BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pangan dan gizi merupakan unsur yang sangat penting dalam peningkatan
pangan harus memenuhi kebutuhan gizi, keamanan pangan dan terjangkau seluruh
individu setiap saat. Kondisi global yang memiliki format perdagangan bebas
dan pertumbuhan harga pangan yang menyebabkan masih tingginya masalah gizi
Di zaman globalisasi sekarang ini, kebutuhan protein hewani yang berasal dari
daging, ikan, telur, susu semakin meningkat dan semakin tidak terjangkau oleh
kebawah. Harga bahan pokok yang juga semakin mahal membuat masyarakat sulit
Protein adalah senyawa yang terdapat dalam setiap sel hidup. Setengah
dari berat kering dan 20% dari berat total tubuh manusia dewasa merupakan
dan kartigo, sepersepuluhnya dalam kulit dan sisanya pada jaringan-jaringan lain
serta cairan tubuh. Semua enzim yang terdapat dalam tubuh merupakan protein
memiliki rantai yang panjang dan juga dapat mengalami cross-linking dan lain-
lain. Selain itu protein juga dapat berperan sebagai biokatalis untuk reaksi-reaksi
kimia dalam sistem makhluk hidup. Makromolekul ini mengendalikan jalur dan
Protein dibedakan menjadi protein hewani dan protein nabati. Protein yang
berasal dari hewan seperti daging, ikan, ayam, telur, susu, dan lain-lain disebut
kacang-kacangan, tempe, dan tahu disebut protein nabati. Dahulu, protein hewani
dianggap berkualitas lebih tinggi dari pada menu seimbang protein nabati, karena
daging, susu, dan ikan, belut (Monopterus Albus) termasuk spesies ikan, protein
pada ikan sendiri terdiri dari serat-serat pendek yang mengandung protein utama,
yaitu miosin, aktin, aktomiosin dan tropomiosin. Miosin dan aktin merupakan
menunjukan bahwa tingkat konsumsi daging belut di daerah tersebut lebih tinggi
dari daerah lain, selain itu harga yang terjangkau membuat daging belut digemari
didaerah tersebut.
3
Belut merupakan sumber protein hewani yang tinggi hal ini dapat dilihat
dari komposisi gizinya, belut mempunyai nilai energi yang cukup tinggi yaitu 303
kkal per 100 gram daging. Nilai energi belut jauh lebih tinggi dibandingkan telur
(162 kkal/ 100 gram tanpa kulit) dan daging sapi (207 kkal per 100 gram).
(Khasiat… 2014.www.smallcrab.com)
Nilai protein pada belut (14,0 g/ 100 g daging) setara dengan protein
daging sapi (18,8 g/ 100g), tetapi lebih tinggi dari protein telur (12,8 g/100 g).
Seperti jenis ikan lainnya, nilai cerna protein pada belut juga sangat tinggi,
sehingga sangat cocok untuk sumber protein bagi semua kelompok usia
Bila ditinjau dari segi nutrisi, belut memang sangat baik jika dikonsumsi
sebagai lauk-pauk pelengkap makan pagi, siang, atau malam karena belut
mengandung zat-zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh. Selain sebagai lauk-pauk,
belut juga dapat dijadikan makanan ringan (misalnya, keripik belut atau goreng)
pengolahan yang baik menyebabkan tingkat serapan zat gizi protein menjadi
semakin menurun akibat dari cara pengolahan makanan yang salah, terutama saat
proses pemanasan.
4
konsumen. Namun pemanasan yang berlebihan atau perlakuan lain mungkin akan
(Monopterus Albus) ”.
B. Perumusan Masalah
cara pengolahan ?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Bidang kajian yang akan diteliti adalah Kimia Makanan dan Minuman