Anda di halaman 1dari 51

DASAR-DASAR

RADIOTERAPI

dr. Muhammad Adi SpRad


RADIOTERAPI
1. Pengertian : 
Radioterapi ( RadiationTherapy ) adalah
suatu spesialisasi klinis yang meng-
gunakan radiasi pengion (ionizing
radiation) baik sinar elektromagnetik
maupun partikel, untuk mengobati
tumor ganas (dan beberapa keadaan/
tumor jinak ).
Onkologi radiasi ( Radiation oncology )
adalah suatu spesialisasi klinis dalam
management kanker (dan tumor lainnya)
dengan menggunakan radiasi pengion
baik secara sendiri, maupun kombinasi
dengan modalitas lain seperti bedah dan
khemoterapi.
 2. Tujuan Radioterapi

Tujuan radioterapi adalah memberikan


dosis radiasi yang tepat pada volume
tumor tertentu untuk membunuh tumor
dengan kerusakan seminimal mungkin
pada jaringan sehat sekitarnya, serta untuk
mencapai kualitas hidup yang baik.
Pemberian radiasi dilakukan sesuai tujuan
yang diinginkan, radikal/kuratif atau paliatif.
 
Radioterapi radikal/kuratif adalah terapi
radiasi dengan tujuan menyembuhkan
penyakit. Radiasi diberikan dengan
dosis tinggi/penuh pada tumor dan
daerah sekitarnya yang diduga sebagai
perluasan mikroskopis.
Radioterapi paliatif adalah terapi radiasi
dengan tujuan meringankan gejala
/keluhan, biasanya pada kasus lanjut.
Dosis yang diberikan lebih rendah kira-
kira 70% dosis kuratif dan lebih singkat
agar efek samping minimal.
 
3. Cara Pemberian Radiasi

Teleterapi / Eksternal
Brakhiterapi :
- Intracaviter
- Interstitiel
- intraluminer
           Konvensional – Manual
           Afterloading
o Terapi internal

 
 
4. Peralatan Radioterapi
1.      Peralatan Utama
2.      Peralatan Penunjang

4.1. Peralatan Utama (main machines)


4.1.1 Generator – Sinar X dan electron
4.1.2 Radioisotop – Sinar gamma
Pesawat sinar-X
Pesawat Superfisial : 50 – 120 kVp, butuh
filter Al
Pesawat Orthovoltage : 150 – 500 kVp, butuh
filter Al, Cu dan Sn.
Betatron
Linear Accelerator ( Linac )- paling populer
Menghasilkan sinar X berenergi sangat
tinggi (mega voltage) untuk tumor-tumor yang
dalam dan partikel electron untuk tumor-
tumor permukaan.
Partikel Elektron
Dose rate dan distribusi isodosis dari
berkas electron bersifat unik dan
berbeda dengan foton. Elektron sangat
baik untuk terapi superficial dan yang
dekat superficial. Pada institusi
pelayanan RT yang maju, kira-kira 15 %
penderita diterapi dengan electron.
  Radioisotop
a. Cobalt-60 :
- energi 1.17 MeV &1.33 MeV
- half-life 5.26 tahun
- untuk tumor yang agak superfisial misalnya
mammae
b. Cesium-137 : - Energi 0.662 MeV
- Untuk tumor superfisial
Bbrp malignitas utama
yang memerlukan terapi
radiasi
Ca. Nasofaring
Ca.cervix uteri
Ca. paru
Ca. payudara
Ca. lidah
Limfoma
Sarcoma jar.lunak, dll
TEHNIK RADIASI
Lapangan radiasi
Harus memperhatikan tumor lokal dan
perluasan regionalnya.
Arah radiasi
1. Stationer
2. Lapangan multiple
3. Radiasi Rotasi
1. Stationer
- Radiasi satu lapangan :
untuk tumor-tumor permukaan. Juga pada
radiasi electron. Mis : tumor kulit.
- Radiasi 2 lapangan plan parallel :
untuk tumor-tumor yang dalam. Sumbu
radiasi parallel/berhimpitan. Mis : tumor
nasofaring.
- Radiasi 2 lapangan tangensial :
untuk tumor-tumor yang agak permukaan dan
luas. Sumbu radiasi saling berpotongan. Mis :
tumor mammae.
2. Lapangan multiple
Lapangan radiasi lebih dari 2,
semuanya mengarah ke tumor dengan
sumbu saling berpotongan satu dengan
yang lain. Jaringan sehat lebih sedikit
mendapatkan dosis radiasi, tetapi tehnik
kurang efisien.
3. Radiasi Rotasi
Sumber radiasi mengelilingi tubuh
penderita, dan radiasi mengarah ke
tumor di dalam tubuh. Dengan tehnik
rotational conformal therapy yang
tengah dikembangkan, dimungkinkan
radiasi mengikuti kontur tumor sehingga
jaringan sehat lebih sedikit menerima
radiasi.
Satuan dosis radiasi
Grey (Gy) atau cGy
(1 Gy = 100 cGy)
Rad (radiation absorbed dose)—
(1 rad = 1 cGy)= absorbsi energi 100 erg per 1
gr zat
o Ci atau mCi untuk radiasi internal dgn
radioaktif

