Anda di halaman 1dari 69

Buku Petunjuk Teknis

L AYA N A N
K O NS E L I N G
U PAYA
B E R H E NT I
MEROKOK
( U B M)
DI FASILITAS KESEHATAN
TINGKAT PERTAMA (FKTP)

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular


Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)
Kementerian Kesehatan
2021
Buku Petunjuk Teknis

L AYAN A N
K ONS E L I NG
U PAYA
BE R H E NT I
ME R O K O K
(U B M)
DI FASILITAS KESEHATAN
TINGKAT PERTAMA (FKTP)

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular


Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)
Kementerian Kesehatan
2021
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

Kata
Sambutan
Konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya merupakan masalah
kesehatan di Indonesia. Peningkatan konsumsi perokok anak Indone-
sia yang diiringi dengan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian
telah memprihatinkan. Beberapa penyakit seperti Hipertensi, Penyakit
Jantung Koroner, Stroke, PPOK, Kanker Paru, mempunyai faktor risiko
bersama yaitu merokok.

Terkait dengan hal tersebut, maka Kementerian Kesehatan telah


melakukan berbagai upaya dalam rangka mengurangi jumlah perokok
di Indonesia. Salah satu upaya adalah menyediakan layanan UBM di
Fasilitas Layanan Kesehatan agar perokok yang memerlukan bantuan
untuk berhenti merokok dapat mengakses layanan tersebut. Buku ini
disusun agar para tenaga kesehatan di FKTP memiliki acuan dan
kemampuan untuk memberikan layanan konseling UBM.

Selanjutnya untuk menjalankan layanan ini perlu dukungan semua


pihak agar berjalan optimal. Semoga juknis ini dapat bermanfaat dan
efektif dalam upaya penurunan angka kesakitan dan kematian akibat
konsumsi rokok.

Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya


kepada tim penyusun dan pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan
buku ini. Semoga kontribusi yang diberikan merupakan bagian dari
amal baik dalam penyusunan buku ini.

Jakarta, Januari 2021


Plt. Direktur Jenderal P2P,

Dr.dr. Maxi Rein Rondonuwu DHSM MARS

i
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

Kata
Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME atas selesainya
penyusunan Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling Upaya Berhenti
Merokok (UBM) di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).

Petunjuk Teknis (Juknis) ini merupakan pembaharuan dari Buku Petunjuk


Teknis Upaya Berhenti Merokok pada Fasilitas Pelayanan Primer yang
diterbitkan tahun 2014. Buku ini sebagai Panduan penyelenggaran Layanan
Konseling UBM di FKTP, dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan situasi
dan kondisi FKTP.

Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi Pengelola PTM di Tingkat Provinsi,
Kabupatan/Kota, dan Pimpinan serta Pelaksana UBM di FKTP untuk
mengurangi prevalensi perokok di Indonesia yang berdampak pada
penurunan kejadian Penyakit Tidak Menular (PTM).

Terima kasih kepada seluruh pihak yang berperan dalam pembaharuan


Buku ini, semoga segala upaya yang dihasilkan akan diridhoi oleh Allah SWT.

Salam Sehat

Jakarta, Januari 2021


Direktur Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular,

dr. Cut Putri Arianie, M.H.Kes


NIP 196206221988122001

ii
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

Tim
Penyusun
Pengarah :
dr. Cut Putri Arianie, MH.Kes (Direktur Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular)

Kontributor :
dr. Theresia Sandra Diah Ratih, MHA; dr. Aries Hamzah, M.Kes ;
dr. Amelia Vanda Siagian; Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K); dr. Tribowo
Ginting, SPKJ (K), dr. Feni Fitriani, Sp.P(K); dr. Annisa Dian Harlivasari,
Sp.P; dr. Hamidah Qudus, Rindu Rachmiaty, SKM, M.Epid, dr. Mauliate
DC Gultom, MKM; Hanifah Rogayah, SKM, MPH; Jamaludin, SKM, M.Epid;
drg. Anita Sari SM, dr. Novi Indriastuti, M.Epid; Ali Mustaqim, SKM;
dr. Edduwar Idul Riyadi, Sp.KJ; dr. Prihandriyo Sri Hijranti, M.Epid; Agus
Sugiarto, SKM, M.Kes; dr. Nani Rizkiyati, M.Kes; dr.Sylviana Andinisari
M.Kes; dr. Dian Meutia Sari, M.Epid; dr. Rezavitawanti; Nurhayati
Simanullang, AMKG, SKM; dr. Tristiyenny Pubianturi, M.Kes; Ridho
Ichsan Syaini, SKM, M.Epid.

Tim Kreatif :
Pengarah kreatif dan penyelia desain grafis : drg. Anita Sari SM
Desain Grafis : Ira Carlina Pratiwi

iii
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

Daftar
Isi
Kata Sambutan ........................................................................................... i
Kata Pengantar............................................................................................ ii
Tim Penyusun ............................................................................................. iii
Daftar lsi .......................................................................................................... iv

BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang ..........................................................................2
B. Tujuan .........................................................................................4
C. Sasaran .......................................................................................4
D. Dasar Hukum ............................................................................4

BAB II Manajemen Layanan Konseling Upaya Berhenti Merokok


(UBM) 5

BAB III. Pelaksanaan Kegiatan Layanan Konseling UBM 9


A. Konsep Pelayanan UBM .........................................................10
B. Langkah- langkah UBM ...........................................................13

BAB IV Teknik Konseling dan Tindak Lanjut UBM 21


A. Konseling UBM .........................................................................24
B. Tindak Lanjut UBM...................................................................31

BAB V Pencatatan Pelaporan dan Pemantauan UBM 39

BAB VI Penutup 43
Pengertian .................................................................................................45
Lampiran ....................................................................................................47
Daftar Pustaka............................................................................................60

iv
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

Pendahuluan

01 1
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan
prevalensi perokok tertinggi di dunia. Untuk
wilayah Asia Tenggara, Indonesia menduduki peringkat
satu dalam hal jumlah perokok terbanyak (WHO,
2012). Merokok merupakan faktor risiko Penyakit
Tidak Menular (PTM). Data menunjukkan bahwa di
dunia setiap tahun terjadi kematian akibat PTM
dimana sebanyak 7,2 juta, dari 15 juta kematian
tersebut akibat konsumsi tembakau dan 70%
kematian tersebut terjadi di negara berkembang
termasuk Indonesia (WHO 2017).
Berdasarkan data riset Kesehatan Dasar, prevalensi perokok
usia 10 -18 tahun meningkat secara singnifikan dengan angka
7,2% (2013) menjadi 9,1% (2018), Hal ini dibarengi dengan
tingginya pengguna rokok elektronik di kalangan anak dan
remaja. Sementara itu, Data Global Youth Tobacco Survey (GYTS)
tahun 2019 juga menyebutkan adanya peningkatan prevalensi
perokok pada anak sekolah usia 13-15 tahun dari 18,3% di tahun
2016 menjadi 19,2% di tahun 2019.

Merokok merupakan faktor risiko bersama terhadap Penyakit


Jantung, Diabetes, Kanker dan penyakit pernapasan kronis seperti
PPOK. Konsumsi rokok dapat menye-babkan penyakit akibat
rokok seperti gangguan pernapasan (PPOK, asma), gangguan
kardiovaskuler (hipertensi, stroke dan penyakit jantung koroner),

2
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

kanker serta gangguan reproduksi dan kehamilan. Kerugian


merokok bukan hanya dari biaya pengobatan tetapi juga
biaya hilangnya hari atau waktu produktivitas.

Pajanan Asap Rokok/ Environmental Tobacco Smoke (ETS)


atau Secondhand Smoke/ Asap rokok orang lain (AROL) berbahaya
bagi bukan perokok atau perokok pasif. AROL merupakan
campuran antara asap dan partikel. Data WHO 2009, menunjukkan
bahwa kematian akibat AROL terutama pada kelompok rentan,
yaitu anak-anak sebesar 31% dan perempuan sebesar 64%.

Berhenti merokok bukan hal yang mudah dikarenakan


adanya ketergantungan zat nikotin. Berhenti merokok bisa
menyebabkan gejala putus nikotin (withdrawal syndrome)
perubahan emosi. Beberapa perokok bisa melaluinya, sedangkan
sebagian terpaksa kembali merokok sehingga diperlukan bantuan
tenaga kesehatan untuk meningkatkan motivasi dan komitmen
perokok agar menghentikan kebiasaan merokoknya.

Untuk itu, perlu disediakan layanan Layanan Upaya Berhenti


Merokok (UBM) bagi perokok di Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP) sebagai ujung tombak layanan promotif dan
preventif dalam mendukung upaya menurunkan prevalensi
perokok.

Berdasarkan kondisi tersebut, dipandang perlu disusun suatu


Petunjuk Teknis Layanan Konseling Upaya Berhenti Merokok di
FKTP bagi tenaga kesehatan dan pengelola program P2PTM agar
mampu membantu para perokok yang ingin berhenti merokok.

3
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai panduan bagi tenaga kesehatan dalam pengelolaan
Layanan Konseling Upaya Berhenti Merokok (UBM) di FKTP.
2. Tujuan Khusus
a. Terselenggaranya layanan Konseling UBM di FKTP
b. Tersedianya bantuan berhenti merokok dalam mengatasi
gejala putus nikotin terutama bagi perokok usia 18 tahun
kebawah
C. Sasaran Pengguna
Pengambil kebijakan di Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota
dan petugas kesehatan di FKTP

D. Dasar Hukum
Regulasi terkait pengendalian dampak konsumsi rokok bagi
kesehatan di Indonesia, saat ini memiliki kekuatan berupa :
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
2. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang
Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa
Produk Tembakau Bagi Kesehatan serta
3. Instruksi Presiden No 1 tahun 2017 Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (GERMAS)
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.40 Tahun 2013 Tentang Peta
Jalan Pengendalian Dampak Konsumsi Rokok Bagi Kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 71 Tahun 2015 Tentang
Penang-gulangan Penyakit Tidak Menular
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.64 Tahun
2015 Tentang Kawasan Tanpa Rokok di Sekolah
7. SE Menteri Dalam Negeri Nomor 523/7818/SJ tentang
Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)

4
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

Manajemen
Layanan
Konseling
Upaya Berhenti
Merokok
(UBM)

02 5
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

Layanan Upaya Berhenti Merokok (UBM) merupakan


salah satu upaya dalam membantu masyarakat untuk
berhenti merokok dan mengatasi gejala putus nikotin.
Gejala putus nikotin (withdrawal effect) dapat berupa
perubahan emosi dan perilaku. Sebagian perokok dapat
berhenti tanpa mengalami gejala putus nikotin, namun
sebagian lagi masih mengalami kecanduan kembali mero-
kok. Sehingga diperlukan bantuan tenaga kesehatan
melalui Layanan UBM agar dapat membantu mereka
yang kesulitan untuk berhenti merokok.
Kegiatan konseling berhenti merokok dapat dilakukan terintegrasi
dengan program lain seperti program Practical Approach to Lung Health
(PAL) atau merupakan tindak lanjut dari kegiatan posbindu PTM,
deteksi dini program keswa yang menggunakan instrumen Alcohol
Smoking and Substances Involvement Screening Test (ASSIST), UBM sekolah,
penjaringan awal dan berkala di sekolah, Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK), dan skrining berhenti merokok
di sekolah.

