Anda di halaman 1dari 2

Putri Dewi Hutagaol

20200701256
Psikologi – Paralel

UAS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

1. Definisi tipologi tempramen menurut beberapa ahli dan hubungannya dengan kepribadian:

• Heymans: Menurutnya, manusia mempunyai tipe kepribadian yang beranekaragam dan


digolongkan menjadi 8 tipe berdasarkan kualitas kejiwaannya yang secara teoritis dibedakan
menjadi kuat & lemah, yaitu emosionalitas (mudah tidaknya perasaan terpengaruh oleh kesan-
kesan), proses pengiring (kuat lemahnya kesan-kesan ada dalam kesadaran setelah faktor yang
menimbulkan kesan-kesan tersebut tidak ada), aktivitas (banyak sedikitnya peristiwa-peristiwa
kejiwaan menjelma menjadi tindakan nyata).
• Plato: Menurutnya, tipologi tempramen merupakan kemampuan jiwa manusia yang terdiri dari 3
macam, yaitu pikiran, kemauan, dan hasrat. Masing-masing pribadi memiliki salah satu kemampuan
yang lebih mendominasi sehingga memberikan khas tersendiri pada dirinya.
Kepribadian seseorang dapat dibedakan berdasarkan temperamennya, ada beberapa orang yang
memiliki karakter campuran yaitu seseorang tidak bisa direpresentasikan hanya dengan satu karakter
yang terdapat pada teori psikologi. Tipologi temperamen ini disusun atas dasar karakteristik segi
kejiwaan. Dasar pemikiran yang dipakai para tokoh yang mengembangkan tipologi temperamen adalah
bahwa berbagai aspek kejiwaan seseorang seperti emosi, daya pikir, kemauan, dsb akan menentukan
karakteristik masing-masing pribadi.

2. Ciri kepribadian yang sehat menurut aliran behavioristik:

• Memberikan respon baik terhadap orang lain dan lingkungannya


• Bersifat sistematis dan mekanis sehingga ia bertindak dengan didasari oleh masa lalu atau
pengalamannya.
• Karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri, maka seseorang akan sangat
dipengaruhi oleh faktor eksternal dan mementingkan faktor lingkungan sekitarnya.
• Memiliki tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang objektif.

3. Aplikasi dan evaluasi teori kepribadian kognitif sosial dari Lazarus dan Folkman:
Stres psikologis tergantung pada kognisi yang berhubungan dengan orang dan lingkungan. Stres terjadi
ketika orang dihadapkan dengan terlalu terbebani atau di luar kemampuan mereka mengelolanya.
Konseptualisasi ini menempatkan pengalaman stres secara tepat dalam ranah perilaku menghadapi
rintangan atau kesulitan. Ketika orang merasa sulit untuk menghadapi beberapa kendala atau beberapa hal
yang mengancam, pengalaman itu membuat stres, sehingga stres akan dirasa seperti sebuah ancaman,
kerugian, atau tantangan. Ancaman adalah persepsi bahwa sesuatu yang buruk atau bahaya sedang terjadi.
Kehilangan adalah perasaan bahwa sesuatu yang buruk atau berbahaya telah terjadi. Penilaian tantangan
adalah persepsi dari mana orang dapat memperoleh atau tumbuh permintaan yang ada. Dalam kondisi
ancaman atau kerugian, hambatan untuk mencapai kondisi ideal telah bayangkan atau sudah ada.
4. Dinamika terjadinya gangguan pada kepribadian seseorang menurut teori sosial kognitif:
Manusia adalah aktif, menggunakan proses kognitif untuk merepresentasikan kejadian-kejadian,
mengantisipasi kejadian yang akan datang, memilih arah tindakan, dan menularkan atau menyampaikan
pada orang lain. Perilaku pribadi bukan hanya refleks otomatis terhadap rangsangan (S-R ikatan), tetapi
juga hasil reaksi karena interaksi hubungan antara lingkungan dan skema kognitif individu itu sendiri.
Gangguan yang berakar pada masa kanak-kanak, diperkuat dengan pengulangan ketika mereka menjadi
tua. Dialog internal pribadi atau berbicara dengan diri sendiri memainkan peran penting dalam perilaku
yang ditampilkan. Mereka fokus pada memeriksa atau menyimpulkan asumsi dan bentuk konsep yang
salah atau negatif. Konsep negatif akan mempengaruhi kualitas emosi negatif, emosi negatif juga dapat
menyebabkan perilaku negatif.

5. Analisis kepribadian dengan menggunakan pendekatan teori kepribadian menurut: Pendekatan


kognitif-belajar oleh B. F. Skinner (Analisis Perilaku)
Teori kepribadian Skinner sebagian besar didasarkan pada analisisnya tentang perilaku tikus dan merpati.
Pikiran, perasaan, dan keadaan internal lainnya tidak dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku,
ilmuwan hanya dapat mempelajari perilaku publik. Perilaku manusia dipengaruhi oleh 3 kekuatan yaitu
sejarah individu dari penguatan pribadi, seleksi alam, dan evolusi praktik budaya. Pengkondisian operan
adalah proses dimana perilaku diperkuat dengan mengubah perilaku berdasarkan terjadinya perilaku
tertentu. Penguat positif adalah setiap peristiwa yang ketika ditambahkan ke situasi, meningkatkan
kemungkinan bahwa perilaku tertentu akan terjadi. Penguat negatif adalah setiap stimulus permusuhan
yang meningkatkan kemungkinan perilaku tertentu ketika lingkungan dihilangkan. Skinner juga
mengidentifikasi 2 jenis hukuman yaitu penyajian rangsangan permusuhan dan penghapusan rangsangan
positif. Penguatan dapat terus menerus atau terputus-putus, tetapi jadwal yang terputus-putus lebih
efektif. Orang juga dapat mengendalikan perilakunya melalui pengendalian diri, tetapi semua kendali pada
akhirnya bergantung pada lingkungan, bukan kehendak bebas. Perilaku tidak sehat dipelajari dengan cara
yang sama seperti semua perilaku lainnya, yaitu terutama melalui pengkondisian operan. Untuk mengubah
perilaku yang tidak sehat, terapis perilaku menggunakan berbagai teknik modifikasi perilaku, yang
semuanya didasarkan pada prinsip pengkondisian operan.

Anda mungkin juga menyukai