SKRIPSI
Oleh:
NITA HERAWATI
NIM: 2411806773
Skripsi Berjudul
Oleh:
Mengesahkan,
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi GICI
Skripsi Berjudul
Oleh:
Hari : ___________________
Tanggal : ___________________
Waktu : ________________Wib
Ketua : _________________________________(….................................. )
Anggota I : _________________________________(…....................................)
Aanggota II : _________________________________ (….................................. )
Mengetahui,
Ketua Jurusan Manajemen
iii
PERNYATAAN
2. Memberikan ijin hak bebas Royalti Non-Eksklusif kepada Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi GICI untuk menyimpan, mengalih mediakan atau mengalihformatkan,
mengelola, mendistribusikan dan mempublikasikan skripsi ini melalui internet atau
media lain demi kepentingan akademis dengan maupun tanpa sepengetahuan saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh rasa tanggung jawab dan saya bersedia
menerima konsekuensi dalam bentuk apapun sesuai dengan aturan yang berlaku
termasuk dicopot gelar kesarjanaan saya apabila di kemudian hari diketahui bahwa
pernyataan ini tidak benar adanya.
Depok,
NITA HERAWATI
iv
ABSTRAK
Setiap organisasi atau perusahaan yang berbentuk swasta maupun pemerintah, tentunya
memiliki tujuan yang baik dalam jangka panjang maupun pendek yang hendak dicapai
melalui aktivitas yang dilakukannya. Sumber daya manusia dalam setiap perusahaan
mempunyai peran sangat dominan karena melalui peranan manusia tersebut dapat saling
bekerjasama untuk mencapai tujuan organisasi. Tercapainya kemajuan organisasi
apabila kinerja pegawai tinggi, yang dipengaruhi oleh budaya organisasi suatu
perusahaan, motivasi serta kepuasan pegawai yang tinggi, dan gaya kepemimpinan dari
pemimpinnya. Adapun permasalahan yang dihadapi di Kantor Operasional Perum PPD
adalah rendahnya tingkat kinerja pegawai.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis sebarapa besar
pengaruh budaya organisasi, motivasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai
di Kantor Operasional Perum PPD Cawang. Jenis penelitian yang digunakan adalah
asosiatif-korelatif dengan metode penelitian berupa pengumpulan data menggunakan
kuesioner. Model analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu nonprobability sampling, sedangkan
cara pengambilan sampel yang digunakan yaitu sampel jenuh. Adapun sampel tersebut
berjumlah 50 responden yang merupakan pegawai kantor operasional Perum PPD.
Hasil uji regresi menunjukkan bahwa 80,1% faktor-faktor kinerja dapat dijelaskan oleh
budaya organisasi, motivasi dan gaya kepemimpinan sedangkan sisanya sebesar 19,9%
dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Sedangkan
hasil uji F menunjukkan bahwa secara simultan budaya organisasi, motivasi dan gaya
kepemimpinan secara bersama berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai dengan
hasil analisis yaitu Fhitung (66,925) > Ftabel (2,420). Hasil uji T menunjukkan bahwa
variabel motivasi menunjukkan hasil analisis thitung (5,023) dan variabel gaya
kepemimpinan menunjukkan hasil analisis thitung (8,281) dimana ttabel (2,018) maka
secara parsial kedua variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai
di Kantor Operasional Perum PPD Cawang. Adapun variabel budaya organisasi tidak
bepengaruh dan signifikan terhadap kinerja pegawai di Kantor Operasional Perum PPD
Cawang dengan hasil analisis thitung (0,038). Variabel dominan yang mempengaruhi
kinerja pegawai di Kantor Operasional Perum PPD Cawang adalah gaya kepemimpinan.
v
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine and analyze the influence of organizational
culture, motivation, and leadership style on employee performance at Operational
Office of Perusahaan Umum Pengangkutan Djakarta (Perum PPD). The type of
research used is associative-correlative with research methods in the form of data
collection using a questionnaire. The data analysis model used is multiple linear
regression analysis. The sampling technique used is nonprobability sampling, while the
sampling method used is saturated sample. The sample is 50 respondents who are
employees at Operational Office of Perusahaan Umum Pengangkutan Djakarta (Perum
PPD).
The results of the regression test showed that 80,1% of the performance factors could be
explained by organizational culture, motivation, and leadership style while the
remaining 19,9% was explained by other factors not examined in this study. While the
results of the F test show that simultaneously organizational culture, motivation and
leadership style have a significant effect on employee performance with the results of the
analysis, namely Fcount (66,925) > Ftable (2,420). The results of the t-test indicate that
the motivation variable shows the results of the tcount analysis (5,023) and the
leadership style variable shows the results of the tcount analysis (8,281) where ttable
(2,018) then partially these two variables have a significant effect on employee
performance at Operational Office of Perusahaan Umum Pengangkutan Djakarta
(Perum PPD). The organizational culture variable has no significant and significant
effect on employee performance at Operational Office of Perusahaan Umum
Pengangkutan Djakarta (Perum PPD) with the results of the tcount analysis (0,038).
The dominant variable that affects employee performance at Operational Office of
Perusahaan Umum Pengangkutan Djakarta (Perum PPD) is leadership style.
Puji syukur kekhadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, maha agung, penulis
panjatkan karena berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan
penelitian dan skripsi ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada junjunan kita nabi Muhammad SAW semoga kita semua mendapat
syafaatnya kelak di yaumul akhir.
Dalam proses penulisannya tentunya penulis dibantu oleh banyak pihak. Oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Nita Herawati
NIM : 241.18.06773
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL...............................................................................................................i
LEMBARAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN....................................................ii
LEMBAR SIDANG..........................................................................................................iii
PERNYATAAN................................................................................................................iv
ABSTRAK.........................................................................................................................v
ABSTRACT......................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR......................................................................................................vii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.............................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................xiii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................................1
1.2. Identifikasi Masalah .......................................................................................5
1.3. batasan Masalah..............................................................................................5
1.4. Rumusan Masalah...........................................................................................5
1.5. Tujuan Penelitian ...........................................................................................6
1.6. Manfaat Penelitian .........................................................................................7
1.7. Sistematika Penulisan ....................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................74
LAMPIRAN.....................................................................................................................76
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia dalam setiap perusahaan mempunyai peran sangat dominan
karena melalui peranan manusia tersebut dapat saling bekerjasama untuk mencapai
tujuan dengan memanfaatkan segala sumber daya yang ada. Pegawai merupakan salah
satu aset penting perusahaan karena memiliki kemampuan, akal, keterampilan, serta
dorongan untuk memajukan perusahaan demi mencapai tujuan yang diharapkan.
Dengan kualitas sumber daya yang baik diharapkan dapat berperan dan berkontribusi
aktif sebagai pelaksana sekaligus pengawas dan berencana terhadap kegiatan manajemen
perusahaan. Bukan hanya meningkatkan kualitas sumber daya manusia tetapi pihak
perusahaan juga dituntut untuk meningkatkan daya saing kualitas manajemen. Agar
perusahaan dapat berkembang secara optimal, perusahaan harus memperhatikan
pemeliharaan hubungan terhadap para pegawai demi hubungan yang selaras dan
berkelanjutan.
Setiap organisasi baik negeri maupun swasta memiliki gaya kepemimpinan yang
berbeda dan berpengaruh terhadap kinerja pegawai, salah satunya gaya seorang
pemimpin merupakan jadi tolak ukur bagi kemajuan sebuah organisasi tersebut.
Kemampuan memberikan perhatian terutama kepada sumber daya manusia adalah faktor
yang sangat menentukan kelangsungan Suatu organisasi dalam pencapaian tujuan yang
ditetapkan. Namun terkadang persoalan sumber daya manusia menjadi tantangan
1
tersendiri bagi manajemen bagaimana tergantung pada kualitas sumber daya manusia.
Dengan kata lain kelangsungan hidup suatu organisasi atau perusahaan tergantung pada
kinerja pegawai yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah budaya
organisasi, motivasi kerja, dan gaya kepemimpinan.
Salah satu budaya organisasi yang baik dan kuat akan berpengaruh terhadap
peningkatan kinerja pegawai baik secara individu maupun secara keseluruhan Dan dapat
merangsang sikap disiplin kerja terhadap perusahaan. Biasanya budaya organisasi akan
di sosialisasi kan kepada pegawai baru yang akan mempengaruhi perilaku di tempat
kerja. Contohnya bila sebuah perusahaan Memiliki budaya organisasi yang baik dan
berkualitas maka para pegawai akan memberikan pelayanan berkualitas tinggi karena
pengalaman berinteraksi terhadap para pegawai dengan kualitas budaya organisasi yang
baik.
Selain itu buku motivasi juga berperan penting dalam kinerja pegawai.Memiliki
motivasi yang baik akan mendorong pegawai menjadi aktif dalam menyelesaikan
tanggung jawab dan tugas yang diberikan. Seorang pegawai yang sudah termotivasi
akan mempunyai kepuasan dan Performa kerja yang baik, serta memiliki keinginan kuat
untuk menyelesaikan tugas pekerjaan dengan hasil yang terbaik
Pemimpin yang baik juga bisa mampu menyalurkan sikap optimis dan bagi
pemimpin yang memiliki pengalaman juga bisa menyalurkan pengetahuan yang
dimilikinya agar pegawai yang menjadi bawahannya dapat melaksanakan pekerjaan
dengan sebaik mungkin. Dengan kata lain kepemimpinan meliputi proses yang dapat
mempengaruhi tujuan organisasi serta memotivasi dan bisa memperbaiki budaya
organisasi yang kurang baik.
3
Berdasarkan observasi pendahuluan, diperoleh hasil rekapitulasi data personalia tentang
daftar absensi pegawai Perum PPD tahun 2021 sebagai berikut:
4
1.2. Identifikasi Masalah
1.2.2. Masih rendahnya motivasi dalam meningkatkan disiplin kerja di Perum PPD.
1.2.3. Kurang terjalinnya hubungan baik antar pegawai dan pemimpin yang
menyebabkan kurang tercapainya tujuan bersama perusahaan.
1.2.4. Kurangnya semangat kerja yang dimiliki pegawai.
1.2.5. Kurangnya optimalisasi kinerja pegawai terhadap organisasi.
Sesuai dengan judul penelitian ini berdasarkan masalah di atas, terdapat banyak
masalah yang terjadi di lokasi penelitian. Untuk memfokuskan pembahasan dan
pemecahan masalah tersebut, maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Masalah
yang akan di kaji dalam penelitian ini dibatasi pada aspek Pengaruh Budaya Organisasi
(X1), Motivasi (X2), Gaya Kepemimpinan (X3), dan Kinerja Pegawai (Y).
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang di ajukan
adalah sebagai berikut:
1.4.1 Apakah secara parsial budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja
pegawai Perum PPD?
1.4.2 Apakah secara parsial motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai
Perum PPD?
1.4.3 Apakah secara parsial gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap
kinerja pegawai Perum PPD?
1.4.4 Apakah secara simultan budaya organisasi, motivasi, dan gaya kepemimpinan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Perum PPD?
