KELOMPOK H1
PPDH ANGKATAN III
TAHUN 2014/2015
Di bawah Bimbingan:
Dr. Drh. Trioso Purnawarman, MSi
Drh. Prihartini Mulyawati, MM
Latar Belakang
Tujuan
Manfaat
WAKTU KEGIATAN
Keadaan Umum
Standar sarana dan prasarana yang harus ada dirumah potong hewan sudah
tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian No 13 tahun 2010 dan SNI RPH 01-
6159-1999. Standar sarana dan prasana tersebut dijadikan patokan RPH yang ada
di Indonesia. Sarana yang harus ada meliputi akses jalan ke rumah potong hewan,
ketersediaan sumber air, sumber listrik, instalasi air panas (suhu 80oC) dan sistem
pembuangan limbah.
Sarana di RPH-R Cibinong sudah memiliki akses jalan yang baik dan dapat
dilalui kendaraan pengangkut hewan potong dan daging, tempat parkir yang luas
memudahkan lalu lintas keluar masuknya kendaraan pengangkut daging ataupun
pengangkut sapi. Sumber air yang digunakan untuk proses pemotongan sudah
mencukupi selama kegiatan RPH berlangsung, namun air panas (suhu 80oC) yang
dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan sanitasi dan higiene alat dirasa masih
kurang. Menurut SNI 1999 menyatakan sumber air yang memenuhi persyaratan
baku mutu air bersih dalam jumlah cukup, yaitu minimum 1.000 liter/ekor/hari.
Sumber tenaga listrik tersedia RPH-R Cibinong dan juga terdapat fasilitas
penanganan limbah padat dan cair yang mengalir dengan lancar dan kemudian
diolah dan dimanfaatkan sebagai pupuk.
RPH-R Cibinong memiliki kandang penampungan sementara atau kandang
istirahat yang berjarak kurang lebih 10 meter dari bangunan utama. Standar
kandang penampungan menurut permentan No 13 tahun 2010 yaitu memiliki daya
tampung 1,5 kali dari rata-rata jumlah pemotongan hewan setiap hari, tersedia
tempat air minum untuk hewan yang didesain landai ke arah saluran pembuangan
agar mudah dibersihkan, namun kondisi dari kandang istirahat masih terlihat
banyak kotoran yang tidak dibersihkan. Hal ini mengakibatkan sapi dalam kondisi
kotor pada saat sebelum dilakukan pemotongan. Terdapat jalur penggiringan
hewan (gang way) dari kandang menuju tempat penyembelihan, dilengkapi
dengan pagar yang kuat di kedua sisinya dan lebarnya hanya cukup untuk satu
ekor sehingga hewan tidak dapat kembali ke kandang.
Pada bangunan utama, terdapat pembagian antara area bersih dan kotor.
Terdapat 2 tempat restraining box, yang 1 tanpa penjepitan dan yang 1 lagi
dengan penjepitan dengan mesin. Untuk restraining tanpa penjepitan proses
pemotongan diawali dengan stunning menggunakan pneumatic stunner dan
captive bolt non-penetrative, sementara untuk restraining dengan penjepitan tidak
dilakukan stunning sehingga langsung disembelih. Menurut Peraturan Menteri
Pertanian No 13 tahun 2010 daerah kotor meliputi: area pemingsanan atau
perebahan hewan, area pemotongan dan area pengeluaran darah, area
penyelesaian proses penyembelihan (pemisahan kepala, keempat kaki sampai
metatarsus dan metakarpus, pengulitan, pengeluaran isi dada dan isi perut), ruang
untuk jeroan hijau, ruang untuk jeroan merah, ruang untuk kepala dan kaki, ruang
untuk kulit dan pengeluaran (loading) jeroan. Di RPH-R Cibinong terdapat ruang
pendinginan dan pembekuan karkas, namun tidak difungsikan karena produk yang
dihasilkan berupa daging segar dan langsung dibawa oleh pedagang.
