Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM SPESIALITE OBAT ANTIMIKROBA

Disusun oleh:
MARINUS KURNIAWAN ADI WIDIARTO
1910212019
PRODI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UPN VETERAN JAKARTA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

Tujuan Praktikum
Untuk dapatmengetahui dan memahami klasifikasi dan jenis antimikroba, serta menjelaskan atau
menginformasikan merk yang beredar dan produsennya kepadastakeholder
Landasan Teori
1.1 Pengertian Antimikroba
Antimikroba adalah obat yang digunakan untuk terapi kondisi patologi yangdisebabkan
oleh karena terjadi infeksi bakteri, virus, amoeba, fungi, protozoa, cacing dan
sebagainya tanpa merusak jaringan tubuh manusia.
Ada beberapa hal yag harus diperhatikan dalam penggunaan antimikroba, di antaranya:
1. Sensitivitas
Uji sensitivitas dilakukan untuk mengetahui kepekaan secara pasti suatu zat antimikroba
dengan cara melakukan pembiakan mikroba yang berasal dari bahan biologis pasien.
2. Spektrum
Memilih angtimikroba spektrum luas tidak selalu lebih baik daripada hasil terapi
dengan antimikroba spektrum sempit. Bahkan superinfeksi lebih sering terjadi dengan
antimikroba berspektrum luas.
3. Toksisitas
Antimikroba harus mempunyai toksisitas selektif yaitu menghambat atau membunuh
mikroorganisme dengan tidak membahayakan manusia.
4. Resistensi
Penggunaan antimikroba harus sesuai aturan untuk menghindari resistensi.
Berdasarkan daya kerja terhadap mikroorganisme, antimikroba dapat digolongkan menjadi:
1. Antibakteri
2. Antifungi
3. Antivirus
4. Antituberkulosis
5. Anthelmintik
6. Antimalaria (antiparasit)
7. Antineoplastik (sitostatik)
8. Antileprotik
1.2 Penggolongan Antimikroba
A. ANTIBAKTERI
Antibakteri dapat dibagi menjadi 2 (dua) golongan;
1. Spektrum sempit (narrow spektrum), yaitu jika antibakteri tersebut hanya efektif
membunuh bakteri dalam jumlah terbatas atau hanya untuk 1 golongan bakteri saja.
2. Spektrum luas (broad spektrum), yaitu jika antibakteri tersebut efektif melawan
beberapa jenis atau golongan bakteri.

Berdasarkan sifat toksisitas selektifnya, antibakteri dapat dikelompokkan menjadi 2


(dua) golongan. Antibakteri yang dapat membunuh bakteri disebut bakterisida sedangkan jika
hanya menghambat pertumbuhan bakteri disebut bakteriostatik. Kadar minimal yang
diperlukan untuk membunuh bakteri disebut Kadar Bunuh Minimal/Minimum Bactericidal
Concentration (KBM/MBC). Sedangkan kadar minimal yang diperlukan untuk menghambat
pertumbuhan mikroba disebut Kadar Hambat Minimal/Minimum Inhibitibitory Concentration
(KHM/MIC). Antimikroba yang bersifat bakteriostatik dapat berubah menjadi bakterisida jika
dosisnya ditingkatkan melebihi KHM.

