum penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa
melalui model pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada materi cahaya dan
alat optik. Tujuan khusus penelitian adalah mendeskripsikan: (1) keterlaksanaan RPP, (2)
aktivitas belajar, dan (3) hasil belajar. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas
dengan model Hopkins, terdiri atas dua siklus dengan masing-masing siklus dua
pertemuan. Perangkat dan instrumen penelitian yang digunakan adalah silabus, RPP,
hand out, LKPD, lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran dan lembar
pengamatan aktivitas siswa. Data diperoleh melalui tes dan pengamatan, dianalisis secara
deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Temuan penelitian yaitu: (1) keterlaksanaan RPP
yaitu 77,98% (baik) pada siklus I 95,45% (sangat baik) pada siklus II; (2) aktivitas belajar
siswa pada siklus I berkategori aktif, dan pada siklus II berkategori sangat aktif; (3) hasil
belajar siswa pada siklus I yaitu 75% (tuntas) pada siklus II 91% (tuntas). Diperoleh
simpulan bahwa aktivitas belajar siswa VIII G SMP Negeri 1 Banjarmasin pada materi
cahaya dan alat optik meningkat saat diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe
group investigation (GI).

Kata kunci: Kooperatif tipe group investigation, PTK, cahaya dan alat optik, aktivitas
belajar, dan hasil belajar.

Abstract: The lack of students’ enthusiasm in listening, giving opinion, and the low
learning outcomes in the science subjects underlid this research which aimed to improve.
The general object of this research is to imptove students’ learning activity through
cooperative learning model of group investigation type on the teaching material of light
and optical instrument. Specific objectives of the study were to describe: (1) the
implementation of RPP, (2) the learning activities, and (3) the learning outcomes. This
study was a classroom action research with Hopkins model, consisting of two cycles with
two meetings of each. The research equipments and instruments used were a syllabus,
RPP, hand out, LKPD, observation sheets of learning activity and student activity. The
data obtained through the test and observation was analysed qualitative and quantitative
descriptively. The research findings were: (1) the implementation of RPP was 77,98%
(good) in the cycle I and 95,45% (very good) in the cycle II; (2) the students’ learning
activity in the cycle I was categorized as active and in the cycle II was categorized as
very active; (3) students’ learning outcomes in the cycle I was 75% (complete) and in the
cycle II was 91% (thorough). The conclusion was that VIII G students’ learning activity
of State Junior High School 1 of Banjarmasin on the material of light and optical
instruments increased when cooperative learning model of group investigation (GI) was
applied.

Keywords: Cooperative type investigation group, PTK, light and optical instruments,
learning activities, and learning outcomes.

130
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

PENDAHULUAN adalah dengan memilih model


Untuk dapat menjadi sebuah bangsa pembelajaran yang tepat agar sesuai
yang maju, pendidikan merupakan salah dengan tujuan kurikulum dan potensi
satu bagian terpenting. Kesejahteraan siswa. Hal ini bertujuan agar aktivitas
suatu bangsa dapat dilihat dari tingkat belajar siswa bisa berjalan dengan baik
pendidikannya, karena pendidikan dan hasil belajar dapat dicapai dengan
mengambil peranan dalam menghasilkan optimal (Rahayuni, 2016).
individu berkualitas (Hartoto, 2016). Salah satu pembelajaran yang
Menurut Rahayuni (2016) peningkatan berbasis konstruktivisme adalah
mutu pendidikan salah satunya dapat pembelajaran model kooperatif, dimana
ditempuh dengan cara meningkatkan proses pembelajaran dibangun atas dasar
proses pembelajaran. pengalaman (Septina, 2014). Sistem
Proses pembelajaran saat ini masih pembelajaran kooperatif dapat
cenderung menempatkan guru sebagai menciptakan hubungan saling
pusat pembelajaran atau satu-satunya ketergantungan positif antar individu
sumber belajar. Guru hanya sekedar dalam mencapai tujuan belajar.
memberikan pengetahuan kepada siswa. Sehingga potensi yang dimiliki oleh
Siswa tidak diberikan kesempatan untuk suatu individu dapat berkembang secara
membangun sendiri pengetahuan yang optimal dengan adanya berpikir aktif
dimilikinya. Tentunya keadaan seperti saat proses belajar (Muslim, 2013).
itu berpengaruh pada hasil belajar siswa Berdasarkan hasil wawancara
(Ayuwanti, 2016). peneliti dengan guru mata pelajaran IPA
Setiawati (2013) mengemukakan SMP Negeri 1 Banjarmasin
bahwa belajar merupakan proses dimana menunjukkan bahwa selama ini guru
siswa aktif dalam membangun menyampaikan pelajaran dengan metode
pengetahuannya sendiri. Dalam proses ceramah, memberikan penjelasan materi
pembelajaran seperti ini peran penting kemudian dilanjutkan dengan
seorang guru adalah menciptakan memberikan soal-soal sesuai dengan
suasana belajar agar siswa aktif dalam buku pegangan siswa, dan jarang
bertanya, mampu membangun gagasan, melakukan diskusi kelompok. Siswa
dan melakukan kegiatan yang dapat kurang antusias menyimak penjelasan
memberikan pengalaman secara guru selama pembelajaran, dan jarang
langsung. Untuk dapat menciptakan menyampaikan pendapat. Hasil belajar
pembelajaran yang menarik salah satu ulangan harian materi fisika pada kelas
upaya yang dapat dilakukan oleh guru VIII G 32% dari 32 siswa memenuhi