Daerah bersih meliputi area untuk pemeriksaan post-mortem, penimbangan
karkas, pengeluaran (loading) karkas/daging, area penurunan hewan (unloading)
sapi dan kandang penampungan/kandang istirahat hewan. Daerah kotor dan bersih
sudah dapat dibedakan, namun sekat antara kedua daerah tersebut tidak jelas,
antara pekerja didaerah bersih dan kotor masih sering masuk ke daerah yang
dilarang sehingga akan mengkontaminasi karkas dan daging. Ruang pelepasan
daging (deboning room) dan pembagian/pemotongan daging (cutting room)
memenuhi standar yang sudah ditetapkan. Namun dalam pelaksanaannya, tidak
ada pembatasan akses keluar masuk pada bangunan utama RPH bagi orang yang
tidak berkepentingan, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya
kontaminasi pada produk yang dihasilkan.
Tata ruangan RPH sudah searah dengan alur proses, mulai dari pemotongan
sampai dengan pembagian karkas dan deboning. Secara konstruksi dan material
bangunan sudah memenuhi SNI 01-6159-1999, yaitu lantai RPH terbuat dari
bahan kedap air, tidak mudah korosif, tidak licin, tahan benturan, tidak toksik,
mudah dibersihkan dan didesinfeksi, serta landai ke arah saluran pembuangan.
Dinding bangunan terbuat dari bahan yang kedap air, tidak mudah korosif, tidak
toksik, tahan terhadap benturan keras, mudah dibersihkan dan didesinfeksi, serta
tidak mudah mengelupas. Sudut antara dinding dan lantai agak melengkung
sehingga tidak ada kotoran yang tertinggal saat proses pembersihan. Sistem
sirkulasi udara di RPH Cibinong cukup baik, tidak adanya ventilasi digantikan
dengan menggunakan sistem blower sehingga arah udara yang masuk dan keluar
dapat diatur. Sistem penerangan dalam ruangan RPH baik itu didaerah kotor
maupun di daerah bersih sudah memenuhi persyaratan SNI-01-6159-1999 dan
sesuai dengan besarnya ruangan. Tersedia fasilitas bak dipping di pintu masuk,
fasilitas cuci tangan, serta ruang ganti/locker bagi pegawai. Terdapat fasilitas cuci
tangan yang menggunakan pedal kaki untuk menyalakan keran air sehingga dapat
menghindarkan kontak antara tangan yang sudah steril dengan keran saat akan
menutup keran.
Sarana penanganan limbah yang ada di RPH Cibinong memenuhi
persyaratan standar di Indonesia. Sarana penanganan limbah berjarak sekitar 10
meter dari bangunan utama, memiliki kapasitas sesuai dengan volume limbah
yang dihasilkan dan terdapat saluran yang terpisah antara limbah cair dan padat.
Desain yang digunakan ditujukan agar mudah diawasi, mudah dirawat, tidak
menimbulkan bau dan memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan sesuai dengan
rekomendasi upaya pengelolaan lingkungan (UKL) dari Dinas yang membidangi
fungsi kesehatan lingkungan. Limbah yang dihasilkan kemudian diolah menjadi
pupuk tanaman.
Tahapan Produksi
Pemeriksaan Antemortem
Salah satu upaya agar swasembada daging tercapai ialah dengan melarang
pemotongan hewan betina produktif, karena hewan betina produktif masih dapat
menghasilkan keturunan. Dasar Hukum Larangan Pemotongan Sapi Betina
Produktif adalah Undang-Undang No. 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan
Kesehatan Hewan pasal 18 ayat (4). Sapi betina produktif adalah sapi yang
melahirkan kurang dari 5 (lima) kali atau berumur dibawah 8 (delapan) tahun,
atau sapi betina yang berdasarkan hasil pemeriksaan reproduksi oleh dokter
hewan atau petugas teknis yang ditunjuk di bawah pengawasan dokter hewan,
dinyatakan memiliki organ reproduksi normal serta dapat berfungsi optimal
sebagai sapi induk. Setiap orang yang menyembelih ternak ruminansia besar
betina produktif dipidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 3 tahun
dan denda paling sedikit Rp 100.000.000 dan paling banyak Rp 300.000.000.
