Anda di halaman 1dari 12

Panduan Peserta

PENUNTUN BELAJAR
KETRAMPILAN KLINIK DAN KONSELING TMAL

MENGGUNAKAN PENUNTUN BELAJAR

Penuntun belajar keterampilan klinik dan konseling tubektomi pada pelatihan ini, dirancang untuk
membantu peserta mempelajari langkah-langkah atau kegiatan yang meliputi :
 Konseling umum
 Konseling sebelum dan pascapelayanan

Ada 2 jenis penuntun belajar dalam buku panduan ini :


 Penuntun belajar yang sangat rinci
o Penuntun Belajar Konseling Tubektomi
o Penuntun Belajar Keterampilan Klinik Tubektomi terdiri dari :
- Penuntun Belajar TMAL masa Interval
- Penuntun Belajar TMAL Pasca Persalinan
- Penuntun Belajar TMAL teknik “R”

 Penuntun praktek merupakan kegiatan atau langkah klinik pokok dalam prosedur tubektomi:
o Penuntun Praktek TMAL masa Interval
o Penuntun Praktek TMAL Pascapersalinan
o Penuntun Praktek TMAL teknik “R”

Setiap penuntun belajar berisi langkah-langkah atau kegiatan yang dilakukan oleh konselor dan
klinisi pada waktu memberikan pelayanan tubektomi. Kegiatan-kegiatan tersebut sesuai dengan
informasi yang terdapat dalam buku rujukan dan slide / video pelatihan. Penuntun ini memudahkan
peserta untuk mempelajari informasi yang penting.

Peserta tidak diharapkan dapat melakukan semua langkah atau kegiatan dengan benar pada pertama
kali mereka mempraktek- kannya. Penuntun belajar ini ditujukan untuk :
 Membantu peserta mempelajari langkah-langkah dengan benar dan berurutan sesuai dengan apa
yang akan dilakukan (skill acquisition)
 Menilai kemajuan peserta secara bertahap sampai peserta memperoleh kepercayaan diri dan
keterampilan (skill competency)

Sebelum menggunakan Penuntun Belajar Keterampilan Klinik dan Konseling, pelatih akan
membahas langkah tersebut bersama seluruh peserta tentang kegiatan konseling dan langkah klinik
tubektomi dengan menggunakan video dan slide. Setelah itu setiap peserta akan mendapat
kesempatan untuk memperhatikan peragaan konseling dan langkah klinik tubektomi dengan
menggunakan model anatomi atau mengamati prosedur yang dilakukan pada klien di klinik.
Selanjutnya peserta akan dibagi dalam kelompok kecil untuk mulai praktek dan saling menilai

Pelatihan Ketrampilan Klinik TMAL 25


Panduan Peserta

kinerja masing-masing sehingga setiap peserta akan menjadi akrab dengan kegiatan konseling dan
langkah klinik tubektomi.

Penggunaan penuntun belajar dan praktek secara terus menerus memungkinkan setiap peserta
untuk memantau kemajuan belajar yang telah dicapai dan mengetahui apa yang perlu diperbaiki.
Selain itu, penuntun ini dirancang untuk mempermudah dan membantu dalam berkomunikasi
antara peserta dan pelatih (bimbingan dan umpan balik). Dalam menggunakan penuntun belajar ini,
adalah penting bagi peserta dan pelatih untuk bersama-sama bekerja dalam satu kelompok. Sebagai
contoh, sebelum peserta melakukan langkah klinik tubektomi pertama-tama pelatih atau salah satu
peserta harus mengulangi kembali secara ringkas langkah-langkah klinik yang akan dilakukan dan
membahas hasil yang diharapkan. Sebagai tambahan dalam alih keterampilan, segera setelah
langkah klinik selesai, pelatih harus membahasnya kembali dengan peserta. Tujuan pembahasan
ulang ini adalah untuk memberi umpan balik positif mengenai kemajuan belajar yang telah dicapai
dan menentukan hal-hal yang perlu diperbaiki (pengetahuan, sikap dan keterampilan) pada
pelatihan selanjutnya.

