PENDAHULUAN
yaitu sekitar 40.000 jenis tumbuhan dan jumlah tersebut sekitar 1300
luas (Rustam, et al., 2007). Indonesia merupakan negara yang kaya akan
sumber daya alam hayati dan keanekaragaman jenis flora dan fauna yang
terdapat diseluruh wilayah Nusantara. Kekayaan alam ini harus dilindungi dan
kecil untuk berbagai fungsi biokimiawi dan yang umumnya tidak disintesis
oleh tubuh sehingga harus dipasok dari makanan ( Triana, 2006 ). Salah satu
vitamin yang esensial bagi tubuh ialah vitamin A. Dalam tubuh, vitamin A
kesehatan kulit dan selaput lendir untuk perlindungan terhadap infeksi serta
1985).
berwarna kuning beta karoten, yang terdiri atas dua molekul retinal yang
dihubungkan pada ujung aldehid rantai karbonnya. Tetapi karena beta karoten
tidak mengalami metabolisme yang efisien, maka beta karoten mempunyai
2006 ).
terutama wortel dan sayuran berwarna hijau. Beta karoten juga digunakan
sebagai zat pewarna untuk makanan seperti margarin. Beta karoten juga dapat
kebutuhan. Itu berarti beta karoten dianggap sebagai sumber vitamin A yang
seperti pisang, semangka kuning, cerry, tomat wortel labu, pepaya dan lain-
ekspor maupun konsumsi dalam negeri. Buah ini untuk perdagangan termasuk
Pepaya kaya akan gizi, seperti beta karoten, provitamin C, vitamin B, likopen,
mineral dan serat makanan ( Kurnia, 2018 ). Pepaya terdiri dari beberapa
pepaya ijo. Belakangan mulai pula banyak ditanam pepaya Thailand, pepaya
meksiko, dan pepaya solo ( Baga, 1996 ). Di dalam buah pepaya mengandung
Beta karoten tidak hanya terdapat pada buah pepaya tetapi juga
karoten, mineral (Mg, Ca, K, Zn, Mn, Fe) ( Suresh, et al., 2008 ). Semua
vitamin dan mineral yang terdapat pada daun pepaya tentunya berguna bagi
dan Ani, 2015 ). Selain itu, Enzim papain pada daun pepaya memiliki sifat
mikroorganisme, dan beta karoten pada daun pepaya dapat berfungsi sebagai
beta karoten dari beberapa varietas daun pepaya (Carica pepaya L.) yaitu,
daun pepaya semangka daun pepaya jinggo dan daun pepaya Bangkok. Hal ini
yang disebabkan karena perbedaan varietas dari daun pepaya tersebut. Selain
itu analisis beta karoten baru dilakukan terhadap buah pepaya, padahal pada
daun pepaya juga terdapat berbagai macam vitamin yang dibutuhkan oleh
tubuh. Salah satunya ialah vitamin A, dimana provitamin A itu ialah beta
1. Bagi peneliti
2. Bagi masyarakat
karoten pada daun pepaya yang dapat mencegah salah satu masalah
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Caricales
Family : Caricaceae
portugis di abad ke-16, tanaman ini turut menyebar keberbagai benua dan
Negara, termasuk ke benua afrika dan Asia serta negara india. Dari india
pepaya umumnya tumbuh menyebar dari daerah rendah sampai dataran tinggi
Famili ini memiliki empat genus, yaitu Carica, Jarilla, Jacaranta, dan
pepaya. Tanaman dari genus Carica banyak diusahakan petani karena buahnya
tersusun spiral berkelompok dekat dengan ujung batang. Tangkai daun dapat
mencapai 1m, berongga dan bewarna kehijauan, merah jambu kekuningan dan
Ketty, 2009 ). Bunganya terdiri dari tiga jenis, yaitu bunga jantan bunga
betina, dan bunga sempurna ( Baga, 1996 ). Buah pepaya umumnya berkulit
merah memiliki rasa yang manis dengan aroma yang lembut dan sedap
( Baga, 1996 ).
disebut infloresensia yang duduk pada ketiak daun. Tanaman pepaya memiliki
tiga jenis bunga, yaitu bunga jantan ( masculus ), bunga betina ( femineus )
dan bunga sempurna ( hermaprodit ). Bunga jantan adalah bunga yang hanya
memiliki benang sari saja, sedangkan bunga betina hanya memiliki putik saja.
