Anda di halaman 1dari 10

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

JISE 10 (2) 2021 : 158–167

Jurnal Pendidikan Sains Inovatif

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jise

Eksplorasi Multiple Intelligences Siswa SMA dalam


Pembelajaran Kimia di Kota Semarang

Muhammad Fadloli-, Sri Susilogati Sumarti, Sri Mursiti

Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel : Teori Multiple Intelligences dalam dunia pendidikan kurang begitu diperhatikan. Beberapa guru kimia yang mengajar siswa SMA di Kota Semarang tidak mengetahui teori ini

Diterima September 2020


karena kurangnya referensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat Multiple Intelligences siswa SMA di Kota Semarang dalam pembelajaran kimia sesuai dengan
Diterima Oktober 2020
indikator yang dijelaskan oleh Howard Gardner. Indikator-indikator tersebut adalah kecerdasan verbal-linguistik, logis-matematis, visual-spasial, fisik-kinestetik, musik-ritmik,
Diterbitkan Agustus 2021
intrapersonal, interpersonal, dan naturalis. Penelitian ini dilakukan di tiga sekolah yang mengambil lima puluh siswa kelas XI IPA dari masing-masing sekolah secara acak dan
Kata kunci:
sederhana dalam pengambilan datanya. Data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan angket yang dibagikan kepada siswa untuk mengetahui tingkat Multiple
Pembelajaran Kimia,
Siswa SMA, Intelligences. Data penelitian dianalisis secara deskriptif-kuantitatif, bahwa data kuantitatif hanya digunakan sebagai alat pengkategorian tingkat kecerdasan siswa. Hasil dari

Kecerdasan Ganda penelitian ini diperoleh data yang bervariasi pada setiap indikator. Hasil analisis data secara kuantitatif menunjukkan bahwa kecerdasan naturalis diperoleh dengan persentase

tertinggi sebesar 71,10%, sedangkan kecerdasan verbal-linguistik diperoleh dengan persentase terendah sebesar 62,23%. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan

dan bahan pertimbangan guru SMA dalam merumuskan RPP yang akan diterapkan dalam pembelajaran kimia. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat

Multiple Intelligences siswa dalam pembelajaran kimia rata-rata dikategorikan “tinggi”. bahwa data kuantitatif hanya digunakan sebagai alat pengkategorian tingkat

kecerdasan siswa. Hasil dari penelitian ini diperoleh data yang bervariasi pada setiap indikator. Hasil analisis data secara kuantitatif menunjukkan bahwa kecerdasan naturalis

diperoleh dengan persentase tertinggi sebesar 71,10%, sedangkan kecerdasan verbal-linguistik diperoleh dengan persentase terendah sebesar 62,23%. Hasil penelitian ini

dapat digunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan guru SMA dalam merumuskan RPP yang akan diterapkan dalam pembelajaran kimia. Berdasarkan hasil penelitian

dapat disimpulkan bahwa tingkat Multiple Intelligences siswa dalam pembelajaran kimia rata-rata dikategorikan “tinggi”. bahwa data kuantitatif hanya digunakan sebagai alat

pengkategorian tingkat kecerdasan siswa. Hasil dari penelitian ini diperoleh data yang bervariasi pada setiap indikator. Hasil analisis data secara kuantitatif menunjukkan

bahwa kecerdasan naturalis diperoleh dengan persentase tertinggi sebesar 71,10%, sedangkan kecerdasan verbal-linguistik diperoleh dengan persentase terendah sebesar

62,23%. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan pertimbangan guru SMA dalam merumuskan RPP yang akan diterapkan dalam pembelajaran kimia.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat Multiple Intelligences siswa dalam pembelajaran kimia rata-rata dikategorikan “tinggi”. Hasil analisis data secara

kuantitatif menunjukkan bahwa kecerdasan naturalis diperoleh dengan persentase tertinggi sebesar 71,10%, sedangkan kecerdasan verbal-linguistik diperoleh dengan

persentase terendah sebesar 62,23%. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan pertimbangan guru SMA dalam merumuskan RPP yang akan diterapkan dalam

pembelajaran kimia. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat Multiple Intelligences siswa dalam pembelajaran kimia rata-rata dikategorikan “tinggi”.

Hasil analisis data secara kuantitatif menunjukkan bahwa kecerdasan naturalis diperoleh dengan persentase tertinggi sebesar 71,10%, sedangkan kecerdasan verbal-linguistik diperoleh dengan persentase terendah seb

-korespondensi: p-ISSN 2252-6412


Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Jalan Kelud Utara III Petompon Gajahmungkur, Semarang, Jawa e-ISSN 2502-4523
Tengah, Indonesia 50237
Email: mfadloli88@gmail.com
Muhammad Fadloli dkk. / Jurnal Pendidikan Sains Inovatif 10 (2) 2021 : 158–167

PENGANTAR Teori Multiple Intelligences telah menunjukkan bahwa


semua siswa dapat belajar dengan baik ketika mereka memiliki

Kualitas pendidikan di Indonesia masih kesempatan untuk memproses suatu informasi di dalam dirinya
relatif rendah. Hasil dariProgram untukdengan caranya sendiri (Gardner dalam Gouws & Dicker, 2011). Penilaian
Siswa Internasional(Survei PISA) dalam Multiple Intelligences dapat diibaratkan sebagai 2018 menunjukkan
bahwa Indonesia dalam kategori membaca berada di individu yang memperoleh lebih banyak pengalaman dan paparan

