Gambar 3. 1. Air
2. Semen
Semen portland yang digunakan haruslah berasal dari pabrik dalam negeri
dan harus memenuhi sarat SNI T-15-0129-2004 yang meliputi kehalusan
butir, dengan pengikatan awal paling cepat satu jam untuk memberi
kesempatan pengolahan dan pengecoran, adukan mempunyai sifat kekal
bentuk, kekuatan adukan dan susunan kimia. Gambar semen selengkapnya
dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3. 2. Semen
3. Agregat Halus
Agregat halus berupa pasir, yang dapat digunakan sebagai campuran adukan
beton dan adukan untuk pasangan batu kali. Yang dimaksudkan pasir disini
adalah bahan batuan berukuran kecil dengan diameter butirnya kurang dari
lima milimeter. Pasir harus mempunyai butiran-butiran yang keras, warna
hitam, bentuk bulat (seragam) atau tidak boleh terlalu banyakyang pipih, awet
dan tidak boleh mengandung lumpur atau tanah Hat (clay lump) lebih dari
3%. Pasir tidak boleh mengandung kotoran orgamk dan harus lolos saringan
nomor 7 atau dapat diganti dengan saringan ukuran 3 mm. Pasir tidak boleh
mengandung kotoran organik kurang dan 0,2 % dan faktor penyerapan air
harus kurang dari 5 %. Pasir dapat berupa pasir alam (sebagai hasil pelapukan
batuan oleh alam) atau berupa pasir pecah (hasil dan pemecahan batu dengan
mesin pemecah (crusher). Gambar pasir selengkapnya dapat dilihat pada
Gambar 3.3.
Gambar 3.3. Pasir
4. Agregat Kasar
Agregat kasar terdiri dari kerikil dan batu pecah. Krikil adalah batuan yang
berukuran besar dengan diameter butirnya lebih dari lima milimeter. Kerikil
dapat berasal dan pelapukan alam atau dapat juga berasal dan pemecahan
batu dengan mesian pemecah batu. Kerikil yang dihasilkan dan mestn
pemecah batu mempunyai diameter butir 10 milimeter sampai 25 milimeter,
disebut batu pecah atau kricak atau koral (split). Gambar krikil selengkapnya
dapat dilihat pada Gambar 3.4.
6. Bekisting
Bekisting yang digunakan berbahan kayu dan harus memiliki kualitas yang
baik. Kayu yang digunakan sebagai bekesting harus diperhatikan benar
keutuhan dan kekuatannya. Bekisting harus menggunakan bahan yang baik,
tidak basah, tidak berlubang dan permukaan rata. Bekisting pada proyek ini
berupa lembaran-lembaran plywood dengan tebal 9 mm untuk kolom dan
tebal 12 mm untuk balok. Gambar bekisting selengkapnya dapat dilihat pada
Gambar 3.6.
Gambar 3.6. Bekisting
11. Pile
Pile merupakan tiang yang digunakan untuk penyangga pondasi bangunan
gedung. Berukuran 30 x 30 cm, dengan panjang 5 m. Untuk kebutuhan yang
lebih panjang pile dapat disambung dengan plat besi yang dilas. Gambar pile
selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.11.
2. Drop Hammer
Drop hammer adalah alat pancang yang menggunakan double drum atau
dengan crawler crane merupakakan palu berat yang diletakkan pada
ketinggian tertentu di atas tiang palu tersebut kemudian dilepaskan dan jatuh
mengenai bagian atas tiang. Gambar drop hammer selengkapnya dapat dilihat
pada Gambar 3. 13.
Gambar 3.13. Drop Hammer
5. Pekerjaan Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban
dari balok.Dan pada proyek pembangunan gedung Rumah Sakit Prima Sehat
Pekalongan menggunakan beberapa jenis kolom antara lain K1 dengan
ukuran 50 x50, K2 dengan ukuran 30 x 50 KL (kolom lift) dengan ukuran 30
x 30 dan KP (kolom praktis) dengan ukuran 15 x 10 . Gambar kolom dapat
dilihat pada gambar 3.21.