Penuntun belajar dan praktek, digunakan untuk akuisisi dan alih keterampilan klinik, oleh karena
itu penilaian kinerja harus dilakukan secara cermat dan obyektif.

Kinerja peserta pada setiap langkah klinik, akan dinilai oleh pelatih berdasarkan tiga kriteria
sebagai berikut:

Perlu perbaikan Kegiatan/langkah belum dilakukan dengan benar dan/atau tidak


sesuai urutannya/ada langkah pokok yang tidak dikerjakan
Mampu Kegiatan/langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan
urutannya, tetapi belum dilaksanakan secara efisien
Mahir Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai dengan urutannya
dan efisien

Penggunaan Penuntun Belajar


 Penuntun Belajar Keterampilan Konseling Tubektomi harus digunakan selama belajar dan
praktek konseling baik pada waktu permainan peran maupun pada waktu praktek klinik
 Penuntun Belajar ini dirancang untuk digunakan pertama kali pada awal mempelajari
keterampilan baru (skill acquisition), baik saat demonstrasi oleh pelatih maupun akuisisi
dengan menggunakan model anatomi.
 Pada awalnya, peserta menggunakan penuntun belajar untuk menyimak demonstrasi langkah-
langkah klinik yang diperagakan oleh pelatih dan pertama kali mencoba pada model anatomi.
Peserta harus belajar dan berlatih hingga mampu menunjukkan kinerja yang memadai pada
model. Kinerja yang tinggi dapat dicapai melalui pemahaman dan pengulangan setiap langkah
pada penuntun belajar, agar dapat menguasai langkah yang ada di dalam penuntun praktek.

26 Pelatihan Kletrampilan Klinik TMAL


Panduan Peserta

Selanjutnya, kegiatan praktek dalam kelas akan menggunakan penuntun praktek pada model
anatomi (penguasaan langkah pokok dan kinerja, dapat dirujuk ke penuntun belajar yang rinci).
Pada tahap ini peserta dibagi dalam kelompok, dimana seorang peserta melakukan praktek prosedur
klinik dan peserta lain melakukan penilaian pada setiap langkah yang dilakukan pasangannya.
Pelatih kemudian berkeliling untuk melihat kemajuan belajar dan menilai apakah peserta dapat
mengikuti tiap langkah berdasarkan penuntun dalam pengembangan keterampilan yang ada.

Penggunaan Penuntun Praktek

Setelah peserta menguasai langkah rinci, kemudian mereka mulai menggunakan Penuntun
Praktek Keterampilan Klinik dan Konseling Tubektomi. Penuntun ini ditekankan hanya pada
langkah-langkah penting dari seluruh langkah yang ada (Penuntun belajar praktek ini sama dengan
Daftar Tilik Keterampilan Klinik dan Konseling yang akan digunakan oleh pelatih untuk menilai
kinerja setiap peserta pada akhir pelatihan).

Bila peserta telah yakin dapat melakukan tindakan dengan menggunakan model, mereka dapat
menggunakan penuntun praktek untuk menilai (sebagaimana dalam langkah rinci) peserta lainnya.
Pengalaman praktek merupakan bahan diskusi pada pertemuan pasca praktek, sebagai persiapan
sebelum praktek klinik.

Pada praktek klinik dengan klien, peserta kembali berpasangan. Disini seorang peserta melakukan
prosedur klinik Tubektomi, peserta lain menilai dan mencocokkan dengan langkah (mengingatkan
tahapan penting) di dalam penuntun praktek. Selama kegiatan praktek klinik, pelatih harus
mendampingi peserta yang baru pertama kali melakukan praktek klinik dengan klien. Setelah
berjalan dengan baik dan aman, pelatih mengamati kinerja setiap kelompok, untuk menilai kinerja
dan kelancaran prosedur klini.