Kemampuan suatu bakteri untuk bertahan hidup (tidak terbunuh atau terhambat)
terhadap antibakteri disebut resistensi, sehingga untuk membunuhnya diperlukan dosis yang
lebih tinggi.
Berdasarkan struktur dan mekanisme kerjanya, antibakteri digolongkan sebagai berikut:
1. Golongan penisilin: ampisilin, amoksisilin, flukoksasilin, kloksasilin,fenoksimetilpenisilin.
2. Golongan sefalosforin: generasi 1 (sefazolin, sefaleksin, sefadroksil), generasi
(sefaklor,sefamandol, sefotetam, sefoksitin), generasi 3 (sefotaksim, seftazidim,
seftriakson,sefoperazon), generasi 4 (sefepim, sefpirom).
3. Golongan aminoglikosida: kanamisin, amikasin, gentamisin, tobramisin.
4. Golongan tetrasiklin: tetrasiklin, oksitetrasiklin, doksisiklin.
5. Golongan makrolida: eritromisin, azitromisin, klaritromisin, polimiksin B,
spiramisin,roksitromisin.
6. Golongan kloramfenikol: kloramfenikol, tiamfenikol.
7. Golongan kuinolon: siprofloksasin, ofloksasin, levofloksasin.
8. Golongan lain-Lain: kombinasi trimetropim-sulfametoksazol, klindamisin, metronidazol,
linkomisin, paramomisin, tinidazol, meropenem.

B.ANTIFUNGI

Infeksi yang disebabkan oleh jamur disebut mikosis yang secara umum dibedakan
menjadi infeksi jamur sistemik dan lokal/topikal (mukokutan). Infeksi sistemik kejadiannya
jarang tetapi berbahaya dan infeksi lokal/topikal (mukokutan) jumlahnya banyak.
Antijamur atau antimikotik adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan infeksi
yang disebabkan oleh jamur. Adapun golongan obat antijamur adalah sebagai berikut:
1. Golongan polien (Amfoterisin, nystatin)
2. Golongan alilamin (Terbinafin)
3. Derivat imidazole (ketokonazol, klotrimazol, mikonazol, sulkonazol dan tiokonazol)
4. Golongan Triazol (flukonazol, itrakonazol)
5. Golongan ekinokandin (Kaspofungin, micafungin)
6. Asam-asam organic (asam salisilat, asam benzoate, asam undesilinat)
Golongan lain (Griseofulvin, flusitosin)

C.ANTIVIRUS

Pendekatan dalam pengobatan infeksi virus adalah vaksinasi, obat antivirus, dan
stimulasi antibodi (imunomodulator). Tujuan penggunaan antivirus adalah untuk mengurangi
dan mengeliminasi virus.
Obat-obat antivirus digolongkan atas dua golongan besar, yaitu:
1. Antinonretrovirus:
• Terapi Hepatitis: lamivudin.
• Terapi Influenza: amantadin, rimantadin, zanamivir, oseltamivir.
• Terapi Herpes: asiklovir, famsiklovir, sidovopir, valasiklovir.

2. Antiretrovirus:
• NRTI (Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor), contohnya Zidovudin
• NtRTI (Nucleotide Reverse Transcriptase Inhibitor), contohnya Tenofovir Disoproksil
• NNRTI (Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor), contohnya Nevirapin
• PI (Protease Inhibitor), contohnya Sakuinavir
• Viral Entry Inhibitor, contohnya Enfuvirtid

D. ANTITUBERKULOSIS

Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan bakteri
Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru. TB
paru-paru merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat,
dan merupakan salah satu penyebab kematian di Indonesia. Dalam Pedoman Penanggulangan
TB Kemenkes (2009) dinyatakan bahwa pengobatan TB dilakukan selama minimal enam bulan,
dibagi menjadi fase intensif pada dua bulan pertama dan fase lanjutan pada empat bulan
terakhir. Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang dipakai adalah sebagai berikut;
1. Jenis obat utama (lini 1), yaitu:
• Pirazinamid
• Rifampisin
• INH
• Streptomisin
• Etambutol
2. Jenis obat tambahan lainnya (lini 2), yaitu:
• Kanamisin
• Amikasin
• Kuinolon

E.ANTELMINTIK

Infeksi karena cacing (kecacingan) menjadi penyebab kekurangan gizi di negara


berkembang termasuk Indonesia. Menurunnya kondisi gizi ini dapat mempengaruhi
pertumbuhan, perkembangan dan mental anak-anak, sedangkan pada orang dewasa dapat
menyebabkan turunnya produktivitas kerja. Gejala seseorang terinfeksi cacing antara lain
ditandai dengan gejala mual, muntah, anoreksia, dan gatal gatal. Cacing hidup di saluran usus
dan jaringan lainnya.
Cacing yang sering menginfeksi manusia adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides),
cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus), cacing kremi (Enterobius
vermicularis), cacing cambuk (Trichuris trichiura), cacing benang (Strongiloidesis stercoralis)
dan cacing pita (Taeniasolium dan Taenia saginata). Filariasis merupakan penyakit yang
disebabkan oleh cacing filaria, dengan gejala pembengkakan pada tungkai bawah (kaki) dan
kantung
zakar.
Antelmintik atau obat cacing adalah obat yang digunakan untuk memberantas atau
mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh. Sebagian besar obat cacing efektif
terhadap satu macam kelompok cacing, sehingga diperlukan diagnosis yang tepat sebelum
menggunakan obat tertentu. Diagnosis dilakukan dengan menemukan cacing, telur cacing dan
larva dalam tinja, urin, sputum, darah atau jaringan lain penderita. Sebagian besar obat cacing
diberikan secara oral yaitu pada saat makan atau sesudah makan dan beberapa obat cacing
perlu diberikan bersama pencahar.

Berdasarkan struktur kimia dan mekanisme kerjanya, antelmintik dibagi menjadi 6


golongan
1. Golongan piperazin, bekerja sebagai agonis GABA pada otot cacing.
2. Golongan benzimidazole, merupakan antelmintik berspektrum luas dengan mekanisme
kerja menghambat pembentukan sitoskeleton dengan berinteraksi secara selektif
dengan ß-tubulin. Derivat benzimidazol adalah tiabendazol, mebendazol danalbendazole.
3. Golongan agonis reseptor nikotinik, bekerja dengan cara menimbulkan depolarisasi
pada otot cacing dan meningkatkan frekuensi impuls, sehingga cacing mati dalam
keadaan spastis. Contohnya pirantel pamoat dan morantel.
4. Golongan spiroindol, bekerja dengan menimbulkan paralisis flasid pada cacing parasite
dan sebagai antagonis kompetitif reseptor kolin. Contohnya Paraherquamide A dan
marcfortine A.
5. Golongan lakton makrosiklik, bekerja dengan cara memperkuat peranan GABA pada
proses transmisi di saraf tepi sehingga cacing mati dalam keadaan paralisis. Contohnya
avermektin dan ivermectin.
6. Golongan emodepsid, bekerja dengan cara menyebabkan paralisis otot dengan
mengganggu pertukaran ion kalsium dan kalium pada otot cacing.

F. ANTIMALARIA(ANTIPARASIT)

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh plasmodium (protozoa bersel satu),
terdapat 4 spesies yang menginfeksi manusia yaitu Plasmodium malariae, P. Ovale, P. Vivax
dan P. Falcifarum. Pengobatan yang diberikan adalah pengobatan radikal malaria dengan
membunuh semua stadium parasit yang ada di dalam tubuh manusia. Tujuan dari pengobatan
radikal adalah untuk mendapat kesembuhan klinis dan parasitologik serta memutuskan rantai
penularan. Semua obat antimalaria tidak boleh diberikan dalam keadaan perut kosong karena
menyebabkan iritasi lambung. Pemilihan obat didasarkan pada tujuan penggunaan.
Kondisi akut dan profilaksis digunakan klorokuin, hidroklorokuin, meflokuin dan
primakuin; untuk profilaksis saja dapat digunakan doksisiklin dan pirimetamin; untuk akut
digunakan kinin; dan untuk akut – resisten klorokuin yaitu sulfadoksin.
1.2 Hasil Praktikum Spesialite Antimikroba
NO GOLONGAN
ZAT AKTIF MERK OBAT PRODUSEN
. OBAT
1. Kloramfenikol Chloramphenicol Indofarma Kloramfenikol
2. Amoksisilin Amobiotic Bernofarm Penisilin
Anti fungi
3. Griseofulvin griseofulvin Pharma lab
(golongan lain)
4. Sefadroksil Cefadroksil Indofarma sefalosforin
5. Gentamisin Ethigent Etica Aminoglikosida
6. Nystatin Nocandis Erlimpex polien
7. Ketokonazol Solinfec Ifars Imidazole
8. Piperazin Combantrin Pt. Pfizer indonesia Berlico
9. Levoflaksisasin Floxacom Combhipar Kuinolon
10. Tetrasiklin Novacyline Novapharin Tetrasiklin
11. Ketokonazol Interzol Interbat Imidazole
12. Thiamphenicol Biothical Sanbe farma Kloramfenikol
13. Asiklovir azovir Medikan Antinonretrovirus

14. Acyclovir Acifar Ifars Antinonretrovirus


15. Etambutol Arcsitam Mephrofarm Etambutol
16. Etambuthol Erabutol Plus Pyridam Etambutol
Terapi hormone utk
17. Anastrozole Arimidex Astra Zeneca
kanker
Kimia Farma /
18. Tenofovir Ricovir antiretrovirus
Pharmasolindo
19. Pyrimethamine Suldox Actavis Antimalaria
Ampicillin
20. Ambiopi Mersifarma TM Penisilin
trihydrate
21. Rifampisin Rifamtibi Sanbe Rifampisin TBC
22. Flukonazol Diflucan Pfizer Triazol
23. Gentamisin sulfat Salticin Interbat Aminoglikosida
24. Ketoconazole Anfuhex Hexpharm Jaya Derivat Imidazole
25. Flukonazol Cryptal Fahrenheit Triazol
Novell Pharmaceutical
26. Siprofloksasin Civell Kuinolon
Lab.
27. Klindamisin HCl Anerocid Ferron par Golongan lain-lain
Obat lini 1
28. Pyrazinamide Pyratibi Ifars
(Pirazinamid)
Galenium Pharmasia Obat lini 1
29. INH Pyravit
Laboratories (INH)
30. Valaksilovir Inlacyl Infion Antinonretrovirus
31. Famsiklovir Famvir Novartis Indonesia Antinonretrovirus
32. Mikafungin Mycamine Combiphar Ekinokandin
33. Griseofulvin Fungistop Bernofarm Golongan lain
34. Metronidazol Trichodazol Sanbe Farma Golongan lain
35. Temozolamid Temodal Merck Sharp & Dohme Anti neoplastik
36. Flukonazol FCZ Pertiwi Agung Triazol
37. Nistatin Candistin Pharos Polien
38. Klindamisin Dacin Mersi farma Golongan lain-lain
39. Itrakonazol Sporacid Ferron Par Triazol
40. Ketokonazol Omegzole Mutifa Derivat Imidazole

1.3 Praktikum Leaflet Obat


ZAT AKTIF MERK OBAT PRODUSEN GOLONGAN INDIKASI DOSIS
OBAT
Amoxicillin Amoxicillin PT. Sejahtera Penicillin Infeksi kulit dan jaringan Dewasa dan
Trihydrate Lestari Farma lunak, infeksi saluran anak2 >20 kg
pernafasan, infeksi saluran 250-500 mg tiap
genitourinari 8 jam.