131
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) perubahan perilaku, termasuk sikap dan


dan 68% dari 32 siswa di bawah KKM. nilai (Hamalik, 2014). Aktivitas belajar
KKM yang ditentukan oleh sekolah akan terwujud apabila siswa terlibat
untuk mata pelajaran IPA adalah 80. belajar secara aktif.
Berdasarkan permasalahan tersebut Keterlibatan intelektual dan
perlu dilakukan upaya untuk emosional yang tinggi dalam proses
meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar menunjukkan bahwa
proses pembelajaran. Salah satu upaya pembelajaran sudah mengarah pada
yang dapat dilakukan adalah melakukan pembelajaran aktif. Dalam embelajaran
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ditandai dengan adanya kesempatan
dengan menerapkan model siswa untuk melakukan diskusi,
pembelajaran kooperatif tipe Group melakukan eksplorasi terhadap materi
Investigation (GI). Tujuan umum pembelajaran dengan mengemukakan
penelitian ini adalah untuk gagasan atau ide, serta menafsirkan
mendeskripsikan cara meningkatkan hasil bersama didalam suatu kelompok
aktivitas belajar siswa kelas VIII G SMP (Suasta, 2016).
Negeri 1 Banjarmasin pada materi ajar Seseorang yang memiliki kondisi
IPA dengan model pembelajaran kesehatan yang baik (jasmani dan
kooperatif tipe group investigation (GI), rohani) akan dapat melakukan aktivitas
didukung dengan tujuan khusus yaitu: dengan baik pula, sehingga dapat
(1) mendeskripsikan keterlaksanaan menciptakan peluang untuk dapat
RPP, (2) mendeskripsikan peningkatan bekerja secara optimal (Artini, 2015).
aktivitas belajar siswa, dan (3) Paul B. Diedrich dalam Slameto (2010)
mendeskripsikan hasil belajar siswa menyatakan bahwa kegiatan siswa dapat
pada mata pelajaran IPA. diklasifikasikan menjadi: Visual
activities, oral activities, listening
KAJIAN PUSTAKA
activities, writing activities, motor
Sistem lingkungan belajar yang
activities, mental activities, dan
diciptakan oleh guru dapat
emotional activities.
mempengaruhi berhasil tidaknya suatu
Untuk dapat membangun
pembelajaran (Palupi, 2015). Selama
pengetahuan dan ketermpilan dalam
proses belajar siswa melakukan berbagai
kegiatan pembelajaran, diperlukan
aktivitas di dalam kelas (Artini, 2015).
aktivitas berupa tindakan dari suatu
Pada proses bekerja tersebut maka siswa
individu baik secara fisik maupun
akan memperoleh pengetahuan,
mental, dan emosional. Aktivitas belajar
pemahaman, dan keterampilan serta