74 dengan skor rata-rata 379, matematika sehingga dia dapat ditingkatkan melalui pelatihan dan

kategori adalah 73 dengan skor rata-rata 379, dan pengembangan (Chew et al.,2019). Kategori IPA ganda
berada pada 71 dengan skor rata-rata 396 Teori kecerdasan perlu diberikan kepada siswa agar mereka
dari 79 negara yang disurvei. Nadiem Anwar Makarim memiliki kemampuan yang sangat membantu dalam
selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memecahkan masalah. Salah satu mata pelajaran pendidikan
menyampaikan bahwa hasil PISA merupakan masukan yang dapat diterapkan Multiple Intelligences di dalamnya
yang sangat berharga untuk membenahi dan adalah pendidikan kimia. Kimia merupakan salah satu cabang
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia (Tohir, ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang susunan,
2019). Pendidikan di lembaga Indonesia rata-rata struktur, sifat, dan perubahan suatu zat seperti bentuk, warna,
masih berpusat pada guru dan berorientasi pada hasil dan bau. Nakhleh dalam Cetin-dindar & Geban (2016)
belajar yang sesuai dengan kebutuhan (Hasibuan, menjelaskan bahwa dalam proses pembelajaran kimia, siswa
2016). Padahal yang terpenting dalam belajar adalah sering mengalami kesulitan dalam memberikan penjelasan
prosesnya, bukan hasilnya. Hasil belajar akan karena kurangnya pemahaman tentang konsep dasar.
mendapatkan hasil yang baik jika proses pembelajaran
dilakukan dengan benar. Konsep dasar kimia dapat dipahami oleh siswa
Budaya dan kebutuhan masyarakat memiliki peran penting jika mereka dapat mengeksplorasi sebagian dari
dalam pengembangan pemilihan kurikulum dan untuk melayani kecerdasannya. Selain itu, dalam hal ini guru juga harus
tuntutan pendidikan. Tuntutan untuk memahami, menghormati, mampu menerapkan sistem pembelajaran yang
dan terlibat dengan masyarakat termasuk sebagai tuntutan yang mendukung. Guru dapat menerapkan proses
tinggi bagi siswa. Setiap individu dituntut untuk berkembang pembelajaran kimia berbasis Multiple Intelligences jika
dengan menyelesaikan keragaman mengetahui tingkat kemampuan siswa.
dari berbagai komunitas untuk memenuhi kecerdasan berkelanjutan dalam mempelajari kimia dan kebutuhan
belajar dan berpartisipasi secara efektif dalam hubungan di antara mereka. Oleh karena itu, artikel ini
masyarakat (Yuksel et al.,2013). Eksplorasi terhadap isu dan mencoba membantu guru dalam menemukan tingkat
materi yang menarik bagi siswa dapat memberikan mereka kecerdasan siswa dalam mempelajari kimia dan
kesempatan untuk melatih banyak kecerdasan dengan mengetahui hubungan antara keduanya dengan
kegiatan yang dapat mempengaruhi mereka untuk mengeksplorasi Multiple Intelligences siswa terhadap
menghabiskan waktu dan membangun pengetahuan (Gunduz pembelajaran kimia. Senada dengan hal tersebut, Jones
& Ozcan, 2016). (2015) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa
Kecerdasan didefinisikan sebagai kemampuan terdapat potensi penggunaan Multiple Intelligences
seseorang untuk memecahkan masalah atau untuk dalam metodologi pembelajaran di sekolah. Hasil
menciptakan produk yang dihargai dalam budaya. Teori penelitian Sari et al.(2017) dan Safitri dkk.(2013)
Multiple Intelligences menghasilkan tujuh kecerdasan yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan
berbeda. Tujuh kecerdasan yang berbeda menurut Gardner Multiple Intelligences berpengaruh terhadap sikap dan
pada tahun 1983 adalah verbal-linguistik, logis-matematis, hasil belajar siswa. Hasil penelitian Septiani dkk. (2013)
visual-spasial, fisik-kinestetik, musik-ritmik, menyatakan bahwa LKS berdasarkan
intrapersonal, dan antarpribadi. Pada tahun 1995, ia menambahkan Multiple Intelligences dapat memfasilitasi
kecerdasan naturalis siswa. Kecerdasan eksistensial kegiatan memahami konsep materi dengan menggunakan
yang merupakan kecerdasan kesembilan masih dalam potensi kecerdasan yang dimilikinya.
pertimbangan karena masih belum sepenuhnya Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut,
memenuhi bukti empiris dan neurologis yang diperlukan maka dalam penelitian ini dilakukan investigasi terhadap
untuk memasukkannya ke dalam daftar kecerdasan Multiple Intelligences siswa SMA dalam pembelajaran kimia.
(Gardner 1983 dalam Rahbarnia et. al, 2014). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan
siswa sekolah menengah atas.

159
Muhammad Fadloli dkk. / Jurnal Pendidikan Sains Inovatif 10 (2) 2021 : 158–167

Multiple Intelligences dalam pembelajaran kimia. Hasil dianalisis secara deskriptif-kuantitatif untuk
penelitian ini sangat penting untuk menjadi acuan bagi menggambarkan secara sistematis fakta dan
guru kimia dalam merumuskan RPP dalam rangka karakteristik kecerdasan siswa, serta untuk
penerapan teori Multiple Intelligences dalam proses memperoleh hasil persentase tingkat kecerdasan
pembelajaran kimia. majemuk siswa seperti yang dilakukan oleh Sarie et
al. (2016). Rumus yang digunakan adalah:
METODE Persentase (%) =Total skor yang diperolehx 100%
Total skor maksimum
Data yang diperoleh diinterpretasikan pada
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-
tingkat Multiple Intelligences siswa yang disajikan pada
kuantitatif yang bertujuan untuk memperoleh
Tabel 1.
informasi yang lebih mendalam tentang Multiple
Intelligences siswa (Yusuf, 2014). Hasil perhitungan Tabel 1.Interpretasi Tingkat Kecerdasan Ganda
kuantitatif digunakan sebagai alat pengkategorian siswa
tingkat Multiple Intelligences siswa. Penelitian ini Persentase (%) Tingkat Kecerdasan

