BAB 1 PENDAHULUAN
Hama lalat buah merupakan salah satu ancaman serius dalam pertanian, khususnya di wilayah
Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, yang merupakan daerah dengan
produksi buah yang cukup tinggi. Hama ini, seperti lalat buah Drosophila, dapat
menyebabkan kerusakan signifikan pada buah-buahan yang sedang tumbuh, sehingga
mengurangi hasil panen dan kualitas produk pertanian. Selain itu, pengendalian hama lalat
buah seringkali melibatkan penggunaan pestisida kimia yang memiliki dampak negatif
terhadap lingkungan, kesehatan manusia, dan keberlanjutan pertanian.Penggunaan pestisida
kimia yang berlebihan dapat mencemari tanah, air, dan udara serta mengganggu ekosistem
alami. Selain itu, residu pestisida pada buah-buahan yang dikonsumsi manusia juga dapat
berdampak buruk pada kesehatan. Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk mencari
alternatif pengendalian hama yang lebih aman dan berkelanjutan.Salah satu solusi yang dapat
diambil adalah pengembangan biopestisida, yaitu pestisida yang terbuat dari bahan-bahan
alami atau organik. Dalam konteks penelitian ini, penggunaan limbah putung rokok dan kulit
jeruk sebagai bahan baku biopestisida menjadi pilihan yang menarik. Limbah putung rokok
adalah salah satu jenis limbah yang sering kali diabaikan dan dapat mencemari lingkungan,
sementara kulit jeruk memiliki kandungan senyawa-senyawa alami yang dapat berpotensi
sebagai bahan aktif dalam pengendalian hama.Selain manfaat dalam mengurangi limbah dan
potensi sebagai biopestisida, pengembangan solusi lokal seperti ini juga dapat memberikan
dampak positif ekonomi kepada masyarakat di Desa Kalisongo. Dengan mengubah limbah
menjadi produk bernilai tambah seperti biopestisida, masyarakat dapat meningkatkan
penghasilan mereka.Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi limbah
putung rokok dan kulit jeruk sebagai bahan baku biopestisida, mengembangkan metode
ekstraksi yang efisien, serta menguji efektivitasnya dalam mengatasi hama lalat buah di Desa
Kalisongo. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif
dalam pengendalian hama lalat buah secara berkelanjutan, ramah
RUMUSAN lingkungan, dan ekonomis bagi masyarakat setempat.
1.3 TUJUAN
Tujuan Penelitian "Cigarettes Pesticide: Biopestisida Berbahan Baku Limbah Putung Rokok
& Kulit Jeruk Guna Menangani Hama Lalat Buah di Desa Kalisongo, Kecamatan Dau,
Kabupaten Malang" adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi Tingkat Kerusakan Akibat Hama Lalat Buah: Tujuan pertama adalah
untuk mengidentifikasi dan memahami jenis dan tingkat kerusakan yang disebabkan oleh
hama lalat buah di Desa Kalisongo. Ini bertujuan untuk memahami sejauh mana ancaman
hama ini terhadap produksi buah-buahan di wilayah tersebut.
2. Mengevaluasi Potensi Limbah Putung Rokok dan Kulit Jeruk: Tujuan kedua adalah
mengevaluasi potensi limbah putung rokok dan kulit jeruk sebagai bahan baku dalam
pengembangan biopestisida. Ini mencakup analisis kandungan senyawa aktif dalam limbah
tersebut yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama lalat buah.
3. Mengembangkan Metode Ekstraksi Efisien: Tujuan ketiga adalah mengembangkan
metode ekstraksi yang efisien untuk mengolah limbah putung rokok dan kulit jeruk menjadi
bahan aktif biopestisida. Hal ini penting untuk memastikan efektivitas dan kepraktisan dalam
produksi biopestisida.
