Received: ……………2022 1
Program Studi Agroteknologi Universitas Al Asyariah Mandar
Revised: ………………2022 maspur120520@gmail.com
Accepted:………….. 2022
DOI: …………………..
Abstrak
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Patambanua Kecamatan Bulo Kabupaten Polewali Mandar yang
berlangsung pada bulan Januari sampai bulan Maret 2022. Penelitian ini dilaksanakan dengan
menggunakan metode penentuan lokasi, pegumpulan data dan praktik lansung.
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memberikan edukasi, motivasi serta kesadaran masnyarakat untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas bibit kopi dan pembuatan pestisida nabati ekstrak daun gamal.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pengaplikasian pestisida nabati ekstrak daun gamal efektif digunakan
pada pengendalian hama dan penyakit bibit kopi.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka dilakukan penelitian yang berjudul “Studi Proyek
Independen Pembuatan Pestisida Nabati Pada Pengendalian Hama Dan Penyakit Bibit Kopi Robusta
((Coffea Canephora) Di Desa Patambanua”
2. METODE
1. Penentuan lokasi bertujuan untuk mengetahui daerah penelitian tersebut.
2. Observasi bertujuan untuk mendapatkan data serta mendapatkan informasi yang berada di Desa
Patambanua
3. Wawancara dan dokumentasi bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kegiatan yang di
lakukan.
4. Praktik langsung merupakan kegiatan yang dilakukan secara nyata tentang kegiatan yang
dilakukan.
Observasi
Kegiatan pada minggu pertama kami mahasiswa (MBKM) melakukan observasi bersama dosen
pendamping. Tentang sistem pertanian masyarakat desa patambanua terkhusus untuk tanaman kopi mulai
dari sejarah adanya kopi di desa patambanua, pemilihan bibit kopi sampai dengan pasca panen.
Kemudian dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman kopi petani masih menggunakan
pestisida kimia yang dampaknya dapat merusak lingkungan hal ini di pengaruhi oleh minimnya kesadaran
dan pengetahuan cara memanfaatkan bahan-bahan alami tanaman yang dapat di aplikasikan ke tanaman
kopi yang berguna untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman, salah satu tanaman yang dapat
digunakan menjadi pestisida nabati adalah tanaman gamal. Tanaman gamal di desa Patambanua sangat
melimpah karena digunakan sebagai pelindung tanaman kakao di kebun petani.
Gambar 3. Observasi
Oleh karena itu kami dari mahasiswa ( MBKM ) dalam program proyek studi independen ingin
mengadakan sosialisasi pembuatan pestisida nabati dari daun gamal serta membuat demplot atau tempat
percontohan pembibitan kopi di desa Patambanua, kecamatan Bulo, kabupaten Polewali Mandar, provinsi
Sulawesi Barat.
Gambar 5. Sosialisasi
2. Hasil pelatihan
Kegiatan ini dilakukan dengan metode praktek langsung bersama masyarakat dalam
pembuatan pestisida nabati yang bertujuan agar masyarakat lebih memahami langkah-langkah
pembuatan pestisida nabati yang baik dan benar. Kemudian di lanjutkan dengan mempersiapkan alat dan
bahan yaitu pisau, alat penumbuk, saringan, wadah ukuran 1 liter.
Kegiatan berlangsung dengan lancar dikarenakan masyarakat yang sudah mengerti terkait
langkah-langkah pembuatan pestisida nabati yang sudah dijelaskan pada kegiatan sosialisasi. Pemilihan
daun gamal sebagai bahan utama pembuatan pestisida nabati karena penggunaan pestisida nabati untuk
membasmi hama sangat baik digunakan dalam budidaya tanaman pertanian. Penggunaan pestisida nabati
sangat mempengaruhi pengurangan residu yang terjadi akibat penggunaan pestisida kimia ( Idulliantono,
R. 2022).
Masyarakat sangat senang dengan adanya kegiatan ini, karena dapat menambah wawasan bahwa
daun gamal bisa dimanfaatkan sebagai pestisida nabati serta mengerti cara mengolahnya.
b. Pengamatan perlakukan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan menunjukan bahwa pada perlakuan yang
diberikan P1 = ( 5 ml larutan gamal / 497 ml air ) 80 dari 100 tanaman tidak terlihat ada
serangan hama dan penyakit atau hama enggan mendekat di karenakan larutan daun gamal
bersifat menolak serangga. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Fuadella khumaria, ( 2021)
penggunaan larutan ekstrak daun gamal lebih efektif pada pengendalian hama dengan
konsentrasi 5 ml larutan ekstrak daun gamal karena dapat mematikan ulat daun. Sedangkan P0
tanpa perlakuan 59 dari 100 tanaman mengalami gejala serangan hama dan penyakit.
4. SIMPULAN
1. Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka skema Studi Proyek Independen dilaksanakan di
desa patambanua kecamatan bulo kabupaten polewali mandar, kegiatan ini berfokus pada
pembibitan tanaman kopi robusta selama 3 bulan.
2. Desa patambanua merupakan daerah pengunungan yang sangat cocok untuk budidaya tanaman
kopi.
3. Bibit tanaman kopi yang di hasilkan pada kegiatan MBKM sebanyak 2000 Bibit.
4. Penggunaan pestisida nabati ektrak daun gamal sangat efektif pada pengendalian hama dan
penyakit pada bibit tanaman kopi dengan konsentrasi 5 ml larutan ekstrak daun gamal kedalam
497 ml air.
Pengaplikasian pestisida nabati ektrak daun gamal harus sesuai dengan dosis yang telah di
berikan pada bibit tanaman kopi agar pengendalian hama dan penyakit dapat efektif.
Pestisida nabati ekstrak daun gamal sangat ramah lingkungan di gunakan sebagai pengendali
hama dan penyakit tanaman kopi, perlu ada tindak lanjut untuk mengaplikasikan ke tanaman yang
lain guna mengetahui beberapa efektif pestisida nabati estrak daun gamal ke tanaman yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Anggari, R. (2018). Identifikasi Morfologi Kopi Lanang Dan Kopi Biasa Robusta Lampung. Skripsi.
Universitas Lampung. Bandar Lampung
Agustina, N., Pramudi, M. I., & Aidawati, N. (2019). Pengaruh Larutan Daun Gamal (Gliricidia sepium)
Terhadap Mortalitas Kutu Daun Aphis gossypii) pada Cabai (Capsicum annum L.) Jurnal
Proteksi Tanaman TROPIKA, 2(1), 86-91.
Direktorat Jendral Perkebunan.http://Pertanian.go.id. Luas area kopi menurut provinsi di Indonesia 2017
– 2021.
Direktorat Jendral Perkebunan.http://Pertanian.go.id. Produksi kopi menurut provinsi di Indonesia 2017
– 2021.
Khumaira, F. (2021). Pestisida Nabati Ekstrak Daun Gamal (Gliricidia sepium Jacq. Kunth) Terhadap
Ulat Daun (Spodoptera exigua Hubner) Tanaman Bawang Merah.