Ditemukan adanya pemotongan sapi betina di RPH-R Cibinong sebanyak
lima ekor pada hari senin, namun kelima sapi tersebut merupakan sapi jenis BX.
Peraturan atau regulasi mengenai hewan betina produktif hanya berlaku untuk
sapi jenis lokal Indonesia. Sapi betina jenis lokal Indonesia yang boleh dipotong
adalah sapi yang sudah tidak produktif lagi sehingga disingkirkan untuk menjadi
ternak potong.
Pemeriksaan Postmortem
Kondisi higiene dan sanitasi RPH-R dapat dilihat dari hewan datang
(unloading) yang di tempatkan pada kandang sementara. Pada tempat ini masih
terlihat banyak kotoran yang tidak dibersihkan. Hal ini mengakibatkan sapi dalam
kondisi kotor pada saat sebelum dilakukan pemotongan. RPH-R Cibinong sudah
memiliki fasilitas bak celup (desinfeksi) di pintu masuk ke bagian jeroan dan
pemotongan, fasilitas cuci tangan dengan sabun dan tissue, ruang ganti serta loker
bagi pegawai, serta pemisahan antara daerah kotor dan daerah bersih. RPH-R ini
juga dilengkapi dengan sistem rel (railing system) yang memudahkan
pengangkutan sapi. Higiene dan sanitasi untuk lantai selalu dijaga untuk
mencegah menggenangnya darah di lantai RPH. Ketersediaan air cukup untuk
melalukan praktik higiene dan sanitasi.
Petugas yang terlibat langsung dengan karkas tidak mengenakan pakaian
khusus yang bersih, tidak memakai apron, masker, tutup kepala, dan sarung
tangan, sehingga dapat dikatakan higienitas personal petugas RPH-R Cibinong
terbilang kurang diperhatikan. Kondisi ini dapat menjadi sumber utama
pencemaran pada daging, selain itu petugas masih terlihat ada yang merokok
selama berada pada proses kegiatan RPH. Pedagang sapi dan pedagang daging
masih bebas keluar masuk tempat pemotongan tanpa mengenakan perlengkapan
sesuai standar operasional RPH. Pedagang tersebut masuk ke dalam ruang
pemotongan hewan tanpa melewati bak pencuci kaki serta sesekali terlihat sedang
merokok. Kondisi ini dapat menjadi sumber utama kontaminasi pada daging.
Solusi untuk mengatasi masalah ini adalah membatasi keluar masuknya para
pedagang dan mengadakan sosialisasi bagi para pedagang yang terlibat dalam
proses pemotongan, tentang higiene personal selama di RPH, hal tersebut sangat
penting agar dapat dihasilkan daging yang aman dan layak dikonsumsi bagi
masyarakat.
Proses distribusi karkas dari RPH-R Cibinong dilakukan dengan mobil bak
terbuka dan tidak semua dilapisi terpal. Hal ini dapat mencemari karkas selama
perjalanan karena kontak dengan debu dan kotoran. Sebaiknya bagian bawah
dilapisi dengan terpal atau plastik bersih sehingga karkas tidak bersentuhan
langsung dengan bak mobil. Kemudian bagian atas karkas dilapisi dengan terpal
atau plastik bersih sehingga karkas tidak terkontaminasi kotoran selama
perjalanan.
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 2. Loading dock dan jalur loading sapi (a), Tempat penampungan hewan
sementara (b), gangway (c), Alat stunning captive ball (d), alat
stunning pneumatic (e)
Proses pemotongan di RPH-R Cibinong juga sudah dilakukan dengan
menerapkan syariat Islam (kehalalan) dan animal welfare. Proses pemotongan di
RPH-R Cibinong ada dua cara yaitu diawali dengan pemingsanan (stunning) dan
tanpa pemingsanan, sehingga terdapat dua restrain box yaitu: a) restrain box
marck 2 untuk sapi yang dipingsankan; dan b) restrain box marck 4 untuk sapi
yang tidak dipingsankan terutama sapi jenis lokal Indonesia. Stunning biasanya
dilakukan pada sapi-sapi impor, seperti ras Brahman Cross asal Australia.