2. Mesin uji kuat tekan beton akan bekerja dengan cara menekan benda uji.
Gambar mesin uji kuat tekan beton dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4. 2. Mesin Uji Kuat Tekan Beton
3. Benda uji akan tertekan dan mengalami keretakan bahkan bisa mencapai
kerusakan. Gambar benda uji yang rusak dapat dilihat pada gambar 4.3.
4. Jarum jam pada monitor akan bergerak sesuai kekuatan dari benda uji.
Gambar indikator mesin uji dapat dilihat pada gambar 4.4.
6. Setelah selesai dipadatkan, ratakan permukaan benda uji, tunggu kira-kira 1/2
menit. Sambil menunggu bersihkan kelebihan beton di luar cetakan dan di
plat.
7. Cetakan diangkat perlahan tegak lurus ke atas. Gambar mengangkat kerucut
dapat dilihat pada gambar 4.7.
9. hasil dari test slump yang sudah di jalani dan mendapatkan laporan secara
langsung dari tempat pemesanan beton ready mix yang ada.
4.2.2. Pengendalian Mutu Pekerjaan
Pekerjaan yang baik dan sesuai dengan prosedur akan menghasilkan
sesuatu yang baik. Pengendalian mutu pekerjaan pada proyek pembangunan
gedung Rumah Sakit Prima Sehat Pekalongan Kabupaten Pekalongan dilakukan
dengan pengawasan ketat dan dapat dipertanggung jawabkan. Pengawasan
dilakukan oleh tim Konsultan Pengawas dan Mandor Lapangan. Dalam proses
perijinan pelaksanaan tim, menejemen konstruksi akan melakukan pengecekan
pekerjaan dengan menggunakan buku direksi dan gambar kerja, sehingga ketika
ada kekurangan dalam pekerjaan pelaksana dapat melengkapi persyaratan
tersebut. Pengendalian mutu pekerjaan juga dapat dilakukan dengan pengadaan
rapat bulanan untuk mengetahui progres dan kendala serta penyelesaian
dilapangan. Pengendalian mutu pekerjaan juga dapat diamati langsung pada setiap
laporan. Pengendalian mutu pekerjaan dilihat dari segi ketepatan dimensi
pekerjaan, kerapian, kekuatan dan jumlah material yang digunakan.
2. Laporan Mingguan
Laporan mingguan berisi laporan pekerjaan proyek yang terlaksana dalam
satu minggu. Laporan mingguan disusun berdasarkan laporan harian selama
satu minggu. Dari hasil laporan mingguan akan diperoleh kumulatif prestasi
pekerjaan untuk time schedule, kumulatif prestasi memperlihatkan
keterlambatan atau kemajuan dalam proyek tersebut.
3. Laporan Bulanan
Laporan bulanan disusun berdasarkan laporan mingguan dalam suatu proyek.
Laporan bulanan juga dikerjakan untuk mengetahui gambaran baik itu
kemajuan maupun keterlambatan dalam suatu proyek dan berhubungan
dengan time schedule.
4.4 Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya pada proyek pembangunan gedung Rumah Sakit
Prima Sehat Pekalongan Kabupaten Pekalongan sudah dilakukan lumayan baik.
Pihak Konsultan Pengawas telah bertanggung jawab atas pengendalian biaya,
khususnya untuk pekerjaan konstruksi. Pengendalian biaya sudah dilakukan
sehingga biaya pelaksanaan tidak melebihi biaya rencana yang dianggarkan.
Pengendalian biaya sangat penting dalam pelaksanaan konstruksi agar dapat
menjaga kesinambungan dalam proyek. Pengendalian biaya yang digunakan
dalam suatu proyek dituangkan dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek.
