BAB I
PENDAHULUAN
1. Tujuan Kurikuler. Agar siswa mengerti dan dapat mengerjakan network planning.
2. Pokok Bahasan
a. Network Planning
b. Pelaksanaan Pekerjaan dengan Network Planning.
c. Analisis Waktu dan Kegiatan pada Network.
d. Penutup.
2
BAB II
NETWORK PLANNING
Pada prinsipnya suatu proyek itu, dapat merupakan salah satu atau kumpulan dari
proyek-proyek yang dikategorikan di bawah ini
e. Proyek-proyek yang harus diselesaikan dalam waktu yang tepat dan dengan
biaya yang terbatas.
Sesudah itu semua, maka taraf kedua adalah peninjauan unsur "waktu". Dibuat
perkiraan berdasarkan pengalaman, teori dan perhitungan mengenai jangka waktu
penyelesaian tiap-tiap kegiatan (activity) kemudian dihitung kapan waktu terjadinya tiap-
tiap kejadian (event) dari permulaan sampai berakhirnya proyek tersebut, sesuai
dengan "Network" yang telah digambarkan di muka.
Dalam peninjauan dan analisa mengenai unsur "waktu" ini dapat dilihat bahwa
terdapat "sebuah" atau lebih lintasan tertentu dari kegiatan-kegiatan pada "Network"
tadi yang menentukan jangka waktu penyelesaian seluruh proyek . Lintasan ini disebut
"Lintasan Kritis". Di samping lintasan kritis terdapat lintasan-lintasan lain.' Dan lintasan yang
bukan lintasan kritis ini mempunyai jangka waktu yang lebih pendek dibanding dengan
lintasan kritis sehingga lintasan yang tidak kritis tadi mempunyai "waktu untuk bisa
terlambat". Waktu untuk bisa terlambat ini dinamakan "float". "Float" memberikan sejumlah
kelonggaran waktu dan elastisitas pada sebuah "Network" dan ini dipakai pada waktu
penggunaan "Network" dalam praktek atau digunakan pada waktu mengerjakan penetapan
penentuan jumlah material, equipment dan tenaga kerja.
Misalnya:
Pembangunan sebuah gedung atau pabrik atau memulai menjalankan produksi baru,
suatu testing dari market opertion atau memperkenalkan sistem management
baru.
a. Rencana, yang harus berdasarkan pada pengertian yang teliti dan tepat
pada waktu menentukan kegiatan-kegiatan apa yang harus dilaksanakan atau
dikerjakan dengan logika
Cara "network" yang akan diuraikan disini, menggunakan cara proses analitis
dengan memperhatikan semua faktor yang saling berhubungan. Dalam tarap pertama,
membuat dan mengembangkan sebuah rencana yang didasarkan atas kegiatan-
kegiatan yang harus dilaksanakan dan logika ketergantungannya satu sama lain.
Rencana dasar yang telah dibuat dan dikembangkan tadi kalau perlu dapat dirubah
seperlunya sebelum faktor-faktor lain ("time" dan "resources") mulai diperhatikan.
Selanjutnya adalah berusaha menguraikan methode network secara sistematis dan
analitis sehingga dapat berguna untuk memperbaiki berlangsungnya pelaksanaan
proyek.
event).
Kejadian (event) disini didefiniskan sebagai ujung atau pertemuan dari satu atau lebih
kegiatan-kegiatan.
Contoh : Kejadian : galian tanah selesai , membuat pondasi selesai , galian tanah dimulai,
galian tanah dan pagar sementara selesai dll.
Ketiga :
Anak panah terputus-putus (menyatakan "kegiatan semu" atau dummy").
"Dummy" disini berguna untuk membatasi mulainya kegiatan-kegiatan. Seperti halnya,
kegiatan biasa (activity) maka panjang dan kemiringan dari "dummy” ini tidak mempunyai
arti sama sekali. Jadi juga tidak berskala. Bedanya dengan kegiatan biasa (activity)
adalah bahwa "dummy" tidak mempunyai "duration" (jangka waktu tertentu) karena tidak
memakai atau menghabiskan sejumlah " resource" (manpower, equipment dan material).
Barangkali yang paling tepat bila "dummy" didefiniskan sebagai pemberitahu, (seolah-olah)
berpindahnya suatu kejadian (event) ke (berhimpit dengan) kejadian (event) lain. Akan
lebih jelas lagi nanti bila kita sudah membuat latihan-latihan.
Symbol yang telah didefinisikan tadi, dapat digunakan disini misalnya untuk
menyatakan logika ketergantungan dari beberapa kegiatan (activitas)
Jika "kegiatan A" harus diselesaikan dahulu sebelum "kegiatan 13" dapat dimulai, maka
hubungan antara kedua kegiatan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :
Gambar 1
Ketiga "lingkaran kecil kejadian" (event node) pada gambar di atas tidak lain
menyatakan (dan kiri ke kanan), mulainya kegiatan A, mulainya kegiatan B atau
selesainya kegiatan A dan yang paling kanan menyatakan Selesainya kegiatan B.
Bila kegiatan C, D dan E harus selesai dahulu sebelum kegiatan F - boleh dimulai,
maka dapat digambarkan sebagai berikut
7
Gambar 2
G I
H J
Gambar 3
8
K
M
N
L
Gambar 4
Dari ketiga contoh di atas terlihat penggunaan dari dua macam simbol. Dengan
kedua simbol tersebut ("anak panah" untuk kegiatan dan "lingkaran kecil" untuk
kejadian) dapat ditunjukkan hubungan antara kegiatan-kegiatan. Tetapi ada kemungkinan,
di dalam "diagram kegiatan dan kejadian", ada satu atau lebih kegiatan-kegiatan juga.
Pada keadaan ini paling tepat bila digunakan simbol "dummy" yaitu anak panah
yang terputus-putus. Umpamakan kegiatan-kegiatan K dan L harus selesai dahulu
baru kegiatan M dapat dimulai, tetapi kegiatan N sudah boleh dimulai bila hanya
kegiatan I, saja yang selesai. Bagaimana menggambarkannya ?
Gambar 5
9
Diagram ini menunjukkan bahwa kegiatan K selesai pada "lingkaran kejadian" no.4 sedang
selesainya L ditunjukkan oleh "lingkaran kejadian" no.3. Fungsi, dari "dummy" di atas ialah
memindahkan seketika itu juga (sesuai dengan arah panah), keterangan tentang
selesainya kegiatan L dari "lingkaran kejadian" no.3 ke "lingkaran kejadian" no.4. Jadi
dengan adanya "dummy" di atas menunjukkan bahwa "lingkaran kejadian" no.4
menyatakan "kejadian" tidak hanya selesainya kegiatan K saja, melainkan juga
selesainya kegiatan L. Sehingga terlukis di sini kegiatan M menunggu selesainya kegiatan
K dan L.