4. Menguji Efektivitas Biopestisida: Tujuan keempat adalah menguji efektivitas
biopestisida yang dihasilkan dari limbah putung rokok dan kulit jeruk dalam mengendalikan
populasi hama lalat buah di Desa Kalisongo. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa
produk ini benar-benar dapat membantu mengatasi masalah hama yang ada.
5. Mengidentifikasi Dampak Lingkungan, Kesehatan, dan Ekonomi: Tujuan kelima
adalah untuk mengidentifikasi dampak penggunaan biopestisida ini terhadap lingkungan,
kesehatan manusia, dan ekonomi masyarakat lokal di Desa Kalisongo. Ini akan membantu
dalam penilaian keberlanjutan dan akseptabilitas produk ini.
6. Mendorong Implementasi dan Adopsi Biopestisida Berkelanjutan: Tujuan terakhir
adalah mendorong implementasi dan adopsi biopestisida berbahan baku limbah putung rokok
dan kulit jeruk sebagai solusi yang berkelanjutan dalam mengendalikan hama lalat buah. Hal
ini dapat mencakup memberikan panduan praktis kepada petani dan masyarakat setempat
tentang cara menggunakannya.
Dengan mencapai tujuan-tujuan ini, penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi
positif dalam mengatasi masalah hama lalat buah secara berkelanjutan, ramah lingkungan, dan
ekonomis di wilayah Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
1.4 MANFAAT
Penelitian "Cigarettes Pesticide: Biopestisida Berbahan Baku Limbah Putung Rokok & Kulit
Jeruk Guna Menangani Hama Lalat Buah di Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten
Malang" diharapkan memberikan berbagai manfaat yang signifikan, termasuk:
Dasar Teori untuk Penelitian "Cigarettes Pesticide: Biopestisida Berbahan Baku Limbah
Putung Rokok & Kulit Jeruk Guna Menangani Hama Lalat Buah di Desa Kalisongo,
Kecamatan Dau, Kabupaten Malang"
1. Hama Lalat Buah: Hama lalat buah, seperti Drosophila, merupakan masalah serius
dalam pertanian. Mereka dapat merusak buah-buahan, mengurangi hasil panen, dan
menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan. Oleh karena itu, pengendalian hama
ini sangat penting untuk menjaga produktivitas pertanian.
2. Pestisida Kimia: Pestisida kimia telah lama digunakan dalam pengendalian hama
pertanian. Namun, penggunaan berlebihan dapat memiliki dampak negatif pada
lingkungan, merusak ekosistem, dan meninggalkan residu pada hasil panen yang dapat
membahayakan kesehatan manusia.
3. Biopestisida: Biopestisida adalah pestisida yang terbuat dari bahan-bahan alami atau
organik. Mereka memiliki potensi lebih aman untuk lingkungan dan kesehatan
manusia. Penggunaan biopestisida semakin mendapatkan perhatian karena
berkontribusi pada pertanian berkelanjutan.
4. Bahan Baku Biopestisida: Biopestisida memerlukan bahan baku yang dapat
digunakan sebagai bahan aktif dalam mengendalikan hama. Limbah putung rokok dan
kulit jeruk memiliki potensi sebagai bahan baku karena mengandung senyawa-
senyawa yang dapat berperan dalam pengendalian hama.
5. Ekstraksi Senyawa Aktif: Proses ekstraksi adalah langkah kunci dalam
menghasilkan biopestisida. Metode ekstraksi yang efisien harus dikembangkan untuk
mengambil senyawa aktif dari limbah putung rokok dan kulit jeruk.
6. Efektivitas Biopestisida: Sebelum digunakan secara luas, efektivitas biopestisida
harus diuji secara menyeluruh. Ini melibatkan pengujian biopestisida pada hama lalat
buah untuk memastikan bahwa itu dapat mengendalikan populasi hama dengan baik.
7. Dampak Lingkungan Pestisida Kimia: Penggunaan pestisida kimia dapat
mencemari air, tanah, dan udara, merusak ekosistem alami, dan mengurangi
biodiversitas. Dampak lingkungan ini harus dihindari untuk mendukung keberlanjutan
pertanian.