5
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari pembahasan penulisan skripsi ini adalah sesuai dengan rumusan masalah
diatas sehingga pembahasannya adalah sebagai berikut:
1.6.1 Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dan bahan penelitian
bagi peneliti selanjutnya.
1.6.2 Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai bidang Sumber
Daya Manusia dalam dunia pekerja.
1.6.3 Menjadi bahan evaluasi kembali terhadap budaya organisasi, motivasi, dan gaya
kepemimpinan di Perum PPD.
1.6.4 Menambah wawasan bagi penulis khususnya pada bidang Manajemen Sumber
Daya Manusia.
1.7. Sistematika Penulisan
Agar memudahkan dalam memahami laporan penelitian ini, maka materi yang tertera
pada laporan skripsi akan di kelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika
penyampaian sebagai berikut:
6
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan teori yang berupa pengertian dan definisi yang diambil
dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan laporan skripsi
serta beberapa literatur yang berhubungan dengan penelitian.
Bab ini berisikan tentang tempat dan waktu penelitian, jenis penelitian,
populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, devinisi operasional
variabel dan teknik analisis data penelitian
Bab ini berisi tentang gambaran obyek penelitian, hasil penelitian dan
pembahasan yang secara lebih lengkap mengupas berbagai fenomena
yang ada dalam penelitian.
Bab ini berisikan simpulan yang merupakan hasil akhir atas penelitian ini
dan juga saran yang berisi masukan untuk pihak obyek penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi tentang bebagai buku, jurnal, rujukan yang secara sah digunakan
dalam menyusun penelitian ini.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Ganyang (2018: 130) Nilai-nilai yang dimiliki oleh suatu organisasi yang
menunjukkan karakteristik, sikap, dan perilaku sehari-hari baik disadari maupun tidak
disadari, ditunjukkan oleh seluruh anggota organisasi, dan menjadi identitas yang
membedakan dari organisasi lainnya.
Jelas terlihat bahwa budaya organisasi merupakan salah satu faktor yang menjadi
penentu keberhasilan suatu organisasi. Maka dari itu, keberhasilan suatu organisasi
bergantung juga terhadap seberapa baiknya budaya organisasinya. Pendapat lain dari
Sopiah & Sangadji (2018:128) “Budaya organisasi yang terbentuk, dikembangkan,
8
diperkuat atau bahkan diubah, memerlukan praktik yang dapat membantu menyatukan
nilai budaya anggota dengan nilai budaya organisasi”.
1) Organisasi sebagai wadah atau tempat, subsistem. Pemahaman ini bukan seperti
kita melihat rumah, kamar, kebun, kantor, dan lain sebagainya; hanya ada dalam
alam pikiran manusia.
2) Organisasi sebagai proses yang menggambarkan aktifitas yang akan, sedang,
atau telah dilaksanakan oleh manusia yang bergabung dalam sebuah organisasi
sosial. Organisasi yang dimaksut berkaitan dengan segi sosial, karena subjek dan
objeknya ialah manusia yang disatukan oleh nilai-nilai tertentu.Nilai merupakan
esensi moralitas kehendak untuk memenuhi tanggung jawab manusia, baik dalam
organisasi formal maupun organisasi informal.
2. Unsur-Unsur Budaya Organisasi
Menurut Ganyang (2018: 131-132) secara garis besar budaya organisasi memiliki
beberapa unsur sebagai berikut:
1. Nilai-nilai
Nilai-nilai ini menjadi kebiasaan yang ada di dalam organisasi dan telah
berlangsung selama bertahun-tahun menjadi nilai-nilai yang tertulis maupun tidak
tertulis sebagai pedoman bagi anggota organisasi tersebut.
9
2. Sikap
Sikap yang sama yang ditunjukkan seluruh anggota organisasi dalam
menghadapi berbagai kondisi di dalam organisasi.
3. Perilaku
Perbuatan yang dilakukan oleh seluruh anggota organisasi dalam berbagai
kondisi yang ada.
4. Identitas
Karakteristik tetap dan menyeluruh yang dimiliki oleh suatu organisasi.
5. Pembeda
Nilai-nilai, sikap, perilaku, dan identitas yang dimiliki oleh suatu organisasi
yang menjadi pembeda dari organisasi lainnya, baik yang memiliki aktivitas pada
bidang yang sama atau yang beda.
1. Pendiri Organisasi
Pada umumnya pendiri organisasi memiliki misi tertentu yang ingin diwujudkan.
Misi para pendiri akan berpengaruh terhadap pembentukan budaya organisasi, misalnya
pendiri organisasi ingin menjadikan organisasi yang didirikannya sebagai alat untuk
mempermudah mencapai tingkat kesejahteraan, maka para pendiri organisasi akan
berupaya membentuk budaya organisasi sesuai dengan misi yang dimilikinya.
2. Manajemen Organisasi
10
3. Tujuan Organisasi
Setiap organisasi memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai, upaya untuk
mencapai tujuan organisasi ini akan membentuk budaya organisasi.
4. Sejarah Organisasi
Jika setiap anggota memiliki kebiasaan yang sudah berlangsung selama bertahun-
tahun, maka kebiasaan-kebiasaan tersebut akan membentuk budaya organisasi.
2.1.2. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin “Movere” yang berarti dorongan atau daya
penggerak dan bahasa inggrisnya To Move. Menurut Busro (2018:51) mengatakan
bahwa Motivasi adalah penggerak dari dalam individu untuk melakukan aktivitas
tertentu dalam mencapai tujuan. Sedangkan menurut Hendy Tannady (2017:187) yang
menyatakan bahwa motivasi kerja adalah dorongan, upaya dan keinginan yang ada
dalam diri manusia yang mengaktifkan, memberi daya serta mengarahkan perilaku
dalam pelaksanaan tugas di lingkungan pekerjaannya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja pegawai adalah
suatu dorongan yang timbul dari diri seorang pegawai untuk melakukan suatu tugas
tertentu dalam mencapai tujuan, baik tujuan dari individu maupun lembaga pendidikan.
Dengan memberikan motivasi yang tepat, pegawai akan terdorong untuk berbuat
semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya, dan mereka menyakini bahwa
dengan keberhasilan mencapai tujuan dan berbagai sasarannya, maka kepentingan-
kepentingan pribadinya akan terpelihara pula.
11
1. Jenis-jenis Motivasi
A. Motivasi intrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja yang bersumber dari dalam diri
pekerja/pegawai sebagai individu, berupa kesadaran mengenai pentingnya atau
manfaat/makna pekerjaan yang dikerjakan, baik karena mampu memenuhi kebutuhan,
atau menyenangkan, atau memungkinkan mencapai suatu tujuan, maupun karena
memberikan harapan tertentu yang positif di masa depan. Misalnya pekerja/pegawai
yang bekerja secara berdedikasi semata-mata karena merasa memperoleh kesempatan
untuk mengaktualisasikan atau mewujudkan realisasi dirinya secara maksimal.
B. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja yang bersumber dari luar diri
pekerja/pegawai sebagai individu, berupa suatu kondisi yang mengharuskannya
melaksanakan pekerjaan secara maksimal. Misalnya berdedikasi tinggi dalam bekerja
karena upah/gaji yang tinggi, jabatan/posisi yang terhormat atau memiliki kekuasaan
yang besar, pujian hukuman dan lain-lain.
2. Teori-Teori Motivasi
Teori ini lebih menekankan pada faktor apa yang membuat pegawai melakukan
suatu tindakan/kegiatan. Contohnya teori motivasi Abraham Maslow.
12
Teori ini tidak hanya menekankan pada faktor yang membuat pegawai melakukan
suatu tindakan, akan tetapi teori ini juga lebih menekankan pada proses bagaimana
pegawai termotivasi. Contohnya teori motivasi pengharapan oleh Victor H. Vroom.
Teori ini lebih menekankan pada faktor yang dapat meningkatkan suatu tindakan
dilakukan atau yang dapat mengurangi suatu tindakan dilakukan. Contohnya teori
motivasi dari Skinner (Operant Conditioning).
1. Kebutuhan hidup
Kebutuhan untuk mempengaruhi hidup, yang termasuk dalam kebutuhan ini adalah
makan, minum, perumahan, udara, dan sebagainya. Keinginan untuk memenuhi
kebutuhan ini merangsang seseorang berprilaku dan giat bekerja.
Kebutuhan akan masa depan yang cerah dan baik sehingga tercipta suasana tenang,
harmonis dan optimis.
Kebutuhan akan penghargaan diri dan pengakuan penghargaan prestasi dari pegawai
dan masyarakat lingkungannya. Idealnya prestasi timbul karena adanya prestasi, tetapi
tidak selamanya demikian. Akan tetapi perlu juga diperhatikan oleh pimpinan bahwa
semangkin tinggi kedudukan seseorang dalam masyarakat atau posisi seseorang dalam
organisasi semangkin tinggi pula prestasinya.
13
1. Balas jasa
Segala sesuatu yang berbentuk barang, jasa, dan uang yang merupakan kompensasi
yang diterima pegawai karena jasanya yang dilibatkan pada organisasi.
2. Kondisi kerja
Kondisi atau keadaan lingkungan kerja dari suatu perusahaan yang menjadi tempat
bekerja dari para pegawai yang bekerja disalam lingkungan tersebut. Kondisi kerja yang
baik yaitu nyaman dan mendukung pekerja untuk dapat menjalankan aktivitasnya
dengan baik.
3. Fasilitas kerja
Segala sesuatu yang terdapat dalam organisasi yang ditempati dan dinikmati oleh
pegawai, baik dalam hubungan langsung dengan pekerjaan maupun untuk kelancaran
pekerjaan.
4. Prestasi kerja
Hasil yang dicapai atau yang diinginkan oleh semua orang dalam bekerja. Untuk
tiap-tiap orang tidaklah sama ukuranya karena manusia itu satu sama lain berbeda.
Pernyataan yang diberikan dari atasan apakah pegawainya sudah menerapkan akan
motivasi yang telah diberikan atau tidak.
14
maupun pikiran bawahannya sehingga mampu menjalankan tugasnya dalam upaya untuk
mencapai tujuan organisasi.
Menurut Ernie & Donni (2018: 15-19), terdapat berbagai macam gaya
kepemimpinan yang pada umumnya digunakan oleh pemimpin dalam melaksanakan
fungsi kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan tersebut antara lain:
1. Kepemimpinan Otoriter
2. Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan ini tampak dari cara pemimpin untuk selalu mengadakan
musyawarah dengan pegawainya dalam menyelesaikan berbagai pekerjaannya yang ada
di dalam organisasi sehingga pegawai merasa dihargai berbagai pikiran serta
pendapatnya, dan mempunyai pengalaman yang baik dalam menghadapi berbagai
persoalan rumit yang dihadapi dalam organisasi. Dengan demikian, pegawai mampu
15
bekerja dengan baik bukan karena paksaan, melainkan karena kesadaran dan tanggung
jawab.
a. Beban kerja organisasi menjadi tangung jawab Bersama sumber daya manusia yang
ada di dalam organisasi tersebut;
b. Pegawai dianggap sebagai komponen utama dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga
peran pegawai yang strategis tersebut perlu disesuaikan dengan tugas dan tanggung
jawab yang diembannya;
c. Pemimpin masih memainkan perannya yang dominan, namun tidak kaku dalam
menyelesaikan masalah secara Bersama;
d. Kepercayaan tinggi terhadap pegawai dengan tidak melepaskan tanggung jawab
pengawasan;
e. Komunikasi dengan pegawai bersifat terbuka dan komunikatif.
