Di susun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) bagi
Mahasiswa Program Sarjana (S-1)
Nama : Afrizal
Nim : 2061041
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN (UNW) MATARAM
2021
ii
Mengetahui
Mengetahui,
Kepala Desa Gontoran Dosen Pembimbing
Mengtahuai
LPPM Universitas Nahdlatul Wathan mataram
KATA PENGANTAR
Dengan melimpahkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunianya, kami dapat menyelesaikan laporan akhir kegiatan Kelompok Kuliah Kerja
nyata Universitas Nahdlatul Wathan Mataram Angkatan Ke XXIX Tahun 2021 dengan
Tema “PEMBERDAYAAN MASYARAKAT GONTORAN DALAM BIDANG
PETERNAKAN DAN PERTANIAN”. Laporan ini tersusun dengan hasil pelaksanaan
program kegiatan KKN di Desa Gontoran, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat
NTB.
Tidak terasa pelaksanaan KKN di Desa Gontoran Kecamatan Lingsar Kabupaten
Lombok Barat NTB telah selesai. Banyak hal yang bertambah selain pengalaman, ilmu,
namun juga menambah saudara, sikap masyarakat yang sangat menghargai, membimbing
dan membantu dalam kegiatan kami untuk melaksanakan setiap program KKN dengan
sebaik-baiknya. Sebagai hasilnya, semua program KKN yang telah kami lakukan dapat
berjalan dengan lancar dan sesuai rencana. Serta semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian program KKN ini.
Mohon maaf atas segala kesalahan dan ketidaksopanan yang mungkin telah banyak
kami lakukan. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita
menuju kebaikan serta menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Penulis
berharap laporan ini bermanfaat untuk para pembaca dan masyarakat khusunya. Aaamiin
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Jumlah Penduduk Setiap Dusun Desa Gontoran ............................................... 10
Tabel 2 Penduduk Menurut Strata Pendidikan ............................................................... 11
Tabel 3 Data PLKB Desa Gontoran ............................................................................... 11
Tabel 4 Jenis Pekerjaan Desa Gontoran ......................................................................... 12
Tabel 5 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Gontoran Berdasarkan Data Profil ....... 16
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Peta Desa Gontoran ....................................................................................... 7
Gambar 2 Struktur Organisasi Desa ............................................................................. 9
1
BAB I
PENDAHULUAN
sangat berarti. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka kelompok Kuliah Kerja Nyata
(KKN) Universitas Nahdlatul Wathan Mataram Angkatan XXIX Tahun 2021 di Desa
Gontoran Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara Barat bermaksud
untuk membantu meningkatkan kesadaran dan peran masyarakat dalam pembangunan
desa.
Adapun secara umum pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata itu memiliki 6 (enam)
tujuan yaitu:
a. Syarat untuk menyelesaikan program studi strata satu Universitas Nahdlatul Wathan
Mataram.
b. Melatih mahasiswa untuk berfikir terbuka dan lebih luas, memiliki jiwa sosial yang
tinggi, belajar untuk memecahkan masalah yang ada di masyarakat dengan
memandang masalah tersebut dari berbagai aspek.
c. Mahasiswa memperoleh pengalaman belajar yang berharga melalui keterlibatan
dalam masyarakat secara langsung menentukan dan merumuskan, memecahkan dan
serta menanggulangi permasalahan pembangunan secara programatis dan
interprenersip.
d. Mahasiswa dapat memberikan pemikiran serta masukan yang positif berdasarkan
disiplin ilmu serta pengalaman yang dimiliki dalam upaya untuk menemukan,
menumbuhkan, mempercepat gerak dan pembangunan serta mempersiapkan kader
yang handal serta memiliki semangat yang tinggi.
e. Supaya perguruan tinggi dapat menghasilkan sarjana yang dapat mengisi nilai-nilai
perjuangan yang terkontrokstur dalam masyarakat yang lebih menghayati kondisi
gerak dan masalah yang kompleks yang dihadapi masyarakat dalam melaksanakan
pembangunan. Dengan demikian perguruan tinggi secara relative menjadi siap pakai
dan terlatih dalam menanggulangi permasalahan pembangunan yang lebih pragmatis
dan interdisiplin.
f. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi dan pemerintah desa Gontoran,
instansi teknis masyarakat, sehingga perguruan tinggi dapat lebih berperan dan
menyesuaikan kegiatan pendidikan serta penelitian dengan tuntutan nyata dari
masyarakat yang sedang membangun.
4
a. Memperoleh pemikiran dan bantuan tenaga, ilmu pengetahuan dan seni dalam
merancang dan melaksnakan pembangunan.
b. Memperoleh pengalaman dalam menggali dan menumbuhkan potensi swadaya
masyarakat sehingga mampu pasrtisipasi aktif dalam pembangunan di tengah era
pandemi.
c. Terbentunya kader kader penerus pembangunan di dalam masyarakat sehingga
menjamin kelanjutan upaya pembangunan
d. Memanfaatkan bantuan pemikiran mahasiswa dalam melaksanakan program dan
proyek pembangunan yang berada di bawah tanggung jawabnya.
e. Mengajarkan masyarakat desa akan pentingnya pembangunan sumberdaya
masyarakat dan informasi di era pandemi.