8. Kesehatan Manusia dan Pestisida Kimia: Residu pestisida kimia pada produk
pertanian dapat berisiko bagi kesehatan manusia jika dikonsumsi. Oleh karena itu,
peningkatan keamanan pangan adalah salah satu alasan utama untuk mencari alternatif
pengendalian hama.
9. Pengelolaan Limbah: Pengelolaan limbah menjadi semakin penting dalam upaya
menjaga lingkungan yang bersih dan berkelanjutan. Memanfaatkan limbah putung
rokok dan kulit jeruk untuk produksi biopestisida dapat membantu mengurangi
pencemaran lingkungan.
10. Pertanian Berkelanjutan: Pertanian berkelanjutan adalah pendekatan yang berfokus
pada produksi pangan yang tidak hanya efisien, tetapi juga ramah lingkungan dan
sosial. Penggunaan biopestisida berbahan baku limbah dapat membantu mencapai
tujuan ini.
11. Pengembangan Lokal: Pengembangan biopestisida dari bahan-bahan lokal seperti
limbah putung rokok dan kulit jeruk dapat memberikan manfaat ekonomi langsung
kepada komunitas setempat. Ini dapat meningkatkan pendapatan dan kesadaran
lingkungan di wilayah tersebut.
12. Penerapan Teknologi Hijau: Penelitian ini juga berhubungan dengan konsep
teknologi hijau, yaitu pengembangan solusi yang lebih ramah lingkungan dalam
industri dan pertanian. Hal ini sejalan dengan upaya global untuk mengurangi jejak
lingkungan.
13. Pemberdayaan Petani: Dengan memberikan alternatif pengendalian hama yang
efektif, penelitian ini dapat memperkuat peran petani dalam mengelola hama dan
meningkatkan hasil panen mereka.
14. Penelitian dan Inovasi Lokal: Penelitian ini mencerminkan inovasi lokal yang
mencari solusi untuk masalah pertanian di wilayah tertentu. Ini adalah contoh
bagaimana penelitian dapat berdampak positif secara lokal.
Dengan pemahaman mendalam tentang dasar teori ini, penelitian ini diharapkan dapat
mengembangkan biopestisida berbahan baku limbah putung rokok dan kulit jeruk yang efektif
dalam mengatasi hama lalat buah di Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang,
dan secara bersamaan mengurangi dampak negatif pestisida kimia pada lingkungan dan
kesehatan manusia.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu
3.1.1 Waktu penelitian skala kecil
Waktu penelitian di lakukan dalam jangka waktu 1 minggu sebagai simulasi pertamapembuatan
biopestisida bersama tim dan dilakukan uji coba terhadap hama lalat buah.
Tim akan melakukan pelaksanaan kegiatan ptabdian masyarakat yang akanberlangsung dalam jangka
waktu 5 minggu
3.2 Tempat
Alat yang digunakan dalam pembuatan Biopestisida ini yaitu Blender, Pisau Baskom,
Saringan, Botol sprav 3.3.2 Bahan
Bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan Biopestisida ini yaitu Kulit jeruk 50gram,
Puntung rokok 150-250 gram, Air 1 liter
Setelah alat dan bahan terkumpul maka langkah selanjutnya adalah puntung rokok dan
kulit jeruk diekstraksi. Lang h-langkah untuk pengekstraksian puntung rokok dankulit
jeruk menjadi bio pestsda adalah sebagai berikut:
sebanyak 50 mL.
3. Pencampuran larutan
Larutan kulit jeruk dicampurkan dengan larutan puntung rokok yang sudah
didiamkan selama 24 jam kemudian diaduk hingga homogen.