Sekarang rad sdh jarang digunakan!


   Dosis dan Waktu Radiasi
Harus diperhatikan : Dosis total, waktu dan
jumlah fraksi.
Dosis total memperhatikan : - jenis tumor
- tujuan / target
Tumor yang sangat sensitive:3000–4000 cGy
dalam waktu 3-4 minggu.
Tumor yang sensitif : 4000- 5000 cGy
dalam waktu 4-5 minggu.
Tumor yang kurang sensitif : 5000 - 6000 cGy
dalam waktu 5-6 minggu / atau lebih.
Kombinasi waktu, dosis dan fraksinasi
menghasilkan cara-cara radiasi :
Radiasi konvensional 1 x 200 cGy/hari, 5 x
/minggu
Radiasi hiperfraksinasi 2x 115 cGy/hari, 5
x /minggu
Accelerated fractination 2 x 150 – 200
cGy/hari, 5 kali/minggu
Interval waktu pemberian antar fraksi
minimum 4 jam.
DASAR BIOLOGI RADIOTERAPI
-Interaksi radiasi dengan jar. Biologik
Foton atau partikel=> absorbsi energi
oleh jaringan => ionisasi(thp fisika)
=> radikal bebas (thp kimiawi) =>
perubahan enzimatik (thp biokimiawi)
=> efek biologik
-Target utama kerusakan sel adalah atom
atom DNA
KONSEP 4R SBG DASAR
FRAKSINASI
1. Redistribusi
Radiasi Pertama 
kematian sbgn sel
Sel yang masih hidup
memasuki fase berikutnya
yg bersifat sensitif radiasi.
Sel-sel dlm akhir fase S
lbh resisten dibanding
dengan sel-sel fase G2
atau M
2. Repopulasi
Jar.normal: mekanisme sel mati
seimbang dgn sel baru.
Penurunan sel berlebihan
kompensasinya mempertinggi prod.sel.
3 mekanisme mencapai tujuan tsb :
 Memperpendek daur sel spt pd usus
halus dan kulit
 Mengikutsertakan sel-sel yg sdg
istirahat masuk ke dlm siklus sel
seperti pd sel hati.
 Mempertinggi kecepatan produksi sel
seperti pada sum-sum tulang.
3. Reparasi
Setelah pemberian radiasi, sebagian sel
mengalami kematian/letal dan sebagian
subletal. Pemulihan pd sel-sel yg
subletal memerlukan waktu 4-6 jam.
4. Reoksigenasi
Tekanan O2_dlm jaringan merupakan
faktor penentu kepekaan tumor thd
radiasi. Sel hipoksik lbh resisten
dibanding sel oksik. Fraksi sel hipoksik
pd tumor bervariasi(rata-rata 10-15%).
Reoksigenasi sel-sel yg hipoksik pd
saat radiasi mengalami oksigenasi pd
fase berikutnya dan menjadi sensitif.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON
RADIASI
1. Sensitifitas sel : Hukum Bergonie
Tribondeau
2. Asal sel/jaringan :
 Sangat sensitif mis : gonad, sistem
hemopoetik, limfoid.
 Cukup sensitif mis : kulit, mukosa,
mikrovaskuler, tlg rawan yg sedang
tumbuh, sel-sel saraf pusat, kornea.
 Kurang sensitif mis: pembuluh darah
besar, tulang, otot.
 Sangat kurang sensitif mis : jaringan ikat.
Asal sel menentukan radiosensitifitas,
contohnya :
- Tumor sangat sensitif :
- Seminoma testis
- Disgerminoma ovarii
- Limfoma maligna
- Wilm’s tumor
- Leukemia Limfositik Akut
- Tumor kurang sensitif :
- fibrosarkoma
- osteosarkoma
- chondrosarcoma

