Anda di halaman 1dari 41

BAB III

METODE PELAKSANAAN PROYEK

3.1. Bahan Bangunan


Bahan bangunan merupakan bahan yang diperlukan untuk tujuan
pembangunan konstruksi. Bahan bangunan yang diperlukan pada proyek
pembangunan gedung Rumah Sakit Prima Sehat Pekalongan Kabupaten
Pekalongan meliputi air, semen, pasir, split, baja tulangan, kayu, kawat bendrat,
serta pondasi mini pile . Kontraktor menyediakan bahan-bahan tersebut dalam
jumlah yang cukup untuk setiap jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan serta
tepat pada waktunya dengan disertai bukti Purchasing Order (PO).
Peraturan teknis bangunan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan, bila
ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), berlaku dan
mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan
tambahannya :
1. Perpres No.16 Tahun 2018. Tentang : Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,
beserta petunjuk teknisnya,
2. Peraturan Menteri PUPR Nomor Nomor 22/PRT/M/2018 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara dan Lampirannya,
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 07/PRT/M/2019 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
Jasa Konstruksi Melalui Penyedia,
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor:
14/PRT/M/2017. Tentang: Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung.
5. Permenaker 05/2018 : K3 Di Lingkungan Kerja,
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan RakyatRepublik
IndonesiaNomor 02/PRT/M/2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 05/PT/M/2014 Tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum,
Dalam pelaksanaan pekerjaan proyek gedung Rumah Sakit Prima Sehat
Pekalongan Kabupaten Pekalongan memerlukan bahan-bahan sebagai sebagai
berikut :
1. Air
Air yang digunakan dalam pembuatan dan perawatan beton tidak boleh
mengandung minyak, asam, alkali, garam, bahan organis atau bahan-bahan
lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan berdasarkan (Pedoman
Beton Indonesia 1971). Gambar air selengkapnya dapat dilihat pada Gambar
3.1.

Gambar 3. 1. Air

2. Semen
Semen portland yang digunakan haruslah berasal dari pabrik dalam negeri
dan harus memenuhi sarat SNI T-15-0129-2004 yang meliputi kehalusan
butir, dengan pengikatan awal paling cepat satu jam untuk memberi
kesempatan pengolahan dan pengecoran, adukan mempunyai sifat kekal
bentuk, kekuatan adukan dan susunan kimia. Gambar semen selengkapnya
dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3. 2. Semen

3. Agregat Halus
Agregat halus berupa pasir, yang dapat digunakan sebagai campuran adukan
beton dan adukan untuk pasangan batu kali. Yang dimaksudkan pasir disini
adalah bahan batuan berukuran kecil dengan diameter butirnya kurang dari
lima milimeter. Pasir harus mempunyai butiran-butiran yang keras, warna
hitam, bentuk bulat (seragam) atau tidak boleh terlalu banyakyang pipih, awet
dan tidak boleh mengandung lumpur atau tanah Hat (clay lump) lebih dari
3%. Pasir tidak boleh mengandung kotoran orgamk dan harus lolos saringan
nomor 7 atau dapat diganti dengan saringan ukuran 3 mm. Pasir tidak boleh
mengandung kotoran organik kurang dan 0,2 % dan faktor penyerapan air
harus kurang dari 5 %. Pasir dapat berupa pasir alam (sebagai hasil pelapukan
batuan oleh alam) atau berupa pasir pecah (hasil dan pemecahan batu dengan
mesin pemecah (crusher). Gambar pasir selengkapnya dapat dilihat pada
Gambar 3.3.
Gambar 3.3. Pasir

4. Agregat Kasar
Agregat kasar terdiri dari kerikil dan batu pecah. Krikil adalah batuan yang
berukuran besar dengan diameter butirnya lebih dari lima milimeter. Kerikil
dapat berasal dan pelapukan alam atau dapat juga berasal dan pemecahan
batu dengan mesian pemecah batu. Kerikil yang dihasilkan dan mestn
pemecah batu mempunyai diameter butir 10 milimeter sampai 25 milimeter,
disebut batu pecah atau kricak atau koral (split). Gambar krikil selengkapnya
dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4. Krikil


5. Baja Tulangan
Baja tulangan memiliki fungsi sebagai penahan tegangan tarik dari beton
yang dikarenakan beton mempunyai kuat tekan yang tinggi sedangkan
tegangan tariknya lemah. Pada proyek ini menggunakan tulangan baja ulir
yang memiliki berbagai macam ukuran. Gambar baja tulangan selengkapnya
dapat dilihat pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5. Baja Tulangan

6. Bekisting
Bekisting yang digunakan berbahan kayu dan harus memiliki kualitas yang
baik. Kayu yang digunakan sebagai bekesting harus diperhatikan benar
keutuhan dan kekuatannya. Bekisting harus menggunakan bahan yang baik,
tidak basah, tidak berlubang dan permukaan rata. Bekisting pada proyek ini
berupa lembaran-lembaran plywood dengan tebal 9 mm untuk kolom dan
tebal 12 mm untuk balok. Gambar bekisting selengkapnya dapat dilihat pada
Gambar 3.6.
Gambar 3.6. Bekisting

7. Tahu Beton (Beton Decking)


Tahu beton merupakan beton yang dibentuk sesuai ukuran selimut beton.
Pada proyek ini menggunakan tahu beton berbentuk silinder yang memiliki
ketebalan ± 5 cm. Proses pembuatan tahu beton diisi dengan kawat
bendrat di bagian tengahnya yang berfungsi sebagai pengikat pada tulangan.
Gambar tahu beton selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.7