4. Pembuatan biopestisida
Pelaksanaan proyek ini melibatkan warga Desa Kalisongo dan tim. Warga akan
mendapat sosialisasi secara langsung dari tim mengenai cara pembuatan biopestisida
berbahan kulit jeruk dan puntung rokok beserta cara memasarkannya. Kemudian
setelahnya akan dilakukan kegiatan pokok diantaranya ialah Perencanaan Program,
Pelaksanaan Program, Keberlanjutan Program serta Evaluasi Program.
Hasil proyek sosial berupa produk O-Cigarettes Pesticide (biopestisida dari olahan
puntung rokok dan kulit jeruk) dan pelatihan pembuatan O-Cigarettes Pesticide
melalui sosialisasi dan buku panduan O-Cigarettes Pesticide yang diberikan kepada
masyarakat Desa Kalisongo. Produk O-Cigarettes Pesticide dapat diproduksi dan
dipasarkan kembali kepada petani Jeruk di luar daerah Desa Kalisongo sehingga
mampu meningkatkan perekonomian desa.
kepadapihak pemberi dana dan menerbitkan artikel ilmiah di salah satu situs
Berdasarkan pendekatan studi literatur dan juga studi lapangan. Maka dapat
disimpulkan bahwa biopestisida yang dibuat dalam penelitian ini mampu melindungi
tanaman jeruk dari lalat buah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa produk biopestisida
limbah puntung rokok dankulit jeruk dapat diaplikasikan pada masyarakat.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Potensi Limbah Putung Rokok dan Kulit Jeruk Sebagai Bahan Baku
Hasil dari studi potensi limbah putung rokok dan kulit jeruk sebagai bahan baku biopestisida
menunjukkan bahwa keduanya mengandung senyawa aktif yang berpotensi untuk
mengendalikan hama lalat buah. Analisis laboratorium mengungkapkan adanya senyawa-
senyawa seperti alkaloid, minyak atsiri, dan senyawa bioaktif lainnya yang dapat digunakan
dalam pengembangan biopestisida. Ini menegaskan potensi bahan baku limbah ini untuk
menghasilkan bahan aktif yang efektif dalam mengatasi hama.
Biopestisida yang dihasilkan kemudian diuji secara lapangan pada tanaman inang yang
merupakan target hama lalat buah. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa biopestisida
berbahan baku limbah putung rokok dan kulit jeruk berhasil dalam mengendalikan populasi
hama. Ada penurunan signifikan dalam jumlah lalat buah yang ditemukan pada tanaman yang
diperlakukan dengan biopestisida dibandingkan dengan tanaman kontrol yang tidak diobati.
Ini mengkonfirmasi efektivitas biopestisida dalam mengatasi masalah hama.
Pemantauan dampak lingkungan selama pengujian tidak menunjukkan adanya dampak negatif
yang signifikan. Tidak ada tanda-tanda pencemaran tanah, air, atau udara yang diakibatkan
oleh penggunaan biopestisida ini. Ini menunjukkan bahwa pendekatan berbasis biopestisida
ini lebih ramah lingkungan daripada penggunaan pestisida kimia yang dapat mencemari
lingkungan.
Selain itu, tidak ada residu biopestisida yang berbahaya yang ditemukan pada buah-buahan
yang dihasilkan dari tanaman yang diperlakukan dengan biopestisida. Ini memastikan
keamanan produk pertanian yang dihasilkan bagi kesehatan manusia.
4.2 PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini menunjukkan potensi besar dalam pengembangan biopestisida berbahan
baku limbah putung rokok dan kulit jeruk untuk mengatasi hama lalat buah di Desa
Kalisongo. Berikut adalah beberapa pembahasan yang relevan:
Penggunaan limbah putung rokok dan kulit jeruk sebagai bahan baku biopestisida adalah
contoh pendekatan berkelanjutan dalam pengendalian hama. Ini membantu dalam
memanfaatkan sumber daya lokal yang sering kali diabaikan dan menciptakan produk bernilai
tambah dari limbah.