Kedua jenis bunga tersebut disebut bunga berjenis kelamin satu atau
uniseksual. Jenis bunga yang memiliki putik dan benang sari disebut sebagai
cm. Corolla ( mahkota bunga ) terdiri dari lima helai dan berukuran kecil-
kecil. Stamen ( benang sari ) berjumlah 10 yang tersusun menjadi dua lapis
dan melekat pada leher tabung. Lapis sebelah dalam terdiri dari lima benang
sari yang melekat antara daun mahkota. Ovarium ( bakal buah ) mengalami
Bunga betina berukuran agak besar dan memiliki bakal buah yang
berbentuk bulat sehingga akan menghasilkan buah yang berbentuk bulat juga.
Jenis bunga ini mempunyai lima buah pistillum ( putik ). Adanya putik ini
membentuk alur atau garis pada buah. Meskipun buah berbentuk bulat, alur
atau garis putik ini tampak membekas juga. Mahkota bunga terdiri dari lima
helai daun mahkota yang melekat dibagian dasar bunga ( Baga, 1996 ).
Bunga sempurna memiliki putik dengan bakal buah dan benang sari.
Saat muncul sampai mekar berlangsung 45-47 hari. Bunga betina dan bunga
ukuran, warna, rasa, dan tekstur buahnya. Dari parameter tersebut maka
dikenal buah pepaya yang berukuran besar atau kecil, berbentuk bulat atau
lonjong, daging buah bewarna merah atau kuning, keras atau lunak berair,
rasanya manis atau kurang manis, dan kulit buah licin menarik atau kasar
tebal. Berat buah pepaya berkisar antara 0,5-9 kg. Di Indonesia varietas
pepaya yang banyak ditanam adalah pepaya semangka, pepaya jinggo dan
pepaya cibinong. Selain itu, dikenal juga varietas pepaya mas, pepaya item,
dan pepaya ijo. Belakangan mulai banyak ditanam pepaya Thailand, pepaya
menyukai pepaya dengan daging buah bewarna jingga sampai merah. Pepaya
a. Pepaya semangka
masuk ke Indonesia pada tahun 1930. Di tempat asalnya varietas ini dikenal
perkembangan varietas ini menjadi buah meja yang sangat popular dan
rasanya manis, dan berair banyak. Bila telah masak kulit buah nya bewarna
kuning licin dan terlihat menarik. Bentuk buahnya bewarna kuning lonjong
b. Pepaya jinggo
bewarna merah dan berair banyak, tetapi rasanya masih kalah manis
bercak samar bewarna kelabu. Berat buah lebih kurang 1,5 kg/buah.
c. Pepaya Bangkok
Varietas pepaya Bangkok dikenal juga dengan nama pepaya thailand. Kulit
luarnya mirip pepaya cibinong, yaitu kasar dan tidak rata atau berbenjol-
benjol. Demikian juga cara masak nya yang dimulai dari ujung buah. Sedikit
yang membedakannya adalah pepaya Bangkok ini bentuk nya lebih bulat dan
bersemu merah dank eras. Berat buah lebih kurang 3,5 kg.