3. Oksigenasi jaringan
Semakin tinggi oksigenasi jaringan
semakin sensitif terhadap radiasi.
4. Temperatur
Pemanasan 410 C mempertinggi respon radiasi.
Kombinasi radioterapi dengan hipertermia
dimaksudkan untuk meningkatkan respon radiasi.

5. Bahan-bahan kimia :
- Radiosensitizer  mesonidazole /

metronidazole.
- Radioprotektor  gugus sulfa-hydril yaitu
cystein, glutathion.

6. Hormon, dapat meningkatkan tapi juga dapat


menurunkan respon.
TOLERANSI JARINGAN SEHAT
Dosis 2 Gy perhari (Dobbs dkk 1991):
Whole brain : 50-55 Gy ( kerusakan
nervus optikus)
Medulla spinalis : 44 Gy
Plexus brachialis : 50 Gy (neuritis,
hilangnya fungsi
lengan)
Whole lungs : 20 Gy ( 25-30 Gy–
pneumonitis)
Part lung : 40-50 Gy
(irreversible fibrosis)
Pericardium : 40 Gy
Whole liver : 20-30 Gy
Thyroid gland : 30 Gy
Kulit : 55 Gy, alopesia
Parotid gland : 10 Gy; kering
sementara, 40 Gy
kering lama
Both kidney : 20 Gy
Menurut IRCP 1990 :
-Ovary : 2-6 Gy;sterilitas permanen
-Testes : 3-4 Gy;sterilitas permanen
-Lensa mata : 5-10 Gy; katarak
KOMBINASI RADIOTERAPI DENGAN
MODALITAS LAIN
1. Radioterapi prabedah
Tujuan :
a. Mencegah residif lokal
b. Mecegah metastasis jauh akibat
manipulasi operasi
c. Memudahkan tindakan operasi
dengan mengecilkan tumor
d. Meningkatkan operabilitas untuk tumor
yang operabilitasnya diragukan
Indikasi :
a. Tumor yang punya potensi tinggi
untuk kambuh/residif pada tindakan
operasi saja.
b. Tumor yang potensil metastasis jauh
akibat manipulasi operasi
c. Operabilitas tumor diragukan
Dosis radiasi :
Umumnya berkisar antara 2000-4000 cGy
Kemungkinan penyulit :
1. Durante operasi :
- Sukar membedakan batas tumor-
jaringan sehat akibat reaksi akut
seperti edema dan hiperemi
2. Pasca operasi
Penyembuhan luka operasi bisa
melambat akibat reaksi jaringan
sehat/kulit.
Mencegah penyulit :
a. Dosis radiasi prabedah rendah kl.
2000Gy – tdk memberi edema yang
manifest./hiperemis ringan (periode
tunggu 2-4 minggu)
b. Pada dosis sedang 3000-4000Gy
atau tinggi 5000Gy diperlukan periode
menunggu sebelum operasi sampai
gejala akut hilang tetapi belum ada
gejala fibrosis (periode tunggu 5-8
minggu)
RADIOTERAPI PASCAOPERASI
Tujuan : mencegah/mengurangi residif
lokal atau regional.
Indikasi :
1. Tumor yang mempunyai potensi
tinggi untuk residif lokal maupun
regional.
2. Pada sediaan PA postoperasi, tepi
sayatan tidak bebas tumor.
3. Pada saat operasi terjadi pencemaran
tumor bed karena tumor pecah.
4. Pada waktu operasi tumor tidak bisa
diangkat semua.
Dosis : -Tumor sangat sensitif : 3000-
4000cGy
-Tumor sensitif : 4500-5000cGy