Dianjurkan pula untuk tidak mencoba menyatakan setiap anak panah lengkap
sebelum logika ketergantungan diketahui semua. Maksudnya, bila dinyatakan bahwa
beberapa kegiatan dapat dimulai maka digambar saja garis-garis yang menyatakan
mulianya anak panah-anak panah yang bersangkutan, anak panah-anak panah
tersebut dapat diselesaikan bila telah diketahui semua ketergantungan-ketergantungan
yang terakhir dari anak panah anak panah tadi.
Di sini dianjurkan lagi untuk menggunakan pensil dan karet penghapus pada waktu
penggambaran "Network-diagram". Malah disebutkan bahwa nilai dari pensil dan karet
penghapus adalah sama pentingnya karena adanya kenyataan selalu sering
11
Bila "Network-diagram" telah selesai terbentuk lengkap maka kita perhatikan sekali
lagi seluruh logika ketergantungannya untuk mengecek apakah pernyataan melalui
gambar "Network-diagram" tadi tepat sesuai dengan keterangan-keterangan yang
diberikan.
Kesukaran pertama yang akan dijumpai pembaca dalam soal-soal ini adalah
hal-hal yang menjadi syarat dapat dimulainya kegiatan-kegiatan P dan R. Kemudian
kesukaran-kesukaran lain akan timbul dalam menggambarkan ketergantungan-
ketergantungan dari kegiatan-kegiatan akhir. Dalam hal-hal seperti ini symbol
"dummy" harus digunakan, untuk menjamin dan mencapai agar syarat-syarat
ketergantungan dapat digambarkan dengan tepat. Perubahan-perubahan akan selalu
terjadi pada pembuatan "Network-diagram" yaitu dengan menghapus atau
memasukkan tambahan-tambahan dummy, sampai dicapainva hasil yang tepat.
Apabila pembaca tidak memakai pensil dan karet penghapus pada waktu
pembuatan gambar "Networ", maka berarti pembaca tidak mematuhi "disiplin
pemikiran-pemikiran “yang telah diminta dimuka. Karena tidak mungkin, tidak
menggunakan karet penghapus apabila pembaca betul-betul menurut cara-cara yang
dianjurkan dalam penggambaran "Network diagram", yaitu bahwa penggambaran logika
ketergantungan harus dilakukan sedikit demi sedikit. Tidak boleh mencoba untuk
mengetahui lebih dahulu hal-hal yang memang belum saatnya mencoba untuk
mengetahui lebih dahulu hal-hal yang memang belum saatnya untuk diketahui. Tetapi agar
supaya terhindar terlalu banyaknya pengulangan penggambaran pada waktu pembuatan
network, kadang-kadang perlu diperhatikan juga, untuk menyisipkan atau menyambung
dengan "anak panah dummy" untuk hal-hal yang ketergantungannya belum jelas. Proses
ini sekali-kali tidak mempengaruhi logika didalam "Network diagram" yang dihasilkan,
tetapi malahan memungkinkan untuk penyelesaian dari "campuran ketergantungan", yaitu
yang tergantung dari sebuah kegiatan dan yang tergantung dari banyak kegiatan-kegiatan,
seperti yang terjadi pada mulainya kegiatan R dan pada mulanya kegiatan-kegiatan X, Y
dan Z, dimana tidak-diperlukan penghapusan "dummy" pada perubahan dari gambaran
13
kasar kegambar yang dirapihkan. Bila panah "dummy" ternyata tidak memenuhi keinginan
yang dimaksud maka pada saat merapihkan "Network diagram", "dummy" terakhir dapat
dihapuskan.
Cara-cara tersebut dapat terlihat pada jawaban soal-soal yang terdapat pada
lampiran-lampiran. Gambar sebelah atas pada lampiran-lampiran merupakan gambaran
kasar dimana banyak digunakan dummy-dummy yang disediakan untuk memungkinkan
diadakannya perubahan-perubahan. Dapat dicatat bahwa meskipun beberapa dummy
masih terdapat dalam diagram yang telah dirapihkan, dummy-dummy tesebut memang
diperlukan dan tidak akan membuat setiap perhitungan dan jawaban menjadi salah. Hal-
hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut dalam membuat "Network diagram" adalah sejauh
mungkin mengusahakan arah dari anak panah dan kiri ke kanan. Dalam jawaban soal-
soal ini diperhatikan juga salah satu kegunaan lain lagi dan dummy yaitu untuk memberi
nomor pada aktivitas-aktivitas U dan V yang kalau disatukan akan membingungkan. Hal
ini akan diuraikan lebih jelas lagi dalam hal "numbering", (Pemberian nomor). Seperti
disebutkan dimuka bahwa perlu untuk sekali lagi meninjau kembali seluruh logika
ketergantungan dari "Network diagaram" yang telah dirapihkan, untuk menjamin bahwa
hubungan-hubungan yang telah digambarkan tepat seperti apa yang diminta.
"Network diagram" yang dihasilkan merupakan terjemahan teoritis dari sebuah
rencana (plan), dimana semua kegiatan-kegiatan diperhatikan baik ketergantungan-
ketergantungan masing-masing sendiri maupun pengaruhnva terhadap kegiatan-kegiatan
lainnya. Rencana dasar tadi disiapkan tanpa pertimbangan mengenai "waktu pelaksanaan
keseluruhan proyek" maupun "waktu pelaksanaan tiap-tiap kegiatan". Dalam rencana
pembuatan "Network planning" pertimbangan mengenai waktu-waktu pelaksanaan dan
sumber-sumber tenaga, equipment, material dan biaya adalah perlu dan penting.
Kegiatan-kegiatan majemuk :
Dalam keadaan dimana suatu kegiatan merupakan kegiatan majemuk yang cukup
besar, maka kegiatan tersebut harus dipecah-pecah ke dalam bagian-bagian yang lebih
kecil atau dalam kelompok-kelompok, untuk digunakan agar kegiatan-kegiatan lain
dapat dilaksanakan bertingkatan dengan bagian-bagian yang lebih kecil tadi. Contoh dalam
praktek dari kegiatan-kegiatan tersebut adalah "pemasangan pipa di dalam tanah yang
cukup panjang", yang hanya terdiri dan tiga buah kegiatan yaitu : menggali tanah,
meletakkan memasang pipa dan menimbun kembali.
14
Misalkan sekarang kita anggap tiga buah kegiatan (majemuk) di atas adalah A, B dan
C yang menurut “logika” merupakan kegiatan yang berurutan. Bila digambarkan hubungan
kegiatan A, B dan C adalah sebagai berikut :
Gambar 6
Tetapi tiap-tiap kegiatan majemuk tadi dapat dipecah-pecah dalam beberapa bagian
demikian sehingga tiap-tiap bagian kegiatan yang bersangkutan akan mengikuti bagian--
bagian yang lain dalam urutan yang sama seperti urutan kegiatan A, B dan C.
15
Gambar 7
Bila ternyata bahwa gambar yang terbentuk jadi terlalu panjang maka dan
diagram dapat dilihat bahwa bagian-bagian yang berkedudukan seperti A2, B 2
dan C2 (bila pembagian kegiatan majemuk tidak hanya menjadi tiga melainkan lebih
banyak lagi), dapat dibuat lebih besar kuantitasnya sehingga memperkecil jumlah harus
pembagian kegiatan majemuk sedang menggambarkan pada "Network diagram" dapat
diperpendek sehingga memperpendek juga "Network diagram".