d. Pepaya cibinong
Bentuk dan ukuran pepaya cibinong jauh berbeda dengan kedua varietas
pepaya diatas. Bentuk buahnya panjang besar dan lancip pada bagian
ujungnya. Jelasnya bentuk buah ini membesar dari pangkal ke bagian tengah
buahnya kasar dan tidak rata. Buah masak dari bagian ujung sedangkan bagian
pangkal tetap bewarna hijau dan lama untuk berubah menjadi kuning. Daging
buah berwama merah kekuningan, rasanya kurang manis, dan teksturnya agak
kasar serta lebih keras dibandigkan kedua varietas pepaya di atas. Berat
e. Pepaya meksiko
Pepaya meksiko merupakan suatu varietas hasil silangan pepaya solo dan
kurang lebih 3,5 kg/buah. Daging buah berwarna kuning, beraroma, dan
f. Pepaya solo
Di pasar Jakarta dan kota-kota besar lainnya kini tampak dijual pepaya
varietas solo, suatu varietas khas Hawaii. Kata solo berarti satu atau tunggal;
berarti buah cukup untuk dimakan sendiri. Varietas ini memiliki banyak
strain, di antaranya kapoho, masumoto solo, sunrise solo. Sifat khas varietas
ini adalah ukuran buahnya kecil dan bentuknya bentuknya mirip buah alpukat
berleher. Berat buah antara 0,4-1 kg/buah. Konsumen lebih menyukai buah
pepaya ini dengan berat 0,5 kg. Daging buah berwarna kuning, bera roma, dan
rasanya manis. Selain berdaging buah kuning, ada juga strain pepaya solo
g. Pepaya mas
Varietas ini mudah dikenal karena buahnya, baik mentah maupun masak,
kuning, manis, dan rasanya ada kemiripan dengan buah mangga. Daging buah
bagian luar terasa agak keras dan liat. Buah sempurna berbentuk lonjong dan
buah betina berbentuk bulat. Saat ini, pepaya mas juga sudah sulit ditemukan
lagi.
h. Pepaya ljo
Dinamakan varietas ijo karena buah pepaya ini setelah masak tetap
berwarma hijau. Daging buahnya kuning, kurang manis (terasa agak tawar),
tetapi aromanya harum. Buah elongata dari pohon sempurna sering disebut
pepaya ijo panjang, sedangkan buah bulat dari pohon betina disebut pepaya ijo
bulat. Seperti halnya pepaya item, saat ini pepaya ijo juga sudah sulit dite-
mukan.
C. Pepaya L. yaitu daun muda (7,8 ± 0,006 mg/mL), buah mentah (4,3 ± 0,01
mg/mL), buah matang (6,5 ± 0,01 mg/mL), dan biji ( 1,0 ± 0,08 mg/mL ).
asam amino dan membantu mengeluarkan racun dari dalam tubuh (Sharma
dan Ogbeide, 1991). Daun pepaya juga mengandung β karoten yang berfungsi
sebagai pro vitamin A dan dapat digunakan sebagai sumber Xantophyl alami
(Dep. Kes RI, 1991). Selain itu daun pepaya mengandung vitamin C sebanyak
140 mg, vitamin E : 136 mg, Vitamin B1: 0,15, Kalsium 35 gram, Phosfor 63
terhadap debris dan bakteri pada proses penyembuhan luka. Papain membantu
rasanya yang pahit, daun pepaya berkhasiat untuk mengobati berbagai jenis
penyakit seperti meredakan nyeri haid pada kaum hawa. Daun pepaya juga
2012 ).
didalam tubuh. Salah satu riset yang paling mencengangkan adalah yang
dilakukan oleh para peniliti dari Universitas Florida. Dari hasil riset tersebut
diketahui bahwa daun pepaya berkhasiat melawan berbagai sel kanker dalam
tubuh, antara lain kanker payudara, serviks, hati, paru-paru dan pancreas.
Kandungan dalam daun pepaya yang berkhasiat melawan sel kanker dalam
tubuh adalah sitokin. Zat sitokin dalam daun pepaya bermanfaat memperkuat
sistem kekebalan tubuh manusia untuk melawan berbagai sel kanker tersebut
( Mardiana, 2012 ).
