Anda di halaman 1dari 1

ABOUT CONTACT US PRIVACY POLICY DISCLAIMER REFERENSI DAFTAR ISI SHOPEE SAHID    

 HOME PARAMETRIK NON-PARAMETRIK UJI ASUMSI KLASIK TABEL STATISTIK SEARCH... 

Popular
Home » Analisis Data » Analisis Korelasi » Cara Uji Korelasi Parsial dengan SPSS Serta Interpretasi
Lengkap 1
Cara Melakukan Uji
Normalitas Kolmogorov-
Smirnov dengan SPSS
Cara Uji Korelasi Parsial dengan SPSS Serta Interpretasi Lengkap 2
Cara melakukan Uji
 Sahid Raharjo  Analisis Data, Analisis Korelasi
Validitas Product Moment
dengan SPSS
Cara Uji Korelasi Parsial dengan SPSS Serta Interpretasi Lengkap | Secara umum uji
3
korelasi bertujuan untuk mengetahui keeratan hubungan antar variabel yang diteliti (yakni Cara Melakukan Uji t
hubungan antara variabel X dengan variabel Y). Korelasi atau hubungan yang terbentuk Parsial dalam Analisis
antar variabel ini dapat bersifat hubungan postif ataupun hubungan negatif. Hal ini dapat Regresi dengan SPSS
dilihat berdasarkan nilai koefisein korelasi dari hasil analisis apakah bernilai plus (+) atau
4
minus (-). Jika plus (+) maka hubungan yang terbentuk antar variabel bersifat positif. Cara Melakukan Uji
Reliabilitas Alpha
Sementara jika koefisein korelasi bernilai minus (-) maka artinya hubungan yang terbentuk
Cronbach’s dengan SPSS
antar variabel tersebut adalah hubungan negatif. Hubungan positif bermakna bahwa jika
variabel X mengalami peningkatan maka variabel Y juga akan mengalami peningkatan. 5
Cara Melakukan Analisis
Sementara hubungan negatif bermakna bahwa jika variabel X mengalami penurunan maka
Regresi Multiples
variabel Y akan mengalami peningkatan. (Berganda) dengan SPSS

6
Makna Koefisien
Determinasi (R Square)
dalam Analisis Regresi
Linear Berganda

7
Download Distribusi Nilai
Tabel Statistik Lengkap

Category

 Analisis Data
 Analisis Faktor
 Analisis Korelasi
 Analisis Regresi
 Download File Praktik Youtube
Uji korelasi dapat dilakukan dengan beberapa teknik atau metode analisis statistik
 Ebook SPSS
tergantung dari skala data dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian.
Misalnya: uji korelasi koefisien cramer lambda dipakai untuk data berskala nominal.  Non Parametrik
Sementara uji korelasi kendall dan rank spearman cocok digunakan untuk data berskala  Parametrik
ordinal. Sedangkan untuk data berskala rasio atau interval menggunakan uji korelasi  SPSS Indonesia
pearson  Tabel Statistik
 Tutorial SPSS
Uji korelasi parsial disebut juga dengan analisis korelasi pearson dengan variabel kontrol
 Uji Asumsi Dasar
atau variabel pengendali yang diasumsikan nilainya tetap atau konstan. Penggunaan
 Uji Asumsi Klasik
variabel kontrol dalam analisis korelasi bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan yang
sudah terbentuk antara variabel X dengan variabel Y dipengaruhi oleh variabel kontrol  Uji Deskriptif
tersebut atau tidak.  Uji Instrumen
 Uji Perbedaan
Derajad Keearatan Hubungan dalam Uji Korelasi

Dalam bukunya [V. Wiratna Sujarweni. 2014. SPSS untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press. Hal-127] menjelaskan bahwa keeratan hubungan atau koefisien korelasi antar
variabel dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Nilai koefisien korelasi 0,00 sampai 0,20 berarti hubungan sangat lemah.
2. Nilai koefisien korelasi 0,21 sampai 0,40 berarti hubungan lemah.
3. Nilai koefisien korelasi 0,41 sampai 0,70 berarti hubungan kuat.
4. Nilai koefisien korelasi 0,71 sampai 0,90 berarti hubungan sangat kuat.
5. Nilai koefisien korelasi 0,91 sampai 0,99 berarti hubungan kuat sekali.
6. Nilai koefisien korelasi 1,00 berarti hubungan sempurna.