Bila sekarang terdapat tambahan syarat ketergantungan dalam tiap-tiap tingkatan
pembagian misalnya B2 juga harus menunggu selesainya A 2, dan C2 menunggu selesainya
B2 maka diagramnya akan menjadi seperti berikut :
16
Gambar 8
Dalam gambar di atas ditunjukkan pula betapa pentingnya arti dari dummy untuk
memperlihatkan logika ketergantun,an-keterganhmgan. Dan Juga di atas terlihat bentuk
diagram yang lain sekali dengan yang pertama, padahal hanva beberapa
ketergantungan yang berubah. Pemberian nomor pada "lingkaran kejadian" (event
numbering) : "Lingkaran kejadian" dalarn "Network diagaram" dapat diberi nomor. Dan
selama kegiatan-kegiatan dimulai atau berakhir pada lingkaran-lingkaran kejadian tadi
maka nomor-nomor tersebut dapat digunakan untuk menunjukkan dan membedakan
masing-masing kegiatan (misalnya : "kegiatan 21-23" berarti sebuah kegiatan yang
dimulai dan "lingkaran kejadian" no.21 dan berakhikr pada "lingkaran kejadian" no.23).
Sebagai saran pendahuluan, disini hanya ada satu hukum yang harus
diperhatikan: Nomor dan ekor anak panah kegiatan harus lebih rendah dari normo
pada kepala anak panah kegiatan yang sama. Urutan normo yang menarik pada
penunjukkan tiap kegiatan misanya 0- 1 atau 1 - 3, menunjukkan gambaran yang jelas
dari tiap kegiatan yaitu dalam hal tadi memperlihatkan arah dari 0 ke 1, atau dan 1 ke
3.
Perjanjian ini penting dan perlu pada permulaan penggunaan "computer" dan
meskipun tidak perlu pada kebanyakan program-program modren, tetapi sebaiknya
diterima saja dahulu untuk melancarkan petunjuk-pettmjuk yang telah diberikan dimuka.
17
Juga digunakan symbol umum untuk menunjukkan perbedaan kegiatan-kegiatan yaitu "1 - j
node numbering factor" yang diambil untuk pengguna Computer juga. Maksudnya
adalah bahwa "j" selalu mengikuti / lebih belakang dari "i" dalam alphabet.
Ada hukum lainnya yang berguna juga yaitu nomor-nomor "`lingkaran kejadian" pada
Network sebaiknya naik dari permulaan hingga akhir proyek. Hukum ini memudahkan
pencarian kegiatan pada Network yang besar bila kegiatan-kegiatan ditunjukkan dengan
nomor-nomor. Hal ini akan lebih jelas kelihatan nanti bila kita perhatikan Network-Network
yang akan dibuat selanjutnya. Sekarang pembaca diharapkan untuk melatih memberikan
nomor-nomor pada "lingkaran kejadian" pada Network dijawaban soal 1. "Lingkaran
Kejadian" permulaan biasanya diberi nomor "O". Dan dari sini cara yang terbaik adalah
melanjutkan ke "lingkaran kejadian" selanjutnya yang memenuhi syarat. Perlu diperhatikan
bahwa diusahakan untuk unit dan kecil ke besar pemberian nomornya terutama pada
"lingkaran kejadian" yang dimasuki ataupun ditinggalkan lebih dari satu arah anak
panah kegiatan. Untuk tetap menjaga supaya penggambaran dan beberapa kegiatan
yang sejajar yaitu yang bersama-sama dimulai dan diakhiri pada lingkaran kejadian yang
sama maka kita gunakan symbol dummy.
Di bawah ini dimana tiga kegiatan P, Q dan R mulai dan selesai pada lingkaran
kejadian vang.sama, dicoba digambarkan sebagai berikut..
Gambar 9
Apabila digambarkan seperti di atas, maka kegiatan 31-32 bisa bearti kegiatan P, Q atau R.
Untuk membedakan ketiga kegiatan itu masing-masing maka digunakan symbol dummy
sebagai berikut :
18
Gambar 10
BAB III
13. Pemilihan cara Network Planning untuk Rencana Kerja. Bahwa penggunaan
praktis dari "network" pada taraf perencanaan proyek memerlukan cara-cara yang sama
sekali baru yang harus dimengerti untuk membuat rencana tadi betul effektif. Karena
dengan sedikit perhatian dari pengetahuan mengenai seluk beluk proyek cara "network"
dapat dengan mudah dimengerti. Yang paling sulit adalah memberi pengertian kepada
kebanyakan orang terutama orang teknik, bahwa pembuatan "network plan" pertama-tama
adalah tanpa mengindahkan perhatian / pertimbangan dari sudut waktu dan sumber .
Tentu saja akan sulit sekali, kadang-kadang sampai tidak mungkin, bila kita
rnenggunakan logika mutlak sebagai dasar dari penyusunan network, perjanjian-perjanjian,
peraturan-peraturan baik, penisahaan mapum peinerintah, ha]-hal atau syarat syarat yang
harus dipenuhi dan lain-lain, semuanya merupakan rintangan yang cukup besar untuk
mendapatkan logika yang mutlak. Kesukaran lain adalah bahwa sebagian besar orang-
orang masih percaya bahwa untuk pelaksanaan suatu tugas perlu adanya kebijaksanaan.
Pada perencanaan dengan cara "Bar Chart", keragu-raguan peninjauan faktor waktu dapat
dipisahkan sehingga sangat mudah pelaksanaan perencanaannya. Tetapi mungkin
terdapat hal-hal yang tidak logis yang tidak terlihat jelas. Sebaliknya pada cara
"network" tiap-tiap langkah dijelaskan dengan teliti dan harus dapat dipertanggung
jawabkan.
20
14. Kerja Team Proyek. Orang-orang yang mengetahui banyak tentang proyek
yang bersangkutan diminta untuk menjelaskan seluk beluk proyek kepada anggota yang
lain ini terutama penting untuk menentukan kenyataan-kenyataan dan tujuan yang terdapat
dalam proyek tadi.
b. Dengan pemikiran yang terbuka pada kenyataan yang ada dan apa yang
diinginkan untuk dilaksanakan terhadap rencana yang dibuat, pimpinan
proyek kemudian dapat memimpin pembicaraan pertama bersama dengan team,
sebagai sebuah "sidang pemikiran" untuk menentukan sebuah daftar kegiatan-
kegiatan yang harus dilakukan.
Daftar tadi tentu saja mungkin belum teliti dan hampir dalam tiap hal belum lengkap.
Daftar pertama dari kegiatan-kegiatan ini akan dengan mudah dapat dilengkapkan
atau disempurnakan baik penambahan maupun perbaikan keterangan dan setiap
kegiatan, yaitu pada waktu melanjutkan penyusunan "network".
