Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2020. 6(1): 228-237
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis target pendapatan asli daerah (PAD) yang mampu
dicapai dari retribusi RPH di Kota Bandung dan model penentuan tarif retribusi yang terbaik yang
dapat digunakan untuk pencapaian target PAD. Penelitian ini dilakukan di RPH Ciroyom dan RPH
Cirangrang. Data sekunder dari Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung menjadi data utama
untuk dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa target PAD yang ditetapkan di atas Rp 1,5
milyar sangat sulit dicapai apabila sapi yang dipotong di bawah 30.000 ekor per tahun. Adapun
model yang terbaik yang mendekati capaian target PAD dan memberikan rasa keadilan yang tinggi
adalah model 3 (weight based model).
ABSTRACT
This study aims to analyze the local revenue target (PAD) that can be achieved from the RPH
retribution in the Bandung city and the model of determining the best retribution rates that can be
used to achieve the PAD target. The location of this research was conducted in Ciroyom RPH and
Cirangrang RPH. Secondary data from the Food and Agriculture Office Bandung is the main data
to be analyzed. The results showed that the PAD target set above Rp. 1.5 billion is very difficult to
achieve if cattle are slaughtered below 30,000 head per year. The best model that approaches the
PAD target achievement and gives a high sense of justice is model 3 (weight based model).
228
Analisis Penentuan Metode Penetapan Tarif Retribusi Rumah Potong Hewan
dalam Pemenuhan Capaian Target Pendapatan Asli Daerah di Kota Bandung
Achmad Firman, Andre Revianda Daud, Hermawan
pengimpor sapi bakalan dan daging beku kesehatan masyarakat veteriner dari
terbesar bagi Indonesia. pengelola RPH untuk memastikan produk
Isu yang mengemuka saat ini daging dan turunannya aman untuk
adalah food safety. Keamanan pangan dikonsumsi. Sehat artinya ternak sebelum
menjadi isu global yang menjadi pusat dipotong (ante mortem) dan setelah
perhatian karena berkaitan dengan dipotong (post mortem) akan diperiksa
keamanan pangan yang akan dikonsumsi kesehatannya. Utuh artinya ternak yang
oleh manusia, termasuk daging sapi. akan dipotong tidak memiliki cacat fisik
Daging sapi berasal dari sapi hidup yang pada saat dipotong. Halal adalah ternak
harus diberi perlakuan sebelum menjadi yang dipotong mengikuti syariat Islam
daging dan produk turunannya. tatacara pemotongannya.
Subadyo (2017) menyatakan bahwa Berdasarkan kategori di atas dapat
Rumah Pemotongan Hewan (RPH) adalah dipastikan produk daging dan turunannya
tempat dan sarana pelayanan masyarakat yang dihasilkan RPH sudah memenuhi
untuk melakasanakan tempat kriteria aman untuk dikonsumsi. Apabila
penyembelihan hewan secara benar, distribusi daging dan produk turunannya
tempat melaksanakan pemeriksaan hewan dari RPH ke luar RPH tidak dilakukan
sebelum dan setelah dipotong serta dengan baik dapat menyebabkan daging
tempat pemantauan dan surveilans yang dikonsumsi tidak higienis. Oleh
penyakit hewan dan zoonis sehingga karena itu, daging dan produk turunannya
daging disediakan menjadi aman, sehat yang keluar dari RPH harus
utuh, halal (ASUH). Menurut Tawaf dkk menggunakan peralatan khusus agar
(2013), RPH adalah sebagai lembaga daging higienis.
penyedia daging sapi segar dari ternak Pendirian RPH di suatu daerah
sapi yang dipotong. Berdasarkan definisi harus mengikuti aturan SNI 01-6159-
tersebut semakin jelas bahwa RPH adalah 1999. Standarisasi ini diberikan agar
sarana dan prasarana yang disiapkan RPH yang dibangun mampu
untuk pemotongan ternak yang menghasilkan daging yang ASUH.
menghasilkan daging yang ASUH. Demikian juga dengan evaluasi
Aman artinya daging dan produk kelayakan RPH akan berpedoman pada
lainnya dari hasil pemotongan ternak SNI standar teknis RPH dan SNI mutu
diperiksa oleh tim kesehatan hewan dan
229
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2020. 6(1): 228-237
karkas dan daging sapi (Aqidawati dan pemukiman dan memiliki instalasi
Sutopo, 2017). pengolahan limbah (Lestari, 1994 dalam
Ada beberapa hal yang Asdar, 2014). Kemudian rancang bangun
menyebabkan izin usaha RPH dapat (Detail Engineering Design) RPH
dicabut, yaitu: (1) Kegiatan pemotongan dilakukan dalam rangka persiapan
dan/atau penanganan dilakukan di RPH pembangunan RPH. Perizinan usaha RPH
atau UPD yang tidak memiliki izin harus secara sinergi diurus oleh
mendirikan RPH, (2) Melanggar pemerintah daerah yang bersangkutan
persyaratan teknis tata cara pemotongan sehingga RPH yang dibangun tidak
dan/atau penanganan daging ternak memiliki masalah di kemudian harinya.