Gambar 3. 7. Tahu Beton


8. Beton Ready Mix
Pemilihan beton ready mix untuk digunakan pada saat pekerjaan pengecoran
yaitu untuk menghemat waktu, tenaga kerja serta tempat. Pada Proyek
Pembangunan Rumah Sakit Prima Sehat Pekalongan Kabupaten Pekalongan
menggunakan ready mix PT. Putra Mandiri Group. Mutu beton yang
digunakan pada proyek ini yaitu K-300. Gambar beton ready mix
selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Gambar 3. 8. Beton Ready Mix

9. Cakar Ayam (Foot plat)


Cakar ayam terbuat dari baja tulangan berdiameter 10 mm yang berfungsi
untuk memberikan jarak antara tulangan bagian atas dengan tulangan bagian
bawah yang kemudian diikat dengan menggunakan kawat bendrat. Pada
proyek ini cakar ayam digunakan pada pelat lantai dan tangga. Gambar
footplat selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.9.
Gambar 3. 9. Foot plat
10. Kawat Bendrat
Kawat bendrat merupakan kawat yang berfungsi untuk mengikat antar baja
tulangan sehingga nantinya akan membentuk suatu konstruksi struktur
bangunan yang diharapkan. Gambar kawat bendrat selengkapnya dapat
dilihat pada Gambar 3.10

Gambar 3. 10. Kawat Bendrat

11. Pile
Pile merupakan tiang yang digunakan untuk penyangga pondasi bangunan
gedung. Berukuran 30 x 30 cm, dengan panjang 5 m. Untuk kebutuhan yang
lebih panjang pile dapat disambung dengan plat besi yang dilas. Gambar pile
selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.11.

Gambar 3.11. Pile


3.2. Peralatan
Dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi tidak terlepas dari alat-alat
kerja yang dibutuhkan sebagai penunjang jalannya proses pembangunan. Alat-alat
kerja digunakan untuk membantu pelaksanaan pekerjaan agar dapat selesai
dengan cepat serta tepat waktu dan menghasilkan pekerjaan sesuai yang
diharapkan. Peralatan yang digunakan dalam proyek pembangunan Rumah Sakit
Prima Sehat Pekalongan Kabupaten Pekalongan sebagai berikut:
1. Excavator
Excavator merupakan salah satu jenis alat berat yang digunakan untuk
pekerjaan konstruksi yang terdiri dari serangkaian lengan dan keranjang yang
berfungsi untuk proses pengerukan fungsi excavator seperti penggalian,
pemindahan material, menghancurkan bangunan. Gambar excavator
selelngkapnya dapat dilihat pada Gambar 3. 12.

Gambar 3. 12. Excavator

2. Drop Hammer
Drop hammer adalah alat pancang yang menggunakan double drum atau
dengan crawler crane merupakakan palu berat yang diletakkan pada
ketinggian tertentu di atas tiang palu tersebut kemudian dilepaskan dan jatuh
mengenai bagian atas tiang. Gambar drop hammer selengkapnya dapat dilihat
pada Gambar 3. 13.
Gambar 3.13. Drop Hammer

3. Mesin Gerinda Potong


Mesin gerinda potong merupakan alat yang digunakan untuk memotong baja
tulangan yang disesuaikan dengan ukuran panjang yang diperlukan. Pada
proyek ini, mesin gerinda potong digunakan untuk memotong baja tulangan
berdiameter 8 mm, 12 mm, dan 16 mm. Gambar mesin gerinda potong
selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.14.

Gambar 3.14. Gerinda Potong

4. Pemotong Baja Tulangan (Bar Cutter)


Pemotong baja tulangan (bar cutter) merupakan alat untuk memotong baja
tulangan. Pada proyek ini, bar cutter portable yang digunakan untuk
memotong baja tulangan berdiameter 12 mm dan 16 mm. Gambar bar cutter
selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.15.
Gambar 3.15. Pemotong Baja Tulangan (Bar Cutter)

5. Pembengkok Baja Tulangan (Bar Bender)


Pembengkok baja tulangan (bar bender) merupakan alat untuk
membengkokkan baja tulangan dalam berbagai macam sudut yang sesuai
dengan perencanaan dan pada proyek ini menggunakan bar bender manual
dengan menggunakan media kayu dan besi yang sudah di ukur sebelumnya.
Gambar Bar Bender selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.16.

Gambar 3.16. Pembengkok Baja Tulangan

6. Concrete mixer truck


Concrete mixer truck merupakan alat untuk mengangkut beton ready mix dari
batching plant ke lokasi proyek. Truk ini memiliki fungsi untuk mencampur
atau mengaduk campuran beton ready mix. Gambar Concrete mixer truck
selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.17.

Gambar 3.17. Concrete Mixer Truck

7. Alat Penggetar Adukan Beton (Concrete Vibrator)


Concrete vibrator merupakan alat untuk menggetarkan dan memadatkan
beton yang telah dituang pada saat pekerjaan pengecoran berlangsung baik
digunakan untuk kolom, pelat lantai, tangga maupun shear wall. Gambar
Concrete vibrator selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.18 .