Pelayanan konseling UBM dapat dirujuk ke Fasilitas Kesehatan Tingkat


Lanjut (FKTL) dengan pendekatan multi disiplin apabila layanan UBM
di FKTP dinilai gagal. Kegiatan Konseling UBM diselenggarakan dengan
manajemen perencanaan, pembiayaan, penyelenggaraan, pen-
catatan, pelaporan serta pemantauan dan evaluasi yang terstruktur
sesuai ketentuan.

6
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

Langkah-langkah manajemen layanan konseling UBM di FKTP sebagai


berikut:
A. Perencanaan
Dalam perencanaan perlu dipersiapkan upaya-upaya yang meliputi:
1) Pembentukan Tim Konseling
Kepala FKTP menerbitkan surat keputusan tentang pembentukan
Tim Konseling yang bertanggung jawab dalam pengelolaan layanan
konseling upaya berhenti merokok.
Tim tersebut perlu mendapatkan peningkatan kapasitas tentang
layanan UBM.

Unsur Tim dapat terdiri dari :


• Dokter/ Dokter Gigi
• Perawat
• Bidan
• Nutrisionist
• Tenaga Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
• Tenaga lain yang ditunjuk oleh Kepala FKTP

2) Penyediaan Sarana dan Pra Sarana


a.Ruangan Konseling idealnya adalah suatu tempat yang tenang
dan terjaga privasi klien, namun apabila tidak tersedia dapat
dikondisikan pada ruangan lainnya.
b.Tersedianya alat ukur berat badan, tinggi badan, tekanan darah,
peakflow meter, Co-analyzer, formulir Fagerstorm, dan skala
motivasi.
c. Formulir monitoring konseling UBM.
d. Media KIE yang diperlukan seperti buku saku, lembar balik,
Banner, Leafleat, poster, film terkait dampak buruk rokok
bagi kesehatan (jika tersedia), dll.

7
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

B. Pembiayaan Layanan Konseling UBM


Biaya penyelenggaraan layanan konseling UBM dapat dari berbagai
sumber:
a. Pemerintah misalnya dalam bentuk APBN, APBD, BOK ataupun
pajak rokok daerah.
b. Non Pemerintah misalnya Corporate Social Responsibility (CSR),
dana kesehatan perusahaan, donor dan lain-lain.
c. Iuran masyarakat yang tergantung dari pemerintah daerah setempat,
serta bantuan yang tidak mengikat lainnya.
d. Mandiri

C. Penyelenggaraan Layanan Konseling UBM


Penyelenggaraan layanan konseling UBM di FKTP merupakan bagian
integral dari pelayanan Puskesmas/FKTP, yaitu jika ada pasien yang
memiliki riwayat masih merokok agar mengikuti algoritma PANDU
PTM dan atau diberikan segera layanan konseling UBM.

D. Peran Pemangku Kepentingan


Penyelenggaraan kegiatan layanan konseling UBM memerlukan
kolaborasi lintas lintas sektor yang meliputi dukungan Pemerintah
baik ditingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, organisasi profesi, akademisi,
swasta, dan masyarakat.

E. Pemantauan dan Penilaian Layanan Konseling UBM


Pemantauan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota
melalui evaluasi data layanan UBM di dalam SIPTM dan kunjungan
lapangan untuk mengidentifikasi masalah atau hambatan yang dihadapi,
serta menentukan alternatif pemecahan.

8
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

Pelaksanaan
Kegiatan
Layanan
Konseling
Upaya Berhenti
Merokok

03 9
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

A. Konsep Pelayanan UBM di FKTP

Layanan konseling UBM adalah suatu layanan konseling


kepada seseorang yang ingin berhenti merokok yang
diberikan oleh seorang tenaga terlatih. Layanan konseling
UBM di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP
dilaksanakan 2 minggu sekali selama 3 bulan pertama
dengan durasi waktu 30 hingga 60 menit, atau
dilakukan minimal 6 kali pertemuan untuk setiap
klien. Jika klien sudah dapat berhenti merokok di
bulan ketiga maka dapat disebut klien sudah
mengalami 6 (enam) kali pertemuan konseling UBM.
Walaupun demikian, klien tersebut tetap diminta datang ke
FKTP setiap 3 bulan, agar dapat dipantau keberhasilan berhenti
merokok sampai 1 tahun pertama. Apabila klien berhenti merokok
selama 1 tahun pertama dapat dikatakan telah mencapai sukses
berhenti merokok dan tidak perlu kontrol lagi, hanya diberikan
nasehat pola hidup sehat. Bila terjadi kambuh/ relaps, segera
kembali ke layanan UBM di FKTP.

Untuk memulai konseling, upayakan selalu mengulas apa yang


telah diperoleh pada sesi sebelumnya dan sejauh mana keterampilan
baru telah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan klien
sebaiknya diberitahu bila waktu konseling akan habis. Khusus
untuk klien yang berasal dari rujukan sekolah maka akan disampaikan
kemajuan setiap kali kunjungan, sebagai bahan pemantauan

10
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

guru dalam penerapan upaya berhenti merokok di sekolah


(sesuai Pedoman UBM di sekolah).
Jika dalam waktu 3 bulan pertama klien tidak dapat berhenti
merokok maka konselor dapat melakukan beberapa alternatif
tindakan diantaranya meninjau ulang proses 4T, menawarkan
kepada klien untuk rotasi konselor atau jika tidak memungkinan,
dapat dirujuk ke Klinik UBM di fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat lanjut (FKTL). Rujukan dilakukan berbasis pada
pelayanan kesehatan berkelanjutan (Continuum of care) dari
masyarakat hingga ke fasilitas pelayanan kesehatan baik di tingkat
pertama maupun sekunder termasuk rujuk balik ke masyarakat
untuk pemantauannya.
Dengan menghentikan kebiasaan merokok akan memberikan
manfaat bagi kesehatan tubuh seorang perokok sebagaimana
tercantum pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1 Manfaat Upaya Berhenti Merokok

Mulai Berhenti Merokok Manfaat

Tekanan darah, denyut jantung dan


20 menit
aliran darah tepi membaik.

Hampir semua nikotin dalam tubuh


12 jam sudah dimetabolisme. Tingkat CO di
dalam darah kembali normal.
Nikotin mulai tereliminasi dari tubuh.
Fungsi pengecap dan penciuman mulai
24-48 jam membaik. Sistem kardiovaskular
meningkat baik.

11
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

Mulai Berhenti Merokok Manfaat

Sebagian besar metabolisme nikotin


dalam tubuh sudah hilang. Fungsi
5 hari perasa/pengecap dan pembau jauh
lebih membaik. Sistem kardiovaskular
terus meningkat baik.
Risiko infeksi pada luka setelah
pembedahan berkurang secara
2 minggu s.d
bermakna. Fungsi silia saluran napas
6 minggu
dan fungsi paru-paru membaik. Napas
pendek dan batuk-batuk berkurang.
Risiko penyakit jantung koroner
1 tahun menurun setengahnya dibandingkan
orang yang tetap merokok.
Risiko stroke menurun pada level yang
5 tahun sama seperti orang tidak pernah
merokok.
Risiko kanker paru-paru berkurang
10 tahun
setengahnya.
Semua penyebab mortalitas dan risiko
15 tahun penyakit jantung koroner menurun
pada level yang sama seperti orang
yang tidak pernah merokok.

12
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

B. LANGKAH LANGKAH UBM


Langkah-langkah dalam memberikan layanan UBM di FKTP
menggunakan Metode 4T, yang meliputi : Tanyakan, Telaah,
Tolong dan Nasehati, dan Tindak Lanjut.

1. Tanyakan
Pada tahap ini perlu dilakukannya penilaian awal untuk
menentukan strategi dan pilihan terapi yang akan diambil
terhadap klien yang datang berkunjung ke FKTP. Penilaian
awal tersebut meliputi;

a. Kenali tipe klien / status klien,


Dengan mengenali tipe klien terlebih dahulu, akan memudahkan
dalam menentukan strategi dan tindak lanjutnya sesuai
dengan matriks sebagai berikut:

Tabel 3.2
Strategi dan Tindaklanjut Berdasarkan Tipe/ Status Klien

Tipe / Status Klien Strategi

Klien yang mau berhenti merokok Bantu dengan langkah 4T

Klien yang belum mau berhenti Tingkatkan motivasi klien


merokok (Contoh: dengan
wawancara/konseling
motivasi)
Klien yang baru berhenti merokok Lanjutkan kegiatan
berhenti merokok
Klien yang tidak pernah merokok Berikan “SELAMAT.
Jaga pola hidup bebas
dari rokok

13
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

b. Penilaian profil perokok.


Penilaian profil perokok diperlukan untuk melihat berat ringannya
kebiasaan merokok pada klien seperti menanyakan jumlah
batang rokok yang dihisap, dalam sehari atau seminggu, usia
mulai merokok dan jenis rokok yang dihisap.

c. Penilaian tingkat adiksi/ ketergantungan.


Hal ini untuk memberikan informasi kepada konselor mengenai
beratnya adiksi atau ketergantungan klien terhadap nikotin.
Berat ringannya adiksi seseorang memberikan gambaran strategi
yang akan digunakan dalam UBM. Di sisi lain, berat ringannya adiksi
juga bisa memberikan gambaran gejala putus nikotin/ withdrawal
effect yang akan terjadi bila berhenti merokok sehingga dapat
diantisipasi sejak awal. Penilaian tingkat adiksi bisa menggunakan
kuesioner Fagerstorm (lampiran).