zat-zat tersebut akan melemahkan dan membunuh virus DBD. Hal ini akan
obat tradisional untuk mengobati luka bakar maupun luka iris. Di daerah
Sulawesi Tengah cara ini sering digunakan, dimana daun pepaya yang tua
diambil dan dirajang kemudian dibalur di tempat luka tersebut. Namun sejauh
ini penelitian terhadap manfaat tanaman obat tersebut belum dibuktikan secara
ilmiah. Daun pepaya adalah salah satu tanaman yang mengandung saponin
Senyawa ini merupakan senyawa flavonoid yang larut dalam air serta dapat
terhadap debris dan bakteri pada proses penyembuhan luka. Papain membantu
dan Salim, 2003). Papain juga berfungsi membantu pengaturan asam amino
dan membantu mengeluarkan racun dari dalam tubuh (Sharma dan Ogbeide
1991). Selain itu daun pepaya jika dijadikan bahan pakan unggas kandungan
Selain itu dapat sebagai obat cacing kremi, desentri amoba, kaki gajah
2.2.1 Ekstraksi
bagian tanaman obat, hewan dan beberapa biota laut. Zat-zat aktif tersebut
terdapat didalam sel, namun sel tanaman dan hewan berbeda pula dengan
ketebalanya, sehingga diperlukan dengan metode ekstraksi dan pelarut terentu
aktif dari simplisia nabati dan simlisia nabati menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semuaatau hampir semua pelarut diuapkan dan massa serbuk
dinding sel dan masuk kedalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat
aktif akan melarut dalam pelarut organik tersebut sehingga terjadi perbedaan
kosentrasi antara larutan zat aktif didalam sel dan pelarut organik di luar sel,
maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang
terus sampai terjadi kesetimbangan antara kosentrasi cairan zat aktif dalam
adalah metanol atau aseton dan setelah disaring karotenoid diekstraksi dengan
1. Cara Dingin
a. Maserasi
Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan
b. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru hingga
2. Cara Panas
a. Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya,
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas relatif konstan dengan
residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi
sempurna.
b. Soxhlet
Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
balik.
c. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada
d. Infus
lnfus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air
e. Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperatur 30°C
dengan identtifikasi zat-zat kimia, mengenali unsur atau senyawa apa yang
ada dalam satu sampel. Sedangkan analisa kuantitaif ialah analis yang
berkaitan dengan penetapan berapa banyak suatu zat yang terkandung dalam
larut lemak dan tersebar luas, terdapat hampir di semua jenis tumbuhan, mulai
dalam fotosintesis dan sebagai pewarna dalam bunga dan buah (buah palsu
merah, kuning, orange, dan hijau tua pada buah dan sayuran. Warna-warna
terlihat pada buah dan sayuran disebabkan oleh adanya ikatan rangkap dua
Semakin banyak ikatan ganda terkonjugasi, maka makin pekat warna pada
yang berupa rantai panjang yang terdiri dari delapan satuan isoprene,
terkonjugasi lengkap. Rangkaian ini merupakan cincin likopen pada salah satu
(misalnya α dan γ-karoten) hanya berbeda pada letak ikatan rangkapnya dalam
Saat ini terdapat lebih dari 300 karotenoid yang telah diketahui, yang
Rumus : C40H56
sebagai suplemen nutrisi maupun prekursor vitamin A. Salah satu peran Beta
karoten adalah meningkatkan efikasi kemoterapi dan radiasi pada kultur sel
kandungan Beta karoten tinggi memiliki resiko rendah terkena berbagai jenis
kanker dan penyakit kardiovaskuler (Winarsih, 2007). Beta karoten dapat larut
dalam lemak, tidak larut dalam air, mudah rusak karena teroksidasi pada suhu
jantung dan kanker. Beta karoten banyak terdapat di aprikot, tomat, mangga,
wortel dan pepaya. Konsumsi beta karoten sebanyak 50 mg tiap hari dalam
mendepresi gen yang menjadi “tumor maker”. Beta karoten memiliki unsur
senyawa ini bersifat vital bagi tubuh. Sejumlah karotenoid berperan sebagai
sel kanker leukimia. Beta karoten mampu mecegah kerusakan sel normal
yang tidak larut dalam air ini berpotensi menjaga integritas membran sel
fase diam dan fase gerak. Prinsipnya berdasarkan proses perpindahan atau
adsorben bertindak sebagai fase diam. Empat macam absorben yang sering
digunakan atau umum dipakai adalah silika gel (asam silikat), alumina
keempat jenis adsorben yang paling banyak dipakai adalah silika gel dan
perdagangan bermacam-macam. Ada beberapa jenis silika gel yaitu silika gel
cair kinerja tinggi adalah analisis beberapa sampel dapat dilakukan secara
simultan dengan menggunakan fase gerak dalam jumlah kecil sehingga lebih
hemat waktu dan biaya analisis serta lebih ramah lingkungan. Teknik
yang lebih sempurna, kepekaan yang lebih tinggi dan dapat dilaksanakan
melalui fase diam sedangkan senyawa lain dibiarkan terus berlalu, oleh karena
(Retordation factor) atau faktor penghambat untuk tiap bahan yang dielusi.
