Anda di halaman 1dari 24

CAMPURAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA

a. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan untuk campuran material ringan untuk konstruksi timbunan
jalan adalah sebagai berikut:
1. Semen
Spesifikasi semen yang digunakan adalah: SNI 15-2049-2004, SNI 15-7064-2004,
SNI 15-0302-2004.

Sumber : https://images.app.goo.gl/9YvtLvrfXqP8RGbp8, Tahun : 2023


2. Agregat
Agregat yang digunakan harus memenuhi spesifikasi sesuai Tabel 1 dan Gambar 1.
Pasir harus mempunyai butiran-butiran yang keras dan awet (durable). Pasir tidak
boleh mengandung lumpur, tanah liat dan material-material gembur/mudah hancur
(clay lumps and friable particles) lebih dari 3% (SNI 03-6819-2002). Pasir harus
bebas dari arang, benda-benda dari kayu serta kotoran-kotoran lainnya yang tidak
dikehendaki.
Sumber : https://images.app.goo.gl/Ax1infVdq9vpv8NH6, Tahun : 2023

3. Busa (foam)
Cairan busa yang digunakan mengandung protein nabati atau sejenisnya yang dapat
menghasilkan gelembung terpisah yang stabil sehingga dapat menghasilkan campuran
material ringan yang memenuhi spesifikasi teknis.

Sumber : Lapangan, Tahun : 2023


4. Air
Air untuk mencampur adonan material ringan mortar-busa (foam mortar) harus sesuai
spesifikasi SNI 03-6861-2002.

Sumber : https://images.app.goo.gl/XNxfS4pyuevkiQeU7, Tahun : 2023


5. Pasir
Pasir yang digunakan harus memenuhi gradasi sesuai Tabel 1 dan Gambar 1. Pasir
harus mempunyai butiran-butiran yang keras dan awet. Pasir tidak boleh mengandung
lumpur, tanah liat dan material-material gembur/mudah hancur lebih dari 3% (SNI
03- 6819-2002). Pasir harus bebas dari arang, benda-benda dari kayu serta kotoran-
kotoran lainnya yang tidak dikehendaki

b. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk perancangan campuran material ringan untuk konstruksi
timbunan jalan sebagai berikut :
1. Penakaran :
1.1. Timbangan dengan kapasitas (20 s.d.50) kg.
Timbangan digital adalah bentuk dari kemajuan teknologi karena dirancang
dengan sistem yang lebih canggih dan keakuratan tinggi untuk mengukur berat
suatu benda. Cara kerja timbangan digital yaitu bekerja dengan sistem mekanik
menggunakan sensor dan mikro komputer. Sehingga timbangan ini
memungkinan pengguna untuk membandingkan hasil pengukuran berat dengan
skala ukurnya. Sebagian besar jenis timbangan yang ada saat ini termasuk
kategori timbangan digital karena tujuannya untuk mendapatkan akurasi hasil
pengukuran yang lebih tinggi.

Sumber : https://images.app.goo.gl/C2X1HinSbH9UB1au6, Tahun : 2023


1.2. Alat Penakar (Aku dak tau ini apo)
Alat Penakar berfungsi mengukur jumlah pada perancangan campuran material
ringan.

1.3. Tangki Air


Tangki air adalah sebuah wadah untuk menyimpan persediaan air yang akan
digunakan untuk campuran

Sumber : Lapangan, Tahun : 2023


1.4. Perancah / Bekisting
Bekisting harus terbuat dari logam atau kayu tebal yang dilapisi dengan lapisan
logam/tahan air. Selain itu, harus cukup kuat agar tidak mudah patah atau rusak
melampaui batas. Segel harus ditambahkan ke sambungan tumpuannya untuk
mencegah hilangnya pasta beton. Proses penyusunan atau perekatan dan
pemampatan yang tinggi dibuat dari beberapa lapis kayu di semua titik serta harus
simetris. Pembentuk celah sebaiknya dilekatkan dengan akurat serta dibalur
dengan reben perekat untuk mencegah keluarnya mortar. Pada pekerjaan pilar 1
ini bekisting yang digunakan berbahan kayu plywood sebagai perancah saat
pengecoran.

Sumber : Lapangan, Tahun : 2023


1.5. Tie Rod Bekisting
Tie rod bekisting merupakan kelengkapan dari sistem perancah yang berfungsi
sebagai pengikat dan pengaman pada panel kolom bekisting selama proses
penuangan mortar busa. Tie rod bekisting ini terbuat dari bahan baja berkualitas
yang tahan lama, kuat, tidak mudah keropos, dan tidak mudah rusak.