Stunning dilakukan dengan menembakkan peluru piston atau dengan
menggunakan stunning pneumatic menggunakan tekanan udara pada bagian
frontal kepala sapi. Pada proses stunning, jika tembakan pertama tidak dapat
memingsankan hewan, maka dilakukan penembakan selanjutnya sampai hewan
pingsan. Terdapat kritikal poin dalam melakukan pemingsanan yaitu keefektifan
stunning. Stunning yang baik harus dilakukan pada titik orientasi yaitu titik temu
antara mata dan telinga. Stunning yang baik adalah mampu membuat hewan
pingsan yang ditandai dengan tidak adanya reflek pupil dan ritme pernafasan yang
teratur, kemudian tidak terjadi fraktur atau retak pada tulang kepala.
Proses penyembelihan di RPH-R Cibinong sudah menerapkan prinsip
animal welfare dan syariat islam (kehalalan). Setelah sapi pingsan segera
disembelih yang dilakukan kurang dari 20 detik. Saluran napas (trakhea), jalan
makan (esofagus), serta dua pembuluh darah besar (arteri dan vena) terpotong
dengan sempurna. Petugas penyembelih dinamakan juru sembelih halal
(JULEHA) sehingga telah bersertifikat dan memiliki SIM (Surat Ijin
Menyembelih) dari MUI. Ketajaman pisau yang digunakan selalu diperhatikan.
Namun untuk kebersihan pisau dan asahan kurang terjaga karena masih disimpan
di dalam boots atau digantung diluar boots. Proses stunning terkadang tidak sesuai
dengan titik orientasi. Proses pemisahan kepala dari tubuh dilakukan saat hewan
sudah benar-benar mati, yaitu sudah tidak ada refleks pupil atau menunggu kurang
lebih 3-5 menit setelah penyembelihan. Namun, pada saat permintaan
pemotongan banyak, hal ini kurang diperhatikan.
RUMAH POTONG HEWAN RUMINANSIA PT ELDERS
INDONESIA
g. Tempat parkir
Tempat parkir cukup memadai untuk menampung kendaraan bermotor
terutama motor dan dilangkapai dengan atap.
Tahapan Produksi
Pemeriksaan Antemortem
Proses Pemotongan
Pemeriksaan Postmortem
Deboning
Di ruang bersih terdapat ruang pemisahan daging dan tulang (deboning) dan
pengemasan karkas. Konstruksi bangunan ruang bersih sesuai dengan standar
yang ditetapkan SNI 01-6159-1999, yaitu tinggi dinding pada ruang pemotongan
dan pengerjaan karkas >3 meter, dinding bagian dalam berwarna terang, lantai
terbuat dari bahan yang kedap air dan tidak mudah korosif, lantai tidak licin, sudut
pertemuan antara dinding dan lantai berbentuk lengkung, serta langit-langit
berwarna terang. Ruang pemisahan karkas dan pengemasan juga dilengkapi
dengan meja dan fasilitas untuk memotong dan mengemas daging. Meja terbuat
dari bahan tidak toksik, kedap air, kuat dan mudah dibersihkan. Fasilitas ruang
pemotongan dan pengemasan sesuai dengan standar SNI 01-6159-1999.