-
c. Dengan adanya daftar dari kegiatan-kegiatan maka penggunaan "network”
21
1) Bila suatu kegiatan telah selesai, apa yang kemudian bisa dikerjakan
selanjutnya ?
Setelah ditentukan kegiatan-kegiatan selanjutnya yang harus dilakukan
terhadap selesainya kegiatan, maka sebaiknya ditanyakan sekali lagi untuk
checking, apakah sudah semuanya kegiatan-kegiataa tersebut dapat dimulai
setelah selesainya suatu kegiatan tadi?
network menjadi sebuah "rencana". Harus diingat sampai saat ini kita baru meninjau
persoalan logika saja. Untuk ini, maka kita anggap bahwa mula-mula kita mempuyai
"resources" yang tak terbatas dan bahwa proyek kita dapat dilaksanakan kapan saja
(tak memikirkan "waktu"). Kedua faktor "resources" dan "waktu" ini akan dibahas
kemudian. Penggunaan `'teknik bertanya" untuk menentukan perkembangan dari suatu
rencana, akan menolong menentukan tingkat-tingkat dan pembagian-pembagian dari
suatu proyek yang dibutuhkan untuk mengawasi pelaksanaan proyek itu sendiri. Sampai
kadang-kadang beberapa kegiatan baru diketahui pada saat mengembangkan network.
Sebagai contoh, marilah kita perhatikan sebuah proyek yang cukup sederhana yaitu
membangun sebuah bangalow. Kita boleh mulai dengan mencari pekerjaan apakah yang
mula-mula harus dikerjakan dalam membangun bangalow. Di dalam angan-angan terlihat
kegiatan-kegiatan permulaan yang termasuk adalah : mendapatkan pembiayaan, membeli
tanah, membersihkan dan meratakan satu dan seterusnya. Sekarang kita anggap bahwa
pembiayaan yang dibutuhkan sudah didapat.
Usaha pertama kita sekarang adalah untuk mendapatkan sepetak tanah yang
menyenangkan untuk mendirikan bungalow dan men "designs"nya. Untuk melengkapi ini,
maka kita tanya pada diri kita sendiri, kegiatan apakah yang selanjutnya dapat dimulai dan
kita dapatkan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
Gambar 11
Bila tanah yang tertentu telah didapat, maka untuk mendapatkan kayu, semen,
pasir, kerikil dan batu bata dapat mulai dilaksanakan sebelum selesainya pembelian tanah,
dan pada perencanaan terakhir nanti mungkin perlu untuk memikirkan hal tersebut. Mula-
mula kita setuju saja pemikiran di atas, keperluan mensatukan pemikiran-pemikiran
akan banyak kita jumpai dalarn masing-masing hal dan tergantung dari keadaan
setempat. Di sini kita putuskan untuk "rencana" permulaan, menerima hal bahwa
selesainya "pembelian tanah" merupakan syarat dapat mulainya memesan bahan-bahan.
Gambar 12
Lantai sudah bisa mulai dipasang bila, bebrapa bagian dari trasraam selesai,
sehingga kegiatan memasang trasraam meruupakan "kegiatan gabungan", maka hams
dibagi-bagi seperti dibawah ini
Gambar 13
Tetapi dalam contoh ini kita anggap saja kegiatan menggali fondasi dan
memasang fondasi masing-masing. bukan kegiatan gabungan (kegiatan majemuk).
Pemasangan atap kayu menunggu selesainva pemasangan trasraam dan telah
25
tersedianya kayu-kayu. Bila atap kayu sudah selesai (yang dimaksud atap kayu disini
adalah dari kuda samapi reng-reng), maka pemasangan genteng dapat dimulai.
Dengan adanya kegiatan pemasangan genteng, kita harus menambah sekarang
kegiatan menyediakan genteng yang sebetulnya sudah dapat dimulai setelah
pembelian tanah dan designs bungalow selesai. Demikian juga halnya dengan
“pemasangan tegel kayu", sesudah selesinva pemasangan lantai. Sekali lagi kita
harus menambahkan kegiatan "menyediakan tegel kayu"
Gambar 14
Bagaimana tentang pintu dan jendela? Sampai disini hal tersebut belum terpikirkan.
Pekerjaan tembok harus selesai pada tinggi tertentu baru bisa dimulai pemasangan
"kozijn jendela", akhirnya pekerjaan tembok diselesaikan sampai tinggi yang
dikehendaki, mestinya lebih tinggi dari kozijn pintu maupun jendela. Jadi kegiatan
memasang tembok harus dipecah hingga diagramnya sebagai berikut :
26
Gambar 15
Jadi "network menolong kita dalam memikirkan kegiatan-kegiatan apa yang belum
termasuk dalam daftar kegiatan-kegiatan yang kita inventarisasi mula-mula dan sekaligus
memperhatikan kembali hubungannya masing-masing. Sebagai contoh misalnya meskipun
kita memasang tegel kayu, setelah selesainya lantai seperti pada gambar di atas. tetapi
adalah tidak tepat kalau logikanya begitu karena atap belum dipasang sehingga ada
kemungkinan kehujanan. Jadi sebaiknya kita tidak pasang dulu tegel kayu,
sebelum atap dan genteng selesai. Juga pemasangan "hiasan dalam" harus menunggu
selesainya atap, genteng, tegel kayu dan pekerjaan-pekerjaan dalam lainnya, tentu saja
termasuk selesainya pekerjaan menyediakan bahan untuk hiasan dalam. Sebagian
gambar dari 'Network" dapat kita lukiskan kembali sebagai berikut :
27
Gambar 16
Marilah sekarang kita tinjau mengenai "pemasangan kaca". Tidak mutlak perlu
untuk memasang genteng sebelum pemasangan kaca, tetapi karena kaca termasuk mudah
pecah, maka sangat diharapkan apabila sebagian besar pekerjaan-pekerjaan luar
selesai sebelum dimulainya pemasangan kaca. Dalam pemasangan genteng diperlukan
tangga-tangga kayu dan lain-lain yang memungkinkan lebih mudahnya kaca-kaca pecah
apabila pemasangan kaca-kaca bersama-sama atau sebelum pemasangan genteng.
Diagram yang telah dirapikan dapat dilihat pada halaman selanjutnya. Disini tiap-
tiap anak panah digambar mendatar supaya di atasnya dapat ditulis keterangannya untuk
kegiatan apa dan semua anak panah menjurus dari kiri ke kanan.
Karena hanya sekedar contoh, maka dari hasil yang dicapai yaitu sebuah
“NETWORK DIAGRAM” lengkap dari sebuah bungalow, maka kita masih dapat melihat
kekurangan-kekurangannya. Yaitu misalnya tidak adanya “pembuatan pagar sementara”
untuk pengamanan bahan-bahan di dalam satu. Juga pekerjaan “finishing” tidak
dicantumkan dalam hasil “network diagram” tadi. Mungkin pembaca sendiri mempunyai
keberatan lain tentang logic maupun macam dan jumlah kegiatan-kegiatan di atas.