132
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

ini dapat berupa mendengarkan/ ketergantungan positif dalam


memperhatikan penjelasan guru, pembelajaran kooperatif dimana dengan
berdiskusi, membaca materi ajar, kondisi seperti ini siswa yang pandai
mengerjakan Lembar Kerja Peserta dapat mengembangkan kemampuan dan
Didik (LKPD), mengungkapkan keterampilan yang telah dimiliki, dan
pendapat, mendengarkan pendapat siswa yang lemah dapat terbantu dalam
teman, dan melakukan percobaan. memahami permasalahan yang
Selain itu ada pula aktivitas berupa diselesaikan dalam kelompok (Suasta,
mengerjakan tugas, dan bekerjasama 2016)
antar siswa. Siswa dituntut untuk mencari
Pembelajaran kooperatif tipe Group sendiri materi (informasi) pelajaran yang
Investigasi (GI) membagi siswa dalam akan dipelajari melalui bahan-bahan
kelompok belajar yang bersifat yang tersedia dari berbagai media
heterogen dengan anggota kelompok berupa buku pelajaran atau melalui
kurang lebih 2-6 orang. Model ini internet. Partisipasi dan aktivitas siswa
menuntut siswa untuk terlibat secara dalam pembelajaran inilah yang
aktif selama pembelajaran dari awal merupakan sasaran dalam model
hingga akhir (Romadoni, 2014). Salah pembelajaran kooperatif tipe GI.
satu pembelajaran kooperatif yang Penerapkan model kooperatif tipe
paling komplek adalah tipe GI, karena GI memiliki beberapa keuntungan
siswa dilibatkan sejak perencanaan topik diantaranya adalah dapat
hingga berjalannya penyelidikan. mengembangkan kemampuan berfikir
Model pembelajaran ini bertujuan mandiri siswa dalam mempelajari materi
melatih siswa berkomunikasi dan pembelajaran, akan meningkatkan aspek
berproses dalam suatu kelompok kognitif dan hasil belajar siswa, dapat
(Wiratana, 2013). mengembangkan kemampuan siswa
Tugas masing-masing anggota untuk aktif bekerja sama dalam
dalam kelompok memiliki nilai yang kelompok dan mengungkapkan
setara, hal ini dikarenakan keberhasilan pendapat dalam diskusi kelompok, serta
oleh kelompok adalah hal yang paling siswa dapat memiliki ketrampilan
diperhatikan dalam model pembelajaran berinteraksi dan berkomunikasi yang
kooperatif. Siswa yang pandai dituntut baik dalam kelompok (Gusmawati,
untuk dapat bertanggung jawab 2013).
membantu yang lemah dalam kelompok.
Hal ini merupakan prinsip