Tswett pada tahun l903. Sekitar tahun l938 pemisahan pada lapisan tipis
ditemukan oleh Izmailov dan Shraiber, melalui teknik sederhana yang hanya
kaca. Sorben ditaruh pada objek glass mikroskop sebagai suatu lapisan
padatan yang berair dengan tebal sekitar 2 mm. Sampel (ekstrak tumbuh-
ditambahkan tetes demi tetes dari atas. Pada lapisan sorben diperoleh
serangkaian cincin melingkar berbentuk lapisan yang berbeda warna. Dari sini
lahirlah teknik baru KLT yang disebut drop kromatografi ( Lestyo Wulandari
2011 ).
sangat tergantung dari jenis fase diam yang digunakan. Jenis fase diam yang
digunakan menentukan interaksi yang terjadi antara analit dengan fase diam
karena perbedaan polaritas. Afinitasanalit tehadap fase diam dan fase gerak
tergantung kedekatan polaritas analit terhadap fase diam dan fase gerak (like
dissolve like). Analit akan cenderung larut dalam fase dengan polaritas sama.
Analit akan berpartisi diantara dua fase yaitu fase padat-cair dan fase cair-cair.
Ketika analit berpartisi antara fase padat dan cair faktor utama pemisahan
adalah adsorbsi. Sedangkan bila analit berpartisi antara fase cair dan fase cair,
terpisah karena afinitasterhadap fase padat dan fase cair biasadisebut dengan
fase cair dan fase cair disebut dengan partisi dan metode kromatografinya
karena perbedaan jenis dan intensitas muatan ion dalam medan listrik disebut
elektroforesis.
pori yang bervariasi. Senyawa dengan ukuran molekul besar hanya berdifusi
ukuran molekul kecil akan berdifusi ke dalam semua pori-pori fase diam
Senyawa dengan ukuran molekul besar memiliki kecepatan yang lebih besar
dibanding senyawa dengan ukuran molekul kecil. Metode pemisahan ini biasa
ikatan kompleks yang spesifik antara senyawa sampel dengan fase diam.
Ikatan ini sangat selektif seperti ikatan antara antigen dan antibody atau ikatan
afinitas. Fase diam KLT dengan sorben yang memiliki bentukan spesifik
dengan selektifitas tinggi dalam bentuk lempeng siap pakai belum tersedia
dipasaran.
2.4 Spektrofotometer
Visible (380-700 nm), daerah Inframerah (700-3000 nm). Salah satu prinsip
kimia tertentu didaerah ultra violet dan sinar tampak (visible). Sedangkan
dari jenis spektrometer tersebut terletak pada sumber cahaya atau sampel yang
tingkat energi dasar (ground state) ketingkat energi yang paling tinggi (excited
stated). Pengabsorbsian sinar ultra violet atau sinar tampak oleh suatu molekul
absorbsi maksimum dapat dikolerasikan dengan jenis ikatan yang ada didalam
keuntungan yaitu sederhana, harganya murah, dan mengurangi biaya yang ada
single-beam instrument untuk pengukuran sinar ultra violet dan sinar tampak.
Panjang gelombang paling rendah adalah 190 sampai 210 nm dan paling
tinggi adalah 800 sampai 1000 nm. Double beam dibuat untuk digunakan
(Gambar 5) mempunyai dua sinar yang dibentuk oleh potongan cermin yang
blanko dan sinar kedua secara serentak melewati sampel ( Suharti, 2013 ).
