RST 2022
Pelaporan nilai kritis dalam < 30 menit mulai dari nilai keluar sampai ke DPJP.
3. STANDAR SKP 3 : keamanan obat yang perlu diwaspadai
Memberikan obat minimal dengan 6 benar :
Benar pasien Benar dosis Benar waktu
Benar obat Benat rute Benar dokumentasi
Obat yang perlu diwaspadai terdiri dari :
Obat risiko tinggi yaitu Obat yang nama, Elektrolit konsentrat
obat yang bila terjadi kemasan, labelnya tertentu :
kesalahan (error) dapat kelihatan sama atau KCL,
menimbulkan terdengar sama (look MgSO4,
kematian/kecacatan alike, sound alike atau Na CO3,
seperti insulin, heparin, LASA) atau Nama Obat NaCL>0,9%
kemoterapeutik. Rupa ucapan Mirip
(NORUM).
Double check untuk obat high alert dilakukan di Farmasi dan juga di rawat
inap.
Perawat memasang stiker kuning pada gelang pasien rawat inap, atau pita
kuning pada pasien rawat jalan
KEWAJIBAN PASIEN
Patuhi peraturan RS Beri info kemampuan finansial dan
Gunakan fasilitas Rs dgn tg jawab jaminnan kesehatannnya
Hormati pak pasien, pengunjungan Patuhi rencana terapi yang sdh
dan pegawai RS disetujui
Beri info yang jujur, lengkap dan Terima segala konsekuensi atas
akurat ttg kesehatannya keputusan menolak rencana terapi
Beri imbal jasa atas pelayanan
DPJP
Setiap pasien rawat inap harus ada DPJP nya
1 pasien boleh ditangani beberapa dr spesialis dengan salah satunya menjadi
DPJP utama
PEMULANGAN (Discharge)
- RS memiliki ringkasan pasien pulang (discharge summary) meliputi:
1. Indikasi pasien masuk dirawat, 4. Obat yang diberikan selama
diagnosis, dan komorbiditas dirawat inap dengandan
lain semua obat yang harus
2. Temuan fisik penting dan digunakan di rumah;
temuan-temuan lain 5. Kondisi pasien (status
3. Tindakan diagnostik dan present); dan
prosedur terapi yang telah 6. Instruksi tindak lanjut.
dikerjakan; -
- Ringkasan pasien pulang
o dijelaskan ke dan ditandatangani oleh pasien/keluarga
o dibuat sebelum pasien keluar dari rumah sakit
o oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP).
- Copy dari ringkasan diberikan kepada
- tenaga kesehatan yang - pasien.
memberikan tindakan lanjut - penjamin.
asuhan kepada pasien. - rekam medis pasien
TRANSPORTASI
- Rumah sakit memiliki proses transportasi (ambulan) , prosesnya meliputi
pengkajian kebutuhan transportasi, SDM, obat, bahan medis habis pakai, alat
kesehatan, peralatan medis dan persyaratan PPI yang sesuai dengan
kebutuhan pasien dan terdapat bukti pemeliharan kendaraan
PENGELOLAAN NYERI
RST memiliki proses untuk melakukan skrining, pengkajian, dan tata laksana untuk
mengatasi rasa nyeri, yang terdiri dari:
a) Identifikasi pasien dengan rasa nyeri pada pengkajian awal dan pengkajian
ulang.
b) Memberi informasi kepada pasien bahwa rasa nyeri dapat merupakan akibat
dari terapi, prosedur, atau pemeriksaan.
c) Memberikan tata laksana untuk mengatasi rasa nyeri, terlepas dari mana nyeri
berasal, sesuai dengan regulasi rumah sakit.
d) Melakukan komunikasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai
pengelolaan nyeri sesuai dengan latar belakang agama, budaya, nilai-nilai
yang dianut.
e) Memberikan edukasi kepada seluruh PPA mengenai pengkajian dan
pengelolaan nyeri.
Skrining Nyeri dengan menggunakan Visual Analog Scale (VAS) untuk dewasa dan
anak
Laporan operasi harus terisi lengkap dan terlampir dalam rekam medis.
Rencana asuhan pasca operasi disusun,ditetapkan dan di catat dalam rekam
medis dalam waktu 24 jam oleh dokter penanggung jawab (DPJP).
