PENDAHULUAN
Bank Nagari Cabang Lintau merupakan salah satu kantor cabang Bank Nagari
yang terletak di Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat. Daerah lintau
terdiri dari 2 (dua) kecamatan yakni Kecamatan Lintau Buo Utara dan Kecamatan
Lintau Buo. Kecamatan Lintau Buo Utara merupakan kecamatan yang memiliki
penghasilan utama dari sektor pertanian seperti penghasil sayur-sayuran, buah-
buahan, dan padi. Sedangkan kecamatan Lintau Buo memiliki penghasilan utama
dari peternakan ayam ras petelur. Bank Nagari Cabang Lintau sebagai Bank
Pembangunan Daerah yang salah satunya fungsinya menyalurkan dana dalam
bentuk kredit ikut serta berperan dalam memajukan Kabupaten Tanah Datar. Salah
satunya dengan penyaluran kredit produktif yang di dominasi oleh sektor
perkebunan dan perternakan maupun kredit untuk membiayai pedagang eceran.
Apabila diamati maka, sisi pendapatan terbesar bank adalah pendapatan bunga dan
provisi dari pemberian kredit tersebut
Berikut ini adalah data target dan pencapaian penyaluran kredit produktif PT.
Bank Nagari Barat Cabang Lintau Periode tahun 2020:
Tabel 1.1
Perkembangan Kredit Produktif PT. Bank Nagari Cabang Lintau Tahun 2020
1
Kredit Produktif Bank Nagari Cabang Lintau Tahun 2020
TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 Tumbuh
Target 98.644 105.092 98.947 100.028 17,53%
Pencapaian 100.537 97.260 98.748 95.485 -16,46%
Δ-/+ 1.893 -7.832 -199 -4.543
Sumber: Nominatif Bank Nagari Cabang Lintau
Pada Tabel 1.1 di atas dari data perkembangan kredit produktif tahun 2020
dapat dilihat bahwa jumlah penyaluran kredit produktif pada PT. Bank Nagari
Cabang Lintau masih belum mencapai target yang telah ditetapkan. Pada akhir tahun
2020 setelah dilakukan revisi, target untuk posisi kredit produktif adalah sebesar
Rp.100.028 miliar namun posisi yang berhasil dicapai hanya sebesar Rp95.485
miliar. Hal ini membuktikan bahwa penyaluran kredit produktif pada Bank nagari
Cabang Lintau masih belum optimal.
2
2. Untuk mengetahui langkah-langkah kongkrit apa saja yang harus
dilakukan untuk. mengoptimalkan penyaluran kredit produktif pada
Bank Nagari Cabang Lintau.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SUMATERA BARAT
4
5. Peraturan daerah Propinsi Daerah Tingkat I Propinsi Sumatra Barat No,2
Tahun 1996 tentang Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat. Dalam
rangka mengantisipasi era globalisasi dan perdagangan bebas, dimana
Bank Pembangunan daerah Sumatera Barat sebagai alat kelengkapan
otonomi Daerah dirasa perlu meningkatkan kemampuan berkompetitif
antara sesama Bank Devisa dengan cara memeperluas daerah operasi
keluar Daerah Sumatera Barat, maka melalui izin menteri Keuangan RI
dan Pemerintahan Daerah dengan peraturan ini ditetapkan nama Sebutan
Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat menjadi Bank Nagari dan
dilakukan peningkatan Modal dari Rp. 50 Milyar menjadi 150 Milyar.
6. Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2006 tentang perubahan bentuk hukum
Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat dari perusahaan daerah
menjadi Perseroan Terbatas ( PT ).
Berdasarkan PERDA No.2 tahun 1996, merupakan perubahan pertama Perda
Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Barat No.15 tahun 1992 maka dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat I Sumatera Barat ditetapkan
pada pasal 1 huruf F, diubah dan di baca bahwa Bank adalah Bank Pembangunan
Daerah Sumatera Barat yang disebut Bank Nagari.
2.2 Visi, Misi, dan Slogan Bank Nagari
1. Visi :
Menjadi Bank Pembangunan Daerah yang terkemuka dan terpercaya
di Indonesia.