Ingat: Tujuan pelatihan ini adalah bahwa pada akhir pelatihan setiap peserta dapat melakukan
setiap langkah klinik dengan benar dan aman pada klien

-o-

Pelatihan Ketrampilan Klinik TMAL 27


Panduan Peserta

PENUNTUN BELAJAR
KETERAMPILAN KONSELING TUBEKTOMI
(Digunakan oleh Peserta)

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
1 - Perlu perbaikan Langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak
sesuai urutannya atau ada langkah yang tidak dilaksanakan
2 - Mampu Langkah-langkah telah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan
urutannya, tetapi penggunaan waktunya belum efisien
3 - Mahir Langkah-langkah telah dilakukan dengan benar, sesuai dengan
urutannya dan waktunya sangat efisien

Nama Peserta : ......................................................................... Tanggal .......: ...........................................

Penuntun Belajar Konseling Umum Tubektomi


Kasus
Langkah/Kegiatan
1 2 3 4 5
A. Wawancara Pendahuluan
1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda
2. Tanyakan tujuan dari kunjungannya
3. Berikan informasi umum tentang Keluarga Berencana (KB)
4. Jelaskan apa yang bisa diperoleh dari kunjungannya
5. Tanyakan tujuan mengikuti program KB (apakah klien ingin mengatur
jarak kelahiran, ingin membatasi jumlah anak atau menghentikan
kemampuan reproduktifnya)
6. Tanyakan apa yang diketahui klien tentang kondisi/situasi yang
mendukung atau membatasi salah satu atau beberapa metode kontrasepsi
yang ada
B. Metode Konseling
1. Berikan jaminan kerahasiaan yang diperlukan klien
2. Kumpulkan data-data pribadi klien (nama, alamat, dsb)
3. Berikan informasi tentang pilihan kontrasepsi yang tersedia (keuntungan
dan keterbatasan) masing-masing kontrasepsi
4. Diskusikan kebutuhan, pertimbangan dan kekhawatiran klien dengan
empati dan simpatik, bantu klien untuk memilih metode kontrasepsi yang
paling sesuai

28 Pelatihan Kletrampilan Klinik TMAL


Panduan Peserta

Penuntun Belajar Konseling Umum Tubektomi


Kasus
Langkah/Kegiatan
1 2 3 4 5
C. Bila Klien Memilih Tubektomi
1. Teliti dengan seksama (untuk memastikan) bahwa klien telah memenuhi
syarat sukarela, bahagia dan sehat
2. Pastikan klien mengenali dan mengerti tentang keputusannya untuk :
 Menunda atau menghentikan fungsi reproduksinya
 Mengerti bahwa tubektomi adalah prosedur operatif dengan berbagai
risiko yang mungkin terjadi
 Tetap memilih metode tubektomi walaupun mengetahui dan
memahami metode reversibel lain
D. Konseling Sebelum Pelayanan
1. Tanyakan pada klien :
 Apa yang telah diketahui tentang Kontrasepsi Mantap
 Apa alasanya untuk memilih tubektomi
 Bagaimana pendapatnya tentang tubektomi, termasuk perasaan
takutnya maupun salah pengertian yang belum diselesaikan
 Bagaimana pendapat suami tentang tubektomi dan apa yang telah
diketahui mengenai prosedur tersebut
 Apakah pilihan terhadap tubektomi merupakan keputusan bersama
(didukung oleh suami)
 Apakah keputusan tersebut diambil melalui konseling dan telah
dinyatakan dalam Persetujuan Tindakan Medik
2. Beri dorongan agar klien mau mengutarakan perasaannya dan bertanya
tentang hal-hal yang belum diketahuinya
3. Jelaskan bahwa sebelum prosedur tubektomi akan dilakukan pemeriksaan
fisik dan dalam (bimanual)
4. Periksa apakah klien dalam waktu yang tepat untuk prosedur tubektomi
(interval, pascapersalinan, pascakeguguran)
5. Singkirkan kemungkinan adanya kehamilan (bila konselor adalah staf non
medis, rujuk klien untuk diagnosis)
6. Jelaskan tentang teknik operasi, anastesi lokal dan kemungkinan rasa
sakit atau tidak nyaman selama operasi
7. Tanyakan pada klien bila masih ada hal-hal yang ingin diketahuinya
tentang tubektomi
E. Konseling Pascatindakan
1. Pastikan klien dalam kondisi yang baik untuk menerima informasi dan
jelaskan jalannya dan hasil prosedur tubektomi