ruminansia sebagaimana diatur dalam Pelayanan RPH yang diselenggara-
peraturan perundang-undangan, (3) kan pemerintah mendapatkan subsidi dari
Tidak melakukan kegiatan pemotongan APBD ataupun dari APBN. Subsidi atas
hewan dalam jangka waktu 6 (enam) aktivitas-aktivitas di RPH ditujukan
bulan berturut-turut setelah izin untuk meringankan beban pengguna
diberikan, dan (4) Tidak memiliki NKV (users) dari RPH. Di satu sisi, pemerintah
(Nomor Kontrol Veteriner), setelah daerah diperkenankan untuk memungut
jangka waktu yang ditentukan dalam retribusi atas layanan yang dilakukan di
peraturan perundang-undangan RPH. Hal ini didasarkan pada Undang-
(Rudyanto, 2000). undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Penyediaan RPH di suatu daerah, Daerah dan Retribusi. Berdasarkan
misalnya RPH milik pemerintah. adalah ketentuan dalam Pasal 127 pada undang-
tanggung jawab pemerintah daerah undang tersebut dikatakan bahwa Jenis
karena RPH merupakan salah satu Retribusi Jasa Usaha adalah: Retribusi
fasilitas publik yang wajib dibangun Pemakaian Kekayaan Daerah, Retribusi
untuk menjamin pangan yang ASUH. Pasar Grosir dan/atau Pertokoan,
Pembangunan RPH harus didasarkan Retribusi Tempat Pelelangan, Retribusi
pada studi kelayakan terlebih dahulu Terminal, Retribusi Tempat Khusus
untuk memastikan tingkat kelayakannya. Parkir, Retribusi Tempat Penginapan/
Selanjutnya, penenentuan lokasi yang Pesanggrahan/Villa, Retribusi Pelayanan
akan dijadikan tempat RPH. Lokasi yang Kepelabuhanan, Retribusi Tempat
akan dijadikan RPH sebaiknya jauh dari Rekreasi dan Olahraga, Retribusi
230
Analisis Penentuan Metode Penetapan Tarif Retribusi Rumah Potong Hewan
dalam Pemenuhan Capaian Target Pendapatan Asli Daerah di Kota Bandung
Achmad Firman, Andre Revianda Daud, Hermawan
231
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2020. 6(1): 228-237
232
Analisis Penentuan Metode Penetapan Tarif Retribusi Rumah Potong Hewan
dalam Pemenuhan Capaian Target Pendapatan Asli Daerah di Kota Bandung
Achmad Firman, Andre Revianda Daud, Hermawan
sebelumnya karena tarif yang ditetapkan oleh konsumen karena daging ayam lebih
adalah fixed tariff. Sedangkan dengan murah dibandingkan dengan daging sapi.
metode ini, tarif didasarkan pada bobot
badan. Adapun formula dari penentuan
tarif dengan metode berat hidup adalah
sebagai berikut:
T = BB/K x H
Dimana:
- T adalah tarif retribusi RPH dengan Gambar 1. Perkembangan Konsumsi
Daging Sapi dan Ayam di Kota Bandung
satuan rupiah (Rp) per ekor; (Sumber: BPS Kota Bandung dan asumsi yang
diguakan adalah konsumsi daging rata-rata
- BB adalah bobot badan ternak yang 15kg/kapita, dan konsumsi daging ayam 70%
sedangkan daging sapi 15%)
ditimbang sebelum dipotong dengan
satuan kg; Di sisi lainnya, menurut data Dinas
- K adalah angka normatif dalam Pangan dan Pertanian Kota Bandung,
satuan absolut yang ditetapkan demand daging sapi belum mampu
sebesar 10 kg; dipenuhi dari pasokan daging dari RPH
- H adalah harga yang ditetapkan oleh Kota Bandung. Kekurangan pasokan
pengelola untuk mendapatkan daging sapi dipenuhi dari daging beku
kesesuaian dengan imbalan yang impor (lihat Gambar 2).
akan diperoleh. Angka yang
ditetapkan misalnya Rp 1.000/ekor.
233
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2020. 6(1): 228-237
diperlihatkan bahwa terjadi peningkatan PAD dari RPH yang ditetapkan, sisanya
pemotongan sapi dari tahun 2016 – 2018. dipenuhi dari pemotongan babi dan
ayam.
234
Analisis Penentuan Metode Penetapan Tarif Retribusi Rumah Potong Hewan
dalam Pemenuhan Capaian Target Pendapatan Asli Daerah di Kota Bandung
Achmad Firman, Andre Revianda Daud, Hermawan
235
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2020. 6(1): 228-237
ketiga model tersebut dapat dilihat bahwa dipotong sehingga dapat memberikan
236
Analisis Penentuan Metode Penetapan Tarif Retribusi Rumah Potong Hewan
dalam Pemenuhan Capaian Target Pendapatan Asli Daerah di Kota Bandung
Achmad Firman, Andre Revianda Daud, Hermawan
237