2. Misi :
Memberikan kontribusi dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat.
Memenuhi dan menjaga kepentingan stakeholdet secara seimbang.
5
2.3 Struktur Organisasi dan Manajemen PT. Bank Pembangunan Daerah
Sumatera Barat.
Struktur Organisasi PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat pada
garis besarnya terdiri dari :
1. Rapat Umum Pemegang Saham
Rapat umum pemegang saham merupakan pemegang kekuasaan tertinggi PT.
Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat yang aplikasinya terlihat pada :
Pencalonan dan pemilihan ketua serta anggota dewan pengawas
Pengusulan anggota direksi
Pemberian atas persetujuan neraca dan perhitungan laba/rugi
2. Dewan Komisaris
Dewan komisaris adalah pimpinan umum kepengurusan PT. Bank
Pembangunan Daerah Sumatera Barat yang tugas pokoknya menentukan garis
besar kebijaksanaan yang akan dijalankan serta melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan pengurus bank. Anggota dewan komisaris tersebut terdiri dari 1 (satu)
orang ketua, dan 3 (tiga) orang anggota.
3. Direksi
Direksi adalah pimpinan tertinggi yang diberikan tugas dan tanggung jawab
mengurus dan mengelola kegiatan bank sehari-hari dan direksi bertanggung jawab
kepada pemegang saham dalam RUPS melalui Dewan Pengawas. Saat ini terdiri
dari 5 (lima) orang direktur yaitu Direktur Utama, Direktur Operasional, Direktur
Keuangan, Direktur Kredit dan Syariah, serta Direktur Kepatuhan.
6
• Divisi Perencanaan Strategis
• Divisi Sumber Daya Manusia
• Divisi Sekretaris Perusahaan
• Divisi Umum
• Divisi Kepatuhan
• Divisi Manajemen Resiko
• Divisi Pemasaran
7
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
8
Kredit Produktif, digunakan untuk peningkatan bidang usaha atau
produksi atau investasi. Kredit ini diberikan oleh Bank untuk menghasil
barang jasa atau jasa. Contoh kredit modal kerja untuk pembelian
persediaan, kredit untuk membangun pabrik dan lain lain.
• Kepercayaan.
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan akan
benar - benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa datang.
Kepercayaan ini diberikan oleh bank, dimana sebelumnya sudah dilakukan
penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara interen maupun
eksteren.
• Kesepakatan.
• Jangka Waktu.
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu
ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka
waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau
jangka panjang.
• Risiko.
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu
risiko tidak tertagihnya / macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu
9
kredit semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko ini
menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang
lalai, maupun oleh risiko yang tidak disengaja.
• Balas Jasa.
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut
yang kita kenal dengan bunga
• Capital
Kriteria selanjutnya adalah capital atau modal yang dimiliki calon
peminjam, yang khususnya diberlakukan pada nasabah yang meminjam
untuk usaha atau bisnisnya. Dengan mengetahui modal atau aset yang
dimiliki usaha nasabah tersebut, pihak bank dapat sumber pembiayaan
yang dimiliki. Selain itu, pihak bank juga dapat melihat bagaimana
10
laporan keuangan dari usaha yang dijalankan nasabah untuk kemudian
dijadikan acuan apakah memang layak diberikan kredit atau tidak.
• Collateral
Kriteria keempat adalah collateral atau jaminan yang diberikan pada calon
peminjam saat mengajukan kredit kepada bank. Sesuai dengan namanya,
jaminan ini akan menjadi penjamin atau pelindung bagi pihak bank jika
nantinya nasabah tidak dapat membayar pinjaman yang diambil. Oleh
karena itu, idealnya besaran jaminan yang bersifat fisik ataupun nonfisik
lebih besar jumlahnya lebih besar dari kredit yang diberikan.
