Chemistry in Education
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined
Abstract
The results of preliminary studies performed in SMA N 9 Semarang grade X of the school
year 2012/2013, the data obtained classical completeness students on chemistry subject less
than 85% and ability students' life skill was lower, equal to 61%. In this study, researchers
applied learning oriented Chemoentrepreneurship (CEP) in petroleum material. This study
aims to determine the effectiveness of the learningoriented CEP in understanding the
concepts and skills of high school students’ life skills grade X. The population in this study
were students of class X SMA N 9 Semarang. The design which used is a posttest only
control design. The sample was taken by random cluster sampling technique, the class X3
as the experimental class and the class X2 as a control. The results of completeness study
show that experiment classroom achieved mastery of classical study 88.89%, while the
control class was only 78.95%. the average students’ Concept understands in experimental
class was better than the control class respectively 80.11 and 74.32. Life skill ability of
students increased from 61% to 84. The results show that the learningoriented CEP
provides significant effectiveness in understanding the concepts and skills of high school
students life skills class X.
#
N Nurmasari/Chemistry in Education 3 (2) (2014)
#
N Nurmasari/Chemistry in Education 3 (2) (2014)
#
N Nurmasari/Chemistry in Education 3 (2) (2014)
sangat tinggi karena siswa dapat memberikan menyimpulkan materi yang didiskusikan pada
minimal 1 ide dalam kelompoknya dan dapat akhir pembelajaran. Kecakapan membuat
mengumpulkan tugas tepat waktu. kesimpulan siswa meningkat dari 56% menjadi
Keterampilan sosial sangat penting untuk untuk 87%, hal ini terlihat dari siswa yang dapat
berinteraksi dan beradaptasi dalam lingkungan. membuat kesimpulan sendiri.
Selain itu, mampu berinteraksi dengan orang Hasil praktikum menunjukkan bahwa
lain adalah kunci sukses untuk pengalaman siswa sudah dapat membuat semir sepatu yang
yang memperkaya kehidupan (Chen, 2006). baik dan layak dijual. Semir sepatu yang layak
Aspek kerjasama mengalami dijual dan dapat dijadikan peluang usaha adalah
peningkatan dari 61% menjadi 85%, dengan semir sepatu yang berwarna hitam pekat,
nilai rata-rata yang tergolong dalam kategori teksturnya rata, dan tidak terlalu keras. Siswa
tinggi. Siswa mampu bekerja sama dengan sudah dapat membuat lilin yang berkreasi dan
teman satu kelompok untuk mempersiapkan dapat memancarkan aroma terapi saat dibakar
alat dan bahan yang digunakan dalam dalam praktikum pembuatan lilin aromaterapi.
praktikum. Siswa juga mampu membagi kerja Lilin aromaterapi yang layak dijual adalah lilin
kelompok dan memberikan bantuan kepada yang dapat memancarkan aroma terapi ketika
teman satu kelompoknya ketika ia sedang sibuk dibakar, tekstrurnya rata, tidak ada bintik-bintik
atau tidak selama kegiatan praktikum berwarna putih, sumbu harus bisa dibakar,
(Kadarwati, et al., 2010). warna yang dihasilkan dan kemasan lilin juga
Aspek tanggung jawab mengalami harus menarik sehingga dapat dijadikan
peningkatan sebesar 29% dari 59% menjadi peluang bisnis penjualan lilin aromaterapi.
88%, dengan nilai rata-rata yang tergolong Balsem yang baik dan dapat dijual adalah
dalam kategori tinggi yaitu sebesar 3,5. Masing- balsem yang tidak terlalu keras dan memiliki
masing kelompok dapat membersihkan dan khasiat menghilangkan pegal-pegal. Siswa
mengembalikan alat ke tempat semula. Siswa sudah dapat membuat semir sepatu, lilin
dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. aromaterapi, dan balsem yang dapat dijual dan
Siswa juga dapat menggunakan alat sesuai dijadikan peluang usaha dengan
fungsinya dengan baik misalnya untuk mempertimbangkan laba yang diperoleh.
memanaskan dengan pembakar spirtus Pemahaman konsep siswa kelas
digunakan digunakan beaker glass pyrex. eksperimen dan kelas kontrol dapat diketahui
Kecakapan merumuskan masalah dan dengan hasil posttest yang dilaksanakan diakhir
kecakapan membuat hipotesis dikembangkan pembelajaran. Rata-rata hasil pemahaman
dengan memberikan sebuah permasalahan konsep siswa kelas eksperimen adalah 80,11
kepada siswa mengenai materi minyak bumi. dengan nilai tertinggi 96 dan nilai terendah 56.
Kecakapan merumuskan masalah mengalami Rata-rata hasil pemahaman konsep kelas
peningkatan yaitu sebesar 55% menjadi 76%. kontrol adalah 74,32 dengan nilai tertinggi 92
Kecakapan membuat hipotesis juga mengalami dan nilai terendah 52. Hasil nilai rata-rata
peningkatan sebesar 20% yaitu dari 54% posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
menjadi 74%. Siswa dilatih untuk dapat lihat pada Gambar 2.
#
N Nurmasari/Chemistry in Education 3 (2) (2014)
Rata-rata hasil pemahaman konsep Kemampuan life skill siswa juga meningkat dari
kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai 61% menjadi 84%.
perbedaan yang signifikan. Nilai rata-rata Pembelajaran berorientasi CEP ini
posttest kelas eksperimen lebih tinggi daripada memberikan keefektifan yang signifikan pada
kelas kontrol yaitu masing-masing sebesar 80,11 pemahaman konsep dan kemampuan life skill
dan 74,32. Perbedaan nilai rata-rata ini siswa karena siswa lebih termotivasi dan lebih
disebabkan siswa pada kelas eksperimen dan tertarik mempelajari kimia. Pembuatan semir
kelas kontrol diberi perlakuan yang berbeda. sepatu, lilin aromaterapi, dan balsem ini juga
Kelas eksperimen pembelajaran menggunakan dapat memberikan pengalaman bagi siswa
pendekatan CEP, sedangkan kelas kontrol dalam membuat suatu produk dengan nilai daya
menggunakan CEP metode ceramah. Hasil jual yang tinggi, selain itu pembelajaran
penelitian ini menunjukkan bahwa berorientasi CEP juga dapat meningkatkan jiwa
pembelajaran dengan pendekatan dapat berwirausaha siswa (Sumarti, 2008).
meningkatkan pemahaman konsep siswa
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
(Supartono et al., 2009).
untuk melaksanakan pembelajaran berorientasi
Hasil analisis dengan menggunakan uji CEP dalam penelitian ini diantaranya adalah
kesamaan dua varians diperoleh Fhitung (1,07) (1) perlu persiapan yang lebih matang untuk
kurang dari Fkritis (1,94) dengan derajat melakukan praktikum ini, salah satunya adalah
kebebasan pembilang sebesar 35 dan derajat mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan,
kebebasan penyebut sebesar 37, sehingga dapat karena bahan-bahan yang dipakai dalam
disimpulkan bahwa kedua kelompok memiliki penelitian ini tidak tersedia di laboratorium
varians yang sama. sekolah, (2) waktu yang diperlukan untuk
Hasil analisis uji perbedaan dua rata- menerapkan pendekatan tersebut lebih lama
rata satu pihak kanan diperoleh harga thitung dibandingkan dengan pembelajaran secara
sebesar 2,87 sedangkan harga tkritis sebesar 1,99 konvensial, oleh karena itu guru harus mampu
dengan derajat kebebasan sebesar 72, sehingga menguasai materi dan tahapan-tahapan dalam
dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen penelitian, (3) perlu persiapan dalam membuat
lebih baik dari kelompok kontrol karena thitung RPP berorientasi CEP agar pembelajaran dapat
lebih besar dari tkritis. Salah satu indikator terlaksana dengan baik.
untuk menyatakan pembelajaran efektif adalah
apabila proporsi ketuntasan belajar kelas
eksperimen telah memenuhi ketuntasan klasikal SIMPULAN
lebih besar dari 85%. Hasil ketuntasan klasikal Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal pada penerapan pembelajaran berorientasi CEP
kelas eksperimen sebesar 88,89% dengan siswa memberikan keefektifan yang signifikan pada
yang tuntas sebanyak 32 siswa dan kelas kontrol pemahaman konsep dan kemampuan life skill
sebesar 78,95% dengan siswa yang tuntas siswa kelas X-3 SMA N 9 Semarang. Proporsi
sebanyak 30 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal kelas X-3, telah memenuhi
kelompok eksperimen telah mencapai proporsi ketuntasan klasikal sebesar 88,89%.
ketuntasan klasikal, sedangkan kelompok Rata-rata pemahaman konsep kelas eksperimen
kontrol belum mencapai ketuntasan klasikal. sebesar 80,11 lebih baik daripada kelas kontrol
yaitu sebesar 74,32. Kemampuan life skill siswa
Penerapan pembelajaran berorientasi
meningkat dari 61% menjadi 84%.
CEP pada materi minyak bumi memberikan
keefektifan yang signifikan pada pemahaman
konsep dan kemampuan life skill siswa kelas X. DAFTAR PUSTAKA
Hal ini ditunjukkan dengan dengan proporsi Asmorowati, D.S. 2009. Pembelajaran kimia
ketuntasan belajar siswa kelas yang diajar hidrokarbon menggunakan kolaborasi konstruktif
dengan pendekatan pembelajaran berorientasi dan inkuiri berorientasi chemoentrepreneurship
(CEP) untuk meningkatkan hasil belajar dan
CEP telah memenuhi proporsi ketuntasan
minat berwirausaha siswa. Skripsi. Semarang:
belajar klasikal lebih dari 85% yaitu sebesar Jurusan Kimia FMIPA UNNES.
88,89% dengan siswa yang tuntas sebanyak 32 BBC Indonesia. 2012. Sistem pendidikan Indonesia
siswa. Rata-rata hasil pemahaman konsep kelas terendah di dunia. Tersedia di http://Sistem
eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol Pendidikan Indonesia Terendah di Dunia -
yaitu masing-masing sebesar 80,11 untuk kelas KOMPAS.com.html tanggal 1 Maret 2013.
eksperimen dan 74,32 untuk kelas kontrol. Badan Pusat Statistik. 2012. Data strategis BPS.
#
N Nurmasari/Chemistry in Education 3 (2) (2014)
Jakarta: CV. Nasional Indah. Snyder, L.G. & Snyder, M. J. 2008. Teaching critical
Chen, K. 2006. Social skills intervention for students with thinking and problem solving skills. The
emotional/behavioral disorders: a literature Delta Pi Epsilon Journal. L(2): 90-99.
review from the american perspective. Education Sumarti, S.S. 2008. Peningkatan jiwa kewirausahaan
Research and Reviews. 1(3): 143-149. mahasiswa calon guru kimia dengan
Kadarwati, S., Saputro, S.H. & Priatmoko, S. 2010. pembelajaran praktikum kimia dasar
Upaya peningkatan hasil belajar kimia fisika berorientasi chemo-entrepreneurship. Jurnal
5 dengan pendekatan chemo- Inovasi Pendidikan Kimia. 2(2): 305-311.
entrepreneurship melalui kegiatan lesson Supartono. 2006. Peningkatan kreativitas peserta didik
study. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. 4(1): melalui pembelajaran kimia dengan pendekatan
531-543. chemoentrepreneurship (CEP). Proposal
Mardapi, D. 2012. Pengukuran penilaian & evaluasi Research Grant – Program Hibah A2.
pendidikan. Yogyakarta: Nuha Medika. Semarang: Jurusan Kimia FMIPA UNNES.
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum tingkat satuan pendidikan. Supartono, Saptorini. & Asmorowati, D.S. 2009.
Bandung: Remaja Rosdakarya. Pembelajaran kimia menggunakan
kolaborasi konstruktif dan inkuiri
Mursiti, S., Wahyukaeni, T. & Sudarmin. 2008. berorientasi chemo-entrepreneurship. Jurnal
Pembelajaran dengan pendekatan chemo- Inovasi Pendidikan Kimia. 3(2): 476-483.
entrepreneurship dan penggunaan game
simulation sebagai media chemo- Wicaksana, G.A., Nurhayati, N. & Cahyono, E.
edutainment untuk meningkatkan hasil 2013. Efektivitas media pembelajaran elearning
belajar, kreativitas, dan life skill. Jurnal Inovasi berbasis chemoedutainment terhadap hasil
Pendidikan Kimia. 2(2): 278-280. belajar materi hidrokarbon dan minyak bumi
siswa kelas x. Chemistry in Education. 2(1):
Rahmawati, A. & Yonata, B. 2012. Keterampilan 1-10.
sosial siswa pada materi reaksi reduksi
oksidasi melalui penerapan model Yulianto, F. & Nashori , H.F. 2006. Kepercayaan diri
pembelajaran kooperatif tipe numbered dan prestasi atlet tae kwon do daerah
heads together (NHT) SMA Negeri 9 istimewa Yogyakarta. Jurnal Psikologi
Surabaya. Unesa Journal of Chemical Universitas Diponegoro. 3(1): 55-62.
Education. 1(1): 47-55. Yulianingrum & Rahayu, Y.S. 2013. Penerapan
Shakirova, D.M. 2007. Technology for the shaping of pembelajaran IPA terpadu tipe webbed
college students’ and uppergrade students’ critical berorientasi kecakapan hidup (life skill) pada
thinking. Russian Education & Society. 49(9): tema suara kelas VII SMP Al-Amal
42-52. Surabaya. Jurnal Pendidikan Sains ePensa.
1(1): 1-7.