optik. Sel sampel berupa kuvet yang terbuat dari kuarsa atau gelas dengan
lebar yang bervariasi. Detektor berupa detektor foto atau detektor panas atau
detektor dioda foto, berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel
kuvet; detektor yang dirangkaikan dengan readout atau piranti baca untuk
menangkap sinyal dari sinar yang masuk sesuai dengan intensitas cahayanya
( Sitorus, 2009 ) :
1. Sumber radiasi
radiasi ultra lembayung yang kebanyakan dipakai adalah lampu hydrogen dan
lampu deuterium (D2). Disamping itu sebagai sumber radiasi ultra lembayung
yang lain adalah lampu xenon. Kejelekannya lampu xenon tidak memberikan
radiasi yang stabil seperti lampu deuterium. Lampu deuterium dapat diapakai
dekat ).
iodine (halogen), oleh sebab itu sebagai lampu tungstein-iodin pada panjang
adalah suatu lampu yang mengandung uap merkuri tekanan rendah dan
2. Monokromator
a. Celah (slit)
b. Filter optik
yang diteruskan merupakan cahaya yang berwarna sesuai dengan warna filter
optik yang dipakai. Filter optik yang sederhana dan banyak dipakai terdiri dari
kepekaan analisisnya lebih tinggi. Dan lebih dari itu akan didapatkan cahaya
analisis kuantitatif.
3. Sel / Kuvet
Kuvet atau sel merupakan wadah sampel yang dianalisis. Kuvet ini
bentuk biasanya terbuat dari quarts atau leburan silika dan ada yang dari gelas
dengan bentuk tabung empat persegi panjang 1x1 cm, dengan tinggi kurang
lebih 5 cm. Pada pengukuran di daerah ultra lembayung dipakai quarts atau
leburan silika, sedang kuvet dari gelas tidak dipakai, sebab gelas
4. Detektor
5. Amplifier
Amplifier dibutuhkan pada saat sinyal listrik elekronik yang dilahirkan
masukan yang tinggi sehingga rangkaian detektor tidak terserap habis yang
menyebabkan keluaran yang cukup besar untuk dapat dideteksi oleh suatu alat
pengukur.
ketebalan sel (b) yang disinari, dengan bertambahnya sel, maka serapan akan
bertambah.
A = k. b
A = k. c
berbanding lurus dengan konsentrasi dan ketebalan sel yang dapat ditulis
dengan persamaan :
A = k.c.b
yang berlainan, yaitu gram per liter atau mol per liter. Nilai tetapan (k) dalam
hukum Lambert-Beer tergantung pada sistem konsentrasi mana yang
digunakan. Bila c dalam gram per liter, tetapan disebut dengan absorptivitas
(a) dan bila dalam mol per liter, tetapan tersebut adalah absorptivitas molar(ε).
absorban dengan konsentrasi larutan analit (Gandjar & Rohman, 2015), yaitu:
Keterangan :
a : Absorptivitas
b : Panjang sel/kuvet
c : Konsentrasi
A : Absorban
BAB III. METODA PENELITIAN
Padang.
3.2.1 Alat
ukur, labu erlemeyer, pipet tetes, kertas saring, labu ukur, spatel, batang
penelitian.
3.2.2 Bahan
Sampel daun pepaya diperoleh dari salah satu perkebunan pepaya warga di
Padang.
bersih dengan air mengalir dan ditiriskan agar airnya turun. Daun pepaya
dipotong kecil-kecil lalu dikering anginkan. Selanjutnya dihaluskan sebanyak
2013).
semalaman.
sebanyak 30 ml.
tipis (KLT). Eluen yang digunakan adalah Petrolum Eter dan Benzene dengan
larutan ekstrak sampel daun pepaya ditotolkan dengan pipet mikro pada
lempeng KLT dengan jarak 1,5 sampai 2 cm dari tepi bawah lempeng KLT
dan jarak rambat, beri tanda pada jarak rambat. Setelah kering lempeng KLT
Benzene (9 : 1). Tutup bejana dan biarkan hingga fase gerak merambat sampai
petroleum eter hingga volume 100 mL pada labu ukur. Diperoleh larutan
dengan konsentrasi 500 ppm. Labu ditutup dengan alumunium foil karna beta
(Syarif, 2013).
dilakukan pada konsentrasi 5 ppm dengan cara dipipet 0,5 mL larutan beta
karoten 100 ppm, masukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Tambahkan petroleum
eter hingga tanda batas, homogenkan. Lapisi labu ukur dengan aluminium foil.