• Condition
Kriteria dari prinsip 5C yang terakhir adalah condition, yaitu kondisi
perekonomian baik yang bersifat general atau khusus pada bidang usaha
yang dijalankan nasabah. Jika memang kondisi perekonomian sedang
tidak baik atau sektor usaha nasabah tidak menjanjikan, biasanya bank
akan mempertimbangkan kembali dalam memberikan kredit. Hal ini
terkait kembali dengan bagaimana kemampuan nasabah dalam membayar
pinjamannya nanti yang tentu terpengaruhi atas kondisi ekonomi.
Selain prinsip 5C, prinsip lainnya yang digunakan oleh lembaga keuangan
dalam memberikan kredit adalah prinsip 7P. Dalam prinsip ini terdapat tujuh kriteria
yang harus dipenuhi, yaitu:
• Personality
Kriteria pertama adalah personality, yaitu kepribadian dari calon
peminjam yang mengajukan kreditnya. Kriteria ini hampir sama dengan
kriteria character dari prinsip 5C yang telah dijelaskan diatas, dimana
melihat bagaimana keseluruhan kepribadian nasabah mencakup sikap dan
perilakunya sehari-hari.
• Party
Yang kedua dalam prinsip 7P adalah party, dimana calon peminjam
dimasukkan ke dalam beberapa golongan yang terkait dengan kondisi
keuangannya. Biasanya pihak bank mengklasifikasikan nasabah
berdasarkan modal yang dimiliki, kepribadian, loyalitas, dan lain
sebagainya. Dengan adanya perbedaan klasifikasi dan golongan ini, akan
ada perbedaan pula dalam pemberian fasilitas kredit nantinya.
• Purpose
11
Kriteria yang ketiga adalah purpose, yaitu apa tujuan dari calon peminjam
dalam mengajukan kreditnya pada lembaga keuangan. Pihak bank perlu
mengetahui untuk apa dana tersebut akan digunakan, misalnya untuk
modal usaha, investasi, biaya pendidikan, atau justru kegiatan konsumtif.
Hal ini juga akan menyesuaikan dengan fokus dari bank atau lembaga
keuangan tersebut, misalnya jika bank tersebut berfokus pada pengelolaan
modal maka akan tepat bagi nasabah yang mengajukan kredit untuk usaha.
• Prospect
Kriteria keempat dari prinsip 7P adalah prospect, yaitu bagaimana prospek
dari usaha yang dijalankan oleh calon peminjam. Tentu saja prinsip ini
berlaku khusus bagi nasabah yang mengajukan pinjaman untuk modal
usaha atau bisnis yang dikelolanya. Dengan mengetahui apakah usaha dan
bisnis tersebut memiliki prospek ke depan yang bagus atau tidak, maka
bank pun dapat memprediksi bagaimana perkiraan kemampuan bayar dari
nasabah.
• Payment
Masih berkaitan dengan kriteria sebelumnya, kriteria yang kelima ini juga
bertujuan mengukur bagaimana kemampuan bayar dari calon peminjam.
Prinsip payment dilihat dari sumber pendapatan nasabah, kelancaran usaha
yang dijalankan, hingga prospek dari usaha tersebut. Dengan begitu, pihak
bank atau lembaga keuangan dapat menilai apakah nasabah tersebut
memang dapat membayar kreditnya atau tidak.
• Profitability
Kriteria keenam adalah profitability, dimana pihak bank melihat
bagaimana kemampuan calon peminjam dalam menghasilkan keuntungan
atau laba. Sama seperti beberapa kriteria sebelumnya, kriteria ini lebih
dikhususkan pada nasabah yang meminjam untuk keperluan usahanya.
Semakin tinggi tingkat profitability dari calon peminjam, maka akan
semakin tinggi pula kemungkinan kredit yang diajukan dapat disetujui
bank.
• Protection
Tidak jauh berbeda dengan kriteria collateral pada prinsip 5C, kriteria
protection ini juga mengacu pada jaminan yang dapat diberikan oleh calon
peminjam. Selain jaminan berupa barang seperti aset rumah atau
12
perusahaan, protection ini juga dapat berupa jaminan asuransi yang
dimiliki oleh nasabah.