28
Semuanya itu mungkin dan bisa. Oleh karena itu dalam menyusun inventarisasi kegiatan
dan logis ketergantungannya dianjurkan dan diharuskan untuk tidak dilakukan oleh satu
orang melainkan satu team. Yang sedapat mungkin gabungan dari pengalaman, tehori
dan perhitungan-perhitungan. Tidak boleh seorang berkeras kepala untuk menentukan
ketergantungannya dari tiap-tiap kegiatan.
Gambar 17
Dalam tiap-tiap latihan prosedurnya sama saja yaitu : Rencana dasar yang
dikembangkan untuk mendapatkan kenyataan dan tujuan, tiap ketergantungan harus
dipikirkan dengan baik dan diperiksa apakah keterangan tersebut sudah betul. Bila daftar
rencana jaringan kerja" telah seluruhnya dicek secara analitis kemudian digambarkan lagi
sebaik-baiknya dengan sedikit mungkin anak panah yang berpotongan dan tidak ada
dummy yang sebetulnya tidak perlu tetapi masih tergambar.
ini?
15. Network untuk Publikasi Umum. Sebuah perwakilan perusahaan dalam rangka
pemasarannya (marketing), merencanakan sebuah propaganda untuk memperlancar
jalannya perusahaan. Perwakilan perusahaan tadi memilih media TV, majalah-majalah
dan poster-poster untuk melaksanakan propagandanya. Mereka merencanakan kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan sebagai berikut :
Setelah semua propaganda lewat tiga media tadi selesai, perwakilan perusahaan
tadi ingin untuk segera mengadakan konferensi pers. Dan akhirnya agar kegiatan-
kegiatan tadi dapat dipakai sebagai pelajaran untuk waktu datang, maka diadakan
dokumentasi (pencatatan) pada semua hal-hal yang dilakukan maupun yang terjadi.
Untuk lebih jelasnya, maka sebaiknya kita buat daftar dari kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan sebagai berikut :
c. Langkah ke 3
d. Langkah ke 4
Gambar 18
Suatu industri berat tentu memerlukan "tenaga listrik' - Dan "tenaga listrik" bisa
dihasilkan oleh suatu Hydro Electric Stations. Semen diperlukan untuk membangun
"power station", "Dam/bendungan" dan "bangunan-bangunan irigasi".
BAB IV
19. Penentuan Waktu Kegiatan pada Jaringan. Setelah kita menentukan "network
diagram" dengan logika ketergantungan tiap kegiatan satu sama lain, maka sekarang
kita harus meninjau "waktu" pelaksanaan tiap-tiap kegiatan dan menganalisa seluruh
"Network-Diagaram" untuk mendapatkan "waktu-waktu" terjadinya masing-masing
peristiwa (kejadian).
Untuk keperluan tadi maka kita harus memperlengkapi simbol-simbol dari event
(kejadian), yaitu yang berupa sebuah lingkaran dengan maksud agar kita tidak usah
mengulang-ulangi memberikan keterangan pada tiap-tiap peristiwa yang terjadi. , lingkaran
kita bagi menjadi tiga ruang, seperti terlihat dalam gambar di bawah ini:
Gambar 18
34
b. Ruang kedua pada bagian kanan atas disediakan untuk menunjukkan saat
kejadian paling pagi = earliest event time disingkat EET.
Tujuan dari penganalisaan unsur waktu ini adalah untuk menentukan dari tiap-tiap
waktu pelaksanaan masing-masing kegiatan, semua saat-saat terjadinya tiap-tiap
peristiwa, baik saat terjadinya peristiwa paling pagi (earliest event time) maupun saat
terjadinya peristiwa paling lambat (lastest event time). Dan karenanya dengan
sendirinya dapat menentukan waktu penyelesaian waktu penyelesaian dari proyek
35
keseluruhan.
Pertama sekali yang kita lakukan adalah mengisi dari kiri ke kanan pada bagian
kanan atas dari tiap-tiap "lingkaran kejadian" dengan "saat terjadinya peristiwa paling
pagi" (Earliestg Event Time = EET). Selanjutnya kita singkat EET. Kita lihat sekarang
hasil contoh soal no. I di muka yang "Network diagram"nya sebagai berikut :
Gambar 19
Setelah diadakan pembagian ruang pada tiap "lingkaran kejadian" dan diberi
"nomor-nomor kejadian" serta "duration" dan masing-masing kegiatan, maka ditentukan
pertama kali bahwa EET pada saat pemulaan adalah Nol yang menyatakan "waktu mulai".
Kemudian kita lihat kegiatan-kegiatan apa yang mulai pelaksananya, dari saat pemulaan
proyek. Di sini terlihat kegiatan-kegiatan tersebut adalah kegiatan A, B dan E.
Di sini dibedakan saat selesainya kegiatan paling pagi dan saat kejadian paling pagi.
Yang pertama untuk setiap "kegiatan" sedang yang terakhir untuk "kejadian" atau
peristiwa". Apabila lebih dari satu kegiatan yang masuk ke dalam "lingkaran kejadian" yang
kita tinjau, maka saat kejadian paling pagi sama dengan saat selesainya kegiatan paling
pagi dari kegiatan yang selesainya paling akhir. Sedangkan bila yang masuk ke dalam
"lingkaran kejadian" yang kita tinjau hanya satu (seperti contoh kegiatan A di
atas) maka saat selesainya satu-satunya kegiatan tadi paling pagi sama dengan kejadian
paling pagi (EET) dari "lingkaran kejadian'' yang dimasuki tadi.
Sebelum kita dapat memasukan angka EET pada "lingkaran kejadian" no.4 harus
kita hitung dahulu "waktu" untuk mencapai "lingkaran kejadian" no.4 tadi lewat lintasan lain.
Disini lintasan lain tadi adalah melalui kegiatan B dan D. Jumlah waktu melaui lintasan ini
adalah 8 + 6 = 14 hari (duration kegiatan B =8 hari dan kegiatan D = 6 hari).
Untuk jelasnya maka angka-angka 19 dan 16 tadi masing-masing kita tulis pada
ujung masing-masing panah kegiatan F dan D di luar "lingkaran kejadian" no.4. Dengan
demikian kita dapat membandingkan kedua angka tadi. Meskipun kegiatan D dapat
diselesaikan pada hari ke 14, tetapi kegiatan F belum dapat selesai hingga pada hari ke
19. Sehingga peristiwa / kejadian yang menyatakan kedua kegiatan tadi selesai hanya
dapat terjadi pada hari ke 19. Angka inilah yang kita masukkan ke dalam ruang kanan
atas dan "lingkaran kejadian" no.4 sebagai EET-nya. Dengan cara yang baru saja
diterangkan tadi maka kita dapatkan EET untuk "lingkaran kejadian" no.2 adalah 8,
sedangkan "lingkaran kejadian" no.5 adalah 8+12=20.
Dan dengan perantaraan "dummy maka angka 20 ini ikut dipindahkan dari
"lingkaran kejadian" no.5 ke "lingkaran kejadian" no.6 karena dummy "duration"nya
adalah nol. Waktu paling pagi agar kegiatan K dapat selesai, adalah 7+9=16 hari. Karena
37
kegiatan K bersarna-sama dengan dummy memasuki "lingkaran kegiatan" no.6 maka kita
bandingkan angka 20 dari "dummy" tadi dengan angka 16 dari kegiatan K.