dilakukan di tiga sekolah di kecamatan yang berbeda di 0 - 20 Sangat rendah

Kota Semarang yang diambil lima puluh siswa kelas XI 21 – 40 Rendah

IPA secara acak dan sederhana dari masing-masing 41 - 60 Sedang


sekolah. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan 61 – 80 Tinggi

menyebarkan angket kepada siswa. Kuesioner adalah 81 - 100 Sangat tinggi

dibentuk menurut Multiple Intelligences (diadopsi dari Sugiyono, 2015).


indikator yang terdiri dari 40 pertanyaan yaitu 5
Prosedur penelitian ini disajikan pada
pertanyaan dari masing-masing indikator untuk mengetahui tingkat
Gambar 1.
kecerdasan dalam pembelajaran kimia. Datanya adalah

Perumusan Formasi dan


Masalah
penelitian standarisasi
analisis
tujuan instrumen

Formasi dari Analisis dari Pengambilan kembali

laporan data penelitian data penelitian

Gambar 1.Prosedur penelitian deskriptif-kuantitatif (diadopsi dari Yusuf, 2014).

HASIL DAN DISKUSI kecerdasan yang ada dalam diri mereka melalui
kuesioner Multiple Intelligences.
Multiple Intelligences adalah teori yang digunakan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap
manusia untuk memecahkan suatu masalah. Penelitian ini siswa memiliki lebih dari satu kecerdasan dengan tingkat
membuktikan teori Gardner bahwa setiap manusia Multiple Intelligences yang berbeda satu sama lain.
memiliki lebih dari satu kecerdasan dengan tingkat Perbedaan ini disebabkan oleh setiap siswa memiliki
kecerdasan yang berbeda-beda. Siswa yang terlibat dalam kemampuan masing-masing dalam bidang tertentu.
penelitian ini adalah siswa SMA yang telah belajar kimia Perbedaan tingkat Multiple Intelligences tidak untuk
selama dua tahun dan digali kecerdasannya. Alasan disamakan, tetapi untuk diapresiasi dan dikembangkan
peneliti memilih siswa tersebut karena mereka sudah menuju tingkat kecerdasan yang lebih baik. Secara
cukup mengetahui tentang berbagai karakteristik dan isi keseluruhan hasil tingkat Multiple Intelligences siswa
mata pelajaran kimia, sehingga siswa dapat menilai sendiri dalam pembelajaran kimia disajikan pada Gambar 2.
terkait dengan materi pelajaran kimia.

160
Muhammad Fadloli dkk. / Jurnal Pendidikan Sains Inovatif 10 (2) 2021 : 158–167

100 Verbal-linguistik
90 Matematika logika
80
70 Visual-spasial
Persentase (%)

60
50 Fisik-kinestetik
40 Musik-ritmik
30
20 intrapersonal
10 Antar pribadi
0
Naturalis
Kecerdasan Ganda
Gambar 2.Hasil rata-rata dari masing-masing indikator Multiple Intelligences siswa

Hasil persentase tingkat Multiple Intelligences


2% 0% 3%
siswa menunjukkan bahwa kecerdasan yang dimiliki siswa
Sangat rendah
secara umum berada pada kategori tinggi. Hasil ini
menunjukkan bahwa kecerdasan verbal-linguistik berada Rendah
47%
pada level paling bawah, sedangkan kecerdasan naturalis 48% Sedang
berada pada level teratas. Berikut ini dijelaskan secara rinci
Tinggi
tentang fakta dan karakteristik masing-masing kecerdasan
Sangat tinggi
yang terdapat dalam Multiple Intelligences siswa dalam
pembelajaran kimia. Gambar 3.Persentase tingkat verbal-
Hasil prosentase tingkat kecerdasan verbal- kecerdasan linguistik
linguistik siswa dalam pembelajaran kimia
Hasil persentase tingkat kecerdasan verballinguistik
disajikan pada Gambar 3. Kecerdasan verbal-
secara umum menunjukkan bahwa kecerdasan siswa SMA
linguistik merupakan kecerdasan yang
masih berada pada kategori sedang. Hasil ini merupakan
menunjukkan kemampuan seseorang dalam
hasil yang paling rendah jika dibandingkan dengan
berbahasa baik lisan maupun tulisan. Dalam
kecerdasan lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
pembelajaran kimia, siswa dapat
faktor yang salah satunya adalah kurangnya komunikasi
mengembangkan kecerdasan bahasanya melalui
antara siswa dengan guru dan siswa kurang diajak
latihan melafalkan dan menulis bahasa kimia
berdiskusi tentang materi yang dipelajari. Keterampilan
seperti rumus molekul, nama unsur kimia, jenis
berbahasa siswa dapat ditingkatkan dengan memberikan
reaksi kimia, dan sifat senyawa. Siswa juga dapat
kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi
melatih kecerdasan bahasanya dengan
yang belum terselesaikan, mendiskusikan pemecahan
menyusun sebuah tulisan atau makalah tentang
masalah, dan menceritakan atau mempresentasikan di
hubungan antara materi kimia dengan kehidupan
depan kelas. Selain itu, rendahnya literasi atau kebiasaan
sehari-hari, kemudian mempresentasikannya di
membaca juga dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan
depan kelas untuk didiskusikan oleh guru dan
verbal-linguistik. Senada dengan itu, Imansari dkk. (2018)
siswa.
menyampaikan bahwa kemampuan literasi kimia siswa
dalam beberapa aspek masih kurang optimal.
Hasil prosentase tingkat kecerdasan logis-
matematis siswa dalam pembelajaran kimia disajikan
pada Gambar 4. Kecerdasan logis-matematis adalah
kecerdasan yang dimiliki siswa dalam menganalisis
sesuatu yang berhubungan dengan bilangan.
Beberapa contoh kandungan kimia dan materi yang
berhubungan dengan bilangan adalah jumlah partikel
penyusun atom, panjang ikatan kimia dan