3. Kepemimpinan Partisipatif
a) Pemimpin dan yang dipimpin sama-sama terlibat dalam pengambilan keputusan dan
penyelesaian masalah, atau dengan kata lain apabila pemimpin akan mengambil
keputusan, dilakukan setelah adanya saran dan pendapat dari yang dipimpin;
c) Hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin terjalin dengan baik dan dalam
suasana yang penuh persahabatan dan saling mempercayai;
d) Motivasi yang diberikan kepada yang dipimpin tidak hanya didasarkan atas berbagai
pertimbangan ekonomis, tetapi juga didasarkan pada pentingnya peranan yang dipimpi
dalam melaksanakan berbagai tugas organisasi.
16
2.1.4. Kinerja Pegawai
Peningkatan kinerja merupakan hal yang diinginkan baik dari pihak pemberi
maupun para pekerja. Pemberi kerja menginginkan kinerja pegawai baik untuk
kepentingan peningkatan hasil kerja dan keuntungan perusahaan. Disisi lain, para
pekerja kepentingan berkepentingan untuk pengembangkan diri dan promosi pekerjaan.
Secara umum, dapat dikatakan bahwa kinerja pegawai yang baik bertujuan untuk
meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu, perbaikan sistem kerja dilakukan oleh
setiap komponen yang ada dalam organisasi. Untuk tujuan tersebut akan dibutuhkan
sistem manajemen kerja yang baik.
Kinerja dalam bahasa inggris disebut dengan job performance atau actual
performance atau level of performance, kinerja dalam bahasa Indonesia disebut juga
prestasi kerja. Kinerja atau prestasi kerja (job performance) diartikan sebagai ungkapan
kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan, dan motivasi dalam
menghasilkan sesuatu. Menurut Larasati (2018:194) mengatakan Kinerja (Prestasi kerja)
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan fungsinya dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kinerja merupakan hasil kerja dari pegawai baik kualitas maupun kuantitas yang
sudah diberikan kepadanya. Kinerja pegawai menjadi tolak ukur keberhasilan sebuah
perusahaan atau organisasi dalam mencapai tujuannya. Berikut ini penjelasan tentang
kinerja pegawai menurut para ahli:
Dari uraian tentang kinerja kerja, kinerja merupakan hasil dari beban kerja yang
diberikan kepada pegawai sesuai dengan kemampuan setiap individu dalam sebuah
perusahaan atau organisasi. Namun perusahaan atau organisasi harus memiliki ukuran
atau target terhadap kinerja yang sudah dilakukan oleh pegawaiya atau sering disebut
dengan target.
17
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai
1. Individu (pegawai)
2. Perusahaan
A. Formulir dan prosedur yang digunakan organisasi tidak masuk akal, hanya
sekedar setumpuk pekerjaan administrasi yang tak ada tujuannya.
B. Tidak punya waktu.
C. Tidak suka bertengkar dengan pegawai, karena pegawai akan merasa diserang
dan hal ini tidak pernah terasa nyaman.
D. Susah memberikan umpan balik kepada pegawai.
3. Tujuan Kinerja
Kinerja bertujuan untuk mengetahui hasil dari tugas yang sudah diberikan
kepada pegawai, selain itu tujuan dari kinerja juga untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dari perusahaan dalam mencapai tujuannya. Tidak hanya bertujuan itu saja,
kinerja juga bertujan untuk menyusun strategi yang akan diambil oleh perusahaan untuk
mencapai target yang lebih tinggi.
a) Pengelolaan sumber daya manusia yang dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi.
b) Tentang arah perusahaan secara umum.
c) Sebuah aspirasi.
d) Tanggungjawab setiap individu.
e) Membantu mendefinisikan harapan atau target kinerja.
f) Mengusakan kerangka kerja bagi supervisor.
18
g) Berkaitan dengan prestasi tertentu dalam jangka waktu tertentu.
h) Sebagai alat untuk membantu dan mendorong karyawa untuk mengambil inisiatif
dalam rangka memperbaiki kinerja.
i) Sifatnya luas.
Poin-poin yang diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari penilain
kinerja yaitu agar tercapainya tujuan organisasi atau perusahaan dengan maksimal dan
cara menanggulangi permasalahan yang dihadapi oleh setiap invidu atau perusahaan
sehingga mendapatkan jalan keluar dari permaslahan yang sedang di hadapi.
4. Penilaian Kinerja
Mengukur hasil kerja atas tugas yang sudah diberikan kepada pegawai harus
adanya penilaian terhadap pegawai tersebut.
1. Kualitas kerja
2. Kuantitas kerja
Menunjukan banyaknya jumlah jenis pekerjaan yang dilakukan dalam satu waktu
sehingga efisiensi dan efektivitas dapat terlaksana sesuai dengan tujuan instansi.
Indikatornya yaitu kecepatan dan kepuasan.
19
3. Tanggung jawab
4. Kerjasama
Kesediaan pegawai untuk berpartisipasi dengan pegawai yang lain secara vertikal
dan horizontal baik di dalam maupun di luar pekerjaan sehingga hasil pekerjaan akan
semakin baik. Indikatornya yaitu kekompakan dan hubungan baik dengan rekan kerja
dan atasan.
5. Inisiatif
Inisiatif dari dalam diri anggota perusahaan untuk melakukan pekerjaan serta
alam pekerjaan tanpa menunggu perintah dari atasan atau menunjukan tanggung jawab
dalam pekerjaan yang sudah kewajiban seorang pegawai. Indikatornya yaitu
kemandirian.
Dari penjabaran di atas dapat dipahami bahwa kinerja kerja pegawai sangat
menentukan pencapaian tujuan perusahaan melalui sumber daya manusia yang ada.
Dengan indikator penilaian kinerja inisiatif, kualitas, kuantitas, kerjasama, dan tanggung
jawab pada setiap pegawai maka dengan indikator tersebut terukur pula kinerja
perusahaan tersebut.
Penelitian yang sudah pernah dilakukan ini menjadi rujukan untuk penulis dalam
melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperbanyak teori yang digunakan
dalam mengkaji pembahasan pada karya ilmiah ini. Selain memperkaya teori penulis
karya ilmiah terdahulu juga memberikan gambaran baik secara parsial maupun simultan
terhadap variabel yang diteliti oleh penulis. Pada karya ilmiah terdahulu yang menjadi
rujukan oleh penulis, penulis dapat menemukan beberapa judul dan permasalahan yang
sama. Namun, penulis menghimpun beberapa teori yang sama dengan apa yang dibahas
dalam karya ilmiah ini. Berikut beberapa jurnal penelitian terdahulu yang terkaitan
dengan penelitian yang dilakukan penulis.
20
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
21
2.3. Kerangka Konseptual
H1- Parsial
Budaya Organisasi (X1)
H2 - Parsial Kinerja
Motivasi (X2) Pegawai (Y)
H3 - Parsial
Gaya Kepemimpinan (X3)
H4 -Simultan
SIMPULAN
22
2.3. Hipotesis
Sesuai dengan deskripsi teoritis serta kerangka pemikiran yang telah penulis sampaikan
di atas, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Hipotesis 1
2. Hipotesis 2
3. Hipotesis 3
4. Hipotesis 4
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.3.1. Populasi
3.3.2. Sampel
25
yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).”
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti. Hal ini berarti bahwa sampel
mewakili populasi. Guna menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini, penulis
menggunakan teknik pengambilan sampel berupa sampling jenuh. Menurut Sugiyono
(2017:85) Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
dijadikan sampel. Dengan demikian karena populasi dalam penelitian ini sebanyak 50
responden, maka semua populasi dijadikan sampel.
26
kuesioner selalu komunikasi dengan orang, maka obervasi tidak terbatas pada orang,
tetapi juga objek-objek alam yang lain.
Variabel bebas (independent variable) atau yang bisa disebut dengan variabel X
yaitu variabel yang mempengaruhi variabel terikat (dependent variable) atau yang sering
disebut dengan variabel Y. dalam penelitian ini digunakan variabel bebas budaya
organisasi, motivasi dan gaya kepemimpinan yang penulis definisikan sebagai berikut:
27
Nilai-nilai merupakan pedoman atau kepercayaan yang dipergunakan oleh orang
atau organisasi untuk bersikap jika berhadapan dengan situasi yang harus membuat
pilihan nilai-nilai berhubungan erat dengan moral dan kode etik yang menentukan apa
yang harus dilakukan individu dan organisasi yang mempunyai nilai kejujuran, integritas
dan keterbukaan menganggap mereka harus bertindak jujur dan berintegritas tinggi.
c. Kepercayaan
Kepercayaan organisasi berhubungan dengan apa yang menurut organisasi
dianggap benar dan tidak benar. Kepercayaan melukiskan karakteristik moral organisasi
atau kode etik organisasi, misalnya memberikan upah minimum sesuai dengan
kebutuhan layak akan meningkatkan motivasi pegawai atau pegawai.
d. Pelaksanaan kode etik
Kode etik adalah kumpulan kebiasaan baik suatu masyarakat yang diwariskan
dari generasi ke generasi lainnya. Fungsi dari kode etik adalah pedoman perilaku bagi
anggota organisasi.
2. Motivasi (X2)
Menurut Afandi (2018:29) menyebutkan beberapa indikator dari motivasi yaitu
sebagai berikut :
1. Balas jasa
Segala sesuatu yang berbentuk barang, jasa, dan uang yang merupakan
kompensasi yang diterima pegawai karena jasanya yang dilibatkan pada organisasi.
2. Kondisi kerja
Kondisi atau keadaan lingkungan kerja dari suatu perusahaan yang menjadi
tempat bekerja dari para pegawai yang bekerja disalam lingkungan tersebut. Kondisi
kerja yang baik yaitu nyaman dan mendukung pekerja untuk dapat menjalankan
aktivitasnya dengan baik.
3. Fasilitas kerja
28
Segala sesuatu yang terdapat dalam organisasi yang ditempati dan dinikmati oleh
pegawai, baik dalam hubungan langsung dengan pekerjaan maupun untuk kelancaran
pekerjaan.
4. Prestasi kerja
Hasil yang dicapai atau yang diinginkan oleh semua orang dalam bekerja. Untuk
tiap-tiap orang tidaklah sama ukuranya karena manusia itu satu sama lain berbeda.
Guna memahami lebih dalam tentang variabel, definisi variabel, indikator dan
pengukuran di atas maka dapat dilihat pada rangkuman tabel 3.1 di bawah ini.
30
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel
31
menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Data-data yang sudah
dikumpulkan akan diolah sehingga bisa diambil kesimpulansesuai dengan jenis uji yang
akan digunakan nantinya, pada akhir kesimpulan itulah nantinya akan diketahui
bagaimana pengaruh antara variabel dependen dan variabel independen yang peneliti
gunakan dalam penelitian ini.