Ank2 <20 kg: 20-


40 mg/kg BB
sehari dalam
dosis tiap 8 jam
 Rifampicin Rifampicin Kimia Farma Rifampicin TBC Tuberkulosis da lepra Dewasa : 600
300 mg kapsul dalam kombinasi dengan mg/hari
 Rifampicin obat tuberculosis lain atau Anak2 sampai
450 mg tablet obat lepra lain umur 12 tahun :
salut selaput 10-15 mg /kg
 Rifampicin
600 mg tablet
salut selaput
Pirantel pamoat Konvermex PT. Konimex Antelmintik Untuk pengobatan Umur 2-6 tahun :
kecacingan yang 1/2 – 1 gelas
disebabkan oleh parasite- takar
parasit cacing
Umur 6-12
tahun : 1-1 ½
gelas takar

>12 tahun : 1 ½-
2 gelas takar
Fluconazole Fluconazole Kimia Farma Triazole  Cryptococcocis Dewasa:
termasuk Untuk terapi
cryptococcal meningitis
meningitis dan cryptococcal dan
infeksi lain infeksi
 Candidiasis cryptococcal
sistemik termasuk 400mg pada hari
candidemia, pertama
penyebaran selanjutnya 200-
candidiasis dan 400mg 1xsehari
bentuk lain dari Untuk canciemia
infeksi jamur 400mg pada hari
 Pencegahan infeksi pertama dan
jamur pada selanjutnya
penderita dengan 200mg sehari.
penyakit menular Pada candidiasis
yang dipengaruhi oropharyngeal
oleh infeksi. 50-100mg sehari
sekali selama 7-
14 hari.

Anak2: pengguna
dibawah 16 tahun
tidak
direkomendasika
n kecuali atas
rekomendasi
dokter.
Amoxicillin trihydrate yusimox PT. IFARS Penicillin Infeksi yang Dewasa dan anak
disebabkan oleh dengan berat
bakteri badan > 20kg :
250-500mg setiap
8 jam

Anak2 dengan
berat badan <
20kg : 20-40mg
perkg besar berat
badan sehari dala
dosis bagi tiap 8
jam

Untuk penderita
dengan gangguan
ginjal, perlu
dilakukan
pengurangan
dosis.
Pada penderita
penerima dialysis
peritoneal, dosis
maksimum yang
dianjurkan
500mg sehari
Pyrantel pamoat Combantrin Pt. Pfizer Antelmentik Mengatasi cacingan 2-6 tahun ½-1
tablet
Acyclovir Acyclovir Novel Farma Antinonretroviru Pengobatan infeksi virus 5 x 200 mg/hari
s herpes simplex selang waktu 4
jam
Amoxicillin Amoxsan Sanbe Farma Penicillin Infeksi saluran pernapasan: Infeksi sedang:
sinusitis, laryngitis, Dewasa dan
faringitis, pneumonia anak2 > 20 kg :
Infeksi saluran urogenital: 250 mg- 500 mg
pielonefritis, sistitis, tiap 8 jam
gonore
Infeksi pada kulit dan Untuk infeksi
jaringan lunak:luka-luka, berat dapat
selulitis, furunkulosis, diberikan dosis
ploderma yang lebh tinggi