Sumber : Lapangan, Tahun : 2023


1.6. Truk Mixer
Digunakan untuk mengangkut beton dari batching plant ke suatu lokasi dengan
menjaga konsistensi beton sehingga tetap cair dan tidak mengeras dalam
perjalanan.

Sumber : Lapangan, Tahun : 2023

2. Pencampuran dan pengecoran :


2.1. Alat pembangkit busa (foam generator) adalah alat yang berfungsi
membentuk foam atau busa bahan bata ringan.

Sumber : Lapangan, Tahun : 2023


2.2. Tangki tekan udara (air compressor) dengan kapasitas tekanan (0,6 s.d. 1)
MPa. Berfungsi untuk menghisap dan menekan udara untuk dikompresikan
sehingga suhu dan tekanan dari udara tersebut akan dialirkan ke dalam bejana
udara.

Sumber : Lapangan, Tahun : 2023

2.3. Alat pengaduk (laboratory mixer) dengan kecepatan (30 s.d.60) rpm
(mixer) dengan blade yang berputar adalah peralatan pencampur lab untuk
mengaduk campuran cair atau padat, fungsi mixer lab adalah untuk
menghomogenkan sampel dan mencegah bahan mengendap.

Sumber : https://images.app.goo.gl/bRTbgYBXGEV8ozNv7, Tahun : 2023

2.4. Pompa mortar ringan (mortar pump).


Mortar Pump ini memiliki 2 fungsi dalam pengoperasiannya yaitu : 1.
Mencampurkan material mortar (bagian atas mesin/mixer) 2. Sebagai pompa
mortar (bagian bawah mesin/hooper)

Sumber : https://images.app.goo.gl/Wx1SPfyV9hnUMLpT6, Tahun : 2023

2.5. Stopwatch.
Stop watch adalah sebuah alat yang digunakan untuk menghitung satuan waktu,
berdasarkan jarak yang ditempuh dengan kecepatan tertentu.

Sumber : https://images.app.goo.gl/Y15S6wUhRUEaqNUx6, Tahun : 2023


2.6.Alat Perata
Alat perata berfungsi untu meratakan campuran beton dengan tidak mengurangi
ketebalan mortar-busa.

Sumber : Lapangan, Tahun : 2023


3. Pengujian densitas basah;
3.1. Sendok mortar.
Mortar adalah campuran bahan yang berfungsi sebagai perekat antara bata, batu,
atau blok beton dalam pembangunan struktur. Campuran ini terdiri dari bahan
pengikat, agregat halus, dan air. Bahan pengikat yang paling umum digunakan
adalah semen, sedangkan agregat halus bisa berupa pasir atau debu batu.
Fungsinya adalah untuk menjadikan unit-unit konstruksi menjadi satu kesatuan
yang kuat dan tahan lama. Mortar juga dapat digunakan untuk memperbaiki dan
memperkuat struktur yang rusak. Terdapat berbagai jenis mortar yang berbeda,
tergantung pada bahan pengikat dan agregat yang digunakan, serta tujuan
penggunaannya. Sendok mortar adalah pengaduk campuran bahan.
Sumber : https://images.app.goo.gl/y2D1cQeVf8FQXPzm7, Tahun : 2023

3.2. Cawan/ember kapasitas (1,2 s.d. 10) liter.


Berfungsi untuk menampung agregat kasar, agregat halus, semen, dan lain
sebagainya pada saat akan melakukan proses penimbangan dan lain sebagainya

Sumber : Lapangan, Tahun : 2023


3.3. Pisau.
Pisau dalam pengujian densitas basah berfungsi sebagai meratakan sampel yang
ada cawan.
Sumber : https://images.app.goo.gl/TMq4jWznaR5P3ZZj8, Tahun : 2023

4. Pengujian daya alir (flowability)


4.1. Ring flow (diameter 80 mm, tinggi 80 mm).
Ring flow table test digunakan untuk mengetahui sifat fillingability dan sifat
passingability pada campuran beton. Alat uji ini terdiri dari papan aliran dengan
permukaan licin berukuran 80 cm x 80 cm yang dilengkapi dengan lingkaran ruji
baja yang berjumlah 22 buah dengan diameter 30 cm yang terbuat dari besi
tulangan berdiameter 10 mm dengan ketinggian 12,5 cm serta memiliki jarak
antar baja tulangan sebesar 10 mm.
Sumber : https://images.app.goo.gl/ckGWRSBLrVXutnxq9, Tahun : 2023
4.2. Papan plastik/kaca (400x400) mm.
Papan plastik/kaca berfungsi sebagai pembatas dalam pengujian daya alir