Penilaian dengan skala likert yaitu setaip jawaban istrumen dibuat menjadi lima
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata sebagai
berikut :
a. Sangat setuju (skor 5)
b. Setuju (Skor 4)
c. Netral (Skor 3)
d. Tidak setuju (Skor 2)
e. Sangat tidak setuju (Skor 1)
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel. Selanjutnya indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak
untuk mneyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.
Jawaban atas pertanyaan atau pernyataan itulah akan diolah sampai menghasilkan
kesimpulan.
Guna menghasilkan gradasi hasil jawaban responden maka diperlukan angka
penafsiran. Angka penafsiran inilah yang digunakan dalam setiap penelitian kuantitatif
untuk mengolah data mentah yang akan dikelompok-kelompokkan sehingga dapat
diketahui hasil akhir degradasi atas jawaban responden, apakah responden sangat setuju,
setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju atas apa yang ada dalam pernyataan
tersebut.
Adapun penentuan interval angka penafsiran dilakukan dengan cara
mengarungkan skor tertinggi dengan skor terendah dibagi dengan jumlah skor sehingga
diperoleh internal penafsiran seperti terlihat pada tabel 3.3 di bawah ini.
32
Interval angka penafsiran = (skor tertinggi – skor terendah)/n
= (5-1)/5
= 0,08
∑ 𝑓 (𝑥)
𝑚 = ____________
𝑛
Keterangan :
m = Angka penafsiran
f = Frekuensi Jawaban
x = Skala Nilai
33
3.6.2 Persamaan Regresi
Dalam penelitia ini digunakan analisis regresi berganda yaitu untuk mengetahui
sejauh mana pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis regresi ganda
adalah suatu analisis peramalan nilai pegaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap
variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan
kausal antara dua varaibel bebas atau lebih (X1), (X2), (X3)...(Xn) dengan satu variabel
terikat (Sujarweni dalam Megawati, 2020:61). Guna menguji pengaruh beberapa
variabel bebas dengan variabel terikat dapat digunakan model matematika sebagai
berikut :
Y = Variabel terikat
X2 = Motivasi
X3 = Kepuasan Kerja
`e = Standar error
Namun demikian dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda tidak
dilakukan secara manual dengan menggunakan rumus di atas melainkan dengan
menggunakan Statistical Program for Social Science (SPSS). Metode yang digunakan
adalah metode enter, stepwise, backward, serta forward (Situmorang dalam Megawati,
2020:62). Khusus penelitian ini penelitian akan menggunakan metode enter.
Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda lebih lanjut perlu dilakukan
analisis data. Dalam hal ini penulis akan menggunakan teknik analisis data yang sudah
34
tersedia selama ini. Pertama, dilakukan uji kualitas data berupa uji validitas dengan
reliabilitas. Kedua, dilakukan uji asumsi klasik berupa uji normalitas, uji
multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas. Ketiga, dilakukan uji hipotesis berupa uji F
(Uji simultan), koefisien determinasi dan uji T (Uji Parsial).
1. Uji Validitas
Uji kualitas data pertama yang harus dilakukan adalah uji validitas. Berkaitan
dengan uji validitas ini Arikunto dalam Unaradjan (2019:164) menyatakan bahwa
r= n∑xy – (∑ x) (∑ y)
[n ∑ x2 – (∑ x)2] [n ∑y2- (∑y)2]
35
Keterangan :
rhitung = Koefisien
N = Jumlah responden
Namun demikian dalam penelitian ini uji validitas tidak dilakukan secara manual
dengan menggunakan rumus di atas melainkan dengan menggunakan Statistical Program
for Social Science (SPSS). Guna melihat valid tidaknya butir pernyataan kuesioner maka
kolom yang dilihat adalah kolom Corrected Item-Total Correlation pada tabel Item-Total
Statistic hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS tersebut. Dikatakan valid jika
rhitung > 0,3 (Situmorang dalam Megawati, 2020:63).
2. Uji Reliabilitas
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa uji reliabilitas bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya konsistensi kuesioner dalmam penggunaannya. Butir
pernyataan kuesioner dikatakan reliabel atau haldal jika butir pernyatan tersebut
konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Dalam uji reliabilitas
digunakan teknik Alpha Cronbach, dimana suatu instrumen dapat dikatakan handal
(reliabel) bila memiliki koefisien kehandalan atau alpha sebesar 0,6 atau lebih, dengan
menggunakan rumus alpha sebagai berikut:
36
𝐾
r11 = ( ) (1− ∑𝑆𝑖)
𝐾−1 𝑆𝑡
Keterangan :
St = Varian total
Namun demikian dalam penelitian ini uji reliabel tidak dilakuka secara manual
dengan menggunakan rumus di atas melainkan dengan menggunakan Program for Social
Science (SPSS). Guna melihat reliabel atau tidaknya butir pernyataan kuesioner maka
dapat dilihat nilai Cronbach’s Alpha yang tertera pada tabel Reliability Statistics hasil
pengolahan data dengan menggunakan SPSS. Jika nilai Cronbach’s Alpha tersebut lebih
besar dari 0,6 maka dapat dikatakan bahwa semua instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini handal (reliabel) sehingga dapat digunakan untuk uji-uji selanjutnya
(Situmorang dalam Megawati, 2020:65).
Merupakan uji yang wajib diakukan untuk melakukan analisis regresi linier
berganda khususnya yang berbasis Ordinary Least Square (OLS). Uji asumsi klasik yang
biasa digunakan dalam sebuah penelitian diantaranya meliputi : (1) uji normalitas, (2) uji
multikoinieritas, (3) uji heteroskedastisitas, (4) uji autokorelasi dan (5) uji linieritas.
37
Namun demakian dalam penelitian ini hanya akan digunakan 3 uji asumsi klasik saja
yaitu : uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji data ariabel bebas (X) dan data variabel
terikat (Y) pada sebuah persamaan regresi yang dihasilkan. Persamaan regresi dikatakan
baik jika mempunyai data variabel bebas dan variabel terikat berdistribusi mendekati
normal atau bahkan normal. Dalam penelitian ini akan digunakan program Statistical
Program for Social Science (SPSS) dengan menggunakan pendekatan histogram,
pendekatan grafik maupun pendekatan Kolmogorv-Smirnov Test. Dalam penelitian ini
akan digunakan pendekatan histogram. Data variabel bebas dan variabel terikat
dikatakan berdistribusi normal jika gambar histogram tidak miring ke kanan maupun ke
kiri (Situmorang dalam Megawati, 2020:65)
2. Uji Multikolinieritas
Uji asumsi klasik multikolinieritas ini digunakan dalam analisis regresi linier
berganda yang menggunakan dua variabel bebas dua atau lebih (X1, X2, X3, ... Xn)
dimana akan diukur tingkat keeratan (asosiasi) pengaruh antar variabel bebas tersebut
melalui besaran koefisien korelasi (r). Dalam penelitian ini akan dilakukan uji
multikolonieritas dengan cara melihat nilai tolerance dan VIF yang terdapat pada tabel
Coefficient hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS. Dikatakan terjadi
multikolinieritas jika nilai tolerance < 0,1 atau VIF > 5 (Situmorang dalam Megawati,
2020:65).
3. Uji Heteroskedastisitas
38
seharusnya terjadi. Sedangkan jika varian tidak sama maka dikatakan terjadi
heteroskedastisitas (Situmorang dalam Megawati, 2020:65).
Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan melihat
pola gambar scatterplot maupun dengan uji statistik misalnya uji glejser ataupun uji
park. Namun demikian dalam penelitian ini akan digunakan SPSS dengan pendekatan
grafik yaitu dengan melihat pola gambar scatterplot yang dihasilkan SPSS tersebut.
Dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas jika titik-titik yang ada menyebar secara acak
dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun
di bawah angka nol pada sumbu Y dan di kanan maupun kiri angka nol sumbu X
(Situmorang dalam Megawati, 2020:66).
Setelah melakukan uji kualitas data dan uji asumsi klasik, maka langkah
selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan uji hipotesis. Uji hipotesis pada
dasarnya adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan pada analisis data.
Dalam penelitian ini akan dilakukan uji hipotesis yang meliputi uji F (uji simultan),
koefisien determinasi (R2), dan uji T (uji parsial).
Uji F bertujuan untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel bebas secara
bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikatnya. Guna mengetahui apakah variabel
bebas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat atau tidak
dapat digunakan rumus :
𝑅2/𝑘
Fℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = _______________________________
(1 − 𝑅2 )/(𝑛 − 𝑘 − 1)
39
Keterangan :
n = Jumlah sampel
Namun demikian dalam penelitian ini semua uji tidak dilakukan secara manual
melainkan dengan menggunakan SPSS. Caranya dengan melihat nilai yang tertera dalam
kolom F pada tabel Anova hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS tersebut. Guna
menguji kebenaran hipotesis pertama digunakan uji F yaitu untuk menguji keberartian
regresi secara keseluruhan, dengan rumus hipotesis, sebagai berikut :
40
2. Koefisien Determinasi (R2)
Uji T bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel bebas
yang diteliti dengan variabel terikat secara individu (parsial). Adapun rumus yang
digunakan, sebagai berikut :
𝑏
𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑠𝑒
Keterangan :
Thitung = Nilai T
b = Koefisien regresi
se = Standar errorkoefisien regresi X
Sumber : Arikunto dalam Megawati (2020:68)
41
Adapun bentuk pengujiannya adalah :
a. H0 : β1 = β2 = 0
Artinya variabel bebas yang diteliti, secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikatnya.
Artinya variabel bebas yang diteliti, secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikatnya.
Uji T dilakukan dengan cara membanndingkan T hitung dengan Ttabel pada taraf nyata
5% (α 0,05) dengan ketentuan sebagai berikut :
Artinya variabel budaya organisasi, motivasi, dan gaya kepemimpinan secara individual
(parsial) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.
Artinya variabel budaya organisasi, motivasi, dan gaya kepemimpinan secara individual
(parsial) berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.
42
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bentuk badan hukum Perum PPD dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No.
32 tahun 1984 tentang Perum PPD sebagai penyempurnaan untuk menjiwai Tata Cara
Pembinaan dan Pengawasan sebagaimana diatur dan dituangkan dalam Peraturan
Pemerintah No. 3 tahun 1983 tentang Tata Cara pembinaan Perjan, Perum, dan Pesero.
43
Pada tahun 2013 Perum PPD melakukan transformasi bisnis dari layanan bus
kota menjadi layanan Bus Rapid Transportasi. Pada tahun ini pula Perum PPD
bertransformasi dan menyehatkan manajemen di seluruh aspek strategis antara lain
financial, SDM, dan operasional. Strategi pembenahan yang diterapkan adalah fokus pada
membentuk manajemen perusahaan yang sehat dan transparan sehingga Perum PPD
pertamakali dapat meraup laba.
44
Gambar 4.1 Milestone Perum PPD
45
4.1.2. Karakteristik Responden
Di bawah ini penulis sajikan tabel karakteristik responden secara lengkap dengan
kategori, jumlah serta presentasenya. Harapannya dengan diketahui karakteristik
tersebut maka dapat diketahui kaitan antara jawaban responden atas pernyataan yang
disampaikan dengan perilaku responden sehingga akan menjadi lebih jelas nantinya.
