Anda di halaman 1dari 36

SKB DOKTER

PENGETAHUAN
UMUM BIDANG
KESEHATAN
Dr. Retno Suci Fadhillah-SahabatCPNS
Agenda kesehatan Nasional
Kebijakan dasar Puskesmas
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/MENKES/SK/II/2004
PHBS: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
diprakƟkkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan
seseoranŐ͕ keluaƌŐa, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri
(mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat

◦ Tatanan PHBS
Indikator PHBS
◦ PHBS di Sekolah : ◦ PHBS Rumah Tangga : PHBS di Lingkungan Kerja /Fasilitas Kesehatan /
Tempat Umum
• Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan • Persalinan yang ditolong oleh tenaga
sesudah makan, kesehatan.
• mencuci tangan dengan sabun,
• Mengonsumsi jajanan sehat, • Pemberian ASI eksklusif
• Menggunakan jamban bersih dan sehat • Menimbang bayi dan balita secara • mengonsumsi makanan dan minuman sehat,
berkala
• Olahraga yang teratur
• Cuci tangan dengan sabun dan air bersih • menggunakan jamban sehat,
• Memberantas jentik nyamuk
• Menggunakan air bersih • membuang sampah di tempat sampah, tidak
• Tidak merokok di lingkungan sekolah
• Menggunakan jamban sehat merokok,
• Membuang sampah pada tempatnya, dan
• Memberantas jentik nyamuk
• Melakukan kerja bakti bersama warga • tidak mengonsumsi NAPZA,
lingkungan sekolah untuk menciptakan • Konsumsi buah dan sayur
lingkungan yang sehat
• • tidak meludah sembarang tempat, memberantas
Melakukan aktivitas fisik setiap hari jentik nyamuk dan lain-lain.
• Tidak merokok di dalam rumah
Penanggulangan Narkoba
◦ Rehabilitasi Medis :
◦ Pemeriksaan :Pemeriksaan dilakukan tidak hanya oleh dokter tetapi juga terapis. Pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana kecanduan yang dialami dan adakah efek samping yang muncul. Jika si pemakai mengalami depresi atau bahkan
gangguan perilaku, maka terapis akan menyembuhkan efek tersebut baru melakukan rehabilitasi.
◦ Detoksifikasi Contohnya, pecandu berat narkoba jenis heroin yang mudah mengalami sakau, dapat diberikan terapi
obat methadone atau naltrexone
◦ Stabilisasi
◦ Tahap rehabilitasi nonmedis
◦ Selain menjalani rehabilitasi medis, pecandu narkoba juga akan mengikuti berbagai macam kegiatan pemulihan secara terpadu,
mulai dari konseling, terapi kelompok, hingga pembinaan spiritual atau keagamaan.
◦ Konseling dapat membantu pecandu narkoba mengenali masalah atau perilaku yang memicu ketergantungannya pada
narkoba. Dengan demikian, pecandu dapat menemukan strategi yang paling tepat untuknya agar terlepas dari belenggu
narkoba.
◦ Sementara itu, terapi kelompok (therapeutic community) merupakan forum diskusi yang beranggotakan sesama pecandu
narkoba. Terapi ini bertujuan agar anggotanya dapat saling memberikan motivasi, bantuan, dan dukungan agar sama-sama
terbebas dari jeratan narkoba.
◦ Tahap bina lanjut (aftercare)
◦ Tahap bina lanjut adalah tahap akhir dari rangkaian rehabilitasi narkoba. Para pecandu narkoba akan
diberikan kegiatan sesuai dengan minat dan bakat masing-masing. Hal ini bertujuan agar mereka bisa
kembali bekerja dan tetap produktif setelah menyelesaikan program rehabilitasi.
◦ Setelah terbebas dari ketergantungan, mantan pecandu narkoba dapat kembali ke masyarakat dan
beraktivitas seperti biasa di bawah pengawasan Badan Narkotika Nasional.
◦ Bantuan rehabilitasi bagi para pecandu narkoba diatur oleh pemerintah dalam Undang-Undang No. 35
Tahun 2009 tentang Narkotika dan Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Wajib
Lapor Pecandu Narkotika.
◦ Pecandu narkoba wajib melaporkan diri ke Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL), baik rumah sakit,
puskesmas, atau lembaga rehabilitasi medis, yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
◦ Selain melapor ke IPWL, pecandu narkoba juga bisa melapor dengan cara mendaftarkan diri dan
mengisi formulir pada situs resmi Sistem Informasi Rehabilitasi Indonesia (SIRENA) milik Badan Narkotika
Nasional (BNN).
Program KB: KB adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan
usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi,
perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas
◦ Pada dasarnya prinsip kerja kontrasepsi adalah meniadakan pertemuan antara sel telur (ovum) dengan sel mani (sperma)
dengan cara :
◦ 1) Menekan keluarnya sel telur (ovum)
◦ 2) Menghalangi masuknya sperma ke dalam alat kelamin wanita sampai mencapai ovum
◦ 3) Mencegah nidasi
◦ Tujuan UMUM KB :
◦ Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang
menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya
pertambahan penduduk.
◦ Tujuan khusus
◦ Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
◦ Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
◦ Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan kelahiran