133
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

METODE PENELITIAN dengan menggunakan lembar


Jenis penelitian ini adalah pengamatan keterlaksanaan RPP dan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). lembar aktivitas. Kegiatan refleksi
Penelitian ini dilaksanakan untuk dilakukan ketika guru sudah selesai
mengatasi permasalahan yang ada dalam melakukan tindakan, kemudian
kelas VIII G SMP Negeri 1 Banjarmasin pengamat berhadapan dengan peneliti
berkaitan dengan rendahnya aktivitas untuk mendiskusikan kesalahan-
dan hasil belajar siswa. Penelitian ini kesalahan dan untuk mengkaji tindakan
terdiri atas 2 siklus, masing-masing terhadap keberhasilan pencapaian
siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan, berbagai tujuan selama proses
setiap pertemuan terdiri dari pembelajaran. Berdasarkan hasil
perencanaan meliputi: menyiapkan RPP, refleksi, maka kesalahan-kesalahan yang
LKPD, hand out, media pembelajaran, terjadi selama pembelajaran dijadikan
mempersiapkan pretest dan posttest, pertimbangan untuk memperbaiki
serta mempersiapkan instrumen kesalahan pada siklus berikutnya.
pembelajaran. Pada tahap selanjutnya Penelitian dilaksanakan pada
melakukan implementasi/tindakan di semester genap tahun pelajaran
kelas sesuai dengan langkah-langkah 2016/2017 di kelas VIII G SMP Negeri
pembelajaran yang disusun dalam 1 Banjarmasin yang beralamat di Jl.
rencana pembelajaran yaitu Batu Tiban No. 23 Komplek
menyampaikan tujuan dan motivasi, Mulawarman Banjarmasin. Penelitian
menyajikan informasi, ini dilaksanakan pada semester genap
mengorganisasikan siswa dalam tahun ajaran 2016/2017, yaitu pada
kelompok-kelompok belajar, belajar bulan Februari-Mei 2017.
mandiri kelompok, evaluasi, dan Subjek dalam penelitian ini
memberikan penghargaan kepada adalah guru dan siswa kelas VIII G SMP
kelompok yang kinerjanya baik. Selama Negeri 1 Banjarmasin tahun ajaran
melakukan tindakan kelas, dilakukan 2016/2017 sebanyak 32 orang. Objek
pengamatan oleh pengamat tentang penelitian adalah hasil belajar IPA
keterampilan mengelola pembelajaran Fisika siswa kelas VIII G SMP Negeri 1
kooperatif tipe GI serta aktivitas belajar Banjarmasin tahun pelajaran 2016/2017
siswa selama proses pembelajaran pada pokok bahasan cahaya dan alat
berlangsung. Pengamatan dilakukan optik. Rata-rata umur siswa 12-13
oleh 8 orang pengamat selama proses menurut tahapan-tahapan perkembangan
pembelajaran berlangsung, dilaksanakan kognitif Piaget adalah termasuk dalam

134
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

tahap operasi formal 11 tahun sampai keseluruhan selama penelitian tdapat


dewasa. dilihat pada tabel 2.
Teknik pengumpulan data pada Tabel 2. Keterlaksanaan RPP siklus I
dan siklus II
penelitian ini adalah dengan tes dan Siklus Persentase
pengamatan. Tes digunakan untuk Keterlaksanaan
I 77,98
mengetahui peningkatan ketuntasan
II 95,45
belajar secara keseluruhan pada materi
Rata-rata presentase hasil analisis
cahaya dan alat optik. Tes dilakukan
aktivitas siswa pada proses kegiatan
pada awal dan akhir siklus pembelajaran
belajar mengajar setiap akhir siklus
yaitu masing-masing sebanyak 8 soal.
dapat dilihat pada tabel 3.
Pengamatan dilakukan untuk
Tabel 3. Perolehan skor aktivitas
memperoleh data mengenai
Aktivitas Siklus I Siklus II
No
keterlaksanaan RPP dan aktivitas siswa. Siswa % Ket % Ket
Mendengarka
Pengamat dalam penelitian ini adalah n/memperhati
1 kan 76 A 87 SA
teman sejawat dan guru pengajar di penjelasan
guru
SMP Negeri 1 Banjarmasin. 2
Berdiskusi
69 CA 83 A
antar siswa
Aktivitas belajar siswa dianalisis dengan Membaca
materi ajar
menggunakan rumus: 3 dan 84 SA 90 SA
mengerjakan
𝑅 LKPD
Persentase = × 100% Mengerjakan
𝑛 4 70 CA 87 SA
Keterangan: tugas-tugas
Mengungkap
R = skor rata-rata 5
kan pendapat
65 CA 85 A
n = skor maksimal yang dapat dicapai Mendengarka
seluruh kelompok 6 n pendapat 73 A 82 A
teman
Bekerjasama
Kriteria pencapaian aktivitas belajar 7 dengan siswa 83 A 87 SA
sebagai berikut: lain
Tabel 1. Kategori aktivitas siswa Melakukan
8 74 CA 80 A
percobaan
No Persentase Kategori
Presentase rata-rata 74 A 86 SA
(%)
1 25-40 Siswa tidak aktif Keterangan:
2 41-55 Siswa kurang TA = Tidak aktif; KA = Kurang aktif; CA=
aktif Cukup aktif; A = Aktif; SA= Sangat aktif
3 56-70 Siswa cukup aktif
4 71-85 Siswa aktif Hasil belajar siswa dapat dilihat pada
5 86-100 Siswa sangat aktif
tabel 4.
Adaptasi (Ratumanan & Laurent, 2003)
Tabel 4. Penilaian ketuntasan hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN belajar
Hasil Penelitian Siklus Persentase Penilaian
Hasil pengamatan keterlaksanaan I 75%
II 91%
RPP model group investigation secara