Deboning dilakukan sesuai dengan standar permintaan daging yang
ditetapkan oleh konsumen. Setelah deboning daging selesai kemudian daging
dimasukkan dalam kantung plastik transparan sesuai dengan ukuran dagingnya
(bagging). Kantung plastik transparan yang digunakan khusus untuk pengemasan
daging dan tidak mencemari daging selama proses penyimpanan. Setelah bagging,
dilakukan vakum untuk mengeluarkan udara dari dalam plastik agar daging lebih
tahan lama. Plastik berisi daging tersebut kemudian dicelupkan ke dalam air panas
dengan suhu 80-90oC (dip water/shrink tank) yang bertujuan untuk lebih
merekatkan plastik dengan daging dan untuk memastikan keadaan plastik benar-
benar vakum, tidak terjadi kebocoran yang dapat menyebabkan daging bau
sehingga memperpendek masa simpan daging. Setelah itu daging dalam kemasan
dimasukkan dalam tempat (kardus) sesuai dengan jenis daging kemudian diberi
label. Label berisi jenis daging, berat daging, nomor RPH-R, nomor MUI dan
tanggal kemasan. Daging yang telah dikemas kemudian dimasukkan ke dalam
chiller room.
Penerapan Higiena dan Sanitasi
Penanganan Limbah
Keadaan Umum
Perusahaan PT. Sierad Produce Tbk adalah sebuah badan hukum yang
dibentuk pada tahun 2001 sebagai hasil gabungan empat perusahaan yang
melakukan bisnis inti dari Sierad Group. Empat perusahaan itu adalah PT. Anwar
Sierad Tbk, PT. Sierad Produce Tbk, PT. Sierad Feedmill, dan PT. Sierad Grains.
Bisnis keempat perusahaan tersebut meliputi produksi pakan ternak dan produksi
utama, peternakan dan penetasan, rumah potong dan produksi lanjutan serta nilai
tambah dari berbagai produk daging ayam, peralatan peternakan ayam dan
produksi tepung ikan. Divisi rumah potong hewan unggas (RPH-U) PT. Sierad
Produce Tbk beralamat di Jl. Raya Parung Km. 19 Desa Jabon Mekar Kecamatan
Parung Kabupaten Bogor 16330.
Rumah potong hewan unggas (RPH-U) PT. Sierad Produce Tbk
berkomitmen menyediakan produk dengan standar internasional. Hal ini
dibuktikan dengan beberapa penghargaan yang diterimanya antara lain Hazard
Analysis Critical Control Point (HACCP), ISO 9001 dan sertifikat HALAL dari
Majelis Ulama Indonesia (MUI) karena metode penyembelihan sesuai dengan
syariat agama Islam. Pelaksanaan teknologi biosekuriti yang ketat menjamin
produk yang higienis, sehat, dan aman untuk konsumsi. Target pemasaran RPH-U
Sierad Produce Tbk adalah Kentucky Fried Chicken (KFC), McDonals, D’Besto,
supermarket Giant, Hypermart, dan Belmart.
RPH-U harus dilengkapi dengan sarana jalan yang baik menuju RPH-U
yang dapat dilalui kendaraan pengangkut unggas hidup dan daging unggas.
Sumber air yang cukup dan memenuhi persyaratan baku mutu air minum sesuai
SNI 01-0220-1987, persediaan air minimum Indonesia 10-15 liter/hari/ekor,
sumber tenaga listrik yang cukup, air bertekanan 1,05 kg/cm2 (15 psi), air panas
dengan suhu minimum 82 °C dan kendaraan pengangkut daging unggas.
Kendaraan pengangkut daging didesain khusus dengan boks harus tertutup,
terbuat dari bahan yang tidak toksik, tidak korosif, mudah dibersihkan dan
didesinfeksi, insulasi baik dan mudah dirawat. Boks dilengkapi dengan alat
pendingin yang dapat mempertahankan suhu bagian dalam daging unggas segar
maksimum 4 °C. suhu ruangan dalam boks kendaraan pengangkut daging unggas
beku maksimum -18 °C. Sarana yang ada pada RPH-U PT. SIERAD PRODUCE,
Tbk telah memenuhi persyaratan. Kendaraan pengangkut daging segar dilengkapi
dengan pendingin bersuhu 4° C sehingga kualitas daging dapat tetap terjaga saat
pendistribusian.