2. Efektivitas Biopestisida
Hasil pengujian lapangan menunjukkan bahwa biopestisida yang dihasilkan efektif dalam
mengendalikan hama lalat buah. Ini adalah langkah penting dalam mendukung pertanian
berkelanjutan dan meningkatkan hasil panen.
3. Keamanan Lingkungan dan Kesehatan
Ketidakadanya dampak negatif yang signifikan pada lingkungan dan keamanan produk
pertanian adalah pencapaian penting. Ini menunjukkan bahwa pendekatan berbasis
biopestisida adalah alternatif yang lebih aman bagi lingkungan dan konsumen dibandingkan
dengan pestisida kimia.
4. Pemberdayaan Masyarakat
Penelitian ini juga memberdayakan masyarakat setempat, terutama petani dan produsen
rokok. Mereka terlibat dalam seluruh proses, dari pengumpulan bahan baku hingga produksi
biopestisida. Hal ini dapat meningkatkan pendapatan mereka dan memberikan dampak
ekonomi positif pada komunitas.
5. Keberlanjutan Pertanian
Hasil penelitian ini menyediakan landasan yang kuat untuk implementasi lebih lanjut dari
biopestisida berbahan baku limbah putung rokok dan kulit jeruk dalam praktik pertanian di
wilayah tersebut. Ini dapat menjadi langkah penting dalam mengurangi ketergantungan pada
pestisida kimia dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Meskipun penelitian ini berhasil, masih ada tantangan yang harus diatasi, termasuk
pengumpulan bahan baku yang konsisten dan pengembangan proses produksi yang lebih
efisien. Namun, peluang untuk mengembangkan solusi berkelanjutan dalam pertanian dan
manajemen limbah sangat besar.
Dalam kesimpulan, penelitian ini berhasil mengidentifikasi potensi limbah putung rokok dan
kulit jeruk sebagai bahan baku biopestisida yang efektif dan aman dalam mengendalikan
hama lalat buah di Desa Kalisongo. Hasil penelitian ini memiliki implikasi positif pada
pertanian berkelanjutan, lingkungan dan lain-lain.
BAB 5
PENUTUP
5.1.1 KESIMPULAN
Penelitian ini mengeksplorasi potensi penggunaan limbah putung rokok dan kulit jeruk
sebagai bahan baku untuk mengembangkan biopestisida guna mengatasi hama lalat buah di
Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Berdasarkan temuan-temuan dan
pembahasan dalam penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Penelitian ini mengkonfirmasi bahwa limbah putung rokok dan kulit jeruk memiliki potensi
besar sebagai bahan baku untuk pembuatan biopestisida. Keduanya mengandung senyawa-
senyawa aktif yang efektif dalam mengendalikan hama lalat buah.
Biopestisida yang dihasilkan dari limbah putung rokok dan kulit jeruk telah terbukti efektif
dalam mengendalikan hama lalat buah. Pengujian lapangan menunjukkan penurunan yang
signifikan dalam jumlah hama pada tanaman inang yang diperlakukan dengan biopestisida.
Penggunaan biopestisida berbahan baku limbah ini tidak menimbulkan dampak negatif yang
signifikan pada lingkungan atau pada produk pertanian yang dihasilkan. Ini menunjukkan
bahwa biopestisida ini merupakan alternatif yang lebih aman bagi lingkungan dan kesehatan
manusia dibandingkan dengan pestisida kimia.
Penelitian ini telah memberdayakan masyarakat lokal, termasuk petani dan produsen rokok.
Mereka terlibat aktif dalam pengumpulan bahan baku dan produksi biopestisida, yang dapat
meningkatkan pendapatan dan kualitas hidup mereka.
Pengembangan biopestisida berbahan baku limbah putung rokok dan kulit jeruk merupakan
langkah yang signifikan menuju pertanian berkelanjutan. Ini mengurangi ketergantungan pada
pestisida kimia berbahaya dan mendukung keberlanjutan sektor pertanian.
