Anda di halaman 1dari 3

Gaya Bahasa (Novel Tingkatan 

2)
Novel Meniti Impian

GAYA BAHASA

Metafora

– ...memukul tangkai hatinya

– ...kuntum kegembiraan mengenang di hatinya

– Zahar tidak mahu gelombang resah

– kita nyalakan obor semangat dalam diri kita

Hiperbola

– Zahar yang duduk di hadapan kelas,mengunyah kata- kata CIkgu Baharum selumat-
lumatnya

– lidah api sedang menjelir,memamah punggung kawah

– perutnya yang berkeroncong,dipulas oleh hentakan bas sepanjang perjalanan

Personifikasi

– panas yang membakar atas zink bengkel

– Logo di sudut sebelah kiri surat itu cukup memukul tangkai hatinya

– Sinar mata mengerdip di mata tuannya

– Rasa resah gelisah itu makin menekan pada setiap kali

– masjid yang terletak di simpang jalan itu kembali dibungkus sepi

– cita-cita juga boleh membenihkan kejayaan dalam hidup

– Acahan Bakar kembali memancing keinginan itu

– warna senja mulai memamah suasana

– Malam juga tidak akan selamanya membungkus alam

– nadanya menikam jantung Zahar

– senyumannya tidak dapat menutup mendung yang menyelimuti wajahnya


– nada suara Suhaili bagaikan sembilu menghirs tangkai hatinya

– … kami tahu gelombang yang sedang memukul hati anda semua

Bahasa Inggeris

– repair

– awning

– locker

– ragging

– best friend

– no probleum

– girl friend

– spt check

– mood

– tension

– urgent

– traffic

Bahasa Indonesia

– Ongkosnya, kepinggin, beres

Diksi / Pemilihan kata

– Pelatih IKM, perabot, peralatan, ukiran yang unik, mesin melarik, mesin mengetam,
bengkel, latihan dalam loji, dan papan

Simile

… bagai tidak mahu kalah dibayangi

… arus fikirannya seperti terhenti

… pertemuan yang tidak diduga itu bagaikan mengundang kembali

… cabaran aku tu bagai api membakar semangat kau

… Zahar bagaikan tenggelam dibuai dengan teksi


… Aku dihina denga kata- kata yang bagai sembilu tajamnya

… bagaikan belati tajam menghiris tangkai hatinya

Peribahasa

… tentulah berat kakinya hendak melangkah

… patutlah macam isi dengan kuku

… sesungguhnya hati kecilnya

… Zahar tidak pernah berat mulut menasihati kedua-dua adiknya

… berat tulang

… pucuk dicita ulam mencatang

Sinkope

… “Dialah yang dah (sudah) lama tunggu tadi,”

… “sedap atau tidak bihun tu (itu) tak (tidak) tahulah

… “Apa, kau (engkau) tak (tidak) gembira dapat masuk IKM tu (itu)  Zahar

Repetisi / Pengulangan

… entah kambing, entah kerbau tumbang pagi tadi

… Biarlah peluh pak cik menitik bersama peluh kau, barulah adil kan

Kata Ganda

… manik-manik peluh

… kawan-kawan

… pokok-pokok

… sebaik-baiknya

Anda mungkin juga menyukai