Persyaratan Uji Korelasi Parsial untuk Analisis Data

Asumsi dasar atau persyaratan yang harus terpenuhi ketika kita menggunakan uji korelasi
parsial untuk menganalisis data penelitian adalah sebagai berikut:

1. Masing-masing variabel penelitian menggunakan data berskala rasio atau interval.


2. Karena uji korelasi parsial merupakan bagian dari statistik parametrik maka data
penelitian harus berdistribusi normal.

Contoh Soal Uji Korelasi Parsial dalam Penelitian

Seorang dosen ingin mengetahui apakah ada hubungan antara IQ (Intelligence Quotient)
dengan nilai IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) mahasiswa dengan Motivasi Berprestasi
sebagai variabel Kontrol. Guna keperluan penelitian ini maka dosen tersebut
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan menggunakan kuesioner untuk 12 orang sampel
atau responden penelitian. Adapun tabulasi data penelitian yang dimaksud dapat anda lihat
pada tabel berikut ini.

[Download Data excel, Input-Output SPSS]

Langkah-Langkah Cara Uji Korelasi Parsial dengan SPSS

Tahapan-tahapan analisis data dalam uji korelasi parsial ini dimulai dari memasukkan atau
menginput data penelitian ke program SPSS, selanjutnya melakukan uji normalitas data
terlebih dahulu, baru kemudian melakukan analisis data dengan uji korelasi parsial.

1. Langkah pertama buka lembar kerja baru SPSS, lalu klik Variable View, selanjutnya anda
cukup mengisi pada kolom Name, Decimals, Label, dan Measure, sementara untuk pilihan
yang lain biarkan tetap default. Tampak di layar SPSS sebagaimana gambar bawah ini.

2. Jika sudah, langkah berikutnya klik Data View, lalu masukkan data IQ, IPK dan Motivasi
ke-12 orang responden tersebut sesuai dengan judul kolom yang ada di layar SPSS.

*Melakukan Uji Normalitas Data Penelitian dengan SPSS

Karena persyaratan atau asumsi dasar yang harus terpenuhi dalam penggunaan uji korelasi
parsial ini adalah data berdistribusi normal, maka terlebih dahulu kita akan melakukan uji
normalitas untuk variabel IQ, IPK dan Motivasi. Adapun caranya sebagai berikut ini.

1. Dari menu utama SPSS klik menu Analyze >> Descriptive Statistics >> Explore…

2. Maka muncul kotak dialog “Explore” selanjutnya masukkan semua variabel penelitian ke
kotak Dependent List: kemudian pada bagian “Display” pilih Both, setelah itu klik Plots…

3. Maka muncul kotak dialog “Explore Plots” lalu beri tanda ceklist (v) pada Normality plots
with tests, selanjutnya klik Continue, kemudian klik Ok

4. Maka akan mucul output SPSS, kita cukup perhatikan pada tabel output “Tests of
Normality” tampak dilayar seperti gambar di bawah ini.

*Pembahasan Uji Normalitas untuk Uji Korelasi Parsial dengan SPSS

Untuk mengetahui apakah variabel IQ, IPK dan Motivasi yang digunakan dalam penelitian
berdistribusi normal atau tidak, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui teori tentang
dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas. Adapun dasar pengambilan keputusan
dalam uji normalitas adalah sebagai berikut.

1. Jika nilai Signifikansi (Sig.) < 0,05, maka variabel tidak berdistribusi normal.
2. Jika nilai Signifikansi (Sig.) > 0,05, maka variabel berdistribusi normal.

Berdasarkan tabel output SPSS “Tests of Normality” di atas, diketahui bahwa nilai Sig.
dalam uji normalitas Shapiro-Wilk adalah sebagai berikut.

1. Nilai IQ Sig. adalah sebesar 0,932


2. Nilai IPK Sig. adalah sebesar 0,152
3. Nilai Motivasi Sig. adalah sebesar 0,066

Karena nilai signifikansi (Sig.) untuk semua variabel penelitian di atas > 0,05 maka dapat
disimpulkan variabel IQ, IPK dan Motivasi adalah berdistribusi normal. Dengan demikian,
asumsi dasar atau persyaratan dalam uji korelasi parsial sudah terpenuhi.

Catatan: metode Shapiro-Wilk dipakai untuk sampel < 50. Sementara metode Kolmogorov-
Smirnov dipakai untuk sampel > 50.

*Melakukan Uji Korelasi Parsial dengan SPSS

1. Selanjutnya kita akan melakukan Uji Korelasi Parsial dengan SPSS, caranya klik menu
Analyze >> Correlate >> Partial… Tampak dilayar.

2. Muncul kotak dialog “Partial Correlations” Selanjutnya, masukkan variabel IQ dan IPK ke
kotak Variables: kemudian masukkan variabel Motivasi ke kotak Controlling for, pada bagian
“Test of Significance” pilih Two-tailed dan beri tanda ceklist (v) untuk Display actual
significance level, lalu klik Options…

3. Muncul kotak diloag “Partial Correlations: Options”, kemudian pada bagian “Statistics”
berikan tanda ceklist (v) untuk Means and standard deviations dan Zero-order correlations.
Selanjutnya pada bagian “Missing Values” aktifkan pilihan Exclude cases pairwise, lalu klik
Continue

4. Kemudian klik Ok untuk mengakhiri perintah. Maka muncul Output SPSS dengan judul
“Partial Corr” selanjutnya tinggal interpretasikan saja tabel output tersebut.

Interpretasi Output Uji Korelasi Parsial dengan SPSS

Tabel Output “Descriptive Statistics”

Tabel output SPSS di atas, memberikan informasi kepada kita tentang ringkasan nilai
statistik deskriptif atau gambaran data untuk ketiga variabel (IQ, IPK dan Motivasi)
mencakup Mean atau nilai rata-rata, Std. Deviation (Standar Deviasi), dan N atau jumlah
sampel yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel Output “Correlations”

Tabel output SPSS ini memberikan informasi mengenai hubungan yang terbentuk antar
variabel sebelum dan sesudah dimasukkannya variabel kontrol dalam analisis korelasi.
Untuk memaknai tabel output Correlations di atas, maka ada 3 tahapan yang harus kita
lalui, yaitu: (1) Menentukan rumusan hipotesis penelitian. (2) Melihat teori tentang dasar
pengambilan keputusan dalam uji korelasi parsial. (3) Manafsirkan hasil analisis dan
membuat kesimpulan.

*Rumusan Hipotesis Penelitian dalam Uji Korelasi Parsial

1. H0: Hubungan antara IQ dengan IPK dengan Motivasi sebagai variabel kontrol tidak
signifikan.
2. Ha: Hubungan antara IQ dengan IPK dengan Motivasi sebagai variabel kontrol
signifikan.

*Dasar Pengambilan Keputusan dalam Uji Korelasi Parsial Sig. (2-tailed)

1. Jika nilai Significance (2-tailed) > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
2. Jika nilai Significance (2-tailed) < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

*Pembahasan Output Uji Korelasi Parsial dengan SPSS

Tabel output pertama “-none-a” menunjukkan nilai korelasi atau hubungan antara variabel
IQ dengan IPK sebelum dimasukkannya variabel kontrol (Motivasi) dalam analisis. Dari
output di atas diketahui nilai koefisien korelasi (Correlations) sebesar 0,832 (positif) dan
nilai Significance (2-tailed) adalah 0,001 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan yang positif dan signifikan antara IQ dengan IPK mahasiswa tanpa adanya
variabel kontrol (Motivasi). Sementara nilai Correlations sebesar 0,832 ini masuk dalam
kategori hubungan sangat kuat.