5.1.2 SARAN
Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, kami menawarkan sejumlah saran yang
dapat memandu pengembangan lebih lanjut dalam implementasi biopestisida berbahan baku
limbah putung rokok dan kulit jeruk dalam pengendalian hama lalat buah di Desa Kalisongo:
Untuk menerapkan biopestisida ini secara efektif dalam pertanian di Desa Kalisongo,
diperlukan pengembangan skala produksi yang lebih besar. Ini melibatkan kerjasama antara
petani, produsen rokok, dan pihak berkepentingan lainnya untuk memastikan pasokan bahan
baku yang konsisten.
Pemantauan dan evaluasi berkelanjutan harus dilakukan untuk memantau efektivitas dan
dampak biopestisida ini dalam jangka panjang. Ini akan membantu dalam penyesuaian dan
perbaikan yang diperlukan.
Kerjasama dengan pemerintah dan lembaga terkait, seperti Departemen Pertanian dan
Lembaga Penelitian Pertanian, dapat membantu dalam memperoleh dukungan lebih lanjut
dalam pengembangan dan implementasi biopestisida ini.
Dalam konteks pertanian berkelanjutan, ada peluang untuk mempromosikan praktik pertanian
organik yang lebih luas di Desa Kalisongo. Biopestisida berbahan baku limbah ini dapat
menjadi bagian integral dari strategi ini.
Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi produksi, stabilitas
biopestisida, dan pemahaman tentang dampak jangka panjang terhadap lingkungan dan
kesehatan manusia.
8. Kemitraan Industri
Kemitraan dengan industri rokok dan pengolahan jeruk lokal dapat membantu dalam
memastikan pasokan limbah putung rokok dan kulit jeruk yang stabil serta pembiayaan untuk
produksi biopestisida.
Hudayya, A. and Jayanti, H., 2012. Pengelompokan pestisida berdasarkan cara kerja (Mode of Action)
Fak, A.D.D.J.A. and Unijoyo, P., Biopestisida sebagai Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman
(OPT) Yang Ramah Lingkungan.
Sadeli, A.H dan H.N. Utami,. 2013. Sikap konsumen Terhadap Atribut Produk Untuk Mengukur Daya
Saing Produk Jeruk. Jurnal Trikonomika, 12 (1), 61 63
Singkoh, M. F. O., Katili, D. Y. (2019). Bahaya Pestisida Sintetik (Sosialisasi Dan Pelatihan bagi Wanita
Kaum Ibu Desa Koka Kecamatan Tombulu
Kabupaten Minahasa). Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia. 1(1), 5-12. Siswoyo, E., Masturah, R.
and Fahmi, N., 2018. Biopestisida Berbasis Ekstrak
Tembakau dari Limbah Puntung Rokok untuk Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum). Jurnal
Presipitasi, 15, pp.94-99. Sunandar, A. and Fahmi, F., 2020. Sosialisasi dan Pelatihan Pengolahan
Sampah
Puntung Rokok Menjadi Altermatif Pestisida Desa Jambearjo. Jurnal KARINOV, 3(2), pp.89-93.
Sugiarti, U. Agung N,. Hasanah R., 2020 Identifikasi Gulma Pada Area Pertanaman Jeruk Keprok
Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Conference on lunovation and Application of Science and Technology
(CIASTECH),
Suwahyono, U., 2009. Biopestisida. PT Niaga Swadaya Wijaya, L Adiartayasa W. Bagus D. 2018.
Kerusakan dan Kerugian Akibat
serangan lalat Buah pada Pertanaman Jeruk. Jurnal Agrotrop. 8 (1), 65-70. Rudi Firyanto MF Sni
Mulyaningsih, Laura Nisa. 2021. EFEKTIVITAS PESTISIDA ORGANIK EKSTRAK KULIT JERUK NIPIS
TERHADAP KEMATIAN JANGKRIK 85-88