Perang Saudara Tiongkok - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas
Perang Saudara Tiongkok - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas
Tiongkok
Perang yang terjadi di Tiongkok pada
tahun 1927 hingga 1949, antara Partai
Nasionalis Kuomintang dan Partai
Komunis Tiongkok
Perang Saudara Tiongkok[a] (Hanzi sederhana: 国共内战; Hanzi tradisional: 國共內戰; Pinyin:
Guó-Gòng Nèizhàn) adalah perang sipil di Tiongkok dengan pertempuran antara pasukan yang
loyal kepada pemerintah Republik Tiongkok pimpinan Kuomintang (KMT), dan pasukan yang
loyal kepada Partai Komunis Tiongkok (PKT).[9] Perang ini dimulai pada bulan Agustus 1927,
bersamaan dengan Ekspedisi Utara Chiang Kai-Shek, dan secara esensial berakhir ketika
pertempuran aktif utama berhenti pada tahun 1950.[10] Konflik ini pada akhirnya menghasilkan
dua negara de facto, Republik Tiongkok di Taiwan dan Republik Rakyat Tiongkok di Tiongkok
daratan, masing-masing secara resmi mengklaim sebagai pemerintahan Tiongkok yang sah.
Perang Saudara Tiongkok
國共內戰 / 国共内战
Bagian dari Periode antarperang, Perang Dingin (sejak 1947) dan Konflik Lintas Selat (sejak 1949)
Searah jarum jam dari atas: pasukan komunis di Pertempuran Siping; tentara Muslim dari TRN; Mao
Zedong pada tahun 1930-an; Chiang Kai-shek memeriksa tentara; Jenderal PKT, Su Yu memeriksa
pasukan sesaat sebelum Kampanye Menglianggu
Keberadaan Dua Tiongkok secara De facto dan awal dari Konflik Lintas Selat
Perubahan
Partai Komunis Tiongkok mengontrol Tiongkok daratan, termasuk Hainan
wilayah
Republik Rakyat Tiongkok didirikan di daratan Tiongkok
1927–1937:
1927–1937:
Dibantu oleh:
Uni Soviet
Komunis Internasional
1946–1949:
1946–1949:
1949–1961:
1949–1961:
Thailand
Chiang Kai-shek
Mao Zedong
Kekuatan
2 juta (reguler)
1,2 juta (reguler)
2,3 juta (milisi) (Juni 1946)[2][3][4] 2,6 juta (milisi) (Juli 1945)[3][5]
Korban
Alih aksara
Mandarin
Min Nan
Wu
- Romanisasi: gho-gon-ne-tsan
Yue (Kantonis)
Artikel ini memuat Teks Tionghoa. Tanpa bantuan render yang baik, anda mungkin akan melihat
tanda tanya, kotak-kotak, atau simbol lainnya bukannya Karakter Tionghoa.
Perang ini merepresentasikan perpecahan ideologis antara pihak Komunis PKT dan KMT yang
mengusung Nasionalisme, yang berlangsung terputus-putus sampai akhir tahun 1937, ketika
kedua belah pihak bersatu untuk membentuk Front Persatuan Kedua untuk melawan invasi
Jepang dan mencegah Jepang memperluas invasi yang sudah masuk sebelumnya ke
Manchuria pada tahun 1931. Perang Saudara Tiongkok dalam skala penuh berlanjut kembali
pada tahun 1946, setahun setelah berakhirnya pertempuran dengan Jepang. Empat tahun
kemudian terjadi gencatan pertempuran militer besar, dengan baru saja berdirinya Republik
Rakyat Tiongkok yang mengendalikan Tiongkok daratan (termasuk Hainan) dan yurisdiksi
Republik Tiongkok terbatas untuk Taiwan, Penghu, Kinmen, Matsu dan beberapa pulau terpencil.
Sampai saat ini tidak ada gencatan senjata atau perjanjian damai yang pernah ditandatangani,
dan terdapat perdebatan mengenai apakah perang saudara ini telah berakhir secara resmi.[11]
Hubungan Lintas Selat telah terhalang oleh ancaman militer dan tekanan politik dan ekonomi,
khususnya atas status politik Taiwan, dengan kedua pemerintahan secara resmi berpegang
pada "kebijakan Satu Tiongkok". Republik Rakyat Tiongkok secara aktif masih mengklaim
Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan terus mengancam Republik Tiongkok dengan invasi
militer jika Republik Tiongkok secara resmi mendeklarasikan kemerdekaan dengan mengganti
namanya dan mendapatkan pengakuan internasional sebagai "Republik Taiwan". Sebaliknya,
Republik Tiongkok membalas dengan mengklaim Tiongkok daratan, dan mereka berdua
melanjutkan pertarungan atas pengakuan diplomatik. Saat ini perang sepertinya terjadi pada
front politik dan ekonomi dalam bentuk hubungan lintas selat; namun, kedua negara de facto
terpisah ini memiliki hubungan ekonomi yang erat.[12]
Catatan
a. Di Tiongkok daratan dewasa ini, tiga tahun terakhir perang (1947–1949) umumnya dikenal sebagai
Perang Pembebasan ( 解放战争), dengan nama lengkap resmi Perang Pembebasan Rakyat Tiongkok (中
国人民解放战争), atau nama alternatif Perang Revolusioner Internal Ketiga (第三次国内革命战争). Di
Taiwan, perang ini dikenal dengan nama Perang Menumpas Pembertontakan dan Melawan Komunis (反
共戡亂戰爭) sebelum tahun 1991 atau umumnya dikenal dengan nama Perang Sipil Nasionalis-Komunis
(國共內戰/国共内战) di kedua belah pihak
Referensi
3. Hsiung, James C. (1992). China's Bitter Victory: The War With Japan, 1937–1945 (https://books.google.c
om/books?id=3Yt6TTRdUzwC) . New York: M. E. Sharpe publishing. ISBN 1-56324-246-X.
4. Sarker, Sunil Kumar (1994). The Rise and Fall of Communism (https://books.google.com/books?id=rGf2b
1nsn9cC) (dalam bahasa Inggris). Atlantic Publishers & Dist. ISBN 9788171565153.
9. Gay, Kathlyn. [2008] (2008). 21st Century Books. Mao Zedong's China. ISBN 0-8225-7285-0. pg 7
10. Hutchings, Graham. [2001] (2001). Modern China: A Guide to a Century of Change. Harvard University
Press. ISBN 0-674-00658-5.
12. So, Alvin Y. Lin, Nan. Poston, Dudley L. Contributor Professor, So, Alvin Y. [2001] (2001). The Chinese
Triangle of Mainland China, Taiwan and Hong Kong. Greenwood Publishing. ISBN 0-313-30869-1.
Pranala luar
Artikel bertopik sejarah ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan
mengembangkannya (https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perang_Saudara_Tiongkok&ac
tion=edit) .
Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Perang_Saudara_Tiongkok&oldid=19348414"
Terakhir disunting 9 bulan yang lalu oleh Irfanmio21