3. Perguruan Tinggi
a. Memperoleh umpan bali sebgai hasil pengintegrasian mahasiswa dengan proses
pembangunan di tengah tengah masyarakat sehingga kurikulum, materi perkuliahan
dan pembangunan ilmu yang di asuh di perguruan tinggi dapat lebih di sesuaikan
dengan tuntutan nyata dari pembangunan di era pandemi.
b. Memperoleh berbagai kasus yang berharga dapat dipergunakan sebagai masalah
untuk pembangunan penelitian.
c. Memperoleh hasil kegiatan mahasiswa, dapat menelah dan merumuskan
keadaan/kondisi masyarakat yang berguna bagi pembangunan ilmu, teknologi,
sains, dan seni serta dapat berdiagnosa secara tepat kebutuhan masyarakat sehingga
ilmu, teknologi dan seni yang diamalkan tepat sesuai dengan tuntutanya.
d. Meningkatkan, memperluas dan mempererat kerjasama dengan instansi terkait atau
depertemen lain melalui kerjasam yang melakukan kuliah kerja nyata.
e. Menciptakan hubungan baik antara perguruan tinggi dengan masyarakat.
f. Menciptakan inspirasi dan topik pembelajaran serta ide melakukan penelitian di
tengah pembangunan SDM di era pandemi.
6
7
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH
b. Geohidrologi
Wilayah Desa Gontoran di aliri oleh 2 sungai
yaitu sungai Sesaot dan sungai Nyiurbaye yang terbagi
menjadi 2 subag yaitu subag Lingsar Lauk dan Lingsar
Daye.
c. Klimatologi
Gambar 1. Peta Desa Gontoraan
Kondisi iklim di sebagian besar Desa Gontoran tidak jauh beda dengan kondisi
iklim diwilayah Kecamatan Lingsar dan bahkan Desa Persiapan Gontoran secara umum
memiliki dua musim, yaitu musim kemarau yang berlangsung antara bulan Juni hingga
Agustus dan musim hujan antara bulan September hingga Mei dengan temperatur / suhu
udara pada tahun 2010 rata - rata berkisar antara 22,22ºc sampai 30,46ºc dan suhu
maksimum terjadi pada bulan Oktober dengan suhu 32,10ºc serta suhu minimum 20,70ºc
terjadi pada bulan Juni. Kelembaban udara berkisar antara 81,58%, kelembaban udara
maksimum terjadi pada bulan Maret dan November sebesar 86,00% sedangkan
kelembaban minimum terjadi pada bulan September dan Agustus sebesar 77,00%.
Lamanya penyinaran matahari yang terjadi selama tahun 2010 rata - rata
68,67%. Penyinaran matahari maksimum terjadi pada bulan Juli sebesar 86,00%
dan lamanya penyinaran matahari minimum terjadi pada bulan Februari,
November dan Desember sebesar 49,00%. Kecepatan angin rata-rata yang terjadi
selama tahun 2010 sebesar 207/8 knot, kecepatan maksimun terjadi pada bulan
Februari yaitu 270/10 knot, sedangkan kecepatan minimum terjadi pada bulan Mei
9
sebesar 135/8 knot. Tekanan udara yang ditandai dengan dua musim yaitu musim
kemarau dan musim hujan. Tekanan udara berkisar antara 1.001,60 mbs –
1.006,60 mbs. Sedangkan keadaan curah hujan pada tahun 2010 sebesar 144,29
mm dengan curah hujan terendah bulan Juli sebesar 0,00 mm dan curah hujan
tertinggi pada bulan November sebesar 448,90 mm.
2.1.2 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Gontoran
1. Perangkat Desa
Struktur Pemerintahan Desa Gontoran mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten
Lombok Barat Nomor 10 Tahun 2017, tentang Pedoman Penyusunan Organisasi
dan Tata Kerja Pemerintahan Desa dengan Strukturnya.
10
SALIHIN
SEKRETARIAT DESA
M,AZIZI SYAHRONI
SEKSI PEMERINTAHAN SEKSI KESRA SEKSI PELAYANAN KAUR TU & UMUM KAUR KEUANGAN KAUR PERENCANAAN
JUMRAH RIDWAN ELIS NURAINI S,HY M.JUAENI BAIQ ,EVI D .SPd ASRUDIN
Jumlah Penduduk
No Dusun Jumlah
KK Lk Pr
1 Gontoran Lauk 109 163 152 315
2 Gontoran Timur 85 115 130 245
3 Gtontoran Dalem 85 121 120 241
4 Gontoran Daye 181 277 292 569
5 Keroya 129 244 211 455
Jumlah 589 920 905 1.825
b. Pendidikan
Adapun kondisi sumber daya manusia secara umum menurut latar belakang
pendidikan masih sangat rendah, sesuai dengan pendataan tahun 2015. yang lalu
12
bahwa angka buta aksara dari usia sekolah sampai usia 46 tahun keatas tercatat
sebanyak 100 jiwa yang tidak mampu membaca dan menulis (buta aksara) dan
kondisi tersebut rata-rata disemua dusun yang ada. Sebagai gambaran tingkat
pendidikan di Desa Gontoran dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 2. Penduduk Menurut Strata Pendidikan
No Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah
1 Sarjana S1,S2,S3 72
2 Diploma D1,D2,D3 12
3 SLTA 256
4 SMP 252
5 SD 583
6 Buta aksara 100
7 Usia.> 0 -15 th 469
8 Usia > 16 - 20 th 153
9 Usia > 21 - 40 th 534
10 Usia > 41 -60 443
11 Usia.>61- 71 keatas 131
Dari stastisk data PLKB, Puskemas, Pustu, dan Bides Kondisi kesehatan
Penduduk Desa Gontoran beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan hal ini
terlihat dengan menurunnya anak/balita penderita gizi buruk, kematian ibu
melahirkan. Gambaran hasil Pentahapan Keluarga Sejahtera tahun 2019 dapat
digambarkan sbb :
Tabel 3. Data PLKB Desa Gontoran
Keluarga Prasejahtera KS I KS II KS III KS III Plus
Alek Balek Alek Balek Alek Balek
150 82 104 48 41 21 0
1. Angkatan Kerja
Penduduk Desa Gontoran yang sebagian besar adalah buruh tani, dan buruh
harian lepas, menjadikan taraf dan perkembangan perekonomian lamban, namun
13
masih banyak kepala keluarga yang mengajukan Surat Keterangan Tidak Mampu untuk
mendapatkan rekomendasi pembebasan dari biaya di Rumah Sakit atau untuk pendidikan
anaknya. Dengan hal tersebut, menunjukkan betapa masih lemahnya kondisi ekonomi
masyarakat karena disamping IPM masyarakatnya masih rendah juga disebabkan
lapangan kerja yang terbatas dan angkatan kerja yang semakin bertambah.
