Vincent
Saat ini, Bahasa Indonesia telah mengalami beberapa perubahan semenjak era
globalisasi melanda. Salah satu bukti nyata dari dampak globalisasi tersebut adalah
penggunaan Bahasa Indonesia pada kehidupan sehari-hari selalu dicampur dengan
beberapa bahasa asing. Generasi anak muda pada saat ini memandang bahwa
penggunaan bahasa Indonesia yang dicampuri oleh bahasa asing merupakan hal yang
keren dan gaul. Padahal, pentingnya berbahasa Indonesia harusnya sudah menjadi hal
dasar untuk diketahui oleh semua penduduk bangsa.
Penggunaan bahasa Indonesia pada saat ini juga telah semakin berkurang jika
dibandingkan dengan beberapa dekade yang lalu. Hal ini dipengaruhi oleh maraknya
pengajaran bahasa asing kepada anak-anak sejak usia dini. Sebenarnya, faktor ini
memang tidak sepenuhnya merupakan hal yang buruk, akan tetapi dapat kita lihat
bahwa dengan adanya pengutamaan pengajaran bahasa asing di sekolah, para siswa
mulai mengesampingkan bahasa Indonesia. Alhasil, anak-anak tersebut lebih memilih
untuk menggunakan bahasa asing dalam berkomunikasi dengan orang lain.
XII MIPA3/37
Banyak orang percaya bahwa menguasai bahasa asing akan lebih menjamin karir dan
kesejahteraan masyarakat di masa depan.
Tidak hanya itu, pandemi yang telah melanda Indonesia selama hampir dua
tahun ini juga ikut andil dalam mengurangi minat masyarakat untuk menggunakan
bahasa Indonesia dalam kehidupan mereka sehari-hari. Selama masa pandemi, sekolah-
sekolah memutuskan untuk memperpendek durasi pembelajaran, mengakibatkan jam
pelajaran Bahasa Indonesia turut terpotong dan menjadi sangat singkat sehingga
berpengaruh terhadap pendidikan Bahasa Indonesia berkurang. Pembatasan sosial
berskala besar (PSBB) yang menyebabkan masyarakat cenderung memilih berdiam diri
di rumah.
Hal ini kemudian meningkatkan angka penggunaan smartphone dan akses media
sosial. Seperti yang kita ketahui, tata bahasa yang digunakan dalam media sosial
sekarang sudah terlalu bebas. Artinya, penggunaan bahasa baku atau bahasa Indonesia
yang benar tidak dipedulikan sama sekali. Padahal, media sosial memiliki jangkauan
yang sangat luas, di mana media ini dapat diakses oleh semua kalangan dari berbagai
usia. Namun, rasa gengsi dan adanya trend kekinian membuat masyarakat melupakan
poin-poin penting dalam berkomunikasi dan berbahasa.
Maka dari itu, salah satu solusi untuk mengatasi hilangnya penggunaan bahasa
Indonesia yang benar adalah dengan membiasakan diri menggunakan bahasa Indonesia.
Selain itu, bijaksana dalam berbahasa dan berkomunikasi kepada sesama baik secara
langsung maupun melalui media massa juga sangat membantu dalam mencapai tujuan
yang diinginkan. Masyarakat juga dapat mengajak atau mengingatkan semua orang
tentang pentingnya melestarikan Bahasa Indonesia melalui platform-platform media
sosial yang sering diakses masyarakat, khususnya generasi muda. Dengan begitu,
kesadaran penduduk akan mulai bertumbuh dan mereka akan berusaha untuk
melestarikan bahasa pemersatu bangsa, bahasa Indonesia, dengan sepenuh hati.
XII MIPA3/37