Anda di halaman 1dari 6

Upaya Mengatasi Kenakalan Remaja

BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Pada masa remaja, kita berada di antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Pada masa
remaja ini tidak jarang remaja melakukan tingkah laku yang dianggap melanggar aturan yang
ada. Dalam hal ini biasa disebut dengan kenakalan remaja. Dikatakan sebagai kenakalan remaja,
apabila tindak perbuatan sebagian para remaja yang bertentangan dengan hukum, agama dan
norma-norma masyarakat sehingga akibatnya dapat merugikan orang lain, mengganggu
ketentraman umum dan juga merusak dirinya sendiri (Willis, 2010: 90). Terdapat beberapa kasus
kenakalan yang dilakukan oleh remaja Indonesia di antaranya tawuran pelajar, hubungan seks di
luar nikah, pencurian, bullying, penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang, geng motor
dan lainnya (Heni Herlina, 2016).

Data UNICEF tahun 2016 menunjukkan bahwa kekerasan pada sesama remaja di
Indonesia diperkirakan mencapai 50 persen. Sedangkan dilansir dari data Kementerian
Kesehatan RI 2017, terdapat 3,8 persen pelajar dan mahasiswa yang menyatakan pernah
menyalahgunakan narkotika dan obat berbahaya.

Mengingat perkembangan zaman yang sudah maju seperti saat ini, dapat mempengaruhi
jenis-jenis kenakalan yang dilakukan oleh para remaja. Jenis-jenis kenakalan remaja yang marak
pada saat ini diantaranya membolos saat sekolah, merokok, minum minuman keras, pencurian,
pencopetan, pemerasan, penyalahgunaan narkoba, perkelahian antar teman atau bahkan
perkelahian antar sekolah, pergaulan bebas dan masih banyak lagi yang lainnya (Meidayanti
Pradatin Dianlestari, 2015).

1.2 Rumusan Masalah

A. Apa pengertian dari kenakalan remaja?


B. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan kenakalan remaja?
C. Apa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja?

1.3 Tujuan Penelitian

A. Untuk mengetahui pengertian dari kenakalan remaja.


B. Untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat menyebabkan kenakalan remaja.
C. Untuk mengetahui upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja.
BAB II
Kajian Pustaka
2.1 Pengertian Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja merupakan tingkah laku yang melampaui batas toleransi orang lain
atau lingkungan sekitar serta suatu tindakan yang dapat melanggar norma-norma dan hukum.
Secara sosial kenakalan remaja ini dapat disebabkan oleh suatu bentuk pengabaian sosial
sehingga remaja ini dapat mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang.

Sumiati (2009), mendefinisikan kenakalan remaja adalah suatu perilaku yang dilakukan
oleh remaja dengan mengabaikan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Kenakalan
remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma dan hukum yang dilakukan
oleh remaja. Perilaku ini dapat merugikan dirinya sendiri dan orang-orang sekitarnya.

2.2 Penyebab Kenakalan Remaja

Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinyab kenakalan remaja. Menurut
Willis (dalam Fatimah dan Umuri 2014:90) kenakalan remaja disebabkan oleh empat faktor yaitu
;faktor yang ada dalam diri anak sendiri, faktor yang berasal dari lingkungan keluarga, faktor
yang berasal dari lingkungan masyarakat, dan yang terakhir yaitu faktor yang bersumber dari
sekolah. Selengkapnya diuraikan sebagai berikut:

a. Faktor-faktor di dalam diri anak itu sendiri


1) Predisposing Faktor
Predisposing faktor merupakan faktor yang memberi kecenderungan tertentu terhadap
perilaku remaja. Faktor tersebut dibawa sejak lahir, atau kejadian-kejadian ketika
kelahiran bayi, yang disebut birth injury, yaitu luka di kepala ketika bayi ditarik dari
perut ibu. Predisposing faktor yang lain berupa kelainan kejiwaan seperti
schizophrenia .Penyakit ini dipengaruhi oleh lingkungan keluarga yang keras ataupun
penuh dengan tekanan.
2) Lemahnya Pertahanan Diri
Adalah faktor yang ada dalam diri untuk mengontrol dan mempertahankan diri
terhadap pengaruh-pengaruh negatif dari lingkungan.
b. Faktor-faktor di rumah tangga
1) Anak kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian orang tua.
Karena kurang mendapat kasih sayang dan perhatian orang tua, maka yang amat
dibutuhkannya itu terpaksa dicari di luar rumah, seperti di dalam kelompok kawan-
kawannya.
2) Lemahnya keadaan ekonomi orang tua di desa-desa, telah menyebabkan tidak mampu
mencukupi kebutuhan anak-anaknya.
Terutama sekali pada masa remaja yang penuh dengan keinginan,- keinginan dan cita-
cita. Para remaja menginginkan berbagai mode pakaian, kendaraan, hiburan dan
sebagainya. Keinginan-keinginan tersebut disebabkan oleh majunya industri dan
teknologi yang hasilnya telah menjalar sampai ke desa-desa yang dulunya tertutup
dalam arti belum lancarnya transportasi dan komunikasi, menyebabkan meningkatnya
kebutuhan rakyat desa. Desa sudah diwarnai oleh kehidupan materialis pengaruh
kebudayaan Barat.
3) Kehidupan keluarga yang tidak harmonis
Sebuah keluarga dikatakan harmonis apabila struktur keluarga itu utuh dan interaksi
diantara anggota keluarga berjalan dengan baik, artinya hubungan psikologis diantara
mereka cukup memuaskan dirasakan oleh setiap anggota keluarga.
c. Faktor-faktor di masyarakat
1) Kurang Pelaksanaan Ajaran-Ajaran Agama secara Konsekuen
Masyarakat dapat pula menjadi penyebab kenakalan remaja, terutama sekali di
lingkungan masyarakat yang kurang sekali melaksanakan ajaranajaran agama yang
dianutnya.
2) Pengaruh Norma Baru Dari Luar
Kebanyakan orang beranggapan setiap norma yang berasal dari luar itu memiliki
pengaruh yang baik. Misalnya melalui televisi, film, pergaulan sosial, model pakaian
dan sebagainya. Para remaja masa kini dengan cepat mengikuti norma yang berasal
dari Barat contohnya pergaulan bebas.
d. Faktor-faktor yang berasal dari sekolah
1) Faktor Guru
Dedikasi guru merupakan pokok terpenting dalam mengajar. Guru yang penuh
dedikasi berarti guru yang ikhlas dalam mengerjakan tugasnya. Apabila menemui
kesulitan tidak akan mudah mengeluh, berbeda dengan guru yang tidak punya
dedikasi. Ia bertugas karena terpaksa, ia mengajar dengan paksaan karena tidak ada
pekerjaan lain yang mampu dikerjakannya.
2) Faktor Fasilitas Pendidikan
Kurangnya fasilitas sekolah menyebabkan murid tidak bisa menyalurkan bakatnya.
Misalnya tidak ada lapangan basket, akibatnya anak yang tidak bisa menyalurkan
bakat melalui basket, mungkin akan mencari penyaluran kepada kegiatan-kegiatan
yang negatif.
3) Kekurangan Guru
Apabila sebuah sekolah kekurangan guru, maka akan terjadi kemungkinan, misalnya
penggabungan kelas-kelas oleh seorang tenaga guru, guru mengajar tidak sesuai
dengan bidang keilmuan yang dimiliki.
BAB III
Metode Peneltian

3.1. Tipe dan jenis


Tipe penelitian ini adalah penelitian kualitatif, penelitian yang menghasilkan dan
mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar,
foto rekaman video dan lain-lain.

3.2. Sasaran Penelitian


Sasaran dari penelitian ini adalah untuk masyarakat terutama remaja agar dapat
menyadarkan dan mencegah terjadinya kenakalan remaja serta solusi untuk masalah ini.

3.3. Teknik Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan metode observasi wawancara. Metode observasi digunakan
untuk mengidentifikasi kondisi fisik objek penelitian. Sedangkan metode wawancara digunakan
untuk mengumpulkan data tentang keadaan remaja, bentuk kenakalan remaja, penyebab
kenakalan remaja, dan dampak kenakalan remaja bagi remaja itu sendiri dan lingkungan sekitar.

3.4. Setting Penelitian


Pada tanggal 18 april 2022 dengan melakukan observasi pada lingkungan di sekitar
Malang.

3.5. Analisis Data


Analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan proses pelacakan serta pengaturan
secara sistematis catatan lapangan yang telah diperoleh dari wawancara, observasi serta bahan
lain agar peneliti dapat melaporkan hasil penelitian.
Pengumpulan Data
data di kumpulkan dengan beberapa teknik pengumpulan data kualitatif,
yaitu ;
1) wawancara.
2) observasi.
3) dokumentasi.
4) diskusi terfokus (Focus Group Discussion).
Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, kompleks
dan rumit, oleh sebab itu diperlukan analisis data melalui reduksi data. Dalam
reduksi data, peneliti merangkum,memilih data yang pokok, memfokuskan pada
hal-hal yang penting, serta mencari tema dan polanya, dengan demikian data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas.
Penyajian Data
Setelah data lapangan melewati tahap reduksi data, kemudian langkah
selanjutnya yaitu menyajikan data. Melalui penyajian data, maka data
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga semakin mudah untuk
dipahami. Dalam penelitian ini, penyajian data ditampilkan dalam bentuk kutipan
hasil wawancara dan uraian paragraf yang dinarasikan oleh peneliti.

Anda mungkin juga menyukai