46
Tabel 4.1. di atas menunjukan bahwa dilihat dari jenis kelamin, pegawai Perum
PPD didominasi oleh perempuan yaitu sebesar 58% dibandingkan laki-laki yang hanya
sebesar 42%. Hal ini menunjukkan bahwa kaum perempuan dalam dunia kerja memang
lebih detail, rapi dan lebih terampil dalam bertindak adil dibandingkan laki-laki.
Jika dilihat dari usia, pegawai Perum PPD didominasi oleh kaum remaja dengan
rentang usia antara 20 hingga 30 tahun sebanyak 96% dan usia 30 – 40 tahun sebanyak
4%. Hal ini menunjukan bahwa kalangan remaja atau usia muda lebih memiliki daya
kerja yang kuat, kreatif dan inovatif.
Jika dilihat dari pendidikan terakhir, pegawai Perum PPD didominasi oleh
lulusan S1 yang jumlahnya mencapai 42% disusul dengan lulusan SMA/SMK sebanyak
38%. Hal ini menunjukan pegawai termasuk sudah memiliki tingkat pendidikan yang
cukup tinggi, yang tentunya akan menjadi kelebihan tersendiri bagi perusahaan karena
pegawai memiliki pemahaman yang lebih dalam sehingga perusahaan akan jauh lebih
mudah dalam mengimplementasikan program ke depannya.
Terakhir, jika dilihat dari tingkat penghasilan pegawai Perum PPD sebagian
besar didominasi oleh pegawai yang memiliki penghasilan diatas Rp.5 juta sebesar 58%
dan penghasilan sekitar Rp.4-5 juta sebesar 24%. Hal ini menunjukkan penghasilan
pegawai Perum PPD sudah mencapai nilai upah minimum regional
47
4.1.3. Tanggapan Responden
STS TS N S SS TAFSIR
NO PERNYATAAN NILAI F(X)
[=f(x)/n]
FK % FK % FK % FK % FK %
1 PELAKSANAAN_NORMA 0 0% 3 6% 3 6% 30 60% 14 28% 205 4,1
2 PELAKSANAAN_NORMA2 0 0% 4 8% 7 14% 31 62% 8 16% 193 3,86
3 PELAKSANAAN_NILAI_NILAI 0 0% 1 2% 9 18% 24 48% 16 32% 205 4,1
4 PELAKSANAAN_NILAI_NILAI2 0 0% 1 2% 4 8% 22 44% 23 46% 217 4,34
5 KEPERCAYAAN 0 0% 2 4% 16 32% 16 32% 16 32% 196 3,92
6 KEPERCAYAAN2 0 0% 1 2% 11 22% 30 60% 8 16% 195 3,9
7 PELAKSANAAN_KODE_ETIK 0 0% 0 0% 8 16% 25 50% 17 34% 209 4,18
8 PELAKSANAAN_KODE_ETIK2 0 0% 0 0% 7 14% 31 62% 12 24% 205 4,1
RATA-RATA 0 0% 2 3% 8,1 16% 26 52% 14,3 29% 203,125 4,0625
49
32% responden menjawab netral, 32% responden menjawab setuju, sementara sebanyak
32% responden menjawab sangat setuju, dengan angka penafsiran 3,92 (Setuju). Hal ini
menunjukkan sebagian besar responden setuju bahwa pemimpin perusahaan dapat
dipercaya. Pada pernyataan kepercayaan2 (pemimpin perusahaan dapat melukiskan
karakteristik moral organisasi atau kode etik organisasi) sebanyak 2% responden
menjawab tidak setuju, 22% responden menjawab netral, 60% responden menjawab
setuju, sementara sebanyak 16% responden menjawab sangat setuju, dengan angka
penafsiran 3,9 (Setuju). Hal ini menunjukkan sebagian besar responden sangat setuju
bahwa pemimpin perusahaan dapat melukiskan karakteristik moral organisasi atau kode
etik organisasi.
Pada indikator keempat yaitu pelaksanaan kode etik. Pada pernyataan
pelaksanaan_kode_etik (pemimpin memberikan nasihat yang baik dan bermanfaat sesuai
dengan kode etik) sebanyak 16% responden menjawab netral, 50% responden menjawab
setuju, sementara sebanyak 34% responden menjawab sangat setuju, dengan angka
penafsiran 4,18 (Setuju). Hal ini menunjukkan sebagian besar responden setuju bahwa
pemimpin memberikan nasihat yang baik dan bermanfaat sesuai dengan kode etik. Pada
pernyataan pelaksanaan_kode_etik2 (pemimpin bisa menjadi pedoman perilaku yang
baik bagi anggota organisasi) sebanyak 14% responden menjawab netral, 62%
responden menjawab setuju, sementara sebanyak 24% responden menjawab sangat
setuju, dengan angka penafsiran 4,1 (Setuju). Hal ini menunjukkan sebagian besar
responden sangat setuju bahwa pemimpin bisa menjadi pedoman perilaku yang baik bagi
anggota organisasi.
2. Motivasi
Berdasarkan hasil penelitian, di bawah ini peneliti sajikan tanggapan responden
mengenai item pernyataan variabel motivasi sebagai berikut :
50
Tabel 4.3. Tanggapan Responden Atas Variabel Motivasi
STS TS N S SS TAFSIR
NO PERNYATAAN NILAI F(X)
[=f(x)/n]
FK % FK % FK % FK % FK %
1 BALAS_JASA 0 0% 0 0% 9 18% 18 36% 23 46% 214 4,28
2 BALAS_JASA2 0 0% 2 4% 11 22% 14 28% 23 46% 208 4,16
3 KONDISI_KERJA 0 0% 2 4% 6 12% 18 36% 24 48% 214 4,28
4 KONDISI_KERJA2 0 0% 3 6% 6 12% 20 40% 21 42% 209 4,18
5 FASILITAS_KERJA 0 0% 1 2% 8 16% 20 40% 21 42% 211 4,22
6 FASILITAS_KERJA2 0 0% 1 2% 1 2% 23 46% 25 50% 222 4,44
7 PRESTASI_KERJA 0 0% 2 4% 10 20% 20 40% 18 36% 204 4,08
8 PRESTASI_KERJA2 1 2% 1 2% 7 14% 18 36% 23 46% 211 4,22
9 PENGAKUAN_DARI_ATASAN 0 0% 1 2% 5 10% 21 42% 23 46% 216 4,32
10 PENGAKUAN_DARI_ATASAN2 1 2% 0 0% 4 8% 18 36% 27 54% 220 4,40
11 PEKERJAAN_ITU_SENDIRI 0 0% 1 2% 7 14% 29 58% 13 26% 204 4,08
12 PEKERJAAN_ITU_SENDIRI2 1 2% 0 0% 11 22% 24 48% 14 28% 200 4
RATA-RATA 0,3 0,5% 1,2 2,3% 7,1 14,2% 20,3 40,5% 21,3 42,5% 211 4,22167
Tabel 4.3. di atas menunjukan tanggapan responden atas variabel motivasi mulai
dari pernyataan pertama yaitu balas jasa sampai dengan pernyataan terakhir yaitu
pekerjaan itu sendiri. Pada indikator pertama yaitu balas jasa ada dua pernyataan. Pada
pernyataan balas_jasa (perusahaan memberikan tunjangan kinerja untuk pegawai berupa
uang) sebanyak 18% responden menjawab netral, 36% responden menjawab setuju,
sementara sebanyak 46% responden menjawab sangat setuju, dengan angka penafsiran
4,28 (Sangat setuju). Hal ini menunjukkan sebagian besar responden setuju bahwa
perusahaan memberikan tunjangan kinerja untuk pegawai berupa uang. Pada pernyataan
balas_jasa2 (Perusahaan memberikan gaji yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
pegawai) sebanyak 4% responden menjawab tidak setuju, 22% responden menjawab
netral, 28% responden menjawab setuju, sementara sebanyak 46% responden menjawab
sangat setuju, dengan angka penafsiran 4,28 (Sangat setuju). Hal ini menunjukan
sebagian besar responden setuju bahwa perusahaan memberikan gaji yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup pegawai.
51
besar responden setuju bahwa perusahaan memberikan jaminan kondisi kerja yang
nyaman bagi para pegawai. Pada pernyataan kondisi_kerja2 (perusahaan memberikan
jaminan lingkungan yang aman bagi para pegawai) sebanyak 6% responden menjawab
tidak setuju, 12% responden menjawab netral, 40% responden menjawab setuju,
sementara sebanyak 42% responden menjawab sangat setuju, dengan angka penafsiran
4,18 (Setuju). Hal ini menunjukkan sebagian besar responden sangat setuju bahwa
perusahaan memberikan jaminan lingkungan yang aman bagi para pegawai.
Pada indikator ketiga yaitu fasilitas kerja. Pada pernyataan fasilitas_kerja
(perusahaan memberikan fasilitas kerja yang baik bagi para pegawai) sebanyak 2%
responden menjawab tidak setuju, 16% responden menjawab netral, 40% responden
menjawab setuju, sementara sebanyak 42% responden menjawab sangat setuju, dengan
angka penafsiran 4,22 (Sangat setuju). Hal ini menunjukkan sebagian besar responden
setuju bahwa perusahaan memberikan fasilitas kerja yang baik bagi para pegawai. Pada
pernyataan fasilitas_kerja2 (pemimpin maupun pegawai berhak mendapatkan fasilitas
yang sesuai dengan keperluan untuk mendukung kelancaran pekerjaan) sebanyak 2%
responden menjawab tidak setuju, 2% responden menjawab netral, 46% responden
menjawab setuju, sementara sebanyak 50% responden menjawab sangat setuju, dengan
angka penafsiran 4,44 (Sangat setuju). Hal ini menunjukkan sebagian besar responden
sangat setuju bahwa pemimpin maupun pegawai berhak mendapatkan fasilitas yang
sesuai dengan keperluan untuk mendukung kelancaran pekerjaan.
Pada indikator keempat yaitu prestasi kerja. Pada pernyataan prestasi_kerja
(perusahaan menghargai para pegawai yang berprestasi) sebanyak 4% responden
menjawab tidak setuju, 20% responden menjawab netral, 40% responden menjawab
setuju, sementara sebanyak 36% responden menjawab sangat setuju, dengan angka
penafsiran 4,08 (Setuju). Hal ini menunjukkan sebagian besar responden setuju bahwa
perusahaan menghargai para pegawai yang berprestasi. Pada pernyataan prestasi_kerja2
(pegawai mendapat reward (bonus) apabila mencapai target kerja) sebanyak 2%
responden menjawab sangat tidak setuju, 2% responden menjawab tidak setuju, 14%
responden menjawab netral, 36% responden menjawab setuju, sementara sebanyak 46%
responden menjawab sangat setuju, dengan angka penafsiran 4,22 (Sangat setuju). Hal
ini menunjukkan sebagian besar responden sangat setuju bahwa pegawai mendapat
52
reward (bonus) apabila mencapai target kerja.