2. Telaah
Dalam tahapan Telaah, konselor harus melakukan pendalaman
terkait evaluasi dan dukungan motivasi klien. Evaluasi dan dukungan
motivasi dilakukan sejak awal ketika melakukan upaya berhenti
merokok dan saat klien kontrol kembali. Diperlukan konseling
khusus untuk meningkatkan motivasi di setiap pertemuan,
terutama bila tingkat motivasi seseorang kurang/ rendah (gunakan
skala motivasi). Dukungan motivasi juga diperlukan dari anggota
keluarga atau orang terdekat dalam bentuk mengingatkan agar
selalu berhenti merokok, memberikan dukungan bila timbul
kendala saat berhenti merokok (withdrawal effect), menghilangkan
stimulus di lingkungan rumah yang membuat ingin merokok
kembali, serta memberikan reward and punishment.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa upaya berhenti

14
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

merokok menunjukkan keberhasilan yang lebih tinggi pada


klien yang mempunyai motivasi tinggi dibanding klien dengan
pemberian farmakoterapi.
Secara sederhana, klien ditanyakan mengenai berapa besar
motivasi untuk berhenti merokok dengan skala angka "0"
sampai "10".

0 = Tidak ada motivasi sama sekali


10= Sangat termotivasi/ motivasi sangat tinggi

(skala motivasi lengkap dapat dilihat di lampiran Juknis)

3. Tolong dan Nasehati

Pilihan Terapi
Secara umum, terapi berhenti merokok terdiri atas terapi
nonfarmakologi dan terapi farmakologi. Terapi nonfarmakologi
adalah pendekatan tanpa pemberian obat sedangkan terapi
farmakologi adalah pemberian obat untuk membantu berhenti
merokok. Layanan UBM pada FKTP (Puskesmas/ Unit Pelayanan
Primer lainnya) pilihan Nonfarmakologi lebih diutamakan khususnya
nasehat singkat, konseling ataupun terapi perilaku. Pada
layanan UBM di FKTL memerlukan pendekatan multimodalitas.

a. Terapi Nonfarmakologi
Beberapa terapi nonfarmakologi antara lain:

1) Self-help (usaha sendiri)


2) Memberikan nasehat singkat (brief advice)
3) Konseling dengan cara:
a). Konseling individu ataupun kelompok
b). Telepon tidak berbayar (quitline). Di Indonesia Quitline.INA
dengan nomor 0 800 177 6565

15
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

4) Terapi perilaku (exercise, keengganan merokok / aversion)


5) Terapi pendukung (supporting)
a). Hipnoterapi
b). Akupuntur
c). Akupressure

b. Terapi Farmakologi
Pada klinik UBM di FKTL, pemberian obat dapat dilakukan.
Obat yang direkomendasikan oleh WHO seperti terapi
penggantian nikotin/ Nicotine Replacement Therapy (NRT)
dalam bentuk gum, patch, inhaler, spray, lozenge, bupropion,
dan varenicline. Namun saat ini belum tersedia di Indonesia.

c. Cara berhenti merokok


Klien dapat mulai berhenti merokok dengan cara:
1) Cold turkey
Cara ini dilakukan dengan berhenti seketika. Seorang perokok
yang secara tiba-tiba berhenti merokok sama sekali pada
hari yang sudah ditentukan. Banyak perokok yang berhenti
merokok dengan menggunakan cara ini. Cara ini tidak
dianjurkan pada perokok berat.

2) Cara penundaan
Dengan cara ini, anda menunda saat merokok pertama
yang anda hisap setiap harinya misalnya hari pertama
merokok jam 7, besoknya jam 9 dan jam berikutnya jam
11 sampai seterusnya sampai anda tidak merokok sama
sekali sehari penuh.

3) Cara pengurangan
Dengan cara pengurangan, anda mengurangi jumlah

16
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

rokok yang anda hisap setiap harinya, sebagai contoh :


beri waktu 6 hari bagi anda untuk berhenti merokok. Pada
hari pertama anda merokok seperti biasa misalnya 20
batang, hari ke dua 20 batang, hari ke tiga 15 batang, hari
keempat 10 batang, hari kelima 5 batang, hari keenam
adalah hari tanpa rokok seperti yang anda tentukan.
Catatan:
- Pilihlah cara yang paling sesuai dengan diri anda
- Cara apapun yang anda pilih tetap baik, yang penting
tetapkan hari anda berhenti merokok dan tepatilah.

4. Tindak Lanjut

Tindak lanjut atau follow-up merupakan hal penting dan


menentukan keberhasilan jangka panjang dalam upaya berhenti
merokok. Klien harus dijadwalkan secara regular / rutin untuk
datang kembali dalam jangka waktu tertentu misalnya setiap
2 minggu sekali. Pada tindak lanjut dilakukan penilaian tingkat
keberhasilan berhenti merokok, menilai motivasi, kendala yang
timbul, gejala withdrawal effect dan penanganannya, penilaian
parameter klinis (seperti berat badan, tekanan darah, pengukuran
Arus Puncak Ekspirasi dengan Peak Flow Meter, dan kadar CO
ekspirasi dengan CO Analyzer. Jika diperlukan terapi tambahan
untuk berhenti merokok maka dilakukan rujukan ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang lebih tinggi (FKTL).

17
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

Tabel 3.3 Langkah-langkah Yang Dilakukan Dalam Metode 4T

Metode Langkah-Langkah

1. TANYAKAN Tanyakan tipe klien, profil perokok, dan


• Apakah klien tingkat adiksi/ketergantungan nikotin
merupakan seorang (Fagerstroom).
perokok atau bukan? ldentifikasi dan dokumentasikan setiap
perkembangan UBM setiap pertemuan.
Mencatat, menilai dan memastikan
anggota keluarga yang merokok di
rumah.
• Apakah ada anggota Hasil pertanyaan diatas dituliskan
keluarga yang merokok dalam status berhenti merokok
di rumah? (catatan klien).
Lakukan pemeriksaan CO Analyzer

2. TELAAH Telaah keluhan yang dirasakan oleh


• Nilai keinginan klien klien.
untuk berenti merokok Telaah dampak rokok bagi kesehatan.
Perlu dipastikan klien memiliki keinginan
untuk berhenti merokok atau tidak, bila
tidak maka diperlukan suatu konseling
motivasi.
Nilai sampai manakah tahap keinginan
klien untuk berhenti merokok apakah
pada prekontemplasi, kontemplasi,
siap, tindakan dan pemeliharaan.

3. TOLONG DAN NASEHATI Gunakan pendekatan secara personal,


• Anjurkan klien untuk kuat, dan jelas untuk menganjurkan
berhenti merokok klien berhenti merokok.
Untuk klien yang berniat berhenti
merokok, berikan konseling agar klien
dapat berhenti merokok.
Susun waktu kapan berhenti merokok
akan dimulai.

18
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

Berikan informasi cara/metode untuk


berhenti merokok seperti berhenti
langsung, atau bertahap.
Beritahu keluarga dan orang sekitar
bahwa kita akan berhenti merokok dan
mintalah dukungan dan pengertian
keluarga untuk mengingatkan agar
tidak kembali merokok.
Antisipasi hambatan yang akan muncul.
Biasanya hambatan paling besar akan
terjadi pada minggu pertama yakni
gejala putus nikotin (Withdrawal effect).
Untuk klien yang belum berniat berhenti
merokok, tingkatkan motivasi dan
upayakan intervensi lanjut sehingga
klien di masa yang akan datang akan
berhenti merokok Wawancara/
Konseling motivasional.
Berikan nasihat untuk membantu keluarga
berhenti merokok dan menciptakan
lingkungan rumah bebas asap rokok.

4. TINDAK LANJUT Untuk klien yang berusaha untuk


• Menyusun rencana untuk berhenti merokok, maka susunlah
menindak lanjuti terapi jadwal untuk konsultasi rutin/ berkala
yang sudah dilakukan 2 minggu sekali.
Pertimbangan tambahan Pada pertemuan berikutnya lakukan
terapi jika ada, atau penilaian antar lain :
merujuk ke fasilitas - Tingkat keberhasilan berhenti merokok
kesehatan lanjutan jika - Tingkat motivasi
3 bulan belum berhasil - Kendala yang timbul
berhenti merokok - Gejala withdrawal effect dan
penanganannya
- Penilaian parameter klinis (seperti
berat badan, tekanan darah,
CO Analyzer, Peak flowmeter).

19
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

Untuk klien yang tidak ingin berhenti


merokok untuk saat ini, dengan
memberikan informasi dampak kesehatan
akibat merokok dan meningkatkan
motivasi klien untuk berhenti merokok.
Untuk klien yang belum berhenti merokok
untuk saat ini, dengan memberikan
informasi dampak kesehatan akibat
merokok dan meningkatkan motivasi
klien untuk berhenti merokok pada
kunjungan klien berikutnya.

20
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

Teknik
Konseling
dan
Tindak
Lanjut UBM

04 21
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

Konseling merupakan proses membantu seseorang


untuk belajar menyelesaikan masalah interpersonal,
emosional dan memutuskan hal tertentu, yang merupakan
proses yang dinamisasi berdasarkan hubungan
kolaboratif. Penting bagi konselor untuk membuat
klien merasa nyaman sehingga klien percaya dan konselor
dapat memberikan informasi yang dibutuhkan tentang diri
klien, dan tetap terbuka pada pengembangan metode
baru. Menggunakan pendekatan multikultural untuk
menghadapi klien. Apabila konselor tidak dapat menjawab
pertanyaan dari klien, maka sebaiknya konselor
mengusahakan memberi jawaban pada pertemuan
berikutnya.
Tujuan konseling adalah :
1. Membantu klien dalam mengambil keputusan untuk berhenti merokok
2. Membimbing klien dalam menghadapi gejala putus nikotin
setelah berhenti merokok.
3. Memberikan informasi dan edukasi.

Hal yang perlu diperhatikan dalam Konseling :


1. Hubungan yang interaktif antara konselor dengan klien.
2. Kolaborasi antara konselor dan klien.
3. Memiliki ketrampilan sebagai konselor dan teknik edukasi.
4. Memberi penguatan positif
5. Mendukung dengan empati

22
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi (KAP) yang harus dimiliki


sebagai berikut :

1. Kemampuan Bertanya dan mendengarkan.


Konselor harus mampu untuk menjalin hubungan dengan klien
melalui bertanya dan mendengarkan dengan tujuan memahami
keluhan dari klien, mengetahui sejauh mana klien mengenal keluhannya,
dan mengidentifikasi dan menolong klien untuk mengatasi berhenti
merokok.