Gambar 3.18. Alat Penggetar Adukan Beton (Concrete Vibrator)

3.3. Pelaksanaan Pekerjaan


Pelaksaan pekerjaan yang dilakukan meliputi rangkaian kegiatan yang
dimulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan hasil akhir pekerjaan
konstruksi sebuah proyek. Pada pelaksanaan pekerjaan struktur Proyek
Pembangunan gedung Rumah Sakit Prima Sehat Pekalongan Kabupaten
Pekalongan terdiri dari :
1. Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Pondasi merupakan bangunan bawah yaitu bagian-bagian yang
terletak di bawah muka lantai yang ada dalam tanah. Bangunan lain yang
berhubungan dengan pondasi, seperti balok beton (sloof) dan pondasi dapat
juga digolongkan pada bangunan basah, tetapi pada prakteknya pekerjaan
tersebut masuk dalam pekerjaan bangunan sipil kering pada proyek
pembangunan gedung Ruah Sakit Prima Sehat Pekalongan ini menggunakan
jumah pile yang berbeda-beda sekisar 3-5 pile dalam satu titik dan memiliki
kedalaman 15 m. Gambar Pile selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.18.

Gambar 3.18. Pile

2. Pekerjaan Pile Cap 115 x 115 x 45


Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari kolom yang kemudian
akan terus disebarkan ke tiang pancang dimana masing-masing pile menerima
1/N dari beban oleh kolom dan harus ≤ daya dukung yang diijinkan (Y ton)
(N= jumlah kelompok pile). Gambar pile cap dapat dilihat pada gambar 3.19.

Gambar 3.19.Pile Cap

3. Pekerjaan Tie Beam


Tie beam berfungsi untuk menopang slab atau plat lantai yang berhubungan
langsung dengan permukaan tanah dan untuk meratakan gaya beban
bangunan. Selain itu juga berfungsi sebagai balok penahan gaya reaksi tanah.
Gambar Tie beam selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.20.

Gambar 3.20. Tie Beam

4. Pekerjaan Sloof 25x50


Pekerjaan Membuat Sloof dan Kolom Tiang adalah pekerjaan lanjutan setelah
kita melewati tahapan pembangunan pondasi spesial untuk gedung lebih dari
2 lantai. Gambar sloof dapat dilihat pada gambar 3.21.

Gambar 3.20. Pekerjaan Sloof

5. Pekerjaan Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban
dari balok.Dan pada proyek pembangunan gedung Rumah Sakit Prima Sehat
Pekalongan menggunakan beberapa jenis kolom antara lain K1 dengan
ukuran 50 x50, K2 dengan ukuran 30 x 50 KL (kolom lift) dengan ukuran 30
x 30 dan KP (kolom praktis) dengan ukuran 15 x 10 . Gambar kolom dapat
dilihat pada gambar 3.21.

Gambar 3.21 Pekerjaan Kolom

6. Pekerjaan Lift 220 x 295


Lift merupakan angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk
mengangkut orang atau barang yang umumnya digunakan di gedung-gedung
bertingkat tinggi; biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Gambar
pekerjaan lift dapat dilihat pada gambar 3.22.

Gambar 3.22. Pekerjaan Lift

7. Pekerjaan Pembesian Tulangan Beton


Berfungsi untuk mengikat besi beton dan besi Begel secara bersamaan
sehingga struktur tulangan balok akan lebih kuat, lebih rapat, dan tidak
bergeser dan satu begel bisa menghabiskan sekitar 8 sampai 16 ikatan kawat.
Gambar pekerjaan pembesian tulangan beton dapat dilihat pada gambar 3.23.

Gambar 3.23 Pekerjaan Pembesian Tulangan Beton


BAB IV
PENGENDALIAN PROYEK

4.1. Uraian Umum


Pengendalian proyek merupakan suatu proses rangkaian kegiatan yang
bertujuan untuk menjamin hasil kerja dengan cara melakukan tindakan korektif
jika terjadi penyimpangan yang dijumpai pada saat pelaksanaan pekerjaan
konstruksi baik dari segi mutu, waktu dan biaya. Pengendalian proyek bertujuan
untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan supaya tetap sesuai rencana awal
proyek. Pengendalian proyek juga bertujuan sebagai salah satu alternatif untuk
memantau laporan pekerjaan yaitu dengan cara membuat laporan tentang
kemajuan pelaksanaan proyek yang telah dilaksanakan khususnya dalam
pekerjaan konstruksi. Pengendalian dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu
monitoring, pengawasan, penilaian dan evaluasi. Dari ketiga pengendalian yang
dilakukan oleh konsultan pengawas seluruhnya membutuhkan tahapan
monitoring, pengawasan, penilaian dan evaluasi.

4.2. Pengendalian Mutu


Pengendalian mutu dalam sebuah proyek pembangunan perlu dilakukan,
karena sebuah mutu yang digunakan akan mempengaruhi segi waktu serta biaya
yang dibutuhkan. Pengendalian mutu dilakukan oleh Konsultan Pengawas agar
pekerjaan yang dikerjakan oleh kontraktor sesuai dengan apa yang telah
direncanakan oleh konsultan perencana. Pengendalian mutu dapat dilakukan
secara langsung maupun tidak langsung. Pengendalian langsung dapat dilakukan
langsung dilapangan dan pengendalian tidak langsung dapat dilakukan melalui
cek laboratorium. Beberapa pengendalian mutu yang dilakukan oleh Konsultan
Pengawas pada proyek pembangunan gedung Rumah Sakit Prima Sehat
Pekalongan Kabupaten Pekalongan adalah :
4.2.1. Pengendalian Mutu Material dan Bahan Bangunan
Bahan bangunan yang berkualitas dapat menjadi tolok ukur kualitas
suatu proyek pembangunan. Bahan bangunan yang digunakan sebelum di
aplikasikan terhadap proyek perlu dilakukan pengecekan kualitas dan mutu
sebelumnya. Kontrol mutu dilakukan oleh Konsultan Pengawas sebagai bukti
kontrol. Pengendalian mutu bahan bangunan meliputi beberapa uji yaitu uji kuat
tekan beton serta tes slump.

4.2.1.1. Uji Kuat Tekan Beton


Uji kuat tekan beton adalah pengujin kekuatan dari beton yang digunakan
dengan melihat kekuatan beton saat diberi sebuah tekanan (beban). Uji kuat tekan
beton pada proyek pembangunan gedung Rumah Sakit Prima Sehat Pekalongan
Kabupaten Pekalongan dilaksanakan saat umur beton berada pada hari ke-7, ke-14
dan ke-28. Uji kuat tekan beton dilakukan di Laboratorium Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Pekalongan. Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui kuat tekan beton dari mutu beton yang sudah direncanakan. Langkah-
langkah dalam pengujian kuat tekan beton adalah sebagai berikut :
1. Benda uji silinder yang akan diuji diletakkan pada mesin secara sentris.
Gambar benda uji dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4. 1. Benda Uji Silinder

2. Mesin uji kuat tekan beton akan bekerja dengan cara menekan benda uji.
Gambar mesin uji kuat tekan beton dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4. 2. Mesin Uji Kuat Tekan Beton

3. Benda uji akan tertekan dan mengalami keretakan bahkan bisa mencapai
kerusakan. Gambar benda uji yang rusak dapat dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4. 3. Benda Uji yang Rusak

4. Jarum jam pada monitor akan bergerak sesuai kekuatan dari benda uji.
Gambar indikator mesin uji dapat dilihat pada gambar 4.4.

Gambar 4. 4. Indikator Mesin Uji


4.2.1.2. Uji Test Slump
Uji test slump adalah pengujian untuk mengetahui kadar air dalam beton
yang berhubungan dengan mutu beton. Pengujian test slump pada proyek
pembangunan gedung Rumah Sakit Prima Sehat Pekalongan Kabupaten
Pekalongan dilakukan satu kali setiap mixer truck datang dan diharapkan nilai
slump yang diperoleh adalah 10±2cm yang mengacu pada SNI 1972-2000 dan
ICS 91.100.30. Test slump bertujuan untuk kelancaran pelaksanaan pengecoran.
Jika terlalu kental maka akan merusak concrete pump dan susah masuk ke celah-
celah tulangan, jika terlalu encer maka akan menurunkan kualitas mutu beton
yang dihasilkan. Uji test slump dilakukan dengan cara :
1. Basahi cetakan kerucut dan plat dengan kain basah
2. Letakkan cetakan di atas plat
3. Isi 1/3 cetakan dengan beton segar, padatkan dengan batang logam sebanyak
merata dengan menusukkannya. Lapisan ini penusukan bagian tepi
dilakukan dengan besi dimiringkan sesuai dengan dinding cetakan. Pastikan
besi menyentuh dasar. Lakukan 25-30 x tusukan.
4. Isi 1/3 bagian berikutnya (menjadi terisi 2/3) dengan hal yang sama
sebanyak 25-30 x tusukan. Pastikan besi menyentuh lapisan pertama.
5. Isi 1/3 akhir seperti tahapan nomor 4. Gambar pemadatan pada test slump
dapat dilihat pada gambar 4.6.

Gambar 4.6. Pemadatan Pada Test Slump

6. Setelah selesai dipadatkan, ratakan permukaan benda uji, tunggu kira-kira 1/2
menit. Sambil menunggu bersihkan kelebihan beton di luar cetakan dan di
plat.
7. Cetakan diangkat perlahan tegak lurus ke atas. Gambar mengangkat kerucut
dapat dilihat pada gambar 4.7.

Gambar 4.7. Pengangkatan Kerucut

8. Slump dengan membalikkan kerucut di sebelahnya menggunakan perbedaan


tinggi rata-rata dari benda uji. Gambar nilai slump dapat dilihat pada gambar
4.8.

Gambar 4.8. Nilai Slump

9. hasil dari test slump yang sudah di jalani dan mendapatkan laporan secara
langsung dari tempat pemesanan beton ready mix yang ada.
4.2.2. Pengendalian Mutu Pekerjaan
Pekerjaan yang baik dan sesuai dengan prosedur akan menghasilkan
sesuatu yang baik. Pengendalian mutu pekerjaan pada proyek pembangunan
gedung Rumah Sakit Prima Sehat Pekalongan Kabupaten Pekalongan dilakukan
dengan pengawasan ketat dan dapat dipertanggung jawabkan. Pengawasan
dilakukan oleh tim Konsultan Pengawas dan Mandor Lapangan. Dalam proses
perijinan pelaksanaan tim, menejemen konstruksi akan melakukan pengecekan
pekerjaan dengan menggunakan buku direksi dan gambar kerja, sehingga ketika
ada kekurangan dalam pekerjaan pelaksana dapat melengkapi persyaratan
tersebut. Pengendalian mutu pekerjaan juga dapat dilakukan dengan pengadaan
rapat bulanan untuk mengetahui progres dan kendala serta penyelesaian
dilapangan. Pengendalian mutu pekerjaan juga dapat diamati langsung pada setiap
laporan. Pengendalian mutu pekerjaan dilihat dari segi ketepatan dimensi
pekerjaan, kerapian, kekuatan dan jumlah material yang digunakan.

4.3. Pengendalian Waktu


Pengendalian waktu pada proyek pembangunan gedung Rumah Sakit
Prima Sehat Pekalngan Kabupaten Pekalongan sudah dilakukan dengan baik,
karena sebuah waktu yang diperlukan akan mempengaruhi dari segi mutu serta
biaya yang dibutuhkan. Peranan Konsultan Pengawas dalam pengendalian waktu,
mutu dan biaya tentang pekerjaan konstruksi sudah terlaksana dengan baik.
Pengendalian waktu sudah dilakukan sehingga pekerjaan yang dikerjakan oleh
kontraktor dapat terselesaikan sesuai dengan rencana awal. Pengendalian waktu
dilakukan juga untuk membandingkan time shedule rencana dengan time schedule
realisasi. Time schedule berfungsi sebagai alat pengontrol pelaksanaan pekerjaan,
sehingga dari time schedule ini akan diketahui mana pekerjaan yang harus mulai
atau selesai atau pekerjaan yang bisa bersamaan pelaksanaannya. Dalam
penyusunan time schedule ini diperlukan data volume, kapasitas tenaga kerja,
waktu mulai dan selesai pekerjaan. Pengendalian waktu dengan time schedule
dilakukan oleh Konsultan Pengawas untuk mengawasi pekerjaan kontraktor agar
pengendalian waktu terlaksana dengan baik. Pengawasan dilakukan sesuai dengan
rencana dan secara teknis dan dapat dipertanggung jawabkan. Kualitas pekerjaan
yang tidak memenuhi syarat sudah ditolak oleh Konsultan Pengawas dan
diperbaiki oleh Kontraktor. Pengendalian kualitas pekerjaan yang dilakukan pada
proyek ini tercatat dalam laporan-laporan pelaksaan yang dilaporkan dan dikaji
secara berkala. Pengendalian waktu dalam proyek ini berhubungan erat dengan
laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan proyek.
1. Laporan Harian
Laporan harian berisi laporan pekerjaan proyek yang sudah terlaksana dalam
satu hari kerja. Laporan harian berisi jenis pekerjaan, alat dan bahan yang
digunakan dalam pekerjaan dan jumlah pekerja, sehingga mempermudah
dalam penyusunan laporan mingguan.

2. Laporan Mingguan
Laporan mingguan berisi laporan pekerjaan proyek yang terlaksana dalam
satu minggu. Laporan mingguan disusun berdasarkan laporan harian selama
satu minggu. Dari hasil laporan mingguan akan diperoleh kumulatif prestasi
pekerjaan untuk time schedule, kumulatif prestasi memperlihatkan
keterlambatan atau kemajuan dalam proyek tersebut.

3. Laporan Bulanan
Laporan bulanan disusun berdasarkan laporan mingguan dalam suatu proyek.
Laporan bulanan juga dikerjakan untuk mengetahui gambaran baik itu
kemajuan maupun keterlambatan dalam suatu proyek dan berhubungan
dengan time schedule.
4.4 Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya pada proyek pembangunan gedung Rumah Sakit
Prima Sehat Pekalongan Kabupaten Pekalongan sudah dilakukan lumayan baik.
Pihak Konsultan Pengawas telah bertanggung jawab atas pengendalian biaya,
khususnya untuk pekerjaan konstruksi. Pengendalian biaya sudah dilakukan
sehingga biaya pelaksanaan tidak melebihi biaya rencana yang dianggarkan.
Pengendalian biaya sangat penting dalam pelaksanaan konstruksi agar dapat
menjaga kesinambungan dalam proyek. Pengendalian biaya yang digunakan
dalam suatu proyek dituangkan dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek.
RAB adalah pedoman yang dibuat oleh konsultan perencana sebagai dasar
kontrak kerja konstruksi dalam pengadaan suatu proyek. RAB harus dibuat untuk
setiap item kerja yang diselenggarakan oleh kontraktor. RAB merupakan rahasia
suatu perusahaan, namun biasanya real cost yang dikeluarkan harus mempunyai
selisih yang lebih kecil jika dibandingkan dengan dana RAB. Namun selisih yang
didapat dari nilai real cost tersebut tidak boleh mengurangi mutu kerja yang
dihasilkan. Prioritas utama dalam pengaturan keuangan proyek yaitu dengan
menitikberatkan kepada jumlah biaya yang telah dikeluarkan guna pendanaan
proyek, yang berkaitan dengan kemajuan proyek yang telah dicapai. Pengendalian
biaya dapat dilakukan dengan kurva S, dimana penggunaan biaya bertambah
seiring dengan berjalannya waktu dan volume pekerjaan. Untuk mengetahui
kondisi keuangan proyek dapat ditampilkan melalui kurva S yang dibuat
berdasarkan prestasi / kemajuan proyek. Selisih keduanya merupakan selisih biaya
dalam persen dan harus sesuai dengan bobot kerja kurva S. Untuk menekan biaya
proyek harus dibuat suatu sistem kerja dimana setiap komponen yang terkait dapat
memberi hasil yang optimal. Tujuan dari pengendalian biaya adalah agar
pengaturan dana dapat lebih efisien dan sebagai bahan pertimbangan untuk
pengambilan keputusan atas berbagai alternatif penyelesaian teknis yang berkaitan
dengan biaya. Pengendalian biaya juga dapat dilakukan dengan cara membuat Bar
Bending Schedule (BBS) atau yang biasa dikenal dengan bestek. BBS dibuat agar
dapat mengurangi kerugian akibat material tulangan baja yang tersisa serta
memberikan gambaran akan jadwal pelaksanaan fabrikasi yaitu potong, bengkok,
perakitan dan instalasi pada besi.
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Pekerjaan Pondasi


Pondasi merupakan struktur yang berfungsi meneruskan beban menuju
lapisan tanah pendukung dibawahnya. Jenis pondasi yang digunakan pada proyek
pembangunan gedung Rumah Sakit Prima Sehat Pekalogan Kabupaten
Pekalongan yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Beberapa jenis pondasi
dangkal yang digunakan yaitu pondasi lajur batu kali, pondasi telapak (foot plat),
serta pile cap. Sedangkan, untuk pondasi dalam terdiri dari pondasi tiang pancang
(pile foundation).