RAB adalah pedoman yang dibuat oleh konsultan perencana sebagai dasar
kontrak kerja konstruksi dalam pengadaan suatu proyek. RAB harus dibuat untuk
setiap item kerja yang diselenggarakan oleh kontraktor. RAB merupakan rahasia
suatu perusahaan, namun biasanya real cost yang dikeluarkan harus mempunyai
selisih yang lebih kecil jika dibandingkan dengan dana RAB. Namun selisih yang
didapat dari nilai real cost tersebut tidak boleh mengurangi mutu kerja yang
dihasilkan. Prioritas utama dalam pengaturan keuangan proyek yaitu dengan
menitikberatkan kepada jumlah biaya yang telah dikeluarkan guna pendanaan
proyek, yang berkaitan dengan kemajuan proyek yang telah dicapai. Pengendalian
biaya dapat dilakukan dengan kurva S, dimana penggunaan biaya bertambah
seiring dengan berjalannya waktu dan volume pekerjaan. Untuk mengetahui
kondisi keuangan proyek dapat ditampilkan melalui kurva S yang dibuat
berdasarkan prestasi / kemajuan proyek. Selisih keduanya merupakan selisih biaya
dalam persen dan harus sesuai dengan bobot kerja kurva S. Untuk menekan biaya
proyek harus dibuat suatu sistem kerja dimana setiap komponen yang terkait dapat
memberi hasil yang optimal. Tujuan dari pengendalian biaya adalah agar
pengaturan dana dapat lebih efisien dan sebagai bahan pertimbangan untuk
pengambilan keputusan atas berbagai alternatif penyelesaian teknis yang berkaitan
dengan biaya. Pengendalian biaya juga dapat dilakukan dengan cara membuat Bar
Bending Schedule (BBS) atau yang biasa dikenal dengan bestek. BBS dibuat agar
dapat mengurangi kerugian akibat material tulangan baja yang tersisa serta
memberikan gambaran akan jadwal pelaksanaan fabrikasi yaitu potong, bengkok,
perakitan dan instalasi pada besi.
BAB V
PEMBAHASAN
4. Melaksanakan pengecoran tie beam dengan mutu beton K-300 dan digetarkan
menggunakan alat vibrator gambar tie beam selengkapnya dapat dilihat pada
Gambar 5.5
4. Memberi garis marking pada kolom yang berfungsi sebagai as kolom serta
mengukur menggunakan benang.
5. Mengelas sepatu kolom pada tulangan kolom yang berfungsi sebagai titik
acuan perletakan bekisting kolom.
6. Sebelum memasang bekisting kolom, terlebih dahulu bekisting dilapisi solar
secara merata.
7. Memasang bekisting kolom dengan metode knock down dan memasang pipa
support yang berfungsi sebagai penahan bekisting. Gambar proses
pengecoran pile cap selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 5.6.
6.1. Kesimpulan
Berikut ini hasil dari pengamatan di lapangan selama Kerja Praktek pada
Proyek Pembangunan gedung Rumah Sakit Prima Sehat Pekalongan Kabupaten
Pekalongan :
1. Ready mix truck mengalami keterlambatan ke lokasi proyek pada saat akan
dilaksanakan pekerjaan pengecoran sehingga jadwal pekerjaan pengecoran
menjadi tidak tepat waktu.
2. Banyak pekerja proyek yang tidak menggunakan alat perlindungan diri
(APD).
3. Proyek pembangunan gedung Rumah Sakit Prima Sehat Pekalongan
Kabupaten Pekalongan sedikit terlambat karena beberapa faktor yang dapat
ditoleransi dan masih dapat dikejar pelaksanaannya.
4. Material baja tulangan ditempatkan ditempat terbuka tanpa diberi penutup.
6.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan penulis dan diharapkan dapat
menjadi bahan pembelajaran lebih lanjut dalam proses evaluasi pekerjaan gedung
Rumah Sakit Prima Sehat Pekalongan Kabupaten Pekalongan yaitu sebagai
berikut:
1. Terlambatnya ready mix truck yang datang ke lokasi proyek perlu
mendapatkan teguran secara tertulis dikarenakan terdapat pengecoran yang
membutuhkan waktu cukup lama sehingga tidak mengganggu lama.
2. Keselamatan terhadap tenaga kerja perlu ditingkatkan disamping itu perlu
adanya kesadaran dari tenaga kerja itu sendiri untuk menjaga keselamatannya
dengan menggunakan alat perlindungan diri (APD) selama melakukan
pekerjaan.
3. Melakukan penjadwalan ulang pada pekerjaan proyek sehingga proyek dapat
berakhir dengan tepat waktu.
4. Penempatan material baja tulangan hendaknya diletakkan di tempat
terlindung dari air hujan sehingga korosi pada bahan dapat dikurangi.
.