3.2 “Strength Weakness Opportunity Threat” (SWOT)
13
Weakness (kelemahan), adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber
daya,keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja
perusahaan.Keterbatasan tersebut dapat berupa fasilitas, sumber daya
keuangan, kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat
merupakan sumber dari kelemahanperusahaan.
14
BAB IV
PEMBAHASAN
Bank Nagari Cabang Lintau berdiri sejak tanggal 26 November 1990. Bank
Nagari Cabang Lintau terletak di Jalan Raya Balai Tangah Kecamatan Lintau Buo
Utara Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat. Bank Nagari Cabang Lintau
berbatasan langsung dengan Kabupaten Sijunjung. Di Kabupaten Tanah Datar, Bank
Nagari mempunyai tiga kantor Cabang yaitu Bank Nagari Cabang Batusangkar,
Bank Nagari Syariah Batusangkar, dan Bank Nagari Cabang Lintau. Bank Nagari
Cabang Lintau mempunyai 1 (satu) kantor kas yang terletak di Nagari Tigo Jangko
Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah datar.
Lintau merupakan daerah yang secara ekonomi didominasi oleh sektor
perkebunan, peternakan, maupun perdagangan. Bank atau lembaga keuangan lainnya
yang menjadi pesaing di wilayah kerja Bank Nagari Cabang Lintau adalah Bank
BRI,BPR, dan PNM. Tenaga Kerja yang ada di Bank Nagari Cabang Lintau
seluruhnya berjumlah 28 orang dengan data tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1
Tenaga Kerja Bank Nagari Cabang Lintau
Pemimpin 1 orang
FADHLI
Wakil Pemimpin 1 orang
SUCI SETIAWATI
Pemimpin Seksi Kredit 1 orang
HOSNI MAYDA
Pemimpin Seksi Dana 1 orang
ANDI MITRA ASGUL
Pemimpin Kantor Kas 1 orang
TSALISATUL ASMA
Analis Kredit 1 orang
AZIZAH
SEKAR LUNGGAYU KARTIKA
Petugas Kredit 4 orang
MEUTIA TRIANASTITI
NANDA PRIMA PUTRA
15
Customer Service 2 orang
INDAH ANGGRAINI
PUTRI INDAH LESTARI
Teller 3 orang
AINUL HAFIZAH
AURA AINAL MUKHARAMAH
Marketing 1 orang
INAYATUL HUSNA
Trainee (training) 1 orang
GARDA ADNAN
PUTRI INDAH LESTARI
Driver 2 orang
DEDE PUTRA
ROMI
Satpam 6 orang
ALAM
ADE
RIO
ALDO
DONI
RANDI
Pramubakti 1 orang
GUSTI YANDA
TOTAL 28 orang
Petugas Penyelamatan Kredit
AFRIJEN
*Data diolah
Daerah Lintau terdapat tiga bidang usaha yang memiliki potensi besar untuk
Bank Nagari biayai yaitu dimulai dari pertanian, peternakan , dan perdagangan. Jenis
usaha yang bisa di biayai seperti ternak ayam ras petelur, ternak ayam ras pedaging,
hueller, ternak sapi potong, perkebunan holtikultura, dan banyak usaha lainnya. Unit
usaha peternakan terbanyak terdapat di kawasan Kecamatan Lintau Buo. Di sisi
penawaran, kapasitas produksi peternakan ayam ras petelur di Indonesia masih belum
mencapai kapasitas produksi yang sesungguhnya. Hal ini terlihat dari masih
banyaknya perusahaan pembibitan, pakan ternak dan obat-obatan yang masih
berproduksi di bawah kapasitas terpasang, artinya prospek pengembangannya masih
sangat luas.
16
Usaha pertanian seperti perkebunan dan tanaman pangan terbanyak terdapat di
kawasan Lintau Buo Utara yang mana pada daerah tersebut memiliki daerah yang
lebih tinggi sehingga iklim geografisnya sangat cocok untuk bidang pertanian.