161
Muhammad Fadloli dkk. / Jurnal Pendidikan Sains Inovatif 10 (2) 2021 : 158–167

bentuk geometri molekul, konsep molekul, mampu mengumpulkan informasi dengan menggunakan
hukum dasar kimia, termokimia, laju reaksi, pengetahuan yang dimilikinya sehingga dapat menentukan
kesetimbangan kimia, pH (derajat keasaman), strategi dan mengingat alur dalam memecahkan masalah.
dan hasil perkalian kelarutan senyawa kimia. Gani dkk. (2017) mengemukakan bahwa kecerdasan visual-
Siswa yang memiliki kecerdasan matematis logis spasial dapat ditingkatkan melalui pembelajaran berbasis
akan lebih berhati-hati dalam bertindak. Senada Multiple Intelligences dengan lembar kerja siswa.
dengan hal tersebut, Wijaya & Sudarmin (2016)
4% 0% 1%
mengemukakan bahwa siswa yang memiliki
Sangat rendah
kecerdasan logis-matematis mampu menyusun
36%
jawaban yang tertulis secara cermat dan Rendah

sistematis. 59% Sedang


Tinggi
2% 0% 2%
Sangat tinggi
Sangat rendah

41% Rendah Gambar 5.Persentase tingkat visual-


55% Sedang kecerdasan spasial

Tinggi Hasil persentase tingkat kecerdasan visual-spasial


Sangat tinggi menunjukkan bahwa masih sedikit siswa yang memiliki
kecerdasan visual-spasial pada kategori “sangat tinggi”. Setiap
Gambar 4.Persentase tingkat siswa
orang memang tidak memiliki kecerdasan visual-spasial.
kecerdasan logika-matematis
Kecerdasan ini membutuhkan aktivitas atau kebiasaan yang
Hasil persentase tingkat kecerdasan berulang untuk dikembangkan. Kecerdasan visual-spasial
matematis logis membuktikan bahwa siswa yang berkaitan dengan kemampuan otak manusia untuk mengubah
mampu menganalisis materi kimia yang berkaitan segala materi yang diterima dalam bentuk tulisan atau bentuk
dengan operasi bilangan tidak terlalu banyak. Siswa lain seperti gambar dan video.
yang memiliki tingkat logika yang tinggi Hasil persentase tingkat siswa
Kecerdasan matematis yang mampu secara akurat fisis-kinestetik dalam pembelajaran kimia adalah memecahkan
masalah yang berkaitan dengan komputasi, sebagaimana disajikan pada Gambar 6. Fisik-kinestetik
Siswa yang memiliki tingkat kecerdasan logis rendah adalah kecerdasan yang berkaitan dengan kecerdasan matematis
yang tidak mampu menyelesaikan keterampilan tangan atau anggota tubuh lainnya. Sebuah pembelajaran kimia
masalah. Tingginya aktivitas logika-matematis yang dapat mengembangkan kecerdasan fisik-
kinestetik menyebabkan siswa kurang menyukai kecerdasan adalah praktikum laboratorium. Senada dengan
perhitungan di awal. itu, Hartono dkk. (2013) mengemukakan bahwa Multiple
Hasil prosentase tingkat kecerdasan visual-spasial Intelligence merupakan teori yang dapat diterapkan dalam
siswa dalam pembelajaran kimia disajikan pada Gambar 5. praktikum. Dengan praktikum, mahasiswa dapat terlibat
Kecerdasan visual-spasial adalah kecerdasan yang meliputi langsung dalam melakukan observasi, interpretasi,
kemampuan mengamati, membayangkan, memvisualisasikan, pengklasifikasian, peramalan, berkomunikasi,
mengubah objek tertentu, dan menyimpannya dalam jangka berhipotesis, merencanakan, bereksperimen, menerapkan
waktu yang lama. waktu. Siswa konsep atau prinsip, dan mengajukan pertanyaan. Di
yang memiliki kecerdasan visual-spasial akan dapat melakukan praktikum, siswa dilatih untuk melakukan mengingat teori atau
peristiwa yang berhubungan dengan visual seperti gerakan, misalnya melakukan kegiatan menimbang
seperti teori atom, rumus Lewis, bentuk geometri suatu benda, membuat larutan, menyiapkan atau
molekul, dan eksperimen laboratorium tentang merangkai alat praktikum, dan memblender
otentikasi kelarutan elektrolit dan larutan, dan pencucian praktikum
senyawa nonelektrolit, dan keberadaan instrumen setelah digunakan. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah
peristiwa alam tentang korosi dan koloid biasa disebut sebagai keterampilan proses sains. Fenomena garis.
Mereka memiliki kepekaan yang tinggi terhadap garis, dengan ini, Fitriyani dkk. (2017) menyarankan bahwa untuk
warna, bentuk, ruang, dan bangunan. Senada dengan hal meningkatkan keterampilan proses sains kita dapat menggunakan
tersebut, Wijaya dan Sudarmin (2016) mengemukakan bahwa model inkuiri terbimbing dalam proses pembelajaran.
siswa yang memiliki kecerdasan visual-spasial adalah