Penyulit :
-Gangguan penyembuhan luka
-Fibrosis
Mecegah penyulit : radiasi dimulai segera
setelah luka operasi kering.
Radiasi sandwich  pemberian radiasi
preoperasi – operasi– radiasi lagi

Untuk kepentingan radiasi postoperasi


(mis pada kasus ca.rekti) mk, ahli bedah
sebaiknya meninggalkan klip logam
steril pada daerah tumor agar mudah
dikenali dengan foto.
KOMBINASI RADIOTERAPI-KEMOTERAPI

Tujuan :

Meningkatkan hasil pengobatan untuk


menurunkan residif lokal maupun metastais
jauh.
Indikasi :
1. Tumor radiosensitif tetapi cenderung
metastasis jauh misalnya ca.paru
small cell.
2. Keganasan bersifat sistemik, responsif
terhadap kemoterapi tetapi ada
hambatan distribusi obat ke salah satu
organ mis : LLA-leukemia limfositik
akut yang infiltrasi ke otak.
3. Tumor lokal yang besar dan luas yang
tidak bisa diatasi dgn radiasi saja.
Berbagai Kombinasi
Radioterapi dan
kemoterapi
Neoadjuvant chemotherapy
Concurrent/ concomitant
chemoirradiation
Adjuvant chemotherapy
Neo adjuvant
Chemotherapy
Chemotherapy diberikan lebih dahulu
beberapa seri dgn interval tertentu, kmd
dilanjutkan dengan radioterapi
Bertujuan mengecilkan massa tumor
dan mengatasi metastasis jauh
Concomitant/
Concurrent
Chemoirradiation
Kemoterapi diberikan bersamaan dgn
radiasi
Umumnya dosis kemoterapi yg
diberikan lebih rendah
Biasanya sebagai radiosensitizer
Adjuvant Chemotherapy
Kemoterapi diberikan setelah radiasi
selesai
Tujuan : mengatasi kemungkinan
metastasis jauh dan meningkatkan
kontrol lokal
Efek Samping Radiasi
Gejala umum pd pasien : lemas, mual,
muntah, sakit kepala dll tergantung
pada dosis, luas lapangan, area yg
diradiasi, sensitivitas pasien
Efek samping akut : terjadi selama
radiasi - beberapa minggu setelah
radiasi selesai misalnya mucositis,
hiperpigmentasi, dermatitis
Efek samping
Efek samping lambat/ kronis (late effect)
: terjadi beberapa bulan - tahun setelah
radiasi; bisa terjadi pada berbagai organ
teradiasi sep. teleangiectasis pd kulit,
fibrosis pd paru & sal.cerna, anemia
aplastik pd sistem hemopoetik, myelitis
pd sistem saraf dll
PENILAIAN HASIL RADIOTERAPI
Parameter respon radiasi dinilai dalam
hal:
a. Respon lokal :
- komplit
- inkomplit
- no respon
- progressif
b. Respon sistemik dan kualitas hidup
c. Angka residif
d. Survival rate
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai