Anda di halaman 1dari 10

Ibu

Kau yang selalu menanggapi masalah dengan sebuah amarah

Kau yang selalu setia pada ayah

Dan kau pula yang selalu amanah dalam setiap perintah ayah

Oh Tuhan tolonglah

Sampaikan salam sayangku padanya

Ragapun akan kupersembahkan untuknya

Dan jikalau kelak kau ambil dia

Lindungi dia dari api neraka

Masukkan dia ditempatmu yang paling mulia

Yakni, surga

Sesungguhnya dia adalah malaikatmu yang sedang menyerupa

Karya: Sri Sugmah Nur Dewi (34/X2)


Harapan
Sebuah mimpi

Yang akan menjadi profesi

Yang akan aku lakukan setiap hari

Tak peduli aku di maki

Tak peduli seberapa tinggi yang harus aku daki

Sebuah Universitas

Yang akan memberiku fasilitas

Yang akan memberiku indentitas

Yang akan memberiku masa depan yang luas

Dan aku akan melakoni jati diri hingga puas

This is me

Calon Psikologi

Karya : Sri Sugmah Nur Dewi (34/X2)


Ayah
Ayah..

Figure terindah

Pelengkap hidupku

Tuhan

Sayangi dia seperti dia sayangiku

Kasihi dia seperti dia kasihiku diwaktu aku kecil

Meski dia hanya manusia biasa

Bagiku, dia malaikat yang sedang menyerupa

Ayah..

Cinta yang kau punya terlalu istimewa

Tak mampu kubayar dengan bait kata bermakna..

Ayah, maafkan…

Sempat kusakitimu karena terbutakan dunia..

Ayah..

Terima kasih untukmu..

Atas cinta yang tak henti..

Mengalir mengalun dan pasti takkan mati..

Karya: Sri Sugmah Nur Dewi (34/X2)


Albert Einstein
Pencetus Teori Relativitas

Itulah julukanmu

Albert Einstein

Dengan rumus E=mc2

Manusia bisa mengalahkan logika

Dan mungkin karena dirimulah

Pengeboman di Kota Hiroshima dan Nagasaki berjalan lancar

Mungkin, dirimu terkenal karena foto yang menjulurkan lidah

Dengan rambut yang seperti singa

Namun dibalik semua itu

Dirimu mempunyai kecerdasan logika Matematika

Dimana dirimulah ilmuwan yang berpengaruh besar terhadap dunia

Entah dengan rumus E=mc2

Atau dengan teori relativitasmu

Karya : Sri Sugmah Nur Dewi (34/X2)


Kesendirian
Sendiri… Sepi…

Sedih… Pedih…

Nelangsa setengah mati…

Ya Rob…

Jikasaja aku boleh meminta

Aku hanya minta

Kirim kan satu saja makhlukmu untuk menemani jiwa yang sendiri ini

Sungguh

Aku tak ingin berada dalam kondisi ini

Sesekali, puisi ini menjadi nyanyian yang mengaharukan

Tapi untunglah

Jiwa ini tidak akan merasa sendiri

Karena kesendirian akan selalu bersamaku

Cukup sadar diri

Karya: Sri Sugmah Nur Dewi (34/X2)


Menunggu
Menunggu menunggu dan terus menunggu

Sungguh ingin kuungkapkan

Tapi sepertinya bicaraku ini hanya angin yang lewat

Tak pernah dihargai

Tak pernah didengar

Dan selalu dihiraukan

Mereka seperti semut yang mengantri sembako

Seperti jalannya putri solo

Tidakkah kalian fikir?

Jikalau kalian lengah, kalian akan di hantam habis oleh lawan

Layaknya Chris Jonh menghantam lawan

Sudahlah

Aku tak peduli kalian seperti apa

Itu jalanmu bukan jalanku

Jikasaja aku boleh memilih

Aku lebih baik sendiri

Karya: Sri Sugmah Nur Dewi (34/X2)


Kaktus
Tanaman menakjubkan… Kalian tau kenapa?

Mungkin dibenak kita…

Kaktus itu tanaman yang jelek…

Tanaman yang monoton…

Tanaman yang berduri…

Tanaman yang tak bisa memberi keindahan…

Dan tanaman yang tak berguna…

Tapi apakah kalian pernah berfikir jauh tentang kaktus?

Tanpa kalian sadari…

Kaktus itu lebih berharga dari diri kalian…

Disini muncul pertanyaan…

Kenapa?

Disini pula aku menemukan jawabnya…

Karena kaktus bisa bertahan dalam kondisi apapun…

Segersang apapun kondisi itu, dia akan tetap tumbuh…

Lambat laun, kaktus itu akan memberi keindahan…

Yakni bunga berwarna putih nan indah…

Apakah kalian sudah seperti kaktus?

Muram di awal, indah di akhir.

Karya: Sri Sugmah Nur Dewi (34/X2)


Merindunya…
Rindu ini yang menghantui…

Rindu yang menakutkan setengah mati…

Hingga terbawa mimpi…

Merentang di tiang hati…

Dari musim dingin ke musin semi…

Sampai detik ini…

Tak tersampaikan rindu ini…

Gelisah mengusik nasib…

Disana, bergantung kenangan dan ingatan…

Hanya dzikir dan do’a yang menjadi penawar sakit nan pedih…

Terkadang, membca puisi ini menjadi nyanyian puisi yang menyedihkan…

Sudahlah…

Kuburkan saja rindu ini terhadapnya…

Karya: Sri Sugmah Nur Dewi (34/X2)


Laut..
Warna yang biru…

Warna yang tenang…

Deburan ombak menjadi nyanyian setiap hari…

Ikan-ikan menjadi sahabat kecil para nelayan…

Karang seakan menjadi sahabat anak nelayan…

Oh tuhan…

Terima kasih untukmu…

Atas berkahmu yang tak henti…

Dengan semua keindahan laut ini…

Ataupun dengan hasil laut yang berlimpah…

Jadikan kami makhlukmu yang selalu bersyukur…

Jadikan kami makhlukmu yang selalu menjaga keindahan ini..

Jangan jadikan kami sebagai manusia perusak…

Karya : Sri Sugmah Nur Dewi (34/X2)


Sebuah motivasi
Teori ini tak sekompleks Teori Darwin…

Tak gampang pula seperti kita menangkap angin…

Semua manusia selalu ingin lebih baik dari sebelumnya….

Terkadang anak panahku melesat jauh…

Terkadang ku tangguh lalu kemudian jatuh…

Aku mencoba bangkit…

Dari bumi menuju langit…

Mungkin kalian tau rasanya tertekan…

Sudahlah…

Tak usah banyak bicara…

Hanya bergerak saja seperti mesin…

Dan mungkin, kalian berfikir aku tak punya tujuan…

Karya : Sri Sugmah Nur Dewi (34/X2)

Anda mungkin juga menyukai