Anda di halaman 1dari 2

Nama : Pepy awalin Zayona

Nim :19106620222

Prodi : Manajemen 2019 B

DEMOKRASI DILINGKUNGAN SEKITAR DI ERA PILKADA

Demokrasi adalah gabungan dari dua kata yaitu Demos dan kratos  yang diambil dari bahasa
Yunani, demos  berarti rakyat dan kratos berarti pemerintahan. Jadi demokrasi dapat diartikan
sebagai suatu pemerintahan dimana rakyat memegang suatu peranan yang sangat
menentukan.

Kondisi politik kita sendiri tak lama sebelum pandemi COVID-19 dapat dikatakan
mengalami turning point bagi demokrasi. Ini sebenarnya hanya kelanjutan dari situasi yang
secara umum tengah terjadi. Kondisi ini tercermin dari upaya pemerintah menelurkan
berbagai kebijakan kontroversial, yang kemudian ramai disoroti dan dikritisi oleh
masyarakat. Di tengah pandemi COVID-19 ini secara substansi demokrasi memang tidak
banyak perubahan. Kita pada dasarnya masih akan menghadapi problematika demokrasi yang
sama. Beberapa fenomena terakhir cenderung mengkonfirmasi hal ini. Pertama, masih terus
lemahnya checks and balances dari DPR. Kondisi semacam ini tampak telah menjadi natur
DPR era Jokowi yang pada umumnya kurang kritis dan sekadar menjadi pendukung penguasa

Masa depan demokrasi kita tampaknya belum akan pulih dalam waktu dekat. Model post-
democracy akan tetap bercokol dalam kehidupan politik kita. Memang kita tidak akan
mengarah pada model pemerintahan otoriter, namun juga belum akan mengarah pada bentuk
pemerintahan demokrasi tulen. Berbagai indikasi menjelang dan saat terjadinya pandemi
COVID-19, tidak menunjukkan tanda-tanda yang mengarah pada dukungan bagi perbaikan
demokrasi. Di satu sisi kita harus mulai waspada agar resesi dan konflik seperti yang terjadi
di Lebanon ketika rakyat semakin lapar dan frustasi, tidak terjadi di tanah air. Namun
pemulihan stabilitas sosial-politik yang tidak tepat dapat berujung pada restriksi
berkepanjangan yang tidak menguntungkan bagi perkembangan demokrasi. Sebuah situasi
yang menyebabkan pegiat demokrasi harus melupakan tidur nyenyaknya lebih panjang lagi.

Oleh karena itu, tidak ada pilihan bagi kalangan civil society untuk bangkit kembali
memainkan peran asasinya dalam melindungi dan menyuburkan kehidupan demokrasi kita,
baik pada masa pandemi COVID-19 maupun sesudahnya. Kerja kolektif para pihak yang
peduli terhadap kualitas kehidupan demokrasi harus makin digiatkan, sebagai bentuk
tanggung jawab moral dan konstitusional anak bangsa. (Prof. Dr. Firman Noor) .

Maka dari itu ,sikap optimisme menjalankan demokrasi wajib diterapkan di tengah wabah
seperti ini,mematuhi protokal dan memakai APD, menjunjung tinggi persamaan ,mengambil
keputusan dengan musyawarah mufakat ,mengutamakan kesatuan dan persatuan
masyarakat ,menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban ,membudidayakan sikap yang
adil

Anda mungkin juga menyukai