Sumber : https://images.app.goo.gl/fWjLX6r5LNAhbeJQ7, Tahun : 2023


4.3. Penggaris.
Salah satu alat ukur yang paling umum dan sering digunakan sehari-hari adalah
penggaris atau mistar. Kebanyakan penggaris terbuat dari baja atau plastik.
Mistar digunakan untuk mengukur besaran pokok berupa panjang, lebar dan tebal
suatu benda.Pengujian uji tekan bebas (UCS).
Sumber : https://images.app.goo.gl/pDawt5WiDK6tRF2w8, Tahun : 2023
4.4. Cetakan silinder (diameter 100 mm, tinggi 200 mm).
Cetakan beton silinder merupakan alat pencetak beton precast model tabung yang
digunakan untuk pengujian kekuatan, komposisi dan sebagainya sebelum
membuat konstruksi beton sesungguhnya.

Sumber : Lapangan, Tahun : 2023

4.5. Alat uji tekan bebas


Uji kuat tekan bebas atau UCT (Unconfined Compression Test) merupakan cara
yang dilakukan di laboratorium untuk mengukur seberapa besar kuat dukung
tanah menerima kuat tekan yang diberikan sampai tanah tersebut terpisah dari
butiran-butirannya dan juga regangan tanah akibat tekanan tersebut.
Sumber : Lapangan, Tahun : 2023
c. Prosedur perancangan campuran
Material ringan mortar-busa terdiri dari campuran foam (busa), semen, pasir dan air.
1. Pencampuran foam agent (busa) dan air
Bahan pembuat busa adalah cairan busa (foam agent) dan air. Untuk membuat busa
dilakukan pencampuran cairan busa dan air dengan menggunakan foam generator
dan compressor. Proses pembentukan busa sebagai berikut :
1.1. Takar busa (foam) dan air dengan perbandingan volume 1:25, pengukuran
dilakukan dengan menggunakan gelas ukur.
1.2. Hubungkan compressor dengan foam generator.
1.3. Campurkan foam dan air di dalam ember, lalu masukkan ke foam
generator.
1.4. Pastikan campuran foam dan air sudah tercampur.
1.5. Timbang hasil campuran berupa busa dengan dimasukkan ke dalam
bejana, dengan nilai target standar (0,055s.d.0,085) t/m3.
Bila busa tidak sesuai yang ditargetkan, periksa tekanan air dan udara pada unit foam
generator.
Sumber : Lapangan, Tahun : 2023

Sumber : Lapangan, Tahun : 2023


2. Pencampuran material (semen, pasir, dan air)
Campuran material terdiri dari semen, pasir dan air.Semua material dicampuran
menggunakan laboratory mixer, dengan variasi komposisi material sesuai dengan
rencana campuran. Hal ini dimaksudkan agar bisa diperoleh spesifikasi material
ringan yang dikehendaki. Campuran tersebut harus diperiksa terhadap gumpalan
yang terjadi.
2.1. Agregat pasir lolos saringan No.10 dan tertahan saringan No.200, periksa
gradasi pasir, dan kadar air.
2.2. Periksa air yang digunakan pada kondisi standar sesuai SNI 03-6861-2002.
2.3. Semen yang digunakan harus sesuai dengan pasal 4.1 a).
2.4. Tentukan komposisi awal yang ditargetkan untuk material campuran agregat
(pasir), air dan semen. Job mix awal campuran sebagai berikut :
a) Untuk lapis fondasi, rasio campuran agregat pasir dan semen sebesar 1:1,
b) timbang agregat (pasir), semen dan air. Air sebanyak 0,5 dari berat semen.
c) Untuk lapis subbase, rasio campuran agregat pasir dan semen sebesar 1:1,2,
d) timbang agregat (pasir), semen dan air. Air sebanyak 0,5 dari berat semen.
2.5. Masukkan agregat dan semen ke dalam bejana mixer, lalu diaduk dengan mixer
selama ± 2 menit.
2.6. Masukkan air ke dalam bejana mixer yang telah terisi agregat dan semen
tersebut lalu diaduk lagi selama ± 2 menit.

Sumber : Lapangan, Tahun : 2023


3. Pencampuran busa (foam dan air) dan material (semen, pasir, air)
Masukan busa (foam) dan campuran mortar (pasir, air dan semen) kedalam bejana,
kemudian diaduk menggunakan hand mixer. Campuran tersebut harus diperiksa
terhadap gumpalan yang terjadi, aduk selama ± 2 menit, dan pastikan campuran
mortar-busa telah homogen.
Sumber : Lapangan, Tahun : 2023

4. Pengujian
Untuk mendapatkan material ringan dengan mortar-busa sesuai spesifikasi yang
diharapkan harus melakukan proses pengujian benda uji, sebagai berikut:
4.1. Flow
Pengujian nilai flow material mortar-busa dilakukan dalam kondisi segar,
pengecekan flow sebagai berikut :
a) Tuangkan hasil campuran yang telah terbentuk menjadi mortar-busa diatas
bidang yang rata ke dalam ring flow hingga batas atas.
b) Angkat ring flow perlahan hingga mortar-busa mengalir dan menyebar untuk
mengetahui nilai flow.
c) Nilai hasil flow harus 180mm ± 20mm.
d) Apabila nilai flow tidak memenuhi spesifikasi, dapat dikurangi atau
menambah jumlah busa (foam) atau mengurangi agregat yang digunakan.
4.2. Densitas basah
Pengujian densitas basah, dilakukan setelah pengujian flow dilakukan. Pengujian
densitas basah dilakukan dengan cara menimbang benda uji hasil pengujian flow
dan mengurangi nilai yang dihasilkan terhadap berat dari ring flow.
4.3. Pengujian uji kuat tekan bebas (UCS)
a) Persiapkan terlebih dahulu cetakan (diameter 100 mm x tinggi 200 mm).
b) Masukkan campuran mortar-busa ke dalam cetakan silinder sesuai dengan
kebutuhan (dengan minimal benda uji 3 buah untuk setiap pengujian uji tekan
bebas).
c) Beri label pada setiap cetakan silinder dan setiap pengujian.
d) Buka benda uji di dalam cetakan silinder setelah 1 hari, dan dilakukan proses
perawatan (curing). Pada proses perawatan benda uji dibungkus dengan
menggunakan plastik, hal ini dimaksudkan agar benda uji dapat terhindar dari
kontaminasi udara bebas sehingga proses hidrasi dapat berlangsung.
e) Oven benda uji selama ± 24 jam.
f) Timbang benda uji dan hitung densitas kering.
g) Lakukan pengujian tekan bebas pada waktu yang telah ditentukan, yaitu pada
masa 14 hari. Apabila hasil uji tekan bebas pada masa curing tersebut telah
memenuhi syarat, maka campuran tersebut dapat dijadikan sebagai acuan.
h) Periksa nilai hasil pengujian uji tekan benda uji terhadap persyaratan
spesifikasi. Spesifikasi fisik dan mekanis material ringan harus sesuai Tabel 2
dan Tabel 3.
i) Apabila kuat tekannya lebih rendah, dapat diatasi dengan menambah jumlah
semen.
Jika percobaan tidak memenuhi spesifikasi pada salah satu persyaratan maka
dilakukan penyesuaian dan percobaan kembali hingga memenuhi spesifikasi.
Campuran yang sesuai spesifikasi dijadikan acuan untuk pelaksanaan pekerjaan
konstruksi jalan dengan mortar-busa di lapangan.
Sumber : Lapangan, Tahun : 2023
5. Perhitungan
Perhitungan perancangan komposisi campuran mortar-busa pada skala laboratorium
untuk mencapai target kekuatan dan target densitas yang telah ditentukan. Hasil
perhitungan tersebut menghasilkan komposisi jumlah masing-masing bahan dan
material untuk dilakukan pembuatan benda uji silinder dengan ukurannya yang telah
ditentukan.
Tahapan pencampuran mortar-busa per meter kubik perancangan skala laboratorium
yang diperlukan yaitu :
5.1. Tentukan nilai berat jenis semen dari hasil pengujian laboratorium
5.2. Tentukan nilai berat isi pasir kondisi SSD dari hasil pengujian
laboratorium.
5.3. Tentukan nilai berat jenis air
5.4. Tentukan nilai berat jenis foam diperoleh dari persyaratan pabrik pembuat
foamagent
5.5. Penentuan jumlah semen dengan cara coba-coba pada variasi antara 250
kg sampai dengan 300 kg
a.Untuk kebutuhan semen per meter kubik adalah berat semen yang
diperlukan dibagi berat jenis semen
b. Untuk kebutuhan air per meter kubik adalah berat air yang diperlukan
dibagi berat jenis air
5.6. Penentuan jumlah air sebesar 50% dari jumlah semen
a.Volume campuran (semen+air) adalah jumlah dari kebutuhan semen dan air
dalam meter kubik
b.Volume agregat+foam(busa) diperoleh dari satu meter kubik dikurangi
volume campuran.
5.7.Penentuan jumlah pasir yang dibutuhkan sebesar persentasi agregat dikali
volume agregat+foam dikali nilai kondisi berat isi pasir (SSD) dikali 1000
untuk kebutuhan per meter kubik
5.8.Penentuan jumlah foam yang dibutuhkan sebesar persentasi foam dikali
volume agregat+foam dikali 1000 untuk kebutuhan per meter kubik
5.9. Penentuan nilai densitas basah rencana diperoleh dari jumlah total campuran
yang terdiri dari semen, pasir, persentase agregat pasir dan persentase foam
5.10. Penentuan uji flow dengan batasan 180 mm ± 20 mm
5.11.Penentuan densitas basah hasil pengujian campuran mortar busa sesuai
dengan target yang ditentukan
5.12.Penentuan densitas kering diperoleh dari hasil pengujian campuran mortar
busa yang berbentuk silinder dengan ukuran yang telah ditentukan diuji tekan
sehingga diperoleh nilai target kekuatannya.
6.Persiapan lantai kerja
Penyiapan kondisi lapangan yaitu meliputi kebersihan lahan dan semua kerusakan
termasuk ketidakrataan telah diperbaiki. Lantai kerja atau lean mixed concrete telah siap,
semua peralatan dan operator sudah siap dan laik kerja serta Lahan yang akan
dihamparan harus ditutup agar tidak terkena sinar matahari, hujan atau angin secara
langsung.