Seperti yang terdahulu maka kita piiih angka yang terbesar yaitu 20 sebagai EET
dan "lingkaran kejadian" no.6 "Procedure" yang sama kita pakai untuk mencari EET dari
tiap-tiap "lingkaran kejadian". Pada "lingkaran kejadian" no.8 kita dihadapkan kepada tiga
harga, karena adanya tiga kegiatan yang masuk ke dalamnya yaitu C, H dan J. Harga-
harga harus kita pilih adalah 22, 30 dan 36. Dengan sendirinya kita pilih harga yang
terbesar yaitu 36. Dan harga ini pulalah yang menyatakan waktu penyelesaian proyek.
Sekarang dapat kita definisikan bahwa saat kejadian paling pagi (earliest event time
= EET) adalah waktu yang terpanjang yang melalui suatu lintasan dan "lingkaran
kejadian" permulaan (nomor "nol") sampai ke "lingkaran kejadian" yang ditinjau. Hasil
dan hitungan-hitungan untuk "network diagram" contoh soal 1 menjadi sebagai berikut:
Gambar 20
Setelah EET dari tiap-tiap "lingkaran kejadian" kita dapat, maka sekarang kita akan-
mencari LET (latest event time = saat kejadian paling lambat).
Karena kita tidak menginginkan proyek terlambat, maka saat paling pagi dari
kejadian paling akhir (selesainya kegiatan-kegiatan terakhir = selesainya proyek) yaitu EET
dari "lingkaran kejadian" terakhir sama dengan kejadian paling lambat (LET). Jadi pada
"lingkaran kejadian" terakhir (dalam contoh ini lingkaran kejadian no.8) dapat langsung kita
isikan pada ruang sebelah kanan bawahnya, LET-nya = EET-nya = 36. Dengan bekerja
38
terbalik terhadap pencaharian EET yaitu kalau mencari EET kita bergerak dari kiri ke
kanan, sekarang untuk mencari LET kita bergerak dari kanan ke kiri". Kita perhatikan
kegiatan J, bila kegiatan ini dapat diselesaikan paling lambat pada hari ke 36 dengan
"duration"nya 5 hari. maka kegiatan tersebut dapat dimulai pelaksananya paling lambat
setelah hari ke 36-5=31.
Karena hanya kegiatan J yang datang dari "lingkaran kejadian" no.7, maka LET
"lingkaran kejadian" no.7 adalah juga 3 1. Demikian pula LET dari "lingkaran kejadian" no.6
adalah 31-11=20. Kita perhatikan sekarang kegiatan H : Saat dimulainya kegiatan ini
paling lambat adalah setelah hari ke (36-10)=26. Tetapi pengaruh adanya dummy dan
lingkaran kejadian no.5 dan lingkaran kejadian no.6 maka saat paling lambat dapat
dimulainya kegiatan H, adalah pada hari ke 20. Jadi kita harus membandingkan hari ke
26 dengan hari ke 20 tadi . Meskipun kelihatannya agak berlawanan dengan waktu
mencari EET, tetapi memang disini yang dipilih untuk menjadi LET dan dimasukkan dalam
ruang kanan bawah "lingkaran kejadian" no.6
Dengan segala perhitungan maka akan terlihat dengan jelas yaitu apabila harga
yang terbesar yang dipakai sebagai LET maka tidak mungkin akan dapat menyelesaikan
proyek dalam 36 hari melalui "Lingkaran kejadian" no.6 dan no.7. Sekarang kita dapat
mendefinisikan "saat kejadian (peristiwa) paling lambat (lastest evet time =LET), yaitu :
saat paling lambat di mana suatu kejadian (peristiwa =event) dapat terjadi tanpa
mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek ke seluruhan.
Dengan demikian maka seluruh LET tiap-tiap "lingkaran kejadian" dapat kita cari.
Sehingga setelah semua LET kita isikan terdapat diagram sebagai berikut :
39
Gambar 21
Gambar 22
Untuk menentukan saat kejadian (peristiwa) paling pagi (earliest event time = EET) :
21
a. Perhitungan ke depan
(dari kiri ke kanan)
15
10
Gambar 23
Untuk menentukan saat kejadian (peristiwa) paling lambat (lastest event time = LET) :
Gambar 24
Sebuah "Network" dari suatu proyek yang sederhana, seperti tergambar di bawah ini :
Gambar 25
41
21. Critical Plan. Dari “Network diagram” di atas dengan mudah dapat kita ketahui
bahwa "Critical plane melalui A. C, E dan H. Data-data dari proyek sederhana ini
ternyata lengkap sekali. Selain diketahui jumlah kegiatannya, macam kegiatannya,
jangka waktu pelaksanaannya (duration) tiap-tiap kegiatannya, biaya
pelaksanaannya tiap kegiatannya juga diketahui. (dengan telah memperhitungkan
semua hal yang berpengaruh, misalnya resources. pengawasan dan lain-lain);
Dari daftar tadi kita lihat bahwa untuk melaksanakan kegiatan A diperlukan waktu selama 4
hari dan biaya sebesar $ 210. Dan pelaksanaan kegiatan A tersebut dengan segala
penyelidikan yang tak diuraikan disini, diketahui paling cepat adalah 3 hari, sedang
kenaikan biaya untuk mempercepat kegiatan A tadi perhari adalah $ 70.
Gambar 28
Dari "Network diagram" yang terakhir ini kita lihat bahwa "lintasan kritisnya' yang
semula rnelalui A, C, E dan H (lihat "network diagram" pertama) pindah menjadi melalui
kegiatan A, D dan H. Dan "Project duration"nya (waktu pelaksanaan proyek) menjadi lebih
cepat yaitu : menjadi 3+7+6=16 hari. Dari sini kita lihat bahwa semua kegiatan sudah tidak
dapat dipercepat lagi (menurut ketentuan yang termuat dalam tabel).
43
Jadi "Project duration" 16 hari ini pun menjadi "Project duration" yang paling cepat.
Untuk dipercepat menjadi kurang dari 16 hari sudah tidak mungkin karena tiap-tiap
kegiatannya sudah tidak mungkin dapat dipercepat lagi. Dengan dipercepatnya semua
kegiatan maka dengan sendirinya biaya pelaksanaan kegiatan-kegiatan pun menjadi naik.
dengan melihat tabel di muka kita dapat menghitung kenaikan-kenaikan biaya tersebut.
Untuk kegiatan B
Biaya pelaksanaannya semula $ 400, sedang waktu pelaksanaannya 8 hari
Setelah dipercepat pelaksanaan sekarang menjadi 6 hari maka biaya
pelaksanaannya menjadi :
$400+(8-6)x$80=$400+ $160=$560.
Dari "Network Diagram" terakhir dan "tabel" terakhir ini dapat kita lihat bahwa
"waktu pelaksanaan proyek" menjadi lebih cepat yaitu 16 hari, sedangkan "biaya
pelaksanaan proyek" menjadi lebih mahal, yaitu $ 4380.
Apakah sebetulnya untuk mempercepat waktu pelaksanaan suatu proyek itu kita harus
mempercepat waktu pelaksanaan semua kegiatan?
Marilah kita lihat : Kita perhatikan "network diagram" pertama. Tiap-tiap kegiatan
belum dipercepat. Menurut teori untuk mempercepat suatu proyek, tidak perlu
kita percepat semua kegiatan melainkan hanya kritis saja. Dan ternyata banyak hal-
hal yang membatasi dan mempengaruhi dapat dipercepat waktu pelaksanaan proyek.
Dari "network diagram" pertama kita lihat bahwa waktu pelaksanaan proyek adalah
22 hari (=waktu yang melalui "lintasan terpanjang” = waktu yang melalui lintasan kritis).
Lintasan-lintasan lain adalah lebih pendek dan lintasan kritis tadi. Misalkan kita ambil salah
satu lintasan yang "bukan kritis", yaitu yang lewat kegiatan-kegiatan A, D dan H, maka
waktu yang dibutuhkan adalah 4+9+7=20 hari, lebih kecil dan 22 hari, kita dapat mencoba
mencari lintasan-lintasan lain lagi yang bukan lintasan kritis, maka hasilnya akan selalu lebih
kecil dan lintasan-lintasan yang melalui lintasan kritis, berarti lebih kecil dan waktu
pelaksanaan proyek.
Bila kita umpamakan sekarang kegiatan D kita percepat 2 hari yaitu dan 9 hari
menjadi 7 hari, maka waktu pelaksanaan kegiatan-kegiatan A, dan H memang menjadi
4+7+7=18 hari. Tetapi waktu pelaksanaan kegiatan-kegiatan A, C, E dan H (kegiatan-
kegiatan kritis) tatap yaitu 4+6+5+7=22 hari.
Dari uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kita harus sangat
berhati-hati dalam mempercepat tiap-tiap kegiatan. Harus diperhatikan selalu dengan
mempercepat suatu kegiatan apakah lingkaran kritisnya berubah atau tidak. Apakah
menyalahi ketentuan atau tidak., sekarang kita meninjau satu persatu hal-hal yang akan
kita lakukan untuk dapat mempercepat penyelesaian se-maximum mungkin, ( "proyek
duration" = 16 hari), dengan biaya yang semurah-murahnya (kurang dari $ 4280). Kita
perhatikan "Network Diagram” pertama, kegiatan-kegiatan kritisnya adalah A. C, E dan
H. Dan tabel pertama dapat kita lihat bahwa untuk mempercepat salah sate kegiatan
kritis yang terlihat adalah mempercepat kegiatan C. yang kenaikan biayanya hanya S 50
tiap dipercepat satu hari. Jadi kita percepat kegiatan C"sebanyak mungkin.
Karena dari ketentuan di muka kegiatan C hanya bisa dipercepat 2 hari, dan
dengan percepatan tersebut lintasan kritis tidak berubah kita gunakan kesempatan ini
sepenuhnya. Dengan percepatannya kegiatan C 2 hari, maka "proyek duration"
menjadi 20 hari biaya pelaksanaan proyek bertambah menjadi:S 3050 + 2 x $ 50 =
S 3150. Sedangkan "Network"nya menjadi sebagai berikut
Gambar 29
Dan diagram di atas terlihat bahwa kegiatan kritisnya bertambah, yaitu kegiatan-
kegiatan B dan D yang menjadi ikut kritis. Sekarang seluruh kegiatan-kegiatan
kritisnya adalah A, B, C, D, E dan H, sedangkan lintasan-lintasan kritisnya yaitu :
pertama lewat kegiatan-kegiatan A, C, E dan H dengan memakan waktu 4 + 4 + 5
+7 =20 hari, kedua lewat kegiatan A, D dan H dengan memakan waktu : 4 + 9 - 7 =
20 hari, yang ketiga melalui kegiatan B, E dan H dengan waktu 8 + 5 + 7 = 20 hari.
47
Dengan melihat ketiga lintasan kritis tadi, dapat kita simpulkan bahwa bila
lintasan kritis lebih dari satu, maka waktu yang diperlukan untuk menempuh lintasan-
lintasan kritis tadi harus sama besar. Bila tidak berarti lintasan kritis yang waktunya lebih
pendek menjadi bukan lintas kritis, sehingga salah satu atau lebih kegiatan-kegiatan yang
dilalui adalah tidak kritis.
Setelah dipercepat 2 hari, maka kegiatan C sudah tak dapat dipercepat lagi (lihat
ketentuan pada tabel). Karena C tak dapat dipercepat lagi, maka harus mempercepat
kegiatan kritis lainnya yaitu : A, B, D kita pilih di antara kelima kegiatan kritis ini, mana yang
paling murah pertambahan biayanya, bila dipercepat. Dari tabel terlihat bahwa di antara
kelima kegiatan kritis tadi, kegiatan D adalah yang termurah penambahan biayanya bila
dipercepat. Yaitu $ 30 lebih malah tiap dipercepat satu hari.
Untuk mempercepat kegiatan D. (lihat segitiga "node 1", "node 2" dan -'node 3”
pada network diagram terakhir), maka kegiatan C dan E har us ikut dipercepat
supaya waktu untuk mencapai "node 3" dari "node l" juga ikut dipercepat. Karena
misalnya hanya kegiatan D saja yang dipercepat sedang kegiatan C atau E tidak
dipercepat, maka dengan malihat `network Diagram" terakhir dapat kita ketahui bahwa
untuk mencapai "node 3" dari "nodel" waktunya tidak berubah.
Karena betul bahwa untuk ke --node 3" dan' 'node 1 ", melalui kegiatan D' waktunya
berkurang lebih kecil dari 9 hari (karena kegiatan D dipercepat menjadi lebih kecil dari 9
hari), tetapi melalui kegiatan C dan E waktunya tetap 4 + 5 = 9 hari (karena kegiatan C
dan E tidak dipercepat). Jadi mempercepat kegiatan D saja tidak mempengaruhi
waktu pelaksanaan proyek yang 20 hari itu.
Untuk dapat ikut mempercepat pelaksanaan proyek, maka selain kegiatan D juga
kegiatan C atau E ikut dipercepat. Tetapi karena kegiatan C sudah tak dapat dipercepat,
maka kegiatan E saja yang harus ikut dipercepat. Jadi untuk mempercepat D, kenaikan
biaya yang kita perhitungkan ditambah dengan kenaikan biaya bila kegiatan E tadi ikut
dipercepat, yaitu : $ 30 + $ 200 = $ 230 per hari.