Kompleks Rumah Pemotongan Unggas minimal harus terdiri dari bangunan
utama, tempat penurunan unggas hidup, kantor administrasi dan kantor dokter
hewan, tempat istirahat pegawai, tempat penyimpanan barang pribadi, kamar
mandi dan WC, tempat ibadah, sarana penanganan limbah, insinerator, tempat
parkir, rumah jaga, menara air, dan gardu listrik. Pada RPH-U PT. SIERAD
PRODUCE, Tbk persyaratan minimal tersebut sudah terpenuhi.
Kompleks RPH-U harus dipagar sehingga dapat mencegah keluar masuknya
orang yang tidak berkepentingan dan hewan lain selain unggas potong. Pintu
masuk unggas hidup sebaiknya terpisah dari pintu keluar daging unggas. RPH-U
PT. SIERAD PRODUCE, Tbk sudah dilengkapi dengan pagar yang dapat
mencegah masuk orang yang tidak berkepentingan maupun hewan lain selain
unggas potong.
Kompleks RPH-U sebaiknya dilengkapi dengan ruang pembekuan cepat
{blast freezer), ruang penyimpanan beku {cold storage), ruang pengolahan daging
unggas, dan laboratorium. RPH-U PT. SIERAD PRODUCE, Tbk mempunyai
laboratorium yang terletak di luar RPH-U atau di depan area RPH-U. Untuk
verifikasi hasil pemeriksaan sampel produk di laboratorium tersebut, maka
pemeriksaan sampel dilaksanakan di Laboratorium Kesmavet DKI Jakarta setiap
satu minggu sekali.
Tahapan Produksi
Area Unloading
Rumah potong hewan unggas PT. Sierad Produce Tbk sangat menjaga
kualitas produk yang dihasilkan, higiene, dan sanitasi. Selain itu, RPH-U PT.
Sierad Produce Tbk juga memperhatikan higiene dan sanitasi personal. Setiap
pekerja wajib menggunakan pakaian kerja sesuai area kerja masing-masing.
Pakaian kerja yang digunakan baju dan celana khusus, penutup kepala, masker
serta sepatu boots. Pekerja RPH-U PT. Sierad Produce Tbk tidak diperbolehkan
mengenakan perhiasan dan memakai make up pada saat bekerja yang bertujuan
untuk meminimalkan kontaminasi.
Pekerja disediakan ruang khusus untuk mengganti pakaian dengan pakaian
kerja, mandi dan loker untuk menyimpan barang. Ruang tersebut dibuat terpisah
antara laki-laki dan perempuan. Setiap pintu masuk ke dalam ruangan produksi,
pekerja akan melewati bak perendaman sepatu boots yang berisi desinfektan yang
bertujuan meminimalkan kontaminasi. Setelah melewati bak dipping, pekerja
diwajibkan mencuci tangan dengan air dan sabun.
Menurut SNI 01-6160-1999, ruang bangunan utama RPU dibagi menjadi
dua, yaitu daerah kotor dan daerah bersih. Daerah kotor meliputi penurunan ayam,
pemeriksaan antemortem, penggantungan unggas hidup, pemingsanan (stunning),
penyembelihan (killing), pencelupan ke air panas (scalding tank), pencabutan bulu
(defeathearing), pencucian karkas, pengeluaran jeroan, penanganan jeroan, dan
pemeriksaan postmortem. Yang termauk ke dalam daerah bersih, yaitu pencucian,
pendinginan, seleksi, penimbangan, pemotongan karkas, pemisahan daging
dengan tulang (debonning), pengemasan dan penyimpanan segar. Keadaan
RPH-U PT. Sierad Produce Tbk sudah sesuai dengan persyaratan bangunan RPU
menurut SNI 01-6160-1999 yaitu adanya pemisahan daerah kotor dan daerah
bersih. Selain itu, pekerja dari daerah kotor tidak diperbolehkan masuk ke daerah
bersih, begitupun sebaliknya. Hal ini sesuai dengan salah satu persyaratan higiene
karyawan dan perusahaan menurut SNI 01-6160-1999.