Adapun syarat metode kontrasepsi
yang ideal adalah1 :
Aman, artinya tidak menimbulkan komplikasi yang berat bila digunakan
Berdaya guna, dalam arti bila digunakan sesuai dengan aturan akan dapat mencegah kehamilan
Dapat diterima, bukan hanya oleh akseptor tapi juga oleh lingkungan budaya di masyarakat
Terjangkau harganya oleh masyarakat
Bila metode tersebut dihentikan penggunaannya, kesuburan akan segera pulih, kecuali untuk
kontrasepsi mantap
Jenis Kontrasepsi
 Kontrasepsi alamiah :Pantang berkala, suhu tubuh basal (STB), metode ovulasi billings (MOB),
simptotermal (STB+Mukosa Servik), senggama terputus, laktasi.
 Kontrasepsi barier mekanik :Kondom, diafragma, spermisida, AKDR
 Kontrasepsi hormonal :Bentuk pil, suntikan, implant
 Kontrasepsi mantap :Tubektomi, vasektomi
Efektivitas Kontrasepsi
Pemilihan Jenis KB
◦ a. Umur ibu kurang dari 20 tahun:
◦ 1) Penggunaan prioritas kontrasepsi pil oral.
◦ 2) Penggunaan kondom kurang menguntungkan, karena pasangan muda frekuensi bersenggama tinggi sehingga akan
mempunyai kegagalan tinggi.
◦ 3) Bagi yang belum mempunyai anak, AKDR kurang dianjurkan.
◦ 4) Umur di bawah 20 tahun sebaiknya tidak mempunyai anak dulu.

◦ b. Umur ibu antara 20–30 tahun
◦ 1) Merupakan usia yang terbaik untuk mengandung dan melahirkan.
◦ 2) Segera setelah anak pertama lahir, dianjurkan untuk memakai spiral sebagai pilihan utama. Pilihan kedua adalah norplant
atau pil.
◦ c. Umur ibu di atas 30 tahun
◦ 1) Pilihan utama menggunakan kontrasepsi spiral atau norplant. Kondom bisa merupakan pilihan kedua.
◦ 2) Dalam kondisi darurat, metode mantap dengan cara operasi (sterlilisasi) dapat dipakai dan relatif lebih baik dibandingkan
dengan spiral, kondom, maupun pil dalam arti mencegah
MLA merupakan metode kontrasepsi alamiah yang mengandalkan (rely on)
pemberian ASI pada bayinya. Mekanisme kerjanya, dengan penghisapan ASI
yang intensif secara berulang kali akan menekan sekresi hormone GnRH
sehingga sekresi FHS&LH rendah dan menekan perkembangan folikel di
ovarium dan menekan ovulasi. Efektivitas 2 hamil/100/6bulan.