135
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

Pembahasan Hasil Penelitian nilai rata-rata dan karegori yang


Presentase keterlaksanaan RPP
diberikan oleh pengamat, aspek
pada siklus I adalah 77,98. Hal ini
pendahuluan, kegiatan inti dan penutup
menunjukkan bahwa masih terdapat
secara umum dalam kategori sangat
beberapa aspek atau tahapan
baik.
pembelajaran yang belum berjalan
Hasil analisis menunjukkan bahwa
dengan baik. Pengamat menilai aspek
keterlaksanaan RPP pada siklus I dan
pendahuluan secara umum sangat baik.
siklus II mengalami peningkatan dan
Pada kegiatan inti umumnya berkategori
rata-rata berktegori baik dan sangat baik,
baik, tetapi pada aspek presentasi hasil
peningkatan keterlaksanaan RPP ini
pengamatan dan penilaian guru terhadap
menunjukkan bahwa peneliti yang
kelompok berkategori kurang baik,
bertindak sebagai guru telah mampu
terdapat beberapa aspek yang masih
beradaptasi dengan siswa dan mampu
berkategori cukup baik yaitu pada aspek
mengelola pembelajaran dengan baik.
pemberian informasi tentang
Presentase keterlaksanaan RPP dengan
pembelajaran kooperatif tipe GI dan
pembelajaran kooperatif tipe GI setiap
pemberian penjelasan terhadap prosedur
siklusnya meningkat pada siklus I 77,98
pengerjaan lembar kerja peserta didik.
dan pada siklus II menjadi 95,45.
Aspek tersebut mempengaruhi aspek
Peningkatan yang terjadi pada
yang berada dilangkah selanjutnya
keterlaksanaa RPP, digunakan oleh guru
sehingga kriteria pada aspek lanjutan ini
untuk mengembangkan kreativitas siswa
berkategori cukup baik, yaitu pada aspek
secara perseorangan maupun kelompok
perencanaan tugas dalam melakukan
(Mafune dalam Rusaman, 2016).
investigasi, saling membimbing dalam
Kemampuan berpikir mandiri siswa
kelompok, persiapan laporan akhir,
dapat ditumbuhkan dengan menerapkan
klarifikasi hasil presentasi, memberi
model group investigation (GI). Mulai
pertanyaan pada setiap kelompok, serta
dari tahap awal hingga akhir penelitian
pemberian penghargaan. Hal ini terjadi
keterlibatan siswa secara aktif dapat
karena guru belum terbiasa dan kurang
terlihat dengan menerapkan model GI
berlatih dengan pembelajaran kooperatif
dalam pembelajaran (Kunandar, 2007).
yang digunakan.
Pada siklus I tabel 3, diperoleh
Pada siklus II persentase rata-rata
presentase rata-rata aktivitas sebesar 74
keterlaksanaan RPP adalah 95,45
dengan kategori aktif, terdapat beberapa
menunjukkan bahwa semua aspek atau
aspek yang masih rendah. Diantaranya
tahapan pembelajaran kooperatif tipe GI
aspek berdiskusi antar siswa,
berjalan dengan baik. Dapat dilihat dari