2. Menunjukkan sikap peduli, hormat serta memuji dan menyemangati.


Kemampuan ini sangat diperlukan Konselor untuk menumbuhkan
rasa percaya diri klien, memotivasi klien supaya bisa berbicara
terbuka, dan tidak berusaha menutupi masalahnya.

3. Berbicara jelas singkat dan sederhana.


Untuk memastikan klien mengerti dan mengingat pesan yang
disampaikan.

4. Mendorong klien bertanya dan memberi pertanyaan untuk menilai


pemahaman klien.
Kemampuan ini untuk memberi kesempatan bagi klien untuk
bertanya terkait hal hal yang perlu di konfirmasi sekaligus konselor
bisa memastikan klien mengerti apa yang harus dilakukan terkait
UBM.
5. Meminta kesediaan untuk menjadwalkan UBM.
Menjaga keberlangsungan kegiatan konseling di klinik.

23
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

A. Konseling Berhenti Merokok


Dalam pelaksanaan konseling UBM perlu diperhatikan:

a. Persiapan Petugas Konseling


1. Berpenampilan bersih dan sopan
2. Menguasai materi
3. Mampu menjaga rahasia
4. Mengenal sosial budaya
5. Memiliki empati, menghormati klien dan fokus pada masalah

b. Persiapan Tempat
1. Suasana tenang
2. Dalam ruangan atau tidak menjadi tempat lalu-lalang orang
3. Aman dan nyaman

c. Persiapan Media Konseling


1. Dapat berupa lembar balik, namun bisa juga jenis media lainnya
2. Isi media konseling telah dikuasai petugas dan dipahami klien

Langkah-langkah Teknik Konseling Bagi Konselor


Secara umum dan sederhana langkah-langkah disingkat dengan
“SATU TUJU” yaitu: SAmbut, Tanyakan, Uraikan, banTu, Jelaskan
dan Ulangi.

SA : Sambut kedatangan klien dengan memberi salam dan berikan


perhatian (mulai menciptakan hubungan yang baik).

Teknik konseling :
• Sampaikan Assalamualaikum, atau selamat pagi, apa kabar
dengan pandangan mata yang tertuju pada klien, wajah tersenyum
dan bersahabat
• Gaya bahasa yang disesuaikan dengan klien
• Segera persilakan masuk dan duduk

24
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

T : Tanyakan kepada klien untuk memperoleh informasi tentang


pengetahuan, perasaan dan kebutuhan klien terkait dengan
bahaya merokok bagi kesehatan.

Teknik konseling :
• Mulailah dengan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang
bersifat terbuka agar klien lebih aktif berbicara.
• Jadilah pendengar yang baik dan aktif, tunjukkan perhatian
sepenuhnya kepada klien, jaga kontak, dan lakukan refleksi isi,
refleksi perasaan atau kombinasi.
• Fokuskan pembicaraan pada topik bahasan, jangan menggurui
dan jangan menghakimi.
• Pakai bahasa verbal dan non verbal.

U : Uraian informasi yang sesuai dengan masalah klien.

Teknik konseling :
• Jelaskan pada klien tentang bahaya merokok bagi dirinya
maupun orang lain. Jelaskan pula keuntungan apabila berhenti
merokok.
• Gunakan media KIE (komunikasi informasi dan edukasi) misalnya:
lembar balik, poster, leaflet, dan lain-lain agar informasi yang
disampaikan dapat dengan mudah dipahami klien.
• Gunakan bahasa yang sederhana, jelas, singkat, nada suara yang
lembut dan mudah dipahami.

TU : Bantu klien untuk memahami keadaan dirinya serta


permasalahannya dan menetapkan alternatif solusi masalah.

Teknik konseling :
• Ajak klien dengan ramah membahas tentang kondisi dan
keinginan untuk berhenti merokok.

25
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

• Bila proses konseling mengalami hambatan, tawarkan pada


klien untuk melakukan konseling pada konselor lain atau
rujuk ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan rujukan.

J : Jelaskan lebih rinci konsekuensi dan keuntungan dari


setiap alternatif solusi masalah.

Teknik konseling :
• Jelaskan pada klien secara singkat tentang bahaya merokok
bagi dirinya maupun orang lain. Jelaskan pula keputusan
yang sudah ditetapkan klien dengan kesadarannya sendiri.
• Jelaskan jadwal konseling secara menyeluruh, dan sepakati
jadwal kedatangan berikutnya, dan cara mengingatkan
kedatangan klien.
• Ucapkan terima kasih atas kedatangannya dan sampaikan
salam kepada klien sebelum berpisah.

U : Ulangi beberapa informasi penting dan ingatkan bila klien


harus melakukan kunjungan ulang atau rujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya bila diperlukan.

Teknik konseling :
• Ajak klien membahas konsekuensi dan kesepakatan yang
telah disetujui.
• Tumbuhkan niat dan rasa percaya diri klien untuk menjalankan
keputusannya.
• Jelaskan pada klien bahwa anda selalu membantu klien
apabila ada kesulitan.

Wawancara Motivasional
Tujuan dari wawancara motivasional adalah untuk menggali pandangan
klien menghadapi permasalahannya, menyokong perubahan dengan

26
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

menghindari label, menyatakan bahwa yang bertanggung jawab untuk


target pengobatan dan pembuat keputusan terletak pada klien.

Prinsip Wawancara Motivasional


a. Mengekspresikan empati
Konselor menerima klien apa adanya, dapat memahami klien
dengan permasalahannya, tidak memberikan suatu label kepada
klien (misal: si perokok berat, pecandu rokok)

b. Menyamakan persepsi
Memotivasi perubahan perilaku klien agar menghentikan kebiasaan
merokok.

c. Menghindari argumentasi
Jangan menimbulkan perdebatan yang tidak nyaman bagi klien,
jangan menyerang klien atas perilaku ketergantungan merokok
dan permasalahannya, dan membantu klien memahami sepenuhnya
konsekuensi negatif dari merokok.

d. Dukungan kepercayaan diri


Konselor memberikan dukungan bahwa klien mampu berhenti
merokok. Kepercayaan konselor pada kemampuan klien untuk
berubah adalah motivator penting.

TAHAP PERUBAHAN PERILAKU

Konselor tidak hanya perlu untuk memahami tahap kesiapan tetapi


harus mengetahui bagaimana berespons secara tepat untuk
memfasilitasi individu bergerak ke sebuah tahap kesiapan yang
lebih tinggi. Tahapan perubahan perilaku merokok adalah
precontemplation, contemplation, preparation, action, maintenance,
dan relapse, seperti gambar berikut:

27
Gambar 4.1. Tahapan Perubahan

RELAPSE PRE-CONTEMPLATION

CONTEMPLATION
MAINTENANCE

ACTION DETERMINATION/
PREPARATION

Sumber : Prochaska, Norcross, dan Diclemente (1994).

1. TAHAP PRA-PERENUNGAN (PRE-CONTEMPLATION)

Pada tahap pertama, klien masih menyangkal atau belum menyadari


perlunya upaya berhenti merokok. Klien tidak mempunyai pikiran
untuk berhenti merokok, klien menggunakan penyangkalan
sebagai mekanisme pertahanan diri yang paling utama.

Pre-contemplation merupakan tahap kesiapan paling rendah untuk


berubah. Pada tahap ini, strategi paling baik adalah memberikan
informasi, membangun kepercayaan dan menjauhkan keraguan.

Tugas konselor menghadapi klien di tahap pra-perenungan:


Konselor dapat mendidik klien mengenai efek dari perilaku merokok,
efek adiksi nikotin, dan bahaya yang berhubungan dengan adiksi
nikotin.

Konselor membangkitkan keinginan klien untuk sebuah gaya hidup


yang berbeda, mengidentifikasi hambatan untuk kesembuhan, dan
membantu klien untuk mengidentifikasi cara untuk memperkuat

28
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

harga diri (self esteem).

Konselor melakukan pendekatan 5Rs untuk klien yang masih


menolak belum ingin berhenti merokok sebagai berikut :
a) Relavance : Diskusikan dampak rokok terhadap kesehatan diri
sendiri dan keluarga sebagai perokok pasif
b) Risk : Diskusikan dampak-dampak negatif dari rokok
c) Rewards : Diskusikan keuntungan dari berhenti merokok dari segi
kesehatan dan finansial
d) Roadblocks : Tanyakan tantangan yang dihadapi pada saat
berhenti merokok
e) Repetition : Berikan perhatian tanyakan status dan keluhan secara
terus-menerus

2. TAHAP PERENUNGAN (CONTEMPLATION)

Di tahap ini klien sudah memiliki kesadaran bahwa merokok merupakan


sebuah masalah. Klien mempertimbangkan untuk menerima atau
menolak perubahan perilaku dalam mengatasi masalahnya tersebut.

Pada tahap ini dapat dilakukan identifikasi hal-hal yang bersifat positif
dan negatif dari perubahan yang akan dibuat.

Sebuah pertanyaan yang masuk akal pada tahap ini adalah: "Apakah
berhenti merokok akan berguna bagi saya?", "Bagaimana akibatnya
bila saya tidak berhenti merokok?", "Apakah yang akan saya lakukan
untuk memulai program berhenti merokok?".

3. TAHAP PERSIAPAN (PREPARATION)

Pada tahap ini, klien memutuskan untuk berubah. Klien tidak hanya
mengakui adanya masalah dan kebutuhan untuk melakukan
sesuatu akan masalahnya, tetapi ia juga memutuskan untuk memulai

29
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

berhenti merokok.

Tugas konselor menghadapi klien di tahap persiapan:


• Membantu klien untuk melakukan upaya berhenti merokok.
• Mengidentifikasi hambatan yang ada.
• Membantu klien untuk merencanakan berhenti merokok.

4. TAHAP AKSI (ACTION)

Tahap aksi merupakan awal dari berhenti merokok yang secara aktif
dilakukan oleh klien. Klien bekerjasama dengan konselor untuk
mengevaluasi, merencanakan, dan melaksanakan rencana konseling.

Tugas utama konselor adalah mendukung upaya berhenti merokok


dan menguatkan komitmen klien dengan mengidentifikasikan
faktor yang mencetuskan kekambuhan.

Pertanyaan mendasar yang diajukan pada tahap ini adalah "Apakah


yang akan anda lakukan dalam upaya berhenti merokok?" Selama
tahap ini, dapat terjadi kekambuhan, namun hal ini biasa terjadi.

