ISBN 978-602-0909-52-3
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi
buku ini dalam bentuk elektronik, mekanik, fotocopi, rekaman atau
cara apapun tanpa izin tertulis sebelumnya dari Badan POM RI
Diterbitkan :
Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan
Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI
Jl. Percetakan Negara No. 23 Jakarta Pusat, 10560
Telepon (62-21) 4241781, Faks (62-21) 4241781
Email :inspeksipangan@yahoo.com
Tim Penyusun :
Drs. Suratmono, MP
Prof. Dr. Ir. Dedi Fardiaz M.Sc
Ir. Tetty Helfery Sihombing, MP
Dra. Chairun Nissa, Apt.
Fitri Kristiana, STP
Endah Nur Wulan SP
Andi Wibowo, STP
Retno Priyandani, S.Farm., Apt.
Mellisa Suhandi, STP
Naufal Shidqi Rabbani, STP
2. PERSYARATAN UMUM
2.1. Ruang lingkup
Pedoman CPPOB Proses memberikan persyaratan regulasi yang
berlaku untuk semua produk dan proses yang tercakup dalam
pedoman PMR ini. Untuk mengidentifikasi semua persyaratan
regulasi, peraturan dari persyaratan tertentu dikutip pada akhir
kalimat. Tim PMR harus merujuk langsung keperaturan terkait untuk
dapat memperoleh informasi yang sebenarnya.
PEMOTONGAN
sodium
tripolifosfat, CURING (kecuali untuk Penimbangan nitrit tidak sesuai persyaratan
gula, garam, daging ayam) (kritis)
nitrit
kaleng
PENGISIAN DAN
kemasan
alumunium PENIMBANGAN
foil
EXHAUSTING
PENGERINGAN DAN
Label
PELABELAN
PENGEPAKAN
PENYIMPANAN
THAWING
PENIRISAN/
PENGERINGAN
kemasan
PENGEMASAN SEKUNDER DAN
sekunder dan
PELABELAN
label
PENGEPAKAN
PENYIMPANAN
(suhu ruang)
- Penyiangan tidak
Penyiangan (kepala, isi dilakukan dengan baik
perut, sirip, ekor) - Tempat pemotongan, alat
pemotong tidak dalam
keadaan bersih/higienis
Pengisian dan
penimbangan
- Pendinginan tidak
dilakukan pada suhu dan
waktu yang telah
Air pendingin Pendinginan ditentukan, sehingga suhu
akhir setelah pendinginan
tidak tercapai
- Kadar pada klorinasi tidak
sesuai
Pelabelan
Tidak memenuhi persyaratan
Bahan baku dan bahan lain yang digunakan harus sesuai dengan
persyaratan dan formulasi yang ditetapkan
Blansir dengan panas, ketika dibutuhkan dalam penyiapan
pangan untuk pengalengan, seharusnya diikuti dengan
pendinginan secara cepat atau diikuti proses selanjutnya tanpa
penundaan. Pertumbuhan dan kontaminasi termofilik
seharusnya diminimalisir dengan rancangan yang baik,
penggunaan suhu operasi yang memadai, dan pembersihan
rutin.
Seluruh tahap proses produksi, termasuk pengisian, penutupan,
proses panas, dan pendinginan seharusnya dilakukan secepat
18 | Pedoman CPPOB - Proses
mungkin dan dalam kondisi yang dapat mencegah kontaminasi
dan penurunan mutu, dan meminimalisir pertumbuhan
mikroorganisme pada pangan.
5. PROSES
5.1. Pengemasan
Penyimpanan dan karakteristik kemasan
Kemasan kaca terdiri dari dua bagian, yaitu kemasan kaca dan
penutup (umumnya terbuat dari logam), yang dapat diputar atau
dicongkel tergantung pada desain penutupan.
Beberapa parameter yang harus diinspeksi diantaranya:
pemasangan tutup miring (cross-threaded), goresan/retak/pecah
pada botol/kaca, gelembung di dalam kemasan, segel luar/dalam
cacat/tidak ada.
24 | Pedoman CPPOB - Proses
Inspeksi dan uji secara detail yang sesuai seharusnya dilakukan
oleh personel yang kompeten pada interval dengan frekuensi
yang cukup untuk memastikan penyegelan hermetis yang handal
secara konsisten.
Free space dan body hook butting juga merupakan pengukuran yang
berguna dalam evaluasi kualitas double seam. Kualitas ini dapat
dihitung dengan rumus berikut:
Termometer penunjuk
Setiap retort dan/atau sterilizer produk seharusnya dilengkapi
setidaknya satu termometer penunjuk. Termometer raksa
dikenal sebagai instrumen pengukur suhu yang paling handal
saat ini. Instrumen pengganti dengan akurasi dan kehandalan
yang sama atau lebih baik dapat digunakan dengan izin dari
badan resmi yang berwenang. Termometer raksa seharusnya
memiliki pemisahan yang mudah dibaca hingga 0.5°C (1°F) dan
skalanya tidak lebih dari 4.0°C per cm (17°F per inci).