Kerugian

◦ tingkat efektivitas tergantung tingkat


eksklusifitas menyusui bayi, tidak
melindungi pengguna dari PMS
(HIV/AIDS), pada wanita yang bekerja
dan terpisah dari bayinya lebih dari 6
jam.
Senggama terputus - pra-ejakulasi atau pancaran ekstravaginal
Pengeluaran penis dari vagina sesaat sebelum terjadinya
ejakulasi. Efektifitas 4-18 kehamilan/100 perempuan/tahun

keuntungan Kerugian: tidak dianjurkan pada

◦ Alamiah ◦ pria dengan ejakulasi dini


◦ Efektif bila dilakukan dgn benar ◦ pria yang sulit melakukan sanggama
◦ Tidak mengganggu produksi ASI terputus
◦ perempuan dengan pasangan yang
◦ Tak ada efek samping
sulit kerja sama
◦ Dapat dikombinasikan dgn berbagai
metode KB alamiah yang lain ◦ pasangan yang sulit berkomunikasi

◦ Tidak butuh biaya dan persiapan


khusus
◦ Metode ovulasi billings (MOB)
◦ Efektivitas 9-20 hamil/100 prempuan/tahun
◦ Cara kerja: mengenali masa subur dari siklus menstruasi dengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa
pada vulva menjelang hari-hari ovulasi.
◦ Kelebihan
◦ Mudah digunakan.
◦ Tidak memerlukan biaya.
◦ Keterbatasan
◦ Tidak efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya dikombinasikan dengan metode kontrasepsilain (misal
metode simptothermal).
◦ Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat kelaminnya.
◦ Wanita yang memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan tanda-tanda kesuburan.
◦ Wanita yang menghasilkan sedikit lendir.

Metode simptothermal merupakan metode keluarga berencana


alamiah (KBA) yang mengidentifikasi masa subur dari siklus
menstruasi wanita. Metode ini mengkombinasikan metode suhu
basal tubuh dan mukosa serviks
Akdr
Keuntungan Efek samping dan kerugian
• Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam • Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)
125 – 170 kehamilan). Pencegah kehamilan jangka panjang yang ampuh, paling tidak 10 tahun
• Haid lebih lama dan banyak
• IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
• Perdarahan (spotting) antarmenstruasi
• Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
• Saat haid lebih sakit
• Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman karena rasa aman
terhadap risiko kehamilan • Tidak mencegah IMS termasuk HIV / AIDS

• Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A • Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan

• Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui – tidak mengganggu • Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR. Penyakit radang
kualitas dan kuantitas ASI panggul memicu infertilitas

• Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi) • Prosedur medis, termasuk pemeriksaan plevik diperlukan dalam pemasangan AKDR. Seringkali
perempuan takut selama pemasangan
• Dapat digunakan sampai menopause
• Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR. Biasanya
• Tidak ada interaksi dengan obat-obat menghilang dalam 1 – 2 hari

• Membantu mencegah kehamilan ektopik • Klien tidak dapat melepas AKDR sendiri

• Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur • Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR dipasang segera setelah
melahirkan)

• Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal

• Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk melakukan ini perempuan
harus memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian perempuan tidak mau melakukan ini.
Kontraindikasi AKDR
MUTLAK RELATIF

 Kehamilan  Mioma uteri dengan adanya


perubahan bentuk rongga uterus
 Adanya infeksi yang aktif pada traktus
genitalis  Insufisiensi serviks uteri
 Adanya tumor ganas pada traktus  Uterus dengan parut pada
genitalis dindingnya seperti pada bekas seksio
sesarea, enukleasi mioma dan
 Adanya metroragia yag belum
sebagainya
disembuhkan
 Pasangan yang tidak lestari  Kelainan yang jinak serviks uteri seperti
erosio porsiones uteri
;

Jenis Pil KB Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill


Mengandung hormon estrogen dan progesteron dalam bentuk hormon aktif dan tidak aktif, berupa
Cara Kerja
Mencegah implantasi.
Menghambat ovulasi.
Mengentalkan lendir serviks.
Memperlambat transportasi ovum.
Menekan perkembangan telur yang telah dibuahi.