Pelatihan Ketrampilan Klinik TMAL 29


Panduan Peserta

Penuntun Belajar Konseling Umum Tubektomi


Kasus
Langkah/Kegiatan
1 2 3 4 5
2. Jelaskan pada klien untuk menjaga agar daerah luka operasi tetap kering
(kemudian berikan lembar Asuhan Mandiri)
3. Yakinkan klien bahwa ia dapat datang kembali setiap saat apabila
diperlukan
4. Jelaskan pada klien, bila terjadi nyeri, perdarahan luka operasi
/pervaginam, demam) segera kembali untuk ditanggulangi
5. Jelaskan pada klien kapan sanggama dapat dilakukan dan jadwal
kunjungan ulang (1 munggu pasca tubektomi)
6. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah diberikan
7. Berikan penjelasan ulang apabila ternyata masih ada informasi atau
instruksi yang belum dimengerti oleh klien
8. Izinkan klien pulang bila kondisinya stabil dan baik

-o-

30 Pelatihan Kletrampilan Klinik TMAL


Panduan Peserta

PENUNTUN BELAJAR
KETRAMPILAN KLINIK TMAL MASA INTERVAL

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
1 - Perlu perbaikan Langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak
sesuai urutannya atau ada langkah yang tidak dilaksanakan
2 - Mampu Langkah-langkah telah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan
urutannya, tetapi penggunaan waktunya belum efisien
3 - Mahir Langkah-langkah telah dilakukan dengan benar, sesuai dengan
urutannya dan waktunya sangat efisien

Nama Peserta : ......................................................................... Tanggal .......: ...........................................

Penuntun Belajar Keterampilan Klinik TMAL Masa Interval


Kasus
Langkah/Kegiatan
1 2 3 4 5
A. Persiapan
a. Instrumen Dan Medikamentosa
1. Periksa kelengkapan alat pemeriksaan bimanual dan manipulator
uterus
2. Periksa kelengkapan peralatan dan medikamentosa untuk tindakan
gawatdarurat/tindakan resusitasi kardiopulmoner
3. Periksa kelengkapan alat dan medimamentosa untuk prosedur TMAL
b. Klien
1. Pastikan klien sudah berkemih, membasuh perut dan lipat paha
2. Instruksikan pada asisten untuk membersihkan rias wajah, gigi palsu
(prothese) dan perhiasan
3. Kaji riwayat penyakit/alergi/penyulit yang tidak terdeteksi sebelumnya
4. Bantu klien ke meja operasi, lakukan komunikasi positif dan
tenangkan klien
5. Instruksikan asisten untuk menyiapkan posisi litotomi dan memeriksa
tanda vital (TD, nadi dan pernafasan)
6. Siapkan alur intravena (wing needle) dan pastikan premedikasi telah
diberikan (30-60 menit oral dan 15 menit parenteral) sebelumnya

Pelatihan Ketrampilan Klinik TMAL 31


Panduan Peserta

Penuntun Belajar Keterampilan Klinik TMAL Masa Interval


Kasus
Langkah/Kegiatan
1 2 3 4 5
7. Lakukan pemeriksaan bimanual dan pemasangan manipulator uterus
 Usapkan antiseptik pada vulva dan luar vagina
 Pasang spekulum hingga serviks terlihat jelas
 Usapkan antiseptik pada ostium dan bibir serviks
 Jepit bibir atas serviks dengan tenakulum
 Pasang manipulator uterus sesuai dengan arah kavum uteri
 Uji hasil pemasangan dan tentukan titik fundus
 Fiksasi tenakulum dan manipulator Ramathibody
 Cabut (lepaskan) dan dekontaminasi spekulum

c. Operator
1. Pakai atribut kamar operasi, kemudian periksa ulang tanda vital klien
2. Cuci tangan hingga siku dengan sabun dan air mengalir, kemudian
bilas dengan alkohol-gliserin
3. Keringkan tangan dengan handuk steril, pakai gaun operasi dan sarung
tangan steril
B. Aseptik-Antiseptik
1. Oleskan larutan antiseptik (povidon iodin) dengan cunam dan kasa
steril secara rotasi (searah jarum jam) mulai dari titik tengah (3 sm dari
tepi atas simfisis) meluas ke tepi lateral perut bawah, lipat paha dan
genitalia eksterna (ulangi sekali lagi)
2. Buang kasa bekas pakai pada tempat yang telah disediakan
3. Persempit lapangan operasi dengan kain penutup steril (berlobang).
Pasang sarung kaki, tautkan kain penutup dengan sarung kaki dan
pakaian operasi klien
C. Anestesi Lokal Dan Membuka Dinding Perut
1. Minta semprit 10 ml berisi lidokain 1%, beritahu klien akan dilakukan
anestesi lokal (lakukan komunikasi alih nyeri/verbokain)
2. Tusukkan jarum pada kulit di titik yang telah ditentukan dan suntikkan
0,5 ml lidokain 1% hingga timbul benjolan pada kulit
3. Regangkan kulit ke kiri dan kanan, tusukkan jarum ke sepanjang
subkutis kanan hingga seluruh panjang jarum. Sambil ditarik ke arah
operator, infiltrasikan 2 ml lidokain 1%
4. Perhatikan agar ujung jarum tidak tercabut, kemudian rubah posisi
jarum (balikkan) ke arah kiri dan tusukkan ke sepanjang subkutis kiri
(ke arah operator) hingga seluruh panjang jarum. Sambil menarik
jarum, infiltrasikan 2 ml lidokain 1%

32 Pelatihan Kletrampilan Klinik TMAL


Panduan Peserta

Penuntun Belajar Keterampilan Klinik TMAL Masa Interval


Kasus
Langkah/Kegiatan
1 2 3 4 5
5. Kontrol gerakan menarik jarum agar ujung jarum tidak tercabut.
Regangkan kulit ke arah atas-bawah, kemudian tusuk jarum ke
sepanjang subkutis atas hingga seluruh panjang jarum. Tarik kembali
jarum suntik sambil menginfiltrasikan 2 ml lidokain 1%
6. Setelah sampai di titik awal, balikkan arah jarum suntik ke bawah
(simfisis), tusukkan sepanjang subkutis bawah hingga ujung terjauh,
kemudian tarik kembali jarum tersebut dan infiltrasikan 2 ml lidokain
1%.
7. Tusukkan jarum dengan arah tegak lurus ke subkutis, lakukan aspirasi,
bila tidak mengenai pembuluh darah, maka infiltrasikan 1,5 ml
lidokain 1%
8. Cabut jarum dan serahkan semprit pada asisten, kemudian uji hasil
anestesi (jepit menggunakan pinset bedah). Bila hasilnya baik, jepit
ujung kanan dan kiri kulit (transversal) menggunakan kocher
9. Angkat kedua kocher, tusukkan ujung pisau bedah (bayonet) pada
ujung kanan, setelah menembus kulit, tarik pisau ke ujung kiri dengan
satu gerakan
10. Masukkan bilah retraktor kemudian lepaskan kocher dan tarik retraktor
ke arah kranial dan kaudal. Bersihkan atau pisahkan subkutis hingga
tampak fascia
11. Minta semprit yang berisi lidokain 1%, tusukkan jarum pada fascia
kemudian infiltrasikan 1,5 ml lidokain 1%. Secara hati-hati, tusukkan
jarum menembus fascia dan setelah mencapai jaringan subfascial,
lakukan aspirasi. Bila ujung jarum tidak mengenai pembuluh darah,
infiltrasikan 2-3 ml lidokain 1%
12. Kembalikan semprit pada asisten, dengan 2 kocher jepit fascia dengan
arah atas-bawah, kemudian gunting fascia diantara kedua kocher.
Perlebar guntingan fascia ke lateral kiri dan kanan hingga tampak otot
rectus abdominalis atau pyramidalis
13. Menggunakan tepi belakang gagang pisau atau kedua bilah retraktor,
pisahkan jaringan otot, kemudian tarik kearah kiri-kanan sehingga tampak
fascia transversalis-peritoneum
 Bila diperlukan, tambahkan salah satu diantara beberapa analgesik
dibawah ini :
 Ketamin HCl 0,5 mg/kg BB (rata-rata 25 mg) I.V
 Tramadol 1-3 mg/kg BB (rata-rata 100 mg) I.V
 Demerol atau Pethidin 1-2 mg/kg BB (rata-rata 50 mg) I.V
(ingat syarat pemberian bahan ini dan ketersediaan antidote)
 Bila analgesik diatas belum dapat menghilangkan nyeri atau
apabila terdapat kesulitan teknik/kelainan anatomik, berikan
anestesia seimbang (balance anesthesia) dengan: Ketamin HCl 1-2
mg/kg BB (rata-rata 50-100 mg) I.V

Pelatihan Ketrampilan Klinik TMAL 33


Panduan Peserta

Penuntun Belajar Keterampilan Klinik TMAL Masa Interval


Kasus
Langkah/Kegiatan
1 2 3 4 5
14. Minta asisten menaikkan uterus (dengan manipulator) ke arah lobang
insisi hingga fascia transversalis-peritoneum menonjol ke atas,
kemudian jepit dengan pinset anatomis
: Bila manuver ini gagal, buka lapis demi lapis (angkat dinding perut
dengan retraktor,
ambil fascia transversalis-peritoneum dengan jalan menjepit dan
melepas secara
bergantian, baru dilakukan pengguntingan).
:Rubah posisi klien menjadi Trendeleberg dengan omentum dan usus
keluar dari rongga pelvis
15. Setelah peritoneum dijepit dengan pean secara aman, lakukan prosedur
transluminasi untuk memastikan tidak ada jaringan lain (intra-
abdomen) yang terjepit
16. Dengan ujung gunting, lakukan pemotongan peritoneum diantara 2
pean sehingga kavum peritoneum terbuka. Perluas pengguntingan ke
arah kranial dan kaudal sehingga dapat dilalui oleh kedua bilah
retraktor
17. Lepaskan jepitan klem pean, tarik retraktor sehingga operator dapat
melakukan orientasi dan visualisasi intra-abdomen
D. Mencapai Dan Oklusi Tuba
1. Minta asisten untuk menggerakkan manipulator uterus agar tampak
kornu-tuba kiri
: Apabila uterus terhalang oleh usus dan omentum maka lakukan
manuver berikut:
 Atur posisi meja operasi menjadi Trendlenburg sehingga usus
dan omentum dapat disisihkan ke arah diafragma (Bila posisi
meja operasi tidak dapat diubah, tinggikan meja di bagian kaki
klien dengan jalan mengganjal kaki meja operasi).
 Menggunakan kasa gulung untuk menyisihkan usus dan omentum
(segera keluarkan kasa tersebut setelah tindakan pada tuba
dapat diselesaikan)
2. Setelah tuba kiri dapat ditampilkan dengan baik, ambil dengan pinset
anatomis dan keluarkan dari kavum pelvis untuk membuktikan
kebenarannya (melihat fimbria)
 : Apabila tuba tidak terlihat, gunakan pengait untuk menampilkan
tuba, sebagai berikut ini:
 Masukkan pengait hingga 2,5 sm di bawah fundus (gunakan
manipulator untuk menampilkan fundus).
 Telusuri dinding belakang uterus, cincin pengait berada di
sebelah depan, kemudian geser pengait ke lateral.
 Bila mencapai dinding lateral uterus, fiksasikan cincin sebagai
sumbu putar, gerakkan ke lateral sambil mengangkat ujung
pengait.

34 Pelatihan Kletrampilan Klinik TMAL


Panduan Peserta

Penuntun Belajar Keterampilan Klinik TMAL Masa Interval


Kasus
Langkah/Kegiatan
1 2 3 4 5
 Bila manuver ini dilakukan secara benar maka cincin atau ujung
pengait akan menampilkan tuba
3. Setelah tuba dapat dipastikan, jepit bagian tengah (pars isthmika)
menggunakan klem Babcock dan buat lengkung tuba (dengan menarik
klem Babcock ke atas)
4. Dengan bantuan pinset anatomis, beberkan mesosalfing, cari bagian
avaskuler pada dasar lengkung tuba, tusukkan jarum jahit untuk
mengikat kedua lengkung tuba dengan benang plain no. 1/0. Lakukan
pengikatan dengan bentuk angka 8 dan simpul kunci
5. Potong tuba diantara simpul dan klem Babcock. Bersihkan rembesan
darah dengan kasa dan perhatikan apakah terjadi perdarahan. Bila
diyakini tidak terjadi perdarahan, potong benang dengan jarak 0,5 sm
dari simpul
6. Lakukan prosedur yang sama (1-5) pada tuba kanan
7. Setelah tindakan pada kedua tuba diselesaikan dan tuba dikembalikan
pada tempatnya semula, perhatikan kondisi kavum pelvis (untuk
meyakinkan tidak terjadi komplikasi). Bersihkan lapangan operasi dari
noda darah, sekret atau cairan.
E. Menutup Dinding Perut
1. Pindahkan retraktor pada lapisan otot, angkat retraktor (agar jaringan
atau omentum masuk ke kavum peritoneum
2. Pindahkan bilah pada lapisan subkutis, jepit fascia rectus abdominalis
dengan kocher (atas dan bawah) dan jahit dengan benang
poliglikolik/kromik 1/0 secara angka 8
3. Dengan bantuan pinset bedah, jepit kulit agar penjahitan subkutis
dengan benang poliglikolik/plain 2/0 atau 1/0 dapat dilakukan dengan
mudah
4. Bersihkan luka operasi dan kulit dengan kasa yang dibasahi larutan
antiseptik (povidon iodin) kemudian pertautkan kulit dengan benang
poliglikolik/plain 1/0 secara matras (Donatti)
 Tutup tempat jahitan menggunakan kasa-larutan antiseptik dan
tambahkan 3 lembar kasa diatasnya lalu rekatkan menggunakan
plester
F. Pencegahan Infeksi
1. Kumpulkan sampah bahan habis pakai dan instrumen, masukkan ke
dalam masing wadah yang mengandung klorin 0,5%

Pelatihan Ketrampilan Klinik TMAL 35


Panduan Peserta

Penuntun Belajar Keterampilan Klinik TMAL Masa Interval


Kasus
Langkah/Kegiatan
1 2 3 4 5
2. Usapkan larutan klorin 0,5% pada benda atau permukaan yang
dicemari darah, cairan atau sekret klien. Biarkan larutan tersebut
selama 10-20 menit.
3. Masukkan tangan ke dalam klorin 0,5 %, bersihkan sarung tangan dan
lepaskan secara terbalik kemudian rendam sarug tangan dalam larutan
tersebut.
4. Lepaskan gaun operasi dan masukkan kedalam wadah yang tersedia
(berisi larutan klorin 0,5%)
5. Cuci tangan dan lengan hingga siku menggunakan sabun atau larutan
antiseptik dan air mengalir. Keringkan tangan dan lengan
menggunakan handuk bersih dan kering
G. Perawatan Dan Nasehat Pasca Tindakan
1. Beritahu klien bahwa prosedur tubektomi sudah selesai dan minta
klien untuk beristirahat untuk pemantauan dan mendapat penjelasan di
ruang pulih
2. Ukur dan nilai tanda vital serta keluhan klien. Minta petugas untuk
mengantar klien ke ruang pulih dan meneruskan pemantauan
3. Buat catatan/laporan jalannya dan hasil prosedur tubektomi
4. Temui klien di ruang pulih dan jelaskan tentang asuhan mandiri,
jadwal kunjungan ulang (1 minggu pascatubektomi), hal-hal yang
harus di waspadai. Berikan instruksi tertulis yang telah disiapkan.
5. Minta petugas untuk melaksanakan perawatan pasca tindakan, memantau
dan memberitahukan saat realimentasi
6. Catat kondisi dan keluhan klien saat pulang

-o-

36 Pelatihan Kletrampilan Klinik TMAL

Anda mungkin juga menyukai