Anda di halaman 1dari 4

NASKAH FILM PENDEK

“BUNGA DIATAS PAGAR”


Oleh Johan Wahyu

SINOPSIS
Seorang pemuda bernama Feri tidak percaya adanya covid 19, mengacuhkan prokes sampai dia terkena covid
dan menularkan ke teman dekatnya bernama Agus yang akhirnya meninggal dunia karena Covid. Feri merasa
bersalah dan berusaha bertanggung jawab atas kejadian itu.

SCENE 1 SITUASI KOTA NGUNUT DAN TULUNGAGUNG


Shot drone dan kamera menggambarkan keadaan kota tulungagung, pasar ngunut dan video kegiatan
pembagian masker RSI ngunut tahun kemarin
Narasi :
“ Sudah setahun wabah ini memasuki bumi pertiwi melalui celah yang tak disadari, menyerang
siapapun tanpa pandang usia, hari berganti minggu, minggu berganti bulan, berguguran putra putri
terbaik negeri ini. Pandemi menyebar bukan hanya sebagai angka namun juga derita, mungkin
beberapa orang sedang tertidur untuk menyadarinya “

SCENE 2 DI PASAR
Feri berjalan masuk pasar, ada petugas membagikan masker dari RSI Madinah dan edukasi.
Feri menerima masker tetapi kemudian dibuang ketempat sampah.
Feri membeli bumbon mpon mpon masak dan membayarnya

SCENE 3 DIRUMAH FERI


Feri masuk rumah, ibu salam penutup sholat.
Ibu keluar kamar masih mengenakan mukena.

Ibu : Soko ngendi fer


Feri : Soko pasar
Ibu : Lha titipane ibu ndi ?
Feri : Niku

Ibu mengambil dan membuka barangnya

Ibu : tukumu neng pasar ?


Feri : Yo
Ibu : lha mau maskeran po ra ?
Feri : Ora…….sumpek
Ibu : wis ora maskeran, ora wisuh, lek kenek covid iso nulari liyane….ibu ki wes tuwek lho
Fer i : Halah covid kui ora enek, wong aku sik enom, sik kuat….(sambil berlalu masuk kamar dan
menutup pintu dengan keras)

SCENE 4 DI RUMAH FERI


Di rumah Feri merasa tidak enak badan (sambil bergumam “opo mergo kurang ngopi yo) WhatsApp ke Agus

Feri : Posisi ndek ndi ?


Agus : nek warkop biasane
Feri : OTW ngopi…

Agus dan Feri bertemu, bersalaman , si feri ,memesan kopi ke pemilik warung.

Feri : Mas kopi siji


Penjual : Nggih mas

dan mereka ngobrol tanpa menggunakan masker dan dalam jarak dekat.

SCENE 5 DIKAMAR DI RUMAH FERI


Feri dalam keadaan menggigil dikamar, memakai selimut tebal dan jaket, sambil menelpon Agus

Feri : Gus, awakku ra penak, opo kenek covid yo ?


Agus : Aku enek kenalan sing biasa nambani ngono kui
Feri : Njoh paranono aku

SCENE 6 DI RUMAH DUKUN


Dukun sambil menggambar sesuatu di batok kelapa sambil berucap

Dukun : Covid kui gaweane Jin, ra enek sing iso ngusir liyane aku, nyoh pasangen iki nek ngarep omah

Feri menerima boneka kelapa dari dukun dan mengajak agus untuk pulang.

SCENE 7 DI RUMAH
Tampak blarak berada diatas Almari kamar Feri.
Feri semakin parah sakitnya.
Saat ibu sedang menyapu halaman melihat Indra berangkat kerja.

Ibu : sek…sek..mas Indra, tolong feri diperiksa sebentar

Indra berhenti dan didatangi ibu Feri, kemudian berbincang-bincang sebentar dan kemudian melihat keadaan
feri yang semakin parah. Kemudian Indra membuka kontak RSI Madinah dan mengabarkan keadaan Feri.

SCENE 8 DI RSI MADINAH


 Ambulance menjemput pasien / Feri
 Feri di lab swab
 Feri rawat inap
 Rohaniawan
 Swab setelah dirawat 14 hari
 DInyatakan negative Covid 19
SCENE 9 DI RUMAH AGUS
Feri berjalan ke rumah agus, Istri Agus melihat Feri dating dan menghampirinya.

Feri menyapa “Assalamu’alaikum mbak..!”


Istri Agus : Wa’alaikumsalam
Feri : wonten menopo mbak ?
Istri Agus : sepuntene mas Agus nggih mas.
Feri : Lho mbak, mas Agus mpun…….Innalillahi…..

Feri melihat anak Agus (± 6 th)

Feri : Lha Agus disarekne nek ndi mbak ?


Istri Agus : Nek maka khusus covid mas ?

Setelah itu feri berpamitan dan pergi meninggalkan rumah Agus

SCENE 10 DI MAKAM KHUSUS COVID


Feri tiba dimakam khusus covid dan melihat bahwa tidak boleh memasuki kawasan makam khusus covid,
akhirnya Feri hanya bisa pergi meninggalkan makam sambil menaruh BUNGA DIATAS PAGAR.

SCENE 11 DI RSI MADINAH


Feri bersama ibu nya melakukan vaksinasi dan sebagai rasa tanggung jawab karena kematian Agus yang
tertular dari dirinya, Feri memutuskan mendonorkan plasma kovalesen nya agar dapat menyembuhkan orang
lain yang terkena covid dan juga ikut membagikan masker gratis kepada masyarakat sekitar.
Narasi :
“ Terkadang menderita adalah cara yang tepat untuk membuka mata kita, ini bukan hanya tentang
aku, kamu ataupun mereka, tetapi ini tentang kita. Pakai maskermu, patuhi protocol Kesehatan yang ada,
jangan takut ke RS, dan segera periksa ke dokter jika merasa ada gejala covid19. Dan terakhir mari kita
bersama-sama melakukan vaksinasi dan donor plasma konvalescen untuk melindungi aku, kamu, mereka dan
kita semua. “

PEMAIN :
Pemain Utama :
1. Feri
2. Agus
3. Ibu Feri
Pemain Figuran :
1. Istri Agus
2. Anak Agus perempuan ± 6 tahun
3. Indra Perawat Cowok
4. Penjual di pasar
5. Dokter
6. Petugas Lab
7. Sopir Ambulan
8. Rohaniawan
9. Dukun

Wardrobe
Feri : Kaos 3, Celana Jeans, Selimut, Jaket, HP, bunga tiga tangkai
Agus : Kaos 2, celana jeans, HP
Ibu : Daster 2, mukena, jilbab
Indra : Pakaian seragam perawat RSI, HP
Istri Agus : Baju hitam jilbab
Anak agus : bebas
Penjual pasar bebas
Penjula kopi bebas
Dukun : Pakaian Hitam, property, menyan, kembang telon, blangkon, lilin, gelas, keris
Rohaniawan : Peci, sarung, baju koko putih
Petugas medis sesuai profesi masing² dan seragamn dinas

Anda mungkin juga menyukai