Pada indikator kelima yaitu pengakuan dari atasan. Pada pernyataan
pengakuan_dari_atasan (pegawai berhak mendapat pengakuan dan apresiasi atas apa
yang telah dikerjakan) sebanyak 2% responden menjawab tidak setuju, 10% responden
menjawab netral, 42% responden menjawab setuju, sementara sebanyak 46% responden
menjawab sangat setuju, dengan angka penafsiran 4,32 (Sangat setuju). Hal ini
menunjukkan sebagian besar responden setuju bahwa pegawai berhak mendapat
pengakuan dan apresiasi atas apa yang telah dikerjakan. Pada pernyataan
pengakuan_dari_atasan2 (perusahaan memberikan kesempatan jenjang karier (kenaikan
jabatan) atas kinerja pegawai yang baik) sebanyak 2% responden menjawab sangat tidak
setuju, 8% responden menjawab netral, 36% responden menjawab setuju, sementara
sebanyak 54% responden menjawab sangat setuju, dengan angka penafsiran 4,40
(Sangat setuju). Hal ini menunjukkan sebagian besar responden sangat setuju bahwa
perusahaan memberikan kesempatan jenjang karier (kenaikan jabatan) atas kinerja
pegawai yang baik.
Pada indikator keenam yaitu pekerjaan itu sendiri. Pada pernyataan
pekerjaan_itu_sendiri (pegawai bekerja dengan baik dan bisa memotivasi pegawai
lainnya) sebanyak 2% responden menjawab tidak setuju, 14% responden menjawab
netral, 58% responden menjawab setuju, sementara sebanyak 26% responden menjawab
sangat setuju, dengan angka penafsiran 4,08 (Setuju). Hal ini menunjukkan responden
setuju bahwa pegawai bekerja dengan baik dan bisa memotivasi pegawai lainnya. Pada
pernyataan pekerjaan_itu_sendiri2 (pegawai bekerja dengan baik dan bisa memberi
contoh bagi pegawai lainnya) sebanyak 22% responden menjawab netral, 48%
responden menjawab setuju, sementara sebanyak 28% responden menjawab sangat
setuju, dengan angka penafsiran 3,98 (Setuju). Hal ini menunjukkan responden setuju
bahwa pegawai bekerja dengan baik dan bisa memberi contoh bagi pegawai lainnya.
3. Gaya Kepemimpinan
Berdasarkan hasil penelitian, di bawah ini peneliti sajikan tanggapan
respondenmengenai item pernyataan variabel motivasi sebagai berikut :
53
Tabel 4.4. Tanggapan Responden Atas Variabel Gaya Kepemimpinan
STS TS N S SS TAFSIR
NO PERNYATAAN NILAI F(X)
[=f(x)/n]
FK % FK % FK % FK % FK %
1 Kemampuan_kerjasama_dan_hubungan_yang_baik 0 0% 0 0% 4 8% 30 60% 16 32% 212 4,24
2 Kemampuan_kerjasama_dan_hubungan_yang_baik2 0 0% 1 2% 9 18% 24 48% 16 32% 205 4,1
3 Kemampuan_Efektivitas 1 2% 0 0% 5 10% 26 52% 18 36% 210 4,2
4 Kemampuan_Efektivitas2 0 0% 1 2% 7 14% 27 54% 15 30% 206 4,12
5 Kepemimpinan_Partisipatif 0 0% 1 2% 6 12% 30 60% 13 26% 205 4,1
6 Kepemimpinan_Partisipatif2 1 2% 0 0% 9 18% 25 50% 15 30% 203 4,06
7 Kemampuan_mendelegasikan_tugas_dan_waktu 0 0% 7 14% 16 32% 21 42% 6 12% 176 3,52
8 Kemampuan_mendelegasikan_tugas_atau_wewenang 0 0% 2 4% 13 26% 25 50% 10 20% 193 3,86
9 Kemampuan_mendelegasikan_tugas_atau_wewenang2 0 0% 1 2% 6 12% 29 58% 14 28% 206 4,12
RATA-RATA 0,2 0,4% 1,4 2,9% 8,3 16,7% 26,3 52,7% 13,7 27,3% 202 4,036
Pada indikator keempat yaitu kemampuan mendelegakan tugas dan waktu. Pada
pernyataan kemampuan_mendelegasikan_tugas_dan_waktu (pegawai bersedia untuk
membawa kepentingan pribadi dan organisasi kepada kepentingan yang lebih luas)
sebanyak 14% responden menjawab tidak setuju, 13% responden menjawab netral, 42%
responden menjawab setuju, sementara sebanyak 12% responden menjawab sangat
setuju, dengan angka penafsiran 3,52 (setuju). Hal ini menunjukkan responden setuju
bahwa pegawai bersedia untuk membawa kepentingan pribadi dan organisasi kepada
kepentingan yang lebih luas.
55
Pada indikator kelima yaitu kemampuan mendelegasikan tugas atau wewenang.
Pada pernyataan kemampuan_mendelegasikan_tugas_atau_wewenang (seorang
pemimpin dalam menyelesaikan tugas mana yang harus ditangani sendiri) sebanyak 4%
responden menjawab tidak setuju, 26% responden menjawab netral, 50% responden
menjawab setuju, sementara sebanyak 20% responden menjawab sangat setuju, dengan
angka penafsiran 3,86 (setuju). Hal ini menunjukkan responden setuju bahwa seorang
pemimpin dalam menyelesaikan tugas mana yang harus ditangani sendiri. Pada
pernyataan kemampuan_mendelegasikan_tugas_atau_wewenang2 (seorang pemimpin
memberikan bimbingan dan pelatihan dalam pengambilan keputusan) sebanyak 2%
responden menjawab sangat tidak setuju, 12% responden menjawab netral, 58%
responden menjawab setuju, sementara sebanyak 28% responden menjawab sangat
setuju, dengan angka penafsiran 4,12 (Setuju). Hal ini menunjukkan responden setuju
bahwa seorang pemimpin memberikan bimbingan dan pelatihan dalam pengambilan
keputusan.
4. Kinerja Pegawai
STS TS N S SS TAFSIR
NO PERNYATAAN NILAI F(X)
[=f(x)/n]
FK % FK % FK % FK % FK %
1 Kualitas_Kerja 0 0% 1 2% 12 24% 28 56% 9 18% 195 3,9
2 Kualitas_kerja2 0 0% 1 2% 1 2% 23 46% 25 50% 222 4,44
3 Kuantitas_Kerja 0 0% 3 6% 6 12% 20 40% 21 42% 209 4,18
4 Kuantitas_Kerja2 3 6% 9 18% 15 30% 19 38% 4 8% 162 3,24
5 Tanggung_jawab 0 0% 1 2% 7 14% 27 54% 15 30% 206 4,12
6 Tanggung_jawab2 2 4% 0 0% 10 20% 30 60% 8 16% 192 3,84
7 Kerjasama 0 0% 0 0% 2 4% 32 64% 16 32% 214 4,28
8 Kerjasama2 0 0% 1 2% 7 14% 27 54% 15 30% 206 4,12
9 Inisiatif 0 0% 2 4% 10 20% 26 52% 12 24% 198 3,96
10 Inisiatif2 0 0% 2 4% 11 22% 14 28% 23 46% 208 4,16
RATA-RATA 0,5 1% 2,0 4,0% 8,1 16,2% 24,6 49,2% 14,8 29,6% 201,2 4,024
56
Tabel 4.5. di atas menunjukan tanggapan responden atas variabel kinerja
pegawai mulai dari pernyataan pertama yaitu kualitas kerja sampai dengan pernyataan
terakhir yaitu inisiatif. Pada indikator pertama yaitu kualitas kerja ada dua pernyataan.
Pada pernyataan kualitas_kerja (kualitas kerja pegawai harus saling menjadi yang
terbaik diantara sesama pegawai) sebanyak 2% responden menjawab tidak setuju, 24%
responden menjawab netral, 56% responden menjawab setuju, sementara sebanyak 18%
responden menjawab sangat setuju, dengan angka penafsiran 3,9 (Setuju). Hal ini
menunjukkan sebagian besar responden setuju bahwa kualitas kerja pegawai harus
saling menjadi yang terbaik diantara sesama pegawai. Pada pernyataan kualitas_kerja2
(pegawai memiliki keahlian/skill yang baik dalam menyelesaikan pekerjaan) sebanyak
2% responden menjawab tidak setuju, 2% responden menjawab netral, 46% responden
menjawab setuju, sementara sebanyak 50% responden menjawab sangat setuju, dengan
angka penafsiran 4,44 (Sangat setuju). Hal ini menunjukkan sebagian besar responden
setuju bahwa pegawai memiliki keahlian/skill yang baik dalam menyelesaikan
pekerjaan.
57
setuju, sementara sebanyak 30% responden menjawab sangat setuju, dengan angka
penafsiran 4,12 (setuju). Hal ini menunjukkan responden setuju bahwa peraturan jam
masuk & jam pulang kerja efektif bagi pegawai. Pada pernyataan tanggung_jawab2
(pegawai dapat mencapai target sesuai dengan waktu yang ditargetkan) sebanyak 4%
responden menjawab sangat tidak setuju, 20% responden menjawab netral, 60%
responden menjawab setuju, sementara sebanyak 16% responden menjawab sangat
setuju, dengan angka penafsiran 3,84 (Setuju). Hal ini menunjukkan responden setuju
bahwa pegawai dapat mencapai target sesuai dengan waktu yang ditargetkan.
Pada indikator kelima yaitu inisiatif. Pada pernyataan inisiatif (pegawai tidak
harus menunggu perintah untuk mengerjakan pekerjaan) sebanyak 4% responden
menjawab tidak setuju, 20% responden menjawab netral, 52% responden menjawab
setuju, sementara sebanyak 24% responden menjawab sangat setuju, dengan angka
penafsiran 3,96 (Setuju). Hal ini menunjukkan responden setuju bahwa pegawai tidak
harus menunggu perintah untuk mengerjakan pekerjaan. Pada pernyataan inisiatif2
(pegawai dapat membantu pekerjaan rekan lain apabila dibutuhkan) sebanyak 4%
responden menjawab tidak setuju, 22% responden menjawab netral, 28% responden
menjawab setuju, sementara sebanyak 26% responden menjawab sangat setuju, dengan
angka penafsiran 4,16 (Setuju). Hal ini menunjukkan responden setuju bahwa pegawai
dapat membantu pekerjaan rekan lain apabila dibutuhkan.
58
4.1.4. Hasil Uji Kualitas Data
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk melihat sejauh mana suatu alat pengukur itu bisa
mengukur apa yang ingin diukur. Guna melihat valid atau tidaknya sebuah data maka
kolom yang dilihat adalah kolom Corrected Item-Total Correlation. Dikatakan valid jika
rhitung >0,3 maka dinyatakan valid. Untuk melihat tingkat validitas semua item
pernyataan kuesioner yang peneliti susun, dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.
Pada tabel 4.6. menunjukkan bahwa semua nilai rhitung yang disajikan pada
kolom Corrected Item-Total Correlation hasil perhitungan menggunakan SPSS
(terlampir) lebih besar dibandingkan 0,3 sehingga dapat dikatakan bahwa semua item
pernyataan tentang variabel budaya organisasi tersebut valid dan dapat digunakan untuk
uji-uji selanjutnya.
59
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi
NO PERNYATAAN rhitung SIMPULAN KETERANGAN
1 BALAS_JASA 0,496 VALID Karena nilai rhitung > 0,3
2 BALAS_JASA2 0,583 VALID Karena nilai rhitung > 0,3
3 KONDISI_KERJA 0,744 VALID Karena nilai rhitung > 0,3
4 KONDISI_KERJA2 0,689 VALID Karena nilai rhitung > 0,3
5 FASILITAS_KERJA 0,614 VALID Karena nilai rhitung > 0,3
6 FASILITAS_KERJA2 0,621 VALID Karena nilai rhitung > 0,3
7 PRESTASI_KERJA 0,591 VALID Karena nilai rhitung > 0,3
8 PRESTASI_KERJA2 0,755 VALID Karena nilai rhitung > 0,3
9 PENGAKUAN_DARI_ATASAN 0,434 VALID Karena nilai rhitung > 0,3
10 PENGAKUAN_DARI_ATASAN2 0,742 VALID Karena nilai rhitung > 0,3
11 PEKERJAAN_ITU_SENDIRI 0,345 VALID Karena nilai rhitung > 0,3
12 PEKERJAAN_ITU_SENDIRI2 0,388 VALID Karena nilai rhitung > 0,3
Pada tabel 4.7. menunjukkan bahwa semua nilai rhitung yang disajikan pada kolom
Corrected Item-Total Correlation hasil perhitungan menggunakan SPSS (terlampir)
lebih besar dibandingkan 0,3 sehingga dapat dikatakan bahwa semua item pernyataan
tentang variabel motivasi tersebut valid dan dapatdigunakan untuk uji-uji selanjutnya.
Pada tabel 4.8. menunjukkan bahwa semua nilai rhitung yang disajikan pada kolom
Corrected Item-Total Correlation hasil perhitungan menggunakan SPSS (terlampir)
lebih besar dibandingkan 0,3 sehingga dapat dikatakan bahwa semua item pernyataan
tentang variabel gaya kepemimpinan tersebut valid dan dapat digunakan untuk uji-uji
selanjutnya.
60
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pegawai
NO PERNYATAAN rhitung SIMPULAN KETERANGAN
1 Kualitas_Kerja 0,311 VALID Karena nilai rhitung > 0,3
2 Kualitas_kerja2 0,322 VALID Karena nilai rhitung > 0,3
3 Kuantitas_Kerja 0,477 VALID Karena nilai rhitung > 0,3
4 Kuantitas_Kerja2 0,414 VALID Karena nilai rhitung > 0,3
5 Tanggung_jawab 0,599 VALID Karena nilai rhitung > 0,3
6 Tanggung_jawab2 0,437 VALID Karena nilai rhitung > 0,3
7 Kerjasama 0,486 VALID Karena nilai rhitung > 0,3
8 Kerjasama2 0,401 VALID Karena nilai rhitung > 0,3
9 Inisiatif 0,351 VALID Karena nilai rhitung > 0,3
10 Inisiatif2 0,314 VALID Karena nilai rhitung > 0,3
Pada tabel 4.9. menunjukkan bahwa semua nilai rhitung yang disajikan pada kolom
Corrected Item-Total Correlation hasil perhitungan menggunakan SPSS (terlampir)
lebih besar dibandingkan 0,3 sehingga dapat dikatakan bahwa semua item pernyataan
tentang variabel kinerja pegawai tersebut valid dan dapat digunakan untuk uji-uji
selanjutnya.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat sejauh mana suatu alat ukur dapat
dipercaya atau diandalkan bila alat ukur tersebut digunakan berkali-kali untuk mengukur
gejala yang sama. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
atas pernyataan yang disampaikan konsisten dari waktu ke waktu. Dikatakan handal
(reliabel) jika memiliki koefisien keandalan atau Cronbach’s Alpha sebesar 0,6 atau
lebih. Dibawah ini peneliti sajikan daftar Cronbach Alpha untuk semua variabel
penelitian yang ada baik variabel bebas maupun variabel terikat atas dasar perhitungan
dengan menggunakan SPSS.
61
Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas
NO VARIABEL Cronbach's Alpha SIMPULAN KETERANGAN
1 Budaya Organisasi 0,724 Reliabel Karena Cronbach a > 0,6
2 Motivasi 0,884 Reliabel Karena Cronbach a > 0,6
3 Gaya Kepemimpinan 0,836 Reliabel Karena Cronbach a > 0,6
4 Kinerja Pegawai 0,741 Reliabel Karena Cronbach a > 0,6
Pada tabel 4.10. tersebut menunjukan bahwa semua nilai Cronbach Alpha yang
tertera dalam tabel Reability Statistic (terlampir) hasil perhitungannya dengan
menggunakan SPSS untuk masing-masing variabel lebih besar dari 0,6 sehingga dapat
dikatakan bahwa semua instrumen penelitian ini handal (reliabel) dan dapat digunakan
untuk uji selanjutnya.
Setelah melakukan uji kualitas data dan semua data yang dihasilkan layak untuk
digunakan dalam uji selanjutnya maka yang perlu dilakukan adalah uji asumsi klasik.
Uji ini wajib dilakukan sebelum seseorang melakukan analisis regresi linier berganda.
Adapun uji klasik yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi (1) uji normalitas, (2) uji
multikolonieritas dan uji heteroskedastisitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi norma atau tidak. Seperti diketahui bahwa
uji F dan uji t mengasumsikan bahwa nilai residual harus mengikuti distribusi normal.
Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel
kecil. Uji ini dapat dilakukan dengan pendekatan histogram, pendekatan grafik dan
pendekatan Kolmogorv-Smirnov. Adapun uji normalitas dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan histogram dan juga menggunakan grafik normal P-P Plot Of
Regression Standardized Residual, hasilnya seperti terliat pada gambar 4.1. di bawah
ini.
62
Gambar 4.1. Hasil Uji Normalitas
Sumber : Hasil Penelitian, 2022 (Data Diolah)
Pada gambar histogram di atas terlihat bahwa variabel berdistribusi normal. Hal
ini ditujukkan oleh gambar histogram tidak miring ke kiri ataupun ke kanan sehingga
model regresi layak digunakan untuk memprediksi kinerja pegawai.
2. Uji Multikolonieritas
COLLINEARITY STATISTICS
VARIABEL TOLERANCE VIF
HASIL SIMPULAN HASIL SIMPULAN
Budaya Organisasi 0,808 > 0,1 1,238 <5
Motivasi 0,700 > 0,1 1,428 <5
Gaya Kepemimpinan 0,677 > 0,1 1,476 <5
Data di atas menunjukkan bahwa semua nilai tolerance variabel independen yang
ada yaitu di atas 0,1 serta nilai VIF semua variabel independennya dibawah 5 yang
berarti bahwa tidak terjadi multikolonieritas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Setelah semua data dinyatakan layak untuk dilakukan uji selanjutnya, maka
langkah terakhir yang dilakukan adalah melakukan uji hipotesis. Uji hipotesis ini
bertujuan untuk menjawab rumusan masalah sekaligus sementara atas jawaban rumusan
masalah tersebut yang tertuang dalam hipotesis. Beberapa hal yang termasuk ke dalam
uji hipotesis ini antara lain persamaan regresi, uji F (uji simultan), koefisien determinasi
(R2) dan uji t (uji parsial).
65
Tabel 4.12. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
a
Coefficients
66
kontribusi variabel budaya organisasi (X1), motivasi (X2), gaya kepemimpinan
(X3) terhadap variabel kinerja pegawai (Y).
Uji F atau dikenal dengan uji simultan bertujuan untuk melihat seberapa besar
pengaruh semua variabel bebas (independent) dalam hal ini budaya organisasi, motivasi
dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya (dependent).
Adapun hasil uji F dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel Annova di bawah ini..
a
ANOVA
Total 917,120 49
Tabel 4.13. di atas menunjukkan bahwa nilai Fhitung yang diolah dengan SPSS
adalah sebesar 66,925. Sementara itu nilai Ftabel yang dilihat pada tabel nilai-nilai untuk
distribusi F adalah 2,42. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa Fhitung > dari
Ftabel = 2,42. Ini berarti bahwa variabel independen yang terdiri dari budaya organisasi,
motivasi dan gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di
Perum PPD.
67
Tabel 4.14. Hasil Uji Koefisien Determinasi
b
Model Summary
Tabel 4.14. di atas menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square adalah 0,801
atau 80,1%. Yang berarti bahwa variabel idependen berupa budaya organisasi, motivasi
dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen kinerja
pegawai di Perum PPD sebesar 80,1% sedangkan sisanya sebesar 19,9% dipengaruhi
oleh variabel lainnya yang tidak termasuk dalam penelitian ini, misalnya kompensasi,
pelatihan, komitmen dan lain sebagainya.
Langkah terakhir yang harus dilakukan adalah melakukan uji t atau yang lebih
dikenal sebagai uji parsial. Jika uji F bertujuan untuk melihat pengaruh secara bersama-
sama, maka uji t ini bertujuan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependennya secara parsial atau sendiri-sendiri. Jadi dalam penelitian ini akan
dilihat bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai, motivasi
terhadap kinerja pegawai, dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai yang ada di
Kantor Operasional Perum PPD Cawang.
Hasil uji t dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.12. Coefficient di atas
yaitu dengan melihat nilai t maupun sig-nya. Guna lebih jelasnya dapat dilihat pada
salinan tabel di bawah ini
T Sig.
VARIABEL KESIMPULAN
thitung ttabel HASIL a = 5%
Budaya Organisasi 0,038 < 2,018 0,969 > 0,05 Tidak berpengaruh signifikan
Motivasi 5,023 > 2,018 0,00 < 0,05 Berpengaruh signifikan
Gaya Kepemimpinan 8,281 > 2,018 0,00 < 0,05 Berpengaruh signifikan
68
Guna menentukan H0 maupun H1 yang ditolak ataupun diterima maka nilai thitung
di atas dapat dibandingkan dengan nilai ttabel pada tingkat signifikansi 5% (a = 0,05).
Nilai ttabel pada tingkat signifikansi 5% (a = 0,05) adalah 2,018. Dengan membandingkan
thitung dan ttabel maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
5. Pengaruh Dominan
4.1.7. Pembahasan
4.1. Pengaruh Parsial Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai
Dalam penelitian ini, pengujian secara parsial dengan uji t telah menunjukkan
tidak terdapatnya pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai di Kantor
Operasional Perum PPD. Melalui hasil perhitungan yang telah dilakukan terdapat nilai
thitung (0,038) < ttabel (2,018) dengan taraf nilai signifikansinya sebesar 0,969 tersebut
lebih besar dari 0,05. Ini berarti H0 diterima dan H1 ditolak yaitu secara parsial budaya
organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai
Dalam penelitian ini, pengujian secara parsial dengan uji t telah menunjukkan
terdapatnya pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai di Kantor Operasional Perum
PPD. Melalui hasil perhitungan yang telah dilakukan terdapat nilai thitung (5,023) > ttabel
(2,018) dengan taraf nilai signifikansinya sebesar 0,000 tersebut lebih kecil dari 0,05. Ini
berarti H0 ditolak dan H1 diterima yaitu secara parsial motivasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai
Indikator yang memiliki angka penafsiran terendah pada variabel motivasi adalah
pekerjaan itu sendiri pada pernyataan kedua yaitu “Pegawai bekerja dengan baik dan bisa
memberi contoh bagi pegawai lainnya.” dengan angka penafsiran sebesar 4. Sedangkan
indikator yang memiliki angka penafsiran tertinggi adalah fasilitas kerja pada pernyataan
kedua yaitu “Pemimpin maupun pegawai berhak mendapatkan fasilitas yang sesuai
dengan keperluan untuk mendukung kelancaran pekerjaan.” dengan angka penafsiran
4,44.