119
Muhammad Fadloli dkk. / Jurnal Pendidikan Sains Inovatif 10 (2) 2021 : 158–167

Hasil persentase tingkat kecerdasan ritmik


8% 0% 5%
musik menunjukkan bahwa pada siswa SMA mayoritas
Sangat rendah
menyukai musik. Ada beberapa siswa yang hanya suka
29% Rendah
mendengarkan musik dan ada beberapa siswa yang
58% Sedang suka mendengarkan musik dan menciptakannya. Ada
Tinggi beberapa siswa yang suka mendengarkan semua genre
Sangat tinggi musik dan ada beberapa siswa yang hanya menyukai
musik tertentu. Umumnya siswa yang tidak menyukai
Gambar 6.Persentase tingkat siswa
musik memiliki tingkat kecerdasan ritmik musikal yang
kecerdasan fisik-kinestetik
rendah.
Hasil persentase tingkat kecerdasan kinestetik fisik Hasil prosentase tingkat kecerdasan intrapersonal
menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam siswa dalam pembelajaran kimia disajikan pada Gambar 8.
menggerakan anggota geraknya dalam kegiatan Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan yang dimiliki
pembelajaran kimia cukup baik. Kecerdasan ini membantu seseorang dalam melakukan aktivitas atau menyelesaikan
siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang tugasnya secara mandiri. Kecerdasan ini secara intensif
berhubungan dengan sentuhan fisik. Siswa akan lebih mendukung siswa dalam memecahkan masalahnya
menyenangkan jika mampu melibatkan anggota tubuhnya sendiri. Kecerdasan intrapersonal dapat melatih siswa
sepenuhnya dalam mempelajari kimia. untuk mandiri dalam kehidupannya. Kemandirian ini
Persentase hasil tingkat kecerdasan ritmik menyebabkan siswa menjadi tergantung pada dirinya
musikal siswa dalam pembelajaran kimia sendiri. Di
disajikan pada Gambar 7. Selain ritmik musik, kecerdasan ini juga memberi ruang pada siswa kecerdasan adalah
kemampuan seseorang dalam melibatkan musik berpikir fleksibel dalam memecahkan masalah. Senada dengan hal

atau ritme untuk memecahkan masalah. Kecerdasan tersebut, Mahmud & AR (2017) mengatakan bahwa siswa yang

irama musik siswa dapat dikembangkan melalui memiliki kecerdasan intrapersonal adalah mandiri dan percaya diri

pembelajaran kimia seperti pembuatan lagu karena selalu berpikiran positif terhadap segala sesuatu yang telah

tentang hafalan pembelajaran kimia. Beberapa dilakukannya dalam mengambil suatu keputusan.

contoh hafalan bahan kimia adalah unsur-unsur


7% 0% 2%
dalam tabel periodik unsur, senyawa hidrokarbon
Sangat rendah
dan turunannya, senyawa benzena dan turunannya,
30%
dan makromolekul. Siswa dapat memahami materi Rendah

kimia tersebut dengan menggunakan metode 61% Sedang


menghafal lagu-lagu tentang kimia. Selain untuk Tinggi
memudahkan siswa dalam belajar, metode Sangat tinggi
menghafal dengan menggunakan lagu juga dapat
melatih siswa untuk mengingat suatu informasi Angka 8.Persentase tingkat siswa
dalam jangka waktu yang lama. Senada dengan hal kecerdasan intrapersonal
tersebut, Yuwono (2016) menyampaikan bahwa Hasil persentase tingkat kecerdasan
siswa yang memiliki kecerdasan musikal cenderung intrapersonal menunjukkan bahwa siswa memiliki
menghafal lagu dengan cepat dan suka memainkan kemampuan sendiri yang berbeda dan tidak dimiliki
alat musik serta mudah mengenali lagu. oleh orang lain. Siswa mampu mengerjakan tugasnya
0%1% secara mandiri. Siswa yang memiliki tingkat kecerdasan
Sangat rendah intrapersonal yang tinggi mampu menciptakan gaya
22% 26% Rendah
belajar sendiri yang berbeda dengan siswa lain,
sedangkan pada umumnya siswa yang tidak mampu
Sedang
51% Tinggi
menciptakan gaya belajar sendiri dan meniru gaya
belajar siswa lain memiliki tingkat kecerdasan
Sangat tinggi
intrapersonal yang rendah.
Hasil prosentase tingkat kecerdasan interpersonal
Gambar 7.Persentase tingkat siswa
siswa dalam pembelajaran kimia disajikan pada Gambar 9.
kecerdasan musik-ritmik
Kecerdasan interpersonal adalah