5. TAHAP MEMPERTAHANKAN (MAINTENANCE)

Pada tahap ini, klien sudah dalam proses berhenti merokok. Klien
mempelajari perilaku yang dapat mendukung mereka untuk tetap
berhenti merokok. Di sini tahap mempertahankan berhenti merokok
secara optimal terus berlangsung selama kehidupan klien.

Tugas konselor menghadapi klien di tahap Mainatenance bila ada


sebuah pertanyaan pada tahap ini adalah “Apa yang dapat menolong
anda ketika menghadapi masalah itu?” Konselor menyarankan
klien untuk:
1. Melakukan komunikasi yang efektif dan cara untuk memecahkan

30
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

masalah yang dihadapi dalam upaya berhenti merokok.

2. Melakukan beberapa kegiatan yang bersifat positif untuk mengatasi


perilaku merokok selama ini misalnya berolah raga, berkebun,
melukis, menulis, dll.

3. Meminta dukungan anggota keluarga untuk menciptakan


lingkungan rumah yang kondusif dalam upaya mempertahankan
berhenti merokok.

6. TAHAP KEKAMBUHAN (RELAPSE)

Pada tahap ini klien kembali merokok setelah berhasil berhenti merokok
untuk beberapa waktu. Kekambuhan berarti bahwa upaya
berhenti merokok gagal dan belum menetap karena klien berada
pada situasi risiko tinggi misalnya tidak mendapatkan dukungan
sosial dari anggota keluarga ataupun lingkungan. Situasi berisiko
ini membuat klien kembali pada tahap yang lebih rendah,
biasanya kembali pada tahap Perenungan. Selama tahap ini klien
memiliki kebimbangan untuk mencoba merokok kembali.

Tugas konselor menghadapi klien di tahap ini :


Konselor membantu klien untuk menghadapi kebimbangan,
mengevaluasi komitmen untuk berhenti merokok, mengidentifikasi
dan mengatasi hambatan yang ada.

B. TINDAK LANJUT UBM

Untuk mencegah kegagalan dalam layanan UBM, perlu diatasi kondisi


tertentu antara lain gejala putus nikotin, maupun perubahan
perilaku berupa keinginan merokok kembali karena kurangnya
dukungan keluarga dan lingkungan, termasuk juga rujukan ke
FKTL untuk mengatasi tingkat ketagihan nikotin yang berlebihan.

31
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

B.1 PENANGANAN PUTUS NIKOTIN / WITHDRAWAL EFFECT

Efek putus nikotin mulai dirasakan dalam 4-6 jam setelah lepas nikotin
pada seorang perokok regular. Gejala dapat mencapai puncak
dalam beberapa hari pertama dan bisa berlangsung sampai 2-4
minggu selama berhenti merokok. Pada kondisi ini seorang perokok
seringkali berusaha mempertahankan kadar nikotin serum minimal
untuk mencegah efek putus nikotin yang terjadi dan mempertahankan
efek nyaman dari nikotin dengan merokok kembali.

Jika seseorang mengalami adiksi nikotin, hari-hari


pertama berhenti merokok merupakan hal berat

Tabel 4.1. Gejala Putus Nikotin dan Lamanya Gejala


Setelah Berhenti Merokok

Efek Putus nikotin Lama


(Withdrawal effect) (setelah berhenti merokok)

Rasa cemas/ansietas 1-2 minggu


Mudah tersinggung, > 4 minggu
frustasi, marah
lnsomnia/gangguan tidur > 4 minggu
Tidak sabar
Sulit konsentrasi
Depresi (dysphoric)
Nafsu makan meningkat > 10 minggu
(berat badan meningkat)

32
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

Terapi farmakologi dan nonfarmakologi ditujukan unttuk menangani


masalah efek putus nikotin, namun masalah ini masih sering dialami
oleh klien. Beberapa cara mengatasi masalah tersebut dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.2. Penanganan Efek Putus Nikotin

Gejala, Durasi, Penyebab Cara Mengatasi

Gejala : Batuk Sarankan untuk minum air dan


Durasi : Beberapa hari makan permen
Penyebab : Terdapat
sekresi mukus
yang berlebihan

Gejala : Sakit kepala Sarankan untuk meredakan


Durasi : 1-2 minggu ketegangan dengan melakukan
Penyebab : Kadar CO latihan pernapasan dalam, minum
menurun dan air, mandi, pergi untuk berjalan-jalan
kadar 02 ringan di udara segar atau berbaring
meningkat selama 15 menit atau lebih. Berikan
obat analgesik jika diperlukan.

Gejala : Gangguan tidur Cara mengatasi


(insomnia) Sarankan beberapa cara untuk
Durasi : 2-4 minggu bersantai sebelum tidur seperti
Penyebab : Hilangnya mengurangi konsumsi kafein, minum
stimulasi dari secangkir susu hangat rendah lemak
nikotin. atau teh, mendengarkan musik,
Selanjutnya, membaca di tempat tidur, mandi
kurang tidur akan dengan air hangat, melakukan
mempengaruhi latihan relaksasi. Sarankan untuk
suasana hati dan tidur siang hari.
di siang hari
merasa Ielah

33
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

Gejala, Durasi, Penyebab Cara Mengatasi

Gejala : Sulit berkonsen Menyarankan untuk beristirahat


trasi sejenak dari aktivitasnya, mengon-
Durasi : Beberapa sumsi makanan sehat seperti buah
minggu dan sayuran segar, minum banyak air
Penyebab : Hilangnya untuk menjaga otak terhidrasi, olah
stimulasi dari raga dan mendapatkan banyak udara
nikotin segar.

Gejala : Nafsu makan Minum air, makan buah, olah raga.


yang meningkat
Durasi : Beberapa
minggu
Penyebab : Hilangnya
inhibisi nikotin
dalam menekan
nafsu makan.
Hilangnya indera
pengecap kembali
berfungsi

Gejala : Konstipasi Menyarankan untuk makan


Durasi : Beberapa makanan kaya serat, buah dan
minggu sayuran segar, minum 8 gelas air
Penyebab : Hilangnya sehari dan melakukan beberapa
stimulasi dari latihan ringan untuk merangsang
nikotin saluran cerna.

Gejala : Keinginan untuk Hindari situasi yang memicu


merokok keinginan untuk merokok, seperti
Durasi : > 10 minggu berkumpul dengan orang merokok,
Penyebab : Penurunan kelola stres, rekreasi, aktivitas fisik,
kadar dopamin dan berani menolak ajakan merokok
dari orang lain.

34
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

Apabila ditemukan gejala putus nikotin yang berat berupa depresi


maka sebaiknya dirujuk ke FKTL.

TIPS
a. Berpikir positif dan menyenangkan.
b. Hindari merokok dengan cara banyak minum air, makan
buah dan sayur-sayuran, melakukan aktivitas fisik,
berolah raga.
c. Lakukan relaksasi otot dengan pemijatan punggung dan
leher, dan menarik nafas dalam-dalam.

B.2 PENANGANAN PERUBAHAN PERILAKU

Perubahan perilaku berhenti merokok dimulai dari sendiri dengan


keinginan yang kuat untuk mengubah perilaku. Apabila ada keinginan
lagi untuk merokok, maka segeralah lakukan tips dibawah ini:

TIPS
a. Berpikir positif dan menyenangkan.
b. Hindari merokok dengan cara banyak minum air, makan
buah dan sayur-sayuran, melakukan aktivitas fisik,
berolah raga.
c. Lakukan relaksasi otot dengan pemijatan punggung dan
leher, dan menarik nafas dalam-dalam.

Buatlah catatan harian kapan timbuk keinginan merokok kembali


dan diskusikan saat kedatangan konseling berikutnya.

35
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

B.3 RUJUKAN UPAYA BERHENTI MEROKOK

FKTP umumnya diperlukan masyarakat dengan sakit ringan atau


masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka
atau promosi kesehatan. UBM sebagai salah satu bentuk kegiatan
pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan di pelayanan kesehatan
primer. UBM dapat dilakukan pada pelayanan kesehatan setingkat
FKTP pada perokok ringan, sedang dan perokok tanpa penyakit
penyerta.

UBM di FKTP umumnya hanya menggunakan pendekatan tata laksana


sederhana (simple) yaitu konseling. Rujukan UBM ke FKTL diperlukan
pada kondisi perokok dengan tingkat ketergantungan nikotin yang
sedang sampai berat, perokok dengan komorbid atau komplikasi
penyakit yang berat atau perokok yang gagal berhenti merokok di
FKTP. Umumnya pelayanan di FKTL, pendekatan dengan multidisiplin
dan tenaga spesialis.

Jenis Rujukan

Rujukan pada upaya berhenti merokok adalah rujukan kesehatan


perorangan dan merupakan rujukan medis. Ada beberapa jenis
rujukan dalam upaya berhenti merokok yaitu :

1. Rujukan untuk penanganan medis efek putus nikotin


Rujukan ke FKTL dilakukan apabila dalam upaya berhenti merokok
ditemukan gejala efek putus nikotin yang tidak dapat ditangani
misalnya timbul insomnia, depresi atau peningkatan berat badan
berlebihan dan lainnya.

2. Rujukan untuk upaya berhenti merokok lanjutan


Rujukan ke FKTL dilakukan apabila upaya berhenti merokok pada
FKTP dikategorikan gagal atau tidak berhasil. Pertimbangkan

36
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

merujuk ke fasilitas kesehatan lanjutan jika dipikirkan memerlukan


terapi tambahan, memerlukan gejala efek putus nikotin yang
menghambat upaya berhenti merokok atau jika dalam 3 bulan
belum berhasil berhenti merokok (gagal).

Kriteria Rujukan

Klien yang sudah menjalani proses upaya berhenti merokok dalam


periode tertentu tetapi belum berhasil dan atau memerlukan
upaya lanjutan untuk berhenti merokok. Adapun kriteria rujukannya
adalah:

1. Klien yang sudah menjalani konseling UBM selama 3 bulan dan


dinilai gagal sehingga memerlukan pendekatan multidisiplin pada
pelayanan kesehatan tingkat lanjut.

2. Klien yang ingin berhenti merokok disertai dengan kondisi khusus


atau terdapat.

37
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

38
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

Pencatatan,
Pelaporan
dan
Pemantauan
Layanan UBM

05 39
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

A. PENCATATAN PELAPORAN

Data layanan UBM dicatat dan dilaporkan ke dalam


SIPTM oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melalui
pengumpulan data yang diisi oleh puskesmas.