Penerapan biosecurity di RPH-U PT. Sierad Tbk secara umum sudah cukup
baik, yang ditandai dengan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk
kawasan RPH-U, kecuali sudah mendapatkan ijin. Hal ini sesuai dengan SNI 01-
6160-1999, salah satu syarat higiene karyawan dan perusahaan menyatakan
bahwa orang lain yang hendak memasuki bangunan utama rumah pemotongan
hewan unggas harus mendapatkan ijin dari pengelola dan mengikuti peraturan
yang berlaku.
Kebersihan lingkungan di RPH-U PT. Sierad Produce Tbk cukup bersih.
Tidak ditemukan sampah yang menumpuk atau berserakan di sekitar bangunan.
Untuk menjalankan proses produksi, seekor ayam membutuhkan minimal 12 liter
air. Jumlah itu telah mencakup kebutuhan untuk membersihkan ruang produksi
(daerah kotor dan bersih), peralatan, dan transportasi yang digunakan untuk
mengangkut ayam dan hasil produksi. Namun, jumlah tersebut belum memenuhi
standar minimum kebutuhan air bersih menurut SNI 01-6160-1999 tentang
Rumah Potong Unggas sebesar 25-30 liter/ekor. Suplai air bersih selalu terpenuhi
karena RPH-U PT. Sierad Produce Tbk memiliki sistem pengolahan air baku dan
sistem daur ulang air limbah yang digunakan sebagai sumber air untuk proses
produksi.
Penanganan Limbah
Rumah potong hewan unggas PT. Sierad Produce Tbk melakukan berbagai
usaha dalam mengolah limbah untuk meminimalisir pencemaran lingkungan.
Ayam mati atau bangkai dilakukan penghancuran dan pewarnaan dengan
methylene blue agar tidak disalahgunakan oleh pihak ketiga. Limbah bangkai
tersebut diserahkan ke pengumpul khusus untuk pakan ternak. Limbah bulu ayam
akan disaring dari saluran limbah, kemudian diolah menjadi tepung bulu yang
sarana pendukungnya sudah dimiliki oleh PT. Sierad Produce Tbk
Limbah air di RPH-U ini akan diproses kembali melalui sistem pengolahan
air limbah. Sistem pengolahan air limbah ini memungkinkan air limbah yang telah
diolah dapat digunakan kembali. Unit pengolahan air limbah di RPH-U PT. Sierad
Produce Tbk meliputi tangki utama disertai filter. Sebelum memasuki tangki
utama, air limbah yang telah melewati penyaringan pertama akan disaring kembali
sehingga dipastikan tidak ada limbah padat yang masuk ke tangki utama. Setelah
itu, limbah akan dialirkan menuju tangki kedua. Pada saat limbah dipompa
memasuki tangki, secara berkala akan ada polimer yang menetes dan mengalir
bersama limbah. Polimer ini yang berfungsi untuk membentuk flok-flok besar
yang berasal dari kotoran pada limbah. Flok ini akan dipisahkan dari bagian
cairnya sehingga terbentuk air yang lebih bersih. Air tersebut akan mengalir
menuju tangki clarifier yaitu tangki yang ditambahkan bahan kimia untuk
menjernihkan air dan mengendapkan sisa-sisa padatan pada air. Selanjutnya air
akan masuk ke dalam bak kontrol, dengan indikator ikan. Apabila air telah
mencapai batas aman, ikan tidak akan mati. Hal ini berarti air telah siap
dikembalikan ke lingkungan.
Menurut SNI 01-6160-1999, sistem saluran pembuangan limbah cair harus
cukup besar dan didesain agar aliran limbah mengalir dengan lancar, terbuat dari
bahan yang mudah dirawat dan dibersihkan, kedap air agar tidak mencemari
tanah, mudah diawasi dan dijaga agar tidak menjadi sarang tikus atau rodensia
lainnya. Saluran pembuangan dilengkapi dengan penyaring yang mudah diawasi
dan dibersihkan. Sistem saluran pembuangan limbah di RPH-U PT Sierad
Produce Tbk terbuat dari semen, membentuk parit disertai filter untuk menyaring
limbah padat.
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA