Anda di halaman 1dari 1

SUDJANA

KERTON (1922 -
1994)
Dalam lukisan
berjudul “Senja”,
1987, Sudjana
Kerton
menghadirkan dunia rakyat bawah dalam suatu momen yang unik, yaitu
penggembala itik di waktu senja. Dunia itu menjadi unik, karena pelukisnya
mempunyai sudut pandangan yang lain, baik secara visual maupun dalam
empati jiwanya. Kerton selalu membuat gerak tubuh rakyat jelata dalam
deformasi yang mengekspresikan beban hidup, namun sekaligus mengandung
kelucuan. Dilatarbelakangi terbenamnya matahari senja dan itik-itik yang
berkelompok dalam formasi diagonal, karya ini mengembangkan suasana puitis
sekaligus tertekan.
Lukisan ini menunjukkan pencapaian periode terakhirnya, setelah ia pulang ke
Indonesia dan bermukim di Bandung. Periode sebelumnya adalah ungkapan-
ungkapan yang lebih dekat dengan tren seni lukis barat ketika ia bermukim di
Eropa dan Amerika. Dalam periode terakhir itu Kerton lebih banyak
mengungkapkan realitas kehidupan rakyat. Dari berbagai objek dan tema yang
diangkat, ia seperti tidak habis-habisnya menimba semangat kemanusiaan para
tukang becak, buruh, petani, pelacur dam lapisan masyarakat sejenisnya.
Namun demikian, bukan hanya kemurungan yang diungkapkan dalam karya-
karyanya itu, tetapi juga terangkat nilai-nilai humor dan keunikan hidup. Hal
itu bisa dilihat dari gestur-gestur tubuh, deformasi, goresan, dan warna-warna
yang kuat, serta mengekspresikan kedalaman.

Anda mungkin juga menyukai