5.1.1 Pondasi Tiang Pancang


Tiang pancang yang digunakan pada proyek pembangunan gedung
Rumah Sakit Prima Sehat Pekalongan Kabupaten Pekalongan yaitu pile ukuran
30 x 30 cm dan panjang 5 m, dibuat dengan menggunakan beton bertulang
pabrikasi. Pondasi pile digunakan untuk bangunan utama pada proyek
pembangunan gedung Rumah Sakit Prima Sehat Pekalongan Kabupaten
Pekalongan. Dipilih nya pondasi pile berdasarkan dari hasil spesifikasi tanah di
lokasi proyek serta fungsi dan kondisi pada bangunan proyek tersebut. Pekerjaan
pondasi tiang pancang dilaksanakan oleh PT. Perwira Adhitama Sejati.
a. Kedalaman rencana : 15 m
b. Jumlah titik pile : 32 titik
c. Jenis tiang pancang : pile
d. Ukuran pile : 30 x 30 cm, Panjang tiang per segmen :5 m
e. Material tiang pancang : Beton bertulang
f. Berat tiang per segmen : 1,25 ton
g. Produsen tiang pancang : PT. Varia Beton Semarang
Proses pemancangan dilakukan menggunakan alat Drop Hammer. Cara
kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan
kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer)
tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang.

Langkah-langkah pemancangan pondasi pada Proyek Pembangunan


Rumah Sakit Prima Sehat Pekalongan.yaitu sebagai berikut:
a. Menentukan marking titik-titik pemancangan di lapangan oleh surveyor
berdasarkan gambar kerja.
b. Drop hammer berada pada posisi titik pemancangan yang sudah ditentukan.
c. Hammer ditarik ke atas dengan kabel baja dan kerekan sampai mencapai
tinggi jatuh tertentu, kemudian hammer tersebut jatuh menimpa kepala tiang
pancang
d. Tiang pertama diangkat dan dimasukan ke pile cap yang didalam pile sudah
ada lapisan kayu sebagai pengaman kepala tiang.
e. Tiang pancang pada posisi vertical tepat pada titik yang mau dipancang
f. Pengambung tiang pancang dengan las keliling pada kepala tiang satu
dengan kepala tiang lainnya dan kemudian dilapisi dengan cairan anti karat.
g. Tiang pancang duduk pada lapisan tanah keras yang dapat di deteksi dari
tingkat penurunan

Gambar 5.1. Proses Pemancangan


5.1.2. Pondasi Pelat
Pondasi pelat merupakan jenis pondasi telapak. Pondasi pelat juga biasa
disebut pondasi foot plat. Pada Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima Sehat
Pekalongan Kabupaten Pekalongan, pondasi foot plat digunakan untuk penyangga
kolom pada drop off depan bangunan. Mutu beton yang digunakan dalam
pekerjaan pengecoran pada pondasi foot plat yaitu K-300 dibuat di proyek (on site
mixing) dengan bantuan truck mixer yang disambungkan ke wadah yang sudah
disediakan serta menggunakan besi tulangan berdiameter 16 mm. Pondasi foot
plat berjumlah 2 titik yang berukuran 200 × 200 cm serta memiliki kedalaman 5
m di bawah permukaan tanah.
Langkah-langkah pekerjaan pondasi foot plat pada Proyek Pembangunan
Rumah Sakit Prima Sehat Pekalongan yaitu sebagai berikut:
a. Membuat buistat pembesian serta perhitungan volume beton untuk
pengecoran pondasi foot plat.
b. Menggali tanah yang akan digunakan untuk pondasi foot plat selebar 3 × 3 m
dengan kedalaman 5 m. Jika galian tanah tergenang air maka perlu dilakukan
proses dewatering menggunakan pompa.
c. Melakukan pembersihan serta perataan pada tanah galian apabila tidak
tergenang air guna mendapatkan lantai kerja yang rata.
d. Memasang tulangan pondasi foot plat sesuai jumlah dari hasil perhitungan
tulangan (buistat pembesian). Tulangan yang dipasang merupakan tulangan
yang telah selesai dari proses pemotongan serta penekukan menggunakan alat
bar bender. Selanjutnya melakukan perakitan tulangan di area kerja
menggunakan kawat bendrat yang berfungsi sebagai pengikat antar tulangan.
e. Memasang beton decking pada tulangan yang sudah selesai dirakit untuk
menghindari terkena gesekan pada tanah yang dapat mengakibatkan korosi.
Selain itu beton decking juga berfungsi sebagai penanda ketebalan selimut
beton. Tebal beton decking yang digunakan untuk pondasi foot plat yaitu 5
cm.
f. Memasang bekisting pondasi foot plat yang terbuat dari multiplek setebal 12
mm.

Melakukan pengecoran dengan mutu beton K-300 dan digetarkan


menggunakan alat vibrator. Bekisting pondasi foot plat dilepas setelah 3 hari.
Gambar proses pengecoran foot plat selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 5. 2.

Gambar 5. 2 . Pengecoran Foot Plat

5.2. Pekerjaan Tie Beam


Tie beam merupakan salah satu bagian struktur yang memiliki fungsi
sebagai penghubung antar pile cap serta dapat juga memberi perkuatan antar pile
cap agar jika terjadi penurunan pada struktur tidak mengakibatkan kerusakan
bangunan. Langkah-langkah pekerjaan tie beam pada Proyek Pembangunan
Rumah Sakit Prima Sehat Pekalongan yaitu sebagai berikut :
1. Membuat buistat pembesian serta perhitungan volume beton untuk
pengecoran tie beam.
2. Merangkai tulangan dan memasang tahu beton sebagai selimut beton.
Gambar penulangan tie beam selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 5.3 .
Gambar 5. 3. Penulangan Tie Beam

3. Memasang bekisting tie beam. Gambar bekisting tie beam selengkapnya


dapat dilihat pada Gambar 5.4.

Gambar 5. 4. Penulangan Tie Beam

4. Melaksanakan pengecoran tie beam dengan mutu beton K-300 dan digetarkan
menggunakan alat vibrator gambar tie beam selengkapnya dapat dilihat pada
Gambar 5.5

Gambar 5. 4. Tie Beam


5.3. Pekerjaan Kolom
Kolom merupakan bagian struktur pada bangunan yang meneruskan
beban dari seluruh bangunan ke pondasi. Pada Proyek Pembangunan Rumah Sakit
Prima Sehat Pekalongan menggunakan kolom yang berjumlah 4 tipe yaitu untuk
kolom struktur gedung utama 2 tipe, pada area lift menggunakan 1 tipe kolom,
dan kolom praktis 1 tipe.
Langkah-langkah pekerjaan kolom pada Proyek Pembangunan Rumah Sakit
Prima Sehat Pekalongan yaitu sebagai berikut:
1. Membuat buistat pembesian serta perhitungan volume beton untuk
pengecoran kolom.
2. Merangkai tulangan kolom yang kemudian disambungkan pada tulangan kaki
kolom atau pada tulangan kolom di lantai sebelumnya. Gambar tulangan
kolom selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 5.5.

Gambar 5.5. Tulangan Kolom

3. Memasang tahu beton agar tulangan kolom tidak terkena bekisting.

4. Memberi garis marking pada kolom yang berfungsi sebagai as kolom serta
mengukur menggunakan benang.

5. Mengelas sepatu kolom pada tulangan kolom yang berfungsi sebagai titik
acuan perletakan bekisting kolom.
6. Sebelum memasang bekisting kolom, terlebih dahulu bekisting dilapisi solar
secara merata.
7. Memasang bekisting kolom dengan metode knock down dan memasang pipa
support yang berfungsi sebagai penahan bekisting. Gambar proses
pengecoran pile cap selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 5.6.

Gambar 5. 6. Bekisting Kolom

8. Mengecek ketegakan kolom yang telah dipasang bekisting dengan cara


memasangkan tali yang digantung dan diberi pemberat dari tahu beton.
9. Mengecor kolom dengan mutu beton K-300 digetarkan menggunakan
vibrator serta dirojok menggunakan bantuan bambu.
10. Melepas bekisting kolom setelah 1 hari.
11. Merangkai tulangan untuk kepala kolom dan memasang tahu beton.
12. Memasang bekisting untuk kepala kolom yang menggunakan material dari
multiplek dan memasang balok pengunci serta tie rod.
13. Mengecor kepala kolom dengan mutu beton K-300 yang telah lolos uji slump
dan digetarkan menggunakan vibrator.
14. Melepas bekisting kepala kolom setelah 1 hari serta melaksanakan curing
dengan cara menyiramkan air pada semua permukaan kolom.

5.3.1. Penulangan Pada Kolom


Tulangan kolom yang akan digunakan yaitu tulangan baja ulir dengan
spesifikasi sesuai perencanaan. Sebelum dikerjakan di lapangan, terlebih dahulu
tulangan kolom dipotong serta dibengkokan di area fabrikasi yang terletak di
dalam lingkungan proyek. Di dalam proses penulangan kolom terdiri dari
pembengkokan tulangan yang menggunakan alat bantu bar bender, kemudian
pemotongan tulangan yang dibantu dengan alat bar cutter manual, dan
pemotongan kawat bendrat dengan alat bantu tang Tulangan yang telah dipotong
dan dibengkokan di area fabrikasi kemudian dibawa ke lapangan untuk
disambungkan dengan stek tulangan kolom sebelumnya (bawahnya) dengan
panjang penyaluran sebesar 35D atau 25D. Material yang digunakan untuk
menyambung tulangan kolom sebelumnya yaitu menggunakan kawat bendrat
yang berfungsi sebagai pengikat tulangan pada bagian atas dan bawah. Penentuan
panjang penyaluran yaitu agar beban dapat tersalurkan untuk kolom berikutnya.
Pada proses penyambungan tulangan kolom harus disesuaikan dengan titik as
kolom untuk mendapatkan hasil dari struktur kolom yang sesuai dengan gambar
rencana sehingga tidak terjadi kegagalan struktur.
Beton decking merupakan beton yang berbentuk silinder dengan berbagai macam
ukuran ketebalannya serta disesuaikan dengan ukuran selimut beton yang telah
direncanakan. Tujuan memasang beton decking yaitu untuk memberikan jarak
antara tulangan kolom dengan permukaan bekisting agar tulangan kolom tidak
menempel pada bekisting. Gambar penulangan kolom selengkapnya dapat dilihat
pada Gambar 5.7.