Petunjuk penggunaan secara lengkap dan mudah


dalam pencatatan dan pelaporan baik untuk pengguna
kabupaten/kota dan provinsi dapat mengunduh
“Buku Panduan Aplikasi” dan “Video Tutorial” dalam
menu “DOWNLOAD FILES” di SIPTM berbasis web.

Memberikan umpan balik Monev dan analisis


capaian layanan UBM layanan UBM di seluruh
Direktorat P2PTM
kepada provinsi provinsi

Memberikan umpan balik Monev dan analisis


capaian layanan UBM Dinkes Provinsi layanan UBM di kab/
kepada kab/kota kota

Mengunduh formulir offline Mengunggah formulir


layanan UBM untuk diisi Dinkes offline layanan UBM
oleh puskesmas. Kabupaten/Kota yang telah diisi oleh
Memberikan umpan balik puskesmas.
kelengkapan input data Monev layanan UBM
offline layanan UBM di puskesmas
kepada puskesmas

Menerima formulir offline Mengisi dan melengkapi


layanan UBM. formulir offline layanan
Mengisi dan melengkapi FKTP/Puskesmas
UBM
formulir offline layanan
UBM.

40
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

B. PEMANTAUAN DAN PENILAIAN LAYANAN UBM

Berdasarkan pencatatan dan pelaporan, dapat disimpulkan bahwa


pemantauan dan penilaian dilakukan sebagai berikut:
a. Pelaksana pemantauan dan penilaian adalah petugas pengelola
PTM di Puskesmas, Dinkes Kabupaten/ Kota, Dinkes Provinsi dan
Pusat.
b. Sasaran pemantauan dan penilaian adalah layanan UBM.
c. Pemantauan kegiatan dilakukan setelah satu rangkaian sesi konseling
UBM (3 bulan) dan penilaian indikator dilakukan setiap 1 tahun
sekali.
d. Hasil pemantauan dan penilaian ini dipergunakan sebagai bahan
rekomendasi dan informasi besaran masalah merokok di masyarakat
serta perkembangan kegiatan layanan konseling UBM. Di samping
itu dapat menjadi bahan menyusun perencanaaan layanan konseling
UBM pada tahun berikutnya.

Pelaksanaan pemantauan dan penilaian hasil pelaksanaan kegiatan


layanan UBM di FKTP, harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
a. Objektif
Pelaksanaan pemantauan dan penilaian dilakukan secara objektif
dengan memperhatikan indicator output kegiatan UBM.

b. Transparan dan akuntabel


Pelaksanaan pemantauan dan penilaian dilakukan secara transparan
dan dapat dipertanggungjawabkan.

C. INDIKATOR KEBERHASILAN LAYANAN UBM

Indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan penyelenggaraan


layanan konseling UBM adalah proporsi/ tingkat capaian berhenti

41
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

merokok dalam 3 bulan pertama yaitu:


a. Drop out rate : Drop out atau keluar dari upaya berhenti merokok
(Do) adalah jumlah klien yang hilang/ tidak melanjutkan upaya
berhenti merokok dalam periode tertentu.

b. Success rate : Jumlah klien yang berhasil tidak merokok selama


minimal 1 tahun secara terus-menerus.

c. Tingkat rujukan : Jumlah klien yang dirujuk dan dipastikan tiba di


tempat rujukan dikarenakan dalam 3 bulan belum berhasil
berhenti merokok.

D. PEMBINAAN KEGIATAN LAYANAN KONSELING UBM

Pembinaan dilakukan secara berjenjang, baik dari Pemerintah


Pusat maupun Pemerintah Daerah agar kegiatan layanan konseling
UBM dapat berjalan optimal untuk menjamin keberlangsungan
layanan. Pembinaan kegiatan layanan konseling UBM ini meliputi
perbaikan manajemen layanan UBM, sistem koordinasi dan integrasi
program, ketrampilan konseling, termasuk sistem pencatatan dan
pelaporannya.

42
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

Penutup

06 43
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

Tingginya konsumsi rokok di Indonesia terutama


pada laki laki dan peningkatan bermakna pada anak
dan remaja, memanggil para petugas kesehatan untuk
berjuang mengatasi dampak bahaya rokok dan asap
rokok terhadap kesehatan masyarakat. Petugas di
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) berada
diposisi terdepan untuk membantu masyarakat men-
jauhi rokok dan menghindari akibat merugikannya
pada kesehatan generasi bangsa.
Juknis ini memuat metode UBM yang difokuskan pada konseling
dengan pengembangan motivasi diri pada perokok guna berhenti
mengkonsumsi rokok. Juknis juga mencakup tentang penanganan
gejala putus nikotin yang perlu dikuasai petugas sebagai tantangan
proses pertolongan bagi perokok. Diharapkan dengan menggunakan
Juknis ini, lebih banyak petugas yang memahami pengendalian
konsumsi rokok dan menerapkan prinsip dasar konseling UBM,
guna menyehatkan masyarakat dan lingkungan sekitarnya dari
bahaya rokok dan asapnya.

Keberhasilan UBM akan tergambar pada meluasnya pemahaman


akan bahaya rokok, menurunnya konsumsi rokok, dan berkurangnya
penyakit jantung dan pembuluh darah, gangguan saluran napas,
gangguan sistem reproduksi dan tumbuh-kembang anak sejak usia
dalam kandungan, serta kanker yang mengancam perokok aktif,
pasif, maupun third hand smoke (asap pihak ketiga).

44
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

Pengertian
1. Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan
untuk dibakar dan dihisap dan atau dihirup asapnya. Termasuk
rokok kretek, rokok putih, cerutu dan bentuk lain yang dihasilkan
dari tanaman nicotiana tobacum, nicotiana rustica, dan spesies
lain atau sistesisnya yang mengandung nikotin dan TAR

2. Perokok adalah seseorang yang menghisap rokok 100 batang


selama hidupnya dan saat ini masih merokok atau sudah berhenti
merokok kurang dari 1 tahun.

3. Mantan Perokok adalah seseorang yang menghisap rokok 100


batang atau lebih selama hidupnya dan saat ini sudah berhenti
merokok lebih dari 1 tahun.

4. Bukan Perokok adalah seseorang tidak pernah menghisap rokok


atau pernah menghisap rokok kurang dari 100 batang selama
hidupnya.

5. CAR : Continous Abstinencea Rate adalah jumlah klien berhasil


berhenti merokok secara terus menerus dalam periode
tertentu.

CAR 3 : Berhenti merokok secara terus menerus selama 3 bulan


sejak pertama kali seseorang berhenti merokok, apabila
sebelum waktu 3 bulan klien sudah berhenti merokok,
masuk dalam status CAR 3

45
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

CAR 6 : Jumlah klien yang berhenti merokok terus menerus


dalam periode 6 bulan sejak klien berhasil berhenti merokok.

CAR 9 : Jumlah klien yang berhenti merokok terus menerus dalam


periode 9 bulan sejak klien berhasil berhenti merokok.

6. Konselor UBM adalah tenaga kesehatan yang menjadi tim


layanan UBM, yang dalam melakukan layanan konseling berhenti
merokok telah terlatih mengenai layanan UBM dengan sertifikat
terakreditasi BPPSDM Kesehatan

7. Rujukan (Rj) adalah jumlah klien yang dirujuk dan dipastikan tiba
di tempat rujukan dikarenakan dalam 3 bulan belum berhasil
berhenti merokok.

8. Relaps Case atau Kasus Kambuhan (Km) adalah jumlah klien


yang pemah berhenti merokok, tapi merokok kembali walaupun
hanya satu batang.

9. Slips adalah Klien yang kembali merokok dalam jangka waktu


singkat setelah berhenti merokok.

10. Drop out atau keluar dari upaya berhenti merokok (Do)
adalah jumlah klien yang hilang/ tidak melanjutkan upaya
berhenti merokok dalam periode tertentu.

46
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

LAMPIRAN
Dapat diunduh di http://bit.ly/LampiranJuknisUBM

KUISIONER ADIKSI NIKOTIN


FAGERSTROOM
(SKALA FAGERSTROOM)
1 Berapa banyak rokok yang Anda hisap dalam satu hari?
1-10 ………………………………………..…………………………………................……..................………… (0)
11-20 ………………………………………..……………………………………..……………..……................…… (1)
21-30 ………………………………………..……………………………………….………….........…….....……..... (2)
31 atau lebih ………………………………………..……………………………………………..……......……..... (3)
2 Seberapa cepat Anda menyalakan rokok pertama Anda setelah terjaga?
Dalam 5 menit ………………………………………..………………………………………..…….…....……..... (3)
6 hingga 30 menit ………………………………………..………………………………………..….....……..... (2)
31 hingga 60 menit ………………………………………..……..…………………………………......……..... (1)
Setelah 60 menit ………………………………………..………………………………………..……....……..... (0)
3 Rokok mana yang paling Anda tidak relakan untuk dihentikan?
Rokok pertama pada pagi hari ……………………………………............…..…………….......……..... (1)
Lainnya………………………………………..………………………………………......................…....……..... (0)
4 Apakah Anda merokok lebih banyak dalam dua jam pertama hari Anda daripada
sisa hari Anda?
Tidak………………………………………..…...........................……………………………………..…....……... (0)
Ya………………………………………..………………………………………...............................……....……... (1)
5 Apakah Anda kesulitan menahan rasa ingin merokok di tempat yang dilarang,
seperti bangunan umum, pesawat terbang, atau di tempat kerja?
Tidak………………………………………..…...........................……………………………………..…....……... (0)
Ya………………………………………..………………………………………...............................……....……... (1)
6 Apakah Anda masih merokok ketika Anda sakit berat sehingga Anda harus
berbaring dalam sebagian besar waktu Anda?
Tidak………………………………………..…...........................……………………………………..…....……... (0)
Ya………………………………………..………………………………………...............................…....……...… (1)
POIN TOTAL
Skor Fagerstrom
0-3 ketergantungan rendah
4-6 ketergantungan sedang
7-10 ketergantungan tinggi