Untuk tindakan operasi yang menggunakan alat (implant) harus ada dan di
Penemuan Pasien TB
1 Kenali gejala utama, batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih.
2 Kenali gejala tambahan, dahak bercampur darah, sesak napas, nyeri
dada, demam berulang selama lebih dari satu bulan, berkeringat
pada malam hari walaupun tanpa aktifitas.
3 TB Ekstraparu; pembesaran getah bening yang kadang bernanah,
nyeri dan pembengkakan sendi yang terkena TB, Sakit kepala,
demam, kaku kuduk dan gangguan kesadaran apabila selaput otak
atau otak terkena TB
HIV
Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) adalah suatu gejala
berkurangnya kemampuan pertahanan diri yang disebabkan oleh masuknya
virus HIV ke dalam tubuh seseorang.
Pelayanan HIV yang dikerjakan di RST mencakup
o Pelayanan di Poliklinik ,
o Voluntarily Counselling Test/ VCT ( konseling dan pemeriksaan HIV
secara sukarela),
o Provider Initiated Testing and Counselling/PITC yaitu konseling dan
pemeriksaan HIV atas Prakarsa petugas kesehatan ,
o PMTCT (Prevention Mother To Child Transmission) merupakan program
pemerintah yang dilakukan untuk mecegah penularan virus HIV ibu kepada
bayi.
KB RS
Yaitu KB pasca persalinan
Dan KB pasca keguguran
PENTING
Setiap catatan (entry) pada rekam medis pasien mencantumkan identitas PPA
yang menulis dan pencatatan tersebut ditulis di rekam medis.
Rumah sakit menggunakan kode diagnosis, kode prosedur, penggunaan simbol
dan singkatan baku yang seragam dan terstandar yang sudah ditetapkan oleh
RS
Rumah sakit menjamin keamanan, kerahasiaan dan kepemilikan rekam medis
serta privasi pasien, dengan menentukan hak akses dalam pelepasan informasi
rekam medis sesuai SOP yang ada di unit RM.
Rumah sakit mengatur lama penyimpanan rekam medis, yaitu wajib disimpan
sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung dari tanggal
terakhir pasien berobat atau dipulangkan.
RST memiliki electronic medical record dan e-prescribing dalam bentuk aplikasi
HiSys yang sekaligus berfungsi sebagai SIMRS
Semua karyawan diberikan akses ke HiSys sesuai dengan tingkat otoritas
masing-masing, dan ini dikelola oleh Bagian IT
RS mengembangkan, memelihara dan menguji program untuk mengatasi
waktu henti (downtime) dari sistem data, baik yang terencana maupun tidak
terencana.
Rangkuman BAB PPI
Pada tahun 2007, CDC dan HICPAC merekomendasikan 11 (sebelas)
komponen utama yang harus dilaksanakan dan dipatuhi dalam
kewaspadaan standar pencegahan infeksi , yaitu:
kebersihan tangan pengendalian penempatan pasien
Alat Pelindung Diri lingkungan etika batuk
(APD ) pengelolaan limbah praktik menyuntik
dekontaminasi perlindungan aman
peralatan perawatan kesehatan petugas praktik lumbal
pasien penatalaksanaan pungsi aman
linen
Tujuan program PPI adalah untuk mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi
yang didapat dan ditularkan di antara pasien, staf, tenaga kesehatan, tenaga kontrak,
sukarelawan, mahasiswa dan pengunjung.
LIMBAH
LINEN
Linen terbagi menjadi linen kotor dan linen terkontaminasi. Linen
terkontaminasi adalah linen yang terkena darah atau cairan tubuh
lainnya, termasuk juga benda tajam.
Petugas yang menangani linen harus mengenakan APD (sarung
tangan rumah tangga, gaun, apron, masker dan sepatu tertutup).
HAIs
21. REKAM MEDIS Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai
pelayanan
22. CASEMIX Angka kecepatan input berkas klaim BPJS
24. ADMISION Waktu Tunggu pendaftaran Pasien rawat jalan < 60 Menit
MANAGEMEN RISIKO
Setiap unit harus membuat daftar risiko (risk register) setiap tahunnya
Komite Mutu membuat Daftar risiko tingkat rumah sakit berdasarkan daftar
risiko yang dibuat tiap unit setiap tahun.
Ada beberapa metode untuk melakukan analisis risiko secara proaktif yaitu
failure mode effect analysis (FMEA), hazard vulnerability analysis (HVA) dan
infection control risk assessment (ICRA).