Indahnya Lingkunganku

Lingkungan...
Kau begitu indah
Kau handirkan kenyamanan
Ditempat aku singgah

Tanaman hijau tampak

Disekeliling rumah
Yang memberikan kesan
Lebih indah ...

Disekitarmu juga nampak

Bersih ...
Tanpa ada serakan sampah
Pohon yang menjulang tinggi
Dan pesawahan yang begitu luas
Menambahkan kesan keindahan

Nurhamidah
 Guru

Guru ...
Kau adalah panutanku
Kau yang selalu mengajarkanku
Tanpa kenal lelah dan tanpa
Meminta balasan apapun ...

Kau ajarkan mulai dari

Ku belum bisa membaca
Dan menulis ...

Maaf jika kelakuan dan

Ucapanku pernah menyinggung
Perasaan mu ...
 Guruku Penerangku

Berawal dari kekosongan tanpa tujuan

Tanpa ilmu tanpa pengetahuan
Tak tahu apa-apa sheingga tak tahu harus apa
Seakan hampa berjalan ditengah gelap gulita

Kertas putih polos yang haus akan diisi

Dengan goresan yang penuh arti
Sebagai bekal kemana kita pergi
Untuk mencapai tuuan kita nanti

Hadirmu bagai mentari yang selalu menyinari

Engkau membuat hidup kami berarti
Semangatmu yang tak pernah padam
Membuat kami semakin paham
Untuk menghalangkan dunia yang kejam
Guruku ...
Engkau sinari jalan kami untuk melangkah
Engkau mendidik kami tanpa menyerah
Pemberianmu penuh warna bagai pelangi
Untuk mencapai apa yang menjadi mimpi

Guruku ...
Engkau pahlawan besar dalam duniaku
Seuntai pengorbananmu sungguh menakjubkan
Disetiap detik dalam detik hidupku, engkau elalu ada
Memberiku berbagai pengetahuan
Setiap kata yang kau utaskan tak pernah hilang
Selalu ada dalam ingatan
Guruku...
Petuahmu bagaikan kompas
Yang membantu kami dalam menentukan arah
Kemana kami harus melangkah

Guruku...
Engkau adalah pahlawan tanpa tanda jasa
Yang selalu ada dan diharapkan bangsa
Untuk mendidik para generasi muda
Yang siap untuk berkarya

Guruku ...
Engkau pahlawanku
Guruku ...
Engkau penerang kehidupanku
 Keegoisan di Atas Jeritan

Engkau yang dulu begitu indah

Udara segarmu yang selalu kuhirup
Kicau burung terdengar begitu merdu
Hutan yang dulu begitu jernih
Kini tak lagi ada
Kemana ... kemana engkau pergi ?

Kini engkau telah berganti

Udara sejuk tak terasa lagi
Pohon yang menjulang telah ditebang
Kicauan burung telah menghilang
Sungai telah tercampuri limbah
Musimpun tak tentu arah

Manusia !!!
Telah kau rusak alam ini
Bumi kini berduka
Bumi kini terkikis
Air, udara, tanah kini menangis
Tak pernah kau hiraukan akan keadaan bumi saat ini
Engkau terus berlari mengejar roda ekonomi
Setiap hari terus menerus tanpa hati
Sungguh engkau tak punya nurani
Keindahan alam telah tertimbun oleh uang milyaran
Asrinya suasana pesawahan berganti menjadi megahnya
bangunan
Kau lalap habis sehingga saudaramu kehilangan
Kau tak pikirkan saudaramu yang berada dalam kesusahan
Engkau berdiri dengan keegoisan
Yang sampai saat ini tak sedikitpun nampak kesadaran
Bencana ... Bencana dan Bencana
Kini itulah yang merajalela
Debu berhamburan
Bangunan beruntuhan
Banyak orang mati kelaparan
Banjir selalu setia menemani
Setiap waktu tanpa henti

Lihatlah wahai manusia

Sungguh engkau tak buta
Dengarlah wahai manusia
Sungguh engkau tak tuli
Lihat dan dengarlah jeritan duka saudaramu
Yang disebabkan oleh sifat keserakahan yang ada pada
dirimu

Perusak alam ...

Buah kerjamu sungguh kejam
Kerusakan telah kau datangkan
Penderitaan saudaramu tak lagi kau hiraukan
Kau terus memikirkan kepuasan dan kepuasan
Tak pernah kau pikirkan
Nasib anak cucumu kedepan
Renungkanlah !
Akan seperti apakah keadaan keturunan kita ?
Akankah mata air bergantian menjadi air mata?

Syifa Sentika Aprilia