Tabel output kedua “Motivasi” menujukkan nilai korelasi atau hubungan antara variabel IQ
dengan IPK setelah memasukkan Motivasi sebagai variabel kontrol dalam analisis. Dari
tabel output di atas terlihat bahwa terjadi penurunan nilai koefisien korelasi (Correlations)
menjadi 0,626 (bernilai positif dan kategori hubungan kuat) dengan nilai Significance (2-
tailed) sebesar 0,039 < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa
hubungan antara IQ dengan IPK dengan Motivasi sebagai variabel kontrol adalah signifikan
(nyata).

*Kesimpulan Penelitian

Berdasarkan pembahasan dalam uji korelasi parsial di atas diketahui bahwa kehadiran
variabel motivasi berprestasi sebagai variabel kontrol akan memberikan pengaruh terhadap
hubungan antara variabel IQ dengan variabel IPK. Dengan demikian maka dapat
disimpulkan bahwa variabel IQ (Intelligence Quotient) bukanlah satu-satunya variabel yang
menentukan nilai IPK mahasiswa, karena ada variabel lain juga yang berhubungan dengan
nilai IPK yaitu variabel Motivasi berprestasi.

Catatan: selain mengacu pada nilai Significance (2-tailed) dari output SPSS, pengambilan
keputusan dalam uji korelasi parsial ini dapat pula berdasarkan pada perbandingan nilai
nilai koefisien korelasi (Correlations) atau r hitung dengan nilai r table pearson product
moment. Pembahasan lebih detail tentang hal ini saya rangkum dalam bentuk video
panduan SPSS, silahkan anda saksikan videonya melalui link di bawah ini.

 VIDEO: Tutorial Uji Korelasi Parsial dengan SPSS + Interpretasi

Sekian pembahasan kita mengenai cara melakukan analisis data penelitian dengan uji
korelasi parsial menggunakan program SPSS beserta interpretasinya. Bagi anda merasa
terbantu dengan panduan ini, silahkan dibagikan ke media sosial supaya panduan ini bisa
bermanfaat bagi banyak orang. Terimakasih, semoga sukses untuk penelitian anda. Salam
dari saya Sahid Raharjo

[Kata Kunci Pencarian: Cara Uji Korelasi Parsial dengan SPSS Serta Interpretasi
Lengkap, Langkah-langkah Analisis Korelasi Parsial (Partial Correlations) menggunakan
Program SPSS, Tutorial Uji Korelasi Parsial dengan SPSS dilengkapi Penjelasan]

Share on Share on Share on Share on


Facebook Twitter Google+ LinkedIn

Related Posts :

Cara Uji Analisis Jalur [Path Analysis] dengan SPSS Lengkap


Cara Uji Analisis Jalur [Path Analysis] dengan SPSS Lengkap | Selamat pagi
kawan-kawan semua yang sedang berusaha dengan serius untuk seger… Read
More...

Cara Melakukan Analisis Regresi Multiples (Berganda) dengan SPSS


Cara Melakukan Analisis Regresi Multiples (Berganda) dengan SPSS | Analisis
regresi merupakan suatu metode atau teknik analisis hipotesis pe… Read More...

Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi dan Statistik Deskriptif dengan


SPSS
Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi dan Statistik Deskriptif dengan SPSS |
Distribusi frekuensi data penelitian merupakan bagian dari an… Read More...

Panduan Lengkap Uji Analisis Regresi Linear Sederhana dengan SPSS


Panduan Lengkap Uji Analisis Regresi Linear Sederhana dengan SPSS | Analisis
regresi linear sederhana atau dalam bahasa inggris disebut deng… Read More...

Uji Chi Square dengan SPSS Serta Interpretasi Lengkap


Uji Chi Square dengan SPSS Serta Interpretasi Lengkap | Untuk melakukan uji chi
square terhadap data penelitian, kita dapat menggunakan fasi… Read More...

18 Responses to "Cara Uji Korelasi Parsial dengan SPSS Serta Interpretasi


Lengkap"

UNKNOWN 23 FEBRUARI 2019 03.36

Terimakasi Pak sahid wawasan imunya apabila variabel independen saya 1 dari 4/ variabel
dependen yglain berskala nominal/ variabel dummy apakah boleh menggunakan korelasi
parsial ya pak
Terimakasih sekali lagi pak

Balas

UNKNOWN 28 FEBRUARI 2019 20.12

kalau saya ingin mengetahui hubungan yang negatif dan signifikan caranya bagaimana
ya?

