Anda di halaman 1dari 3

Jenis-jenis radioterapi untuk kanker serviks :

 Eksternal : terdapat jarak antara sumber radiasi dengan kulit penderita dengan Cobalt
60 atau linear accelerator. Linear accelerator ditujukan ke area panggul. Biasanya
diberikan 5 hari, @beberapa menit per hari dalam seminggu selama 5-6 minggu.
 Brachiterapi : sumber radiasi ditempelkan pada tumor.

Radioterapi Eksternal

Radioterapi Eksternal Seluruh Panggul (whole pelvis)

Radioterapi eksternal pada seluruh panggul (whole pelvis radiation) dapat digunakan untuk
radioterapi kanker serviks. Kebijakan apakah metastatis limfonodi dimasukkan dalam target
volume lapangan radioterapi eksternal whole pelvis tergantung pada derajat histology,
stadium tumor primer, pola infiltrasi tumor, pola metastatis jauh. Dosis maksimum yang
digunakan tergantung dari dosis toleransi maksimal jaringan normal yang berada di panggul.
Faktor yang mempengaruhi besarnya dosis radiasi eksternal whole pelvis adalah umur
penderita, beberapa keadaan yang menyebabkan turunnya dosis toleransi. Bagian superior
panggul secara normal terisi oleh usus halus ileum yang bergerak bebas dengan dosis
toleransi maksimum adalah 4 Gy dan 50 Gy dalam 4,5 – 5 minggu, sehingga dosis radiasi
maksimum whole pelvis tidak boleh melebihi dosis toleransi usus halus sebesar 45 Gy – 50
Gy.

CT scan panggul menunjukkan vesica urinaria yang penuh terbukti dapat mendorong usus
halus ke superior, keluar lapangan radiasi whole pelvis, sehingga disarankan pada saat radiasi
whole pelvis, sebaiknya vesica urinaria penuh.

Struktur dalam panggul yang harus dilindungi adalah rektum, sigmoid serta caput femoris
yang terkena radiasi lapangan lateral. Proktitis dan tenesmus merupakan efek samping
radiasi.

Definisi target volume pada karsinoma serviks uteri

Target volume meliputi tumor primer, limfonodi pelvis, limfonodi parailiaka dan limfonodi
iliaka komunis. Target volume ini harus mendapatkan dosis yang homogen sebesar 50 Gy.
Agar setiap organ yang menjadi target volume mendapatkan dosis 50 Gy secara homogen,
dapat dilaksanakan dengan menggunakan 4 lapangan radiasi yaitu lapangan anterior,
posterior, lateral kanan, lateral kiri. Sehingga target volume berupa sebuah “kotak” yang
terdapat didalam panggul dimana serviks, korpus uteri, parametrium, salfing, tuba, ovarium
kelenjar limfe regional (limfonodi paraservikal, limfonodi parailiakal, limfonodi paraaortal)
sebagian dinding lateral panggul keras, bagian anterior rektum, bagian posterior vesika
urinaria, semuanya masuk didalam “kotak” target volume. Teknik ini disebut “box system”
yang terutama digunakan pada karsinoma serviks uteri stadium inoperable yaitu IIB, IIIA,
IIIB yang tumornya masih utuh, yang infiltratif ke parametrium atau vagina. Untuk
karsinoma serviks uteri stadium IA/1B post operasi pan histerektomi dan karsinoma serviks
IIA post operasi Wertheim, teknik radiasi whole pelvis 2 lapangan anterior-posterior dapat
digunakan karena yang harus dieradikasi dengan radioterapi berupa mikroskopik residual
disease karena stadiumnya masih dini sehingga 2 lapangan AP-PA sudah mencukupi.
Batas-batas lapangan anterior posterior whole pelvis meliputi batas atas tepi atas vertebra
lumbal V, batas bawah tepi bawah foramen obturatoria, batas lateral 2 cm lateral dari linea
inominata. Batas-batas lapangan radiasi lateral whole pelvis meliputi batas atas corpus
vertebra lumbal V, batas bawah foramen obturatoria, batas posterior adalah tepi posterior
simfisis ossis pubis.

Radioterapi eksternal pada karsinoma serviks uteri pasca wertheim

Indikasi radioterapi eksternal pada karsinoma serviks uteri stadium Ia, Ib, IIa adalah terdapat
metastasis limfonodi para iliaka dan para aorta, jenis histologi karsinoma epidermoid
berdiferensiasi buruk, sayatan operasi tidak bebas tumor.

Khusus untuk karsinoma serviks uteri pasca operasi wertheim karena yang dihadapi adalah
mikroskopik disease, radiasi eksternal dapat diberikan dengan dua lapangan anterior posterior
dan posteroanterior dengan dosis 48 Gy s/d 50 Gy dalam 25 fraksi radiasi, dosis perfraksi 2
Gy. Target volume adalah tumor bed bekas tempat serviks, uterus dan adneksa, proksimal
vagina pada punctum bekas operasi, limfonodi parailiakal, parailiaka komunis.

Bila pada akhir radiasi box system masih didapatkan residual disease pada punctum vagina,
yang dibuktikan dengan pemeriksaan pap smear, dapat dilakukan booster radiasi dengan
brakiterapi ovoid kembar, dengan dosis 500 cGy 2 cm dari source sebanyak 2 kali aplikasi.

Radioterapi eksternal pada karsinoma serviks uteri stadium inoperable IIb, IIIA dan
I1Ib

Target volume adalah proksimal vagina, forniks vagina, portio uteri, serviks uteri, korpus
uteri, parametrium, salfing, tuba, ovarium, kelenjar limfe regional (Limfonodi paraservikal,
limfonodi parailiakal, limfonodi paraaortal) sebagian dinding lateral panggul keras, bagian
anterior rektum, bagian posterior vesika urinaria. Teknik radiasi whole pelvis menggunakan
sistem box 4 lapangan dengan batas lapangan seperti sudah disebutkan sebelumnya.

Dosis yang digunakan adalah 46 Gy- 50 Gy dalam 23-25 fraksi radiasi, 2 Gy per fraksi.
Kontribusi dosis dari lapangan anterior 0,6 Gy, lapangan posterior 0,6 Gy, lapangan lateral
kanan 0,4 Gy, lapangan lateral kiri 0,4 Gy. Total dalam 1 hari mendapat dosis per fraksi 2
Gy. Kontribusi dosis dapat berubah sesuai bentuk panggul, panggul semakin besar dan pipih
maka kontribusi dosis dari lapangan lateral makin kecil < 0,4 Gy, kontribusi dari lapangan
anterior dan posterior > 0,6 Gy.

Radioterapi Brachiterapi

Brakiterapi adalah radiasi dalam jarak yang dekat. Kelebihan brakiterapi adalah efek samping
yang didapat pasien lebih sedikit dan waktu rehabilitasi biasanya lebih pendek. Sebelum
brakiterapi biasanya dilakukan prosedur sinar-x atau CT scan untuk mengetahui rencana
perawatan yang akan dilakukan. Sumber radiasi berbentuk kabel, lempengan yang
dimasukkan ke dalam tumor untuk menyalurkan radiasi dengan dosis tinggi. Sumber
radioaktif ini adalah iridium-192 (HDR), cesium-137 (LDR), iodine atau palladium.
Terdapat dua jenis brakiterapi. Radiasi intrakaviter adalah salah satu jenis brakiterapi dimana
sumber radiasi ditempatkan pada suatu gagang dan dimasukkan ke dalam organ tubuh, seperti
uterus atau vagina. Alat/gagang itu dapat berupa pipa atau silinder yang didesain agar pas
ukurannya dengan bagian tubuh yang terbuka. Alat tersebut dapat disimpan dengan tangan
atau dengan bantuan mesin. Radiasi interstisial, pada jenis ini sumber radiasi langsung
dimasukkan pada jaringan tubuh dan diletakkan langsung pada tumor. “High dose rate
brachytherapy” merupakan jenis brakiterapi yang baru yang sangat populer belakangan ini.
Sebuah mesin yang memiliki sumber radiasi dengan aktivitas yang sangat tinggi, kemudian
sumber itu disalurkan melalui kateter ke organ yang ada di dekat tumor.

Brakiterapi intracaviter pada karsinoma serviks uteri memungkinkan memberikan dosis yang
tinggi pada sentral tumor primer di serviks uteri untuk mendapatkan kontrol tumor lokal yang
maksimal tanpa melebihi dosis toleransi maksimal pada jaringan normal sekitar tumor. Hal
ini dimungkinkan karena uterus normal dan vagina bersifat relatif radioresisten, sehingga
penurunan dosis yang tajam pada jarak 2 cm dari source radiactive didalam seviks dan uterus
serta vagina akan melindungi jaringan normal sekitar serviks yaitu rektum, vesika urinaria
dan intestinum ileum.

Efek samping dari brakiterapi spesifik di area yang akan diobati. Karena brakiterapi
memfokuskan radiasi di area yang kecil, maka hanya area itulah yang akan dipengaruhinya.

Penyebab utama terjadinya kanker serviks diduga kuat infeksi virus HPV (Human Papilloma
Virus). Kanker serviks pada stadium awal tidak menimbulkan gejala apapun. Gejala baru
timbul ketika sel-sel kanker serviks sudah menginvasi jaringan sekitarnya. Sebelum
dilakukan pengobatan, pasien menjalani diagnosa untuk menentukan pada stadium berapa
kanker serviks yang diderita. Hal ini akan menentukan metode pengobatan berupa radioterapi
yang akan digunakan.

Ada dua macam metode radioterapi, yaitu radioterapi eksternal dan brakiterapi. Pada
radioterapi eksternal terdapat jarak antara sumber radiasi dengan kulit penderita dengan
Cobalt 60 atau linear accelerator. Linear accelerator ditujukan ke area panggul. Biasanya
diberikan 5 hari, @beberapa menit per hari dalam seminggu selama 5-6 minggu. Dalam
pemberian dosis, harus diperhatikan jaringan normal di sekitar kanker agar jaringan tersebut
tidak mengalami dampak yang berarti. Pada radioterapi eksternal, besarnya dosis maksimal
yang diperkenankan adalah 50 Gy dalam 4,5 – 5 minggu.

Pada brakiterapi terdapat dua macam metode, yaitu radiasi intrakaviter dan radiasi interstisial.
Radiasi intrakaviter adalah salah satu jenis brakiterapi dimana sumber radiasi ditempatkan
pada suatu gagang dan dimasukkan ke dalam organ tubuh, seperti uterus atau vagina. Radiasi
interstisial, pada jenis ini sumber radiasi langsung dimasukkan pada jaringan tubuh dan
diletakkan langsung pada tumor. Brakiterapi pun ada dua tipe energi yang digunakan, yaitu
High-Dose-Rate (HDR) dan Low-Dose-Rate (LDR). Sumber yang digunakan yaitu iridium-
192 (HDR), cesium-137 (LDR), iodine atau palladium.

Anda mungkin juga menyukai