136
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

mengerjakan tugas-tugas, siswa lain masing-masing mendapat


mengungkapkan pendapat, dan persentase 76, 73, dan 83 dengan
melakukan percobaan dengan kategori kategori aktif.
cukup aktif. Pencapaian persentase aktivitas
Aspek siswa terendah pada siklus I tertinggi pada siklus I terdapat pada
adalah aspek mengungkapkan pendapat aspek membaca materi ajar dan
dengan persentase 65 berkategori cukup mengerjakan LKPD dengan persentase
aktif. Masih banyak siswa yang belum 84 berkategori sangat aktif. Tingginya
dapat dengan leluasa mengungkapkan persentase pada aspek membaca dan
pendapat baik terhadap pendapat mengerjakan LKPD disebabkan karena
kelompok lain pada saat presentasi aspek ini sudah sering dilakukan pada
ataupun pada saat menaggapi penjelasan pembelajaran dikelas sebelum
guru. Hal ini dikarenakan siswa masih menggunakan model pembelajaran
cenderung belum benar-benar berperan kooperatif tipe GI.
aktif dalam setiap kegiatan dalam Pada tabel 3, diperoleh pula
kelompok dan siswa cenderung presentase rata-rata pada siklus II yaitu
melakukan aktivitas sendiri sehingga sebesar 86 dengan kategori sangat aktif.
kurang memperdulikan sajian dari Pada siklus II aktivitas siswa sudah lebih
kelompok yang sedang baik dari siklus sebelumnya,
mempresentasikan hasil penyelidikan. dikarenakan siswa dan guru sudah mulai
Pada aspek berdiskusi antar siswa terbiasa menggunakan model
mendapat persentase terendah kedua pembelajaran yang digunakan sehingga
yaitu dengan persentase 69 berkategori pembelajaran sudah mengarah ke
cukup aktif. Rendahnya persentase pada pembelajaran kooperatif tipe GI. Hal
aspek berdiskusi antar siswa ini tersebut menunjukkan adanya
disebabkan siswa tidak terbiasa peningkatan aktivitas pada siswa dari
berkomunikasi dengan individu dalam setiap siklus.
kelompok yang telah dibagikan oleh Pada siklus sebelumnya aspek
peneliti. Selanjutnya aspek mengerjakan mengungkapkan pendapat mendapat
tugas-tugas dan melakukan percobaan presentase terendah yaitu 65 dengan
dengan presentase rata-rata 70 dan 74 kategori cukup aktif, maka pada siklus II
berkategori cukup aktif. Aspek lainnya pada aspek tersebut telah memenuhi
yaitu mendengarkan/memperhatikan presentase 85 dengan kategori aktif.
penjelasan guru, mendengarkan Aspek berdiskusi antar siswa,
pendapat, dan bekerjasama dengan mengungkapkan pendapat, mengerjakan

137
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

tugas-tugas, dan melakukan percobaan pembelajaran berlangsung dan kegiatan


yang pada siklus I berkategori cukup evaluasi pembelajaran (Fauziah, 2016).
aktif, pada siklus II menjadi berkategori Pada tabel 4, 28 dari 32 orang siswa
aktif, aktif, sangat aktif dan aktif, telah mencapai kriteria ketuntasan
dengan masing-masing persentase 83, secara individu, dan ketuntasan klasikal
87, 85 dan 80. Pada aspek yang dicapai adalah 75%. Terdapat 4
mendengarkan/ memperhatikan orang siswa yang masih belum tuntas
menjelaskan guru, membaca materi ajar pada kegiatan pembelajaran siklus I.
dan LKPD, dan bekerjasama dengan Siswa kesulitan untuk menyelesaikan
siswa lain berkategori sangat aktif soal yang menuntut untuk dapat
dengan persentase 87, 90 dan 87. melukiskan diagram pembentukan
Disimpulkan bahwa model bayangan pada cermin lengkung.
pembelajaran kooperatif tipe GI Proporsi pengerjaan soal terendah
meningkatkan aktivitas belajar siswa di terdapat pada soal pemahaman tentang
kelas VIII G. peristiwa pemantulan baur dan
Meningkatnya aktivitas pemantulan teratur. Rata-rata siswa
pembelajaran pada penelitian sejalan mampu menjelaskan peristiwa
dengan pendapat Hamalik (2014) yang pemantulan baur dan pemantulan
mengatakan bahwa dengan adanya teratur, tetapi tidak mampu mengkaitkan
pemberian kesempatan belajar berupa dengan tepat pada peristiwa perbukitan
melakukan aktivitas secara langsung dan danau saat siang hari.
oleh siswa selama proses pembelajaran, Pada akhir siklus II dilakukan
maka pembelajaran dapat dikatakan posttest terdapat 29 orang siswa
sebagai pembelajaran efektif. Prinsip mencapai kriteria ketuntasan individu,
dalam belajar adalah berbuat. Berbuat dengan pencapaian ketuntasan klasikal
untuk mengubah tingkah laku menjadi sebesar 91%. Dari 32 orang siswa
kegiatan, yaitu berupa aktivitas belajar terdapat 3 orang yang masih belum
yang bersifat fisik maupun mental mencapai ketuntasan individu. Dari hasil
(Sardiman, 2014). Setelah melukakan belajar, siswa tidak tepat saat
serangkaian aktivitas belajar di dalam menggambarkan sinar-sinar yang
kelas, siswa akan mengalami perubahan- mengenai lensa untuk menentukan sifat
perubahan pada diri siswa. Perubahan bayangan yang dibentuk oleh lensa
tersebut merupakan hasil belajar siswa cembung saat benda diletakkan didepan
yang didapat selama proses titik fokus.