 Conventional Pack : Paket konvensional biasanya berisi 21 pil dengan hormon aktif dan 7 pil dengan hormon tidak aktif atau 24 pil aktif dan 4 pil
tidak aktif. Haid terjadi setiap bulan selama seminggu ketika minum pil pada hari ke 4-7 dari pil terakhir yang tidak aktif.

 Continuous Dosing Or Extended Cycle. :Merupakan pil kombinasi yang berisi 84 pil dengan hormon aktif dan 7 pil dengan hormon tidak aktif. Haid terjadi setiap
empat kali setahun selama seminggu ketika minum pil pada hari ke 4-7 dari pil terakhir yang tidak aktif. Tersedia juga pil KB yang mengandung 28 pil dengan hormon
aktif yang dapat mencegah haid.

 Jenis pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill antara lain:

 Monofasik. : Monofasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dalam dosis yang sama,
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. 1

 Bifasik :Bifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan dua dosis yang berbeda,
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. 1

 Trifasik : Trifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan tiga dosis yang berbeda,
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. 1
kerugian
Keuntungan
◦ Tidak mencegah penyakit menular seksual termasuk Hepatitis
◦ Resiko terhadap kesehatan kecil. B maupun HIV/AIDS.
◦ Memiliki efektifitas tinggi, apabila diminum secara teratur. ◦ Pengguna harus disiplin minum pil setiap hari.
◦ Tidak mengganggu hubungan seksual. ◦ Tidak boleh digunakan pada wanita menyusui.
◦ Siklus haid teratur. ◦ Mahal.
◦ Dapat mengurangi kejadian anemia.
◦ Dapat mengurangi ketegangan sebelum menstruasi (pre
menstrual tension).
◦ Dapat digunakan dalam jangka panjang.
◦ Mudah dihentikan setiap waktu.
◦ Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
◦ Dapat digunakan pada usia remaja sampai menopause.
◦ Membantu mengurangi kejadian kehamilan ektopik, kanker
ovarium, kanker endometrium,kista ovarium, penyakit radang
panggul, kelainan jinak pada payudara, dismenorea dan
jerawat.
Kriteria Yang Dapat Menggunakan Pil Kriteria Yang Tidak Dapat Menggunakan Pil
Kombinasi Kombinasi
◦ Kontra indikasi absolute; tromboplebitis atau tromboemboli, riwayat
tromboplebitis atau tromboemboli, kelainan serebrovaskuler
◦ Wanita dalam usia reproduksi. atau penyakit jantung koroner, diketahui atau diduga
karsinoma mammae, diketahui atau diduga karsinoma endometrium,
◦ Wanita yang telah atau belum memiki anak. diketahui atau diduga neoplasma yang tergantung estrogen,
◦ Wanita yang gemuk atau kurus. perdarahan abnormal genetalia yang tidak diketahui penyebabnya,
adenoma hepar, karsinoma atau tumor-tumor jinak hepar, diketahui
◦ Wanita setelah melahirkan dan tidak menyusui. atau diduga hamil, gangguan fungsi hati, tumor hati yang ada
sebelum pemakaian pil kontrasepsi atau produk lain yang
◦ Wanita yang menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas mengandung estrogen.
tinggi.
◦ Kontra indikasi relative; sakit kepala (migrain), disfungsi jantung atau
◦ Wanita pasca keguguran/abortus. ginjal, diabetes gestational atau pre diabetes, hipertensi, depresi,
varises, umur lebih 35 tahun, perokok berat, fase akut
◦ Wanita dengan perdarahan haid berlebihan sehingga mononukleosis, penyakit sickle cell, asma, kolestasis
menyebabkan anemia. selamakehamilan, hepatitis atau mononukleosis tahun lalu,
◦ Wanita dengan siklus haid tidak teratur. riwayat keluarga (orang tua, saudara) yang
terkena penyakit reumatik yang fatal atau tidak fatal atau menderita
◦ Wanita dengan nyeri haid hebat, riwayat kehamilan DM sebelum usia 50 tahun, kolitis ulseratif.
ektopik, kelainan payudara jinak.
◦ Wanita dengan diabetus melitus
tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata dan saraf.
◦ Wanita dengan penyakit tiroid, penyakit radang panggul,
endometriosis atau tumor jinak ovarium.
◦ Wanita yang menderita tuberkulosis pasif.
◦ Wanita dengan varises vena.
Kontrasepsi Suntik Hormonal