a. Luas Wilayah
Sebagai daerah basah dengan volume air banyak, menjadikan Desa Gontoran
sebagai salah satu sentra usaha pertanian, perkebunan dan perikanan yang perlu
mendapat perhatian dari pemerintah agar kedepan lahan yang ada bisa digaraf lebih
baik oleh masyarakat. Potensi sumber daya alam di Desa Gontoran meliputi
sumberdaya alam non hayati yaitu : air, lahan, udara, sedangkan sumberdaya alam
hayati yaitu perkebunan, flora dan fauna.
Khususnya tataguna dan intesifikasi lahan yang ada di Desa Gontoran sbb :
Persawahan seluas : 101,89 Ha.
Perkebunan seluas : 5 Ha
Permukiman seluas : 37 Ha
Perkantoran Pemerintah : 0,20 Ha
Fasilitas dan SAB :
Sumur gali : 253 bh
PDAM : - unit
Perlindungan Mata Air : 2 bh
Perpipaan : 2 unit
Mata air : 15 bh
Sumber daya air di Desa Gontoran terdiri dari air tanah (akifer) termasuk
mata air dan air permukaan. Berdasarkan atas besaran curah hujan pertahun, hujan
lebih dan evapotranspirasi tahunan yang akan berpengaruh terhadap air
meteorologis sesuai dengan gradasi sebaran curah hujan.
15
b. Pengunaan Tanah
Penggunaan tanah di Desa Gontoran sebagian besar di peruntukan untuk
tanaman pertanian sawah, perkebunan, permukiman, dan perkantoran. Adapaun luas
penggunaan tanah di Desa Gontoran berdasarkan penggunaannya yaitu tanah sawah
101,89 Ha, tanah perkebunan 5 Ha, permukiman 37 Ha, dan perkantoran 0,20 Ha.
c. Hasil-Hasil Produksi Pertanian
Desa Gontoran memiliki berbagai macam potensi di antaranya pertanian,
perkebunan, perikanan dan lain lainya, tetapi hasil produksi yang paling menonjol
adalah produksi pertanian yaitu berupa padi, buah dan sayur-sayuran. Dimana luas
luas sawah 101,89 Ha mampu memproduksi berbagai macam kebutuhan seperti
manggis, durian, sayur-sayuran, padi, mangga serta buah lainnya
d. Tanaman Pangan
Wilayah Desa Gontoran merupakan wilayah kecematan lingsar yang
merupakan daerah dataran rendah yang melimpah akan air sehingga desa Gontoran
secara potensi tanaman pangan dan hasil produksi produk pangan terdiri dari padi,
kacang kedelai, ikan, sayur-sayuran, dan buah-buahan lainnya.
e. Peternakan
Potensi peternakan di Desa Gontoran bisa dikatakan masih sedikit
dibandingkan potensi yang lainnya, berada di bawah potensi pertanian dimana
masyarakat Desa Gontoran selain sebagai petani juga sebagai peternak dengan jenis
peternakan yaitu rata-rata memiliki kelompok ternak individu atau kolektif dengan
jenis populasi ternak antara lain ayam, sapi, kambing, ayam broiler, bebek, kuda,
dan angsa.
f. Perikanan
Desa Gontoran selain dari memiliki potensi pertanian peternakan dan
perkebunan juga memiliki potensi perikanan, yang dimana ada sekitar 30 orang
peternak ikan air tawar yang dimana masing-masing memilihara ikan mujair, ikan
16
mas dan ikan nila serta lele, dimana hasilnya mencapai 2,5 ton dalam satu periode
panen.
g. Perkebunan
Desa Gontoran yang memiliki wilayah perkebunan dimana hasil perkebunan
yang paling dominan manggis, duren, rambutan, dan buah mangga lainnya
2.1.6 Penduduk
1. Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Gontoran terbilang sedang. Hal ini tidak
lepas dari fakta kondisi ekonomi dan masih rendahnya tingkat pemahaman
masyarakat terhadap arti pentingnya pendidikan. Seiring dengan arus informasi di era
globalisasi menuntut upaya peningkatan kesadaran tentang arti penting pendidikan.
Seiring berjalannya waktu, kesadaran masyarakat mulai tumbuh secara bertahap
setelah sentuhan program dari pemerintah sendiri dan angka putus sekolah dasar
menjadi berkurang.
Potensi Sumber Daya Manusia (SDM), dapat dikatakan masyarakat Desa
Gontoran tidak kalah saing dengan masyarakat di Desa lain. Hal ini terbukti dengan
minat dan semangat belajar masyarakat Desa Gontoran sangat tinggi. Sejumlah putra-
putri terbaik Desa Gontoran sebagian besar menempuh studi keluar daerah. Untuk
sarana pendidikan di Desa Gontoran Program utama pemerintah mewujudkan Wajib
Belajar 9 tahun bahkan hingga 12 tahun sangat mendukung. Sarana pendidikan
Sekolah Dasar (SD) sederajat, Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat hingga
Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat dapat ditemukan di Desa Gontoran.
Masalah yang selama ini menjadi kendala adalah dari segi fasilitasnya yang belum
memadai. Di tingkat SD masih banyak yang belum memiliki Perpustakaan yang
representative dan sekolah yang ada di Desa Gontoran baru hanya TK dan SD saja.
17
2. Mata Pencaharian
Penduduk Desa Gontoran yang sebagian besar adalah buruh tani, dan buruh
harian lepas, menjadikan taraf dan perkembangan perekonomian lamban, namun
keman dirian berwirausaha beberapa tahun ini mengalami peningkatan pula, sebagai
daerah subur yang banyak memiliki sumber mata air, berdampak pada kemandirian
berwirausaha dengan banyaknya pembudidaya peternak ayam dan petani ikan air
tawar, baik berupa keramba, kolam dan sawah. Adapun jenis mata pencaharian
penduduk desa gontoran sebagai berikut :
18
3. Desa Gontoran sebagai salah satu desa swakarsa, bila ditinjau dari kondisi mata
pencaharian masyarakat yaitu sebagian besar bekerja disektor pertanian. Meskipun
dalam pendataan terakhir mengindikasikan adanya perkembangan mulai dari
pembangunan kolam renang, kolam ikan dan bangunan lainnya sehingga masyarakat
desa gontoran tidak hanya bekerja di sektor pertanian saja akan tetapi di bidang
kewirausahaan sehingga tingkat pengangguran di desa gontoran sedikit demi sedikit
menurun.
2.1.7 Sosial Budaya dan Politik
1. Adat Istiadat Yang Masih Dilaksanakan Di Desa Gontoran
Di Desa Gontoran masih melaksanakan adat yang merupakan masih turun temurun
dari nenek moyang mereka, yak sebagai berikut :
a. Kekah (Untuk anak baru lahir)
b. Acara sunatan
20
formal ada TPQ dengan jumlah 1 unit dimana di masing-masing dusun ada 1 unit
sebagai pusat belajar agama dan al-quraan anak anak Desa Gontoran.
2.1.8 Kebersihan dan Kesehatan
Kebersihan lingkungan dimulai dari lingkungan yang paling dekat dengan kita dan
setiap saat kita temui yaitu lingkungan ruangan yang selalu kita gunakan untuk
melakukan aktivitas. Kemudian setelah itu kebersihan halaman dan selokan, dan
membersihkan jalan dari sampah. Tingkat kebersihan berbeda-beda menurut tempat dan
kegiatan yang dilakukan manusia, tingkat kebersihan dirumah dan sekolah berbeda
dengaan tingkat kebersihan di rumah sakit atau di pasar. Oleh karena itu pada desa
gontoran dalam kebersihan dan kesehatan lingkungan terbagi menjadi beberapa poin
antara lain sebagai berikut:
a. Sumber Air Minum, Mencuci dan Mandi
Masyarakat desa gontoran dalam keseharianya misalkan mandi, cuci, dan
minum mereka menggunakan air sumur bor sebagai air buat mandi, PDAM, mata
air sekitar, dan mengunakan PDAM buat minum dan air kemasan untuk minum.
Secara umum di desa gontoran berdasarkan data profil desa dan hasil analisa para
TIM KKN menemukan jenis sumber air bagi kebutuhan masyarakat desa gontoran
yaitu air sumur pompa, air PDAM, air mata air di sekitar pemukiman warga desa
gontoran.
22
Gontoran, secara data di Desa Gontoran ada beberapa tenaga medis dan fasilitas
kesehatan Unit Polindes, Tempat Praktek Dokter Umum, Bidan Desa, Perawat.
d. Keadaan Rumah Penduduk dan Kebersihan Lingkungan
Desa gontoran Merupakan desa perbatasan dari kota dan Kabupaten sehingga
desa gontoran adalah aikon dari Lombok barat, dan merupakan mode perkembangan
suatu desa dimana secara topografi dan georgafis desa bahwa desa gontoran
merupakan sebagian besarnya adalah pusat perkantoran, bisnis, dan bahkan ada pusat
belanja modern. Permaslahan yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah
desa, kecematan dan kabupaten bahwa hampir di seluruh desa gontoran belum ada
tempat pembuangan sampah sehingga ini menjadi polemic dan maslah tersendiri bagi
desa gontoran yang nota bene sebagai desa gerbang Lombok barat dan gerbang
masuk pemerintah provinsi. Berbagai upaya yang di lakukan oleh pihak warga
masyarakt, kepala dusun dan pemerintah desa untuk mengeluhkan ke pemerintah
kecematan dan Pemda Kab, Lobar namun sampai saat ini masih belum ada
responnya, hal ini bagi kita sebagai kelompok KKN melihatnya berbanding terbalik
dengan semangat pemda NTB yang mengadakan program Zero Wes, sehingga bagi
kami menilaianya ini adalah maslah yang cukup serius bagi warga Desa. Masalah
yang paling besar di desa gontoran soal lingkungan adalah hampir Se-desa gontoran
tidak ada tempat sampah dan fasiltas pembuangan sampah sehingga ini menjadi
polemic tersendiri.
2.1.9 Keluarga Berencana atau KB
Keluarga berencana (disingkat KB) adalah gerakan untuk membentuk keluarga
yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Itu bermakna adalah perencanaan
jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat
kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.
Jumlah anak dalam sebuah keluarga yang dianggap ideal adalah dua. Gerakan ini mulai
dicanangkan pada tahun akhir 1970-an. Ada pula sebuah lagu mengenai keluarga
berencana yang sering dinyanyikan sejak zaman Orde Baru. Lagu ini dikenal dengan
judul Lagu KB.
24
dan jalan pemerintah, disamping itu dalam pemerintah desa sendiri, Pemerintah
desa memiliki sarana prasrana dengan ringkas dapat dijabarkan sbb :
Tabel 9. Sarana Dan Prasarana
No Sarana dan Prasarana Panjang/jumlah
1 Jalan
Jalan Propinsi -m
Jalan Kabupaten 3 Km
Desa 1,5 Km
Jembatan 6 Unit
2 Pemerintah/Kantor Desa :
Kantor 3 bh
Ruangan 9 ruangan
Meja 10 bh
Kursi 100 bh
Mesin Tik 1 bh
Komputer/Lactop 9 bh
3 Kesehatan
Pustu - bh
Polindes 1 bh
Posyandu 3 bh
4 Keamanan
Pos Ronda 7 bh
5 Fasilitas Umum
1. Fasilitas Sekolah/Pendidikan
- SLTA/MA - bh
- SLTP/MTs - bh
- SD/Mi 1 bh
- TK & Paud 1 bh
2. Fasilitas Olah raga
- Lapangan 1 bh
- Pemandian 6 bh
3. Fasilitas Keagamaan
- Masjid 2 bh
- Musholla 6 bh
26
Dari observasi yang dilakukan kami mahasiswa KKN di desa geontoran yang
masih kental dengan melaksanakan adat-adat yang merupakan masih turun munurun
dari nenek moyang mereka, hingga saat ini 50%telah membudayakan niat meninang
dengan metode melamar tanpa meninggalkan sepenuhnya adat memaling/merangkat
anak gadis seperti hal sebelumnya di terapkannya metode melamar, hal ini di nilai
positif sebab dengan cara melamar (menghitbah) sudah menggambarkan bahwa
masyarakat desa gontoran telah memahami bagaimana hukum agama atau lebih
religious tanpa harus memaling/merangkat.
d. Bidang pendidikan
Meskipun dalam bidang pendidikan kurang dalam hal saran dan prasarana
tetapi desa Gontoran dapat mengahasilkan siswa-siswi yang berprestasi dalam
semua bidang pembelajaran
1. Mengikuti cerdas-cermat antar desa
2. Mendapatkan penghargaan dalam bidang disiplin waktu
e. Bidang sosial
Dalam bidang ini masyarakat Gontoran dapat diliahat dari hasil sosialisasi
yang dilakaukan bahwa masyarakat bisa di ajak berkerja sama dalam hal sbb :
1. Gotong royong
2. Membantu tetangga
3. Menghadiri acara yang ada di setiap dusun
f. Bidang kebersihan dan kesehatan masyarakat
Kebersihan dan kesehatan masyarakat sangatlah penting bagi suatu desa
dimana dengan bersih dan sehatnta desa akan menambah tumbuh sehatnya desa
maupun masyarakat Desa Gontoran. Adapun kelebihan yang di miliki dalam bidang
ini adalah :
1. Memiliki mobil pembuang sampah
2. Polindes yang memadai
3. Perawat kesehatan yang ahli
g. Bidang produksi
30
Desa gontoran merupakan desa yang sebagian penduduknya petani dan ternak
dan buruh namun juga merupakan desa penghasil roti dan di bidang pertukangan
merupakan penghasil kerajinan pembuat kursi dari bambu, dibidang pengkrajinan
masyarakat desa gontoran merupakan salah satu sentral pengkrajin bambu sebut saja
di dusun daye, sebagai sentra pemnyediaan kursi dari bambu.
1. Desa penghasil buah
2. Desa penghasil roti tawar
3. Desa penghasil padi
4. Desa penghasil ikan
5. Desa penghasilan pengrajinan
h. Bidang keluarga berencana(KB)
Kesadaran masyarakat Desa gontoran akan pentingnya Keluarga Berencana
dapat dikatakan cukup, hal ini dapat diketahui, bahwa dari keseluruhan usia
pasangan subur (PUS) yang ada di gontoran kini sudah baik kesadaran masyarakat
akan pentingnya KB yang digunakan seperti pil, suntikan, implant dan lain
sebagainya
Kelibiahan dari bidang ini adalah:
1. Sadarnya masyarakat akan pentingnya (KB)
2. Terbiasanya dengan program KB
2.2.2 Permasalahan Desa
Secara geografis desa gontoran merupakan desa yang sangat menguntungkan
karena memiliki potensi sumber daya alam (SDA) yang sangat menguntungkan seperti
daerahnya berupa dataran, persawahan, pusat beberapa bisnis perkantoran dan pusat
ekonomi dan perkebunan. Daerah perkebunan merupakan penghasil pertanian dan
ternak, yang jika di manfaatkan dengan maksimal sangat baik dan dapat menunjang
perekonomian masyarakat sedangkan di daerah yang datar banyak terdapat area
persawahan.
Kegiatan observasi yang di lakukan mahasiswa KKN Universitas Nahdlatul
Wathan Mataram angkatan ke XXIX tahun 2021 di Desa Gnotoran menghasilkan
31
beberapa permasalahan yang memerlukan perhatian, pemikiran dan kerja keras untuk
dapat menangani dan di pecahkan bersama, adapun masalah yang di hadapi masyarakat
desa gontoran meliputi beberapa bidang antara lain:
a. Bidang sosial budaya
Dari observasi yang dilakukan kami mahasiswa KKN di desa geontoran yang
masih kental dengan melaksanakan adat-adat yang merupakan masih turun munurun
dari nenek moyang mereka, hingga saat ini 50%telah membudayakan niat meninang
dengan metode melamar tanpa meninggalkan sepenuhnya adat memaling/merangkat
anak gadis seperti hal sebelumnya di terapkannya metode melamar, hal ini di nilai
positif sebab dengan cara melamar (menghitbah) sudah menggambarkan bahwa
masyarakat desa gontoran telah memahami bagaimana hukum agama atau lebih
religious tanpa harus memaling/merangkat.
1. Pengaplikasian budaya kurang
2. Sulit mempertahankan budaya
3. Sulitnya mengekspos budaya
4. Kekurangan SDA tentang budaya
b. Bidang Pendidikan
Kami mahasiswa KKN sangat mengapresiasi perkembangan di desa
Gontoran ini dan patut di jadikan suri tauladan bagi kami mahaasiswa KKN yang
menjadi generasi berikutnya. Melalui observasi kami mahasiswa KKN berkenang
pendidikan kanak-kanak (TK/PAUD) dan SD ) dengan fasilitas pendidikan yang
kurang memadai pasca bencana gempa tidak menyurutkan semangat mereka untuk
terus bangkit belajar, di buktikan 80% anak-anak sekalipun sangat mengapresiasi
adanya taman baca masyarakat yang kelompok kami adakan di desa Gontoran
tepatnya dusun Gontoran daye dan dengan hal ini mendorong kami mahasiswa
KKN untuk terus menerus mencari donator dan link untuk mendapatkan bantuan
demi pembaharuan edisi-edisi buku yang ada di perpustakaan ini tersebut dan
sampai saat ini tidak terdapat konflik dalam hal pendidikan.
32
1. Secara Umum di lima dusun yang ada sarana dan prasarana di bidang pendidikan
kurang memadai dimana SD di Desa gontoran Baru ada 2 Unit
2. Masih rendahnya motivasi untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih
tinggi
3. Belum tersedianya saran dan prasarana PKBM
4. Masih belum lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan non formal di Desa
gontoran salah satunya adalah taman baca buat anak anak dan lembaga
pendidikan non formal lainya.
c. Bidang Sosial
Adapun permaslahan yang ada di desa Gontoran dalam bidang sosial yaitu :
1. Pergaulan antar warga kurang
2. Mental untuk bergaul kurang
3. Diskriminasi antar golongan
4. Pengisolasian masalah sosial
d. Bidang Kebersihan Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat
Kebersihan dan kesehatan masyarakat sangatlah penting bagi suatu desa
dimana dengan bersih dan sehatnta desa akan menambah tumbuh sehatnya desa
maupun masyarakat Desa Gontoran.
Adapun yang masih kurang dalam bidang kebersihan dan kesehatan Desa
Gontoran adalah Sbb :
1. Belum adanya tempat penampungan dan pengelolaan sampah
2. Belum tersedianya sarana dan prasarana pengolahan sampah
3. Belum tersedianya tempat pembuangan sampah akhir
4. Kurangnya bimbingan dan pemahaman dari intansi terkait mengenai kesehatan
lingkungan
5. Ada 2 dusun pemukimannya belum tertara rapi dikarenakan gempa
6. Pengurus desa siaga belum terampil
7. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat dan pemahaman
terhadap kebersihan lingkungan
33
gontoran merupakan salah satu sentra pengkrajin bambu sebut saja di dusun daye,
sebagai sentra pemnyediaan kursi dari bambu.
Secara produksi masal desa gontoran sudah menunjukan jati dirinya sebagai
salah satu desa yang memiliki identias produksi, semisal desa penghasil buah, desa
pengahsil padi, desa penghasil ikan dan penghasil lainya lainya, namun desa
gontoran merupakan daerah yang cukup complex tapi belum maksimal
menggunakan sumber daya alam tersebut sebagai sentra produksinya.
h. Bidang Administrasi dan Pemerintah Desa
Desa geontoran merupakan desa yang baru mekar dari desa induk pada 18
tahun yang lalu atau tepatnya pada tahun 2010, Desa Gontoran walaupun desa yang
snagat mudah namun desa Gontoran secara mengelola pemerintahan berdasarkan
hasil kegiatan dan praktek dan pengamatan langusng selama hampir 1 minggu yang
di lakukan oleh mahasiswa KKN menunujkan desa gontoran ditakada maslaha di
bidang adminstrasi secara sumberdaya manusia presntase unsure pemerintah desa
mulai dari RT, kadus, dan BPD, LKMD dan perangkat desa rata-rata usia produkstif
dan SDM yang mumpuni semua sehingga secara tatakelola desa Gontoran cukup
baik dalam pelayanan dan kelola desa. Namun ada beberapa catatan dari kami yang
menjadi maukan buat desa Gontoran yaitu :
1. Rata rata di tingkatan dusun atau RT kadus dan RT masih belum memehami
dengan jelas tentang arsip dan admisntarsi secara pembedaan dan pemahamanya
2. Tata kelola perpustkaan masih belum di maksimalkan dan pemanfaatan fasilatas
di kantor desa masih belum maksimal
3. Pemerintah desa adalah raja dan perangkat desa sebagai unsur penyelenggaraan
Pemerintah Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta
pengawasan secara efektif terhadap penyelenggaraan pemerintah desa
i. Bidang Pembangunan Desa
Potensi perkebunan mayoritas penduduk Desa Gontoran memiliki sawah dan
kandang ternak dan menghasilkan dalam orientasi yang cukup banyak pengelolaan
potensi desa dari tanaman padi dan ternak yang belum tergarap secara optimal
35
karena kita tahu persawahan dan ternak memiliki banyak fungsi. Berdasarkan
pengamatan dari hasil KKN selama kurang lebih 1 Bulan di Desa Gontoran secara
potensi Desa Gontoran belum memiliki satu identitas produksi, sekalipun Desa
Gontoran adalah desa yang cukup komplex, karna desa Gontoran berada di
perbatasan antara kota dan kabupaten, sehingga menjadi tantangan tersendiri,
namun secara penglihatan kami Desa Gontoran potensinya dijadikan sentra ekonomi
daerah dalam artian menjadi pusat perbelanjaan dan pusat ekonomi daerah, karna
banyaknya instansi swasta maupun pemerintahan disitu.
36
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
Salah satu sumber energi alternatif adalah biogas. Gas ini berasal dari berbagai
macam limbah organik seperti sampah biomassa, kotoran manusia, kotoran hewan
dapat dimanfaatkan menjadi energi melalui proses anaerobik digestion. Proses ini
merupakan peluang besar untuk menghasilkanenergi alternatif sehingga akan
mengurangi dampak penggunaan bahan bakar fosil. Metode yan digunakan dalam
kegiatan ini adalah metode observasi, sosialisasi, wawancara, dokumentasi dan tidak
menggunakan angka. Biogas atau sering pula disebut gas bio merupakan gas yang
timbul jika bahan-bahan seperti kotoran hewan, kotoran manusia, ataupun sampah,
direndam di dalam air dan disimpan di tempat tertutup atau anaerob (tanpa oksigen dari
udara). Proses kimia terbentuknya gas cukup rumit, tetapi cara menghasilkannya tidak
sesulit proses pembentukannya. Hanya dengan teknologi sederhana gas ini dapat
dihasilkan dengan baik (Suyitno,2007).
Kegiatan ini menggunakan Metode observasi, sosialisasi, wawancara,
dokumentasi dan tidak menggunakan angka. Kegiatan ini dilakukan pada hari dan
tanggal Rabu,08 September 2021.Tujuan kegiatan ini adalah supaya masyarakat dapat
memanfaatkan limbah peternakan yang ada sehingga limbah tersebuat dapat di olah
dan di fermentasikan menjadi biogas. Adapun alat dan bahan yang digunkan dalam
pembuatan Biogas ini adalah :
a. Alat yang digunakan pembuatan Biogas
1. Argo
2. Cangkul
3. Ember
4. Skop
b. Bahan yang digunakan pembuatan Biogas
1. Air
2. Kotoran sapi
Kegiatan ini bersifat jangka panjang dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Gontoran dan
para peternak. Sehingga masyarakat Gontoran dan peternak dapat mengurangi pemakain
gas non organik.
42
(tatap muka). Kemudian edukasi yang di ajarkan adalah mengenai tulis dan membaca
sesuai arahan Guru PAUD setempat. Kegiatan ini dilakukan setiap tiga kali dalam
seminggu yaitu hari, senin 13 September 2021, selasa 14 September 2021 dan rabu
15 September 2021. Kegiatan ini dilakukan dengan metode pendekatan kualitatif
dengan metode sosialisasi, dan dokumentasi secara detail tentang suatu situasi serta
data yang di kumpulkan berupa kata-kata dan bukan angka. Kegiatan ini bertujuan
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam membina anak usia dini.
2. Program Kerja Bidang Sosial
a. Gotong Royong
Program Gotong Royong ini bersifat program ikutan, karena program ini
mengikuti program yang ada di desa atau program yang sudah dirancangkan oleh
desa. Pengambilan data dilakukan melalui sosialisasi dan wawancara. Program ini
mengikut sertakan masyarakat sekitar untuk pembersihan lingkungan, sekaligus
mensosialisasikan kepada masyarakat tentang bagaimana untuk menjaga
kebersihan dan kesehatan dalam lingkungan agar terhindar dari berbagai penyakit,
virus dan masalah lingkungan yang lainnya (Banjir, Tanah Longsor, dll).
Program gotong royong ini menggunakan pendekatan deskriptif dan
kualitatif dengan menampilkan dokumentasi secara detail tentang situasi serta data
yang dikumpulkan berupa kata-kata atau dokumentasi dan tidak berupa angka.
Kegiatan ini dilakukan pada Minggu 12 September 2021 s/d Rabu 29 September
2021. Upaya ini dilakukan sebagai salah satu bentuk berpartisipatif aktif
mahasiswa secara gotong royong membersihkan lingkungan di Desa Gontoran.
Kegiatan KKN Tematik ini dapat mewujudkan kepedulian Perguruan Tinggi
melaksanakan misi peduli lingkungan dengan membersihkan saluran air dan jalan
dari sampah. Sampah menjadi salah satu masalah di desa gontoran. Karena itu,
sebagai bentuk mengatasi kerusakan lingkungan di masa Covid-19 maka
dilakukan kerja bakti (mapalus) bersama warga disekitar Desa Gontoran.
b. Program Pendamping Desa Gontoran
44
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Nahdlatul Wathan
(UNW) Mataram Angkatan XXIX yang berlangsung sejak tanggal 28 Agustus s/d. 7
Oktober 2021 di Desa Gontoran Kecamatan lingsar Kabupaten Lombok Barat yang
diawali dari Observasi dan Rapat tentang penyusunan program, pelaksanaan sampai
dengan pembahasan program, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Nahdlatul Wathan (UNW)
Mataram Angkatan XXIX di Desa Gontoran sudah berjalan dengan baik dan
mendapat respon positif dari semua element masyarakat, meski tidak lepas dari
berbagai kekurangan, hal itu tidak terlepas dari berbagai faktor termasuk
terbatasnya kemampuan kami yang KKN, keterbatasan waktu, biaya dan lain-lain.
2. Kehadiran tim KKN setidaknya memberikan rancangan terhadap penduduk untuk
peduli dan ikut serta secara aktif dalam pelaksanaan program pembangunan desa.
4.2 Saran
Setelah melihat dan kami turun kelapangan melaksanakan program Kuliah
Kerja Nyata (KKN) di Desa gontoran Kecamatan lingsar Ada beberapa hal yang
dapat disarankan di antaranya ;
Sebagai desa yang beranjak dewasa dan berkembang mengharapkan persiapan
semua element masyarakat harus dilibatkan dalam perencanaan, pembuatan dan
pelaksanaan semua program desa sehingga dapat berjalan sesuai dengan yang
direncanakan. Karena berhasilnya pemerintahan saat ini akan menjadi pendukung
utama untuk menjadi sebuah desa difinitife. Pelaksanaan dan kelengkapan
Admisnistrasi desa sudah cukup baik, tinggal menambahkan kekurangan-kekurangan
sesuai dengan kebutuhan, dan perlunya koordinasi dengan pihak terkait terutama
dengan desa Induk, Pemerintah Kecamatan Lingsar, BPD, LKMD, PKK, Karang
Taruna dan Kepala Dusun sehingga semua kekurangan itu dapat disempurnakan.
47
DAFTAR PUSTAKA
Ismanto, S.D., dan dkk. 2017. Pelatihan Produksi Kompos dan Biogas Di Kelurahan Limau
Manis Selatan Kota Padang. Jurnal Ilmiah Pengabdian Mayrakat. 1(2) : 95-105.
Prihandini, P.W., & Purwanto, T. 2007. Petunjuk Teknis Pembuatan Kompos Berbahan
Kotoran Sapi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Departemen Pertanian.
Subekti, K. 2015. Pembuatan kompos dari kotoran sapi (komposting). Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Suyitno, 2007. Biogas1, diunduh dari http://kajianenergi. /2007/07/biogas1 diakses pada
tanggal 20 Oktober 2010.
49
Lapiran 1
BIODATA DOSEN PEMBIMBING
CURRICULUM VITAE
BIODATA DIRI
PENDIDIKAN FORMAL
Sekolah/Universitas Konsentrasi Tahun
MI. Islahul Muta’allim Mataram 1991-1997
SLTP Darul Falah Mataram 1997-2000
SMK BINA BANGSA Mataram Elektro 2000-2003
Universitas Mataram, Fakultas Pertanian,
Teknologi Hasil Pertanian 2005-2010
Program Studi S-1 Teknologi Hasil Pertanian
Universitas Brawijaya
Ilmu dan Teknologi Pangan 2011-2013
Program Magister Teknologi Hasil Pertanian
PENGALAMAN PEKERJAAN
Pengalaman Kerja Tahun
Pengajar di Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri UNRAM
2014-2018
Pengajar di Vokasi UNRAM PDD KLU
2015-skrg
Pengajar di Fakultas Pertanian Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
2015-skrg
Lapiran II
Dokumen pelaksanaan KKN TEMATIK UNW Mataram di Desa Gontoran
52
Gambar 11. Kegiatan Pelayanan Covid Gambar 12. Kegiatan Data Vaksinasi
54
Gambar 21. Safa’at Gontoran Daye Gambar 22. Safa’at Gontoran Lauk
Gambar 29. Pembagia Bibit Sayuran Gambar 30. Pembagia Bibit Sayuran
57
Gambar 31. Pembagian Tong Sampah Gambar 32. Pembagian Tong Sampah