Sumber : Lapangan, Tahun : 2023


7.Pemasangan bekisting
7.1. Bekisting dibuat dari papan yang kokoh sehingga tidak mudah berubah tempat,
miring atau melengkung bila penghamparan telah dimulai atau terinjak.
7.2. Bekisting dibuat sesuai volume mortar-busa yang dihasilkan.
7.3. Papan bekisting harus dipasang tegak dan lurus sesuai dengan dimensi yang
direncanakan.
7.4. Tinggi papan cetakan harus dipasang secara rapi berdasarkan bentuk timbunan ringan
yang akan dihampar.
7.5. Tinggi papan cetakan dipasang melebihi tinggi mortar-busa yang akan dituang.
7.6. Sambungan pada bekisting harus merupakan garis lurus serta sambungan harus rapat
sehingga tidak terjadi kebocoran.
7.7. Kebersihan dalam bekisting diperiksa sebelum penuangan mortar-busa.

Sumber : Lapangan, Tahun : 2023


8. Penghamparan
8.1. Penghamparan harus dilakukan pada saat cuaca yang cerah, karena air hujan yang
masuk pada adukan material ringan akan menyebabkan material ringan tidak mengeras
dengan sempurna.
8.2. Tata cara pencampuran sesuai dengan tata cara pengadukan dan penghamparan
beton, sesuai SNI 03-3976-1995. Pada mortar-busa tidak dilakukan proses pemadatan
karena sifat dari mortar-busa yang memadat sendiri.
8.3. Tinggi jatuh penghamparan minimum 1 meter.
8.4. Mortar-busa dihampar dengan menuangkan mortar-busa dari alat pengangkut sesuai
dengan batas bekisting.
8.5. Mortar-busa harus dihampar per lapisan dengan takaran yang cukup untuk
menghampar seluruh lebar mortar-busa yang bekerjanya sedemikian rupa sehingga
tidak akan timbul segregasi atau pemisahan material-material pembentuk mortar-busa
sendiri.
8.6. Level permukaan harus diawasi dari bekisting samping dan harus diatur pada
kemiringan yang betul sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam gambar rencana.

Sumber : Lapangan, Tahun : 2023


9. Perataan
Perataan permukaan mortar-busa dilakukan dengan alat perata pada Gambar dengan
tidak mengurangi ketebalan mortar-busa.

Sumber : Lapangan, Tahun : 2023

10. Perawatan
Perawatan mortar-busa menggunakan terpal atau plastik tebal agar terlindung dari sinar
matahari, hujan atau angin secara langsung sehingga tidak terjadi penguapan yang
berlebihan untuk menghindari keretakan
11. Pembukaan Bekisting
11.1. Bekisting tidak boleh dibuka dari saat material ringan mortar-busa dihampar sampai
final setting time atau dengan pengecekan UCS lapangan dengan menggunakan pocket
penetrometer.
11.2. Bekisting harus dibuka secara hati-hati untuk menghindari kerusakan pada material
ringan. Area “sarang tawon” (keropos-keropos, honey comb) setelah bekisting dibuka,
maka harus dibongkar dan diganti dengan campuran material mortar-busa yang baru.

Sumber : Lapangan, Tahun : 2023

Anda mungkin juga menyukai