48
Demikian pula bila kita percepat kegiatan E, maka kegiatan D harus ikut
dipercepat supaya "proyek duration" dapat dipercepat, jadi penambahan biayanya juga $
200 + $ 30 = $ 230 per hari. Jumlah tersebut kita bandingkan dengan bila kegiatan kritis
lainnya yang kita percepatan yaitu kegiatan A kenaikan biayanya S 70 per hari, kegiatan B
kenaikan biayanya S 80 per hari dan kegiatan H kenaikan biayanya $ 150, per hari. Jadi
yang termurah sekarang adalah bila mempercepat kegiatan A. yaitu dengan kenaikan
biayanya S 70 per hari
Kalau sekarang kegiatan A kita percepat, maka untuk mencapai "node 2" dari
"node 0" (lihat Network Diagram terakhir), waktunya akan berkurang bila kegiatan E
juga ikut dipercepat. Bila tidak, maka kegiatan A dan C waktunya berkurang, lebih
kecil dari 4 + 4 = 8 hari (karena A dipercepat) tetapi bila lewat kegiatan B tetap 8 hari
(karena B tak dipercepat). Sebaliknya bila kita percepat kegiatan B maka salah sate
kegiatan A atau C harus ikut dipercepat, supaya untuk mencapai "node 3" dari `node
0" waktunya juga ikut dipercepat.
Karena C sudah tak dapat dipercepat. maka yang harus juga dipercepat adalah A
saja. Jadi supaya dapat dipercepatnya " provect duration" maka tidak dapat salah satu
saja kegiatan kritis A atau B saja, melainkan harus bersama-sama kegiatan A dan B
yang kenaikan biayanya menjadi S 70 + S 80 = S 150 per hari. Jadi sama dengan
bila kegiatan H saja yang dipercepat yaitu naik $ 150 per hari biayanya.
Kalau tinjau sekarang bila kegiatan H dipercepat. Ternyata bila H dipercepat tak
mempengaruhi lintasan kritisnya bila percepatannya tidak melebihi 4 hari. Karena bila
kita lihat Network diagram terakhir. maka untuk mencapai "node 5" dari 'node 2 ",
maka bila melalui kegiatan E dan H memerlukan waktu 12 hari. sedang bila melalui
kegiatan F dan G, waktunya 8 hari, selisih 4 hari.
Jadi bila kegiatan H dipercepat lebih dari 4 hari, maka lintasan kritis pindah
lewat F dan G, sehingga percepatan kegiatan H yang bermanfaat hanya bila
percepatannya kurang atau sama dengan 4 hari. Bila kita bandingkan, dari uraian di
atas, maka untuk mempercepat provect duration" dapat dilakukan
D engan sendirinya kita harus memilih item 1 atau 3. Di sini kita dahulukan
mempercepat kegiatan H , dari ketentuan kegiatan H hanya dapat dipercepat l hari yaitu
dan 7 hari menjadi 6 hari. Waktu pelaksanaan proyek menjadi:
4 + 4 + 5 + 6 = 19 hari (lewat A, C, E dan H) atau,
8 + 5 + 6 = 19 hari (lewat B, E dan H) atau,
4 + 9 + 6 = 19 hari (lewat A, D dan H) sedang biaya pelaksananya menjadi
$3150 + 1 x $150 = $3300 dengan waktu pelaksanaan proyek 19 hari.
Gambar 30
Dengan sendirinya kita akan memilih kemungkinan pertama, dari tabel pertama kita
lihat bahwa kegiatan A hanya dapat dipercepat 1 hari, yaitu dengan waktu pelaksanaan dari
4 hari menjadi 3 hari. Sedangkan kegiatan B dapat dipercepat 2 hari yaitu 8 hari menjadi 6
hari. Karenanya paling efektif kedua kegiatan A dan B harus bersama-sama dipercepat 1
(satu) hari. Sehingga kegiatan kritis A waktu pelaksananya menjadi 3 hari sedang B menjadi
7 hari “Network Diagram”nya menjadi sebagai berikut:
Gambar 31
Dengan melihat “Network Diagram” ini maka “ Proyect duration” yang semula 19
hari sekarang berkurang lebih cepat yaitu 19-1=18 hari, sedangkan biayanya $150
menjadi $3300+$150=$3450. sekarang kemungkinan mempercepat kegiatan-kegiatan
kritis supaya linsatan kritis/ “proyect duration” ikut dipercepat hanya ada satu yaitu:
Gambar 32
Dengan melihat "network diagram" terakhir ini, kita lihat bahwa "Project duration"
sekarang menjadi 16 hari, (tadinya 18 hari), sedangkan karena dipercepatnya kegiatan
kritis D bersama-sama E sebanyak 2 hari, maka pelaksanaan proyek biayanya naik
sebesar 2 x S230 - $460 yaitu dari $3450 menjadi $3450 + $460 = $ 3910. Jadi sekarang
dengan waktu pelaksanaan proyek 16 hari maka biaya yang harus dikeluarkan adalah
$3910.
Dari "network diagram" terakhir kita lihat bahwa menurut ketentuan di muka (lihat
tabel pertama), maka kegiatan-kegiatan yang masih dapat dipercaya adalah
kegiatan-kegiatan B, E dan F, sedangkan kegiatan-kegiatan A, C, D dan H sudah tidak
dapat dipercepat lagi, sedang bila kita akan mempercepat kegiatan-kegiatan B, E atau
F yang masih dapat dipercepat itu, ternyata tidak mempengaruhi waktu pelaksanaan
proyek yang 16 hari tadi, karena lintasan kritis akan tetap lewat kegiatan-kegiatan A, D
dan H yang masing-masing sudah tak dapat dipercepat pelaksanaannya.
Sedangkan bila kita tidak memilih kegiatan-kegiatan mana yang harus dipercepat.
melainkan Langsung sernua kegiatan kita percepat meskipun kita dapatkan waktu
pelaksanaan proyeknya menjadi 10 hari (lihat Network Diagram" kedua), biaya
52
pelaksanaan proveknya menjadi lebih mahal yaitu menjadi S4280 (lihat tabel pertama).
Sehingga kita menderita kerugian $4280 - $3910 = $370.
Untuk proyek-proyek yang lebih besar dari proyek sederhana tadi maka kerugian
tadi akan menjadi lebih banyak. sebaliknya untuk proyek-proyek yang lebih besar, bila
tiap tiap kegiatan harus kita selidiki masing-masing, bila dipercepat, akan memakan
waktu yang agak lama.
Gambar 33
53
Gambar 34
BAB V
PENUTUP
23. Demikian penulisan diktat ini disampaikan untuk membantu para siswa dalam
memperdalam pelajaran "perencanaan pekerjaan dengan membaca secara penuh diuar
kelas, seperti disampaikan oleh setiap instruktur adalah tidak mungkin menyampaikan
keseluruhan materi kata demi kata dari diktat ini. instruktur hanya memberikan garis
besarnya saja mengingat waktu mengajar hanya sedikit.
Untuk rnaksud tersebut di atas diharapkan pula aktivitas dan kemauan dari siswa
untuk membaca diktat ini agar tujuan belajar dapat tercapai dengan baik. Akhirnya
diharapkan adanya saran dan masukan dan pembaca terhadap diktat untuk perbaikan
dan penyempurnaan.
55
56