Termometer seharusnya diuji akurasinya terhadap termometer
standar yang diketahui akurat. Hal ini seharusnya dilakukan
dalam uap atau air dalam posisi dan keadaan yang mirip dengan
pemasangan dalam retort. Uji tersebut seharusnya dilakukan
tepat sebelum pemasangan, dan paling tidak sekali setiap tahun
setelahnya atau lebih sering secukup yang dibutuhkan untuk
menjamin akurasinya. Catatan tertanggal uji-uji tersebut
seharusnya dijaga. Termometer yang menyimpang lebih dari
0.5°C (1°F) dari standar seharusnya diganti. Inspeksi harian
termometer raksa seharusnya dilakukan untuk mendeteksi dan
mengganti, jika ada, termometer dengan kolom raksa terpisah
atau cacat lainnya.
Jika termometer tipe lain digunakan, uji rutin seharusnya
dilakukan untuk menjamin setidaknya performa yang setara
dengan yang dideskripsikan untuk termometer raksa.
Termometer yang tidak memenuhi persyaratan ini seharusnya
segera diganti atau diperbaiki.
Distribusi suhu dan laju pindah panas sangat penting dalam operasi
retort uap-udara. Seharusnya ada upaya-upaya untuk
mensirkulasikan campuran uap-udara untuk mencegah
pembentukan kantong-kantong suhu rendah. Sistem sirkulasi yang
digunakan seharusnya dapat menghasilkan distribusi panas yang
dapat diterima seperti ditetapkan oleh uji yang memadai.
a. Kemasan Fleksibel :
Secara umum terdapat dua jenis kemasan fleksibel, yaitu
kemasan fleksibel transparan dan non-transparan. Kemasan
non-transparan memiliki keunggulan pada Oxygen Transmiting
Ratio (OTR) dan Visible Light Transmition (VLT) yang sangat
kecil. Sedangkan kemasan transparan memiliki keunggulan dari
estetika namun umumnya memiliki OTR dan VLT yang cukup
tinggi, sehingga perlu diperhatikan agar produk yang dikemas
dapat terhindar dari penurunan kualitas baik karena oksidasi
Pendinginan
6. JAMINAN MUTU
Distribusi produk
Namun, kebocoran dapat terjadi dari segel yang cacat dan lubang
pada tubuh kemasan. Maka persyaratan untuk mengeringkan
kemasan, meminimalisir penyalahgunaan, dan menjamin
pembersihan dan desinfeksi yang efektif sistem konveyor juga dapat
diterapkan pada tipe-tipe kemasan ini.
Kerusakan kemasan
NO. FORM :
PEMERIKSAAN INTEGRITAS KALENG NO. REVISI :
TANGGAL :
PEMERIKSAAN
TGL WAKTU JENIS KALENG DOUBLE SEAM (mm) STANDART (MM) KEPUTUSAN TINDAKAN PARAF
I II III
H
ST
SL
CH
BH
CS
%WR
%OL
H
ST
SL
CH
BH
CS
%WR
%OL
H
ST
SL
CH
BH
CS
%WR
%OL
|5
Lampiran D2.3. Form Pemeriksaan Kaleng Kosong
NO. FORM :
PEMERIKSAAN KALENG NO. REVISI :
KOSONG TANGGAL :
NAMA PENGIRIM :
TANGGAL KIRIM :
WAKTU :
TANGGAL BUKA :
NO. BATCH :
JENIS & UKURAN :
BERAT BODY :
BERAT TUTUP :
DOUBLE SEAM :
ST :
SL :
CH :
BH :
CS :
OH :
:
:
Kesimpulan :
ANALIS KEPALA QC
( ) ( )
Kode Lot
Kondisi Kaleng
(utuh, cembung, cekung)
Bau
Kenampakan Isi
pH
Pengamatan Mikroskop
Pertumbuhan Setelah
Inkubasi
Kesimpulan
ANALIS KEPALA QC
( ) ( )
Program Manajemen Risiko |7
Lampiran D2.5. Form Penerimaan Barang
NO. FORM :
FORM PENERIMAAN BARANG NO. REVISI :
TANGGAL :
Tanggal Penerimaan
Nama Produk
ID Produk
(SKU, GTIN, dll)
Kode Batch
Jumlah (unit)
CoA (Ada/Tidak)
Instruksi Terkait
(penyimpanan,
penggunaan, dll)
Nama Supplier
Alamat Supplier
ID Pengiriman
Lokasi Penyimpanan
Tanggal Keluar
dari Penyimpanan
PENERIMA KEPALA QC
( ) ( )