120
Muhammad Fadloli dkk. / Jurnal Pendidikan Sains Inovatif 10 (2) 2021 : 158–167

kecerdasan yang menunjukkan kemampuan seseorang dalam mengganti bahan sintetis di laboratorium dengan
melakukan interaksi dengan orang lain. Kecerdasan ini sangat bahan alami saat melakukan percobaan.
diperlukan bagi siswa dalam proses pembelajaran. Seorang Penggantian bahan kimia ke bahan alami bertujuan
siswa dapat berdiskusi dengan siswa lain untuk menemukan untuk mengurangi polusi.
informasi atau pengetahuannya sendiri. Kecerdasan
0% 1%
interpersonal perlu dikembangkan pada diri siswa, karena 17%
Sangat rendah
dengan kecerdasan ini siswa dapat bertukar pendapat dan 17%
Rendah
memahami karakter siswa lain sehingga informasi yang
mereka dapatkan merupakan hasil dari pertimbangan Sedang
bersama. Kecerdasan ini memberikan kesempatan kepada
65% Tinggi

siswa untuk tidak individualis ketika belajar di kelas. Senada Sangat tinggi
dengan hal tersebut, Pratiwi & Ayriza (2018) mengatakan
Gambar 10.Persentase tingkat siswa
bahwa siswa yang tidak memiliki kecerdasan interpersonal
kecerdasan naturalis
akan mengalami kesulitan dalam membangun hubungan
dengan orang lain yang berpengaruh pada perkembangan Persentase hasil tingkat kecerdasan naturalis
selanjutnya. siswa cenderung tinggi. Hasil ini merupakan hasil
tertinggi jika dibandingkan dengan kecerdasan lainnya.
5% 0% 1%
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang salah
Sangat rendah
satunya adalah letak geografis Indonesia yang banyak
44% Rendah
terdapat pegunungan, perkebunan, hutan, sungai,
50% Sedang danau, dan lautan menjadikan siswa dekat dengan
Tinggi alam, sehingga siswa memiliki kecerdasan naturalis
Sangat tinggi yang tinggi. Berbagai jenis tumbuhan dan hewan juga
dapat mempengaruhi kecerdasan naturalis siswa.
Gambar 9.Persentase tingkat siswa Kecerdasan ini sangat bermanfaat karena dapat
kecerdasan antarpribadi menghasilkan kreativitas siswa dalam melestarikan
Hasil persentase tingkat kecerdasan naturalis alam agar tetap terjaga dan lestari. Hasil ini sejalan
menunjukkan bahwa siswa cukup baik dalam dengan penelitian Bayyinahdkk. (2014) yang
berhubungan dengan guru dan siswa lainnya. Ketika mengkolaborasikan teori Multiple Intelligence dengan
siswa mengikuti proses pembelajaran, pasti ada Contextual Teaching Learning (CTL) bahwa terdapat
kesulitan dalam memahami materi. Jika seorang siswa perbedaan yang signifikan antara keduanya terhadap
memiliki kecerdasan interpersonal, ia akan berusaha keterampilan berpikir kreatif siswa.
mencari tahu kesulitan yang dihadapi dengan menjalin Multiple Intelligences tidak dapat dikembangkan
hubungan yang baik dengan guru dan teman- dengan hanya melakukan satu atau dua kali kegiatan
temannya yang dimintai bantuan untuk memecahkan belajar yang dapat memicu kemunculannya. Kecerdasan
masalah. Terkadang siswa meminta bantuan dan ini dapat berkembang jika kegiatan belajar dilakukan
memberikan bantuan dalam proses pembelajaran. secara berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan.
Hasil prosentase tingkat kecerdasan naturalis siswa Wijayanti dkk. (2016) menjelaskan bahwa kinerja
dalam pembelajaran kimia disajikan pada Gambar 10. pembelajaran yang berulang dimana siswa diinstruksikan
Kecerdasan naturalis merupakan kecerdasan yang untuk digunakan memecahkan masalah dapat
menyangkut sikap simpati seseorang terhadap kelestarian menyebabkan siswa mampu memberikan solusi yang
lingkungan. Kegiatan pembelajaran kimia untuk sesuai yang diharapkan oleh masyarakat.
meningkatkan kecerdasan naturalis siswa adalah siswa Penentuan strategi pembelajaran yang cocok
diajak untuk mengeksplorasi alam untuk diterapkan pada suatu mata pelajaran tidak
dan untuk mengidentifikasi hal-hal apa yang dapat digunakan untuk lepas dari hasil analisis kecerdasan siswa. muali
materi pembelajaran kimia yang akan dibahas (2016) mengatakan bahwa jika kecerdasan diartikan sebagai
bersama. Kecerdasan ini sangat berguna untuk pendidikan Nilai intelegensi, tidaklah cukup bagi seorang guru untuk

di21  abad, karena dapat memberikan alternatif baru menegaskan bahwa proses pembelajaran dapat berhasil tanpa

kepada siswa dalam proses pembelajaran dan melibatkan intelegensi lain dalam Multiple Intelligences

menemukan suatu informasi. Misalnya, siswa dapat Kecerdasan. Kecerdasan tidak selalu

121
Muhammad Fadloli dkk. / Jurnal Pendidikan Sains Inovatif 10 (2) 2021 : 158–167

dimaknai dalam ranah kognitif, psikomotorik dan Kecerdasan berkaitan dengan proses kimia yang
afektif, tetapi dimaknai sebagai kecerdasan bersifat alami dan buatan seperti proses dalam
majemuk yang mampu mengakomodasi ketiga reaksi kimia.
ranah tersebut tanpa mendiskreditkan
kecerdasan yang lain. KESIMPULAN
Teori Multiple Intelligences dapat dikolaborasikan
dengan strategi atau gaya belajar dan instrumen penilaian Setiap siswa memiliki delapan kecerdasan Multiple

untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang Intelligences dengan tingkatan yang berbeda-beda dan sesuai dengan

bermakna, nyaman, dan mampu mengevaluasi berbagai kemampuan masing-masing siswa. Kecerdasan tersebut dimanfaatkan

kemampuan siswa. Beberapa contoh kerjasama tersebut oleh siswa sebagai bekal mereka untuk memecahkan suatu masalah

adalah penelitian Septiana & dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil data