◦ Kontrasepsi suntikan kombinasi ◦ kontrasepsi suntikan progestin


mengandung 25mg DMPA dan 5mg mengandung 150 mg DMPA diberikan
Estradiol sipionat, diberikan IM sebulan setiap 3 bulan secara IM, depo
sekali (cyclofem), 50 mg Noretindron noretisteron enantat (depo noristerat)
enantat dan 5 mg Estradiol valerat, mengandung 200 mg noretindrone
diberikan IM sebulan sekali enatat, diberikan setiap 2 bulan
secara IM
Yang tidak boleh menggunakan Waktu mulai

◦ Hamil atau diduga hamil ◦ Dalam waktu 7 hari siklus haid


◦ Menyusui postpartum < 6minggu ◦ Jika > hari ke 7, tidak boleh koitus atau
menggunakan pelindung selama 7 hari
◦ Perdarahan pervaginam yang belum jelas
◦ Bila haid (-), pastikan tidak hamil, diberikan setiap
◦ Penyakit hepatitis saat, tidak boleh koitus atau menggunakan
◦ Usia > 35 tahun yang merokok pelindung selama 7hari
◦ Riwayat stroke dgn tekanan darah tinggi ◦ Pascapersalinan 3minggu, tidak menyusui
◦ Riwayat kelainan tromboemboli dgn DM > 20 ◦ Beralih dari kontrasepsi hormonal, diberikan
tahun sesuai dengan jadwal
◦ Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan ◦ Beralih dari kontrasepsi non hormonal, dapat
sakit kepala atau migraine diberikan segera atau menunggu saat haid
◦ Keganasan payudara
Kontrasepsi hormonal subkutis (Implan)
◦ Norplant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgestrel yang dibungkus dalam kapsul
silastic-silicone dan disusukkan dibawah kulit sebanyak 6 kapsul dan masing-masing kapsul panjangnya
34 mm dan berisi 36 mg levonorgestre.
◦ Mekanisme kerja
◦ Mengentalkan lendir serviks uteri sehingga menyulitkan penetrasi sperma.
◦ Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak cocok untuk implantasi
zygote.
◦ Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi.
◦ Efek kontrasepsi norplabt merupakan gabungan dari ketiga mekanisme kerja tersebut di atas. Daya
guna norplant cukup tingi. Efektivitas antara 0,3 – 0,5 /100wanita/tahun.
◦ Macam-macam
◦ - Norplant 6 batang
◦ - Norplant 2 batang
◦ - Impanon /Norplant 1 batang
Keuntungan Efek samping