47
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

SKALA MOTIVASI

1 Saya SUDAH memutuskan TIDAK akan berhenti merokok


seumur hidup saya

2 Saya TIDAK PERNAH berpikir untuk berhenti merokok. Saya


TIDAK PUNYA rencana untuk berhenti

3 Saya PERNAH berpikir untuk berhentl merokok, tetapi Saya


TIDAK PUNYA rencana

4 TERKADANG saya berpikir untuk berhenti merokok, tetapi saya


tidak punya rencana

5 Saya SERING berpikir untuk berhentl merokok, tetapi saya tidak


punya rencana

6 Saya BERENCANA untuk berhenti merokok dalam 6 bulan


ke depan

7 Saya berencana untuk berhenti merokok dalam 30 hari


ke depan

8 Saya masih merokok, tetapi saya mau berubah. Saya siap untuk
berhenti merokok

9 Saya sudah berhenti merokok, tetapisaya khawatir akan


merokok kembali, saya butuh lingkungan tanpa asap rokok

10 Saya sudah berhenti merokok

48
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

ALGORITMA
UPAYA BERHENTI MEROKOK (4T)
Apakah Anda Merokok?
TANYAKAN
• Status Merokok
• Profil Perokok YA Apakah Ada yang Merokok TIDAK
• Tingkat adiksi (Kuesioner di Rumah Anda
fagerstroom) Apakah Pernah
• Tanyakan adakah anggota Merokok?
keluarga yang merokok
YA TIDAK

Telaah Keluhan
TELAAH yang dirasakan
• Telaah keluhan yang
dirasakan
• Telaah dampak rokok bagi Kesiapan untuk Apakah Sedang
kesehatan Berhenti Merokok Berhenti Merokok?
• Nilai keinginan berhenti Ada Masalah?
merokok
• Nilai tingkat motivasi
YA TIDAK
• Lakukan pemeriksaan CO
Analyzer

Ikuti Upaya Berikan Nasehat Berikan Berikan


TOLONG Berhenti untuk Membantu Motivasi Selamat
DAN NASIHATI Merokok Keluarga Berhenti untuk Jaga Pola
Merokok dan Lanjutkan Hidup
• Tentukan kapan mulai
berhenti merokok Menciptakan Berhenti Bebas
• Metode/ cara berhenti Lingkungan Rumah Merokok Dari Asap
merokok Rokok
• Dukungan keluarga/ orang Berikan Nasihat dan Konseling
terdekat Berhenti Merokok dengan
• Sampaikan tantangan yang Memberikan Pandangan
akan dihadapi yang Jernih, kuat dan Individual

Susun Jadwal Pertemuan/


TINDAK LANJUT Konsultasi Berkala
• Jadwal pertemuan berkala,
2 minggu Apakah Berhasil
• Nilai keberhasilan Berhenti Merokok?
• Nilai motivasi
YA TIDAK Berikan Bantuan
• Evaluasi kendala yang timbul
untuk atasi masalah
termasuk gejala putus dan kendala yang timbul
Berikan Motivasi
nikotin (withdrawal effect) agar tidak gagal
untuk Lanjutkan
• Parameter klinis Berhenti Merokok
• Nilai hasil akhir

Pertimbangan tambahan Nilai Apakah


terapi bila ada, atau merujuk Gagal atau Kambuh?
ke fasilitas kesehatan lanjut
bila dalam 3 bulan belum TIDAK YA
berhasil berhenti merokok.
Tambahan Terapi Rujuk ke fasilitas
BERHASIL yang Ada di Fasilitas kesehatan lanjut
Kesehatan Setempat

49
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

STATUS BERHENTI MEROKOK


IDENTITAS
Nama :..................................................L/P
Tanggal :..................................................
Umur/tanggal lahir :..................................................
No. RM :..................................................
Alamat Rumah :..................................................
No. telp/ HP :..................................................

Topik Uraian
I. Identitas TANYAKAN
status merokok, profil perokok
a. Usia mulai merokok
b. Alasan mulai merokok ......batang/hari/selama...... tahun
c. Lama merokok (tahun)
d. Jumlah rokok/hari/tahun BB : ....... kg TB : ......... cm
IMT : ....... TD : ………. mmHg
e. Adakah anggota keluarga
Skor Fagerstorm : ..........
yang merokok
Kadar CO : ......... ppm
f.Tingkat adiksi (fagerstroom)
g.Kadar CO udara ekspirasi
h.Mengukur arus puncak
ekspirasi dengan Peak
Flowmeter.

II. Riwayat berhenti merokok TANYAKAN


sebelumnya
a. Jumlah usaha berhenti kali
b. Kapan usaha terakhir
c. Jumlah hari bebas rokok
d. Cara berhenti yang Berhenti langsung/ bertahap/
digunakan Pengurangan
e. Masalah yang dihadapi
f. Alasan mulai merokok
kembali

III. Tingkat Perilaku TELAAH


a. Tingkat kesiapan (lingkari
jawaban) Sedangmemutuskan/ kebulatan
b. Tingkat motivasi niat/ persiapan/ aksi/
(0=tidak termotivasi; pemeliharaan
10=sangat termotivasi)
c. Alasan ingin Berhenti Tingkat Motivasi:
0-1-2-3-4-5—6-7-8-9-10

50
Topik Uraian
IV. Intervensi Tanggal TOLONG DAN NASEHATI
berhenti merokok • Langsung berhenti
• Bertahap mengurangi jumlah
Metode berhenti • Penundaan jam merokok
Sampaikan :
Pilihan terapi : Dampak buruk merokok
• Konseling Manfaat berhenti merokok
Tantangan yang akan dihadapi

V. Pertemuan berikutnya TINDAK LANJUT


Nilai keberhasilan Berhenti langsung/ bertahap/
Pengurangan

Klien : ..................... Tanda tangan : ................

Konselor : ...................... Tanda tangan : ................

51
CONTOH FOLLOW UP KLIEN
Follow Up 1 : 3-7 hari setelah berhenti

Tanggal …………………….. Waktu ……………………..

Tidak Berhasil Berhenti Berhasil Berhenti :


Pertanyaan : Pertanyaan :
1. Apakah Bapak/Ibu masih merokok 1. Kendala apa yang terberat yang
setelah menentukan waktu tanggal dihadapi selama upaya berhenti
berhenti merokoknya ? Tidak merokok ?

2. Metode apa yang digunakan dalam 2. Apakah mengalami relaps ? Jika Ya Apa
upaya berhenti merokok ? penyebabnya
a. Seketika ‫ ם‬Stress ‫ ם‬Frustasi
b. Pengurangan ‫ ם‬Konstipasi ‫ ם‬Pusing ‫ ם‬Gelisah
c. Penundaan (sesuai kesepakatan ‫ ם‬emosional ‫ ם‬Kurang konsentrasi
dengan klien) ‫ ם‬insomnia ‫ ם‬dll……………….

3. Apakah bisa diceritakan kendala anda 3. Langkah yang diambil (action taken):
tidak bisa berhenti merokok ? Jika • Memberikan reward atas keberhasilan
masih merokok berapa banyak batang berhenti merokok
yang di konsumsi ? • Memberikan saran tambahan,
dan meninjau strategi untuk
mempertahankan berhenti
• Dan lain-lain

4. Kendala apa yang dihadapi selama KESIMPULAN FOLLOW UP:


bapak/ibu berhenti merokok ? ‫ ם‬Berhasil
a. Adiksi ‫ ם‬Tidak dapat menindaklanjuti
b. Withdrawal effect ‫ ם‬Tidak ada tindak lanjut
c. Kebiasaan
d. Lingkungan
e. …………….

5. Withdrawal effectnya serperti apa ?


‫ ם‬Stress ‫ ם‬Frustasi
‫ ם‬Konstipasi ‫ ם‬Pusing
‫ ם‬Gelisah ‫ ם‬Emosional
‫ ם‬Kurang konsentrasi ‫ ם‬Insomnia
‫ ם‬dll……………….

6. Kebiasaan apa yang menjadi kendala


dalam usaha berhenti merokok ?
(seperti bangun tidur masih mencari
rokok) …………………………………………..

52
7. Langkah yang diambil (action taken) :
Memberikan reward atas keberhasilan
berhenti merokok
• Apa rencana/saran yang diberikan
(tergantung dengan kasus klien ex.
Prilaku, factor lingkungan,)
• Memberi saran menangani withdrawal
effect
• Memberikan strategi, supaya bisa
berhenti merokok (sesuai
background problemnya)
• Memberikan saran ke dokter jika klien
mengalami masalah yang berat

Hasil
‫ ם‬Akan berhenti pada tanggal……………..
‫ ם‬Tidak yakin, alasan ...........................

Nama Konselor:……………………….

53
Follow Up 2 : 10 Hari sampai 2 minggu setelah berhenti

Tanggal …………………….. Waktu ……………………..

1. Apakah anda masih merokok, atau menggunakan jenis rokok lain selain rokok (mulai
dari tanggal berapa...............) Sudah berapa lama?

Mencoba Berhenti:
‫ ם‬Yes, untuk ................ hari . ‫ ם‬Apa yang anda rasakan selama tidak merokok .....……
………………………………………………………………………………………….
‫ ם‬Berhenti tapi kambuh ‫ ם‬Tidak dapat berhenti, alasan………..
‫ ם‬Tidak Mencoba, alasan…………………….
‫ ם‬Secara bertahap mengurangi

2. Apakah mengalami relaps ? Jika Ya Apa penyebabnya


‫ ם‬Stress ‫ ם‬Frustasi ‫ ם‬Konstipasi ‫ ם‬Pusing ‫ ם‬Gelisah
‫ ם‬Emosional ‫ ם‬Kurang konsentrasi ‫ ם‬Insomnia ‫ ם‬dll……………….

Pencegahan kambuh dan konseling tambahan:


Langkah yang diambil (action taken) :
• Memberikan reward atas keberhasilan berhenti merokok
• Memberikan saran tambahan, d an meninjau strategi untuk mempertahankan
berhenti
• Dan lain-lain

Hasil
‫ ם‬Akan berhenti pada tanggal…………….. ‫ ם‬Tidak yakin, alasan ...........................

KESIMPULAN FOLLOW UP:


‫ ם‬Behasil ‫ ם‬Tidak dapat menindaklanjuti ‫ ם‬Tidak ada tindak lanjut

Nama Konselor ................................................ .................................................. .............

54
Follow Up 2 : 10 Hari sampai 2 minggu setelah berhenti

Tanggal …………………….. Waktu ……………………..

1. Apakah anda masih merokok, atau menggunakan jenis rokok lain selain rokok (mulai
dari tanggal berapa...............) Sudah berapa lama?