Ikhsan (2017) yang mengkolaborasikan Multiple analysis, kecerdasan naturalis merupakan teori
Kecerdasan tertinggi dengan persentase Problem Based Learning yaitu 71,10%, sedangkan gaya verbal-
(PBL) yang memberikan pengaruh tinggi dalam kecerdasan linguistik yang paling rendah
memahami suatu konsep dan kreativitas siswa persentasenya yaitu 62,23%. Tingkat Kelipatan siswa
keterampilan berpikir. Penelitian Mediartika & Aznam Intelligences dalam pembelajaran kimia rata-rata
(2018) yang mengembangkan instrumen penilaian dengan kategori “Tinggi”. Beberapa siswa unggul dalam
satu bentuk portofolio berbasis Multiple Intelligences, tetapi mereka lemah dalam Intelijen lainnya untuk
mengukur berpikir kritis siswa. kecerdasan. Berbagai kecerdasan dalam Multiple
keterampilan dan sikap ilmiah diperoleh hasil yang layak Intelligences dapat dikembangkan melalui kegiatan belajar
untuk dilakukan. yang bermakna dan menyenangkan. tingkat tinggi dari
Pembelajaran proses menggunakan Kecerdasan ganda dapat membangun karakter siswa yang baik
Pendekatan kecerdasan yang diberikan kepada siswa dan mereka lebih siap dalam menghadapi masalah yang
dapat mengaktifkan kecerdasannya sehingga dapat terjadi di masyarakat atau pekerjaan. Untuk penelitian
mengerjakan tugas secara maksimal sesuai bidangnya selanjutnya, sebaiknya kecerdasan tersebut dianalisis
(Candrawan et al.., 2017). Dengan menerapkan sistem secara rinci dengan berbagai jenis instrumen mata
pembelajaran berbasis kecerdasan kompleks, siswa dapat pelajaran dan materi sub-kimia tertentu.
mengatasi kekurangannya dengan memanfaatkan
kelebihannya dalam mengoptimalkan karakteristik REFERENSI
masing-masing kecerdasan sehingga dapat
mengembangkan kecerdasan lainnya (Pertiwi et. al.., Bayyinah, R., An'nur, S., & Suriasa. (2014). perbedaan
2017). Guru sebagai pendidik harus mampu Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Terhadap
mengidentifikasi kecerdasan siswa. Identifikasi ini sangat Strategi PembelajaranKecerdasan Gandadan
Pembelajaran Mengajar Kontekstual.Berkala Ilmiah
berguna dalam merumuskan strategi pembelajaran kimia
Pendidikan Fisika,2(3), 234–243.
yang cocok diterapkan pada siswa dengan karakter yang
Candrawan, RP, Ridlo, S., & Yuniastuti, A. (2017).
berbeda untuk setiap pembahasan kimia.
Analisis PendekatanKecerdasan GandaDitinjau
Semua kecerdasan dalam Multiple Intelligences dari Hasil Belajar Siswa SMP IT Harapan Bunda
berkaitan dengan pembelajaran kimia. Kecerdasan ini Semarang.Jurnal Pendidikan Sains Inovatif, 6(1),
dapat berkembang sesuai dengan kemampuan 9–16.
masing-masing siswa dengan melakukan beberapa Cetin-dindar, A. & Geban, O. (2016). Konseptual
praktik yang mendukung. Namun jika dilihat dari Pemahaman Konsep Asam dan Basa serta
kandungan kimia, kecerdasan yang memiliki hubungan Motivasi Belajar Kimia.Jurnal Penelitian
erat dengan pembelajaran kimia adalah kecerdasan
Pendidikan, 1–13.
Chew, EYT, Ghurburn, A., Terspstra-tong, JLY, &
verbal-linguistik, logis-matematis, dan visual-spasial.
Perera, HK (2019). Multiple Intelligence dan
Ketiga kecerdasan tersebut saling berkaitan dalam
Efektivitas Ekspatriat: Peran Mediasi
memahami materi kimia. Kecerdasan verbal berkaitan Penyesuaian Lintas Budaya.Jurnal Internasional
dengan terminologi atau Manajemen Sumber Daya Manusia, 1-33.
kosakata bahasa kimia. Logis- Fitriyani, R., Haryani, S., & Susatyo, EB (2017).
kecerdasan matematika berkaitan dengan rumus Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing Terhadap
dan operasi bilangan kimia. Visual-spasial Keterampilan Proses Sains pada Materi Kelarutan