Balas

Balasan

SAHID RAHARJO ADMIN 2 MARET 2019 11.08

Hubungan negatif itu ditandai oleh nilai Correlations minus (negatif) dan
nilai sig. < 0,05

Balas

SUTIKNO 16 APRIL 2019 13.38

Selamat Siang
Admin, mau tanya, setelah kita mengetahui data kita berdistribusi normal, apakah kita
perlu juga melakukan uji asumsi klasik lainnya seperti multikolinearitas,
heteroskedastisitas dan autokorelasi ?
Terima kasih Admin respond nya

Balas

Balasan

SAHID RAHARJO ADMIN 16 APRIL 2019 14.33

cukup dengan uji normalitas saja, jika analisis hipotesis penelitian anda
menggunakan uji korelasi parsial

SUTIKNO 17 APRIL 2019 12.20

Oke Admin, terima kasih.

SUTIKNO 17 APRIL 2019 12.25

Min, kalo saya menggunakan variabel bebas nya lebih dari 2 (X1,
X2 , X3 , X4 , dan X5), jdi variable control nya adalah X2, X3 , X4,
dan X5 ya min?
apakah benar

SAHID RAHARJO ADMIN 19 APRIL 2019 23.23

Sama-sama semoga bermanfaat

Balas

ANONIM 23 JUNI 2019 10.13

Siang, pak. Kalau taraf hubungan stlh diberi variabel kontrol berubah dari "sedang" ke
"lemah", itu bagaimana interpretasinya?

Balas

UNKNOWN 4 JULI 2019 01.26

Kalau setelah uji normalitas ternyata salah satu datanya ada yang tidak normal
bagaimana?

Balas

AMA 25 OKTOBER 2019 11.08

Pak, saya ingin tanya. Apabila tidak memenuhi asumsi dasar normalitas namun variabel
penelitian saya mengharuskan pakai control, apakah saya tetap bisa pakai partial
correlation? Atau apakah ada tool yang pas untuk saya gunakan dalam melihat hubungan
antar variabel dengan adanya variabel control? Mohon pencerahannya pak.

Balas

TOGAR 26 OKTOBER 2019 10.00

pak, bisa sayahubungi bapak personal?

Balas

UNKNOWN 22 MARET 2020 17.32

mau nanya... cara di atas itu bisa digunakan untuk uji korelasi data yang variabel
bebasnya (x) cuma 1 kan? kalo contoh di atas kan variabel bebasnya ada 2, saya hanya
akan menghitung pengaruh satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat??
bagaimana pak?

Balas

UNKNOWN 19 AGUSTUS 2020 09.29

Permisi Pak mohon ijin bertanya saya ingin mengujikan korelasi 2 nilai post test tapi data
normalitas saya tidak terdistribusi secara normal. dan prasayarat pearson itu harus
normal. kira kira uji korelasi apa yang cocok ya pak

Balas

BUNGAARYAA 9 SEPTEMBER 2020 22.43

terima kasih ilmunya pak. mohon maaf mau bertanya apakah syarat menggunakan uji
korelasi parsial ini harus memasukan data variabel kontrol? apabila tidak ada variabel
kontrolnya bagaimana ya?

Balas

ANONIM 9 SEPTEMBER 2020 22.49

terima kasih ilmunya pak. saya ingin bertanya, apakah syarat menggunakan uji korelasi
parsial ini harus ada variabel kontrolnya? kalau tidak ada bagaimana ya?

Balas

NGAJI DI PONDOK 7 APRIL 2021 06.56

syiiippp

Balas

HENDRA ZAMILI 31 AGUSTUS 2021 11.16

Apakah ada persamaan rumus kriteria nilai koefisien korelasi? Mohon arahannya

Balas

Silahkan tinggalkan jejak sobat disini. Sehingga saya tau bahwa artikel di atas bermanfaat.
Terimakasih

Posting Lebih Baru Beranda Posting Lama

Copyright 2014-2021 SPSS Indonesia Powered by Blogger.com

Anda mungkin juga menyukai