Untuk
pengobatan
Gonococcus
Urethtritis 3000
mg sebagai dosis
tunggal.
Ketokonazole Zoralin Medikon Prima Derivat Infeksi jamur pada kulit, Dewasa: infeksi
Laboratories Imidazole rambut, dan mukosa yang kulit 1 tablet
disebabkan oleh seklai sehari pada
dermatophyte atau ragi, waktu makan.
bila infeksi ini tidak dapat
diobati secara topical Anak dengan
karena tempat lesi tidak di berat badan >30
permukaan kulit atau kg sama dengan
kegagala pada terapi lokal dosis dewasa
Miconazole nitrate Daktarin Taisho Derivat Infeksi kulit yang Bubuhkan krem
Pharmaceutical Imidazole disebabkan oleh dermatofit atau bedak pada
Indonesia atau ragi, dan jamur lesi 2 kali sehari.
lainnya seperti : tinea Ratakan krem
capitis, tinea barbae, tinea atau bedak
pedis, dll. dengan jari
sehingga
seluruhnya
meresap ke dalam
kulit. Bila
digunakan
bersamaan,
pemakaian cukup
sekali sehari
Salbumatol sulfat Salbumatol PT. Yarindo Salbumatol Kejang bronkus pada Dewasa : Tablet 2
Farmatama semua jenis asma bronkial, g 3-4 x sehari 1-2
bronchitis kronis, dan tablet
emfisema
Lamivudin Dolapin PT. Azoentaf Amantadin Dolapin diindikasikan Sesuai petunjuk
Nevirapin Farma dokter atau 1
Zidovudin tablet 2 kali
sehari
Niconazole nitrat Kalpanax Kalbe Farma Derivat Panu, kurap di leher, tinea 2x sehari selama
imidazole cruris, tinea chorporis, 2-6 minggu
tinea podis
Griseofulvin Griseofulvin Novapharin Golongan lain Infeksi jamur pada kulit, 500 mg dewasa,
(fungi) kulit kepala, dan kuku anak2 10mg
Pirazinamid Pirazinamid Dexa medica Anti TBC Pengobatan tuberkulosa Dewasa 20-30 mg
dalam 3-4
pemberian
Azithromycin dihidrat Azithromycin Novell Antibakteri Eksaserbas bakteri akut 500 mg per hari
Pharmaceutical Makrolida dari penyakit paru selama 5 hari
obstructive kronis
Neomisin sulfate Cinolon-n PT. Sanbe Farma Antibakteri Dermatitis yang terinfeksi 2-4 x sehari
METRONIDAZOLE METRONIDAZOL indofarma Global antimikroba Trikomoniasis sal kemih PENGGUNAAN
00 MG TABLET E 500 MG Medika kelamin, amubiasis intra OBAT INI
intestinal, amubiasis ekstra HARUS SESUAI
intestinal, giardiasis, infeksi DENGAN
Vincent. Pengobatan & PETUNJUK
pencegahan infeksi anaerob. DOKTER.
Trikomoniasis :
Dewasa : 1 tablet
250 mg, 3 kali per
hari, diberikan
selama 7 - 10 hari.
Dapat diulang
setelah 4-6
minggu. Anak (>
10 tahun) : 200-
250 mg, 3 kali per
hari. Berikan
selama 7 hari.
Anak (5 - 10
tahun) : 375 mg
per hari. Berikan
selama 7 hari.
Anak (3 - 5
tahun) : 250 mg
per hari. Berikan
selama 7 hari.
Anak kurang dari
3 tahun : 150 mg
per hari.
Klolsasilin meixam Meixam Meiji indonesia Antibakteri Infeksi bakteri peka Dws 250-500mg
natrium 250 mg terhadap klolsasilina dan tiap 6 jam
penghasil penisilinasi
Glimepriride Mapryl PT. Antibakteri Sebagai tambahan obat diet 1 mg sehari
IKAPHARMIND dan olahraga untuk (awal)
O PUTRAMAS menurunkan kadar glukosa
darah pada pasien diabetes
Lincomysin Lincophar Pharos Antibakteri Infeksi jamur kulit Dws infeksi tablet
HCL 500 mg kulit 1 tablet
200mg perhari
Piperazin sitrat 1,25 Aficitrin Afi farma Antelmintik Pengobatan cacing gelang Dws 75mg/kg
g/5ml dan kremi maks 3,5 g

LEAFLET OBAT ANTIMIKROBA


Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3 Gambar 4

Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7 Gambar 8

Gambar 9 Gambar 10
Gambar 11 Gambar 12

Gambar 13
Gambar 14 Gambar 15
Gambar 16

Gambar 17
Gambar 19
Gambar 18
Gambar 20
Gambar 21
Gambar 22
DAFTAR PUSTAKA

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Praktikum-spesialis-dan-
terminologi-Kesehatan-komprehensif.pdf

www.academia.edu

http://eprints.undip.ac.id/7451/1/ANTI_MIKROBA.pdf

https://www.academia.edu/23189282/
PENGGOLONGAN_OBAT_ANTIMIKROBA_DAN_ANTIPARASIT

Anda mungkin juga menyukai