Gambar 5. 7. Penulangan Kolom


5.3.2. Pemasangan Bekisting Kolom
Bekisting kolom yang digunakan pada Proyek Pembangunan Rumah
Sakit Prima Sehat Pekalongan yaitu berjenis semi sistem (knock down) yang
memiliki ketebalan 12 mm maka, bekisting tersebut dapat digunakan secara terus
menerus hingga Proyek Pembangunan selesai. Sebelum dipasang ke tulangan
kolom, mula-mula permukaan bekisting kolom pada bagian dalam dilapisi dengan
solar agar beton tidak menempel serta mengeras pada bekisting. Dengan demikian
pada saat melepas bekisting kolom tidak menjadi keropos dan retak. Setelah
dilapisi dengan solar selanjutnya mengecek jarak pada tulangan kolom sebelum
ditutup menggunakan bekisting yang sudah disiapkan dengan bertujuan untuk
memastikan tulangan kolom sudah terpasang sesuai dengan spesifikasi
perencanaan. Kemudian bekisting kolom diangkat dengan bantuan beberapa
pekerja dan di tempatkan pada tulangan kolom. Proses selanjutnya setelah
memasang bekisting kolom yaitu mengecek ketegakan bekisting kolom secara
tegak lurus dengan pelat lantai menggunakan tali yang dipasang menggantung
serta diberi unting-unting dari tahu beton.

5.3.3. Pengecoran dan Pelepasan Bekisting pada Kolom


Pelaksanaan pengecoran kolom dibantu menggunakan pompa beton
(concrete pump). Mulamula concrete pump akan bergerak untuk menjangkau area
pengecoran agar proses pengecoran bisa lebih cepat untuk selesai. Dan juga
mengurangi resiko dari segregasi (pemisahan butiran-butiran agregat yang
diakibatkan kurangnya kelecakan campuran beton). Pengoperasian dari pompa
beton menggunakan sistem hidrolik dan juga listrik. Prosesnya adalah dengan
menggabungkan silinder material yang dihubungkan dengan silinder hidrolik dan
berputar secara bergantian. Campuran beton di gerbong dan operasi pompa,
silinder material ditarik kembali, bahan gambar ke dalam silinder. Ketika
melaksanakan proses pengecoran, diperlukan alat bantu menggunakan concrete
vibrator yang berfungsi untuk memadatkan beton ready mix yang masuk ke dalam
bekisting serta untuk mengisi rongga-rongga pada kolom sehingga pada saat
kolom sudah jadi dan terbentuk tidak menjadi keropos. Setelah bekisting kolom
sudah dilepas maka selanjutnya melakukan curing pada kolom yang bertujuan
agar mutu beton tetap terjaga. Pada saat bekisting kolom sudah terlepas semua,
terdapat permasalahan pada kolom yang sudah jadi yaitu pada bagian-bagian
tertentu mengalami keropos. Keropos nya struktur kolom dapat diatasi dengan
cara grouting. Gambar kolom selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 5.8.

Gambar 5.8. Kolom


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

Kerja praktek yang dilakukan mahasiswa selama 2 bulan memberikan


manfaat yang banyak bagi mahasiswa baik itu ilmu, pengalaman serta
pengetahuan tentang pekerjaan konstruksi. Selama kerja praktik mahasiswa
mampu memahami dan mengerti bagaimana cara membandingkan ilmu dari teori
pelajaran maupun ilmu di lapangan dan juga mahasiswa mampu mengetahui lebih
banyak tentang pekerjaan dilapangan pada sebuah proyek. Serta mahasiswa juga
mampu memahami dan mengerti permasalahan dan kondisi yang ada dilapangan
khususnya masalah yang dialami oleh Konsultan Pengawas. Beberapa kesimpulan
dan saran yang dapat penulis berikan dalam laporan ini adalah sebagai berikut :

6.1. Kesimpulan
Berikut ini hasil dari pengamatan di lapangan selama Kerja Praktek pada
Proyek Pembangunan gedung Rumah Sakit Prima Sehat Pekalongan Kabupaten
Pekalongan :
1. Ready mix truck mengalami keterlambatan ke lokasi proyek pada saat akan
dilaksanakan pekerjaan pengecoran sehingga jadwal pekerjaan pengecoran
menjadi tidak tepat waktu.
2. Banyak pekerja proyek yang tidak menggunakan alat perlindungan diri
(APD).
3. Proyek pembangunan gedung Rumah Sakit Prima Sehat Pekalongan
Kabupaten Pekalongan sedikit terlambat karena beberapa faktor yang dapat
ditoleransi dan masih dapat dikejar pelaksanaannya.
4. Material baja tulangan ditempatkan ditempat terbuka tanpa diberi penutup.

6.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan penulis dan diharapkan dapat
menjadi bahan pembelajaran lebih lanjut dalam proses evaluasi pekerjaan gedung
Rumah Sakit Prima Sehat Pekalongan Kabupaten Pekalongan yaitu sebagai
berikut:
1. Terlambatnya ready mix truck yang datang ke lokasi proyek perlu
mendapatkan teguran secara tertulis dikarenakan terdapat pengecoran yang
membutuhkan waktu cukup lama sehingga tidak mengganggu lama.
2. Keselamatan terhadap tenaga kerja perlu ditingkatkan disamping itu perlu
adanya kesadaran dari tenaga kerja itu sendiri untuk menjaga keselamatannya
dengan menggunakan alat perlindungan diri (APD) selama melakukan
pekerjaan.
3. Melakukan penjadwalan ulang pada pekerjaan proyek sehingga proyek dapat
berakhir dengan tepat waktu.
4. Penempatan material baja tulangan hendaknya diletakkan di tempat
terlindung dari air hujan sehingga korosi pada bahan dapat dikurangi.
.

Anda mungkin juga menyukai