138
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

Proporsi pengerjaan soal pada berupa perbuatan atau kerja. Hasil


siklus II terendah terdapat pada soal belajar ini mencakup kemampuan
pemahaman. Guru menyajikan kognitif, afektif dan psikomotor
permasalahan dalam kehidupan sehari- (Suprijono, 2016).
hari yang berkaitan dengan cacat mata
dan cara menolongnya. Siswa mampu
SIMPULAN
menuliskan ketiga jenis cacat mata dan
Berdasaran hasil penelitian dan
cara penanggulangannya dengan
pembahasan, disimpulkan bahwa dengan
menggunakan kacamata dengan masing-
menggunakan model pembelajaran
masing lensa, tetapi siswa tidak
kooperatif tipe group investigation (GI)
menjelaskan bagaimana prinsip
dapat meningkatkan aktivitas guru dan
kacamata tersebut sehingga mampu
siswa kelas VIII G SMP Negeri 1
membantu penglihatan pada masing-
Banjarmasin, dengan cara memberikan
masing kelainan yang dialami.
pengetahuan awal tentang model GI
Pada siklus I dan siklus II proporsi
yang menekankan pada kemandirian
pengerjaan terendah terdapat pada soal
siswa dalam kelompok belajar serta
pemahaman (C2). Siswa diharapkan
peran aktif siswa pada saat pembelajaran
mampu untuk menguasai dan mengerti
berlangsung. Peranan suatu individu
makna dari informasi yang diperoleh
dalam kelompok sangat mempengaruhi
baik berupa fakta, konsep, dan prinsip.
terhadap hasil belajar baik secara
Diperoleh bahwa penerapan model
individu ataupun klasikal pada materi
pembelajaran kooperatif tipe GI dapat
cahaya dan alat optik dengan temuan:
menyelesaikan permasalahan ketuntasan
(1) Perolehan keterlaksanaan RPP siklus
belajar siswa. Pada siklus I ketuntasan
I sebesar 77,98% (baik) dan pada siklus
siswa secara klasikal adalah 75%
II sebesar 95,45% (sangat baik). (2)
(tuntas) dan pada siklus II meningkat
Peningkatan aktivitas belajar siswa
menjadi 91% (tuntas).
dalam aspek mendengarkan/
Peningkatan hasil belajar siswa
memperhatikan penjelasan guru,
pada penelitian sejalan dengan pendapat
berdiskusi antar siswa, membaca materi
Romiszowkiski dalam Abdurrahman,
ajar dan mengerjakan LKPD,
2003 (Ayuwanti, 2016) yang
mengerjakan tugas-tugas,
mengatakan bahwa hasil belajar
mengungkapkan pendapat,
merupakan keluaran dari suatu sistem
mendengarkan pendapat teman,
pemprosesan masukan berupa berbagai
bekerjasama dengan siswa lain dan
macam informasi dan keluarannya
melakukan percobaan. Pada siklus I

