MASDUL R3
PUSKESMAS PEGANTENAN
TAHUN 2019
1
BIODATA PUSKESMAS PEGANTENAN
2
BAB I
KONDISI UMUM PUSKESMAS PEGANTENAN
3
B. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI
Puskesmas Pegantenan, lokasinya berada di daerah Kecamatan Pegantenan
wilayah kerja dari Puskesmas Bulangan Haji. Luas wilayah kerja UPTD Puskesmas
kendaraan (transportasi cukup lancar) dan tidak ada kendala untuk menjangkau
Pegantenan yaitu:
Pasanggar, Pegantenan, Tebul Barat, Tebul Timur, Bulangan Barat, Tanjung, dan
4
KEC.BATUMARMAR
BATUMARMAR
K
A DS. TANJUNG
B K
S EC
A
M P
P DS.AMBENDER A
A K
N O
G N
DS.PASANGGAR DS.TEBUL G
BARAT
DS.TEBUL
DS.PEGANTENAN TIMUR
DS.BULANGAN
BARAT
PKM.BULANGAN HAJI
DS.PALESANGGA
R
U
KEC.PALENGAAN
S
Keterangan:
5
C. DATA DEMOGRAFI
Berdasarkan data dari profil Kecamatan Pegantenan di wilayah kerja
Puskesmas Pegantenan tahun 2018 sebesar 42.685 jiwa dengan jumlah penduduk
laki-laki sebesar 20.048 jiwa dan perempuan sebesar 22.637 jiwa. Adapun jumlah
Keluarga miskin yang masuk kepesertaan BPJS KIS sebanyak 40.042 peserta tahun
penduduk total sebesar 42.685 Jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak
10.945. Adapun tren jumlah penduduk menurut usia, ialah sebagai berikut:
6
Gambar 2 Piramida Tren Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Pegantenan Tahun
2018
75 + Perempuan
70 - 74 Laki-laki
65 - 69
60 - 64
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34
25 - 29
20 -24
15 - 19
10 - 14
5-9
0-4
-2,500 -2,000 -1,500 -1,000 -500 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500
7
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM INOVASI MASDUL R3
8
BAB III
STRATEGI PERCEPATAN PROGRAM INOVASI MASDUL R3
1. ADVOKASI
a. Advokasi ke Kepala Puskesmas Pegantenan
Pada tahun 2019, advokasi tentang inovasi “MASDUL R3” disampaikan
kepada Kepala Puskesmas untuk mendapatkan dukungan dalam
memberantas permasalahan sampah di wilayah Puskesmas Pegantenan
sebagai strategi percepatan STBM Puskesmas Pegantenan lanjutan.
b. Advokasi ke Lintas Sektor
Sebagai tindak lanjut dari program inovasi “MASDUL R3”, dilakukan
penyebarluasan informasi kegiatan berupa advokasi di tingkat kecamatan
yang dihadiri oleh FORPIMKA Kecamatan, Kepala Desa, Pengusaha di
kecamatan, tokoh agama, tokoh masyarakat dan masyarakat setempat.
Tujuan dari advokasi di tingkat kecamatan untuk mendapatkan dukungan
secara penuh tentang perubahan perilaku yang bersih dan sehat serta
penggunaan jamban sehat juga pengelolaan sampah.
c. Advokasi ke Bidan Desa
Pertemuan dengan bidan desa dihasilkan kesepatakan bahwa bidan desa
akan mendukung program “MASDUL R3” dengan menyampaikan program
tersebut kepada masyarakat. Dukungan dari bidan desa ini mempunyai
daya ungkit yang cukup besar karena kepengurusan bidan desa berada
sampai di tingkat desa.
9
2. PROGRAM INOVASI
Puskesmas Pegantenan sangat antusias dalam mewujudkan percepatan
STBM, dengan membuat beberapa inovasi, yaitu “MASDUL R3”, berikut
penjelasannya:
a. Inovasi “MASDUL R3” adalah sebuah inovasi baru yang diciptakan untuk
meningkatkan percepatan STBM di Puskesmas Pegantenan. Inovasi ini
memiliki tujuan untuk menyelesaikan permasalahan sampah yang ada di
Puskesmas Pegantenan dengan metode Reuce, Reduce, dan Recycle.
1) Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat
digunakan untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya.
2) Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan
sampah.
3) Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang
atau produk baru yang bermanfaat.
Dengan menggunakan 3 metode tersebut, diharapkan sampah-sampah
yang banyak berserakan di wilayah kerja Puskesmas Pegantenan
khususnya sampah di perairan seperti sungai dapat berkurang. Metode ini
menggunakan dua jenis cara dalam mengelola sampah, yaitu:
1) Pembuatan Paving Block
Banyaknya sampah plastik yang berserakan mengakibatkan beberapa
daerah wilayah Puskesmas menjadi tidak sedap untuk dilihat. Hal ini
juga yang menimbulkan berbagai macam penyakit. Karena masalah
inilah, Puskesmas memanfaatkan sampah plastik untuk diolah menjadi
paving block. Paving block yang dihasilkan tidak perlu ditanyakan lagi
mengenai kekuatannya. Hal ini sudah dibuktikan oleh kelompok warga
yang telah memproduksi paving block menggunakan sampah plastik,
yaitu di Desa Bulangan Barat.
2) Pembuatan krupuk dan arang dari sampah durian
Seiring dengan musim durian di wilayah kerja Puskesmas Pegantenan
terutama di Desa Tebul Barat dan Tebul Timur, sampah durian sangat
banyak berserakan. Sampah ini menyebabkan bau busuk dan
banyaknya bakteri yang hinggap. Hal ini dapat memicu terjadinya
penyakit. Untuk mengurangi sampah durian pada saat musim durian,
Puskesmas Pegantenan membuat inovasi yaitu dengan memanfaatkan
10
kulit durian dan biji durian. Kulit durian di olah menjadi arang dan bijinya
diolah menjadi krupuk durian.
Kegiatan pemanfaatan kulit durian ini dilakukan oleh warga dengan cara
mengolahnya menjadi arang. Sedangkan pengolahan biji durian
dilakukan oleh petugas sanitarian dengan cara membeli sampah biji
durian kepada warga seharga Rp 2.500,- per kilogram. Kemudian biji
tersebut diolah menjadi krupuk. Setelah itu, krupuk dijual di pasaran.
3) Pembuatan kerajinan dari kain perca dan sampah plastik
Sampah kain yang berserakan dapat diolah menjadi taplak meja, serbet,
bunga hias, dan lain sebagainya. Hasil dari pemanfaatan sampah kain
perca dan sampah plastik dijual di toko dan pasar terdekat di Kecamatan
Pegantenan. Inovasi ini sangat bermanfaat untuk aktivitas sehari-hari
warga. Dengan kesibukan ini, selain dapat meningkatkan ekonomi
masyarakat juga dapat meningkatkan kebersamaan antar warga. Selain
itu, pendistribuasian kerajinan dari kain perca dan sampah plastik
tersebut sudah sampai di Kabupaten Jember.
3. KEMITRAAN DANA
Adapun sumberdana kegiatan program “MASDUL R3” berasal dari dana BOK
karena ini merupakan inovasi yang baru terbentuk. Akan tetapi untuk kelanjutan dari
program tersebut, Sanitarian akan mengusahakan untuk mendapatkan bantuan dari
dana desa dan lain sebagainya
4. REWADS
Reward yang diberikan masih belum ada. Akan tetapi hasil dari program
Inovasi “MASDUL R3” sudah dapat terlihat dari pendapatan pengrajin yang dapat
membeli sebuah mobil dengan uang tambahan hasil penjualan kerajinan dari
sampah plastik.
11
5. MONITORING
Metode monitoring yang dilakukan yaitu dengan menampilakn hasil capaian di
pertemuan lokakarya mini bulanan Puskesmas Pegantenan. Kegiatan ini memiliki
beberapa kendala yang dialami, namun kendala ini tidak membuat pengelola
program patah semangat dan tidak menjadikan kendala tersebut sebagai hambatan,
tetapi pengelola membuat kendala ini sebagai motivasi agar pelaksanaan kegiatan
inisiatif berjalan dengan lancar. Adapun masalah yang dihadapi antara lain:
a. Jadwal kegiatan koordinasi antar pemegang program sering terbentur.
b. Perilaku masyarakat susah untuk dirubah.
c. Kurangnya sarana dan prasarana dalam pelaksanaan kegiatan.
Untuk inovasi MASDUL R3, akan terus dikembangkan dan memperbanyak
produksi pada tahun berikutnya. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan anggaran dan
peraturan desa yang akan segera di buatkan.
12
BAB IV
PROGRES KEBERHASILAN PROGRAM INOVASI MASDUL R3
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tahun 2019 sudah ada empat desa
yang memiliki kesadaran dalam mewujudkan STBM melalui inovasi MASDUL R3.
13
BAB V
PENUTUP
14