Masyarakat di daerah lintau sebagian besar mempunyai profesi sebagai wiraswasta
dan pedagang. Sebanyak Fakta tersebut menjadi peluang bagi Bank Nagari Cabang
Lintau untuk memperdalam penyaluran dana kreditnya.
Bank Nagari Cabang lintau memiliki pesaing yang cukup kuat, yaitu salah satu
BUMN yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI). Penguasaan sistem informasi dan
teknologi bank pesaing dinilai masih lebih unggul. Persaingan perbankan dari waktu
ke waktu semakin ketat. Variasi pilihan produk Bank pesaing yang lebih sesuai
dengan kebutuhan pasar dan memiliki keunggulan komparatif Berbagai macam
strategi dan promosi masing-masing Bank untuk menawarkan produk unggulannya.
Suku bunga kredit bank pun menjadi faktor paling utama yang dipertimbangkan oleh
calon debitur.
Bank Nagari memiliki berbagai macam skim kredit yang dapat disesuai kan
dengan kebutuhan nasabah. Bunga yang ditawarkan pun relative rendah dan
bersaing. Bank Nagari juga memiliki budaya dan corporate image positif di
masyarakat Sumatera Barat. Teknologi digital, proses yang cepat, dan sistem
informasi yang sudah online ke seluruh jaringan kantor memudahkan nasabah dalam
mengajukan permohonan kredit dan bertransaksi. Jaringan distribusi tersebar di
kabupaten/kota yang ada di daerah Sumatera Barat bahkan Cabang Bank Nagari juga
terdapat di Jakarta,Bandung,dan Pekanbaru. Kekuatan lainnya adalah sumber daya
manusia, keterampilan, dan keunggulan-keunggulan produk yang tersedia sesuai
dengan kebutuhan pasar.
17
untuk mengajukan permohonan kredit. Rasio DPK dan NPL yang dimiliki oleh Bank
Nagari serta adanya persaingan dari bank umum dan kondisi ekonomi yang tidak
stabil menyebabkan petugas atau AO ragu-ragu dalam menyalurkan kredit. Jaringan
cabang yang masih terbatas dan mutu pelayanan masih saja dikeluhkan oleh
masyarakat.
4.3 Analisis SWOT Penyaluran Kredit Produktif Bank Nagari Cabang Lintau
Tabel 4.2.
18
Opportunity : Threat :
1. Potensi Pasar di Lintau 1. Bank-bank pesaing mulai
masih belum tergarap secara lebih fokus untuk
optimal. mengembangkan bisnisnya
2. Biaya administrasi dan bunga 2. Dampak Covid-19 terhadap
yang rendah dapat menarik sektor usaha.
para calon nasabah lainnya.
1. Strategi S-O
Banyaknya lapangan usaha yang ada di Daerah lintau merupakan peluang bagi
Bank Nagari Cabang Lintau untuk meningkatkan penyaluran dana kredit yang ada.
Dengan adanya profitabilitas yang cukup saat ini hal itu dapat dimanfaatkan Bank
Nagari Cabang Lintau untuk meningkatkan promosi agar bisa menarik nasabah baru
dan meningkatkan kepercayaan nasabah lama. Promosi dapat dilakukan seperti
dengan memberikan penghargaan kepada nasabah yang mempunyai kualitas kredit
lancar, membuat iklan di media sosial, surat kabar lokal ataupun pembuatan poster
maupun spanduk di area umum. Salah satu promosi menarik yang bisa dilakukan
adalah dengan program “Member Get Member”, yang mana pada saat ini program
tersebut hanya diberlakukan untuk produk kredit konsumtif saja.
19
Dengan budaya dan corporate image yang positif dari masyarakat, peluang
nasabah yang akan berbondong-bondong mendatangi Bank Nagari untuk mendaftar
sebagai nasabah sangat besar.
2. Strategi S-T
Persaingan yang ketat dengan BUMN, agar kita bisa menjadi pemimpin pasar,
kepuasan nasabah adalah hal yang mutlak. Meningkatkan kepuasan nasabah dapat
dilakukan dengan meningkatkan pelayanan dalam hal kecepatan dan ketepatan
sehingga nantinya nasabah akan loyal. Selain itu pemberian nilai tambah seperti
“promo” menarik bagi nasabah juga meningkatkan keunggulan bersaing. Kita dapat
menawarkan berbagai layanan seperti tersedianya informasi dan komunikasi yang
baik kepada nasabah dan lain sebagainya.