139
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

secara keseluruhan telah berkategori History And Historical Science,


4(2), 131-142.
aktif dan pada siklus II berkategori
sangat aktif. (3) Pencapaian ketuntasan Kunandar. (2007). Guru Profesional.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
secara klasikal pada siklus I sebesar
75% (tuntas) dan pada siklus II sebesar Muslim, M., Zainuddin, Z., & An'nur, S.
(2016). Meningkatkan Aktivitas
91% (tuntas).
Siswa Melalui Penerapan Model
Kooperatif Tipe TGT (Teams
DAFTAR PUSTAKA Games Tournament). Berkala
Ilmiah Pendidikan Fisika, 1(3), 94-
Artini, A. (2016). Penerapan Model 103.
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Group Investigation untuk Palupi, R. D. (2016). Penerapan Model
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Group Investigation Untuk
Belajar IPA pada Siswa Kelas VI Meningkatkan Prestasi Belajar IPS
SD Inpres 1 Tondo. Mitra Sains, Tentang Daya Tarik, Motivasi, dan
4(1). Ambisi Bangsa Barat Di Kelas
VIII-J SMP Negeri 1 Pogalan
Ayuwanti, I. (2017). Meningkatkan Kabupaten Trenggalek Semester I
Aktivitas dan Hasil Belajar Tahun 2014/2015. Jurnal
Matematika Menggunakan Model Pendidikan Profesional, 4(3).
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Group Investigation di SMK Rahayuni, K. M. (2016). Penerapan
Tuma’ninah Yasin Metro. Sap Model Pembelajaran Kooperatif
(Susunan Artikel Pendidikan), 1(2). Tipe Group Investigation untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Fauziah, A., Irianto, D. M., & Belajar IPS Siswa Kelas VIII di
Widaningsih, E. (2016). SMP Negeri 3 Singaraja Tahun
Peningkatan Aktivitas Dan Hasil
Pelajaran 2015/2016. Ekuitas:
Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya
Jurnal Pendidikan Ekonomi, 4(2).
Melalui Penerapan Model Group
Investigation. Jurnal PGSD
Kampus Cibiru, 4(3). Ratumanan, T.G. & Laurent. (2003).
Evaluasi Hasil Belajar yang
Gusmawati, G., & Zainuddin, Z. (2016). Relevan dengan Kurikulum
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Berbasis Kompetensi. Surabaya:
Melalui Penerapan Model Unesa University Press.
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Group Investigation. Berkala Romadoni, W. S., & Dinata, V. C.
Ilmiah Pendidikan Fisika, 1(1), (2014). Pengaruh Model
126-138. Pembelajaran Kooperatif Tipe
Group Investigasi Terhadap Hasil
Hamalik, O. (2014). Kurikulum dan Belajar Jalan Cepat (Studi Pada
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3
Aksara. Sidoarjo). Jurnal Pendidikan
Olahraga Dan Kesehatan, 2(3).
Hartoto, T. (2016). Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Group Rusman. (2016). Model-model
Investigation (GI) Meningkatkan Pembelajaran. Edisi Kedua:
Aktivitas dan Hasil Belajar Sejarah. Mengembangkan
Historia: Journal Of Teaching

140
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

Profesionalisme Guru. Jakarta: Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-


Rajawali Pres. Faktor Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sardiman, A.M. (2014). Interaksi dan Suasta, I. G. (2016). Implementation by
Motivasi Belajar-Mengajar. Type of Cooperative Learning
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Group Investigation to Increase
Activity And Results of Learning
Septina, H., Hartini, S., & Suyidno, S. IPS. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial,
(2016). Penerapan Model 2(1).
Pembelajaran Kooperatif dengan
Pendekatan Problem Posing Untuk Suprijono, A. (2016). Cooperatif
Meningkatkan Hasil Belajar dan Learning Teori & Aplikasi
Aktivitas Siswa. Berkala Ilmiah PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Pendidikan Fisika, 2(1), 88-97. Pelajar.

Setiawati, M., Zainuddin, Z., & Wiratana, I. K., Sadia, W., & Suma, K.
Suyidno, S. (2016). Meningkatkan (2013). Pengaruh Model
Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pembelajaran Kooperatif Tipe
dengan Penerapan Model Investigasi Kelompok (Group
Pembelajaran Penemuan Investigation) Terhadap
Terbimbing. Berkala Ilmiah Keterampilan Proses dan Hasil
Pendidikan Fisika, 1(1), 16-28. Belajar Sains Siswa SMP. Jurnal
Pendidikan IPA, 3(1).

141

Anda mungkin juga menyukai