eter hingga 100 mL. Kemudian diperoleh larutan dengan konsentrasi 100
ppm. Dari konsentrasi 100 ppm kemudian dipipet 0,5 mL, 1 mL, 1,5 mL, 2
2013).
ditambahkan larutan petrolum eter hingga tanda batas dan di ukur serapannya
kurva kalibrasi y = a + bX
Keterangan: Y= absorban
X= konsentrasi
a = intersep
b = koefisien regresi/slop
uji sample paired t-test untuk mengetahui ada dan tidaknya perbedaan yang
bermakna antara kadar beta karoten brokoli mentah dan rebus (Agustina,
2019).
DAFTAR PUSTAKA
Sharma, V.C. dan O. N. Ogbeide. 1991. Renewable Energy Resource For The
Production Of Alchohol Fuels 7 (10): 871 -873
Sitorus, M. 2009. Spektroskopi Elusidasi Struktur Molekul Organik Edisi Pertama.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sriastuti,Widia. 2018. Keanekaragaman jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai
tanaman hias dalam kawasan IUPHHK-HTI PT. Bhatara alam lestari di desa
sekabuk kecamatan sadaniang kabupaten mempawe. Jurnal Hutan Lestari. Vol.
06 ( 1 ) : 147-157.
Suhartati, Tati (2017) Dasar-dasar Spektrofotometri UV-VIS dan Spektrometri Massa
untuk Penentuan Struktur Senyawa Organik. 1, 1 (1). AURA, Bandar Lampung.
Sujiprihati, Sriani dan Ketty Suketi. 2009. Budidaya Pepaya Unggul. Bogor : Penebar
Swadaya.
Subroto, M. Ahkam, 2008, Real Food True Health, PT. AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Sudjadi. 1998. Metode Pemisahan. Fakultas Farmasi UGM : Yogyakarta.
Sumar, Hendayana. 1994. Kimia Analisis Farmasi. Jakarta: UI Press.
Suresh, K., Deepa P., Harisaranraj R., dan Vaira Achudhan V.. 2008. ntimicrobial
and Phytochemical Investigation of the Leaves of Carica papaya L., Cynodon
dactylon (L.) Pers., Euphorbia hirta L., Melia azedarach L. and Psidium guajava
L.. Ethnobotanical Leaflets, Vol.12: 1184-1191.
Sutarpa, dan Sutama, I. N. 2008. Daun Pepaya dalam Ransum Menurunkan
Kolesterol pada Serum dan Telur Ayam. Jurnal Veteriner September 2008, 9 (3):
152-156.
Syarif, S. Flaning, M. 2013. Analisis Kandungan Βeta Karoten Pada Jenis Sawi
Putih (Brassica Pekinensia L) dan Jenis Sawi Hijau (Brassica Juncea L Coss)
Secara Spektrofotometri Uv-Vis. As-Syifaa : 05 (01) 55-61.
Triana, Vivi. 2006. Macam-macam Vitamin dan funsginya dalam tubuh manusia.
Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 01 ( 1 ).
USDA Phytochemical and Ethnobotanical Database. 2001. Treating Livestock
Medical Plant or Toxis. Cariapapaya. Available on lineat
http://www.probe.nalusda.gov:8300/ogibin/browse/phytochemdb (diaskses 18
Oktober, 2020 )
V.M, Muharlien dan Ani Nurgiartiningsih. 2015. Pemanfaatan Limbah Daun Pepaya
dalam bentuk tepung dan jus untuk meningkatkan performans produk ayam arab.
Research Journal of Life Science. Vol 02 ( 2 ).
Wijayakusuma, Hembing. 1994. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Jakarta :
Pustaka Kartini.
Winarsih, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Kanisius. Yogyakarta.
Wulandari, Lestyo. 2011. Kromatografi Lapis Tipis. Jember : PT. Taman Kampus
Presindo.
PENETAPAN KADAR BETA KAROTEN PADA
BEBERAPA VARIETAS DAUN PEPAYA ( Carica
papaya. L ) DENGAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
DRAFT PROPOSAL
Oleh :
MIKELWAGUCI
1704039