3. Strategi W-O
Mapping area merupakan strategi untuk mengenali suatu wilayah yang nantinya
akan mendeskripsikan dengan jelas mengenai titik-titik penjualan, pusat aktivitas,
sekolah, potensi usaha untuk penyaluran kredit dan lain sebagainya. Mapping area
juga berguna untuk mengetahui jumlah pasar yang ada di daerah tersebut, usaha apa
saja yang berada di dalam pasar dan di luar pasar beserta potensinya. Sebagai
contoh, dalam suatu area yang sedagang di mapping, ada sub area yang terpencil
20
namun memiliki potensi usaha yang cukup besar. Hal itu merupakan peluang bagi
kita dalam menyalurkan kredit.
4. Strategi W-T
5. Fokus Kredit
Sesuai dengan kondisi lingkungan Bank Nagari Cabang Lintau jenis kredit
yang dibutuhkan pasar adalah kredit modal kerja dan kredit investasi. Kredit modal
kerja dapat digunakan oleh debitur untuk membiayai pembelian barang dagangan,
biaya tenaga kerja, membayar hutang dagang, dan biaya operasional dalam rangka
menambah persediaan meningkatkan penjualannya. Kredit investasi dapat digunakan
pembiayaan pembelian alat alat produksi, kendaraan, membangun kandang, dan
ruko/toko untuk usaha.
Berdasarkan hasil analisis dari Matriks SWOT pada Tabel 4.2 tersebut diatas,
maka langkah-langkah kongkrit yang akan dilakukan untuk mengoptimalkan
penyaluran kredit produktif pada Bank Nagari Cabang Lintau adalah sebagai
berikut:
21
Melaksanakan rencana kerja strategi “one week one nagari”, dengan
menjadwalkan dan mentargetkan masing-masing AO untuk prospek nasabah ke
daerah atau nagari yang telah ditentukan oleh Pemimpin Seksi Kredit, minimal 1
hari dalam seminggu. Pemimpin seksi kredit dapat membagi para analis menjadi
beberapa tim per masing-masing daerah. Hal ini bertujuan untuk menarik
nasabah yang berpotensi atau mempengaruhi nasabah dari bank pesaing.
Meninjau nasabah lama yang sudah pindah ke bank lain untuk di prospek
kembali. Analis dan Pemimpin Seksi Kredit menginventarisir nasabah lama yang
didapatkan dari data historis yang ada dan melakukan kunjungan serta
menganalisis dari kunjungan tersebut kelayakan nasabah tersebut untuk kembali
ke Bank Nagari Cabang Lintau.
Kegiatan yang dilakukan diatas dibuatkan laporan setiap minggu dan dilaporkan
pada pemimpin cabang.
22
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari perumusan masalah dan uraian diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa belum optimalnya penyaluran kredit produktif pada Bank Nagari
Cabang Lintau yang disebabkan oleh :
2. Belum dimiliki data base calon debitur potensial yang akan diprospek
sehingga lebih banyak bersifat melayani calon debitur yang datang
sendiri ke Bank / pasif.
5.2 Saran
23
Pemimpin Seksi Kredit, minimal 1 hari dalam seminggu. Pemimpin
seksi kredit dapat membagi para analis menjadi beberapa tim per
masing-masing daerah. Hal ini bertujuan untuk menarik nasabah yang
berpotensi atau mempengaruhi nasabah dari bank pesaing.
24
DAFTAR PUSTAKA
David, Fred R, 2006. Manajemen Strategis. Edisi Sepuluh, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta
Kasmir. 2014. Dasar-Dasar Perbankan. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Graino Persada.
Rangkuti, Freddy. (2006). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
https://www.gurupendidikan.co.id/strategi-analisis-swot/
www.banknagari.co.id
25