◦ Cara ini cocok untuk wanita yang tidak boleh ◦ Gangguan pola haid, seperti terjadinya spotting,
menggunakan obat yang mengandung estrogen perdarahan memanjang atau lebih sering berdarah (
metrorrhagia ),
◦ Perdarahan yang terjadi lebih ringan
◦ Amenore,
◦ Tidak menaikkan tekanan darah,
◦ Mual-mual, anoreksia, pening, sakit kepala,
◦ Resiko terjadinya kehamilan ektopik lebih kecil jika
dibandingkan dengan pemakaian alat kontrasepsi ◦ Kadang-kadang terjadi perubahan pada libido dan
dalam rahim (AKDR). berat badan.
◦ Selain itu cara Norplant ini dapat digunakan untuk ◦ Timbulnya jerawat.
jangka panjang ( 5 tahun dan bersifat reversibel.
Menurut data-data klinis yang ada dalam waktu satu ◦ Oleh karena jumlah progestin yang dikeluarkan ke
tahun setelah pengangkatan Norplant, 80 % sampai dalam darah sangat kecil, maka efek samping yang
90 % wanita daat menjadi hamil kembali. terjadi tidak sesering pada penggunaaan KB.
Waktu Pemasangan: Sewaktu haid berlangsung atau masa pra-ovulasi dari
siklus haid, sehingga adanya kehamilan dapat disingkirkan.

Indikasi Kontraindikasi

◦ Wanita-wanita yang ingin memakai • Kehamilan atau disangka hamil


kontrasepsi untuk jangka waktu
yang lama tetapi tidak bersedia • Penderita penyakit hati
menjalani kontap atau • Kanker payudara
menggunakan AKDR
◦ Wanita-wanita yang tidak boleh • Kelainan jiwa ( psikosis, neurosis ),
menggunakan pil KB yang • varikosis
mengandung estrogen
• Riwayat kehamilan ektopik
• Diabetes mellitus
• Kelainan kardiovaskuler.
Kontrasepsi Mantap
Tubektomi :Dengan mengoklusi tuba falopii (mengikat Vasektomi :Pengikatan / pemotongan vas deferens kiri
dan memotong atau memasang cincin), sehingga dan kanan pad pria untuk mencegah transport
sperma tidak dapat bertemu dengan ovum. spermatozoa dari testis melalui vasa ke arah uretra.

Nonkontrasepsi
Kontrasepsi

Sangat efektif (0,2-4 kehamilan Berkurangnya resiko kanker


per 100 perempan selama tahun ovarium.
pertama penggunaan) Seorang yang telah Kegagalan vasektomi Komplikasi vasektomi
mengalami vasektomi dapat terjadi oleh antara lain adalah
Permanen
baru dapat dikatakan karena terjadi infeksi pada sayatan,
Tidak mempengaruhi proses betul-betul steril jika dia rekanalisasi spontan, reasa nyari, terjadinya
menyusui (breast feeding) telah mengalami 8-12 gagal mengenal dan hematoma karena
Tidak bergantung pada faktor kali ejakulasi setelah memotong vas perdarahan kapiler,
senggama vasectomy deferens, tidak epididimitis dan
Pembedahan sederhana dapat diketahui adanya granuloma
dilakukan dengan anastesi lokal anomali vas deferns
Tidak ada efek samping dalam misalnya ada 2 vas
jangka panjang deferens pada kanan
Tidak ada perubahan dalam atau kiri, koitus
fungsi seksual (tidak ada efek dilakukan sebelum
pada produksi hormon ovarium. kantong seminalnya
batul-betul kosong.

syarat
Yang sebaiknya tidak menjalani
Umur termuda 25 tahun dengan 4 tubektomi
anak hidup
Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)
Umur sekitar 30 tahun dengan 3 anak
Perdarahan vaginal yang belum jelas
hidup
penyebabnya
Umur sekitar 35 tahun dengan 2 anak
Infeksi sistemik atau pelvik yang akut
hidup
Belum memberikan persetujuan tertulis
Pemilihan jenis kontrasepsi
Wanita post partum Wanita pasca abortus

menyusui Tidak menyusui

Anda mungkin juga menyukai