Dalam penelitian ini, pengujian secara parsial dengan uji t telah menunjukkan
terdapatnya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai di Kantor
Operasional Perum PPD. Melalui hasil perhitungan yang telah dilakukan terdapat nilai
thitung (8,281) > ttabel (2,018) dengan taraf nilai signifikansinya sebesar 0,000 tersebut
lebih kecil dari 0,05. Ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima yaitu secara parsial gaya
kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan serta berpengaruh dominan terhadap
kinerja pegawai.
Hasil penelitian model secara simultan diperoleh nilai Fhitung yang diolah
dengan SPSS adalah sebesar 66,925. Sementara itu nilai Ftabel yang dilihat pada tabel
nilai- nilai untuk distribusi F adalah 2,42. Oleh karena itu dikatakan bahwa Fhitung > dari
Ftabel = 2,42. Demikian juga dengan nilai signifikansi yang dihasilkan yaitu 0,000 yang
jauh lebih kecil dari nilai signifikansi yang digunakan yaitu α = 5% atau 0,05. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya bahwa budaya
organisasi, motivasi, gaya kepemimpinan secara bersama- sama (simultan) berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pegawai di Kantor Operasional Perum PPD Cawang.
71
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan analisis dan evaluasi data yang telah dilakukan terhadap variabel-
variabel dalam penelitian ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran
sebagai berikut :
5.1. Simpulan
Sesuai dengan uraian-uraian di atas serta hasil analisis dan interpretasi data yang
telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut :
5.1. Saran
72
3. Kaitannya dengan gaya kepemimpinan mengingat bahwa variabel ini adalah
variabel yang paling dominan berpenaruh terhadap kinerja pegawai, berdasarkan
hasil pengamatan penulis di lokasi maka dapat disarankan sesuai tanggapan
responden yaitu pegawai dan pemimpin saling menjalin kerjasama satu sama lain
dan saling membantu meringankan tugas sesuai divisi agar hubungan antar
pemimpin dan pegawai senantiasa terjaga dengan baik. Selain itu pemimpin
kiranya memberikan bimbingan dan pelatihan dalam pengambilan keputusan
agar pegawai mendapatkan arahan yang terbaik untuk suatu keputusan.
4. Berdasarkan tinjauan nilai tafsir pada tanggapan responden yang berkaitan
dengan kinerja pegawai adalah pemimpin hendaknya memperbaiki dan
menindaklanjuti kuantitas kerja pegawai, agar mencapai target yang maksimal.
Demikian pula hal yang perlu dipertahankan pemimpin adalah menjaga kualitas,
keahlian/skill pegawai dalam memecahkan masalah atau menyelesaikan
pekerjaan.
73
DAFTAR PUSTAKA
Adha, R. N., Qomariah, N., & Hafidzi, A. H. (2019). Pengaruh Motivasi Kerja,
Lingkungan Kerja, Budaya Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Sosial
Kabupaten Jember. Jurnal Penelitian IPTEKS.
Afandi, P. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori, Konsep dan Indikator).
Riau: Zanafa Publishing.
Ahmad, Yulia dkk. (2019). Pengaruh Stress Kerja, Beban Kerja, dan Lingkungan.
Busro, Muhammad (2018). Teori Manajemen Sumber Daya Manusia Jakarta: Prenada
Media Group.
Ernie Tisnawati Sule, Donni Juni Priansa. (2018). Kepemimpinan Dan Prilaku
Organisasi, Bandung: PT Refika Aditama.
Ganyang, Machmed Tun. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia Konsep dan Realita.
Bogor: IN MEDIA.
Junaidi, R., & Susanti, F. (2019). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja Pegawai Pada UPTD Baltekkomdik Dinas Pendidikan Propinsi
Sumatera Barat. Skripsi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Tidak
Dipublikasikan.
74
Sedarmayanti. (2017). Perencanaan dan Pengembangan SDM untuk Meningkatkan
Kompetensi, Kinerja dan Produktivitas Kerja. Bandung: PT Refika Aditama.
Setiana, A.A Anwar Prabu & Robbins. (2019). Metodologi Penelitian Bisnis.
Yogyakarta: Andi
Sinambela, Lijan Poltak. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Edisi Cet.26.
Bandung: Penerbit Alfabeta. ISBN : 979-843-364-5.
_______. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Edisi ke-2 Cetakan
Ke-1. Bandung: Penerbit Alfabeta. ISBN : 978-602-289-533-6.
Veithzal Rivai. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. Depok: Rajawali Pers
ISBN: 978-979-769-261-2.
75
Lampiran 1. Surat Keterangan Penelitian
76
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
A. IDENTITAS RESPONDEN
77
B. PETUNJUK PENELITIAN
1. Berikan tanda ceklis (√) pada tempat yang sudah tersedia sesuai jawaban
Bapak/i/saudara/i.
2. Setiap pernyataan hanya membutuhkan satu jawaban saja
3. Mohon Bapak/i/saudara/i dapat memberikan jawaban yang sebenar-benarnya.
4. Terdapat 5 alternatif pengisian jawaban yaitu :
SS = SANGAT SETUJU
S = SETUJU
N = NETRAL
TS = TIDAK SETUJU
STS = SANGAT TIDAK SETUJU
C. PERNYATAAN PENELITIAN
Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai menurut pendapat Bapak.Ibu/Saudara/i dengan
membelikan ceklis (√) pada jawaban yang dianggap sesuai.
STS TS N S SS
NO PERNYATAAN
(1) (2) (3) (4) (5)
VARIABEL BUDAYA ORGANISASI (X1)
Indikator : Pelaksanaan Norma
1. Pemimpin perusahaan mampu menentukan
respon pegawai mengenai apa yang di anggap
tepat dan tidak tepat dalam situasi tertentu.
2.
Pemimpin perusahaan mampu mengatur perilaku
organisasi sehingga perilaku pegawai dapat
diramalkan atau teratur.
Indikator : Pelaksanaan nilai-nilai
1. Pemimpin mampu melaksanakan nilai-nilai
pedoman untuk bersikap.
78
anggota yang jujur dan berintegritas tinggi.
Indikator : Kepercayaan
1. Pemimpin perusahaan dapat dipercaya.
2. Pemimpin perusahaan dapat melukiskan
karakteristik moral organisasi atau kode etik
organisasi.
Indikator : Pelaksanaan Kode Etik
1. Pemimpin memberikan nasihat yang baik dan
bermanfaat sesuai dengan kode etik.
2. Pemimpin bisa menjadi pedoman perilaku yang
baik bagi anggota organisasi.
2.
Perusahaan memberikan gaji yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup pegawai.
Indikator : Kondisi Kerja
1. Perusahaan memberikan jaminan kondisi kerja
yang nyaman bagi para pegawai.
79
2. Perusahaan memberikan kesempatan jenjang
karier (kenaikan jabatan) atas kinerja pegawai yang
baik.
Indikator : Pekerjaan itu sendiri
1.
Pegawai bekerja dengan baik dan bisa memotivasi
pegawai lainnya
2.
Pegawai bekerja dengan baik dan bisa memberi
contoh bagi pegawai lainnya.
80
VARIABEL KINERJA PEGAWAI (Y)
Indikator : Kualitas Kerja
1. Kualitas kerja pegawai harus saling menjadi
yang terbaik diantara sesama pegawai.
Indikator : Kerjasama
1. Kemampuan kerjasama yang baik antar rekan
pegawai
2. Pegawai dapat berkerja secara individu maupun
Berkelompok
Indikator : Inisiatif
1. Pegawai tidak harus menunggu perintah untuk
mengerjakan pekerjaan.
2. Pegawai dapat membantu pekerjaan rekan lain
apabila dibutuhkan.
81
Lampiran 3. Tabulasi Data
82
Lampiran 4. Hasil Output SPSS
N %
Total 50 100,0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,767 8
Item Statistics
83
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
Scale Statistics
N %
Total 50 100,0
84
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,884 12
Item Statistics
85
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
Scale Statistics
N %
Total 50 100,0
86
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,836 9
Item Statistics
Kemampuan_kerjasama_da
4,2400 ,59109 50
n_hubungan_yang_baik
Kemampuan_kerjasama_da
4,1000 ,76265 50
n_hubungan_yang_baik2
Kemampuan_Efektivitas 4,2000 ,78246 50
Kemampuan_Efektivitas2 4,1200 ,71827 50
Kepemimpinan_Partisipatif 4,1000 ,67763 50
Kepemimpinan_Partisipatif2 4,0600 ,81841 50
Kemampuan_mendelegasik
3,5200 ,88617 50
an_tugas_dan_waktu
Kemampuan_mendelegasik
3,8600 ,78272 50
an_tugas_atau_wewenang
Kemampuan_mendelegasik
4,1200 ,68928 50
an_tugas_atau_wewenang2
87
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
Kemampuan_kerjasama_da
32,0800 17,096 ,468 ,828
n_hubungan_yang_baik
Kemampuan_kerjasama_da
32,2200 15,073 ,689 ,803
n_hubungan_yang_baik2
Kemampuan_Efektivitas 32,1200 15,985 ,501 ,825
Kemampuan_Efektivitas2 32,2000 15,918 ,575 ,817
Kepemimpinan_Partisipatif 32,2200 16,624 ,479 ,826
Kepemimpinan_Partisipatif2 32,2600 15,298 ,588 ,815
Kemampuan_mendelegasik
32,8000 16,327 ,366 ,844
an_tugas_dan_waktu
Kemampuan_mendelegasik
32,4600 15,151 ,651 ,807
an_tugas_atau_wewenang
Kemampuan_mendelegasik
32,2000 15,714 ,648 ,809
an_tugas_atau_wewenang2
Scale Statistics
N %
Total 50 100,0
88
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,696 6
Item Statistics
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
Scale Statistics
89
a
Variables Entered/Removed
Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 Gaya_Kepemimpi
nan,
. Enter
Budaya_Organisa
b
si, Motivasi
b
Model Summary
a
ANOVA
Total 917,120 49
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
90
a
Coefficient Correlations
a
Collinearity Diagnostics
a
Residuals Statistics
91
Charts
92
93
Lampiran 5. Kartu Bimbingan
94
Lampiran 6. Daftar Riwayat Hidup
95
Lampiran 7. Tabel r, F, dan t
96
97
98
99
100