Mencoba Berhenti:
‫ ם‬Yes, untuk ................ hari . ‫ ם‬Apa yang anda rasakan selama tidak merokok .....……
………………………………………………………………………………………….
‫ ם‬Berhenti tapi kambuh ‫ ם‬Tidak dapat berhenti, alasan………..
‫ ם‬Tidak Mencoba, alasan…………………….
‫ ם‬Secara bertahap mengurangi

2. Apakah mengalami relaps ? Jika Ya Apa penyebabnya


‫ ם‬Stress ‫ ם‬Frustasi ‫ ם‬Konstipasi ‫ ם‬Pusing ‫ ם‬Gelisah
‫ ם‬Emosional ‫ ם‬Kurang konsentrasi ‫ ם‬Insomnia ‫ ם‬dll……………….

Pencegahan kambuh dan konseling tambahan:


Langkah yang diambil (action taken) :
• Memberikan reward atas keberhasilan berhenti merokok
• Memberikan saran tambahan, d an meninjau strategi untuk mempertahankan
berhenti
• Dan lain-lain

Hasil
‫ ם‬Akan berhenti pada tanggal…………….. ‫ ם‬Tidak yakin, alasan ...........................

KESIMPULAN FOLLOW UP:


‫ ם‬Behasil ‫ ם‬Tidak dapat menindaklanjuti ‫ ם‬Tidak ada tindak lanjut

Nama Konselor ................................................ .................................................. .............

54
Follow Up 3 : 1 Bulan setelah berhenti

Tanggal …………………….. Waktu ……………………..

1. Apakah anda masih merokok, atau menggunakan jenis rokok lain selain rokok (mulai
dari tanggal berapa...............) apakah sampai sekarang?

Mencoba Berhenti:
‫ ם‬Yes, untuk ................ hari . ‫ ם‬Apa yang anda rasakan selama tidak merokok .....……
………………………………………………………………………………………….
‫ ם‬Berhenti tapi kambuh ‫ ם‬Tidak dapat berhenti, alasan………..
‫ ם‬Tidak Mencoba, alasan…………………….
‫ ם‬Secara bertahap mengurangi

2. Apakah mengalami relaps ? Jika Ya Apa penyebabnya


‫ ם‬Stress ‫ ם‬Frustasi ‫ ם‬Konstipasi ‫ ם‬Pusing ‫ ם‬Gelisah
‫ ם‬Emosional ‫ ם‬Kurang konsentrasi ‫ ם‬Insomnia ‫ ם‬dll……………….

Pencegahan kambuh dan konseling tambahan:


Langkah yang diambil (action taken) :
• Memberikan reward atas keberhasilan berhenti merokok
• Memberikan saran tambahan, d an meninjau strategi untuk mempertahankan
berhenti
• Dan lain-lain

Hasil
‫ ם‬Akan berhenti pada tanggal…………….. ‫ ם‬Tidak yakin, alasan ...........................

KESIMPULAN FOLLOW UP:


‫ ם‬Berhasil ‫ ם‬Tidak dapat menindaklanjuti ‫ ם‬Tidak ada tindak lanjut

Nama Konselor ................................................ .................................................. .............

55
Follow Up 4 : 3 Bulan setelah berhenti

Tanggal …………………….. Waktu ……………………..

1. Apakah anda masih merokok, atau menggunakan jenis rokok lain selain rokok (mulai
dari tanggal berapa...............) apakah sampai sekarang?

Mencoba Berhenti:
‫ ם‬Yes, untuk ................ hari . ‫ ם‬Apa yang anda rasakan selama tidak merokok .....……
………………………………………………………………………………………….
‫ ם‬Berhenti tapi kambuh ‫ ם‬Tidak dapat berhenti, alasan………..
‫ ם‬Tidak Mencoba, alasan…………………….
‫ ם‬Secara bertahap mengurangi

2. Apakah mengalami relaps ? Jika Ya Apa penyebabnya


‫ ם‬Stress ‫ ם‬Frustasi ‫ ם‬Konstipasi ‫ ם‬Pusing ‫ ם‬Gelisah
‫ ם‬Emosional ‫ ם‬Kurang konsentrasi ‫ ם‬Insomnia ‫ ם‬dll……………….

Pencegahan kambuh dan konseling tambahan:


Langkah yang diambil (action taken) :
• Memberikan reward atas keberhasilan berhenti merokok
• Memberikan saran tambahan, d an meninjau strategi untuk mempertahankan
berhenti
• Dan lain-lain

Hasil
‫ ם‬Akan berhenti pada tanggal…………….. ‫ ם‬Tidak yakin, alasan ...........................

KESIMPULAN FOLLOW UP:


‫ ם‬Berhasil ‫ ם‬Tidak dapat menindaklanjuti ‫ ם‬Tidak ada tindak lanjut

Nama Konselor ................................................ .................................................. .............

56
Follow Up 5 : 6 Bulan setelah berhenti

Tanggal …………………….. Waktu ……………………..

1. Apakah anda masih merokok, atau menggunakan jenis rokok lain selain rokok (mulai
dari tanggal berapa...............) apakah sampai sekarang?

Mencoba Berhenti:
‫ ם‬Yes, untuk ................ hari . ‫ ם‬Apa yang anda rasakan selama tidak merokok .....……
………………………………………………………………………………………….
‫ ם‬Berhenti tapi kambuh ‫ ם‬Tidak dapat berhenti, alasan………..
‫ ם‬Tidak Mencoba, alasan…………………….
‫ ם‬Secara bertahap mengurangi

2. Apakah mengalami relaps ? Jika Ya Apa penyebabnya


‫ ם‬Stress ‫ ם‬Frustasi ‫ ם‬Konstipasi ‫ ם‬Pusing ‫ ם‬Gelisah
‫ ם‬Emosional ‫ ם‬Kurang konsentrasi ‫ ם‬Insomnia ‫ ם‬dll……………….

Pencegahan kambuh dan konseling tambahan:


Langkah yang diambil (action taken) :
• Memberikan reward atas keberhasilan berhenti merokok
• Memberikan saran tambahan, d an meninjau strategi untuk mempertahankan
berhenti
• Dan lain-lain

Hasil
‫ ם‬Akan berhenti pada tanggal…………….. ‫ ם‬Tidak yakin, alasan ...........................

KESIMPULAN FOLLOW UP:


‫ ם‬Berhasil ‫ ם‬Tidak dapat menindaklanjuti ‫ ם‬Tidak ada tindak lanjut

Nama Konselor ................................................ .................................................. .............

57
Follow Up 6 : 6 Bulan setelah berhenti

Tanggal …………………….. Waktu ……………………..

1. Apakah anda masih merokok, atau menggunakan jenis rokok lain selain rokok (mulai
dari tanggal berapa...............) apakah sampai sekarang?

Mencoba Berhenti:
‫ ם‬Yes, untuk ................ hari . ‫ ם‬Apa yang anda rasakan selama tidak merokok .....……
………………………………………………………………………………………….
‫ ם‬Berhenti tapi kambuh ‫ ם‬Tidak dapat berhenti, alasan………..
‫ ם‬Tidak Mencoba, alasan…………………….
‫ ם‬Secara bertahap mengurangi

2. Apakah mengalami relaps ? Jika Ya Apa penyebabnya


‫ ם‬Stress ‫ ם‬Frustasi ‫ ם‬Konstipasi ‫ ם‬Pusing ‫ ם‬Gelisah
‫ ם‬Emosional ‫ ם‬Kurang konsentrasi ‫ ם‬Insomnia ‫ ם‬dll……………….

Pencegahan kambuh dan konseling tambahan:


Langkah yang diambil (action taken) :
• Memberikan reward atas keberhasilan berhenti merokok
• Memberikan saran tambahan, d an meninjau strategi untuk mempertahankan
berhenti
• Dan lain-lain

Hasil
‫ ם‬Akan berhenti pada tanggal…………….. ‫ ם‬Tidak yakin, alasan ...........................

KESIMPULAN FOLLOW UP:


‫ ם‬Berhasil ‫ ם‬Tidak dapat menindaklanjuti ‫ ם‬Tidak ada tindak lanjut

Nama Konselor ................................................ .................................................. .............

58
Follow Up 7 : 12 Bulan setelah berhenti

Tanggal …………………….. Waktu ……………………..

1. Apakah anda masih merokok, atau menggunakan jenis rokok lain selain rokok (mulai
dari tanggal berapa...............) apakah sampai sekarang?

Mencoba Berhenti:
‫ ם‬Yes, untuk ................ hari . ‫ ם‬Apa yang anda rasakan selama tidak merokok .....……
………………………………………………………………………………………….
‫ ם‬Berhenti tapi kambuh ‫ ם‬Tidak dapat berhenti, alasan………..
‫ ם‬Tidak Mencoba, alasan…………………….
‫ ם‬Secara bertahap mengurangi

2. Apakah mengalami relaps ? Jika Ya Apa penyebabnya


‫ ם‬Stress ‫ ם‬Frustasi ‫ ם‬Konstipasi ‫ ם‬Pusing ‫ ם‬Gelisah
‫ ם‬Emosional ‫ ם‬Kurang konsentrasi ‫ ם‬Insomnia ‫ ם‬dll……………….

Pencegahan kambuh dan konseling tambahan:


Langkah yang diambil (action taken) :
• Memberikan reward atas keberhasilan berhenti merokok
• Memberikan saran tambahan, d an meninjau strategi untuk mempertahankan
berhenti
• Dan lain-lain

Hasil
‫ ם‬Akan berhenti pada tanggal…………….. ‫ ם‬Tidak yakin, alasan ...........................

KESIMPULAN FOLLOW UP:


‫ ם‬Berhasil ‫ ם‬Tidak dapat menindaklanjuti ‫ ם‬Tidak ada tindak lanjut

Nama Konselor ................................................ .................................................. .............

59
DAFTAR
PUSTAKA
Kementerian Kesehatan. (2016). Petunjuk Teknis Upaya Berhenti
Merokok Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta;
Kementerian Kesehatan.

World Health Organization. (2020). E-Cigarrettes.

Susanto AD, et al. (2011). Berhenti Merokok, Pedoman Penatalaksanaan


Untuk Dokter di Indonesia. Jakarta; Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.

World Health Organization. (2014). A Guide for Tobacco Users to Quit.

World Health Organization. (2014). Toolkit for Delivering The 5A’s and
5R’s Brief Tobacco Interventions in Primary Care.

60
@p2ptmkemenkesRI

@p2ptmkemenkesri

@p2ptmkemenkesRI

Jl. H.R Rasuna Said Blok X-5 Kav.4-9 www.p2ptm.kemkes.go.id


Jakarta Selatan
ditp2ptm@kemkes.go.id Direktorat P2PTM Kemenkes RI

Anda mungkin juga menyukai