122
Muhammad Fadloli dkk. / Jurnal Pendidikan Sains Inovatif 10 (2) 2021 : 158–167

dan Hasil Kali Kelarutan.Jurnal Inovasi Pendidikan Pratiwi, AR, & Ayriza, Y. (2018). Peningkatan
Kimia,11(2), 1957–1970. Kecerdasan Interpersonal dan Intrapersonal
Gani, A., Safitri, R., & Mahyana, M. (2017). Meningkatkan Melalui Permainan Tradisional.Penelitian dan
Kecerdasan Visual-spasial dan Hasil Belajar Intervensi Psikologis,1(1), 1–9.
Siswa SMP Berbasis Kecerdasan Ganda pada LKS Rahbarnia, F., Hamedian, S., &, & Radmehr, F. (2014).
Materi Lensa.Jurnal Pendidikan IPA Indonesia,6 Kajian Hubungan Kecerdasan Berganda dan
(1), 16–22. Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan
Taksonomi Bloom Revisi.Jurnal Publikasi
Gouws, E. & Dicker, AM (2011). Pengajaran Matematika Interdisipliner,17(2), 109– 134.
Matematika yang Membahas Kecerdasan Ganda
Peserta Didik.Ulasan Pendidikan Afrika,8(3), 568– Safitri, I., Bancong, H., & Husain, H. (2013). Efek
587. DekatKecerdasan GandaMelalui Model
Gunduz, N. & Ozcan, D. (2016). Pengembangan dari Pembelajaran Langsung Terhadap Sikap dan
Multiple Intelligence dengan Mendongeng. Hasil Belajar Kimia Peserta Didik di SMA Negeri I
Jurnal Internasional Ilmu Pendidikan,15(1–2), Tellu Limpoe.Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2
242–251. (2), 156–160.
Hartono, Setyawan, DN, & Edie, SS (2013). Sari, AA, Hadisaputro, S., & Nurhayati, S. (2017).
Implementasi PendekatanKecerdasan Ganda Penerapan Inkuiri Terbimbing Berpendekatan
dalam Metode Praktikum untuk Melihat Kecerdasan GandaTerhadap Hasil Belajar Kimia.
Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa Kimia dalam Pendidikan,6(2), 56–62.
SMA.Jurnal Pendidikan Fisika Unnes,2(3), 8–11. Sarie, FN, Rahayu, ES, & Isnaeni, W. (2016).
Hasibuan, FW (2016).Pusat Guru Problematika DekatPengajaran dan Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran : Studi Terhadap Institusi Pendidikan Bervisi SETS dalam MengoptimalkanKecerdasan
Indonesia. Gandadan Hasil Belajar.Jurnal Pendidikan Dasar,
https://www.researchgate.net/publication/29183 5(2), 81-87.
2129 (diunduh 6 Agustus 2020) Septiana, KG & Ikhsan, J. (2017). Akibat Penerapan
Imansari, M., Sudarmin., & Sumarni, W. (2018). Analisis Kecerdasan Gandadengan Model PBL Terhadap
Literasi Kimia Peserta Didik Melalui Pemahaman Konsep dan Pemikiran Berpikir
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Bermuatan Kreatif.Jurnal Pendidikan Matematika Dan Sains,5
Etnosains.Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia,12(2), (1), 43–52.
2201–2211. Septiani, D., Ridlo, S., & Setiati, N. (2013).
Jones, E. (2015). Satu ukuran cocok untuk semua ? Kecerdasan Ganda Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis
dan Pendidikan Hukum.Guru Hukum, 1–13. Kecerdasan Gandapada Materi Pertumbuhan
Mahmud, N., & AR, RA (2017). Pengaruh Kecerdasan dan Perkembangan.Jurnal Pendidikan Biologi
Intrapersonal Terhadap Prestasi Belajar Unnes,2(3), 359–365.
Matematika Siswa Ditinjau dari Tingkat Sugiyono. 2015.Metode Penelitian: Kuantitatif, kualitatif,
Akreditasi Sekolah SMA Negeri di Kabupaten dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Polewali Mandar.MaPan: Jurnal Matematika Dan Tohir, M. (2019).Hasil PISA Indonesia Tahun 2018 Turun
Pembelajaran,5(2), 153–167. Dibanding tahun 2015.
Mediartika, N. & Aznam, N. (2018). pengembangan https://www.researchgate.net/publication/33771
Instrumen Penilaian Portofolio BerbasisKecerdasan 7927 (diunduh 6 Agustus 2020)
Gandauntuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis Wijaya, KH & S. (2016). Kemampuan Pemecahan
dan Sikap Ilmiah.Jurnal Inovasi Pendidikan IPA,4(1), Soal Matematik Siswa Kelas VIII Berdasarkan
52–63. Kecerdasan GandapadaPengaturanPBL. Jurnal
Muali, C. (2016). Konstruksi Strategi Pembelajaran Penelitian Pendidikan Matematika Unnes, 5(2),
BerbasisKecerdasan GandaSebagai Upaya 114-131.
Pemecahan Masalah Belajar.Pedagogik: Jurnal Wijayanti, AP, Sumarni, & Amirudin, A. (2016).
Pendidikan,3(2), 1–12. Model PerbandinganInvestigasi Kelompokdengan
Pertiwi, H., Winarti, A., & M. (2017). Strategi Pembelajaran Berbasis MasalahBerbasisKecerdasan
Pembelajaran Kolaboratif Terintegrasi Ganda Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah
Kecerdasan Majemuk dan Hubungannya dengan Siswa SMA.Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan
Kecerdasan Logika Matematika dan Pemahaman Pengembangan,1(5), 948–957.
Konsep Pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan.QUANTUM: Jurnal Inovasi Pendidikan
Sains,8(2), 20–29.

123
Muhammad Fadloli dkk. / Jurnal Pendidikan Sains Inovatif 10 (2) 2021 : 158–167

Yuksel, M., Kucukoglu, EK, & Unsal, FO (2013). Yuwono, PH (2016). Pengembangan Intelegensi
Menganalisis Kesiapan Sekolah Anak Prasekolah Musikal Siswa Melalui Pembelajaran Musik di
dari Aspek Sosial.Jurnal Internasional tentang Tren Sekolah.Jurnal Ilmiah Kependidikan,10(1), 1–13.
Baru dalam Pendidikan dan Implikasinya, 4(2), Yusuf, AM (2014).Metode Penelitian: Kuantitatif,
98-112. Kualitatif, dan Penelitian Gabungan. Kencana:
Jakarta

124

Anda mungkin juga menyukai